Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM TERPADU

JURUSAN TEKNIK KIMIA


Gedung E2, lantai 1, Kampus Sekaran, Gunungpati
Semarang 50229

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

MATERI : Uji Angka Asam


HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Kamis, 2 Maret 2023
KELOMPOK : B1
NAMA NIM : Alsa Rizky Mahalia Putri (5213422040)
Adibtya Muhammad W (5213422064)
Daru Hapsari Amravati (5213422068)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui metode penentuan angka asam.
2. Menentukan angka asam pada minyak goreng.
B. Dasar Teori
Pertumbuhan penggunaan minyak nabati di Indonesia setiap tahunnya
meningkat pesat. Hal ini terlihat dari fakta bahwa perusahaan yang
memproduksi minyak dengan merek berbeda memiliki keunggulan dalam
produksinya. Produk minyak bumi diproduksi dalam bentuk padat (mentega)
dan dalam bentuk cair (minyak). Minyak bumi merupakan senyawa organik
yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam eter, kloroform dan benzena
(Farihah, 2002).
Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam
pengolahan makanan, penting untuk diperhatikan kualitasnya. Minyak goreng
yang sering digunakan orang Indonesia adalah minyak sawit. Sedangkan
menurut SNI 01-3741-2013, minyak goreng adalah bahan pangan yang bahan
utamanya adalah trigliserida yang berasal dari bahan nabati, dengan atau tanpa
modifikasi kimia, termasuk dihidrogenasi, pendinginan dan telah melalui
proses refinasi atau pemurnian yang digunakan untuk menggoreng.
Minyak goreng merupakan media untuk menggoreng makanan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas. Data menunjukkan bahwa negara
dengan produksi minyak sawit terbesar di dunia adalah Indonesia. Luas yang
ditanami kelapa sawit pada tahun 2012 adalah 9.074.621 ha (Ditjenbun, 2014).
Kualitas minyak goreng ditentukan dari asam lemak penyusunnya, yaitu
asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Asam lemak tak jenuh mengandung ikatan
rangkap sedangkan asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap 1,2. Asam
lemak dengan ikatan rangkap lebih banyak lebih reaktif dengan oksigen
sehingga cenderung lebih rentan terhadap oksidasi 1,2,3. Sedangkan asam
lemak dengan rantai ikatan tunggal dominan cenderung lebih mudah
terhidrolisis. Kedua proses degradasi tersebut dapat menurunkan kualitas
minyak. Reaksi penting lainnya adalah hidrogenasi, yaitu ikatan rangkap
hidrogen jenuh.
Penggorengan adalah proses termokimia yang memberikan warna,
kerenyahan, dan penampilan yang diinginkan pada makanan yang digoreng,
yang membuat makanan yang digoreng sangat populer (Boskou, 2006, Warner,
2002). Selama penggorengan akan terjadi hidrolisis, oksidasi dan degradasi
minyak yang dipengaruhi oleh komposisi bahan makanan dan kondisi
penggorengan (Chatzilazaro dkk, 2006). Salah satu fenomena yang dihadapi
selama penggorengan adalah penurunan kualitas minyak setelah penggorengan.
digunakan berkali-kali. pada suhu yang relatif tinggi (160-180ºC). ). Paparan
oksigen dan suhu tinggi minyak goreng akan memulai reaksi oksidasi.
Menggunakan minyak goreng berkali-kali akan merusak minyak. Banyak
jenis reaksi yang terjadi selama penggorengan, seperti oksidasi, hidrolisis,
polimerisasi dan reaksi logam yang dapat merusak minyak. Kerusakan minyak
terjadi selama penggorengan. Minyak yang rusak saat menggoreng akan
mempengaruhi kualitas dan nilai gizi gorengan. Kemunduran minyak terutama
disebabkan oleh peristiwa oksidasi, salah satunya adalah pembentukan
peroksida dan aldehida (Sudarmadji dkk, 2007).
Makanan yang digoreng berulang kali akan mempengaruhi kualitas
makanan dari segi tekstur, rasa dan warna. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengecekan kualitas minyak yang digunakan untuk menggoreng berkali-kali.
Uji kualitas minyak dapat ditentukan dengan indeks asam dan peroksida.
Bilangan asam adalah jumlah asam yang dapat dinetralkan oleh basa. Bilangan
asam digunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat
dalam minyak. Penentuan dapat dilakukan dengan titrasi. asam lemak yang
dilepaskan dari gliserol disebut asam lemak bebas (Rauf, 2015).
Nilai peroksida adalah nilai yang paling penting untuk menentukan tingkat
kerusakan minyak atau lemak. Asam lemak tak jenuh dapat mengikat oksigen
dengan ikatan rangkapnya untuk membentuk peroksida. Peroksida ini dapat
diukur dengan iodometri. Angka peroksida menunjukkan oksidasi minyak.
Nilai peroksida berguna dalam menentukan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan. Peroksida akan meningkat ke tingkat tertentu
selama penyimpanan sebelum digunakan, jumlah ini tergantung pada waktu,
suhu, paparan cahaya dan udara. Nilai peroksida yang tinggi menunjukkan
oksidasi terus menerus, tetapi nilai peroksida yang rendah tidak berarti tidak
teroksidasi. Pada suhu penggorengan, peroksida meningkat tetapi menguap dan
keluar dari sistem penggorengan pada suhu tinggi (Raharjo, 2006).
BAB II

PELAKSANAAN PERCOBAAN

A. Alat
Tabel 2.1 Alat Praktikum Uji Angka Asam

No Nama Alat Gambar Fungsi


1 Gelas ukur 10 Digunakan untuk mengukur
ml banyaknya volume sampel
minyak goreng yang
dimasukkan.

2 Pipet tetes Untuk memindahkan sampel


sampel minyak dari suatu wadah ke
dalam gelas ukur 10 ml.

3 Erlenmeyer 250 Digunakan untuk menampung


ml minyak dari gelas ukur 10 ml
serta sebagai tempat terjadinya
titrasi.
4 Pipet volume 50 Digunakan memindahkan
ml etanol ke dalam erlenmeyer
dengan bantuan ball filler.

5 Ball filler Untuk menyedot etanol dan


sebagai alat bantu dalam
memindahkan ke erlenmeyer.

6 Gelas beker 100 Digunakan untuk menampung


ml titran (KOH) dan aquades.

7 Corong kaca Sebagai alat bantu untuk


memindahkan titran(KOH) ke
dalam buret yang memiliki
dimensi pemasukkan kecil.

8 Buret Sebagai tempat titran (KOH)


untuk diteteskan ke sampel
serta perhitungan volume yang
digunakan.
9 Timbangan Digunakan untuk menimbang
analitik gelas ukur 10 ml sebelum dan
sesudah diisi minyak agar
diketahui massa sampel.

10 Kompor listrik Untuk memanaskan sampel


minyak dan etanol hingga
mendidih.

11 Klem buret Digunakan untuk menjepit


buret pada statif saat proses
titrasi.

12 Klem penjepit Digunakan untuk menjepit


erlenmeyer erlenmeyer saat dipanaskan.

13 Statif Sebagai tempat untuk


meletakkan klem.

14 Tisu Digunakan untuk


membersihkan tetesan/luberan
minyak.
15 Spatula Sebagai alat bantu untuk
membersihkan gelas ukur dan
erlenmeyer.

16 Plastik wrap Digunakan untuk menutup


erlenmeyer saat dipanaskan.

B. Bahan
Tabel 2.2 Bahan Praktikum Uji Angka Asam

No Nama Bahan Gambar


1 Minyak Goreng

2 KOH

3 Etanol

4 Aquades
5 Vaselin

6 Indikator PP

C. Cara Kerja

Gambar 2.3 Skema Kerja Uji Angka Asam

Menyiapkan buret

Timbang gelas ukur


sebelum dan sesudah
diisi minyak

Minyak 10 ml Etanol 100 ml

Pemanasan

Pendinginan

Tambahkan indikator
pp 6 tetes

Titrasi dengan KOH


BAB III
DATA PENGAMATAN

Tabel 3.1 Data Pengamatan Uji Angka Asam

Percobaa Massa Massa Volume Perubahan warna


n ke Gelas Ukur Minyak KOH (ml)
(gr) Goreng (gr)
1 36,59 gram 8,85 gram 5,4 ml Semi pink
2 36,59 gram 8,85 gram 5,9 ml Semi pink
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
Pada percobaan uji angka asam pada minyak goreng bekas setelah
ditambahkan etanol 100 ml dan indikator pp 6 tetes kemudian dititrasi
dengan KOH didapatkan hasil terjadinya perubahan warna minyak dari
kuning keruh menjadi semi pink dengan memerlukan 5,4 ml KOH dengan
bilangan angka asam minyak goreng tersebut 3,42 pada percobaan pertama
dan 5,9 ml KOH dengan bilangan angka asam 3,73 pada percobaan kedua.
B. Pembahasan
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam
bebas tidak terikat sebagai trigiserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh
proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral.
Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan asam lemak bebas.
Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air,
keasaman dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka
semakin banyak kadar asam lemak bebas yang terbentuk asam lemak
bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat
merugikan. Kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit biasanya
hanya dibawah 1%. Lemak dengan kadar asam lemak bebas lebih besar
dari 1%, jika dicicipi akan terasa pada permukaan lidah dan tidak berbau
tengik, namun intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah
asam lemak bebas. Walaupun berada dalam jumlah kecil mengakibatkan
rasa tidak lezat.
Prinsip pada saat melakukan percobaan bilangan asam adalah
sejumlah tertentu sampel yang mengandung lemak atau minyak dilarutkan
dalam alkohol netral kemudian dipanaskan sampai larut, sampel yang telah
larut tersebut dititrasi dengan menggunakan basa alkali yang
konsentrasinya telah diketahui untuk dihitung bilangan asamnya.
Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak
bebas yang terdapat dalam lemak. Semakin besar angka ini berarti
kandungan asam lemak bebas semakin tinggi, sementara asam lemak
bebas yang terkandung dalam sampel dapat berasal dari proses hidrolisis
ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Karena proses
hidrolisis dapat berlangsung dengan penambahan asam dan dibantu oleh
panas. Makin tinggi angka asam maka makin rendah kualitasnya.
Sampel yang digunakan pada pengujian kali ini adalah minyak
goreng bekas pakai. Sampel kemudian ditimbang dengan berat 8,85 gram,
Kemudian ditambahkan pelarut etanol. Sesuai dengan definisi bilangan
asam itu sendiri yaitu jumlah miligram KOH atau basa-basa lainnya yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam asam lemak Kemudian pada kedua
sampel ditambahkan indikator fenolftalein (PP). Indikator ini akan
berubah menjadi semi merah muda bila suasana basa dan tetap bening jika
dalam suasana asam. Setelah itu dititrasi menggunakan KOH sampai
timbul wama semi pink yang tidak hilang setelah 30 detik. Saat itulah titik
akhir tercapai. Titik akhir adalah waktu ketika proses titrasi dihentikan
karena suasana telah menjadi netral yang ditunjukkan oleh perubahan
warna oleh indikator, Penentuan titik akhir dengan tepat pun tidak
menunjukkan suasana yang netral karena wama indikator berubah. Oleh
karena itu ada yang disebut titik ekuivalen yaitu waktu ketika jumlah titran
dengan titrat ekuivalen sehingga suasana benar-benar netral.
Fungsi penambahan etanol adalah untuk melarutkan lemak atau
minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali. Fungsi
pemanasan saat percobaan adalah agar reaksi antara etanol dan minyak
tersebut bereaksi dengan cepat sehingga pada saat titrasi diharapkan etanol
larut seutuhnya. Pemberian 6 tetes indikator fenolftalein (pp) pada
praktikum ini adalah sebagai indikator pembuktian bahwa bahan tersebut
bersifat asam atau basa. Pada praktikum ini, setelah dititrasi dengan KOH,
larutan etanol dan minyak goreng yang telah ditetesi indikator fenolftalein
(pp) berubah warna menjadi semimerah muda. Hal ini membuktikan
bahwa larutan tersebut bersifat basa.
Penggunaan KOH saat proses titrasi adalah untuk menentukan
kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak goreng. Jumlah
volume yang digunakan untuk mentitrasi larutan minyak goreng dan
etanol digunakan dalam proses penentuan asam lemak bebas. Pada
percobaan pertama bilangan angka asam minyak goreng tersebut 3,42.
Sedangkan pada percobaan kedua bilangan angka asam minyak goreng
tersebut 3,73.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Uji angka asam adalah salah satu cara untuk mengukur jumlah
asam dalam suatu larutan. Prosedur pengujian melibatkan penambahan
larutan indikator asam-base ke dalam larutan yang diuji, kemudian
dihitung jumlah asam yang terlibat dalam reaksi netralisasi dengan basa.
Hasil pengukuran ini dinyatakan sebagai angka asam.
Angka asam dapat digunakan untuk mengetahui seberapa asam
atau basa suatu larutan dan dapat memberikan informasi tentang sifat
kimia dari zat tersebut. Pengujian ini biasanya dilakukan pada bahan
makanan dan minuman, serta pada produk-produk kosmetik dan obat-
obatan untuk memastikan bahwa produk tersebut aman dan sesuai dengan
standar kesehatan.
Kesimpulannya, uji angka asam adalah metode yang berguna untuk
mengukur konsentrasi asam dalam suatu larutan dan dapat memberikan
informasi penting tentang sifat kimia dari zat tersebut. Uji ini digunakan
dalam berbagai bidang industri dan dapat membantu memastikan
keamanan dan kualitas produk yang dikonsumsi oleh manusia.

B. Saran
1. Lebih berhati-hati dan menjaga kebersihan dalam penggunaan alat-
alat.
2. Perlunya kesabaran dan ketelitian dalam melakukan penitrasian
karena akan berpengaruh pada hasil titrasi.
3. Pada saat memanaskan sampel pastikan jas lab tidak terkena bagian
kompor listrik.
DAFTAR PUSTAKA

Suroso, A. S. (2013). Kualitas minyak goreng habis pakai ditinjau dari bilangan
peroksida, bilangan asam dan kadar air. Jurnal Kefarmasian Indonesia,
77-88.

Hutapea, H. P., Sembiring, Y. S., & Ahmadi, P. (2021). Uji Kualitas Minyak
Goreng Curah yang dijual di Pasar Tradisional Surakarta dengan
Penentuan Kadar Air, Bilangan Asam dan Bilangan Peroksida. QUIMICA:
Jurnal Kimia Sains dan Terapan, 3(1), 6-11.
Tarigan, J., & Simatupang, D. F. (2019). Uji Kualitas Minyak Goreng Bekas
Pakai Dengan Penentuan Bilangan Asam, Bilangan Peroksida Dan Kadar
Air. Ready Star, 2(1), 6-10.

Khoirunnisa, Z., Wardana, A. S., & Rauf, R. (2020). Angka asam dan peroksida
minyak jelantah dari penggorengan lele secara berulang. Jurnal
Kesehatan, 12(2), 81-90.

Nainggolan, B., Susanti, N., & Juniar, A. (2016). Uji kelayakan minyak goreng
curah dan kemasan yang digunakan menggoreng secara berulang. Jurnal
Pendidikan Kimia, 8(1), 45-57.

Ahmad, D., Sari, P. N., & Gilang, P. R. (2014). Uji Kualitas Minyak Kelapa
Dengan Uji Coba Penggorengan. Jurnal Teknologi Pengolahan Minyak
dan Lemak.

LAMPIRAN

Lampiran perhitungan

Diketahui :

Mr KOH = 56,11 g/mol

Massa KOH = 5,6065 gram

Volume KOH = 1000 ml


V1 KOH = 5,4 ml

V2 KOH = 5,9 ml

 Molaritas KOH
massa KOH 1000
M KOH = ×
Mr KOH V KOH
5.6065 1000
¿ ×
56,11 1000

M KOH =0,0999 M

 Normalitas KOH
N KOH=M KOH ×eq
¿ 0,0999 ×1
N KOH=0,0999 N

 Menghitung angka asam percobaan


- Percobaan 1
V 1 × N KOH × Mr KOH
Angka asam=
W sampel
5,4 ×0,0999 ×56,11
¿
8,85
Angka asam=3,42

- Percobaan 2
V 2 × N KOH × Mr KOH
Angka asam=
W sampel
5,9× 0,0999× 56,11
¿
8,85
Angka asam=3,73

Lampiran Dokumentasi
Lampiran jurnal

(Suroso, A. S., 2013)

(Hutapea, H. P., dkk, 2021)


(Khoirunnisa, Z., dkk, 2020)

(Ahmad, D., dkk, 2014)

Anda mungkin juga menyukai