Anda di halaman 1dari 2

Morfologi Laut merupakan kenampakan bentuk muka bumi didasar laut sebagai hasil

tenaga eksogen dan tenaga endogen yang membentuk relief permukaan laut
Faktor-faktor terjadinya morfologi laut:
1. Proses vulkanisme ( gunung berapi ) 
2. ​Pengelupasan oleh arus laut seperti erosi, ombak, angin dan proses atmosfer. 
3. ​Pergeseran lempeng  
a.​ ​Subduction atau tumbukan yaitu terjadi tabrakan antar lempeng sehingga salah
satu lempeng tersebut menghujam ke bawah.
b. Divergen atau sebar-pisah yaitu terjadi karena lempeng-lempeng bergerak saling
menjauh.  
c.​ Sesaran yaitu terjadi karena adanya pergeseran dua lempeng dengan arah
berlawanan 
4. Gempa bumi 
Pada ocean floor terdapat relief bentukan antara lain :
1. Gunung laut
didefinisikan oleh ahli kelautan yaitu gunung yang tingginya paling sedikit memiliki
kerendahan 1.000 meter (3.281 kaki) di atas dasar laut.
2. Guyot
gunung di dasar laut yang bentuknya sama dengan seamount tetapi bagian puncaknya datar.
3. Punggung laut (ridge)
yaitu punggung pegunungan yang ada di dasar laut. Bentuk seperti bukit di dasar laut.
4. Palung Laut (Trench / trog)
dasar laut sangat dalam dan berdinding curam, yang semakin ke dasar semakin menyempit.
5. Ambang laut (drempel)
bagian dasar laut dangkal yang memisahkan dua laut yang lebih dalam.
6. Lubuk laut (basin)
bentukan dasar laut dalam yang membulat dan cekung sebagai akibat adanya gerakan
lempeng tektonik maka terjadi pemerosotan dasar laut.
7. Atol
pulau karang di laut yang bentuknya menyerupai cincin yang besar.
9. Pematang samudra (Ridge)
dasar laut yang dangkal, memanjang, dan sempit serta di kanan kirinya terdapat laut dalam.
10. Pulau di tengah laut
Pulau yang menyembul akibat erosi di permukaan air dan dapat ditemukan sesaat hampir di
seluruh laut-laut karang.

Topografi laut merupakan bentuk rupa bumi di wilayah atau dasar laut yang terbentuk
oleh berbagai faktor baik endogen maupun eksogen, pemetaan menggunakan pengukuran
tinggi muka laut relatif terhadap geoid bumi digunakan untuk memetakkan arus laut, yang
bergerak di sekitar laut ‘bukit’ dan ‘lembah’ dengan cara yang dapat diprediksi.
1. Continental Margin / Tepi Kontinen.
dasar laut yang berdekatan dengan benua. Bagian ini dibedakan atas 3 bagian, yaitu :
a. Continental Shelf. (landas kontinen)
dasar laut yang berhubungan langsung dengan benua lerengnya landai, pada umumnya
kurang dari 10 kedalamannya kurang dari 200 m. Lebar continental shelt pada berbagai
daerah berbeda beda. Continental shelf yang bersambungan dengan pantai yang datar
sangat lebar, sedangkan yang bersambungan dengan pantai curam dan bergunung sangat
sempit.
b. Continental Slope. (lereng kontinen)
dasar laut yang terletak di bawah continental shelf. Kemiringan lerengnya lebih curam,
yaitu antara 20-50, dengan kedalaman sampai 1400 m -3000 m. Continental shelf dan
continental slope berbatuan dasar granit, seperti halnya batuan dasar benua.
c. Continental rise. (kaki kontinen)
Continental rise terletak di luar continental slope dan merupakan peralihan dengan ocean
basin di bandingkan dengan continental slope lerengnya lebih landai 0,50 dan mempunyai
lapisan sedimen yang tebal.
2. Ocean Bassin
dasar laut yang paling dalam dan berbentuk oval menyerupai suatu baskom yang luas, dan
mempunyai bentuk bentuk topografi khusus, yakni :
a. Abyssal Plain dan Abyssal Hill
Bagian terbesar dari topografi dasar laut dan paling rata di bandingkan dengan bentuk
topografi dasar laut yang lain. Apabila pada bagian tertentu reliefnya lebih kasar maka
disebut abyssal hill.
b. Submarine Ridge.
dasar laut yang dangkal, panjang dan memisahkan laut yang dalam. Jika lerengnya tidak
begitu terjal dinamakan oceanic rise.
c. Trough / Palung Laut
dasar laut yang sangat dalam panjang dan sempit seolah olah adalah lembah di dasar laut.
d. Seamount
gunung berapi muncul di dasar laut tetapi puncaknya masih di bawah permukaan air laut.

Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media
air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Sedimen terutama terdiri dari partikel-partikel
yang berasal dari hasil pecahan-pecahan batuan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa
rangka dari organisme laut. ​Untuk mengklasifikasikan sedimen laut yakni :
1. Sedimen Biogenik Pelagis.
Berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme
plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme
plankton yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan
sedimen.
2. Sedimen Terigen Pelagis.
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi
yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis.
Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu
materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair.
Distribusi sendimentasi laut dapat terdistribusi pada :
1. Daerah perairan dangkal, seperti endapan yang terjadi pada paparan benua
(Continental Shelf) dan lereng benua (Continental Slope) adalah suatu daerah yang
mempunyai lereng landai kurang lebih 0,4o dan berbatasan langsung dengan daerah daratan,
lebar dari pantai 50 – 70 km, kedalaman maksimum dari lautan yang ada di atasnya di antara
100 – 200 meter. ‘Continental Slope’ adalah daerah yang mempunyai lereng lebih terjal dari
continental shelf, kemiringannya anatara 3 – 6 o.
2. Daerah perairan dalam, seperti endapan yang terjadi pada laut dalam. Akumulasi dari
mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang tercampur dengan hancuran cangkang dan
tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang
terjadi di laut.

Anda mungkin juga menyukai