Anda di halaman 1dari 8

3

BAB II
PENENTUAN KANDUNGAN AIR
DENGAN DEAN & STARK METHOD

2.1. TUJUAN PERCOBAAN


1. Untuk menentukan kandungan air dari minyak mentah.
2. Untuk mengetahui cara kerja dari peralatan Dean and Stark Method.
3. Untuk mengetahui cara menghitung kandungan air dengan Dean and
Stark Method.
4. Untuk mengetahui kegunaan solvent pada analisa ini.
5. Untuk mengetahui aplikasi dari percobaan Dean and Stark Method.

2.2. DASAR TEORI


Minyak mentah yang kita produksi secara langsung dari dalam
perut bumi pada kenyataannya bukan minyak murni melainkan masih
mengandung gas maupun air, hal ini nantinya akan mempengaruhi
perhitungan jumlah minyak yang akan diproduksi, karena dalam suatu
reservoir khususnya minyak, akan selalu didapatkan kandungan air. Sifat-
sifat air reservoir ini mempunyai kemampuan untuk melarutkan
hidrokarbon, komposisi, faktor volume formasi, dan karakteristik
viscositas pada suhu dan tekanan formasi. Pemisahan antara minyak dan
air yang terkandung di dalamnya disebut Dehidrasi Minyak Bumi .
Dehidrasi ini dilakukan baik pada penghilangan maupun transportasi
minyak karena air yang terkandung dalam minyak dapat menyebabkan
korosi pada pipa-pipa minyak tempat penimbunan minyak, dan lain
sebagainya. Dehidrasi ini merupakan persoalan kimia maupun fisika yang
diperlukan untuk mendapatkan pemisahan yang seefisien mungkin.
Air formasi yang terkandung dalam minyak ada dua macam, yaitu :
a. Air bebas, merupakan air yang terbebaskan dari minyaknya.
b. Air emulsi, air yang melayang-layang di dalam minyak dan diperlukan
cara-cara khusus untuk memisahkannya.
4

Dalam lapangan minyak, air bebas lebih mudah untuk dibebaskan


(dipisahkan) dari minyaknya dibandingkan dengan air emulsi. Pemisahan
air bebas dari minyaknya dapat dilakukan dengan mendiamkan atau
settling dalam suatu tempat, dicampur gas olise, bisulfide, atau
dipanaskan. Tetapi untuk air emulsi, pemisahannya memerlukan cara-cara
khusus.
Terjadinya emulsi ini memerlukan tiga syarat, yaitu :
a. Adanya dua zat cair yang tidak saling campur.
b. Adanya zat yang menyebabkan terjadinya emulsi (Emulsifying Agent).
c. Adanya agitasi.
Sifat-sifat Emulsi antara lain :
a. Umumnya kadar air emulsi cukup tinggi.
Hal ini disebabkan penguapan sejumlah air, gas alam sebelum terjadi
emulsifikasi pada residu airnya.
Kadar garam yang besar pada fasa cair berpengaruh besar pada gaya
permukaan pada gaya permukaan antara cairan minyak dan air.
Di antara zat-zat tersebut dengan emulsion flying agentnya yang
terkonsentrasi antara dua fasa yang bersangkutan.
b. Pengemulsian juga dipengaruhi oleh sifat-sifat minyak. Semakin besar
viscositasnya, residu karbon, dan tegangan permukaan minyak semakin
terbentuk emulsi.
c. Semakin lama emulsi terbentuk semakin ketat atau semakin susah
untuk dipisahkan.
Untuk mencegah terjadinya emulsifikasi, dapat dilakukan dengan cara :
a.Memperkecil tingkat agitasi, contohnya dengan menggunakan anker pada
sumur-sumur pompa, mengurangi kecepatan pompa, spasi plunger
(mengurangi slopage), dan pompa dianjurkan untuk tenggelam.
b. Penggunaan zat anti emulsifikasi.
c.Pemisahan air sebelum terjadinya emulsifikasi.
5

Pemisahan minyak terhadap air mutlak dilakukan untuk menghindari


kerugian antara lain :
a. Pipe line akan berkurang kapasitasnya karena harus mentransport
minyak dengan air.
b. Air bisa menyebabkan korosi pada peralatan pengeboran

2.3. PERALATAN DAN BAHAN


2.3.1. Peralatan
1. Condenser
2. Receiver
3. Ground Flask Joint
4. Electrical Oven

2.3.2. Bahan
1. Sample minyak mentah 50 ml
2. Solvent 50 ml
3. Air sirkulasi

Gambar 2.1. Dean & Stark Methode


6

Gambar 2.2 Electrical oven

Gambar 2.3. Minyak Mentah

2.4. TANGGAL DAN TEMPAT PRAKTIKUM


Tanggal : 07 Desember 2014
Tempat : Kampus Ex. Pajak STT Migas Balikpapan

2.5 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Disirkulasikan air dalam peralatan.
2. Dibersihkan alat sehingga alat bersih dan siap pakai.
3. Diambil sample (minyak ringan atau berat) 100 ml.
4. Ditambahkan ke dalamnya solvent (bensin atau kerosin) 100 ml.
5. Dimasukkan campuran tersebut ke dalam plask.
6. Dihubungkan electrical oven dengan arus listrik, dan setelah beberapa
waktu memastikan telah terjadi kondensasi.
7. Diamati proses kondensasi dengan adanya air yang terdapat pada water
trap.
7

8. Jika pada water trap sudah tidak terdapat penambahan air lagi,
melaporkan % air dengan Dean and Stark methode.

Kandungan air (%) = (volume air / volume sample) x 100%

2.6. ANALISA DAN PERHITUNGAN


2.6.1. Analisa
Umum
Volume sample (minyak ringan) = 44 ml
Volume solvent (kerosin) = 44 ml
Volume air yang tertampung = 0,35 ml

Kelompok
Volume sample (minyak ringan) = 47 ml
Volume solvent (kerosin) = 47 ml
Volume Air yang tertampung = 0,39 ml

2.6.2. Perhitungan
Umum
Kandungan air dalam sample dengan Dean & Stark Method :
volume air
% Kadar Air 100 o o
volume sampel

0,35
100 o
o
44

0,795 o o

Kelompok
Persen kandungan air dalam sample
8

volume air
% Kadar Air 100 o o
volume sampel

0,39
100 o
o
47

0,830 o o

Tabel 2.1. Hasil Perolehan Data Kelompok


Vol. Sample Vol. Sovlent Vol. Air yang
Kelompok % Kadar Air
(Minyak Ringan) (Kerosin) Tertampung
1 46 46 0,37 0,804
2 47 47 0,39 0,830
3 48 48 0,41 0,854
4 49 49 0,42 0,857
5 50 50 0,43 0,860
6 44 44 0,35 0,795

Grafik 2.1. % Kadar Air


9

Grafik 2.2. % Kadar Air vs Data Kelompok

2.7. PEMBAHASAN
Crude Oil yang dihasilkan dari dalam sumur pemboran tidak semua
mengandung minyak, tetapi juga mengandung campuran air dan gas.
Sebelum proses pemanasan, sample minyak yang akan digunakan terlebih
dahulu dicampur dengan solvent (pelarut) yang pada percobaan ini
menggunakan kerosin, karena mempercepat proses penguapan, disamping
itu juga mengunakan kerikil yang ditaruh didalam Ground Flask Joint
supaya mengimbangi tekanan uap agar tidak terjadi ledakan. Jumlah air
yang terdapat dalam Water Trap merupakan fungsi waktu dari hasil
destilasi, karena semakin lama waktu yang digunakan maka air yang
didapat semakin bannyak tergantung atas kondisi air didalam minyak,
karena berhubungan dengan persen kandungan air. Dengan mengetahui %
kandungan air ini nantinya dapat diketahui minyak (crude oil) yang
memiliki kualitas yang baik, yang nantinya dapat diperoleh gambaran
mengenai keadaann minyak mentah dan jumlahnya yang memungkinkan
untuk diproduksikan.
Percobaan dengan metode ini kurang efektif karena penguapan
minyak yang mengakibatkan berkurangnya grafity minyak yang
bersangkutan. Kehilangan grafity ini adalah karena penguapan fraksi-
fraksi dari minyak. Pengurangan penguapan dapat dilakukan dengan
memanaskan minyak dalam ruang yang tertutup rapat.
10

Penggunaan solvent berupa kerosin bertujuan untuk mempercepat


proses pemisahan air dari minyak serta proses pemanasannya.
Dalam percobaan dihasilkan air sebanyak 0,795% dalam 44 ml
sample minyak. Hal ini menunjukkan bahwa sample merupakan sample
minyak (crude oil) yang baik, karena memiliki kandungan air di bawah 1
%, sehingga biasanya dapat langsung diproduksikan karena resiko
timbulnya problem produksi yang sangat kecil.

2.8. KESIMPULAN
1. Setelah dilakukan percobaan, maka diperoleh kandungan air untuk data
umum sebanyak 0,35 ml dan persen kandungan air dalam sampel
tersebut sebesar 0,795%.
2. Cara kerja Dean and Stark menggunakan prinsip destilasi, yaitu
pemisahan berdasarkan titik didih.
3. Menghitung kandungan air dengan Dean and Stark Method dapat
dilakukan dengan membandingkan antara volume air yang tertampung
dengan volume sampel.
4. Kegunaan solvent untuk mempercepat pemisahan air dari minyak.
5. Dari percobaan, diketahui kandungan air pada sampel. Semakin
banyak air yang terkandung, maka semakin buruk kualitas minyak
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai