Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................

2.1 Analisis Gravimetri...........................................................................

2.2 Gravimetri Metode Volatilisasi (Penguapan)..............................................

2.2.1 Prinsip.............................................................................................

2.2.2 Mekanisme.....................................................................................

2.2.3 Aplikasi...........................................................................................

2.2.4 Cara Pengujian dan Perhitungan....................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................

3.1 Kesimpulan........................................................................................

3.2 Saran..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analitik adalah Cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan
cara cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. Analisis
kimia diperoleh dengan dua metode yakni: analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Kedua metode analisis ini memiliki tujuan penggunaan yang berbeda.
Analisis kualitatif dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan suatu sampel
sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk menetapkan jumlah zat yang
terdapat dalam suatu sampel. Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan
dalam melakukan analisis secara kuantitatif. Di antaranya dengan analisis
gravimetri,

analisis

volumetri,

dan

analisis

menggunakan

instrumentasi

(spektrokimia).
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan scara analisis gavimetri
meliputi tansformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera
diubah menjadi bentuk yang dapat di timbang dengan teliti.

Gravimetri adalah

pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi pengendapan.


Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling
sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhaan itu
kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan cara menimbang
langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain.
Tahap pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya
secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari
pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya
untuk memisahkan analit dari pengganggu-pengganggunya. Analisa gravimetri
merupakan suatu cara analisa kimia kuantitatif yang didasarkan pada prinsip
penimbangan berat yang di dapat dari proses pemisahan analit dari zat zat lain
dengan metode pengendapan. Zat yang telah di endapkan ini di saring dan
dikeringkan serta ditimabang dan diusahakan endapan itu harus semurni mungkin.
Untuk memisahkan endapan tersebut maka sangat dibutuhkan pengetahuan dan
teknik yang cukup yang wajib dimiliki seorang enginer.
1

Dalam dunia kimia sangat dibutuhkan juga bagaimana cara analisa


gravimetri ini. Seperti halnya dalam industri. Berat unsur dihitung berdasrkan
rumus senyawa dan berat atom unsur- unsur yang menyusunnya pemisahan unsurunsur atau senyawa yang dikandung dilakukan beberapa cara seperti:
1. Metode Pengendapan
2. Metode Penguapan
3. Metode Penyaringan
4. Metode Elektrogravimetri
Metode gravimetrik membutuhkan waktu atau memakan waktu cukup
lama, adanya zat pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor
koreksi dapat digunakan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Analisis Gravimetri
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik

untuk menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan
cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni, setelah melalui proses
pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu
unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis
gravimetri meliputi transformasi unsure atau radikal senyawa murni stabil yang
dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Metode
gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen
dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor dapat digunakan, Zat ini mempunyai ion
yang sejenis dengan endapan primernya. Postpresipitasi dan kopresipitasi
merupakan dua phenomena yang berbeda. Sebagai contoh pada postpresipitasi,
semakin lama waktunya maka kontaminasi bertambah, sedangkan pada
kopresipitasi sebaliknya. Kontaminasi bertambah akibat pengadukan larutan
hanya pada postpresipitasi tetapi tidak pada kopresipitasi (Khopkar, S. M,1990).
Dalam analisis Gravimetri terdapat tiga metode yang digunakan yaitu :
metode pengendapan, metode penguapan, dan metode elektrolisis. Metode
gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen
dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan. Untuk metode
Penguapan prinsipnya yaitu zat yang mudah menguap diadsorpsi dengan adsorben
yang sesuai, dimana sebelumnya bisa ditambahkan pereaksi untuk membuat suatu
zat menjadi lebih mudah menguap atau lebih sulit menguap. (Day dan
Underwood, 2001).
Metode gravimetri ditujukan untuk memisahkan suatu sampel menjadi
komponennya. Proses yang dilibatkan adalah proses dimana zat yang dipisahkan
itu digunakan untuk membentuk suatu fase baru yaitu endapan padat zat yang
sukar larut dalam air (mengendap) berada dalam kesetimbangan dengan ionionnya yang larut dalam air. (Day dan Underwood, 2001).
Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan cara pengendapan, penguapan
dan elektrolisis.

2.2

Gravimetri Metode Volatilisasi (Penguapan)

Gravimetri Volatilisasi dikenal juga dengan gravimetri penguapan. Metode


penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan komponenkomponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap. Cara yang sederhana
ini sering digunakan untuk penetapan kadar air dari zat uji dengan pemanasan
pada 105 C sampai 110 C, dan penetapan CO 2 dengan pemijaran pada suhu
yang lebih tinggi.
Dengan metode penguapan juga dimungkinkan untuk menyerap
komponen yang menguap (H2O atau CO2) menggunakan penyerap yang cocok.
Berat dari komponen yang menguap adalah pertambahan berat dari penyerap.
2.2.1

Prinsip
Untuk metode Penguapan prinsipnya yaitu zat yang mudah menguap

diadsorpsi dengan adsorben yang sesuai, dimana sebelumnya bisa ditambahkan


pereaksi untuk membuat suatu zat menjadi lebih mudah menguap atau lebih sulit
menguap. (Day dan Underwood, 2001).
2.2.2

Mekanisme
Cara yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara

pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga
komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau penambahan suatu
pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah menguap.
Metode penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air (hidrat)
dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Berat sampel
sebelum dipanaskan merupakan berat senyawa dan berat air kristal yang menguap.
Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah 110-130 derajat celcius, garamgaram anorganik banyak yang bersifat higroskopis sehingga dapat ditentukan
kadar hidrat/air yang terikat sebagai air kristal.
Pemanasan dalam udara atau gas tertentu penambahan pereaksi sehingga
mudah menguap Penambahan pereaksi sehingga tidak mudah menguap zat-zat
yang relatif mudah menguap bisa diabsorpsi dengan suatu absorben yang sesuai
dan telah diketahui berat tetapnya. Untuk penentuan kadar air suatu kristal dalam
senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan senyawa dimaksud pada
suhu 110oC- 130oC. Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi berat

sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya. Asal senyawa tidak terurai
oleh pemanasan. Atau bisa juga menggunakan zat pengering seperti : CaCl2,
Mg(ClO4)2.
2.2.3

Aplikasi
Penentuan CO2 dalam senyawa karbonat dapat dilakukan dengan
penambahan HCl berlebih, kemudian dipanaskan.gas CO2 yang sudah
terjadi dialirkan dalam larutan alkali yaitu KOH (25-30%) atau larutan
CaOH2 yang telah diketahui beratnya.
Penentuan NH3 dalam garam Amonium, yaitu garam ditambahkan
larutan alkali kuat berlebih dan dipanaskan. Gas NH3 yang terjadi
dialirkan dalam larutan standar asam berlebih kemudian kelebihannya
dititrir dengan larutan standar basa. Penentuan Nitrogen dalam protein,
mula-mula senyawa didestruksi dengan H2SO4 pekat. Hasilnya
ditambahkan basa berlebih dan dipanaskan. Selanjutnya kelebihan asam
dititrir dengan larutan standar basa.
Penentuan unsur Natrium atau Kalium, yaitu larutan itu diuapkan
dengan H2SO4 sampai kering. Kemudian sisanya berupa garam sulfat
ditimbang. Dan segitulah berat unsur yang dicari. Unsur-unsur lain
yang mengganggu seperti Si, dapat ditentukan dengan memanaskan
cuplikan bersama H2SO4 dan HF dalam krus platina. Dimana Si
berubah menjadi SiF4 yang menguap.

2.2.4

Cara Pengujian dan Perhitungan


Penetapan Kalium ( K ) dalam Air laut dengan (NaB(C6H5)4)

1. Prinsip Percobaan :
menentukan kadar kalium ( k ) secara gravimetri dengan cara
mengendapkannya menggunakan natrium tetra fenil boron (NaB(C6H5)4)
Sebagai pereaksi pengendap.
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
Neraca analitik

Pipet volumetrik
Krus porselain
Gelas piala
Oven
Desikator
Bunsen
Kertas saring
Corong
Bahan yang digunakan adalah sebagai berkut :
Sampel air laut
HCl pekat
larutan NaB(C6H5)4
3. Prosedur kerja

Penyiapan sampel

Penyiapan larutan pereaksi

Perlakuan terhadap sampel

Proses pengendapan

Proses penyaringan dan pencucian

Proses pemanasan endapan

Perhitungan berdasarkan data analisis

Pelaporan hasil praktikum

4. Langkah Kerja
a.
b.
c.
d.

Dipipet 25,00 ml sampel air laut kedalam labu erlenmeyer 100 ml


Ditambah 3,0 ml HCl pekat
Ditaruh didalam ice-water bath selama 10 menit
Sekitar 10 ml larutan NaB(C6H5)4 1% dingin ditambahkan kedalam

larutan diatas.
e. Kocok sehingga merata sambil menutup erlenmeyer
f. Taruh kembali dalam ice-water bath beberapa menit
g. Endapan yang terbentuk disaring dengan sintered-glass crucible porosity
no.4 (yang telah ditimbang). Sisa endapan dan larutan yang ada pada

erlenmeyer dicuci beberapa kali dengan air dingin dan dituangkan melalui
crucible
h. Crucible yang berisi endapan dikeringkan dalam oven dengan suhu 120 oC
sampai mencapai berat konstan
i. Endapan yang terbentuk dapat dihitung
j. Percobaan ini dilakukan 3 kali . Hitung kadar kalium (K) dalam sampel
tersebut
5. Reaksi yang terjadi
K+ + NaB(C6H5)4 KB(C6H5)4

+ Na+

6. Perhitungan
Kadar K dalam air laut (%) :
Gram K = berat endapan KB(C6H5)4 x faktor gravimetri
Berat endapan sebesar 12.149 gram
Berat K = 12.149 gram x 0.0562
=0.68 gram
Persen K dalam sampel = 0.68 x 100 %
= 68 %

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu.Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan
cara penimbangan hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan
pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya.
Berat unsur dihitung berdasrkan rumus senyawa dan berat atom unsurunsur yang menyusunnya pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang
dikandung dilakukan beberapa cara seperti:
Metode Pengendapan
Metode Penguapan
Metode Penyaringan
Metode Elektrogravimetri
Gravimetri Volatilisasi dikenal juga dengan gravimetri penguapan. Metode
penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan
komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap.
Cara yang sederhana ini sering digunakan untuk penetapan kadar air dari
zat uji dengan pemanasan pada 105 C sampai 110 C, dan penetapan CO 2
dengan pemijaran pada suhu yang lebih tinggi.
3.2. Saran
Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan untuk memahami teknik
analisis gravimetric yang tentunya sangat terbatas baik contoh maupun
penjelasannya, olehnya kami harapkan bagi para pembaca bisa menambah dari
referensi lain. Karena jika hanya menggunakan makalah ini sangat sedikit yang
anda dapatkan. Semoga anda tidak puas dengan membaca makalah ini, sebab jika
anda puas niscaya anda tidak akan menambah pengetahuan anda.Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Day dan Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:Erlangga.

Drs.M.Sodiq Ibnu,M.Si,dkk.2004.Kimia Analitik 1. Universitas Negeri Malang.


Penerbit Jica.
Khopkar S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.

Darusman L K. 2001. Diktat Kimia Analitik 1 jilid 1. Bogor: Departemen Kimia


FMIPA-IPB.

Anda mungkin juga menyukai