Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Fisika

Disusun Oleh:
Adilia Dwi M.P.
Alfin G. K.
M. Januar
Rayna Alifa R.
Tia Rahma
XI . IPA. 1
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2. Tujan Percobaan..........................................................................................................................3

BAB II: LANDASAN TEORI.......................................................................................................4


2.1. Fluida Statis..................................................................................................................................4
2.2.   Tekanan Hidrostatic........................................................................................................................6

BAB III: PROSEDUR PRAKTIKUM.........................................................................................8


Praktikum 1.............................................................................................................................................8
Praktikum 2...........................................................................................................................................11
3.4. Lampiran foto............................................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wujud zat secara umum dibedakan menjadi tiga, yaitu zat padat, cair dan gas. Zat padat
mempunyai bentuk dan volume tetap, zat cair memiliki volume tetap, tetapi bentuknya berubah
sesuai wadahnya, sementara gas tidak memiliki bentuk maupun volume yang tetap. Karena zat
cair dan gas tidak mempertahankan bentuk yang tetap sehingga keduanya memiliki kemampuan
untuk mengalir. Zat yang dapat mengalir ini disebut fluida. Pada bab kedua di semester 2 ini, kita
akan mempelajari mengenai fluida. Fluida dibagi menjadi dua, yaitu fluida statis dan dinamis.
Dalam mempelajari sifat fluida statis, konsep tekanan sangatlah penting. Agar dapat lebih
mengerti, kali ini kami melakukan kegiatan praktikum yang berhubungan dengan konsep
tersebut.

1.2. Tujan Percobaan

Praktikum 1: Menetukan massa jenis suatu larutan.


Praktikum 2: Mengetahui cara kerja bejana berlubang dan menerapkan pada konsep
Tekanan hidrostatis.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Fluida Statis

Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan
terhadap bentuk ketika ditekan, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua
macam, yaitu fluida statis dan fluida dinamis.Fluida atau zat alir adalah bahan yang dapat
mengalir dan bentuknya dapat berubah dengan perubahan volume.Fluida mempunyai kerapatan
yang harganya tertentu pada suhu dan tekanan tertentu.Jika kerapatan fluida dipengaruhi oleh
perubahan tekanan maka fluida itu dapat mampat atau kompresibel.Sebaliknya fluida yang
kerapatannya hanya sedikit dipengruhi oleh perubahan tekanan disebut tidak dapat mampat atau
inkompresibel. Contoh fluida kompresibel adalah udara ( gas ) sedangkan yang inkompresibel
adalah air ( zat cair ). Fluida statis adalah fluida yang tidak bergerak atau dalam keadaan diam,
misalnya air dalam gelas. Dalam fluida statis kita mempelajari hukum-hukum dasar yang dapat
menjelaskan antara lain: mengapa makin dalam kita menyelam makin besar tekanan yang kit
alami; mengapa kapal laut yang terbuat dari besi dapat mengapung di permukaan air laut;
managpa kapal selam dapat melayang, mengapung dan tenggelam dalam air laut; mengapa
nyamuk dapat hinggap dipermukaan air; berapa ketinggian zat akan naik dalam pipa kapiler.

Sebelum membahas mengenai konsep tekanan pada fluida statik , kita ingat kembali konsep
massa jenis.

2.1.1. Massa jenis

atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan massa dengan volume zat tersebut.
Secara matematis, massa jenis dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

ρ = massa jenis (Kg/m3)

M = massa benda (Kg)

4
V = volume benda (m3)

Satuan massa jenis dinyatakan juga dengan (gr / cm3)

Pada tabel berikut ditunjukkan nilai massa jenis beberapa zat :

NO NAMA ZAT Massa Jenis (Kg/m3)


1 Air 1000
2 Alkohol 790,0900
3 Mercury 13600
4 Bensin 900
6 Aluminium 2700
7 Besi 7900
8 Emas 19300
9 Es 910
10 Perunggu 8500
11 Timah 11300
12 Tembaga 8900
13 Seng 7100
15 Amonia 0,771
16 Karbon dioksida 1,980
17 Karbon monoksida 1,250
18 Hidrogen 0,090
19 Helium 0,180
20 Neon 0,900
21 Nutrogen 1,250
22 Oksigen 1,430
23 Udara 1,200

5
2.2.   Tekanan Hidrostatic

Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengarug grafmitasi bumi.
Berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang permukaan yang bersinggungan
dengannya.Pada dasarnya fluida selalu memberikan tekanan pada setiap bidang yang
bersentuhan dengannya. Besarnya tekanan bergabtung pada besarnya gaya dan luas bidang
tempat gaya bekerja.Dalam hal ini tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus
pada suatu bidang tiap satuan luas bidang tersebut. Secara sistematis tekanan dirumuskan sebagai
berikut.

Karena dalam keadaan statik, air hanya melakukan gaya berat sebagai akibat gaya grafitasi bumi,
maka

Berdasarkan persamaan massa jenis diperoleh

Sehingga persamaan sebelumnya menjadi

6
Karena V = A. h maka

Maka :

Dimana :

ρ = massa jenis zat cair (Kg/m3)

g = percepatan grafitasi bumi (m/s2)

h = kedalaman zat cair diukur dari permukaan ke titik yang diberi tekanan (m)

P = Tekanan Hidrostatis (N / m2)

Berdasarkan rumus tekanan hidrostatis di atas, diketahui bahwa tekanan hidrostatis bergantung
pada massa jenis zat cair, ketianggian atau ke dalaman zat cair, serta percepatan grafitasi bumi.

7
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

Praktikum 1
3.1. Alat dan Bahan

1. Tabung huruf U
2. Air
3. Minyak tanah
4. Minyak goreng
5. Bensin
6. Mistar plastik

3.2 Cara Kerja

1. Siapkan tabung berbentuk huruf U dan isi air secukupnya ( ± ½ dari tinggi gelas ), sehingga
pipa kiri ( titik A ) dan kanan ( titik B ) sama tinggi.
2. Masukkan minyak goreng secukupnya pada pipa bagian kanan.
3. Ukur dengan mistar dan catat hasilnya untuk selisih tinggi air tersebut.
4. Lakukan langkah 2 dan 3 , untuk minyak tanah dan bensin.
5. Semua hasil perhitungan dan pengukuran dimasukkan ke dalam tabel pengamatan.

3.3. Pengolahan Data

 Minyak goreng

Selisih Tinggi Air Tinggi minyak goreng


(cm) (cm)
Percobaan 1 1,3 1,5
Percobaan 2 3,0 3,4
Percobaan 3 4,1 4,7

Percobaan 1

P air = P minyak goreng


ρ air . h air . = ρ minyak goreng . h minyak goreng
1 . 1,3 = ρ minyak goreng . 1,5

8
1,3
ρ minyak goreng = 1 .
1,5
ρ minyak goreng = 0,87 gram/cm3

Percobaan 2

P air = P minyak goreng


ρ air . h air = ρ minyak goreng . h minyak goreng
1 . 3,0 = ρ minyak goreng . 3,4
3,0
ρ minyak goreng = 1 .
3,4
ρ minyak goreng = 0,88 gram/cm3

Percobaan 3

P air = P minyak goreng


ρ air . h air = ρ minyak goreng . h minyak goreng
1 . 4,1 = ρ minyak goreng . 4,7
4,1
ρ minyak goreng = 1 .
4,7
ρ minyak goreng = 0,87 gram/cm3

0,87+0,88+ 0,87
Jadi, ρ minyak goreng rata- rata =
3

= 0,873 gr/cm3

 Minyak Tanah

Selisih Tinggi Air Tinggi minyak Tanah (cm)


(cm)
Percobaan 1 1,1 1,4
Percobaan 2 2,6 2,1
Percobaan 3 5,4 4,3

Percobaan 1

P air = P minyak tanah

9
ρ air . h air = ρ minyak tanah . h minyak tanah
1 . 1,1 = ρ minyak tanah . 1,4
1,1
ρ minyak goreng = 1 .
1,4
ρ minyak goreng = 0,78 gram/cm3

Percobaan 2
P air = P minyak tanah
ρ air . h air = ρ minyak tanah . h minyak tanah
1 . 2,1 = ρ minyak tanah . 2,6
2,1
ρ minyak tanah = 1.
2,6
ρ minyak tanah = 0,8 gram/cm3

Percobaan 3
P air = P minyak tanah
ρ air . h air = ρ minyak tanah . h minyak tanah
1 . 5,4 = ρ minyak tanah . 4,3
5,4
ρ minyak tanah = 1.
4,3
ρ minyak tanah = 0,79 gram/cm3

0,78+0,8+0,79
Jadi, ρ minyak tanah rata- rata =
3

= 0,79 gr/cm3

 Bensin

Selisih Tinggi Air Tinggi bensin (cm)


(cm)
Percobaan 1 0,9 1,2
Percobaan 2 1,6 2,2
Percobaan 3 4,3 5,7

Percobaan 1

10
P air = P bensin
ρ air . h air = ρ bensin . h bensin
1 . 0,9 = ρ bensin . 1,2
0,9
ρ bensin = 1.
1,2
ρ bensin = 0,75 gram/cm3

Percobaan 2
P air = P bensin
ρ air . h air = ρ bensin . h bensin
1 . 1,6 = ρ bensin . 2,2
1,6
ρ bensin = 1.
2,2
ρ bensin = 0,73 gram/cm3

Percobaan 3
P air = P bensin
ρ air . h air = ρ bensin . h bensin
1 . 4,3 = ρ bensin . 5,7
4,3
ρ bensin = 1.
5 ,7
ρ bensin = 0,75 gram/cm3

0 ,75+ 0 ,73+ 0 ,75


Jadi, ρ bensin rata- rata =
3

= 0,74 gr/cm3

Praktikum 2

3.1. Alat dan Bahan

1. Botol plastik 1,5 L


2. Air
3. Paku

3.2 Cara Kerja

11
1. Siapkanlah bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum.
2. Berilah bolongan pada kedua botol air mineral 1,5 L tersebut dengan menggunakan
paku/jarum yang telah dipanaskan menggunakan api
3. Format untuk bolongannya adalah :
 Botol pertama : sejajar samping kanan dan kiri (cukup 2 bolongan saja)
 Botol kedua : sejajar bawah atas ( 3 bolongan)
4. Setelah kedua botol tersebut dibolongi, ambillah penutup bolongan yang telah tersedia
(gabus/ban). Gunakanlah isolative bening/hitam sebagai perekat pada bolongan tersebut.
5. Setelah semua bolongan tersebut tertutup dengan rapi dan rapat, isilah kedua botol
tersebut dengan menggunakan air hingga mencapai batas penuh ukuran botol tersebut
atau setara dengan 1,5 L.
6. Setelah kedua botol tersebut tertutup dan terisi air, tutuplah bagian atas botol dengan
menggunakan tutup botol (jika botol masih bocor, itu tandanya perekat berupa gabus/ban
yang telah direkatkan dengan menggunakan isolative belum terpasang dan terekatkan
dengan baik dan rapi dengan botol tersebut, maka anda harus menggantinya dengan
perekat/penutup bolongan yang lebih baik/baru).
7. Setelah semua langkah tersebut selesai, anda dapat membawa botol tersebut ke tempat
yang lebih aman/ke luar ruangan untuk dapat ditelaah lebih dalam bersama kelompok
anda yang lainnya dengan membuka setiap perekat/penutup bolongan dan dengan
membuka tutup botol.
8. Setelah langkah tersebut, anda bersama kelompok lainnya dapat menelaah sejauh mana
air akan memancur.
9. Amatilah setiap pancuran air tersebut dengan mengambil fotonya atau mencatat hasil
percobaannya sehingga anda d apat membuat kesimpulan setelah percobaan ini.

3.3. Hasil Pengamatan

tekanan hidrostatis bergantung pada massa jenis zat cair, ketinggian atau kedalaman zat cair,
serta percepatan gravitasi bumi. Kekuatan pancuran air ditentukan oleh besarnya tekanan dalam
air atau zat cair itu  dan semakin ke bawah, tekanannya makin meningkat. Hal ini berarti semakin
dalam suatu tempat dalam air dari permukaan maka semakin besar tekanan hidrostatisnya.

12
3.4. Lampiran foto

Praktikum 1

Praktikum 2

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai