Anda di halaman 1dari 13

MODUL II

PENENTUAN POROSITAS CORE SAMPLE

DENGAN METODE LIQUID SATURATION

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Achmad Ridwan Chaniago

NIM : 12215006

Kelompok : Jumat

Tanggal Pratikum : 31 Maret 2017

Tanggal Penyerahan : 7 April 2017

Dosen : Prof. Dr. Ir. Pudji Permadi.

Asisten Modul : Teddy Nilam (12213074)

Yehezkiel David Pradipta (12213085)

LABORATORIUM PETROFISIKA

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017
I. TUJUAN PERCOBAAN

a. Memahami prinsip kerja liquid saturation


b. Menentukan porositas suatu batuan sampel dengan metode liquid saturation
c. Mengetahui metode-metode pengukuran porositas

II. TEORI DASAR


1. Teori Dasar
Porositas merupakan salah satu sifat petrofisik yang sangat penting untuk diketahui.
Salah satu tujuannya adalah untuk menentukan cadangan minyak atau gas yang ada
dalam suatu reservoir. Porositas adalah perbandingan antara volume pori terhadap
volume batuan. Porositas menyatakan prosentase (fraksi) volume batuan yang dapat
diisi oleh fluida. Secara matematis didefinisikan sebagai

𝑉𝑝𝑜𝑟𝑖
∅= 𝑥 100
𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘𝑐𝑜𝑟𝑒

Porositas batuan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Porositas total : perbandingan antara volume pori total, baik pori yang
connected maupun yang isolated, terhadap volume batuan total.
b. Porositas efektif : perbandingan antara volume pori-pori yang saling
berhubungan terhadap volume batuan total.

Berdasarkan waktu terjadinya, maka porositas dapat juga diklasifikasikan menjadi


dua, yaitu :
a. Porositas primer : porositas yang terbentuk saat batuan terbentuk.
b. Porositas sekunder : porositas yang terbentuk setelah terbentuknya batuan,
diakibatkan proses diagenesa pada batuan.

Besar kecilnya suatu harga porositas tergantung pada volume pori-pori batuan
sedangkan pori-pori batuan memiliki karakteristik tersendiri yang akan
mempengaruhi nilai porositas, antara lain:
a. Susunan butiran
b. Pemilahan dan Sorting
c. Sementasi
d. Kompaksi
e. Angularitas

Pengukuran porositas dapat diperoleh dari dua cara :


1. Pengukuran di laboratorium
2. Hasil interpretasi logs

Terdapat beberapa metode dalam pengukuran porositas efektif batuan di


laboratorium, antara lain :
1. Metode penjenuhan dengan air garam
2. Solvent extraction
3. Mercury injection
4. Prinsip hukum Boyle

2. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan modul 2 ini adalah pengukuran volume pori-pori dari suatu core
sample dengan menghitung volume fluida yang terdisplacement dengan proses
saturation ( penjenuhan ) dan pengukuran bulk volume core sample dengan grafik
simpangan-volume dengan menggunakan alat Electric Hg Picnometer (metode
kalibrasi) atau dengan jangka sorong (metode volumetrik).

Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengukuran besarnya porositas dengan
menggunakan liquid saturation. Sebelum dilakukan proses penjenuhan, udara dalam
sampel core harus dihampakan terlebih dahulu agar fluida gas keluar dari pori-pori
sampel core. Volume pori sampel core dicari dengan menggunakan persamaan:
𝑾𝒍 (𝑾𝒋 − 𝑾𝒌 )
𝑽𝒑 = =
𝝆𝒍 𝝆𝒍

Dimana : 𝑉𝑝 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑜𝑟𝑖 − 𝑃𝑜𝑟𝑖


𝑊𝑙 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ
𝜌𝑙 = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ
𝑊𝑗 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑟𝑒 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑖𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛
𝑊𝑘 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑜𝑟𝑒 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

Prinsip dari metode Liquid Saturation adalah mengukur volume pori-pori batuan
dengan menghitung selisih berat core yang sudah jenuh oleh suatu fluida dengan
berat kering core sample. Fluida yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah air.
Volume fluida yang berada pada core sample didapat dengan membagi selisih berat
dengan densitas dari fluida penjenuh dimana volume tersebut dapat dikatakan
sebagai volume pori-pori core sample.

Sedangkan volume bulk sampel core dicari dengan 2 cara:

1.Metode volumetric, diukur dengan jangka sorong


2.Electric Hg Picnometer yang sudah dikalibrasi dengan menggunakan bola-bola
besi. Bola besi adalah merupakan suatu anggapan bagi volume bulk.

Prinsip dari alat Electric Hg Picnometer yaitu mengukur Volume Bulk batuan dengan
mengukur volume air raksa yang terdisplacement, tetapi sebelumnya alat tersebut
dikalibrasi dengan menggunakan bola-bola besi terlebih dahulu untuk mendapatkan
persamaan dan grafik volume bulk terhadap simpangan alat Electric Hg Picnometer.
III. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan antara lain:


1. Tabung Erlenmeyer yang dilengkapi dengan sumbat karet dan funnel diatasnya
2. Tabung Erlenmeyer yang berisi kapur yang dihubungkan dengan pompa vakum
3. Pompa vakum dan manometer Hg
4. Electric Hg picnometer dan bola-bola pengkalibrasi
5. Jangka sorong dan penjepit
6. Picnometer dan neraca analisis

Bahan yang digunakan antara lain:


1. Sampel core
2. Vaseline
3. Air (aquades)

IV. DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA

Data dimensi sampel core


L = 4.05 cm
D = 2.50 cm
1 1
Vbulkcore volumetric = 4 𝜋𝐷2 𝐿 = 𝜋 2.502 x 4.05 = 19.88039101 cm3
4

Data picnometer
Vpicno = 25 mL = 25 cm3
Wair+picno = 46.53 gr
Wpicno = 20.12 gr
𝑊air+picno − 𝑊𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜 46.53 − 20.12
𝜌= = = 1.0564 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
𝑉𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜 25

Data berat core


𝑊𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ = 45.40 𝑔𝑟
𝑊𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 = 44.87 𝑔𝑟
𝑊𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ − 𝑊𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 45.4 − 44.87
𝑉𝑝𝑜𝑟𝑖 = = = 0.5017039 𝑐𝑚3
𝜌𝑎𝑖𝑟 1.0564
Pengukuran dimensi bola besi
Simpangan Simpangan
No Diameter (cm) Volume (cm3) ∆Simpangan
awal akhir
1 2.14 5.131448 1.67 6.08 4.41
2 2.065 4.610614 6.08 11.85 5.77
3 1.19 0.882347 11.85 12.82 0.97
4 0.95 0.448921 12.82 13.23 0.41

Plot Volume-∆Simpangan
7

6
y = 1.0199x + 0.0667
5
∆Simpangan

0
0 1 2 3 4 5 6
Volume(cm3)

Didapat regresi linier


∆Simpangan = 1.0199 x Volume + 0.0667

∆Simpangancore = Simpangan akhir – simpangan awal = 18.93-0.94 = 17.99

∆Simpangan − 0.0667 17.99 − 0.0667


𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑒𝑙𝑒𝑐𝑡𝑟𝑖𝑐 𝐻𝑔 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = =
1.0199 1.0199
= 17.57358565 𝑐𝑚3

Data Manometer Hg
𝑃𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 7 𝑚𝑚𝐻𝑔
𝑃𝑎𝑡𝑎𝑠 = 73.2 𝑚𝑚𝐻𝑔
𝑃𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑃𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 73.2 − 7 = 65.4 𝑚𝑚𝐻𝑔
𝑃𝑣 = 76 − (𝑃𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑃𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ ) = 10.6 𝑚𝑚𝐻𝑔
𝑃𝑣
𝐸𝑓𝑓 = 1 − = 0.860526
76
Penghitungan porositas efektif volumetric
𝑉 0.5017039
𝜙𝑒𝑓𝑓 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 = (𝑉𝑝𝑜𝑟𝑖 ) = (19.88039101) = 0.025236 = 2.5236 %
𝑏𝑢𝑙𝑘

1
𝜙𝑒𝑓𝑓 = (𝑒𝑓𝑓) 𝑥 𝜙𝑒𝑓𝑓 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 = 2.9326 %

Penghitungan porositas efektif electric Hg picnometer


𝑉𝑝𝑜𝑟𝑖 0.5017039
∅= = = 0.02854875 = 2.8549 %
𝑉𝑏𝑢𝑙𝑘𝑐𝑜𝑟𝑒 17.57358565
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Asumsi Percobaan
Beberapa asumsi yang digunakan pada percobaan ini adalah ;
 Core sample berbentuk silindris sempurna.
 Keadaan awal setiap alat dalam percobaan ini bersih dan kering serta siap
digunakan.
 Selama percobaan berlangsung, fluida yang mengalir baik didalam core sample
maupun keseluruhan system hanya air sehingga core sample hanya tersaturasi
oleh air ( Sw = 100% ).
 Proses penjenuhan dilakukan yang menandakan bahwa core sample telah dalam
keadaan vakum 100%.
 Tabung Erlenmeyer tertutup rapat oleh sumbatan karet sehingga tidak terjadi
kebocoran.
 Tidak ada udara yang menghambat selama percobaan, baik dalam selang maupun
keseluruhan system.
 Tidak ada udara yang masuk ke dalam tabung erlenmeyer melalui funnel saat air
dialirkan dari funnel menuju tabung erlenmeyer.
 Kapur berfungsi dengan baik untuk menyerap air agar tidak masuk kedalam
pompa vakum.
 Tekanan vakum dalam keadaan stabil secara kontinu agar laju penjenuhan core
sample stabil.
 Tidak ada kesalahan paralaks dalam mengukur panjang dan diameter dari core
sample menggunakan jangka sorong.
 Tidak ada pengaruh gaya gravitasi ketika fluida mengalir didalam core sample.
 Saat akhir prosedur bleed off, tidak ada sisa gas pada selang dan katup baik
menuju pompa vakum maupun tabung erlenmeyer.
 Ketika menimbang core sample yang telah jenuh, penimbangan tersebut tidak
mempengaruhi saturasi fluida yang ada didalam core sample.
 Keadaan awal Core Sample bersih ( tidak ada pengotor ) dan kering.
 Selama percobaan berlangsung, peristiwa swelling tidak terjadi.
 Saat core jenuh dengan air dimasukkan kedalam electric Hg Picnometer, tidak
terjadi pendesakan fluida pada core sample.
 Kebundaran dari bola-bola besi yang digunakan sangat baik.
 Bola dapat tenggelam didalam chamber sehingga volumenya bisa
merepresentasikan volume bulk.
 Bola-bola besi memiliki volume yang berbeda antar satu sama lain agar dapat
diregresi.
 Fluida yang digunakan dalam percobaan kali ini ( air ) tidak reaktif terhadap core
sample dan alat praktikum.
 Pengunaan air dapat mengantikan merkuri dalam electric Hg picnometer sehingga
tidak menimbulkan hasil galat.
 Sifat wettability air diabaikan dalam alat electric Hg picnometer
 Regulator pada electric Hg picnometer sensitif terhadap air sehingga indikator
lampu dapat menyala pada saat yang tepat.
 Tidak ada kesalahan paralaks dalam mencatat simpangan yang diperoleh.
 Tidak ada air yang membasahi dinding, regulator, bola besi, dan core sample
sehingga volume air yang berada dalam electric Hg picnometer konstan.
 Tidak ada perubahan volume dari core sample dari keadaan awal sampai keadaan
akhir.
 Tidak ada kecacatan dalam setiap peralatan yang digunakan dalam percobaan ini.

2. Hasil

Pertama, praktikan menentukan volume pori-pori suatu core sample yang telah
diukur massa dan dimensinya dengan metode liquid saturation dimana core sample
dijenuhkan didalam tabung erlenmeyer dengan fluida penjenuh air selama 1 hari
yang sebelumnya tabung erlenmeyer divakumkan terlebih dahulu. Namun karena
keterbatasan waktu praktikum, asisten telah menyiapkan core sample yang telah
dijenuhkan oleh praktikan lain di minggu sebelumnya sehingga pada saat
praktikum, core sudah dalam keadaan jenuh.

Dalam keberjalanan metode liquid saturation, tabung erlenmeyer harus dalam


keadaan vakum (sulit dibuka ) agar tidak ada udara yang masuk kedalamnya.
Tujuan pemvakuman dilakukan yaitu untuk mempermudah fluida penjenuh
tersaturasi didalam core sample dan agar volume fluida penjenuh yang mengisi core
sample dapat dianggap sebagai volume pori-pori core sample.

Proses pemvakuman dilakukan dengan menyalakan pompa vakum yang berada


diluar Lab dan membuka 2 katub yang menghubungkan pompa vakum dengan
tabung erlenmeyer yang berisi core sample. Core sample dapat dikatakan vakum
ketika tekanan yang ditunjukkan pada manometer Hg naik mencapai sekitar 70
cmHg. Ketika kondisi vakum telah dicapai, tutup 2 katub yang tadi dibuka lalu
matikan pompa vakum. Setelah itu, alirkan air yang berada dalam funnel, funnel
harus terus terisi oleh air sehingga tidak ada udara yang masuk kedalam tabung
erlenmeyer. Tutup keran funnel ketika ketinggian air berada diatas core sample.
Lalu biarkan proses penjenuhan terjadi selama 1 hari.
Keesokan harinya ambil core sample yang telah terjenuhi dengan membuka katub
yang tadinya ditutup sehingga tekanan turun dan tabung erlenmeyer dapat dengan
mudah dibuka. Core diambil lalu ditimbang massanya dan dimensinya. Volume
pori-pori dapat diperoleh dengan menghitung selisih massa core sample yang
terjenuhi dengan massa core sample kering dibagi dengan densitas fluida penjenuh.

Kedua, core sample yang telah terjenuhi digunakan untuk menentukan volume bulk.
Dalam percobaan kali ini, akan ditentukan volume bulk dengan dua metode yaitu
metode volumetric dan metode dengan electric Hg picnometer. Volume bulk dalam
metode volumetric didapat dengan mengukur dimensi dari core sample lalu dicari
volumenya dengan menganggap core sample berbentuk silindris sempurna .

Volume bulk dengan metode alat electric Hg picnometer didapat dengan terlebih
dahulu menentukan simpangan ( mengkalibrasi ) yang dihasilkan alat tersebut
karena volume dari bola-bola besi yang dapat dianggap sebagai volume bulk.
Terlebih dahulu bola besi ditimbang massanya dan diukur dimensinya. Pertama-
tama, isi alat electric Hg picnometer dengan air sebelum air mencapai ujung
regulator yang berada didalam chamber. Fluida yang harusnya berada dalam
electric Hg picnometer adalah Hg ( merkuri ) karena kelebihannya yaitu sifat
wettability-nya yang rendah untuk membasahi dinding chamber , regulator, dan
core sample serta sifat konduktivitasnya yang baik sehingga pembacaan simpangan
dan hantaran kepada indikator lampu menjadi lebih akurat untuk mendapatkan data
simpangan.

Namun Hg ( merkuri ) tidak digunakan karena sifatnya yang berbahaya/ toksik


terhadap apa yang ada disekitarnya sehingga air digunakan. Air digunakan karena
fluida tersebut tidak reaktif terhadap dinding chamber, regulator, core sample. Juga
karena fluida yang digunakan harus sama dengan fluida yang sebelumnya
menjenuhkan core sample, agar jika terjadi pendesakan fluida kedalam core sample
maka tidak akan mempengaruhi saturasi dan hasil pengukuran simpangan.
Selain itu, untuk menghindari reaksi kimia jika fluida yang digunakan berbeda
sehingga massa core sample yang terjenuhi konstan.

Setelah alat electric Hg picnometer terisi air, ukur simpangan awal dengan memutar
regulator sampai ujung regulator mencapai air dan indikator lampu menyala. Catat
simpangan awal yang terlihat pada skala utama dan skala nonius regulator. Lalu
putar lagi regulator agar ujungnya tidak mencapai air dan jauhkan sedikit.
Kemudian, salah satu bola besi dimasukkan, dan secara otomatis permukaan air
akan naik mendekati ujung regulator. Seperti langkah sebelumnya, putar regulator
hingga ujungnya mencapai air sehingga indikator lampu menyala.
Catat simpangan akhir yang diakibatkan bola besi dan lakukan hal yang sama untuk
bola besi lainnya. Δsimpangan yaitu simpangan akhir dikurang dengan simpangan
awal. Simpangan akhir dari bola besi sebelumnya dapat digunakan sebagai
simpangan awal pada bola besi berikutnya karena sifat dari wettability air diabaikan
untuk mempercepat keberjalanan praktikum.

Setelah data simpangan oleh bola besi dianggap cukup, masukkan core sample yang
ingin dihitung volume bulknya dan catat simpangan yang dihasilkan dengan
prosedur yang sama ketika bola besi dimasukkan.

Setelah simpangan yang diakibatkan core sample dicatat, volume bulk core sample
dapat ditentukan dengan terlebih dahulu mem-plot volume bulk dari bola-bola besi
dengan Δsimpangan masing-masing, lalu ditentukan persamaan yang
menghubungkan kedua variabel tersebut menggunakan regresi. Lalu masukan data
Δsimpangan core sample kedalam persamaan yang telah didapat untuk menentukan
volume bulk core sample.

Dari kedua metode untuk menentukan volume bulk sampel core didapat nilai
porositas untuk metode volumetric sebesar 2.9326 % dan untuk metode electric Hg
picnometer sebesar 2.8549 %. Nilai porositas efektif yang didapat dari kedua
metode nilainya berdekatan menunjukkan metode yang digunakan sesuai untuk
mengukur nilai porositas batuan tersebut.
VI. KESIMPULAN

1. Prinsip dari Metode Liquid Saturation yaitu mengukur volume pori-pori dari suatu
core sample dengan menghitung volume fluida yang terdisplacement dengan proses
saturation ( penjenuhan ) dan pengukuran bulk volume core sample dengan grafik
simpangan-volume dengan menggunakan alat Electric Hg Picnometer (metode
kalibrasi) atau dengan jangka sorong (metode volumetrik)..
2. Nilai porositas yang didapat untuk metode volumetric sebesar 2.9326 % dan untuk
metode electric Hg picnometer sebesar 2.8549 %. Batuan yang memiliki porositas
sekitar nilai tersebut adalah shale atau limestone
3. Pengukuran porositas dapat diperoleh dari dua cara : pengukuran di laboratorium
dan hasil interpretasi logs. Terdapat beberapa metode dalam pengukuran porositas
efektif batuan di laboratorium, antara lain :
a) Metode penjenuhan dengan air garam
b) Solvent extraction
c) Mercury injection
d) Prinsip hukum Boyle

VII. SARAN

Kami praktikum bareng Bang Teddy, Bang David gak ada jadi saran buat Bang David
gak ada ya.
Buat Bang Teddy, Kami disuruh mengoreksi pekerjaan tes awal kami sendiri. Bang
untuk yang soal buat flowchart dengan singkat itu kan banyak banget, gak mungkin lah
bisa mengoreksi dengan sesuai. Tapi tetep salut buat Bang Teddy yang ngehandle kita
bersembilan sendirian.
Buat Bang David, bang dating ngasisten praktikum. Jangan makan gaji buta. wkwk
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Tarek.2000. Reservoir Engineering Handbook. Houston : Gulf Publishing


Amyx, James W. 1960. “Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties”,
McGraw-Hill Book Company: New York
Latifa, Zilfa Rifanti. Catatan Kuliah Petrofisika.

Anda mungkin juga menyukai