Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA INTI BATUAN PENGUKURAN


PERMEABILITAS

DI SUSUN OLEH :

NAMA : BAGUS EMERY AGNAPUTRA S


NIM : 113210126
PLUG :B

LABORATORIUM ANALISA INTI BATUAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA


2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
BAB IV

PENGUKURAN PERMEABILITAS

4.1. TUJUAN PERCOBAAN


Praktikum ini bertujuan untuk menentukan nilai permeabilitas absolut dari sampel
core dengan menggunakan rangkaian liquid permeameter dan gas permeameter.
Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya nilai permeabilitas, dan
untuk mengetahui aplikasi pengukuran permeabilitas dilapangan serta hubungan nilai
permeabilitas dengan parameter yang lain.

4.2. DASAR TEORI


Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan
suatu bahan untuk mengalirkan atau meloloskan fluida melalui pori-pori batuan yang
saling berhubungan tanpa merusak partikel-partikel penyusun batuan tersebut. Jadi
permeabilitas merupakan tingkat kemudahan dari aliran atau mengalirnya fluida melalui
pori-pori batuan. Pada umumnya, hasil analisa sampel core yang diperoleh dari reservoir
memberikan harga permeabilitas yang berbeda. Hal ini menunjukkan sifat
ketidakseragaman dari batuan reservoir tersebut.
Dasar penentuan permeabilitas batuan adalah dari percobaan yang dilakukan oleh
Darcy. Dalam percobaannya, Henry Darcy menggunakan batu pasir yang tidak kompak
yang dialiri air. Batu pasir yang porous ini dijenuhi cairan 100% dengan viskositas (μ),
dengan luas penampang (A), dan panjangnya (L). Kemudian dengan memberi tekanan
masuk P1 pada salah satu ujungnya, maka terjadi aliran dengan laju sebesar Q, sedangkan
P2 tekanan dari luar. Dalam percobaan ini ditunjukkan bahwa Q adalah konstan dan akan
sama dengan harga permeabilitas batuan yang tidak tergantung dari cairan, perbedaan
tekanan dan dimensi batuan digunakan.

Karena Henry Darcy dianggap sebagai pelopor penyelidikan permeabilitas maka untuk satuan
permeabilitas adalalah Darcy.
Dalam batuan reservoir permeabilitas dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Permeabilitas Absolut
Permeabilitas absolut adalah permeabilitas dimana fluida yang mengalir dalam
media berpori hanya terdiri dari satu fasa.
2. Permeabilitas Efektif
Permeabilitas efektif adalah permeabilitas dimana fluida yang mengalir melalui
media berpori lebih dari satufasa.
3. Permeabilitas Relatif
Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan
permeabilitas absolut.

Gambar 4.1.
Ilustrasi Asumsi Darcy
(Sumber : wordpress.com )

Definisi API untuk 1 Darcy adalah apabila batuan mampu mengalirkan fluida
dengan laju 1 cm3/s berviskositas 1 cp, sepanjang 1 cm dan mempunyai luas penampang
1 cm2, perbedaan tekanan sebesar 1atm (76,00 mmHg) .Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:

K= QxųxL
.........................................................................(4.1)
A x (P1 - P2)

Keterangan :
K = Permeabilitas, Darcy
Q = Laju aliran, cc/sec
μ = Viscositas, cp
A = Luas penampang, cm²
L = Panjang, cm
P1 – P2 = Beda tekanan, atm
Beberapa anggapan yang digunakan oleh Darcy dalam Persamaan
(4.1) di atas, adalah :
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible
Permeabilitas dapat dicari dengan rumus :
1. Permeabilitas dari cairan

.V.L
K= .................................................................................. (4.2)
A.P.T
Keterangan:
K = permeabilitas dari sampel (Darcy)
 = viskositas dari cairan test (cp = 0,895 cp)
V = volume cairan yang dialirkan melalui sampel (cm3)
A = luas penampang dari sampel (cm2)
P = gradien tekanan (atm)
T = waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan cairan melalui sampel (detik)

2. Permeabilitas dengan gas

.Q.L
K= ................................................................................. (4.3)
A.P
Keterangan :
K = permeabilitas (Darcy)
= viskositas gas yang digunakan (lihat grafik)
Q = flow rate rata-rata (cc/dt)
L = panjang sampel (cm)
A = luas penampang dari sampel (cm2) P = pressure
gradient tekanan (atm)

Dalam satuan lapangan K dinyatakan dalam mili Darcy. Secara perkiraan dilapangan
dapat juga dilakukan pemberian semi kumulatif terhadap permeabilitas (skala K) yaitu:
1. Ketat (tight) : < 5 mD
2. Cukup (fair) : 5 – 10 mD
3. Baik (good) : 10 – 100 mD
4. Baik sekali (very good) : 100 – 1000 mD

4.3 ALAT DAN BAHAN


4.3.1 Alat
a. Gas Permeameter :
1. Core holder dan termometer
2. Triple range flowmeter
3. Gas inlet
4. Gas outlet
5. Pressure gauge
b. Liquid Permeameter :
1. Core holder
2. Termometer
3. Cut off valve
4. Special lid dan overflow tube
5. Burette
6. Discharge fill valve
7. Gas inlet
8. Gas pressure line dan pressure regulator
4.3.2 Bahan :
1. Sampel core
2. Air
3. Udara
4.3.3. Gambar Alat
7

5 4

3 8
1

Keterangan :
1. Core holder
2. Core
3. Selector valve (Flowmeter selector valve)
4. Thermometer
5. Triple range flowmeter
6. Pressure Gauge
7. Gas inlet
8. Pressure regulator

Gambar 4.2.
Rangkaian Alat Gas Permeameter (Sumber
: Laboratorium Analisa Inti batuan)
5

6
4

7
1

Keterangan :
1. Core holder
2. Core
3. Cut off valve
4. Burette
5. Discharge – fill valve assamble
6. Pressure Gauge
7. Gas inlet
8. Pressure regulator

Gambar 4.3.
Rangkaian Alat Liquid Permeameter
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
K vs 1/Pmean
1

0,9

0,8

0,7

0,6
y = 1,2644e-0,001x
0,5 R² = 1

0,4

0,3

0,2

0,1

0
0 100 200 300 400 500 600 700

Grafik 4.1. K vs 1/Pm


4.4 PROSEDUR PERCOBAAN
a Gas permeameter
1. Menutup regulating valve, menyambung saluran gas ke gas inlet
2. Memasukan core ke core holder
3. Nenutar flow meter selection valve ke large
4. Membuka regulating valve, memutar sampai pressure gauge berada
pada angka 0,25 atm
5. Pilih range pada flowmeter 20-140 division
6. Jika flow meter berada di bawah 20, putar selector valve ke small dan
naikan sampai 1 atm
7. Jika flowmeter tetap tidak naik dari angka 20, hentikan percobaan dan
periksa core pada holder
8. Jika flowmeter di atas 140 pada large tube, hentikan percobaan atau
naikan panjakan core
9. Mencatat temperature, tekanan dan flowmeter
10. Mengubah tekanan ke 0,25 atm dengan regulator
11. Mengulangi percobaan 3 kali dan menghitung permeabilitas dengan
persamaan
b Liquid permeameter
1. Masukan core ke dalam core holder
2. Mengisi burette dengan tes liquid
3. Membuka core holder valve dan burette akan terisi
4. Jika burette melampaui batas, tutup cut of valve
5. Mengatur tekanan yang diingingkan pada pressure gauge dan
mengatur pressure regulator
6. Mengembalikan discharge fill valve ke discharge
7. Mencatat waktu untuk mengalirkan fluida dan bata ata hingga batas
bawah burette
8. Menghitung nilai permeabilitas
4.5 HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
4.5.1 Hasil Percobaan
1. Pengukuran Permeabilitas Absolut dengan gas permeameter
a Panjang Core (L) = 2,5 cm
Lebar Core (ℓ) = - cm
Tinggi Core (t) = - cm
Luas Penampang Core (A) = 5 cm2
Beda Tekanan (ΔP) = 0,25 atm
Flow Reading = 48 mm
Laju aluran (Qg) = 0.33 cc/s
Viskositas Gas (μg) = 0,0183 cp
Permeabilitas (K) = 0,2078 darcy
b Panjang Core (L) = 2,5 cm
Lebar Core (ℓ) = - cm
Tinggi Core (t) = - cm
Luas Penampang Core (A) = 5 cm2
Beda Tekanan (ΔP) = 0,5 atm
Flow Reading = 59 mm
Laju aluran (Qg) = 0.45 cc/s
Viskositas Gas (μg) = 0,0138 cp
Permeabilitas (K) = 0,007865 darcy
c Panjang Core (L) = 2,5 cm
Lebar Core (ℓ) = - cm
Tinggi Core (t) = - cm
Luas Penampang Core (A) = 5 cm2
Beda Tekanan (ΔP) = 1 atm
Flow Reading = 75 mm
Laju aluran (Qg) = 0.6 cc/s
Viskositas Gas (μg) = 0,0183 cp
Permeabilitas (K) = 0,00549 darcy

4.5.2 Hasil Perhitnngan


 Dengan menggunakan gas permeameter

Pada ∆ P = 0,25 atm, Qg = 0,33 cc/s

μg Qg L
K=
A∆P
μg Qg L
Permeabilitas (KL) =
A∆ P
0,0183 0,332,5
= = 0,0122078 darcy
5 0,125
Pada ∆ P = 0,5 atm, Qg = 0,43 cc/s

μg Qg L
Permeabilitas (KL) =
A∆ P
0,0183 0,432,5
= = 0,007865 darcy
50,5

Pada ∆ P = 1 atm, Qg = 0,6 cc/s

μg Qg L
Permeabilitas (KL) =
A∆ P
0,0183 0,6 2,5
= = 0,007865 darcy
51

 Klikenberg effect
a. Menentukan Pm dan 1/pm

P inlet + P outlet
Pm= , P outlet =1 atm
2

1,25+ 1
Pm 1 ¿
2
¿ 1,125 atm

1
1/Pm1 ¿
1,125 atm
= 0,889 atm-1

1,5+ 1
Pm 2 ¿
2
= 0,8 atm

1,5+ 1
1/Pm2 ¿
2
= 1,25 atm

2+ 1
Pm 3 ¿
2

1
1/Pm 3 ¿
1,5
= 0,607 atm-1

b. Menghitung faktor klinkenberg

Y = ax + b

= 1,12644 x – 0,001

K abs = titik potong grafik dengan sumbu y

K=c

K = 0,001 darcy

∆y
tan α=
∆x

= 1,244

c. Menghitung K real (K)

b
K sebenarnya = kabs [1+ ]
Pm

0,0008
K 0,25 atm = 1,2644 [1+ ]
1,125

= 1,2652 darcy

0,0008
K 1 atm = 1,2644 [1+ ]
1,5

= 1,2651 darcy

1,2653+ 1,2652+1,2651
K sebenarnya =
3

= 1,2652 darcy
 Dengan liquid permeameter
Menghitung K abs
Pada P1 = 1 atm, v = 50 cc, t = 25 s
μv L
K abs ¿
∆t ∆ p
1,5 3
¿
3,79942551
= 0,154823 darcy
4.6 PEMBAHASAN
Praktikum Analisa Inti Batuan minggu kedua acara pertama membahas
pengukuran permeabilitas batuasn percobaan bertujuan untuk menentukan nilai
permeabilitas absolut degan menggunakan gas permeameter dan liquid
permeameter, dan mengetahui aplikasi-aplikasinya di lapangan. Alat-alat yang
digunakan dalam percobaan ini yaitu gas permeameter dan liquid
permeameter. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu sampel core, air, dan
gas nitrogen. Prinsip kerja yang diterapkan pada percobaan ini yaitu
menghitung laju alir dari fluida yang memasuki sampel core.
Percobaan dimulai dengan mempersiapkan sampel core ke dalam core
holderdan dipasang pada gas permeameter. Sebelum mengalirkan gas,
pastikan terlebih dahulu bahwa regulating valve sudah tertutup. Alirkan gas
nitrogen melalui gas inlet pada alat gas permeameter. Kemudian putar
flowmeter selector valve pada tanda “large”. Buka regulating valve,
putarkan sampai pressure gauge menunjukkan angka 0,25 atm.Lanjutkan
pengaturan pressure gaugesampai tekanan 0,5 atm dan 1 atm. Jika
pembacaan terhadap flowmeter di bawah angka 20, putar selector valve ke
“medium” sampai “small”. Selanjutnya yaitu pencatatan terhadap flowmeter
dan tekanan untuk diplotkan ke dalam grafik gauge reading vs flowmeter
readingvs flow rateuntuk mengetahui flow rate suatu fluida melalui pori
sampel coresehingga dapat ditentukan nilai K. Pada saat menggunakan
gas permeameter, dilakukan pembacaan flowmeter berdasarkan tekanan pada
pressure gauge sebanyak tiga kali. Hal ini dikarenakan adanya efek
Klinkenberg, sehingga harus dilakukan koreksi pada perhitungan
permeabilitas absolut fasa gas karena hasil K terbaca lebih besar dari K
seharusnya. Percobaan kemudian dilanjutkan pada alat liquid permeameter,
yaitu untuk mengetahui permeabilitas absolut fasa liquid dari suatu sampel core.
Mula-mula mempersiapkan sampel core ke dalam core holder dan
memasangnya pada liquid permeameter. Kemudian isikan air sebanyak 50 cc pada
buret. Kemudian tekanan pada pressure gaugediatur. Setelah itu dilakukan
pencatatan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida dari
batas atas hingga batas bawah baret, sehingga bersamaan dengan data volume air
yang diisikan pada buret didapatkan nilai flow rate.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada gas permeameter,
didapatkan data sebagai berikut, didapatkan K1 sebesar 0,0122078 darcy, K2
sebesar 0,007865 darcy K3 sebesar 0,00549 darcy, faktor klikenberg dengan Pm 1
sebesar 1,125 atm, 1/Pm1 sebesar 0,889 atm-1, Pm2 sebesar 1,25 atm dengan
1/Pm2 sebesar 0,8-1, Pm3 sebesar 5 atm dengan 1/Pm3 sebesar 0,607 atm -1.
Kemudian setelah didapatkan persamaan y=1,2644-0,001 dari grafik, dapat
ditentukan K abs sebesar 1,2644 darcy. Dari K abs tersebut dapat ditentukan K
sebenarnya dari masing-masing percobaan dengan K sebenarnya pada 0,25 atm
sebsar 1,2653 darcy, pada 0,5 atm sebesar 1,2652 darcy, dan pada 1 atm sebesar
1,2651 darcy. Setelah didapatkan data tersebut, dapat dicari rata-rata K
sebenarnya yang didapatkan sebagai 1,2652 darcy. Sedangkan, didapatkan K abs
dari liquid permeameter sebesar 0,154823 darcy
Aplikasi lapangan dari penentuan permeabilitas yaitu, dalam aspek
reservoir untuk mengetahui seberapa besar potensi suatu batuan bila dijadikan
reservoir dengan melihat nilai permeabilitasnya. Jika memiliki nilai permeabilitas
besar maka berpotensi menjadi sumur yang produktif. Kemudian pada aspek
produksi, permeabilitas digunakan untuk menentukan laju alir produksi.
4.7 KESIMPULAN
1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan data sebagai
berikut.
- K1 = 0,0122078 darcy
- K2 = 0,007869 darcy
- K3 = 0,00549 darcy
- K abs gas = 1,2644 darcy
- K real 1 = 1,2653 darcy
- K real 2 = 1,2652 darcy
- K real 3 = 1,2651 darcy
- K real mean = 1,2652 darcy
2. Pembacaan flowmeter dengan mengatur tekanan pada pressure gauge
sebanyak tiga kali disebabkan adanya efek Klinkenberg pada penentuan
permeabilitas gas yang menyebabkan hasil K terbaca lebih besar dari K
seharusnya.
3. Aplikasi lapangan dari percobaan pengukuran permeabilitas yaitu untuk
mengetahui permeabilitas batuan dan laju alir produksi.

Anda mungkin juga menyukai