Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

Penentuan Berat Molekul berdasarkan Massa Jenis Gas


Semester Gasal-2019/2020

Disusun Oleh
Kelompok 1 dan kelompok 2 :
Eve Valentina Aruan 31S18014
Elfrida H Sitorus 31S18002
Naomi C Siringo 31S18020
Grace Panjaitan 31S18008
Mayleandro Sihombing 31S18012

Asisten:
Herti Hutapea, S.T

Dikumpulkan: 19 November 2019

LABORATORIUM KIMIA FISIK


FAKULTAS BIOTEKNOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DEL
2019
I TUJUAN PERCOBAAN
 Menentukan berat molekul dari senyawa yang mudah menguap (volatil)
berdasarkan pengukuran massa jenis yang ditentukan dengan mempergunakan
persamaan gas ideal
 Mengaetahui senyawa organohalogen yang digunakan melalui berat
molekulnya berdasarkan persamaan gas ideal
 Mengetahui massa jenis dari tiap senyawa

II TEORI DASAR
Gas merupakan zat yang secara normal berada pada keadaaan gas pada suhu dan
tekanan biasa. Gas memiliki sifat volume dan bentuk menyerupai wadahnya. Gas
merupakan wujud materi yang paling mudah dimampatkan. Sifat fisis gas teleh
dibuktikan dengan beberapa percobaan, percobaan pertama yang menyatakan sifat
fisis suatu gas yaitu hokum boyle memperhatikan jika suhu di jaga konstan, maka
volume dari sejumlah tρertentu gas menurun, sejalan dengan kenaikan tekanannya.
Pernyataaan matematis yang memperlihat hubungan kebalikan antara volum dan

m
tekanan yaitu : ρ=
v

Persamaan gas melibatkan temperature, volume, dan, tekana suatu gas yang saling
berkaitan berdasarkan pada persamaan yang saling berkaitan berdasarkan pada
persaman PV=nRT karena n=m/Mr, maka berat molekul , Mr, dapat ditentukan

nRT
dengan memodifikasi persamaan gas ideal menjadi Mr = , Krena massa jenis gas
pv

m nRT
: ρ= , maka: Mr = ,
v pv

Dimana :

M adalah massa gas

R adalah kostanta gas 0,08206 L/mol k

1
T adalah Temperatur

Berdasarkan dengan memodifikasi persamaan gas ideal, penentuan berat molekul


membutuhkan pengukuran tekanan gas. Oleh karena itu, zat yang hendak ditentukan
berat molekulnya , dipanaskan dalam waterbath, sehingga berubah fasa menjadi gas
pada suatu gelas Erlenmeyer yang tutupnay diberi lubang kecil.

Pada praktikum penentuan berat molekulini, zat yang dipakai adalah suatu senyawa
organohalogen, fasa uap air zat ini dapat diidentifikasi dengan indra penciuman
dengan mudah karena bau yang khas. Senyawa volatile merupakan senyawa ynag
mudah menguap bila terjadi peningkatan suhu. Suatu gas selalu dipengaruhi oleh
perubahan tekanan dan suhu lingkungan.

Berikut persamaan gas ideal Type equation here .

PV=nRT

m
PV= RT
v

Berikut persaman yang dipeloreh dari persamaan gas ideal

m
P(Bm) = RT
v

P(Bm)= ρRT

Keterangan

P = tekanan gas (atm)

V =m volume gas (L)

T = suhu mutlak (K)

R = kostanta gas 0,08206 L/mol k

M = massa gas (g)

2
Bentuk persamann tersebut memungkinkan kita untuk menentukan berat molekul gas
dengan mengukur volume yang ditempati oleh massa atau berat molekul, persamaan
gas ideal adalah salah satu cara yang mudah untuk menentukan berat molekul,
persamaan gas ideal adalah salah satu cara yang mudah untuk menentuakn berat
molekul ( atkins, 2006).

III ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
Tabel III.1 Alat

No Nama alat
1. Incubator
2. Gelas kimia
3. Labu Erlenmeyer
4. Karet gelang
5. Lap kering
6. Desikator vakum
7. Jarum pentul
8. Neraca analitik
9. Barometer
10. Thermometer
11. Pipet bulb

3.2 Bahan
Tabel III.2 Bahan-bahan

No Nama bahan Jumlah


1. Zat organohalogen 50 ml
2. Zat yang mudah menguap 50ml
3. Air destilat 500ml

3
IV CARA KERJA
4.1 Penentuan Volume Labu Erelenmeyer
1. Massa labu erlenmeyer ditentukan dengan timbangan analitik. (Penimbangan
dilakukan tiga kali dan jika ketiga penimbangan memiliki massa yang
berbeda maka diambil massa rata-rata)
2. Kemudian labu erlenmeyer 100 ml diisi dengan air destilat hingga penuh.
Temperatur air diukur dengan thermometer
3. Labu berisi air ditimbang dengan timbangan analitik (penimbangan
dilakukan juga tiga kali, dan massa yang diambil adalah masa rata-rata dari
ketiga kali penimbangan ini jika hasil penimbangan berbeda)
4. Volume labu dapat ditentukan dengan mempergunakan persamaan massa
jenis

4.2 Penentuan Berat Molekul Empiris Suatu Zat


1. Mulut labu erlenmeyer 100 ml ditutup dengan aluminium foil yang
dikencangkan dengan karet gelang
2. Labu ditimbang dengan neraca analitik. Untuk mendapatkan pengukuran
yang akurat, Labu ditimbang tiga kali dan hasil pengukuran di bagi tiga
(berat rata-rata)
3. Sebanyak 50 ml zat dimasukkan ke dalam labu (jangan lupa labu ditutup
kembali dengan aluminium foil dan lubangi aluminium foil dengan jarum
pentul sehingga uap zat dapat menguap) kemudian segera masukkan labu
kedalam waterbath atau air mendidih dalam gelas kimia diatas hotplate
4. Cairan zat akan berubah fasa menjadi uap dan keluar melalui lubang kecil
(lakukan langkah ini didalam lemari asam untuk senyawa organohalogen).
Pada saat semua cairan zat menguap semua, segera temperatur air didalam
waterbath diukur dengan thermometer, dan tekanan atmosfer yang
ditunjukkan oleh barometer dicatat

4
5. Labu kemudian diangkat dari waterbath dan segera dimasukkan ke dalam
desikator vakum untuk proses pendinginan (pada saat pengambilan labu,
pastikan cairan semua menguap dan pindahkan menggunakan sarung tangan,
pergunakan lap atau sarung tangan kain
6. Setelah sekitar 5 – 10 menit, labu diambil dari desikator vakum dan beratnya
ditimbang dengan neraca analitik (hitunglah tiga kali dan rata-rata beratnya
ditentukan)

V DATA PENGAMATAN
5.1 Penentuan Volume Erlenmeyer
Tabel V.3 Penentuan Volume Erlenmeyer

No Erlenmeyer A Erlenmeyer B
Massa 60,249gram 58,007 gram
erlenmeyer
Massa 130,255gram 130,983 gram
erlenmeyer + air
Massa air 70,006 gram 72,983 gram
Volume 0,0702 L 0,07321 L
erlenmeyer

5.2 Data Densitas Air pada Berbagai Temperatur


Tabel V.4 Data Densitas Air

Suhu 1° 2° 4° 6°
10° 0,9997 0,9986 0,9995 0,9983 0,9990
20° 0,9984 0,9963 0,9978 0,9973 0,9968
30° 0,9957 0,9930 0,9951 0,9944 0,9937

5.3 Penentuan Berat Molekul Empiris Suatu Zat


Tabel V.5 Berat Molekul Empiris

Erlenmeyer Erlenmeyer
No Benda yang di timbang
A B
1. Massa erlenmeyer 60,249 gram 58,007 gram

5
Erlenmeyer Erlenmeyer
No Benda yang di timbang
A B
2. Massa Erlenmeyer + air 130,255 gram 130,983
gram
3. Massa air 70,006 gram 72,976 gram
4. Volume erlenmeyer 0,0702 L 0,07321 L
5. Massa Erlenmeyer + aluminium foil + karet 60,617 gram 58,504 gram
gelang
6. Massa Erlenmeyer + aluminium foil + karet 62,617 gram 59,504 gram
gelang + senyawa asing
7. Massa setelah penguapan 60,697 gram 58,622 gram
8. Tekanan atmosfer 71 mmhg 71 mmhg
9. Temperature hotplate 92°C 82°C
10. Massa jenis 0,9968 g/cm 1,1396 g/cm3
3

VI PERHITUNGAN
6.1 Penentuan Volume Erlenmeyer
 Labu Erlenmeyer A = 100 ml
 Massa labu Erlenmeyer kosong = 60,249 gram
 massa Erlenmeyer + air

1. 129,981 gram
2. 130,481 gram
3. 130,302 gram

129,981 gram+ 130,481 gram+ 130,302 gram


Massa rata-rata =
3

Massa rata_rata = 130,255 gram


 Massa air = massa Erlenmeyer dan air – massa Erlenmeyer
= 130,255 gram -60,249 gram
=70,006 gram
 Volume Erlenmeyer
Suhu (T) = 26°c
ρ = 0,9968 gram/cm3

6
m
ρ =
v
m
v =
ρ
70,006 gram
=
0,9968 gr /cm 3
= 70,23,2307 cm3
6.2 Penentuan Besar Molekul Empiris Suatu Zat
 Labu Erlemeyer A
Massa Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang
1. 60,617 gram
2. 60,617 gram
3. 60,617 gram
60,617 gram+60,617 gram+60,617 gram
Massa rata-rata =
3
Massa rata-rata = 62,617 gram
m
VA =
ρA
70,006 gram
VA =
0,9968 gr /cm 3
VA = 70,2307 cm3
VA = 0,702 L
 Labu Erlenmeyer
Massa Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang
1. 58,504 gram
2. 58,504 gram
3. 58,503 gram
58,504 gram+58,504 gram+58,503 gram
Massa rata-rata =
3
Massa rata-rata = 58,504 gram
m
VB =
ρB

7
72,976 gram
VB =
0,9968 gr /cm 3
VB = 73,210 cm3
VB = 0,07321 L
Labu Erlenmeyer A (volatil )
P = 71 mmhg
T = 92℃ = 365 K
Sesudah didinginkan
1. 60,698 gram
2. 60,697 gram
3. 60,697 gram
Massa rata-rata
60,698 gram+60,697 gram+ 60,697 gram
=
3
= 60,697 gram

Labu Erlenmeyer B (kloroform)


P = 71 mmhg
T = 82℃ = 355 K
Sesudah didinginkan
1. 58,623gram
2. 58,622gram
3. 58,621gram
Massa rata-rata
58,623 gram+58,622 gram+58,621 gram
=
3
= 58,622 gram
Berat Molekul Dari Volatil A adalah
ρRT
Mr (A) =
P

8
gram atm
Mr (A) = ( 1,1396
cm ) (3
0,0825l
mol k )
. (365 k )

0,9335 atm
Mr (A) = 36,785 gram/mol
Berat Molekul Dari kloroform (B) adalah
ρRT
Mr (A) =
P
gram atm
Mr (A) = ( 1,611
cm )
3 ( 0,0825 l
mol k )
. (355 k )

0,9335 atm
Mr (A) = 344,8127 gram/ mol

VII PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui cara menetukan berat
berat molekul dari dua senyawa yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan
pengukuran massa jenis senyawa tersebut, penentuan berat molekul ini, dilakukan
dengan menggabungkan persamaan gas idela PV= nRT dimana rumus tersebut
digabungkan dengan massa jenis gas senyawa yang dengan penurunan menjadi Mr=
ρRT
P
Langkah pertama yang dilakukan adalah penimbangan Erlenmeyer,aluminium foil,
dan karet yang bertujuan untuk mrnghitung selisih dari massa Erlenmeyer ,
aluminium foil, dan karet sehingga dapat ditentukan massa zat volatile. Permukaan
aluminium sebelumnya dipanasi dilubangi dengan jarum, yang bertujuan
menyeimbangkan tekana udara didalam system (Erlenmeyer ) dengan udara diluar
system yang berjalan mngalirkan uapnya melalui lubang di aluminium foil pada
Erlenmeyer. Selanjutnya yaitu proses pemanasan,peningkatan suhu mendorong
partikel dalam cairan senyawa volatile bergerak cepet dan menumbuk dinding
wadahnya sehingga tekanannya juga meningkat dan mendorong udara keluar darai
celah pada aluminium foil. Setelah semua udara terdorong keluar maka cairan
senyawa volatile akan menguap dan keluar sampai akhirnya berhenti pada keadaan
kesetimbangan, kondisi keseimbangan tercapai apabila tekanan dalam erlenmeyar
sama dengan tekanan diluar Erlenmeyer.
Proses selanjutnya yaitu pendinginan Erlenmeyer pendinginan erlenmeyerb
menyebabkan terjadinya kondendasi cairan senyawa volatil dan terbentuk cairan
kembali lalu ditimbang beratnya bersama dengan wadahnya, penimbangan kemudian

9
dilakukan pada Erlenmeyer kosong berisi senyawa volatile, kemudian Erlenmeyer
kosongn diisi air sampai penuh, yaitu pada tanda batas sehingga dari hasil
penimbangan tersebut dihitung selisihnya dengan massa Erlenmeyer dan senyawa
volatile setelah kondensasi untuk menentukan massa airnya, apabila massa airnya,
apabila massa air diketahui maka dapat ditentukan volume Erlenmeyer
Zat volatile pertama yang dilakukan percobaan adalah etanol, etanol memiliki berat
molekul yang sebenarnya 46,07 gram/mol, hasil percobaan ini etanol memiliki berat
molekul 37,79 gra/mol yang hamper mendekati berat molekul sebenarnya dengan
efisiensi 82,30%, hasil percobaan tersebut membuktikan bahwa berat molekulnya
yang didapatkan kurang dari nilai sebenarnya, hal ini terjadi karena ketika
Erlenmeyer kosong ditimbang, wadah tersebut terisi oleh udara.
Senyawa organohalogen kedua adalah kloroform,dimana berat sebenarnya adalah
119,38 gram/mol hasil percobaan ini kloroform memiliki berat molekul 92,50
gram/mol yang hampir mendekati berat molekul sebenarnya dengan efisiensi 77,48%.
Hasil percobaan tersebut membuktikan bahwa berat molekul yang didapatkan kurang
dari nilai sebenarnya, hal ini terjadi karena ketika erlenmeyar kosong ditimbang,
wadah tersebut terisi oleh udara.
Berdasarkan pemanasan gas ideal yang telah dimodifikasi, penentuan berat molekul
membutuhkan pengukuran tekana gas. Definisi dari gas yang dipergunakan untuk
menghitung berta molekul suatu gas ialah dengan cara membandingakan suatu
volume gas yang akan dihitung berat molekulnya dengan berat gas yang telah
diketahui berat molekulnya pada temperature dan tekanan yang sama, defenisi gas
didefinisikan sebagai berat gas dalam gram/mol untuk menentukan berat molekul itu
maka ditimbang sejumlah gas tertentu kemudian diukur PV dan Temperaturnya.
Pertanyaan
1.Buatlah penjelasan ilmiah tentang kemungkinan terjadinya kesalahan pada
percobaan ini
Jawaban : kemungkinan kesaahan yang terjadi apabila adanya ketidak telitian dan
kesalahan khususnya pada saat penguapan dimana saat penimbangan terjadi
kesalahan misalnya bubuk yang ditimbang berjatuhan di sekitar alat timbangan
sehingga sampel yang ditimbang tidak akurat, yang kedua Pada saat penguapan
misalnya pada saat zat sampel belum menguap sepenuhnya namun telah dilakukan
perhitungan ini menimbulkan data yang dipeloreh tidak sesuai dengan data
sebenarnya

2. Untuk senyawa yang diharuskan bekerja di lemari asam memiliki kadar karbon
10%, klor 89,0% dan hidrogen 0,84%. Dari berat molekul senyawa yang didapatkan

10
dari eksperimen diatas, tentukanlah rumus empiris dari senyawa asing tersebut jika
diketahui berat atom dari karbon 12,01 g/mol, klor 35,45 g/mol dan hidrogen 1,00
g/mol
Dik : m C = 10 gram Mr CL2 = 35,45 gram/mol
m CL2 = 89 9ram Mr H2 = 1 gram/mol
m H = 0,84 gram Mr O2 = 15,999 gram/mol
Mr C = 12,01 gram/mol
Maka :
n = gram/mr
n C = 0,832 mol
n CL2 = 2,510 mol
n H = 0,84 mol
maka
0,832 gram
nC =
0,832 gram/mol
C=1
13,02 gram
n Cl2 =
1 gram/mol
= 3,01
0,84 gram
NH=
0,832 gram/mol
= 1,009

Maka rumus empirisnya adalah CHCl3

3.Untuk senyawa yang tidak diharuskan bekerja di lemari asam memiliki kadar
karbon 52,14%, hidrogen 13,02% dan oksigen 34,727%. Berat molekul senyawa juga
didapatkan dari eksperimen, tentukanlah rumus empiris dari senyawa asing tersebut
jika diketahui berat atom karbon 12,01 g/mol, hidrogen 1,00 g/mol dan oksigen
15,999 g/mol.
Jawaban

11
Dik : m C

m C =52,1 gram
M H = 13,02 gram
Mr C = 12,01 gram/mol
Mr H = 1 gram/mol

Mr O = 15,999 gram/mol
M O = 34,727 gram
n C = m/Mr

52,14 gram
=
12,01 gram/mol
= 4,34 mol
13,02 gram
nH =
1 gram/mol
= 13,02 mol
34,727 gram
nO =
15,999 gram/mol
= 2,17 mol
n C = 4,34 mol/2,17 mol
n H = 13,02 mol/ 2,17 mol
n O = 2,17 mol/2,17 mol

12
maka rumus empirisnya adalah
RE = C2H6O

VIII KESIMPULAN
 Penentuan bereta molekul senyawa yang mudah menguap (volatile) dapat
dilakukan dengan metode pengukuran massa jenis senyawa menggunakan
persamaan gas ideal
 Nilai berat molekul yang kau dapat pada organohalogen adalah 64,08
gram/mol sementara pada literatur berat molekul pada organohalogen
adalah 119,37 gram/mol
 Nilai berat molekul yang kami dapat dari senyawa volatile adalah 78,7
gram/mol sementara pada literatur berat molekul pada senyawa olatil
adalah 46 gram/mol
IX DAFTAR PUSTAKA
 Atkins, p.w.1996.kimia fisika jilid 1 .Erlengga , Jakarta
 Basuki, A.S.d Bismo.S.(2003).Buku panduan praktikum fisika Depok. Jawa
Barat, Indonesia : Laboratorium Dasar Proses Kimia Depertemen Teknik Gas
Dan Petrokimia. Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
 Estein, Yazid, 2006.kimia fisika untuk paramedic, ANOL, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai