Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN

Disusun oleh :

NANA HARDIANA

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk
sederhana.
Atas bantuan dan bimbingan semua pihak maka makalah ini dapat
diselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu, kami memohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenaan dihati pembaca.
Serta masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.

Pekanbaru, Mei 2018

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang .........................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................
C. Tujuan .....................................................................................
D. Manfaat ....................................................................................
BAB II KERANGKA TEORI .............................................................
A. Kerangka Pikir ......................................................................
BAB III METODOLOGI .....................................................................
A. Jenis Tulisan ............................................................................
B. Objek Tulisan ..........................................................................
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................
A. Konsep Dasar Persalinan..........................................................
B. Faktor yang Memepengaruhi Persalinan ................................
C. Asuhan Persalinan Kala I, II, III, dan IV .................................
BAB V PENUTUP ...............................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak Negara berkembang
terutama disebabkan oleh perdarahan persalinan, eklamsia, sepsis, dan komplikasi
keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut
sebenarnya dapat dicegah melalui upaya pencegahan yang efektif. Asuhan
kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus kepada : keluarga berencana
untuk lebih mensejahterakan anggota masyarakat. Asuhan neonatal trfokus untuk
memantau perkembangan kehamilan mengenai gejala dan tanda bahaya,
menyediakan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi. Asuhan pasca
keguguran untuk penatalaksaan gawat darurat keguguran dan komplikasinya serta
tanggap terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti ilmiah
menunjukan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan
salah satu upaya efektif untuk mencegah kesakitan dan kematian. Penatalaksanaan
komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah persalinan. Dalam upaya
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu perlu diantisipasi adanya
keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan komplikasi pada jenjang
pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi dan
ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan
penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berada menurut derajat
keadaan dan tempat terjadinya.
Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan ibu,
khususnya ibu hamil. Tidak sedikit ibu dan bayinya mengalami kegawatdaruratan
dan sampai pada akhirnya tak dapat terselamatkan yang pada akhirnya
menyebabkan meningkatnya angak kematian ibu dan anak. Akan tetapi hal
tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada ibu
selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses

1
persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta
untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan
ketidaknormalan dalam proses persalinan. Untuk itu kami bermaksud membuat
makalah ini dengan tujuan menyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan 2 dan dapat
membantu para ibu dalam mempersiapkan proses persalinan yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian persalinan?
2. Bagaimana cara pencegahan banyaknya angka kematian ibu ataupun anak
saat proses persalinan?
3. Langkah-langkah apa sajakah yang dlakukan agar proses persalinan bias
berjalan dengan baik, dan aman?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini, sebagai
berikut :
1. Mendukung ibu, pasangan dan keluarga selama persalinan dan periodenya.
2. Member reaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarga.
3. Mencegah, mendeteksi dan menangani komplikasi dengan tepat.
4. Mengantisipasi masalah potensial.
5. Menjelaskan secara umum mengenai faktor yang mempengaruhi persalinan.

D. Manfaat
Dalam makalah ini diharapkan adanya manfaat yang dapat diperoleh,
sebagai berikut :
1. Sebagai bahan bacaan.
2. Merupakan stimulant bagi mereka yang berminat dalam memepelajari
persalinan.
3. Sebagai sarana belajar bagi pembaca.
4. Sebagai bahan bacaan khususnya dalam profesi kebidanan.

2
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Kerangka Pikir
1. Pengertian persalinan menurut beberapa pendapat :
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para
ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain
merupakan hal yang paling mendebarkan.
a. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil komsepsi (janing dan
uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (manuaba, 1998).
b. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (Mochtar, 2002).
c. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan
normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak
belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa
serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam
waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2002).
d. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin +
uri) yang dapat hidup didunia luar dari rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain (Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar).
e. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi servik,
lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (APN, 2004).
f. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Mansjoer, 2000 : 291).
g. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Saifuddin, 2007 : 100).

3
BAB III
METODOLOGI

A. Jenis Tulisan
Jenis tulisan dalam makalah ini adalah eksposisi. Dimana penulis berusaha
menjelaskan mengenai tahap-tahap kala persalinan. Selain itu, kajian ini tidak
lepas dari literature pada buku-buku yang ada.

B. Objek Tulisan
Yang menjadi objek tulisan pada makalah ini adalah persalinan terutama
pada tahap-tahapnya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai tahap-tahap kala
persalinan.

C. Teknik Pengumpulan Data


Sebagaimana biasanya dalam penyusunan suatu makalah, untuk
memudahkan penyusunan maka harus didukung oleh suatu metode atau cara
pengumpulan data. Demikian pula dalam penyusunan makalah ini harus
didukung oleh suatu metode atau cara.
Adapun teknik yang digunakan, yakni sebagai berikut :
1. Mengutip langsung, yakni mengambil pendapat yang terdapat dalam
literature untuk dimasukkan ke dalam makalah yang dibuat dengan tidak
mengubah redaksinya.
2. Mengutip secara tidak langsung, yakni dengan meringkas data yang terdapat
dalam literature kemudian dimasukkan ke dalam makalah.

4
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Persalinan


1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya kontrasi
persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara
progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang
pasien dan keluarganya. Sangat pentng untuk diingat bahwa persalinan
adalah proses yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun
demikian, potensi terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa selalu
ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi
sepanjang proses melahirkan. Dukungan yang terus menerus an
penatalaksanaan yang trampil ari bidan dapat menyumbangkan suatu
pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil persalinan
yang sehat dan memuaskan. (APN Revisi tahun 2010)
2. Sebab-sebab terjadinya persalinan
Sebab – sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang
komplek. Perubahan – perubahan dalam biokimia dan biofisika telah
banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya partus antara lain
penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen. Progesteron
merupakan penenang bagi otot – otot uterus. Menurunnya kadar
hormon ini terjadi 1 – 2 minggu sebelum persalinan. Kadar
prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi myometrium.
Keadaan uterus yang membesar dan menjadi tegang mengakibatkan
iskemia otot – otot uterus yang mengganggu sirkulasi uterus plasenta
sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari

5
fleksus frankenhauser di belakang serviks menyebabkan uterus
berkontraksi.
3. Mekanisme persalinan
Kepemimpinan, ada aturan main, ada hukumnya, ada
tatakramanya dan ada waktu untuk memimpin, semua ini disebut
kepemimpinan persalinan”Keseluruhan 58 standar dan langkah asuhan
persalinan normal yang mempunyai arti, maksud dan tujuan, dan harus
dikuasai seorang bidan tersebut adalah
 Mendengar dan Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
 Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai
2½ ml ke dalam wadah partus set.
 Memakai celemek plastik.
 Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn
sabun & air mengalir.
 Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam.
 Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi
dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
 Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan
gerakan vulva ke perineum.
 Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
 Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
 Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai –
pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
 Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah
merasa ingin meneran.

6
 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
dan pastikan ia merasa nyaman.
 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
 Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
 Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
 Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
 Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm,
memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.
 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
 Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
 Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku
sebelah atas.
 Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)

7
 Melakukan penilaian selintas : Apakah bayi menangis kuat dan
atau bernapas tanpa kesulitan? Dan Apakah bayi bergerak aktif
 Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi
atas perut ibu.
 Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus
berkontraksi baik.
 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama.
 Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
tersebut.
 Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
 Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi
di kepala bayi.
 Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari
vulva
 Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
 Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan
kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati
kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik,

8
hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
 Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
 Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
 Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan
bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik
(fundus teraba keras)
 Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput
ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik
yang tersedia.
 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
 Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
 Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
 Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes
mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di
paha kiri anterolateral.
 Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
 Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.

9
 Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
 Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan.
 Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik.
 Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi.
 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
 Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai
pakaian bersih dan kering.
 Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum.
 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
 Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
 Melengkapi partograf.

4. Teori-Teori Mengenai Proses Terjadinya Persalinan


Penyebab terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti,sehingga
timbul beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses
persalinan. Menurut manuaba (1998), pengertian persalinan adalah
sebagai berikut.

10
a. Teori Penurunan Hormon
Beberapa hari sebelum partus terjadi penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Sehingga otot rahim sensitif terhadap
oksitosin. Penurunan kadar progestron pda tingkat tertentu
menyebabkan otot rahim molai kontraksi.
b. Teori Kerengangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Apabila batas tersebut telah terlewati, maka akan terjadi
kontraksi, sehingga persalinan dapat dimulai.
c. Teori Plasenta Menjadi Tua
Plasenta yang semmakin tua sering dengan bertambahnya usia
kehamilan akan mmenyebabkan turunya kadar estrogen dan
progesteron, sehingga pembuluh darah mengalami kekejangan dan
timbul kontraksi rahim.
d. Teori Iritasi Mekanik
Di belakan seviks terletak ganglion servikale/fleksus Fran
Kenhauser. Bila ganglion ini digeser dan ditekan atau tertekan
kepada janin, maka akan timbul kontraksi rahim.
e. Teori Oksitosin Interna
Menurutnya kosentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan
mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat dan kontraksi braxton
hicks sering terjadi, sehingga persalian dapat dimulai.
f. Teori Prostaglanndin
Prostaglanndinn yang dikeluarkan oleh decidua konssentrasinya
meninggkat sejak usia kehamilan 15 minggu. Prostaglandin
dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan, pemberian
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot hamil.
Persalinan normal adalah proses lahirnya janin dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
pada umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Persalinan normal menurut Farer (2001) adalah persalinan yang
memiliki karakteristik berikut ini.

11
a. Terjadi pada kehamilan aterm, bukan prmatur atau pun postmrur.
b. Mempunyai onset yang spontan, bukan karena induksi.
c. Selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat onset, bukan
partus presipitatus ataupun partus lama.
d. Janing tunggal dengan presentasi puncak kepala dan oksiput ada
bagian anterior pelvis.
e. Terlaksana tampa bantuan artifial.
f. Tidak terdapatkomplikasi.
g. Mencakup kelahiran plasenta yang normal.

5. Tanda-tanda Gejala Persalinan


a. Tanda dan gejala permualaan persalinan menurut mochtar (1994).
Sebelum terjdi persalinan yang sebenarnya, beberapa seminggu
sebelum wanita memasuki hari perkiraan kelahiran yang di sebut
kala pendahuluan (preparatori stage of labor) dengan tanda sbb.
1) Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul..pada primigravida terjadi
menjelang minggu ke-36. Lightenig disebabkan oleh:
 Kontraksi braxton hicks;
 Ketegangan dinding perut;
 Ketegangan ligamentum rotumdum;
 Gaya berat janin.
2) Saat kepala masuk pintu atas panggul, ibu akan merasakan
rasa sesat pada perut bagian atas berkurang dan pada bagian
bawah terasa sesak.
a. Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.
b. Sering miksi atau sulit berkemih.
c. Sakit di pinggang dan di perut.
d. Serviks mulai lembek dan mendatar. Pada multi para
gambaran ini kurang jelas, karena kepala janin baru masuk
pintu atas panggul menjelalan persalinan.

12
e. Terjadinya his permulaan atau his palsu. Sifat dari his
palsu adalah :
 Rasa nyeri ringan di bagian bawah;
 Datanya tidak teratur;
 Durasi pendek;
 Tidak bertambah dengan beraktivitas tidak ada
perubahan pada serviks.
b. Tanda-tanda persalinan inpartu adalah sebagai berrikut.
1) Terjadi his persalinan, dengan karakteristik:
 Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan ;
 Sifat sakitnya teratur, interval makin pendek, dan
kekuatannya makin besar ;
 Berpengaruh terhadap perubahaan serviks ;
 Dengan beraktivitas kekuan makin bertambah.
2) Pengeluaran lendir bercampur darah.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Hasil pemeriksaan dalam (PD) menunjukan terjadinya
perlunakan, pendaratan, dan pembukaan serviks. Karakteristik
kontraksi uterus atau his yang perlu diperhatikan adalah:
kekuatan kontraksi/intensitas, frekuensi, dan durasi. Tiap
kontraksi uterus tediri atas tiga fase sebagai berikut. :
 Incement, yaitu ketikabintensitas atau kekuatan kontraksi
terbentuk.
 Aceme, yaitu puncak maksimum dari kontraksi.
 Decrement, yaitu ketika otot uterus mulai kontraksi.
6. Sebab-sebab Mulainya Persalinan
Beberapa teori yang dikemukakan ialah:
 Penurunan Kadar Progesteron
Proses penurunan fungsi plasenta terjadi mulai usia kehamilan 28
minggu, dimana terjadinya penimbunan jaringan ikat sehingga
pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi

13
progesteron menurun sehingga otot rahim menjadi sensitif terhadap
oksitosin.
 Teori Oxytocin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise posterior. Perubahan
hormon estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot
rahim sehingga terjadi his
 Keregangan Otot- Otot
Otot rahim mempunyai kemampuan untuk merenggang dalam
batas tertentu, setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi
sehingga persalinan dapat dimulai.
 Pengaruh Janin
Kehamilan dengan Aensephalus sering terjadi keterlambatan
persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus (Teori ini
dikemukakan oleh Linggin 1973). Dari berbagai percobaan maka
dapat disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-pituitari
dengan mulainya persalinan.
 Teori Prostaglandin
Prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu.
Prostaglandin dihasilkan oleh desidua, dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi di keluarkan.
Pemberian oksitosin pada kehamilan dapat menimbulkan his

B. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


1. Passage (Jalan Lahir)
Tulang panggul terdiri dari :
Tulang panggul dibentuk oleh gabungan illium, iskium, pubis,
dan tulang- tulang sacrum. Terdapat empat sendi panggul, yaitu simfisis
pubis, sendi sakroiliaka kiri dan kanan dan sakrokoksiges.
Tulang panggul dipisahkan oleh pintu atas panggul menjadi dua
bagian: panggul palsu dan panggul sejati. Panggul palsu adalah bagian
diatas pintu atas panggul dan tidak berkaitan dengan persalinan.

14
Panggul sejati di bagi menjadi tiga bidang: pintu atas atau
permukaan atas, panggul tengah atau rongga panggul, dan pintu bawah
panggul.
Bagian anterior pintu atas panggul yakni batas atas panggul
dibentuk oleh tepi atas tulang pubis; bagian lateralnya dibentuk oleh
dibentuk oleh linea illiopektinea, yakni sepanjang jalan inominata dan
bagian posteriornya dibentuk oleh bagian anterior tepi atas sakrum dan
promontorium sakrum.
Rongga panggul tengah merupakan saluran lengkung yang
memiliki dinding anterior pendek dan dinding posterior yang jauh lebih
cembung dan panjang. Rongga panggul melekat pada bagian posterior
simfisis pubis, iscium sebagian illium sakrum, dan koksigum.
Pintu bawah panggul adalah batas bawah panggul sejati, dilihat
dari bawah berbentuk lonjong, dibagian anterior dibatasi lengkung
pubis, dibagian lateral oleh tuberositas iskium,dan dibagian posterior
oleh ujung koksigum, pada kehamilan tahap akhir, koksigem dapat
bergerak (kecuali jika struktur itu patah, misalnya akibat jatuh dan telah
menyatu dengan sakrum ketika sedang penyembuhan.
Pada ketinggian yang berbeda, bentuk dan saluran ukuran
panggul juga berbeda, diameter bidang pintu atas, panggul tengah, pintu
bawah dan sumbu jalan lahir menentukan mungkin tidaknya persalinan
pervaginam berlangsung dan bagai mana janin dapat menuruni jalan
lahir (pergerakan kardinal mekanisme persalinan).
Empat jenis panggul dasar dikelompokan sebagai berikut::
1. Ginekoid (tiple wanita klasik)
2. Android (mirip panggul pria)
3. Antropoid (mirip panggul kera)
4. Platipeloid (panggul pipih)
Panggul ginekoid adalah bentuk yang paling yang paling sering
ditemui, bentuk panggul ginekoid dimiliki oleh 50 % wanita.

15
Bidang-Bidang Hodge :
Hodge I : Setinggi Promontorium ke Pinggir Atas Simfisis Pubis
Hodge II : Sejajar Hodge I setinggi Pinggir Bawah Simfisis Pubis
Hodge III : Sejajar Hodge I dan II setinggi Spina Isisadika
Hodge IV : Sejajar Hodge I, II dan III setinggi Ujung Os Cocygis
1. Ukuran Panggul
a. Pintu atas panggul
Dari ukuran- ukuran p a p conjungata vera adalah ukuran yang
terpenting dan satu- satunya ukuran yang dapat di ukur dengan
mengurangi conjungata diagonalis dengan 1,5 – 2 cm,
tergantung dari lebar dan inklinasinya symphysis
b. Bidang Tengah Panggul
ukuran- ukuran bidang tengah panggul tak dapat diukur secara
klinis dan memerlukan rontgenologis
c. Pintu Bawah Panggul
Perhatikan bentuk arcus pubis hendaknya merupakan sudut
yang tumpul.
2. Otot Dasar Panggul
1. Permukaan belakang panggul dihubungkan oleh jaringan ikat
antara os sakrum da illium disebut ligamentum sakro illiaca
posterior dan bagian depan disebut ligamentum sacr illiaca
anterior
2. Ligamentum yang menghubungkan anatara os sacrum dan
spina ischium disebut ligamentum sacro spinosum
3. Ligementum antara os sacrum dan os tuber isciadicum
dinamakan ligamentum sacr tuberosum
4. Dasar panggul/ diafragma pelvis terdiri dari bagian otot disebut
musculus levator ani
5. Bagian membran disebut diafragma urogenital
6. Musculus levator ani menyelubungi rektum terdiri dari
musculus pubo coccygeus, musculus illiococcygeus dan
musculus ischio coccygeus.

16
7. Direngah musculus pubococcygeus kanan dan kiri ada hiatus
urogenitalis merupakan celah segitiga.
8. Hiatus dibatasi sekat yang menyelubungi pintu bawah panggul
sebelah depan. Pada wanita sekat ini merupakan tempat
keluarnya uretra dari vagina.
9. Fungsi diafragma pelvis adalah menjaga agar genetalia interna
tetap pada tempatnya. Jika menurun fungsinya maka akan
terjadi prolaps.
3. Pasesenger (Janin Dan Plasenta)
1. Janin
Janin bergerak disepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor: yakni : ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
a. Ukuran Kepala Janin
Ukuran Diameter
 Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm
 Diameter Occipitofrontalis Frontalis ± 12
 Diameter Mento Occipito ± 13,5 cm
 Diameter Submento Bregmatika ± 9,5 cm
 Diameter Biparietal ± 9,5 cm
 Diameter Bitemporalis ± 8 cm
 Ukuran Cirkumferensia
 Cirkumferensia Fronto Occipitalis ± 34 cm
 Cirkumferensia Mento Occipitalis ± 35 cm
 Cirkumferensia Sub Occipitalis Bregmatika ± 32 cm
b. Ukuran Badan Janin
 Bahu
Jarak antara kedua akromion ± 12 cm
Lingkaran Bahu ± 34 cm
 Bokong
Lebar bokong (diameter intertrokanterika) ± 12 cm
 Lingkaran Bokong ± 27 cm

17
c. Presentasi Janin
Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali
memasuki pintu atas panggul dan terus melalui jalan lahir
saat persalinan mencapai aterm.
Tiga presentasi janin yang utama ialah : kepala (96
%); Sungsang (3%); Bahu (1%).
Bagian Presentasi ialah bagian tubuh janin yang
pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan
pemeriksaan dalam. Faktor- faktor yang mempengaruhi
bagian presentasi ialah letak janin, sikap janin, dan
ekstensi atau fleksi kepala janin
d. Letak Janin
Letak adalah hubungan antara sumbu panjang
(punggung) janin terhadap sumbu panjang (punggung)
ibu.
Ada dua macam letak :
 Memanjang atau vertikal, dimana sumbu panjang
janin paralel dengan sumbu panjang ibu
 Melintang atau horisontal, dimana sumbu panjang
janin membentuk sudut terhadap sumbu panjang ibu.
Letak memanjang dapat berupa presentasi kepalan atau
presentasi sacrum
e. Sikap Janin
Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu
dengan bagian yang lain. Hal ini akibat penyesuaian janin
terhadap bentuk rongga rahim. Pada kondisi normal
punggung janin sangat fleksi ke arah dada, dan paha fleksi
kearah sendi lutut disebut fleksi umum. Tangan disilang di
depan toraks dan tali pusat terletak diantara lengan dan
tungkai. Penyimpangan sikap normal dapat menimbulkan
kesulitan saat kelahiran

18
Diameter biparietal ialah diameter lintang terbesar
kepala janin. Kepala dalam sikap pleksi sempurna
memungkinkan diameter sukoksipitobregmatika (diameter
terkecil) memasuki panggul sejati dengan mudah
f. Posisi Janin
Posisi ialah hubungan antara bagian presentasi
(oksiput, sakrum, mentum(dagu) sinsiput, (puncak kepala
yang defleksi/ menengadah) terhadap 4 kuadran panggul
ibu. Posisi dinyatakan dengan singkatan yang terdiri dari
hurup pertama masing- masing kata kunci; OAKa = posisi
Oksipitoanterior kanan.
Engagement menunjukan bahwa diameter tranversa
terbesar bagian presentasi telah memasuki pintu atas
panggul. Pada presentasi kepala fleksi dengan benar
diameter bivarietal (9,25 cm) merupakam diameter
terlebar.
Engagement dapat diketahui melalui pemeriksaan
abdoment atau pemeriksaan dalam.
Stasiun adalah hubungan antara bagian presentasi
janin dengan garis imajiner (bayangan) yang ditarik dari
spina iskiadika ibu, statiun dinyatakan dalam centimeter,
yakni diatas atau dibawah spina.
2. Plasenta
Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga
dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun
plasenta jarang menghambat proses persalinan pada persalinan
normal.
3. Air Ketuban
Waktu persalinan air ketuban membuka servik dengan
mendorong selaput janin kedalam ostium uteri, bagian selaput
anak yang diatas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut
ketuban. Ketuban inilah yang membuka serviks

19
2. Power (Kekuatan)
Kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk
mengeluarkan janin dan vlasenta dari uterus. Kontraksi involunter
disebut kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan. Apabila
servik berdilatasi usaha volunter dimulai untuk mendorong, yang
disebut kekuatan sekunder, yang memperbesar kekuatan kontraksi
involunter
1. His/ Kekuatan Primer
His atau kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu
terdapat pada penrbalan lapisan otot disegmen uterus bagian atas,
dari titik pemicu, kontraksi dihantar keuterus bagian bawah dalam
bentuk gelombang, diselingi periode istirahat singkat. Digunakan
untuk menggambar kontraksi involunter ini frekuensi (waktu antar
kontraksi yaitu waktu antara awal suatu kontraksi dan awal
kontraksi berikutnya); durasi (lama kontraksiL); dan intensitas
(kekuatan kontraksi). Kekuatan primer membuat serviks menipis
(effacement) dan berdilatasi dan janin turun.penifisan serviks
adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap pertama
persalinan pada kehamilan aterem pertama, effacement biasanya
terjadi lebih dahulu dari pada dilatasi, pada kehamilan berikutnya,
effacement dan dilatasi cenderung terjadi bersamaan dilatasi
serviks adalah pembesaran muara dan saluran serviks, yang terjadi
pada awal persalinan. Diameter meningkat dari 1cm sampai dilatasi
lengkap (10cm) supaya janin aterm dapat dilahirkan.apabila dilatasi
serviks lengkap , servik tidak dapat lagi diraba menandakan akhir
tahap pertama persalinan
Dilatasi serviks terjadi karena komponen muskulofibrosa
tertarik dari serviks ke arah atas, akibat kontraksi uterus yang
kuat,tekanan yang ditimbulkan cairan amnion selama ketuban utuh
atau kekuatan yang timbul akibat tekanan bagian presentasi juga
membuat serviks berdilatasi, jaringan serviks akibat infeksi atau
pembedahan dapat menghambat dilatasi serviks.

20
2. Tenaga Mengejan (Kekuatan Sekinder)
Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul,
sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar. Ibu ingin
mengedan , Usaha mendorong kebawah (kekuatan sekunder)
dibantu dengan usaha volunter yang sama dengan yang dilakukan
saat buang air besar (mengedan). Digunakan otot- otot diafragma
dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong keluar isi jalan lahir.
Hal ini menghasilkan menigkatkan tekanan intraabdomen. Tekanan
ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk
mendorong keluar.
Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks,
tetapi setelah lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk
mendorong bayi keluar dari uterus dan vagina. Apabila dalam
persalinan ibu melakukan usaha volunter(mengedan) terlalu dini,
dilatasi serviks alkan terhambat. Mengedan akan melelahkan ibu
dan menimbulkan trauma serviks.

C. Asuhan Persalinan Kala I, II, III, dan IV


1. Kala I (kala Pembukaan)
Permulaan persalinan ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah karena serviks mulai mendatar dan membuka. Kala pembuka
dibagi menjadi du fase (mochtar, 1994).
a. Fase laten: pembukaan serviks berlangsung lambbat, sampai
pembukaan 3 cm yang berlangsung dalam tujuh sampai delapan
jam.
b. Fase aktif: berlangsung selanma enam jam yang dibagi atas tiga
subvase, antara lain.
 Periode akselerasi, pembukaan menjadi 4 cm yang
berllangsung selam dua jam.
 Periode dilatasi maksimal, yaitu dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 9 cm.

21
 Periode deselerasi, yaitu pembukaan berlansung llambat
kembali dalam waktu dua jam pembukaan dari 9 cm mencapai
lengkap 10 cm. Lamanya kala i untuk primigravida
berlangsung selama 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8
jam. Bardasarkan kurva friedman diperhitungkan pembukaan
primigravida adalah 1 cm tiap jam dan untuk multigravida 2
cm tiap jam. Dengan perhitungan tersebut, maka waktu
pembuaan lengkkap dapat diperkirakan.
2. Kala II (kala Pengeluaran)
Menurut mochtar (1994), pada kala pengeluaran janin, his
terkoordinir, kuat, interval 2-3 menit dengan durasi 50 sampai 100 detik.
Pada akhir kala I ketuban akan pecah disertai pengeluaran cairan
mendada, kepala janin turun masuk ruang panggul, sehingga terjadi
tekanan pada otot dasar panggul yang akan menimbulkan keinginan
untuk mengejan. Oleh karena tertekannya fleksus Franken Hauser, ibu
merasa seperti ingin buang air besar karena adanya tekanan pada
rektum. Tanda-tanda kala II (Farrer, 2001) antara lain:
a. Pemeriksaan vaginal serviks sudah dilatasi penuh.
b. Selaput amnion biasanya sudah pecah.
c. His atau kontraksi uterus yang berlangsung panjang kuat, dan tidak
begitu sering bukan 2-3 menit lagi, melainkan sekitar 3-5 menit
sekali.
d. Mungkin terdapat tetesan darah dari vagina.
e. Ibu mengalami desakan kuat untuk mengejan.
f. Sfingter ani terlihat berlilatasi.
g. Perineum tampak menonjol.
3. Kala III (Pelepasan Uri)
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10
menit. Lepasnya plasenta secara Schultze yang biasanya tidak ada
perarahan sebelum plasenta lahir dan banyak mengeluarkan darah
setelah plasenta lahir. Sedangkan pengeluaran plasenta cara Duncan
yaitu plasenta lepas dari pinggir, biasanya darah mengalir keluar antara

22
selaput ketuan (Mochtar 1994). Lepasnya plasenta sudah dapat
diperkirakan dengan memerhatikan tanda-tanda:
a. Uterus menjadi bundar;
b. Fundus uterus mengalami kontraksi kuat;
c. Uterus terdorong ke atas karena plasenta lepass ke segmen bawah
rahim;
d. Tali pusat bertambah panjang;
e. Terjadi perdarah
4. Kala IV (Observasi)
Kala IV dimaksudkan untuk observasi pendarahan postpartun.
Paling sering terjadi pendarhan pad dua jam pertama, yang perlu
diobservasi adalah:
a. Tingkat kesadaran;
b. Tanda tanda vital;
c. Kontrasi uterus;
d. Terjadinya pendarahan pendarahan dikatakan normal jika
jumlahnya tidak lebih dari 500 ml.

23
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kami
dapat menyimpulkan tentang materi yang dibahas, sebagai berikut :
1. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya kontrasi persalinan sejati, yang
ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta.
2. Dalam melakukan pencegahan banyaknya angka kematian ibu ataupun
anak saat proses persalinan, perlu dilakukan asuhan persalinan kala I, II,
III, dan IV sebagai berikut :
a. Kala I, tahap pembukaanin partu (partus mulai) ditandai dengan lendir
bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar.
b. Kala II , pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat,
cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.
c. Kala III, pada kala ini terjadi pengeluaran plasenta setelah
pengeluaran janin.
d. Kala IV, tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap
bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua
jam.

B. Saran
Selain menarik kesimpulan di atas, kami juga memeberikan saran sebagai
berikut :
1. Adanya makalah ini diharapkan pembaca agar mempelajari isi dari
makalah tersebut.
2. Agar lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan
persalinan yang terbagi atas empat kala.
3. Sebaiknya pembaca mencari buku ataupun mencari di internet mengenai
asuhan persalinan agar lebih memehami asuhan persalinan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Aa-aamas. 2011. Online. http://aa-aamas.blogspot.com/2011/03/makalah-asuhan-


persalinan.html. Akses 12 11 2012.

Anakamak. 2010. Online. http://anakamak07.blogspot.com/2010/07/bab-i-


pendahuluan-i.html. Akses 21 11 2012.

Bencoolen, Rafless. 2011. Online.


http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/asuhan-persalinan-kala-
iv.html. Akses 21 11 2012.

Midwifery, Lheys. 2011. Online.


http://lheyzuthary.blogspot.com/2011/04/asuhan-persalinan-kala-iii.html.
Akses 12 11 2012.

Reza Muhamad Pahlevi. 2012. Online.


http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-
persalinan.html. Akses 21 11 2012.

25

Anda mungkin juga menyukai