Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA PETROFISIKA

PERCOBAAN IV

PENGUKURAN SATURASI

(Saturation Measurement)

OLEH:

ACHMAD ZIDAN FALUTI

101320135

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI

UNIVERSITAS PERTAMINA

JAKARTA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 1.1-2


BAB I .............................................................................................................. 1.1-3
PENGUKURAN SATURASI (Saturation Measurement) ..................................... 1.1-3
1.1. Tujuan Praktikum ............................................................................. 1.1-3
1.2. Teori Dasar ...................................................................................... 1.2-3
BAB II ............................................................................................................. 1.2-5
METODOLOGI ................................................................................................ 1.2-5
2.1 Alat dan Bahan .................................................................................... 1.2-5
2.2 Prosedur Percobaan Dean and Stark Apparatus ................................... 1.2-6
BAB III ............................................................................................................ 1.2-9
DATA DAN HASIL PERCOBAAN ....................................................................... 1.2-9
3.1. Data Yang Diketahui ......................................................................... 1.2-9
3.2. Hasil Observasi ............................................................................... 1.2-10
3.3. PENGUJIAN SATURASI FLUIDA Dean and Stark Apparatus .............. 1.2-11
BAB IV .......................................................................................................... 1.2-15
PEMBAHASAN .............................................................................................. 1.2-15
BAB V ........................................................................................................... 1.2-19
KESIMPULAN................................................................................................ 1.2-19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 1.2-20
BAB I

PENGUKURAN SATURASI (Saturation Measurement)

1.1. Tujuan Praktikum

1. Menentukan nilai Volume Total Pori pada masing-masing sampel


2. Menentukan besar Porositas pada masing-masing sampel
3. Menentukan besar persentase saturasi oil movable dan saturasi oil residual
berdasarkan timbangan
4. Menentukan besar persentase saturasi oil movable dan saturasi oil residual
berdasarkan volume fluida

1.2.Teori Dasar

Saturasi fluida didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida


spesifik terhadap jumlah volume pori-pori.
Ruang pori-pori batuan reservoir mengandung fluida yang biasanya terdiri
dari air,gas, dan minyak. Untuk mengetahui jumlah masing-masing fluida,
maka perlu diketahui saturasi masing-masing fluida dan jumlah volume pori.
Umumnya pada formasi zona minyak kandungan air dalam formasi tersebut
dinamakan Initial Water atau Connate Water yang didefinisikan sebagai air
yang tertinggal didalam formasi pada saat reservoir terbentuk. Dalam
perumusan sebagai berikut :
𝑉𝑤
𝑆𝑤 = … … 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐼
𝑉𝑝
𝑉𝑔
𝑆𝑔 = … … . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐼𝐼
𝑉𝑝
𝑉𝑜
𝑆𝑜 = … … . . 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐼𝐼𝐼
𝑉𝑝
1 = 𝑆𝑤 + 𝑆𝑔 + 𝑆𝑜 … … 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐼𝑉
Dimana :
Sw : Saturasi air
So : Saturasi minyak
Sg : Saturasi gas
Vp:Jumlah Volume Pori-pori (cc)
Vo : Volume minyak (cc)
Vg : Volume gas (cc)
Vw : Volume air (cc)
Ketika pengaruh proses geologi, kapilaritas, sifat batuan reservoir dan sifat
fluida yang akan mengakibatkan adanya sejumlah fluida reservoir yang akan
mengakibatkan adanya sejumlah fluida yang tidak dapat dikeluarkan dan dalam
reservoir. Volume fluida tersebut dinyatakan sebagai Irreducible Water
Saturation.
Saturasi fluida dalam reservoir sangat jarang akan konstan. Air dapat masuk
kedalam reservoir secara alami dari akuifer yang berdekatan atau dengan
diinjeksikan dengan fluida. Saturasi minyak akan berkurang dengan seiringnya
produksi minyak dan pergantian minyak dengan fluida lain seperti air. Saturasi
gas dapat meningkat apabila diinjeksikan gas ke dalam reservoir atau karena
gas berevolusi secara alami dari minyak Ketika tekanan turun. Oleh karena itu,
saturasi fluida yang berbeda dalam reservoir diukur secara berkala dengan
digunakannya berbagai metode yang telah ada.
 Dengan alat permeameter, suatu alat ukur yang menggunakan gas
 Dengan penaksiran kehilangan air sirkulasi selama pemboran
 Dari kecepatan/laju pemboran
 Berdasarkan test produksi terhadap peurunan tekanan dasar lubang
(bottom-hole pressure decline)

Saturasi dalam fluida reservoir sangat bervariasi dari suatu tempat ke tempat
yang lain karena kumulatif produksi minyak. Jika minyak diproduksi, maka
posisi minyak dalam reservoir akan digantikan oleh air dan gas, oleh karena itu
akan adanya perubahan pada saturasi minyak dalam suatu formasi.

Dalam pengukuran saturasi fluida di laboratorium dapat ditentukan dengan


beberapa metode yaitu :

 Metode penjenuhan (Rethort Summation Method)


 Distilasi Vacum (Vacum Distilation Method)
 Metode Dean and Stark
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1. Alat
1. Dean and Stark Apparatus
2. Timbangan Digital
3. Stopwatch
4. Jangka Sorong
5. Condenser
6. Electric Heater

2.1.2. Bahan
1. Core Sample
2. Kerosin
3. White Lithium Grease
4. Air
2.2 Prosedur Percobaan Dean and Stark Apparatus

2.2.1. Pengujian

Percobaan Dimulai

Melakukan pengukuran
dimensi pada Core sample
dengan jangka sorong

Menimbang berat pada core


sample

Hasil pengukuran
dicatat

Menjenuhkan Core Sample


dengan Kerosene

Mengisi Solvent air sebanyak


100-150mL kedalam labu
Dean and Stark

Mengoleskan Grease ke sisi


dari dalam labu
Setelah Core tersaturasi
dengan kerosene, Core
diangkat dan ditimbang

Hasil pengukuran
dicatat

Core dimasukkan kedalam unit Dean


and Stark dengan posisi miring

Mengoleskan Grease ke sisi luar rangkaian


unit dan eratkan antar rangkaian

Apakah seluruh
tidak
rangkaian unit Dean
and Stark terpasang
sempurna?

Ya

Menambahkan penjepit ke sambungan


rangkaian

Menghidupkan Electric Heater


Menyalakan Stopwatch

Menyalakan Pompa hingga air


mengalir kedalam rangkaian
Dean and Stark

Mematikan Electric Heater.

Mengeluarkan air dan minyak yang


tertampung didalam gelas ukur

Mencabut rangkaian Dean and Stark

Mengeluarkan Core dari rangkaian Dean


and Stark

Core ditimbang Kembali sebagai data W3

Hasil pengukuran
dicatat

Percobaan Diakhiri
BAB III

DATA DAN HASIL PERCOBAAN

3.1. Data Yang Diketahui


Pengujian Pengukuran Saturasi dilakukan di Laboratorium Analisa Fluida
Reservoir dan Petrofisika dengan kondisi ruangan:
-Tekanan udara = 1 atm
-Temperature udara = 20 ºC

Menggunakan alat Dean and Stark distillation Apparatus

Pengujian dimulai dengan mencatat data sampel core kering. Sampel yang diuji
adalah sampel core berbentuk silinder berdiameter 1.5 inch dengan rincian
- Sampel C : berat kering 128.24 gr dengan volume bulk 62.6 cc
- Sampel E : berat kering 118.44 gr dengan volume bulk 69.47 cc
- Sampel H : berat kering 123.72 gr dengan volume bulk 64.5 cc

Langkah selanjutnya adalah menjenuhkan sampel dengan kerosene dengan cara


menenggelamkan sampel ke dalam kerosene. Sampel yang dianggap telah terisi
seluruh porinya oleh kerosene ditimbang beratnya kemudian dimasukkan ke dalam
rangkaian alat dengan solvent air tawar (fresh water) di dalam flask.
Rangkaian berisi sampel jenuh dipanaskan selama 30 sambil mencatat kumulatif
volume kerosene yang tertampung di trap. Setelah pengujian selesai, core yang
telah diuji ditimbang kembali beratnya.
3.2. Hasil Observasi
Tabel 1. Data Hasil Uji Sampel
Sampel Volume Berat Berat Berat Core Waktu Kumulatif
ID Bulk Core Core Setelah Pengujian Kerosene Trap @
Kering Jenuh Pengujian Waktu Pengujian
(W1) Kerosene (W3)
(W2)
cc gr gr gr menit mL
C 62.6 128.24 136 133.35 30 0.6
E 69.47 118.44 126.47 125.31 30 0.8
G 64.5 123.72 133.6 131.6 30 0.5

Catatan :
 Teramati adanya sejumlah kerosene diatas timbangan setelah menimbang
core
 Teramati adanya bercak fluida yang mengambang diatas air didalam Flask
saat pengujian
 Tercium adanya aroma tipis kerosene didalam Flask setelah pengujian
3.3. PENGUJIAN SATURASI FLUIDA Dean and Stark Apparatus
Tabel 2. Perhitungan Volume Pori Total

No I.D Berat Core Berat Core Volume


Jenuh Kering Pori Total
Kerosene (W1) (cc)
(W2) (gr)
(gr)
1 C 136 128.24 9.35
2 E 126.47 118.44 9.67
3 G 133.6 123.72 11.90
Keterangan
𝜌𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑒 = 0.83 𝑔𝑟. 𝑐𝑐 −1
Rumus:
𝑊2 −𝑊1
 𝑉𝑝 = 𝜌
𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑒

Perhitungan:

1. Sampel C
136𝑔𝑟−128.24 𝑔𝑟
 𝑉𝑝 = = 9.35𝑐𝑐
0.83 𝑔𝑟/𝑐𝑐

2. Sampel E
126.47𝑔𝑟−118.44𝑔𝑟
 𝑉𝑝 = = 9.67𝑐𝑐
0.83 𝑔𝑟/𝑐𝑐

3. Sampel G
133.6𝑔𝑟−123.72𝑔𝑟
 𝑉𝑃 = = 11.90𝑐𝑐
0.83𝑔𝑟/𝑐𝑐
Tabel 3. Perhitungan porositas

No I.D Berat Core Berat Core Volume Volume 𝜑


Jenuh Kering Pori Total Bulk (%)
Kerosene (W1) (cc) (cc)
(W2) (gr)
(gr)
1 C 136 128.24 9.35 62.60 14.90
2 E 126.47 118.44 9.67 69.47 13.90
3 G 133.6 123.72 11.90 64.50 18.40

Keterangan :

𝜌𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑒 = 0.83 𝑔𝑟/𝑐𝑐

Rumus :

𝑉
- 𝜑 = 𝑉𝑝
𝑏

Perhitungan 𝜑 :

- Sampel C :
𝑉𝑝 9.35 𝑐𝑐
 𝜑= = = 0.149 = 14.90% (𝐹𝑎𝑖𝑟)
𝑉𝑏 62.60 𝑐𝑐

- Sampel E
𝑉 9.67 𝑐𝑐
 𝜑 = 𝑉𝑝 = 69.47 𝑐𝑐 = 0.139 = 13.90% (𝐹𝑎𝑖𝑟)
𝑏

- Sampel G
𝑉 11.90 𝑐𝑐
 𝜑 = 𝑉𝑝 = 64.50 𝑐𝑐 = 0.184 = 18.40% (𝐺𝑜𝑜𝑑)
𝑏
Tabel 4. Perhitungan Saturasi Oil Movable dan Saturasi Oil Residual

TIMBANGAN
No Sampel Berat Berat Berat Kumulatif Saturasi Saturasi
Id Core Core Core Kerosene Oil Oil
Kering Jenuh Setelah Trap @ Moveable Residual
(W1) Kerosene Pengujian Waktu (%) (%)
(gr) (W2) (W3) Pengujian
(gr) (gr) (mL)
1. C 128.24 136.00 133.35 0.6 34.15 65.85
2. E 118.44 126.47 125.31 0.8 14.45 85.55
3. G 123.72 133.60 131.16 0.5 24.69 75.31
VOLUME FLUIDA
No Sampel Berat Berat Berat Kumulatif Saturasi Saturasi
Id Core Core Core Kerosene Oil Oil
Kering Jenuh Setelah Trap @ Moveable Residual
(W1) Kerosene Pengujian Waktu (%) (%)
(gr) (W2) (W3) Pengujian
(gr) (gr) (mL)
1. C 128.24 136.00 133.35 0.6 6.41 93.59
2. E 118.44 126.47 125.31 0.8 8.26 91.74
3. G 123.72 133.60 131.16 0.5 4.20 95.80
Catatan :

𝜌𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑒 = 0.83 𝑔𝑟/𝑐𝑐

Rumus :

𝑊2 −𝑊3 𝜌 𝑓 𝑊 −𝑊 𝑓 𝜌
- 𝑆𝑜𝑚 = 𝑥 𝑊 −𝑊 = 𝑊2 −𝑊3 dan 𝑆𝑜𝑚 = 𝑉𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑒 𝑥 𝑊 −𝑊
𝜌𝑓 2 1 2 1 2 1

- 𝑆𝑜𝑟 = 1 − 𝑆𝑜𝑚

Perhitungan pada Timbangan :

- Sampel C :
𝑊 −𝑊 136 𝑔𝑟−133.35 𝑔𝑟
 𝑆𝑜𝑚 = 𝑊2 −𝑊3 = 136 𝑔𝑟−128.24 𝑔𝑟 = 0.3415 = 34.15%
2 1

 𝑆𝑜𝑟 = 1 − 𝑆𝑜𝑚 = 100% − 34.15% = 65.85%


- Sampel E :
𝑊 −𝑊 126.47 𝑔𝑟−125.31 𝑔𝑟
 𝑆𝑜𝑚 = 𝑊2 −𝑊3 = 126.47 𝑔𝑟−118.44 𝑔𝑟 = 0.1445 = 14.45%
2 1

 𝑆𝑜𝑟 = 1 − 𝑆𝑜𝑚 = 100% − 14.45% = 85.55%


- Sampel G :
𝑊 −𝑊 133.6𝑔𝑟−131.16 𝑔𝑟
 𝑆𝑜𝑚 = 𝑊2 −𝑊3 = 133.6 𝑔𝑟−123.72𝑔𝑟 = 0.2469 = 24.69%
2 1

 𝑆𝑜𝑟 = 1 − 𝑆𝑜𝑚 = 100% − 24.69% = 75.31%

Perhitungan pada Volume Fluida

- Sampel C :
0.83 𝑔𝑟/𝑐𝑐
 𝑆𝑜𝑚 = 0.6𝑐𝑐 𝑥 136𝑔𝑟−128.24𝑔𝑟 = 0.0641 = 6.41%

 𝑆𝑜𝑟 = 1 − 𝑆𝑜𝑚 = 100% − 6.41% = 93.59%


- Sampel E :
0.83 𝑔𝑟/𝑐𝑐
 𝑆𝑜𝑚 = 0.8𝑐𝑐 𝑥 126.47 𝑔𝑟−118.44𝑔𝑟 = 0.0826 = 8.26%

 𝑆𝑜𝑟 = 1 − 𝑆𝑜𝑚 = 100% − 8.26% = 91.74%


- Sampel G :
0.83 𝑔𝑟/𝑐𝑐
 𝑆𝑜𝑚 = 0.5𝑐𝑐 𝑥 133.6 𝑔𝑟−123.72 𝑔𝑟 = 0.0420 = 4.20%

 𝑆𝑜𝑟 = 1 − 𝑆𝑜𝑚 = 100% − 4.20% = 95.80%


BAB IV

PEMBAHASAN

Saturasi fluida dapat dimaknai dengan perbandingan antara volume total


pori dengan volume fluida spesifik, dalam hal ini fluida yang sering digunakan
adalah air,gas, dan minyak. Apabila pada pori suatu batuan hanya berisi fluida
air,gas dan fluida maka berlaku persamaan IV diatas. Dalam saturasi fluida
terdapat juga pengaruh eksternal seperti proses geologi, kapilaritas, dan sifat
batuan reservoir itu sendiri yang mengakibatkan sejumlah fluida tidak dapat
dikeluarkan dari reservoir, fluida yang tidak dapat dikeluarkan dari reservoir
itulah yang dinamakan Irreducible Water Saturation atau Swirr, Swirr terjadi
apabila saturasi air menjadi immobile, karena saat akumulasi hidrokarbon
terjadi kedalam reservoir, pada hal ini saturasi air juga akan mengalami
penurunan dari 5% hingga 40% dan akan tercapai harga saturasi terkecil yang
tidak dapat dikeluarkan oleh pori pada batuan. Dalam dunia perminyakan,
saturasi fluida dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari Rotary System
Drilling yang menggunakan Oil Base Mud(OBM) atau Water Base Mud(WBM)
pada formasi, dimana tekanan mud akan lebih kecil daripada tekanan pada
formasi, karena adanya perbedaan tekanan maka menyebabkan mud dan mud
filtrat masuk ke dalam formasi secara seketika, oleh karena itu, Displacement
minyak dan Interstitial air terjadi. Lalu kegunaan Core dalam fluida akan
menentukan saturasi fluida pada core diperoleh dari Rotary Drilling
menggunakan Oil Base Mud(OBM) cenderung akan memberikan hasil saturasi
pada air yang lebih akurat dibandingkan menggunakan Water Base Mud.
Pada percobaan pengukuran Saturasi, digunakan alat-alat seperti Dean and
Stark Apparatus, timbangan digital, stopwatch, jangka sorong, condenser, dan
Electric Heater. Lalu pada percobaan pengukuran saturasi juga digunakan
bahan-bahannya yaitu Core Sample, Kerosene, White Lithium Grease, dan Air.
Untuk Dean and Stark Apparatus digunakan karena bersifat Non Destructive to
Core Sample atau tidak akan merusak Core. Lalu jangka sorong sebagai alat
pengukur dimensi Panjang dan lebar dari core yang akan diujikan, pada
perhitungan didapatkan dimensi lebar silinder sebesar 1.5 inch untuk semua
core sample. Selanjutnya juga digunakan Timbangan digital untuk mengukur
berat pada core dari kering hingga sudah terjenuhkan, didapatkan nilai berat
kering pada masing-masing core sebesar 128.24 gr untuk Sampel C, 118.44 gr
untuk sampel E, dan 123.72 gr untuk sampel G. Lalu didapatkan juga data hasil
pengujian pada berat core yang sudah terjenuhkan oleh kerosene masing-
masing sebesar 136 gr untuk Sampel C, 126.47 gr untuk sampel E, dan 133.6 gr
untuk sampel G. Terdapat juga stopwatch untuk menghitung waktu pengujian.
Selanjutnya bahan yang digunakan terdapat White Lithium Grease yang
berfungsi sebagai perekat antara core dan rangkaian Dean and Stark.
Pada percobaan pengukuran saturasi, Langkah-langkah diawali dengan
mengukur dimensi sampel core dengan jangka sorong, dengan mengukur
dimensi Panjang dan tinggi sampel core dan didapatkan hasil pada masing-
masing sampel sebesar 1.5 inch setelah itu maka kita bisa mendapatkan data
masing-masing volume bulk pada sampel dan didapatkan nilai volume bulk
sebesar 62. 6cc, 69.47cc, dan 64.5cc, dan mengukur berat core dengan
timbangan digital sebelum core dijenuhkan dengan kerosene dan didapatkan
nilai pada masing-masing sampel sebesar 128.24 gr,118.44 gr, dan 123.72 gr.
Lalu core dijenuhkan, dan selanjutnya adalah memasukkan air sebanyak 100-
150mL kedalam labu Dean and Stark dan memberikan grease pada sisi labu
agar saat penyusunan rangkaian dapat tersusun dengan bagus. Setelah itu core
diangkat setelah dijenuhkan dan core Kembali ditimbang menggunakan
timbangan digital sebagai data pada W2 dan didapatkan Kembali data berat core
setelah terjenuhkan pada masing-masing sampel sebesar 136 gr, 126.47 gr, dan
133.6 gr. Lalu core akan dimasukkan kedalam rangkaian Dean and Stark akan
tetapi core sedikit dimiringkan dan dioleskan Kembali grease agar lebih
mengeratkan terhadap rangkaian Dean and Stark, ditambahkan juga penjepit
kepada rangkaian agar menjaga sambungan dengan baik terhadap rangkaian.
Selanjutnya air dan sampel core dipanaskan dengan cara menyalakan pompa
hingga air mengalir ke rangkaian. Selama proses berlangsung dinyalakan juga
stopwatch agar kita mendapatkan dimensi waktu saat core sampel dipanaskan
pada percobaan ini didapatkan dimensi waktu pengujian sebesar 30 menit pada
masing-masing core sampel, apabila pada volume air dan minyak sudah
tertampung didalam water trap maka dapat dipastikan cukup pada percobaan
dan electric heater dimatikan agar dapat mendinginkan sampel core. Setelah
selesai, didapatkan data pada kumulatif kerosene trap dengan masing-masing
sampel didapatkan nilai sebesar 0.6mL, 0.8mL, dan 0.5 mL. Dan mencabut juga
rangkaian Dean and Stark, dan selanjutnya dikeluarkan core dan timbang
Kembali core sebagai data berat core setelah pengujian atau W3 dan didapatkan
nilai pada W3 pada masing-masing core sebesar 133.35 gr, 125.31 gr, dan
131.16 gr. Lalu apabila kita sudah mendapatkan data yang nantinya akan kita
kalkulasikan dengan rumus yang ada, maka kita juga bisa menganalisis core
sampel tersebut. Dimulai dengan perhitungan terhadap volume pori dimana
perbandingan perbedaan antara berat setelah terjenuhkan oleh kerosene dan
berat kering dengan berat jenis pada kerosene maka didapatkan pada masing-
masing sebesar 9.37cc, 9.67cc, dan 11.90cc. setelah mendapatkan nilai volume
pori-pori total maka kita dapat mencari dan menganalisis porositas pada core
sampel, dan didapatkan nilai masing-masing porositas pada core sebesar
14.90%, 13.90%, dan 18.40% jika dianalisis maka ketiga core sample ini
memiliki nilai porositas rata-rata yang baik. Dan terakhir kita dapat mencari
nilai Saturation Oil Moveable dan Residualnya, saturasi kerosene moveable
juga didefinisikan sebagai saturasi yang dapat bergerak mengalir dan berkaitan
dengan fluida yang mengalir didalam formasi dan residual sendiri adalah fluida
yang tersisa dicore setelah pengukuran dilakukan. Didapatkan nilai masing-
masing parameter pada masing-masing sampel dengan digunakan data pada
hasil timbangan sebesar 34.15% dan 65.85%, 14.45% dan 85.55%, dan, 24.69%
dan 75.31%. pada percobaan ini juga digunakan volume kerosene untuk
menghitung saturasinya dan pada perhitungannya didapatkan hasilnya sebesar
6.41% dan 93.59%, 8.26% dan 91.74%, dan, 4.20% dan 95.80%. analisis yang
saya dapatkan dari nilai yang telah didapatkan yang berarti sangat tinggi
persentase dari saturasi residual yang berarti apabila merujuk dari definisinya
adalah kerosene yang terdapat didalam core tidak bisa terdorong lagi maka
dapat disimpulkan sangat tinggi kerosene didalam core tidak bisa terdorong lagi
karena persentase residualnya yang tinggi.
Dalam percobaan pengukuran saturasi dapat juga terjadi kesalahan yang
mungkin bisa terjadi adalah ketidakakuratan alat yang bisa menyebabkan tidak
kesesuaian perhitungan dengan teori yang ada. Pada dunia perminyakan,
aplikasi saturasi digunakan untuk mengukur cadangan hidrokarbon dengan
volumetrik yaitu Original Oil in Place dan Original Gas in Place.
BAB V

KESIMPULAN

1. Volume total pori yang didapatkan pada masing-masing sampel adalah :


o C : 9.35 cc
o E : 9.67 cc
o G : 11.90 cc
2. Porositas yang didapatkan pada masing-masing sampel adalah :
o C : 14.90 %
o E : 13.90 %
o G : 18.40 %
3. Saturasi Oil Moveable dan Saturasi Oil Residual yang diukur berdasarkan
timbangan masing-masing sampel adalah :
o C : 34.15 % -C : 65.85 %
o E : 14.45 % -E : 85.55 %
o G : 24.69 % -G : 75.30%
4. Saturasi Oil Moveable dan Saturasi Oil Residual yang diukur berdasarkan
Volume Fluida masing-masing sampel adalah :
o C : 6.41 % -C : 93.59 %
o E : 8.26 % -E : 91.74 %
o G : 4.20 % -G : 95.80 %
DAFTAR PUSTAKA

Abu-Khamsin, D. (2004). Basic Properties of Reservoir Rocks. Dharan,Saudi Arabia.

Astra Pramana, A., Putri Oktaviani, A. P., & Maharsi, D. A. (2021). PANDUAN PRAKTIKUM
ANALISA BATUAN & FLUIDA RESERVOIR. JAKARTA: UNIVERSITAS PERTAMINA.

Deswanto, J., Santoso, M. A., Hidayat, M., Setiawan Rozi, & Putri, S. (2018). Pengukuran
Saturasi. Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau.

Sukandarrumidi. (2013). Geologi Minyak dan Gas Bumi. Yogyakarta: GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS.

Anda mungkin juga menyukai