Anda di halaman 1dari 8

JUDUL LAPORAN HARMONISASI MINYAK DAN AIR MELALUI

EKSPERIMEN

Dosen pengampuh: Dr.Muhammad Nizar M.Pd.Si

DI SUSUN OLEH:

NAMA: IMAM GHOZOLI

NIM: 2022A1H061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2023/2024
I. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada minyak dan air Ketika di campur.

II. Landasan teori


Hukum Archimedes mengatakan setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Massa jenis
bergantung pada besar massa dan volume benda. Semakin tinggi massa jenis pada suatu
benda, semakin besar juga massa pada setiap volumenya. Penentuan massa jenis benda
sangat sederhana, yaitu dengan membagi massa zat dengan volume zat.
Jika massa jenis atau zat adalah p (rho), massa suatu zat adalah M dan volumezat
adalah V, maka dapat di gunakan persamaan sebagai berikut:

P=m/v
p: masa jenis zat (Kg/m3)
m: massa zat(kg)
v: volume zat

Nama Benda Massa Jenis (g/m3)


Air 1000
Minyak 0,8

1. Minyak
Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti
trimester dari gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak, yaitu pada temperatur
kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Sebagian gliserida pada hewan
adalah berupa lemak sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak,
karena itu biasa terdengar ungkapan lemak (lemak sapi) dan minyak nabati (minyak
jagung, minyak bunga matahari) (Suhardjo, 1988).
Minyak goreng adalah minyak bahan nabati yang telah dimurnikan dan dapat
digunakan sebagai bahan pangan. Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan
bahan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Konsumsi minyak
goreng biasanya digunakan sebagai media menggoreng bahan pangan, penambahan cita
rasa atau shortening yang membentuk struktur pada pembuatan roti
(Trubusagrisarana,2005).
2. Air

Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air), dan gas (uap air). Air merupakan
satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya
tersebut. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau dalam kondisi
standar.

Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang
disebut “Cyclus Hydrologie”. Laut adalah penampung air terbesar di bumi. Sinar
matahari yang dipancarkan ke bumi memanaskan suhu air di permukaan laut, danau, atau
yang terikat pada permukaan tanah. Kenaikan suhu memacu air mengalami perubahan
dari cair menjadi gas yang disebut proses evaporasi (evaporation). Sedangkan air yang
terperangkap di permukaan tanaman juga mengalami perubahan wujud menjadi gas yang
disebut sebagai proses transpirasi (transpiration).

Air yang menguap naik ke atmosfer membentuk uap air setelah melalui proses
evaporasi dan transpirasi. Selanjutnya uap di atmosfer menjadi dingin dan terkondensasi
membentuk awan (clouds). Awan terbawa oleh angin mengelilingi bumi, sehingga awan
terdistribusi ke seluruh penjuru dunia. Ketika awan sudah tidak mampu lagi menampung
air, maka 10 awan akan menyebabkan titik-titik air yang jatuh ke bumi sebagai hujan.
(Indarto, 2010:5).

Air memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia, seperti garam-
garam, asam, beberapa jenis gas, dan banyak molekul organik sehingga air disebut
pelarut universal. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di
bawah tekanan dan temperatur standar. (Hanafiah, A.K., 2012:99).
III. Variabel Penelitian

Variabel bebas: konsentrasi minyak dan air


Variabel control: posisi minyak dan air yang tidap dapat tercampur
Variabel terikat: massa dan volume

IV. Alat Dan Bahan


A. Alat :
 2 buah gelas plastik
 2 gelas wadah untuk mencampur air dan minyak
 Sendok
 Timbangan roti
B. Bahan :
 Minyak
 Air
V. Langka penelitian
1. Siapkan air kemudian timbang berat air dengan menggunakan timbangan roti. Air
tersebut beratnya 190 gram
2. Kemudian timbang minyak beratnya 140 gram
3. Untuk percobaan wadah ke-1 yaitu tuangkan air dulu kemudian minyak, kemudian
aduk menggunakan sendok, lalu amati perubahan yang terjadi
4. Untuk percobaan wadah ke-2 dengan menggunakan air dengan berat 180 gram dan
berat minyak 120 gram
5. Kemudian percobaan wadah ke-2 yaitu tuangkan minyak terlebih dahulu kemudian
air
6. Lalu aduk menggunakan sendok amatilah perubahan yang terjadi

VI. Hasil Dan Pembahasan

WADA BERAT AIR DAN PERCOBAAN PRISTIWA YANG TERJADI


H MINYAK

1 Air = 190 gram Air dulu + kemudian  Minyak dan Air tidak
Minyak = 140 gram Minya dapat menyatu
 Posisi Minyak bearada
di atas dan Air tetap
berada di bawah
2 Air = 180 gram Minyak dulu +  Minyak dan tidak dapat
Minyak = 120 gram kemudian Air menyatu
 Minyak berada di atas
dan air berada di bawah

A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan:
Pada percobaan wadah ke 1 ketika air dituangkan terlebih dahulu kemudian
minyak pristiwa yang terjadi adalah posisi minyak berada di atas dan air berada di
bawah hal ini juga sama pada percobaan wadah ke 2 ketika dahulu yang di campurka,
kemudian air pada posisi minyak berada di atas dan minyak berada di bawah, tetapi
Ketika airnya lebih sedikit dari pada minyak adalah tetap juga posisi minyak masih
berada di atas. Hal itu di karenkan massa jenis Air lebih besar dari pada minya. Karena
itu Air dan minyak tidak dapat Bersatu meskipun tetap di ubah-ubah posisinya Air tetap
berada di bawah dan minyak berada di atas. Massa jenis minyak berbeda dengan massa
jenis air di karenakan beberapa hal sebagai berikut.

1. Massa Minyak Lebih Kecil Di Banding Air


Seperti di sebutkan di atas, massa jenis adalah hasil dari pembagian antara massa
total dan volume massa secara keseluruhan.
2. Massa Total Atau Berat Total Minyak Lebih Kecil Dari Massa Yang
Terkandung Pada Air.
Hasil dalam perhitungan juga bahwa massa jenis air ini lebih besar dari kepadatan
minyak
3. Perbedaan Gerakan Partikel
Pergerakan partikel adalah sifat dari setiap objek. Bisa dikatakan, minyak
memiliki partikel dengan Gerakan lebih banyak dibandingkan air. Karena
Gerakan yang relatif lebih besar pada minyak, ruang bebas antara partikel juga
meningkat, sehin gga massa jenis minyak akan berkurang.
4. Kepadatan yang kecil, minyak tidak menyatu dengan air
Hasilnya akan menunjukan bahwa minyak tidak dapat bercampur dengan air,
bahkan sekalipun dilakukan pengadukan. Hal ini adalah hasil dari perbedaan
antara kepadatan minyak dan kepadatan air, sehingga minyak mengapung di
permukaan air.

VII. Kesimpulan

VIII. Daftar Pustaka


Budisungkono, Fongling Natalia. Pengembangan media pembelajaran mandiri
berupa papan permainan sains “pipa dan selang” untuk sub pokok bahasan
fluida statis. Diss. Widya Mandala Catholic University, 2015.
Indrawati, Dewi. EFEKTIVITAS SAND FILTER DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS AIR SUMUR MENJADI AIR MINUM MENGGUNAKAN
PARAMETER Fe DAN TDS (Effectiveness of Sand Filter to improve quality of
well water into drinking water using Fe and TDS parameters). Diss. UNDIP,
2016.
Irawati, A. "Pembuatan Dan Pengujian Viskositas Dan Densitas Biodiesel Dari
Beberapa Jenis Minyak Jelantah." JFT: Jurnal Fisika dan Terapannya 5.1 (2018):
82-89.
WIDIASTUTI, Aprillia Ananta. "KANDUNGAN MINYAK LEMAK, ZAT
ORGANIK (KMnO4), SUHU, DAN pH PADA AIR SUMUR BERDASARKAN
KONDISI FISIK SUMUR GALI (Studi di Sentra Industri Pengolahan Ikan
Dusun Kalimati, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten
Banyuwangi)."

Anda mungkin juga menyukai