2.5.2 Perhitungan
Kandungan air pada sample dengan Dean & Stark Method :
= x 100 %
= 0,2 %
Tabel II-1
Tabulasi hasil perolehan analisa % kadar air pada Sampel minyak
Dengan metode dean & strak.
% Kadar air dari sampel (% Kadar Air - % Kadar Air Mean)2
Plug
Sampel 1 (%) Sampel 2 (%) Sample I Sample II
A/1 0.6 0.001
A/2 1 0.146
B/1 0.6 0.055
B/2 0.8 0.0003
C/1 1,4 0.697
C/2 0.01 0.334
D/1 0.4 0.027
D/2 0.34 0.077
E/1 0.3 0.07
E/2 0.5 0.014
F/1 0.2 0.133
F/2 0.4 0.048
I/1 0.4 0.027
I/2 0.6 0.0003
J/1 0.1 0.216
J/2 1 0.146
K/1 1 0.189
K/2 1 0.146
L/1 0.45 0.013
L/2 0.7 0.007
Total 4.05 6.35 1.428 0.9186
N 10 10 10 10
Average 0.405 0.635 0.1428 0.09186
= 0,405
b. Sample II
= 0,635
=
= 0,378
b. Sample II
= 0,303
2.6 PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan yang dilakukandengan menggunakan sample minyak
mentah dari lapangan yang sebenarnya kita dapat mengetahui bahwa crude oil
yang diproduksikan secara langsung dari dalam bumi pada kenyataannya di
lapangan bukan merupakan crude oil 100 %,tetapi didalamnya masih mengandung
komponen-komponen lain seperti gas, air, dan pengotoran sedimen-sedimen
walaupun dalam prosentase yang dapat terbilang kecil.Hal tersebut mempengaruhi
perhitungan jumlah dan kualitas minyak yang diproduksi. Sedangkan air yang
terdapat dalam crude oil bisa berasal dari dalam formasi maupun dari fluida
pemboran (lumpur). Air formasi itu sendiri terbagi atas air bebas dan air emulsi.
Air bebas adalah air yang 100 % tidak terikat dengan fluida seperti minyak dan
gas. Sedangkan air emulsi terikat dengan fluida.
Pada percobaan dengan menggunakan metode Dean & Stark method pada
dasarnya merupakan penerapan proses destilasi dan kondensasi dimana crude oil
akan di panaskan yang kemudian di tambahkan toluene sebagai katalisator untuk
mempercepat pemanasan dan penguapan,pada tabung sendiri di masukkan kerikil
agar panas yang dihasilkna heater merata,setelah menguap air yang terkandung
dalam crude oil akan mengembun dalam condenser yang selanjutnya akan turun
dan tertampung dalam water trap.
Air tidak akan bercampur dengan minyak dikarenakan keduanya merupakan
2 fasa berbeda , begitu juga dengan berat jenisnya. Berat jenis crude oil lebih
ringan daripada air.Kadar air yang berlebihan pada crude oil menyebabkan
terjadinya problem-problem produksi seperti korosi dan emulsi.
Korosi biasanya terjadi pada pipa-pipa produksi, apabila kadar air pada
crude oil berlebih. Air yang dikandung % crude oil adalah air formasi yang
mengandung NaCl tinggi. Sedangkan di lapangan bila kadar air dalam crude oil >
2 % maka kualitasmnya tidak baik. Jika dilaboratorium bila crude oil > 10 %
maka kualitasnya tidak baik.
Campuran crude oil dengan air formasi akan membentuk emulsi. Emulsi
adalah suatu keadaan zat cair menjadi sukar larut kedalam zat cair lain dan akan
menjadi stabil apabila terdapat Demulsifying Agent. Emulsi ada 2 tipe yaitu
Water In Emulsion dan Oil In Emulsion.
Jadi Demulsifying Agent merupakan suatu zat mencegah emulsi. Sedangkan
emulsi akan terbentuk jika :
1. Ada 2 zat yang tidak saling melarutkan.
2. Ada Agitasi ( pengadukan ).
3. Ada Emulsifying Agent.
Beberapa macam metode pemisahan emulsi :
a. Sentrifuge = Pemisahan berdasar gaya sentrifugal dan gravitasi.
b. Gravity Settling
c. Pemanasan = Dengan dipanaskan.
d. Proses listrik = Dengan arus listrik.
e. Proses kimia = Dengan reaksi kimia
f. Destilasi = Berdasarkan perbedaan titik didih.
g. Absorbsi = Menggunakan bahan yang menyerap campuran salah
satu hingga dibawah permukaan absorbsi.
h Filtrasi = Dengan penyaringan.
i. Dekantasi = Dengan menuangkan cairannya (kurang teliti).
j. Kristalisasi = Dengan memanaskan sampai jenuh lalu dinginkan
sampai berbentuk kristal.
k. Kromatografi = Berdasar perbedaan kecepatan perembesan dari zat
dalam suatu medium.
l. Sublimasi = Dilakukan untuk memurnikan zat yang dapat
menyublim.
2.7. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini dapat diambil kesimpulan, yaitu :
1. % kadar air dalam sampel minyak sebesar 0,2 %
2. % kadar air mean dan standar deviasi dari hasil tabulasi data semua
plug:
a. % Kadar air mean minyak :
- Sampel I = 0,405 %
- Sampel II = 0,635 %
b. Standard deviasi kadar air :
- Sampel I = 0,378 %
- Sampel II = 0,303 %
3. Karena kadar air yang didapatkan dalam percobaan ini sebesar 0,2 %,
maka dapat dikategorikan sebagai crude oil dengan kualitas kurang
bagus walaupun masih di bawah 1%.
4. Inti dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kualitas crude oil yang
dipakai, mengetahui bila air dalam jumlah banyak berarti dapat
menyebabkan korosi pada alat produksi, mengetahui ada tidaknya scale
(kerak-kerak yang menempel pada pipa produksi), yang mana
kesemuanya itu rangkaian dari penentuan kandungan air dengan Dean
and Stark Method.
5. Penggunaan solvent dalam praktikum ini bertujuan untuk mempercepat
reaksi atau proses pendidihan / pemanasan, tetapi tidak ikut bereaksi.