Lilin Aromaterapi
Kelompok D :
Gina Shintiani 240310140001
Chrispina Ayu Wijaya Kusuma 240310140009
Arif Saripudin 240310140022
Andina Natalia 240310140039
Sammy Alva Aditya 240310140042
Muhammad Nur Rijaldi 240310140043
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
72. Deskripsi Produk
Parafin adalah nama untuk hidrokarbon alkan, bentuk padat dari parafin disebut lilin
parafin. Parafin cair merupakan senyawa stabil secara kimia, relatif murah, dan kompatibel
terhadap kebanyakan pengawet serta obat sehingga parafin cair merupakan emolien yang
Parafin tepat dalam sediaan krim. Parafin cair merupakan minyak kental yang transparan, dan tidak
berasa. Memiliki titik didih > 360C dan larut dalam seton, benzena, kloroform, karbon
disulfida eter, petroleum eter, serta praktis tidak larut dalam air (Yovita, 2016).
Warna pada produk ini mengikuti jenis tanaman yang digunakan sebagai minyak atsiri
Warna
yaitu kuning pucat.
Tanpa kemasan : tinggi = 13 cm, diameter = 7,5 cm, berat = 275 gram
Dimensi Produk
Dengan kemasan : tinggi =14 cm , diameter = 8 cm, berat = 1 gram
1. Paraffin 10
2. Sterarin 90
Komposisi 3. Bubuk Pewarna
4. Benang Katun untuk Sumbu
5. Minyak atsiri alami
Sertifikasi BPOM dan Halal
72. Deskripsi Produk
Standarisasi Produk
Penetrometer digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui nilai kekerasan
suatu benda. Pengukuran dilakukan selama lima detik pada lima titik
berbeda dari produk yang diujikan. Kekerasan pada lilin yang semakin tinggi
sebanding dengan peningkatan mutu produk lilin, dan berbanding terbalik
dengan nilai hasil pengukuran penetrometer (Raharja, 2016). Hal ini
Uji Kekerasan dikarenakan apabila sebuah produk memiliki nilai pengukuran penetrometer
yang kecil, menandakan bahwa jarum penusuk pada penetrometer tidak
dapat tertusuk jauh ke dalam produk yang diujikan akibat dari benda uji
terlalu keras. Sebaliknya, apabila jarum penusuk pada penetrometer dapat
tertusuk jauh ke dalam benda yang diujikan, menandakan bahwa benda uji
lunak.
Pengujian ini dilakukan dengan metode pipa kapiler. Titik leleh diartikan
sebagai titik di mana terjadinya perubahan fasa dari padat ke cair pada suatu
Titik Leleh
benda. Titik leleh lilin berdasarkan SNI 06-0386-1989 tentang lilin berkisar
antara 50-58C.
berdasarkan SNI 06-0386-1989
72. Deskripsi Produk
Standarisasi Produk
Pengujian ini dilakukan dengan parameter :
Kesukaan penampakan lilin secara keseluruhan,
kesukaan aroma lilin sebelum dibakar, kesukaan aroma lilin saat dibakar dengan parameter :
1 = suka, 2 = agak suka, 3 = netral, 4 = kurang suka, 5 = tidak suka
Uji efek terapi yang disarankan bagi panelis dibagi dengan skala :
1 = sesak, 2 = pening, 3 = agak pening, 4 = rileks, 5 = mengantuk, 6 = agak tenang, 7 = tenang, 8 =
agak segar, 9 = segar
Destilasi
Keluar residu Keluar
Masuk (kg/jam)
Komponen % (kg/jam) (kg/jam)
F1 F2 F3
Sitronellal 32 1.463.381.089 1.463.381.089 131.704.298
Sitronellol 13 5.944.985.673 5.944.985.673 5.350.487.106
Geraniol 11 5.030.372.493 5.030.372.493 4.527.335.244
2.560.916.905 2.304.825.215
Total 2.560.916.905
2.560.916.905
4. Neraca Massa dan Neraca Energi
Neraca Massa
Pemanasan
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F4 F5
Stearin 6.097.421.203 6.097.421.203
Parafin 6.097.421.203 6.097.421.203
Total 6.707.163.324 6.707.163.324
Pencampuran
Masuk (kg/jam) Masuk (kg/jam) Masuk (kg/jam) Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F5 F6 F3 F7 F8
Sitronellal 0 0 131.704.298 0 131.704.298
Sitronellol 0 0 5.350.487.106 0 5.350.487.106
Geraniol 0 0 4.527.335.244 0 4.527.335.244
Stearin 6.097.421.203 0 0 0 6.097.421.203
Parafin 6.097.421.203 0 0 0 6.097.421.203
Pewarna 0 0.030487106 0 0 0.030487106
Minyak Nilam 0 0 0 4.573.065.903 4.573.065.903
Total 6.707.163.324 0.030487106 2.304.825.215 4.573.065.903 946.96
4. Neraca Massa dan Neraca Energi
Neraca Energi
= ( )
Sitronelal
= 131,70 326,12 313,15 298,15 = 644250,1
Sitronelol
= 53,50 362,91 313,15 298,15 = 291235,3
Geraniol
= 45,27 522,83 313,15 298,15 = 355027,7
Stearin
= 609,74 1342,8 328,15 298,15 = 24562766,16
Parafin
= 60.97 2130 323,15 298,15 = 3246652,5
5. Optimasi Proses
Destilasi Berdasarkan penelitian Feriyanto, et al. (2013),
1. pengambilan minyak atsiri dari daun dan batang serai (Cymbopogon winterianus)
menggunakan metode destilasi uap dan air dengan pemanasan microwave
dihasilkan % rendemen sebesar 1,52 %, lebih tinggi dibandingkan menggunakan
metode hydro distillation dan steam distillation dengan masing-masing %
rendemen sebesar 1,14 % dan 0,942 %.
2. Kondisi daun batang serai yang layu dan dicacah (2cm) akan menghasilkan %
rendemen yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan proses pelayuan dapat mengurangi
kadar air dalam kelenjar bahan, sehingga proses ekstraksi lebih mudah.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk destilasi 2 jam, jauh lebih efisien dibandingkan
metode lain. Suhu optimum pada 110C, dimana semakin tinggi suhu yang
digunakan maka semakin besar pula nilai rendemennya.
5. Optimasi Proses
Pemanasan