Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA INTI


PENGUKURAN PERMEABILITAS

DISUSUN OLEH :

NAMA : DZAKY ALIF HIDAYAT


NIM : 113180111
PLUG :F

LABORATORIUM ANALISA INTI BATUAN


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM ANALISA INTI BATUAN
PENGUKURAN PERMEABILITAS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Analisa Inti Batuan Minggu ke-
1 Pengukuran Permeabilitas, Tahun akademik 2020-2021, Program Studi S1
Teknik Perminyakan, Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta.

DISUSUN OLEH :
NAMA : DZAKY ALIF HIDAYAT
NIM : 113180111
PLUG :F

Yogyakarta, November 2020


Disetujui untuk Laboratorium
Analisa Inti Batuan
Oleh :
Asisten Praktikum

MOCHAMAD RIFA’I
NIM. 113 160 041
BAB IV
PENGUKURAN PERMEABILITAS

4.1 TUJUAN PERCOBAAN


Praktikum ini bertujuan untuk menentukan nilai permeabilitas absolut dari
sampel core dengan menggunakan rangkaian liquid permeameter dan gas
permeameter. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai
permeabilitas, dan untuk mengetahui aplikasi pengukuran permeabilitas dilapangan
serta hubungan nilai permeabilitas dengan parameter yang lain.

4.2 DASAR TEORI


Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan
kemampuan suatu bahan untuk mengalirkan atau meloloskan fluida melalui pori-
pori batuan yang saling berhubungan tanpa merusak partikel-partikel penyusun
batuan tersebut. Jadi permeabilitas merupakan tingkat kemudahan dari aliran atau
mengalirnya fluida melalui pori-pori batuan. Pada umumnya, hasil analisa sampel
core yang diperoleh dari reservoir memberikan harga permeabilitas yang berbeda.
Hal ini menunjukkan sifat ketidakseragaman dari batuan reservoir tersebut.
Dasar penentuan permeabilitas batuan adalah dari percobaan yang dilakukan
oleh Darcy. Dalam percobaannya, Henry Darcy menggunakan batu pasir yang tidak
kompak yang dialiri air. Batu pasir yang porous ini dijenuhi cairan 100% dengan
viskositas (μ), dengan luas penampang (A), dan panjangnya (L). Kemudian dengan
memberi tekanan masuk P1 pada salah satu ujungnya, maka terjadi aliran dengan
laju sebesar Q, sedangkan P2 tekanan dari luar. Dalam percobaan ini dapat ditunjuk
kan bahwa Q adalah konstan dan akan sama dengan harga permeabilitas batuan
yang tidak tergantung dari cairan, perbedaan tekanan dan dimensi batuan yang
digunakan. Karena Henry Darcy dianggap sebagai pelopor penyelidikan
permeabilitas maka untuk satuan permeabilitas adalalah Darcy.
Dalam batuan reservoir permeabilitas dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Permeabilitas Absolut
Permeabilitas absolut adalah permeabilitas dimana fluida yang mengalir
dalam media berpori hanya terdiri dari satu fasa.
2. Permeabilitas Efektif
Permeabilitas efektif adalah permeabilitas dimana fluida yang mengalir
melalui media berpori lebih dari satu fasa.
3. Permeabilitas Relatif
Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara permeabilitas efektif
dengan permeabilitas absolut.

Gambar 4.1.
Ilustrasi Asumsi Darcy
(Sumber : wordpress.com )

Definisi API untuk 1 Darcy adalah apabila batuan mampu mengalirkan


fluida dengan laju 1 cm3/s berviskositas 1 cp, sepanjang 1 cm dan mempunyai
luas penampang 1 cm2, perbedaan tekanan sebesar 1atm (76,00 mmHg). Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
𝜇𝑥𝑄𝑥𝐿
K= .............................................................................(4.1)
𝐴 𝑥 ∆𝑃
Keterangan :
K = Permeabilitas, Darcy
μ = Viscositas, cp
Q = Laju aliran, cc/sec
L = Panjang, cm
A = Luas penampang, cm²
∆𝑃 = Beda tekanan, atm
Beberapa anggapan yang digunakan oleh Darcy dalam Persamaan (4.1) di
atas, adalah :
1. Alirannya mantap (steady state)

2. Fluida yang mengalir satu fasa

3. Viskositas fluida yang mengalir konstan

4. Kondisi aliran isothermal

5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal

6. Fluidanya incompressible

Permeabilitas dapat dicari dengan rumus:


1. Permeabilitas dari cairan
𝜇𝑥𝑉𝑥𝐿
K = 𝐴 𝑥 𝑃 𝑥 𝑇.............................................................................(4.2)

Keterangan:
K = permeabilitas dari sampel (Darcy)
𝜇 = viskositas dari cairan test (cp = 0,895 cp)
V = volume cairan yang dialirkan melalui sampel (cm3)
L = panjang sampel core (cm)
A = luas penampang dari sampel (cm2)
P = gradien tekanan (atm)
T = waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan cairan melalui sampel
(detik).
2. Permeabilitas dengan gas
𝜇𝑥𝑄𝑥𝐿
K= .............................................................................(4.3)
𝐴𝑥𝑃

Keterangan:
K = permeabilitas dari sampel (Darcy)
𝜇 = viskositas gas yang digunakan (lihat grafik)
Q = flow rate rata-rata (cc/dt)
L = panjang sampel core (cm)
A = luas penampang dari sampel (cm2)
P = gradien tekanan (atm)
Dalam satuan lapangan, k dinyatakan dalam mili Darcy. Secara
perkiraan di lapangan dapat juga dilakukan pemberian semi kumulatif terhadap
permeabilitas (skala k) yaitu:
No. Skala Keterangan
1. < 5 mD ketat (tight)
2. 5 – 10 mD cukup (fair)
3. 10 – 100 mD baik (good)
4. 100 – 1000 mD sangat baik (very good)
4.3 ALAT DAN BAHAN
4.3.1 Alat
1. Rangkaian alat gas permeameter
2. Rangkaian alat liquid permeameter
4.3.2 Bahan
1. Sampel core
2. Air
4.3.3 Gambar Alat

5 7

8
1
2

Keterangan :
1. Core holder
2. Core
3. Selector valve (Flowmeter selector valve)
4. Thermometer
5. Triple range flowmeter
6. Pressure Gauge
7. Gas inlet
8. Pressure regulator

Gambar 4.1
Rangkaian Alat Gas Permeameter
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti batuan )
5
6

4 7

3
2

Keterangan :
1. Beker glass
gl
2. Pressure regulator

3. Cut off valve

4. Burette

5. Discharge – fill valve assamble

6. Pressure Gauge

7. Gas inlet

Gambar 4.2
Rangkaian Alat Liquid Permeameter
( Sumber : Laboratorium Analisa Inti batuan )
4.4 PROSEDUR PERCOBAAN

4.4.1 Pengukuran Permeabilitas dengan Gas Permeameter


1. Memastikan regulating valve tertutup, menghubungkan saluran gas
pada gas inlet.
2. Memasukkan core pada core holder.
3. Memutar flowmeter selection valve pada tanda large.
4. Membuka regulating valve, memutar sampai pressure gauge
menunjukkan angka 0,25 atm.
5. Memilih range pembacaan pada flowmeter 20 – 140 division.
6. Jika pembaca pada flowmeter di bawah 20, memutar selector valve ke
medium dan menaikkan tekanan sampai 1 atm.
7. Jika pembaca pada flowmeter di bawah 20, memutar selector valve ke
small dan menaikkan tekanan sampai 1 atm.
8. Jika flowmeter tetap tidak naik dari angka 20 menghentikan percobaan
dan periksa core pada core holder (menetukan
kemungkinankemungkinan yang terjadi).
9. Jika flowmeter menunjukkan angka di atas 140 pada large tube, maka
permeabilitas terlalu besar, menghentikan percobaan atau mencoba
menaikkan panjang core atau mengurangi cross sectional area dari
core.
10. Mencatat temperatur, tekanan dan membaca flowmeter.
11. Mengubah tekanan ke 0,5 atm dengan regulator.
12. Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali hingga pengubahan tekanan 1
atm.
13. Menghitung permeabilitas gas dengan rumus :
𝜇𝑥𝑄𝑥𝐿
K= 𝐴𝑥𝑃

4.4.2 Pengukuran Permeabilitas dengan Liquid Permeameter


1. Memasukkan core ke dalam core holder.
2. Mengisi burette dengan tes liquid (air).
3. Membuka core holder valve dan burette akan terisi.
4. Jika burette sudah terisi melalui batas atas, menutup cut off valve.
5. Mengatur tekanan sebesar 1 atm pada pressure gauge dengan mengatur
pressure regulator.
6. Mengembalikan discharge-fillvalve ke discharge.
7. Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida dan batas
atas hingga batas bawah burette.
8. Menghitung permeabilitas dengan rumus :
𝜇𝑥𝑉𝑥𝐿
K = 𝐴𝑥𝑃𝑥𝑇
4.5 HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
4.5.1 Hasil Percobaan
Tabel IV-1
1/Pm vs. Permeabilitas Dengan Menggunakan Alat Gas Permeameter
𝟏 K (darcy)
𝑷𝒎
0,89 0,8504
0,80 0,6490

0,67 0,4699

1. Pengukuran Permeabilitas Absolut dengan Gas Permeameter


Panjang core (L) = 3 cm
Luas penampang (A) = 4,9 cm2
• ∆𝑃 = 0,25 atm
Flow reading = 50 mm
𝑄𝑔𝑎𝑠 = 19 cc/s
𝜇𝑔𝑎𝑠 = 0,01833 cp
K = 0,8504 darcy
• ∆𝑃 = 0,5 atm
Flow reading = 70 mm
𝑄𝑔𝑎𝑠 = 29 cc/s
𝜇𝑔𝑎𝑠 = 0,01833 cp
K = 0,6490 darcy
• ∆𝑃 = 1 atm
Flow reading = 105 mm
𝑄𝑔𝑎𝑠 = 42 cc/s
𝜇𝑔𝑎𝑠 = 0,01833 cp
K = 0,4699 darcy
2. Pengukuran Permeabilitas Absolut dengan Liquid Permeameter
Panjang core (L) = 3,3 cm
Luas penampang (A) = 9,9 cm2
∆𝑷 = 1 atm
𝝁𝒍𝒊𝒒𝒖𝒊𝒅 = 1 cp
Waktu alir = 90 detik
Volume liquid = 50 ml
𝑸𝒍𝒊𝒒𝒖𝒊𝒅 = 0,556 cc/s
K = 0,1852 darcy

4.5.2 Perhitungan

1. Dengan Gas Permeameter


• Pada ∆𝑃 = 0,25 atm ; Qg = 19 cc/s
𝜇𝑔𝑎𝑠 𝑥 𝑄𝑔𝑎𝑠 𝑥 𝐿
K = 𝐴 𝑥 ∆𝑃
𝑐𝑐
0,01833 𝑐𝑝 𝑥 19 𝑥 3 𝑐𝑚
𝑠
= 4,9 𝑐𝑚2 𝑥 0,25 𝑎𝑡𝑚

= 0,8504 darcy

• Pada ∆𝑃 = 0,5 atm ; Qg = 29 cc/s


𝜇𝑔𝑎𝑠 𝑥 𝑄𝑔𝑎𝑠 𝑥 𝐿
K = 𝐴 𝑥 ∆𝑃
𝑐𝑐
0,01833 𝑐𝑝 𝑥 29 𝑥 3 𝑐𝑚
𝑠
= 4,9 𝑐𝑚2 𝑥 0,5 𝑎𝑡𝑚

= 0,6490 darcy

• Pada ∆𝑃 = 1 atm ; Qg = 42 cc/s


𝜇𝑔𝑎𝑠 𝑥 𝑄𝑔𝑎𝑠 𝑥 𝐿
K = 𝐴 𝑥 ∆𝑃
𝑐𝑐
0,01833 𝑐𝑝 𝑥 42 𝑥 3 𝑐𝑚
𝑠
= 4,9 𝑐𝑚2 𝑥 1 𝑎𝑡𝑚

= 0,4699 darcy
a. Klikenberg Effect
(∆𝑃 + 1) + 1
Pm = 2

• Pada ∆𝑃 = 0,25 atm


(∆𝑃 + 1) + 1
Pm = 2
(0,25 𝑎𝑡𝑚 +1 ) + 1
= 2

= 1,125 atm
1 1
= 1,125 𝑎𝑡𝑚
𝑃𝑚

= 0,89
• Pada ∆𝑃 = 0,5 atm
(∆𝑃 + 1) + 1
Pm = 2
(0,5 𝑎𝑡𝑚 + 1) + 1
= 2

= 1,25 atm
1 1
= 1,25 𝑎𝑡𝑚
𝑃𝑚

= 0,80
• Pada ∆𝑃 = 1 atm
(∆𝑃 + 1) + 1
Pm = 2
(1 𝑎𝑡𝑚 + 1) + 1
= 2

= 1,5 atm
1 1
= 1,5 𝑎𝑡𝑚
𝑃𝑚

= 0,67
Berdasarkan grafik K vs 1/Pm, didapatkan persamaan trendline:

y = 0,16829x – 0,6649

dimana: y = mx + c

tan 𝛼 = m = 0,16829

K = c = - 0,6649
tan 𝛼 0,16829
b= = − 0,6649 = - 2,53106
𝐶

b. Menghitung 𝑲𝒂𝒃𝒔𝒐𝒍𝒖𝒕𝒆 (K*)


• Pada ∆𝑃 = 0,25 atm
𝑏
K*1 = K [1 + ]
𝑃𝑚

− 2,53106
= - 0,6649 [1 + ]
1,125 𝑎𝑡𝑚

= 0,831 darcy
• Pada ∆𝑃 = 0,5 atm
𝑏
K*2 = K [1 + ]
𝑃𝑚
− 2,53106
= - 0,6649 [1 + ]
1,25

= 0,681 darcy
• Pada ∆𝑃 = 1 atm
𝑏
K*3 = K [1 + ]
𝑃𝑚
− 2,53106
= - 0,6649 [1 + ]
1,5

= 0,457 darcy
c. Menghitung 𝑲𝒕𝒓𝒖𝒆
𝐾𝑡𝑟𝑢𝑒 didapatkan dengan melakukan rata-rata nilai 𝐾𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒
𝐾1∗ + 𝐾2∗ + 𝐾3∗
𝐾𝑡𝑟𝑢𝑒 = 3
0,831 𝑑𝑎𝑟𝑐𝑦 + 0,681 𝑑𝑎𝑟𝑐𝑦 + 0,457 𝑑𝑎𝑟𝑐𝑦
=
3
1,9695 𝑑𝑎𝑟𝑐𝑦
= 3

= 0,656 darcy

2. Dengan Liquid Permeameter


• Pada ∆𝑃 = 1 atm
𝜇𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 𝑥 𝑄
𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 𝑥 𝐿
K = 𝐴 𝑥 ∆𝑃
𝑐𝑐
1 𝑐𝑝 𝑥 0,556 𝑥 3,3 𝑐𝑚
𝑠
= 9,9 𝑐𝑚2 𝑥 1 𝑎𝑡𝑚

= 0,1852 darcy
4.5.3
GRAFIK

Grafik 3.1 Densitas vs Additive


4.7. PEMBAHASAN
Praktikum pada minggu pertama acara ketiga ini berjudul Pengukuran
Permeabilitas. Tujuan dari praktikum ini adalah bertujuan untuk memahami yang
dimaksud dengan permeabilitas dan untuk menentukan nilai permeabilitas absolut
dari sampel core dengan menggunakan rangkaian Liquid Permeameter dan Gas
Permeameter.
Permeabilitas dapat diartikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan
kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan atau meloloskan fluida melalui pori-
pori batuan yang saling berhubungan tanpa merusak partikel-partikel penyusun
batuan tersebut. Permeabilitas dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
permeabiltas absolut, permeabilitas efektif, dan permeabilitas relatif. Permeabiltas
Absolut adalah permeabilitas dimana fuida yang mengalir dalam media berpori
hanya terdiri dari satu fasa. Permeabilitas Efektif adalah permeabilitas dimana
fluida yang mengalir melalui media berpori lebih dari satu fasa. Sedangkan
Permeabilitas Relatif adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan
relatif. Dasar penentuan permeabilitas batuan adalah dari percobaan yang dilakukan
oleh Darcy, dimana dalam percobaannya menggunakan batu pasir yang tidak
kompak yang dialiri air. Dari percobaan ini ditemukannya Permeabilitas Darcy
yang memiliki pengertian batuan dengan panjang 1 cm, memiliki luas 1 cm2, dan
fluida dengan viskositas 1 cp, dengan perbedaan tekanan sebesar 1 atm, akan
tercipta laju alir sebesar 1 cc/sec. Permeabilitas memiliki hubungannya dengan
porositas. Batuan dengan porsitas yang besar belum tentu memiliki permeabilitas
yang besar juga, tetapi batuan yang memiliki permeabilitas yang bersar tentunya
memiliki porositas yang besar juga. Hal ini dikarenakan meskipun suatu batuan
memiliki banyak pori, belum tentu pori – pori batuannya saling berhubungan antara
satu dengan yang lain. Besarnya viskostas tidak mempengaruhi besarnya
permeabilitas. Karena permeabilitas merupakan sifat fisik dari batuan sedangkan
viskositas merupakan sifat fisik dari suatu fluida. Sehingganya sifat fisik batuan
tidak dipengaruhi oleh sifat fisik fluida. Viskositas hanya berpengaruh pada laju alir
yang dihasilkan.
Pada praktikum pengukuran permeabilitas ini kami menggunakan dua
metode percobaan, yaitu Metode Liquid Permeameter dan Metode Gas
Permeameter. Kedua alat ini memiliki prinsip kerja yang sama yaitu mengalirkan
fluida melalui media berpori. Perbedaannya adalah fluida yang digunakan dalam
melakukan percobaan bila pada Metode Liquid Permeameter menggunakan air dan
pada Metode Gas Permeameter menggunakan gas. Dasar dilakukannya percobaan
ini adalah percobaan Darcy dalam menentukan permeabilitas. Dari percobaan yang
dilakukan dengan menggunakan metode Liquid Permeameter diperoleh harga
permeabilitas sebesar 0,1852 Darcy, sedangkan pada metode Gas Permeameter
diperoleh harga permeabilitas true sebesar 0,656 Darcy. Faktor Klinkenberg adalah
faktor pengoreksi nilai permeabilitas mula–mula agar diperoleh harga permeabilitas
yang sebenarnya, dimana hanya berlaku pada pengukuran permeabilitas gas.
Klinkenberg Effect atau Gas Slippage Effect merupakan fenomena dimana jalur gas
mengalir lebih besar dari pada diameter pori/kapiler yang dilalui oleh molekul gas
sehingga enrgi kinetik digunakan untuk perpindahan molekul gas melalui pipa
kapiler, dan terjadinya slip antara molekul gas dengan dinding pori/kapiler.
Slippage ini mengakibatkan molekul gas bergerak lebih cepat pada pori/kapiler
pada arah perpindahannya sehingga data permeabilitas terhadap gas yang didapat
lebih besar dari pada permeabilitas absolutnya.
Klasifikasi permeabilitas menurut Koesoemadinata terdiri dari: ketat (tight)
dengan nilai kurang dari 5 mD, cukup (fair) dengan nilai 5 sampai 10 mD, baik
(good) dengan nilai 10-100 mD, sangat baik (very good) dengan nilai 100 – 1000
mD, dan istimewa (excellent) dengan nilai lebih dari 1000 mD
Aplikasi lapangan dari percobaan kali ini adalah untuk menentukan potensi
suatu sumur untuk berproduksi dengan besarnya permeabilitas. Selain itu juga dapat
digunakan untuk menghitung laju alir produksi dari suatu sumur dan juga
Productivity Index (PI) yang kemudian digunakan untuk membuat kurva IPR (Index
Productivity Rate).
4.8. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari perhitungan didapatkan:
a. Permeabilitas true pada gas permeameter : 0,656 Darcy
b. Permeabilitas pada liquid permeameter : 0,1852 Darcy
2. Permeabilitas merupakan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan
kemampuan suatu bahan untuk mengalirkan atau meloloskan fluida
melalui pori-pori batuan yang saling berhubungan tanpa merusak
partikel-partikel penyusun batuan tersebut.
3. Dasar penentuan permeabilitas batuan adalah dari percobaan yang
dilakukan oleh Darcy dimana dalam percobaannya menggunakan batu
pasir yang tidak kompak yang dialiri air.
4. Faktor Klinkenberg adalah faktor pengoreksi nilai permeabilitas mula –
mula agar diperoleh harga permeabilitas yang sebenarnya, dimana hanya
berlaku pada pengukuran permeabilitas gas.
5. Aplikasi lapangan dari pecobaan ini adalah, nilai permeabilitas suatu
formasi menunjukkan kemampuan suatu sumur untuk berproduksi yaitu
berkenaan dengan laju alir fluida yang akan diproduksi. Serta digunakan
untuk menentukan Productivity Index (PI) yang kemudian digunakan
untuk membuat kurva IPR (Index Productivity Rate.

Anda mungkin juga menyukai