Sw + So + Sg = 1………………………………………………………..(3-4)
Terdapat dua cara pendekatan yang digunakan dalam menentukan nilai saturasi
suatu batuan, yaitu :
1. Pendekatan secara langsung, yaitu dengan cara mengambil core dari formasi
dan menghitung saturasinya.
20
…………………………………(3-5)
Jika pori-pori batuan diisi oleh gas, minyak, dan air maka berlaku hubungan:
21
Keterangan: 3
1. Condenser
2. Water Trap
3. Core Holder
4. Solvent
5. Electric Heater
Gambar 3.1.
Rangkaian Peralatan Dean & Stark
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
Keterangan 1
1. Timbangan digital
24
Gambar 3.2.
Timbangan Digital
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
25
= 4,54545 cc
= 1,3 cc × 1 gr/cc
= 1,3 gr
= 0,286
27
= (27,6 – 24 – 1,3) gr
= 2,3 gr
= 2,90404 cc
= 0,63889
3.6. PEMBAHASAN
Praktikum Analisa Inti Batuan pada acara ke-2 minggu pertama berjudul
Pengukuran Saturasi Fluida. Tujuan dari percobaan Pengukuran Saturasi adalah
untuk menentukan nilai saturasi fluida dengan menggunakan metode distilasi.
Saturasi merupakan perbandingan antara volume pori batuan yang diisi
oleh fluida terhadap volume pori efektif batuan. Saturasi merupakan salah satu
indeks dalam penentuan jumlah cadangan hidrokarbon yang terkandung di dalam
suatu batuan reservoir. Dalam penentuan saturasi suatu batuan reservoir, harga
saturasi dinyatakan dalam fraksi sehingga harga total yang diperoleh berjumlah
satu (1). Adapun jenis saturasi sendiri yaitu saturasi air (Sw), saturasi minyak
(So), dan saturasi gas (Sg). Saturasi air adalah perbandingan volume pori-pori
yang terisi oleh air (volume air yang diperoleh dari water trap) terhadap volume
pori-pori total batuan (sampel core). Saturasi minyak adalah perbandingan antara
volume pori-pori yang terisi oleh minyak dengan volume pori-pori total batuan
(sampel core). Saturasi gas adalah perbandingan volume pori-pori yang terisi oleh
gas dengan volume pori-pori total batuan (sampel core).
Prinsip kerja yang diterapkan pada percobaan ini yaitu proses solvent
extraction (distilasi dan kondensasi). Pengertian distilasi sendiri adalah pemisahan
fluida yang didasari oleh perbedaan titik didih fluida. Pengertian kondensasi
adalah pengubahan fasa gas (uap) menjadi fasa cair (liquid). Dalam proses ini
digunakan alat Dean and Stark , air dipisahlan dari core dengan cara diuapkan
menggunakan electric heater. Uap yang dihasilkan akan didinginkan dengan alat
yang disirkulasikan dengan air dingin sehingga uap tersebut menjadi embun dan
29
ditampung dalam water trap. Selain itu, pada percobaan kali ini digunakan bahan
lain seperti toluena dan batu kerikil yang digunakan pada saat proses pemanasan.
Fungsi toluena yaitu sebagai katalisator untuk mempercepat pemanasan tanpa ikut
bereaksi. Fungsi kerikil yaitu membantu penyebaran panas yang lebih merata pada
labu erlenmeyer yang digunakan.
Percobaan diawali dengan mengambil sampel core yang telah dijenuhi
dengan air dan kerosin. Core dijenuhi dengan air agar menyerupai keadaan
reservoir sebenarnya dimana reservoir pasti dijenuhi oleh air terlebih dahulu
kemudian minyak berimigrasi dan terakumulasi dalam batuan reservoir. Minyak
akan mendesak air untuk turun karena perbedaan densitas antara air dengan
minyak. Setelah core dijenuhi air dan kerosin, core kemudian dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer yang berisi toluena dan kerikil. Kemudian labu erlenmeyer
tersebut disambungkan dengan goose neck dan diberi grease yang bertujuan agar
tidak ada uap yang keluar. Kemudian goose neck disambungkan dengan
condensor. Kemudian alat dipanaskan menggunakan electric heater. Setelah itu
terjadi proses distilasi, dimana air didalam core akan menguap dan terkondensasi
pada condensor kemudian air terjebak dalam water trap. Setelah dipanaskan
setelah 2 jam, dilakukan pengukuran terhadap jumlah air yang tertampung pada
water trap. Berdasarkan data yang diperoleh setelah melakukan percobaan, maka
dapat dihitung besar dari saturasi minyak, saturasi air, dan saturasi gas di dalam
sampel core.
sebesar 24 gram, berat core jenuh di udara (Wsat ) sebesar 27,6 gram, dan volume
air sebesar 1,3 cc. Kemudian data-data yang diperoleh diolah kembali menjadi
perhitungan sehingga diperoleh harga saturasi air (Sw) sebesar 0,286 atau 28,6%,
saturasi minyak (So) sebesar 0,63889 atau 63,889%, dan harga saturasi gas (Sg)
sebesar 0,7511 atau 7,511%.
Selain Sw, Sg, dan So, dikenal pula istilah saturasi lainnya, yaitu Swir
(irreducible water saturation), Swc (connate water saturation), dan Sor (residual
oil saturation). Swir adalah saturasi dimana air sudah tidak dapat mengalir lagi
30
berapapun banyaknya beda tekanan yang diberikan. Swc adalah saturasi air yang
sudah terdapat dalam batuan saat batuan terendapkan. Sor adalah saturasi dimana
minyak sudah tidak dapat diproduksikan lagi kecuali menggunakan metode EOR.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi saturasi fluida, diantaranya adalah
ukuran dan distribusi pori – pori, ketinggian diatas free water level, dan adanya
perbedaan tekanan kapiler.
Aplikasi lapangan dari percobaan pengukuran saturasi adalah untuk
menentukan estimasi cadangan hidrokarbon dengan menggunakan metode
volumetrik yaitu berupa OOIP (Original Oil In Place) dan OGIP (Original Gas In
Place). Bila ditinjau dari sudut pemboran perhitungan saturasi dapat digunakan
untuk mengetahui zona produktif dalam suatu formasi dan untuk menentukan mud
filtrate. Selain itu, saturasi juga sangat penting dalan menentukan batas minyak-
air (WOC), serta mengetahui ketinggian minyak-air.
31
3.7. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Analisa Inti Batuan acara Pengukuran Saturasi
Fluida dapat disimpulkan bahwa :
1) Dari hasil percobaan yang dilakukan, diperoleh data kuantitatif sebagai
berikut:
Saturasi air (Sw) = 0,286
Saturasi minyak (So) = 0,63889
Saturasi gas (Sg) = 0,07511
2) Nilai saturasi suatu fluida diperoleh dari perbandingan antara volume pori-
pori yang diisi oleh fluida tertentu terhadap volume pori-pori efektif total
batuan itu sendiri.
3) Dari harga saturasi yang diperoleh, batuan tersebut merupakan batuan
produktif karena harga So ˃ Sw.
4) Selain Sw, So, dan Sg, dikenal pula istilah saturasi lainnya, yaitu:
a. Swir (irreducible water saturation)
b. Swc (connate water saturation)
c. Sor (residual oil saturation)
5) Aplikasi lapangan dari pengukuran saturasi fuida adalah untuk
menentukan estimasi cadangan hidrokarbon dengan menggunakan metode
volumetrik yaitu berupa OOIP (Original Oil In Place) dan OGIP (Original
Gas In Place). Bila ditinjau dari sudut pemboran perhitungan saturasi
dapat digunakan untuk mengetahui zona produktif dalam suatu formasi
32
dan untuk menentukan mud filtrate. Selain itu, saturasi juga sangat penting
dalan menentukan batas minyak-air (WOC), serta mengetahui ketinggian
minyak-air.