EKSPERIMEN
DI SUSUN OLEH:
NIM: 2022A1H061
2023/2024
I. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada minyak dan air Ketika di campur.
P=m/v
p: masa jenis zat (Kg/m3)
m: massa zat(kg)
v: volume zat
1. Minyak
Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti
trimester dari gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak, yaitu pada temperatur
kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Sebagian gliserida pada hewan
adalah berupa lemak sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak,
karena itu biasa terdengar ungkapan lemak (lemak sapi) dan minyak nabati (minyak
jagung, minyak bunga matahari) (Suhardjo, 1988).
Minyak goreng adalah minyak bahan nabati yang telah dimurnikan dan dapat
digunakan sebagai bahan pangan. Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan
bahan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Konsumsi minyak
goreng biasanya digunakan sebagai media menggoreng bahan pangan, penambahan cita
rasa atau shortening yang membentuk struktur pada pembuatan roti
(Trubusagrisarana,2005).
2. Air
Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air), dan gas (uap air). Air merupakan
satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya
tersebut. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau dalam kondisi
standar.
Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang
disebut “Cyclus Hydrologie”. Laut adalah penampung air terbesar di bumi. Sinar
matahari yang dipancarkan ke bumi memanaskan suhu air di permukaan laut, danau, atau
yang terikat pada permukaan tanah. Kenaikan suhu memacu air mengalami perubahan
dari cair menjadi gas yang disebut proses evaporasi (evaporation). Sedangkan air yang
terperangkap di permukaan tanaman juga mengalami perubahan wujud menjadi gas yang
disebut sebagai proses transpirasi (transpiration).
Air yang menguap naik ke atmosfer membentuk uap air setelah melalui proses
evaporasi dan transpirasi. Selanjutnya uap di atmosfer menjadi dingin dan terkondensasi
membentuk awan (clouds). Awan terbawa oleh angin mengelilingi bumi, sehingga awan
terdistribusi ke seluruh penjuru dunia. Ketika awan sudah tidak mampu lagi menampung
air, maka 10 awan akan menyebabkan titik-titik air yang jatuh ke bumi sebagai hujan.
(Indarto, 2010:5).
Air memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia, seperti garam-
garam, asam, beberapa jenis gas, dan banyak molekul organik sehingga air disebut
pelarut universal. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di
bawah tekanan dan temperatur standar. (Hanafiah, A.K., 2012:99).
III. Variabel Penelitian
1 Air = 190 gram Air dulu + kemudian Minyak dan Air tidak
Minyak = 140 gram Minya dapat menyatu
Posisi Minyak bearada
di atas dan Air tetap
berada di bawah
2 Air = 180 gram Minyak dulu + Minyak dan tidak dapat
Minyak = 120 gram kemudian Air menyatu
Minyak berada di atas
dan air berada di bawah
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan:
Pada percobaan wadah ke 1 ketika air dituangkan terlebih dahulu kemudian
minyak pristiwa yang terjadi adalah posisi minyak berada di atas dan air berada di
bawah hal ini juga sama pada percobaan wadah ke 2 ketika dahulu yang di campurka,
kemudian air pada posisi minyak berada di atas dan minyak berada di bawah, tetapi
Ketika airnya lebih sedikit dari pada minyak adalah tetap juga posisi minyak masih
berada di atas. Hal itu di karenkan massa jenis Air lebih besar dari pada minya. Karena
itu Air dan minyak tidak dapat Bersatu meskipun tetap di ubah-ubah posisinya Air tetap
berada di bawah dan minyak berada di atas. Massa jenis minyak berbeda dengan massa
jenis air di karenakan beberapa hal sebagai berikut.
VII. Kesimpulan