LAPORAN
PRAKTIKUM MATA KULIAH
TEKNOLOGI EKSPLORASI SUMBER DAYA LAUT
NAMA PENELITI :
SATRIYA WAHYU ABADI
DOSEN PEMBIMBING :
1. ASRI SAWIJI M.T.
2. RIZQI ABDI PERDANAWATI M.T.
Kapal yang memiliki ukuran yang cukup besar dengan massa yang berat saja tidak
dapat tenggelam merupakan salah satu bentuk teknologi bangunan apung, dimana massa
jenis benda menjadi lebih ringan dibanding dengan massa air, dimana dijelaskan bahwa gaya
apung atau yang biasa disebut dengan buoyancy adalah gaya yang mendorong ke atas yang
dilakukan oleh benda cair atau fluida yang melawan dari massa benda dari volume benda yang
tenggelam (Sunarso Sugeng, 2019).
Penambahan beban dalam kapal dapat mempengaruhi perubahan draft atau sarat air
dari kapal. Perubahan itu bisa disebut dengan TPC, untuk mengukur TPC dapat dilakukan
penambahan beban diatas pontoon hingga draft air pada pontoon bertambah.
Bangunan apung / kapal yang tidak seimbang dalam meletakkan beban diatasnya
dapat mempengaruhi stabilitas dari bangunan tersebut, karena hal tersebut kapal yang over
kapasitas dan letak beban tidak sesuai dari center of gravity dapat mengalami capsize, sesaat
sebelum capsize kapal biasanya memiliki derajat kemiringan/ angle of heel.
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui TPC dari bangunan apung dengan penambahan draft sebesar 1 cm
membutuhan berapa gr beban dan untuk mengetahui angle of heel / derajat kemiringan kapal
sebelum capsize dengan pembebanan tidak seimbang dengan Center of Grafity.
3,8 cm 13 cm
17 cm
- Benda 1 :
-
5 cm
3,4 cm
- Benda 2, 3, 4
0,4 cm
2,5 cm
- Benda 5
0,2 cm
2,5 cm
- Air
- Neraca Digital
- Meteran
- Busur
- Ember
4 cm 13 cm
17 cm
- Benda 1 :
5 cm
3,4 cm
- Benda 2, 3, 4
0,4 cm
2,5 cm
- Benda 5
0,2 cm
2,5 cm
- SKENARIO PEMBEBANAN
a. TPC 1 cm
Skenario pembebanan ini memiliki fungsi untuk mengetahui pengaruh dari
beban yang ditambahkan di atas benda 1. Dari skema ini juga mempermudah untuk
membaca maksud dari penulis ke pembaca. Selain itu juga dapat memperkirakan letak
COG, GG1 dan syarat air benda yang tercelup air.
Starboard
Port
Benda pontoon
𝑉𝑃𝑜𝑛𝑡𝑜𝑜𝑛 =Pxlxt
= 17 x 11,8 x 3,8
= 762,28 𝑐𝑚 3
Benda 1
𝑉1 = (π x 𝑟 2 x t)
= (3,14 x 1,72 x 5)
= 45,67 𝑐𝑚 3
Benda 2
𝑉2 = (π x 𝑟 2 x t)
= (3,14 x 1,252 x 0,4)
= 1,96 𝑐𝑚 3
Benda 3
𝑉3 = (π x 𝑟 2 x t)
= (3,14 x 1,252 x 0,4)
= 1,96 𝑐𝑚 3
Benda 4
𝑉4 = (π x 𝑟 2 x t)
= (3,14 x 1,252 x 0,4)
= 1,96 𝑐𝑚 3
Benda 2
𝑉5 = (π x 𝑟 2 x t)
= (3,14 x 1,252 x 0,2)
= 0,98 𝑐𝑚 3
Volume dari masing-masing benda memiliki volume yang berbeda hal itu
dipengarui dari luasan dari masing masing satuan ukuran ketiga benda. Disini Benda
pontoon merupakan benda berbentuk Balok dengan Volume 762,28 𝑐𝑚 3 , Benda 1
memiliki bentuk tabung dengan volume 45,67 𝑐𝑚 3, benda ke 2,3,4 memiliki ukuran
yang sama dengan volume yang sama yaitu 1,96 𝑐𝑚 3dan benda 5 memeiliki volume
0,98 𝑐𝑚 3
b. MENGHITUNG TPC 1 CM
PEMBEBANAN BERAT (gr) Draft (cm) Displacement VCG
Even Keel 0,2 44,2 2
1 47 0,3 47,67 4,5
2 6 0,2 48,92 4,7
3 6 0,2 50,17 4,9
4 6 0.2 51,42 5,1
5 3 0,1 52,05 5,2
Total draft = 1,2 cm
Dari bangunan apung ini, TPC pontoon yang awalnya hanya tercelup 0,2 cm setelah
ditambahkan beban diatas pontoon tercelup hingga 1,2 cm setelah diberi tambahan
beban sebesar 68 gram, dengan displacement dari air 52,05. Dan VCG total sebesar 5,2
cm.
Dari bangunan apung ini, setelah ditambahkan beban di posisi starboard terjadi
kemiringan dari bangunan apung ini dengan kemiringan 19 ̊ sebelum mengalami capsize.
Adapun penambahan beban dengan berat 65 gram di posisi starboard.
Langkah Awal yang dilakukan yaitu menghitung GG1 dimana merupakan perpindahan
titik kesetimbangan bangunan apung antara pontoon dan bangunan diatasnya.
Jarak COG pontoon ke letak benda diatasnya SAMA dengan COG total. Jadi Untuk
mengukur GG1 bisa dilakukan menggunakan rumus pitagoras.
GG1 akhir dari bangunan apung unstable sebelum capsize didapatkan dengan jarak
8,98 cm.
BB1= v xGG1
V
Dimana :
V : Volume Benda diatas pontoon
GG1 : Perpindahan COG
V : Volume Total
𝑤 𝑥 𝑑𝑟𝑎𝑓𝑡
GM = 𝑑𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑐𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑥 tan ° ∆
Dimana :
W = berat total
Draft = Sarat air
Displacement = perpindahan air
Tan ° ∆ = tan derajat kemiringan pontoon
Righting arm dari bangunan apung ini setelah ditambahkan beban di bagian
starboard mengalami kemiringan dengan sudut 19 ° sebelum mengalami capsize. Dengan
beban benda diatasnya yaitu sebesar 65 gr. BB1 = 0,57 cm. GG1 = 8,98 cm. GM = 1,25. GZ
= 0,41.
4. KESIMPULAN
Penambahan Benda diatas pontoon untuk menambahkan draft 1 cm membutuhkan 68
gram dengan 5 kali scenario pembebanan yang diletakkan ditengah diatas COG ponton.
Dengan berubahnya VCG yang didapat yaitu setinggi 5,2 cm dan displacement perpindahan
air saat bertambahnya beban diatas kapal menjadi 52,05.
Sedangkan untuk righting arm, pontoon ditambahkan beban disisi starboard dengan
beban seberat 65 gram. Ponton miring sesaat sebelum capsize dengan sudut 19 .̊ Ditemukan
jarak perpindahan buoyancy / BB1 sebesar 0,57. Jarak perpindahan dari cog / GG1 sebesar
8,98 cm. Jarak GM sebesar 1,25 cm. dan jarak GZ sebesar 0,41 cm.
5. DAFTAR PUSTAKA
Anggit Andilala, W. A. (2017). Analisa Beban Muatan Maksimum Yang Diperbolehkan Untuk
Keselamatan Penumpang Pada Kapal Kharisma Jaya. JURNAL TEKNIK PERKAPALAN, 792-799.
Salasi Wasis Widyanto, M. (2019). DESAIN WAHANA APUNG UNTUK PENEMPATAN PERANGKAT CATU
DAYA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMANTAUAN UNTUK BUDIDAYA LAUT. Seminar
Nasional Pakar, 1-7.
Sunarso Sugeng, S. S. (2019). MODUL DESAIN ALAT APUNG UNTUK KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN
DENGAN ALAT TANGKAP ANCO. JURNAL PENGABDIAN VOKASI, 43-47.