Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA INTI BATUAN


PENGUKURAN SATURASI

DISUSUN OLEH :

NAMA : DZAKY ALIF HIDAYAT


NIM : 113180111
PLUG :F

LABORATORIUM ANALISA INTI BATUAN


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM ANALISA INTI BATUAN
PENGUKURAN SATURASI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Analisa Inti Batuan Minggu ke-
1 Pengukuran Saturasi, Tahun akademik 2020-2021, Program Studi S1 Teknik
Perminyakan, Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta.

DISUSUN OLEH :
NAMA : DZAKY ALIF HIDAYAT
NIM : 113180111
PLUG :F

Yogyakarta, November 2020


Disetujui untuk Laboratorium
Analisa Inti Batuan
Oleh :
Asisten Praktikum

MOCHAMAD RIFA’I
NIM. 113 160 041
BAB III
PENGUKURAN SATURASI FLUIDA

3.1. TUJUAN PERCOBAAN


Mencari nilai saturasi masing-masing fluida dalam kaitannya untuk
mengetahui distribusi masing-masing fluida tersebut di dalam suatu reservoir.
Mencari nilai saturasi fluida dalam kaitannya untuk mengetahui produktivitas
reservoir dalam memproduksikan suatu fluida, baik itu minyak, gas, air ataupun
ketiga-tiganya.
3.2. DASAR TEORI
Ruang pori – pori batuan reservoir mengandung fluida yang biasanya terdiri
dari air, minyak, dan gas. Untuk mengetahui jumlah masing – masing fluida
tersebut, maka perlu diketahui saturasi masing – masing fluida tersebut. Saturasi
didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida tertentu (air, minyak, gas)
terhadap jumlah volume pori – pori total, atau dalam persamaan sebagai berikut:
1. Saturasi air didefinisikan sebagai :
Perbandingan antara volume pori yang diisi secara efektif oleh air dengan
volume pori total.
Volume pori yang terisi air
Sw = .......................................................... (3.1)
Volume pori total
2. Saturasi minyak didefinisikan sebagai :
Perbandingan antara volume pori yang diisi secara efektif oleh minyak
dengan volume pori total.
Volume pori yang terisi minyak
So = ................................................... (3.2)
Volume pori total
3. Saturasi gas didefinisikan sebagai :
Perbandingan antara volume pori yang diisi secara efektif oleh gas dengan
volume pori total
Volme pori terisi gas
Sg = ................................................................... (3.3)
Volume pori total
Untuk sistem air – minyak – gas, maka :
Sw + So + Sg =1 .................................................................................... (3.4)
Untuk sistem air – gas, maka :
Sw + Sg = 1 ........................................................................................... (3.5)

Perhitungan saturasi dalam frekuensi atau persen. Perhitungan tersebut di


atas didapat berdasarkan hasil pemeriksaan core di laboratorium.
Saturasi air (Sw) juga dapat dihitung dari hasil well logging, menurut Archie :
R0
Sw  n ............................................................................................ (3.6)
Rt
Keterangan :
Rt = resistivity lapisan minyak
R0 = resistivity lapisan air
n = konstanta yang harganya berkisar ±3 – 4

Pengaruh proses geologi, kapilaritas, sifat batuan reservoir dan sifat fluida
reservoir mengakibatkan adanya sejumlah fluida yang tidak dapat dikeluarkan dari
dalam reservoir. Volume fluida tersebut dinyatakan dalam saturasi, yaitu :
Swir = irreducible water saturation, %
(yang besarnya berkisar ±15 – 30 %)
Sor = residual oil saturation, %
(yang besarnya berkisar ±10 – 20 %)
Swir juga sering disebut Swc = connate water saturation.
Terdapat 3 faktor yang penting mengenai saturasi fluida, yaitu :
1. Saturasi fluida akan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dalam
reservoir, saturasi air cenderung untuk lebih berada di tempat paling bawah
dari fluida lainnya.
2. Saturasi akan bervariasi dengan kumulatif produksi minyak, jika minyak
digantikan oleh air atau gas bebas, sehingga pada lapangan yang
memproduksi minyak, saturasinya akan berubah secara kontinu.
Saturasi minyak dan gas sering dinyatakan dalam istilah pori – pori batuan yang
diisi oleh hidrokarbon.
3.3. ALAT DAN BAHAN
3.3.1. Alat
1. Dean and stark destilation
2. Timbangan digital
3. Timbangan dan batu timbangan
4. Gelas beker
5. Penjepit
6. Oven

3.3.2. Bahan
1. Sampel core
2. Air
3. Toluena
4. Batu kerikil
5. Grease
3.3.3. Gambar Alat

3
5

Keterangan : 4

1. Condenser
2. Water Trap
3. Core Holder
4. Electric Heater
5. Ground Flask Joint

Gambar 3.1.
3.4. PROSEDUR PENGUKURAN
Rangkaian Peralatan Dean & Stark
Adapun cara kerja(Sumber : Laboratorium
pada praktikum Analisa
pengukuran Inti fluida,
saturasi Batuan)yaitu :
3.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengambil fresh core atau core yang telah dijenuhi air dan minyak.
2. Menimbang core tersebut.
3. Memasukkan core tersebut ke dalam labu Dean and Stark yang telah diisi
dengan toluena. Melengkapi dengan water trap dan reflux condenser.
4. Memanaskan selama + 10 menit hingga air tidak tampak lagi.
5. Mendinginkan dan membaca air yang tertampung di water trap misalnya:
bb = cc = b gram.
6. Menimbang core kering tersebut, misalnya : c gram.
7. Menghitung berat minyak : a – (b + c) gram = d gram.
8. Menghitung volume minyak :
d
Vo =
BJ minyak
9. Menghitung saturasi minyak dan air :
e
So =
Vp
b
Sw =
Vp
3.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

3.5.1. Hasil Percobaan

Pengukuran saturasi fluida reservoir dengan metode Destilasi:


 Berat core kering = 30,5 gr
 Berat core jenuh = 33,3 gr
 Volume air = 1,1 gr/cc
 Berat jenis air (p air) = 1 gr/cc

3.5.2. Perhitungan
𝐖𝟐−𝐖𝟏
 Volume pori-pori (Vp) =
𝐁𝐣
𝟑𝟑,𝟑 − 𝟑𝟎,𝟓
=
𝟏
= 2,8 cm3
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐚𝐢𝐫
 Water Saturation (Sw) =
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐩𝐨𝐫𝐢
𝟏,𝟏
=
𝟐,𝟖

= 0,39285
 Oil Saturation (So) = 1 – Sw – Sg
= 1 – 0,39285 – 0
= 0,607142
3.5.4. Tabel Hasil Percobaan

Tabel III-1
Tabulasi Pengukuran Saturasi Fluida

Saturasi
Berat
Plug Core Berat Core Volume
Vp Sw So
Jenuh Kering (gr) air (gr/cc)
(gr)
A 18,45 16,86 1 1,59 0,6289 0,3711
B 32,641 28,147 0,4 4,494 0,0890 0,9110
C 25,64 22,18 1,1 3,46 0,3179 0,6821
D 26,05 23 1,49 3,05 0,4885 0,5115
E 23,66 20,89 1,5 2,77 0,5415 0,4585
F 33,3 30,5 1,1 2,8 0,3929 0,6071
G 34,5 31 1 3,5 0,2857 0,7143
H 26,1 22,7 2 3,4 0,5882 0,4118
I 27,81 25,4 0,53 2,41 0,2199 0,7801
J 17,9 16,71 1 1,19 0,8403 0,1597
K 33,641 29,147 0,5 4,494 0,1113 0,8887
L 33,8 30 0,4 3,8 0,1053 0,8947
3.6. PEMBAHASAN
Praktikum pada minggu pertama acara kedua ini berjudul Pengukuran
Saturasi Fluida. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami yang dimaksud
sebagai saturasi dan untuk menentukan besarnya saturasi fluida yang terdiri dari
saturasi minyak (So), saturasi air (Sw), dan saturasi gas (Sg). Saturasi fluida
didapatkan dengan membandingkan volume minyak dalam pori batuan dengan
volume pori yang saling berhubungan sehingga didapatkan saturasi minyak (So)
dan kemudian dapat mencari saturasi air (Sw) dengan anggapan bahwa saturasi gas
(Sg) sama dengan nol
Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida tertentu
(air, minyak, gas) terhadap jumlah volume pori – pori yang saling berhubungan
pada suatu batuan. Pada batuan reservoir minyak umumnya terdapat lebih dari satu
macam fluida, kemungkinan terdapat air, minyak, dan gas yang tersebar keseluruh
bagian reservoir . Saturasi air (Sw) adalah perbandingan volume pori - pori yang
terisi oleh air dengan volume pori – pori yang saling berhubungan. Saturasi minyak
(So) adalah perbandingan antara volume pori - pori yang terisi minyak dengan
volume pori – pori yang saling berhubungan. Saturasi gas (Sg) adalah perbandingan
volume pori - pori yang terisi oleh gas dengan volume pori – pori yang saling
berhubungan. Jumlah dari So, Sw, Sg sama dengan 1.
Pada praktikum ini pengukuran saturasi menggunakan Dean and Stark
Method. Alat alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu vaccum pump, vacuum
desiccator, dan dean and stark apparatus. Alat ini memiliki prinsip kerja destilasi
dan kondensasi. Distilasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan
dua fluida yang memiliki titik didih yang berbeda. Kondensasi merupakan suatu
kondisi dimana uap mengalami penurunan suhu, dan kembali menjadi fasa cair.
Prosedur percobaan dari penentuan nilai saturasi fluida ini diawali dengan
menjenuhi core dengan air lalu kemudian dijenuhi dengan minyak. Tujuan
penjenuhan ini adalah untuk menyerupai keadaan reservoir sebenarnya, air
menjenuhi reservoir terlebih dahulu kemudian minyak bermigrasi dan terakumulasi
pada reservoir. Langkah selanjutnya adalah memasukkan sampel core kedalam
flask joint, dimana di dalam flask joint terdapat toluena dan kerikil. Fungsi dari
toluena adalah untuk katalisator karena sifatnya yang tidak bercampur dengan air
sehingga tidak ikut bereaksi dan memiliki titik didih yang lebih tinggi dari titik
didih air. Kerikil berguna untuk meratakan panas pada seluruh bagian dari toluena,
agar proses penguapan fluida lebih cepat. Kemudian alat dipanaskan sambil dialiri
air pada kondensator. Uap air yang keluar dari sample core bergerak menuju water
trap dan mengalami kondensasi menjadi cairan. Pada fasa cair minyak akan
terpisah dengan air sehinngga volume air dan minyak dapat diketahui dengan
membaca skala pada water trap.
Dari percobaan yang dilakukan didapati berat core yang dijenuhi oleh
minyak adalah 33,3 gr dan berat core kering adalah 30,5 gr. Volume air yang
terperangkap pada water trap sebesar 1,1 ml. Volume pori yang didapatkan sebesar
2,8 cc. Dan diperoleh saturasi minyak dengan melakukan perbandingan antara
volume pori-pori yang di isi oleh minyak dengan volume pori- pori yang saling
berhubungan sehingga diperoleh saturasi minyak sebesar 0,6071 dan saturasi air
sebesar 0,3929 dengan anggapan bahwa saturasi gas sama dengan nol. Apabila di
lapangan didapatkan hasil saturasi minyak seperti ini, maka dapat dikategorikan
sebagai cukup baik dan prospek untuk diproduksi.
Besarnya Saturasi fluida dan besarnya porositas tidak saling berpengaruh.
Karena adanya heterogenitas reservoir, yang berarti sifat fisik batuan reservoir dan
sifat fisik fluida yang terdapat di reservoir dari suatu lokasi dengan lokasi lainnya
dapat berbeda.
Aplikasi lapangan dari penentuan harga saturasi yaitu digunakan untuk
mengitung hidrokarbon mula – mula di reservoir yang meliputi original oil in place
(OOIP) dan original gas in place (OGIP), sehingga kita dapat mengetahui besarnya
hidrokarbon yang dapat diproduksi. Selain itu, saturasi air merupakan salah satu
dasar untuk menentukan letak kedalaman bidang sentuh antara air dan minyak
(water oil contact / WOC) sehingga dapat diperoleh hasil prooduksi yang
maksimal.
3.7. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan didapatkan:
a. Saturasi minyak: 0,6071
b. Saturasi air: 0,3929
2. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan besarnya saturasi
fluida.
3. Saturasi fluida merupakan perbandingan antara volume pori–pori batuan
yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori–pori yang
saling berhubungan pada suatu batuan berpori.
4. Prinsip kerja yang digunakan dalam percobaan ini adalah destilasi dan
kondensasi.
5. Aplikasi dilapangan dari penentuan harga saturasi yaitu digunakan untuk
mengitung hidrokarbon mula – mula di reservoir yang meliputi original
oil in place (OOIP) dan original gas in place (OGIP).

Anda mungkin juga menyukai