Anda di halaman 1dari 2

PRAKTIKUM FISIKA

“MENGUKUR MASSA JENIS BENDA CAIR”


A. NAMA ANGGOTA KELOMPOK
 Almanda Nursyahidah
 Fadhilah Miftahul Ilmi
 Isti Fani
 Ucik Wulandari
B. LANDASAN TEORI
1. Massa jenis yaitu pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda,
maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan massa
total dibagi dengan volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan
memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis yang lebih
rendah (misalnya air). Hal ini menunjukkan bahwa massa jenis merupakan ciri khas suatu zat. Massa jenis
atau densitas adalah suatu besaran kerapatan massa benda. Untuk menentukan besar massa jenis suatu
benda, yaitu dengan membagi massa benda dengan volume. Massa jenis dilambangkan dengan huruf
Yunani yaitu 𝜌 (rho)
Adapun persamaan matematis yang digunakan menentukan massa jenis benda sebagai berikut,
𝑚
𝜌=
𝑉
Keterangan :
𝑘𝑔 𝑔
𝜌 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 ( ⁄ 3 𝑎𝑡𝑎𝑢 ⁄ 3 )
𝑚 𝑐𝑚
𝑚 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 (𝑘𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑔)
𝑉 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 (𝑚3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑐𝑚3 )
2. Daftar tabel massa jenis benda :
Massa Jenis Benda
No. Nama Benda
𝑘𝑔⁄𝑚3 𝑔⁄𝑐𝑚3
1. Air 1000 1
2. Minyak Goreng 820 0,82
3. Menyak Jelantah 885 0,885
4. Oli 880 0,88
5. Premium 900 0,9
6. Pertalite 770 0,77
7. Pertamax 740 0,74

C. ALAT PRAKTIKUM
Timbangan atau neraca
Gelas ukur
Labu erlenmeyer
D. BAHAN PRAKTIKUM
Aquades
Minyak goreng
Minyak jelantah
Oli
Premium
Pertalite
Pertamax
E. HASIL PRAKTIKUM
Massa Volume Massa Jenis Benda
No. Nama Benda
(gram) (ml) 𝑘𝑔⁄𝑚3 𝑔⁄𝑐𝑚3
1. Aquades 94,95 100 949,5 0,95
2. Minyak Goreng 43,96 50 879,2 0,8792
3. Menyak Jelantah 42,46 50 849,2 0,8492
4. Oli 42,05 50 841 0,841
5. Premium
6. Pertalite 39,40 55 716,36 0,7164
7. Pertamax 36,12 50 722,4 0,7224

F. ANALISIS DATA HASIL PRAKTIKUM


 Minyak goreng baru dan minyak jelantah
Pengukuran kerapatan yang dilakukan dengan mengukur massa dari minyak goreng dan minyak jelantah
dibagi dengan volume masing masing (50 ml). Massa dihitung dengan menggunakan timbangan,
sedangkan volume dihitung dengan menggunakan gelas ukur. Hasilnya nilai massa jenis minyak goreng
baru sebesar 879,2 kg/m3sedangkan minyak jelantah sebesar 849,2 kg/m3. Dari hal tersebut dapat
diketahui bahwa, nilai kerapatan dari minyak goreng yang paling kecil yaitu pada minyak
jelantah, dan nilai kerapatan yang paling besar yaitu pada minyak goreng baru. Minyak goreng
yang sudah dipakai berkali-kali mempunyai nilai kerapatan yang paling kecil karena minyak
goreng tersebut telah mengalami pemanasan sehingga ikatan antar molekulnya berkurang dan
menyebabkan kerapatan minyak berkurang. Minyak goreng yang belum pernah dipakai
mempunyai nilai kerapatan yang paling besar karena minyak goreng tersebut belum mengalami
pemanasan, sehingga molekul-molekulnya tidak mengalami perenggangan dan kerapatannya
lebih besar. Jadi, minyak goreng dengan kerapatan paling besar adalah minyak goreng yang
belum dipakai, dan kerapatan yang paling kecil yaitu pada minyak goreng yang sudah dipakai
berkali-kali (minyak jelantah). Selain itu, pengukuran massa jenis yang kami lakukan pada kedua minyak
goreng itu berbeda dengan dengan data di tabel awal. Hal ini mungkin dikarenakan saat pengukuran,
gelas ukur kurang bersih, atau minyak goreng yang digunakan tercampur dengan benda lain.
 Premium, pertalite, dan pertamax
Pengukuran dengan timbangan dan gelas ukur pada premium, pertalite, dan pertamax dihasilkan
massa jenis yang berbeda. Hal tersebut terjadi karena banyak faktor yang menyebabkan
perbedaan antara ketiga bahan bakar ini. Beberapa diantaranya adalah perbedaan proses
pemanasan, percampuran dengan zat lain, dan faktor lainnya yang mana akan membuat
kerapatan molekul pada premium, pertalite dan pertamax berbeda. Jika kita lihat dari besar
oktannya,dapat disimpulkan bahwa semakin besar oktan dari bahan bakar maka akan semakin
banyak proses yang dilewati dan membuat molekul semakin merenggang.

G. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai