Anda di halaman 1dari 19

Perancangan Agroindustri

Lilin Aromaterapi

Kelompok D :
Gina Shintiani 240310140001
Chrispina Ayu Wijaya Kusuma 240310140009
Arif Saripudin 240310140022
Andina Natalia 240310140039
Sammy Alva Aditya 240310140042
Muhammad Nur Rijaldi 240310140043
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
72. Deskripsi Produk

Produk Lilin Aromaterapi

Merek Just Mine

Variasi aroma yang digunakan bertujuan untuk


menarik pihak konsumen, aroma yang digunakan
memakai bahan alami tanaman Indonesia yang
Keunggulan dan variasi
mempunyai efek relaksasi dan sekaligus mampu
mengusir serangga khususnya nyamuk. Varian
varian yang digunakan adalah sereh wangi
72. Deskripsi Produk
Strearin adalah hasil samping dalam proses pembuatan minyak kelapa sawit. Minyak kelapa
sawit pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu stearin (fraksi padatan) dan olein (fraksi
cairan). Pemisahan kedua fraksi tersebut dilakukan melalui proses fraksinasi. Pada proses
Bahan dasar Stearin fraksinasi akan didapatkan fraksi stearin sebanyak 25 persen dan fraksi olein (minyak
makan) sebanyak 75 persen. Stearin memiliki slip melting point sekitar 44,5 56,2C
(Harjono, 2009).

Parafin adalah nama untuk hidrokarbon alkan, bentuk padat dari parafin disebut lilin
parafin. Parafin cair merupakan senyawa stabil secara kimia, relatif murah, dan kompatibel
terhadap kebanyakan pengawet serta obat sehingga parafin cair merupakan emolien yang
Parafin tepat dalam sediaan krim. Parafin cair merupakan minyak kental yang transparan, dan tidak
berasa. Memiliki titik didih > 360C dan larut dalam seton, benzena, kloroform, karbon
disulfida eter, petroleum eter, serta praktis tidak larut dalam air (Yovita, 2016).

Membantu mengusir nyamuk, memicu relaksasi serta keseimbangan ntuk meringankan


nyeri otot serta menurunkan demam (Agusta, Adrina 2002). Hasil isolasi minyak sereh
wangi berupa senyawa yaitu sitronellal, geraniol, dan sitronellol. Ketiga komponen tersebut
merupakan komponen yang dominan dalam minyak sereh wangi. Hasil fraksi aktif minyak
Sereh Wangi sereh wangi dapat diaplikasikan dalam berbagai industri diantaranya kosmetik dengan
produk skin lotion penolak nyamuk yang merupakan bahan insektisida alami yang murah
dan efektif dalam mengusir nyamuk serta dapat digunakan secara aman dan praktis
(Setyaningsih, Hambali, & Nasution, 2007).
72. Deskripsi Produk
Karakteristik Produk

Warna pada produk ini mengikuti jenis tanaman yang digunakan sebagai minyak atsiri
Warna
yaitu kuning pucat.

Tanpa kemasan : tinggi = 13 cm, diameter = 7,5 cm, berat = 275 gram
Dimensi Produk
Dengan kemasan : tinggi =14 cm , diameter = 8 cm, berat = 1 gram
1. Paraffin 10
2. Sterarin 90
Komposisi 3. Bubuk Pewarna
4. Benang Katun untuk Sumbu
5. Minyak atsiri alami
Sertifikasi BPOM dan Halal
72. Deskripsi Produk
Standarisasi Produk
Penetrometer digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui nilai kekerasan
suatu benda. Pengukuran dilakukan selama lima detik pada lima titik
berbeda dari produk yang diujikan. Kekerasan pada lilin yang semakin tinggi
sebanding dengan peningkatan mutu produk lilin, dan berbanding terbalik
dengan nilai hasil pengukuran penetrometer (Raharja, 2016). Hal ini
Uji Kekerasan dikarenakan apabila sebuah produk memiliki nilai pengukuran penetrometer
yang kecil, menandakan bahwa jarum penusuk pada penetrometer tidak
dapat tertusuk jauh ke dalam produk yang diujikan akibat dari benda uji
terlalu keras. Sebaliknya, apabila jarum penusuk pada penetrometer dapat
tertusuk jauh ke dalam benda yang diujikan, menandakan bahwa benda uji
lunak.
Pengujian ini dilakukan dengan metode pipa kapiler. Titik leleh diartikan
sebagai titik di mana terjadinya perubahan fasa dari padat ke cair pada suatu
Titik Leleh
benda. Titik leleh lilin berdasarkan SNI 06-0386-1989 tentang lilin berkisar
antara 50-58C.
berdasarkan SNI 06-0386-1989
72. Deskripsi Produk
Standarisasi Produk
Pengujian ini dilakukan dengan parameter :
Kesukaan penampakan lilin secara keseluruhan,
kesukaan aroma lilin sebelum dibakar, kesukaan aroma lilin saat dibakar dengan parameter :
1 = suka, 2 = agak suka, 3 = netral, 4 = kurang suka, 5 = tidak suka

Letak sumbu produk yang diukur menjadi 3 kategori :


1 = tengah, 2 = agak tepi, 3 = tepi

Keadaan nyala api yang diukur menjadi 3 kategori :


1 = banyak asap, 2 = berjelaga, 3 = kuning terang
Uji hedonik dan mutu hedonik
Waktu deteksi aroma pertama kali dibagi menjadi 4 kategori :
0 60 detik, 61 120 detik, 121 180 detik

Waktu efek aromaterapi pertama kali dibagi menjadi 4 kategori :


0 60 detik, 61 120 detik, 121 180 detik, 181 240 detik, 241 300 detik, >300 detik

Uji efek terapi yang disarankan bagi panelis dibagi dengan skala :
1 = sesak, 2 = pening, 3 = agak pening, 4 = rileks, 5 = mengantuk, 6 = agak tenang, 7 = tenang, 8 =
agak segar, 9 = segar

berdasarkan SNI 06-0386-1989


3. Pemilihan Proses
Diagram Alir Ekstraksi Minyak :
3. Pemilihan Proses
Diagram Alir Pembuatan Lilin Aromaterapi :
4. Neraca Massa dan Neraca Energi
Neraca Massa
Perhitungan neraca massa pada pra-rancangan pabrik lilin aromaterapi,
Proses = Batch
Satuan = kg/jam
Waktu Operasi= 264 hari/tahun dan 20 jam/hari
ton 1000 kg 1 tahun 1 hari
Kapasitas Produksi = 5000 tahun 1 ton 264 hari 20 jam
= 946,96 kg/jam

Destilasi
Keluar residu Keluar
Masuk (kg/jam)
Komponen % (kg/jam) (kg/jam)
F1 F2 F3
Sitronellal 32 1.463.381.089 1.463.381.089 131.704.298
Sitronellol 13 5.944.985.673 5.944.985.673 5.350.487.106
Geraniol 11 5.030.372.493 5.030.372.493 4.527.335.244
2.560.916.905 2.304.825.215
Total 2.560.916.905
2.560.916.905
4. Neraca Massa dan Neraca Energi
Neraca Massa
Pemanasan
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F4 F5
Stearin 6.097.421.203 6.097.421.203
Parafin 6.097.421.203 6.097.421.203
Total 6.707.163.324 6.707.163.324

Pencampuran
Masuk (kg/jam) Masuk (kg/jam) Masuk (kg/jam) Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
F5 F6 F3 F7 F8
Sitronellal 0 0 131.704.298 0 131.704.298
Sitronellol 0 0 5.350.487.106 0 5.350.487.106
Geraniol 0 0 4.527.335.244 0 4.527.335.244
Stearin 6.097.421.203 0 0 0 6.097.421.203
Parafin 6.097.421.203 0 0 0 6.097.421.203
Pewarna 0 0.030487106 0 0 0.030487106
Minyak Nilam 0 0 0 4.573.065.903 4.573.065.903
Total 6.707.163.324 0.030487106 2.304.825.215 4.573.065.903 946.96
4. Neraca Massa dan Neraca Energi
Neraca Energi

Perkiraan energi yang dibutuhkan dalam industri lilin aromaterapi

Komponen T1 T2 Cp (kJ/(kg K))


Sitronelal 298,15 313,15 326,12
Sitronelol 298,15 313,15 362,91
Geraniol 298,15 313,15 522,83
Stearin 298,15 328,15 1342.8
Parafin 298,15 323,15 2130
4. Neraca Massa dan Neraca Energi
Neraca Energi

= ( )

Sitronelal
= 131,70 326,12 313,15 298,15 = 644250,1

Sitronelol
= 53,50 362,91 313,15 298,15 = 291235,3

Geraniol
= 45,27 522,83 313,15 298,15 = 355027,7

Stearin
= 609,74 1342,8 328,15 298,15 = 24562766,16

Parafin
= 60.97 2130 323,15 298,15 = 3246652,5
5. Optimasi Proses
Destilasi Berdasarkan penelitian Feriyanto, et al. (2013),
1. pengambilan minyak atsiri dari daun dan batang serai (Cymbopogon winterianus)
menggunakan metode destilasi uap dan air dengan pemanasan microwave
dihasilkan % rendemen sebesar 1,52 %, lebih tinggi dibandingkan menggunakan
metode hydro distillation dan steam distillation dengan masing-masing %
rendemen sebesar 1,14 % dan 0,942 %.
2. Kondisi daun batang serai yang layu dan dicacah (2cm) akan menghasilkan %
rendemen yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan proses pelayuan dapat mengurangi
kadar air dalam kelenjar bahan, sehingga proses ekstraksi lebih mudah.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk destilasi 2 jam, jauh lebih efisien dibandingkan
metode lain. Suhu optimum pada 110C, dimana semakin tinggi suhu yang
digunakan maka semakin besar pula nilai rendemennya.
5. Optimasi Proses
Pemanasan

Stearin dan paraffin digunakan sebagai bahan baku pembuatan


lilin aromaterapi karena harga bahan yang lebih murah, mudah
didapat, waktu bakar lebih lama dan lebih mudah diolah.

Menurut Raharja, et al. (2006), pemanasan optimal untuk


melelehkan stearin pada suhu 55oC dan pada parafin 50oC.
Bahan dimasukkan ke dalam beaker glass kemudian dipanaskan
pada suhu optimal pelelehan masing-masing bahan.
5. Optimasi Proses
Pencampuran
Pencampuran stearin, paraffin dan minyak atsiri serta minyak
dilakukan pada suhu 40oC, hal ini untuk mencegah komponen
volatil minyak cepat menguap dan rusak (Raharja et al., 2006).

a. Untuk mencegah penguapan komponen volatil minyak, maka


ditambahkan zat pengikat wangi yaitu minyak nilam.
b. Untuk mendapatkan produk lilin terbaik, perbandingan
komposisi bahan stearin:parrafin adalah 90:10 dengan
penambahan minyak atsiri 2-3%.
c. Jumlah minyak nilam yang digunakan sebagai zat pengikat
adalah 10% dari setiap konsentrasi minyak atsiri yang
digunakan (Ketaren, 1984).
5. Optimasi Proses
Pembekuan
1. Penggunaan stearin 90 bagian akan meningkatkan jumlah
asam palmitat, sehingga lilin dengan komposisi 90 stearin :
10 parafin akan berbentuk padat dan sangat keras pada suhu
kamar.
2. Semakin banyak stearin yang digunakan, komponen ini
menjadi dominan dalam lilin dan menghasilkan struktur
padat dan kristal.

Menurut Oppenheimer (2001) dan Warth (1956), penambahan


stearin yang lebih banyak pada parafin akan membuat produk
lilin lebih keras dan memiliki penampakan seperti kristal.
Pembekuan lilin dilakukan selama 2 jam sampai lilin mengeras.
5. Optimasi Proses
Pengemasan
Pengemasan lilin dibuat dengan 2 kemasan,
a. kemasan primer menggunakan kaca tebal yang tahan panas
dengan ketebalan 0,3 0,5 cm. Kaca yang tahan panas
bertujuan agar ketika lilin dinyalakan, kaca tidak meleleh dan
menghindari pecahan kaca.
b. Kemasan sekunder selanjutnya menggunakan kertas karton
yang bewarna guna meningkatkan minat pelanggan
terhadap lilin aromaterapi.
Daftar Pustaka
Adrina, A. (2002). Cara Sehat Dengan Wewangian Alami. Jakarta: Penebar Swadaya.
Feriyanto, Y. E., et al. 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon winterianus)
Menggunakan Metode Distilasi Uap dan Air dengan Pemanasan Microwave. ITS, Surabaya.
http://www.arbamedia.com/2015/12/manfaat-bunga-melati.html. (Diakses pada 15 September 2017)
http://belajarberkebun.com/cara-menanam-cengkeh-agar-cepat-berbuah.html. (Diakses pada 15 September 2017)
http://economy.okezone.com/read/2017/04/13/320/1666444/10-jenis-kopi-terpopuler-di-indonesia. (Diakses pada 15
September 2017)
http://bibitbunga.com/tanaman-kenanga-perfume-tree/ (Diakses pada 15 September 2017)
https://www.dokter.id/berita/efek-samping-dari-konsumsi-kayu-manis. (Diakses pada 15 September 2017)
https://www.tanobat.com/akar-wangi-ciri-tanaman-serta-khasiat-dan-manfaatnya.html (Diakses pada 15 September
2017)
http://bibitbunga.com/tanaman-cendana-sandalwood/ (Diakses pada 15 September 2017)
https://www.konfrontasi.com/content/nasional/bpom-wajibkan-sertifikasi-bagi-produsen-dan-distributor-obat. (Diakses
pada 15 September 2017)
http://www.kompasiana.com/warakatumba11/kpk-segera-usut-dana-triliun-sertifikasi-halal-
mui_58352fced77a61cb0b695a81 (Diakses pada 15 September 2017)
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Lemak dan Pangan. Penerbit UI-Press Jakarta.
Raharja S, Setyaningsih D, Turnip DMS. 2006. Pengaruh perbedaan komposisi bahan, konsentrasi, dan jenis minyak atsiri
pada pembuatan lilin aromaterapi. Jurnal Teknologi Pertanian 1(2): 50-59.
Desain Produk Lilin Aromaterapi
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 2017)

Desain Kemasan Produk Lilin Aromaterapi


Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 2017)

Anda mungkin juga menyukai