Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENAMBAHAN BEBAN UNTUK MENGETAHUI TPC 1 CM DAN RIGHTING ARM /

SUDUT KEMIRINGAN PADA BANGUNAN APUNG

LAPORAN
PRAKTIKUM MATA KULIAH
TEKNOLOGI EKSPLORASI SUMBER DAYA LAUT

NAMA PENELITI :
SATRIYA WAHYU ABADI

DOSEN PEMBIMBING :
1. ASRI SAWIJI M.T.
2. RIZQI ABDI PERDANAWATI M.T.

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bangunan apung merupakan salah satu jenis teknologi dalam mengeksplorasi sumber
daya alam yang ada di perairan, terutama yang digunakan dalam Kawasan perairan laut.
Pemanfaatan bangunan apung dibidang kelautan cukup banyak, pembuatan mooring buoy
sebagai penanda jalur kapal, sebagai penanda Kawasan pelarangan penangkapan ikan di
wilayah konservasi, selain itu bangunan apung yang berguna untuk akses transportasi laut
seperti kapal penumpang, kapal nelayan, kapal tanker dan sebagainya yang merupakan sarana
pengeksploarsi sumber daya kelautan yang ada baik secara hayati maupun non hayati.

Kapal yang memiliki ukuran yang cukup besar dengan massa yang berat saja tidak
dapat tenggelam merupakan salah satu bentuk teknologi bangunan apung, dimana massa
jenis benda menjadi lebih ringan dibanding dengan massa air, dimana dijelaskan bahwa gaya
apung atau yang biasa disebut dengan buoyancy adalah gaya yang mendorong ke atas yang
dilakukan oleh benda cair atau fluida yang melawan dari massa benda dari volume benda yang
tenggelam (Sunarso Sugeng, 2019).

Kapal memiliki kapasitas dalam menampung beban diatasnya, kelebihan kapasitas


beban pada kapal dapat mempengaruhi stabilitas dari kapal (Anggit Andilala, 2017). Dalam
pembebanan bangunan apung terdapat 2 beban utama yaitu beban hidup dan beban mati.
Beban hidup merupakan beban yang dapat berpindah seperti contoh manusia, ikan, dll.
Sedangkan beban mati adalah beban yang tetap di dalam kapal seperti beban bangunan diatas
pontoon, beban jangkar dll.

Penambahan beban dalam kapal dapat mempengaruhi perubahan draft atau sarat air
dari kapal. Perubahan itu bisa disebut dengan TPC, untuk mengukur TPC dapat dilakukan
penambahan beban diatas pontoon hingga draft air pada pontoon bertambah.

Bangunan apung / kapal yang tidak seimbang dalam meletakkan beban diatasnya
dapat mempengaruhi stabilitas dari bangunan tersebut, karena hal tersebut kapal yang over
kapasitas dan letak beban tidak sesuai dari center of gravity dapat mengalami capsize, sesaat
sebelum capsize kapal biasanya memiliki derajat kemiringan/ angle of heel.

1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui TPC dari bangunan apung dengan penambahan draft sebesar 1 cm
membutuhan berapa gr beban dan untuk mengetahui angle of heel / derajat kemiringan kapal
sebelum capsize dengan pembebanan tidak seimbang dengan Center of Grafity.

1.3 BATASAN MASALAH


a. Perhitungan rumus dari bangunan apung dihitung secara manual tanpa dimodelkan
menggunakan software.
b. Rho air yang dipakai hanya air tawar bukan air laut.
c. Pengaplikasian bangun apung menggunakan benda seadanya bukan dengan
prototype.
d. Pengukuran derajat kemiringan dan draft bangunan apung dilakukan secara manual.
e. Gambar tidak dengan skala tertentu karena keterbatasan software
2. METODOLOGI PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 ALAT DAN BAHAN
- Benda Pontoon :

3,8 cm 13 cm

17 cm

- Benda 1 :
-
5 cm

3,4 cm

- Benda 2, 3, 4

0,4 cm

2,5 cm
- Benda 5

0,2 cm

2,5 cm
- Air
- Neraca Digital
- Meteran
- Busur
- Ember

2.2 ALUR PELAKSANAAN


3. HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS
3.1 HASIL PENGAMATAN
- MASSA BENDA
Massa benda atau yang biasa disebut dengan berat benda merupakan satuan
berat untuk mengukurnya bisa menggunakan Neraca Digital. Massa benda berguna
untuk mencari lokasi COG total pada Teknik bangunan apung.

- Benda pontoon = 28 gram


- Benda 1 = 47 gram
- Benda 2 = 6 gram
- Benda 3 = 6 gram
- Benda 4 = 6 gram
- Benda 5 = 3 gram
- UKURAN BENDA
Ukuran benda merupakan satuan perhitungan yang biasanya digunakan
untuk mencari panjang, lebar, tinggi, dan diameter dari bangunan ruang. Ukuran
benda ini digunakan untuk menghitung volume dan untuk menghitung COG dan syarat
air.
- Benda pontoon :

4 cm 13 cm

17 cm
- Benda 1 :

5 cm

3,4 cm
- Benda 2, 3, 4

0,4 cm

2,5 cm
- Benda 5

0,2 cm

2,5 cm

- SKENARIO PEMBEBANAN
a. TPC 1 cm
Skenario pembebanan ini memiliki fungsi untuk mengetahui pengaruh dari
beban yang ditambahkan di atas benda 1. Dari skema ini juga mempermudah untuk
membaca maksud dari penulis ke pembaca. Selain itu juga dapat memperkirakan letak
COG, GG1 dan syarat air benda yang tercelup air.

Tampak Samping Tampak Atas


b. Righting Arm
Tampak Samping Tampak Atas

Starboard

Port

3.2 ANALISIS DAN PEMBAHASAN


a. MENGETAHUI VOLUME BENDA
Volume benda merupakan perhitungan untuk mengetahui berapa luasan
yang dapat isi oleh benda lain seperti benda cair ataupun ruangan hampa udara dalam
suatu bangun ruang. Volume dari setiap bangun ruang memiliki perbedaan rumus
untuk menghitungnya.

Benda pontoon
𝑉𝑃𝑜𝑛𝑡𝑜𝑜𝑛 =Pxlxt
= 17 x 11,8 x 3,8
= 762,28 𝑐𝑚 3

Benda 1
𝑉1 = (π x 𝑟 2 x t)
= (3,14 x 1,72 x 5)
= 45,67 𝑐𝑚 3

Benda 2
𝑉2 = (π x 𝑟 2 x t)
= (3,14 x 1,252 x 0,4)
= 1,96 𝑐𝑚 3

Benda 3
𝑉3 = (π x 𝑟 2 x t)
= (3,14 x 1,252 x 0,4)
= 1,96 𝑐𝑚 3

Benda 4
𝑉4 = (π x 𝑟 2 x t)
= (3,14 x 1,252 x 0,4)
= 1,96 𝑐𝑚 3

Benda 2
𝑉5 = (π x 𝑟 2 x t)
= (3,14 x 1,252 x 0,2)
= 0,98 𝑐𝑚 3
Volume dari masing-masing benda memiliki volume yang berbeda hal itu
dipengarui dari luasan dari masing masing satuan ukuran ketiga benda. Disini Benda
pontoon merupakan benda berbentuk Balok dengan Volume 762,28 𝑐𝑚 3 , Benda 1
memiliki bentuk tabung dengan volume 45,67 𝑐𝑚 3, benda ke 2,3,4 memiliki ukuran
yang sama dengan volume yang sama yaitu 1,96 𝑐𝑚 3dan benda 5 memeiliki volume
0,98 𝑐𝑚 3
b. MENGHITUNG TPC 1 CM
PEMBEBANAN BERAT (gr) Draft (cm) Displacement VCG
Even Keel 0,2 44,2 2
1 47 0,3 47,67 4,5
2 6 0,2 48,92 4,7
3 6 0,2 50,17 4,9
4 6 0.2 51,42 5,1
5 3 0,1 52,05 5,2
Total draft = 1,2 cm

Dari bangunan apung ini, TPC pontoon yang awalnya hanya tercelup 0,2 cm setelah
ditambahkan beban diatas pontoon tercelup hingga 1,2 cm setelah diberi tambahan
beban sebesar 68 gram, dengan displacement dari air 52,05. Dan VCG total sebesar 5,2
cm.

Perhitungan TPC menggunakan rumus P x L x draft x Massa Jenis Air, dengan


keterangan :
P = Panjang Benda
L = Lebar Benda
Draft = tinggi benda yang tercelup
Massa Jenis Air = 1 gr/cm3 (Air Tawar)

c. MENGHTUNG RIGHTING ARM


Pembebanan Berat Angle of heel BB1 GG1 GM GZ
Even Keel 0 ̊
1 47 11 ̊ 0,46 8,2 1,81 0,34
2 6 14 ̊ 0,50 8,45 1,48 0,36
3 6 16 ̊ 0,53 8,71 1,37 0,38
4 6 19 ̊ 0,57 8,98 1,25 0,41

Dari bangunan apung ini, setelah ditambahkan beban di posisi starboard terjadi
kemiringan dari bangunan apung ini dengan kemiringan 19 ̊ sebelum mengalami capsize.
Adapun penambahan beban dengan berat 65 gram di posisi starboard.
Langkah Awal yang dilakukan yaitu menghitung GG1 dimana merupakan perpindahan
titik kesetimbangan bangunan apung antara pontoon dan bangunan diatasnya.

Jarak COG pontoon ke letak benda diatasnya SAMA dengan COG total. Jadi Untuk
mengukur GG1 bisa dilakukan menggunakan rumus pitagoras.

GG1 akhir dari bangunan apung unstable sebelum capsize didapatkan dengan jarak
8,98 cm.

Selanjutnya setelah menemukan rumus GG1, selanjutnya mencari BB1 dengan


menggunakan rumus :

BB1= v xGG1
V
Dimana :
V : Volume Benda diatas pontoon
GG1 : Perpindahan COG
V : Volume Total

BB1 akhir yang didapatkan dengan total jarak 0,57 cm

Kemudian mencari Displacement atau perpindahan air. Perhitungan menggunakan


rumus:
P x L x draft x Massa Jenis Air
Dimana :
P : Panjang Ponton
L : Lebar Ponton
Draft : Sarat air ponton tercelup
Massa Jenis Air : 1 gr/cm3 (Air Tawar)

Setelah ditemukan displacement selanjutnya mencari panjang GM yaitu titik G/COG


ke Metacenter, perhitungan menggunakan rumus :

𝑤 𝑥 𝑑𝑟𝑎𝑓𝑡
GM = 𝑑𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑐𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑥 tan ° ∆
Dimana :
W = berat total
Draft = Sarat air
Displacement = perpindahan air
Tan ° ∆ = tan derajat kemiringan pontoon

GM akhir yang didapatkan yaitu dengan jarak 1,25 cm

Setelah diketahui GM selanjutnya dapat mencari GZ, perhitungan dapat menggunakan


rumus :
GZ = GM x sin° ∆

GZ akhir yang didapatkan yaitu 0,41 cm

Righting arm dari bangunan apung ini setelah ditambahkan beban di bagian
starboard mengalami kemiringan dengan sudut 19 ° sebelum mengalami capsize. Dengan
beban benda diatasnya yaitu sebesar 65 gr. BB1 = 0,57 cm. GG1 = 8,98 cm. GM = 1,25. GZ
= 0,41.

4. KESIMPULAN
Penambahan Benda diatas pontoon untuk menambahkan draft 1 cm membutuhkan 68
gram dengan 5 kali scenario pembebanan yang diletakkan ditengah diatas COG ponton.
Dengan berubahnya VCG yang didapat yaitu setinggi 5,2 cm dan displacement perpindahan
air saat bertambahnya beban diatas kapal menjadi 52,05.

Sedangkan untuk righting arm, pontoon ditambahkan beban disisi starboard dengan
beban seberat 65 gram. Ponton miring sesaat sebelum capsize dengan sudut 19 .̊ Ditemukan
jarak perpindahan buoyancy / BB1 sebesar 0,57. Jarak perpindahan dari cog / GG1 sebesar
8,98 cm. Jarak GM sebesar 1,25 cm. dan jarak GZ sebesar 0,41 cm.
5. DAFTAR PUSTAKA

Anggit Andilala, W. A. (2017). Analisa Beban Muatan Maksimum Yang Diperbolehkan Untuk
Keselamatan Penumpang Pada Kapal Kharisma Jaya. JURNAL TEKNIK PERKAPALAN, 792-799.

Luh Putri Adnyani, D. D. (2019). ANALISA PERBEDAAN KARAKTERISTIK GERAKAN PONTON


PENGAPUNG TURBIN ANGIN LEPAS PANTAI PADA KONDISI TERAPUNG BEBAS DAN
TERTAMBAT. Jurnal Teknologi dan Riset Terapan, 48-54.

Salasi Wasis Widyanto, M. (2019). DESAIN WAHANA APUNG UNTUK PENEMPATAN PERANGKAT CATU
DAYA PADA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMANTAUAN UNTUK BUDIDAYA LAUT. Seminar
Nasional Pakar, 1-7.

Sunarso Sugeng, S. S. (2019). MODUL DESAIN ALAT APUNG UNTUK KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN
DENGAN ALAT TANGKAP ANCO. JURNAL PENGABDIAN VOKASI, 43-47.

Anda mungkin juga menyukai