Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PENUTUPAN 2017

TAMBANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penutupan Tambang merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan


atau pemrakarsa apabila setelah melakukan proses kegiatan usaha
pertambangan (pembongkaran, penggalian, pemuatan, pengangkutan serta
penjualan) harus menata dan memulihkan fungsi lingkungan alam dan
fungsi sosial menurut kondisi lokal wilayah setempat. Untuk itu PT Wana
Kencana Mineral selaku pihak yang telah melakukan kegitan operasional
penambangan bijih nikel perlu mempersiapkan dengan membuat sistem
perencanaan pascatambang secara sistematis dan berkelanjutan setelah
akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan

Pembuatan dokumen Rencana Penutupan Tambang oleh PT Wana


Kencana Mineral ini, mengacu pada dokumen Studi Kelayakan PT Wana
Kencana Mineral dan dokumen AMDAL yang telah disetujui oleh instansi
yang berwenang.

Berdasarkan dokumen Studi Kelayakan PT Wana Kencana Mineral,


kegiatan operasi penambangan diperhitungan akan berakhir pada tahun
2037 dan kegiatan penutupan tambang akan mulai dilakukan pada tahun
2038. Maka program penutupan tambang PT Wana Kencana Mineral memiliki
komitmen untuk mengembalikan areal bekas tambangnya menjadi kawasan
hutan kembali melalui penanaman tanaman hutan pada seluruh areal
terbuka serta merekayasa bekas tambang sedemikian rupa akan menunjang
fungsi ekosistem hutan nantinya. Dokumen Rencana Penutupan Tambang ini
disusun berdasarkan kerangka penyusunan dokumen rencana pasca
tambang yang terlampiran pada Peraturan Menteri ESDM No. 07 Tahun
2014.

I.1
RENCANA PENUTUPAN 2017
TAMBANG

1.1.1.Identitas Perusahaan

PT Wana Kencana Mineral merupakan perusahaan nasional yang


bergerak dalam bidang usaha pertambangan bijih nikel yang terletak di
Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur dan Kecamatan
Weda Utara Kabupaten Halmahera Tengah. Berikut identitas perusahaan
ialah sebagai berikut:

Nama Perusahaan : PT Wana Kencana Mineral

Alamat Perusahaan : Jln. Raya Kartini No. 4 jakarta

Telepon : (021) 3840728/ (021) 3844896

Fax : (021) 3505991

Penanggung Jawab : Harun Ngadimin

Jabatan : Direktur Utama

Kegiatan operasional penambangan PT Wana Kencana Mineral


berlokasi di Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur dan
Kecamatan Weda Utara Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku
Utara.

1.1.2.Landasan Hukum dan Peraturan Yang Berlaku

Peraturan perundang – undangan yang berlaku yang dijadikan


landasan dalam penyusunan dokumen Rencana Penutupan Tambang PT
Wana Kencana Mineral terdiri dari :

1. Surat Keputusan Gubernur Maluku Utara Nomor: 132/KPTS/MU/2010


tentang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Atas Nama PT Wana
Kencana Mineral seluas 29.915,78 Hektar.

2. Surat Keputusan Gubernur Maluku Utara Nomor: 159.3/KPTS/MU/2010


tentang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Atas Nama PT
Wana Kencana Mineral.

I.2
RENCANA PENUTUPAN 2017
TAMBANG

3. Surat Keputusan Gubernur Maluku Utara Nomor: 299/KPTS/MU/2016


tentang Persetujuan Penciutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi
Produksi Logam Nikel PT Wana Kencana Mineral seluas 24.700 Hektar.

4. Peraturan dan perundang – undangan kehutanan yang meliputi :

- Undang – undang no. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan.

- Peraturan Menteri Kehutanan No. 43 Tahun 2008.

- Peraturan Menteri Kehutanan No. P60 Tahun 2009.

5. Peraturan Pemerintah dan Menteri tentang Penutupan Tambang

- Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 07 Tahun


2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang Pada
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

- Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan


Pascatambang.

- Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi Hutan


dan Reklamasi.

- Peraturan Menteri Kehutanan No. P.60 Tahun 2009 tentang Penilaian


Keberhasilan Reklamasi Hutan.

- Pereturan Menteri Kehutanan No. P.04 Tahun 2011 tentang Petunjuk


Reklamasi Hutan.

6. Peraturan Lingkungan :

- Undang – Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup

- Undang – Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Limbah


Domestik.

- Undang – Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3.

- Undang – Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Polusi


Udara.

- Undang – Undang No. 82 Tahun 2001 tentang Kualitas Air dan


Pengendalian Pencemaran Air.

I.3
RENCANA PENUTUPAN 2017
TAMBANG

- Keputusan Menteri LH No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik.

- Keputusan Menteri LH No. 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Kualitas


Udara Emisi Dari Sumber Tidak Bergerak.

- Keputusan Menteri LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat


Kebisingan.

- Keputusan Menteri LH No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut.

7. Keputusan Gubernur Maluku Utara Nomor : 238.1/KPTS/MU/2011


tentang Anaslis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Kegiatan
Pertambangan Bijih Nikel PT Wana Kencana Mineral di Kabupaten
Halmahera Timur dan Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku
Utara

8. Keputusan Gubernur Maluku Utara Nomor : 262.2/KPTS/MU/2011


tentang Kelayakan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel PT
Wana Kencana Mineral di Kabupaten Halmahera Timur dan Kabupaten
Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara

1.1.3.Status Perizinan Pertambangan

PT Wana Kencana Mineral memiliki izin usaha pertambangan


berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Maluku Utara Nomor:
299/KPTS/MU/2016 tentang Persetujuan Penciutan Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Logam Nikel PT Wana Kencana Mineral
seluas 24.700 Hektar, dengan masa berlaku selama 20 (dua puluh) tahun
ditetapkan di Sofifi pada tanggal 9 Mei 2019 yang bertandatangan Bapak KH.
Abdul Gani Kasuba, Lc atas nama Gubernur Maluku Utara.

1.2. Maksud Dan Tujuan

Maksud dalam penyusunan dokumen rencana penutupan tambang ini,


supaya PT Wana Kencana Mineral bisa mengetahui, memahi dan
mempersiapkan semua aspek sesuai Peraturan Menteri ESDM No.07 tahun
2014, serta mampu mengaplikasikan semua perencanaan yang telah dibuat

I.4
RENCANA PENUTUPAN 2017
TAMBANG

secara sistematis dan berlanjut sampai ke pengakhiran kegiatan operasi


penambangan pada tahun 2037. Secara umum tujuan penyusunan dokumen
rencana pasca tambang yaitu untuk memperkirakan, memperhitungkan dan
mengetahui perencanaan terhadap lahan bekas tambang setelah selesai
dilakukan penambangan. Adapun beberapa tujuan utama dan harapan yang
ingin dicapai oleh PT Wana Kencana Mineral dalam penyusunan perencanaan
ini adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan
tanah serta udara berdasarkan standar baku mutu atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

2. Perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati

3. Penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan samping


dan/atau tanah/batuan penutup, kolam tailing, lahan bekas tambang,
dan struktur buatan lainnya

4. Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya

5. Memperhatikan nilai sosial dan budaya setempat

6. Perlindungan terhadap kuantitas air tanah sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan

1.3. Pendekatan Dan Ruang Lingkup

1.3.1. Pendekatan

Dalam menyusun laporan RPT ini, PT Wana Kencana Mineral


menghimpun beberapa aspek sebagai pendekatan dalam kajian penyusunan
RPT secara sistematis, berlanjut dan menyeluruh antara lain:

a. Pendekatan Teknologi

Pada zaman modern seperti sekarang, industri pertambangan juga


telah menemukan beberapa inovasi teknologi untuk diaplikasikan dalam
operasioanal dilapangan. Oleh karena itu PT Wana Kencana Mineral perlu
membutuhkan pendekatan teknologi, guna mendapatkan hasil yang
maksimal dan berkualitas yaitu mengunakan pendekatan teknologi dalam

I.5
RENCANA PENUTUPAN 2017
TAMBANG

melakukan kegiatan penutupan tambang. Terutama yang berhubungan


dengan prinsip-prinsip penutupan tambang, sehingga didapat kepastian
mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Lahan bekas tambang maupun fasilatas penunjang sudah menjadi


wilayah hijau dan nyaman

2. Lahan bekas tambang stabil dan aman dari erosi baik disebabkan oleh air
maupun angin

3. Kualitas air sungai dan air tanah di lahan bekas tambang dan sekitarnya
dapat dijamin memenuhi baku mutu lingkungan yang ditetapkan
pemerintah;

4. Penggunaan lahan pasca tambang disetujui oleh pemerintah dan


masyarakat setempat.

b. Pendekatan Sosial Ekonomi

Pendekatan sosial ekonomi, yaitu upaya-upaya yang akan dilakukan


perusahaan dalam rencana penutupan tambang yang berlandaskan interaksi
sosial, peran pemerintah, dan yang termasuk dalam pemangku kepentingan
(stakeholders). Pendekatan sosial ekonomi meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Melibatkan masyarakat di sekitar lokasi lingkar tambang untuk berperan


serta dalam memberikan pendapat dan masukan dalam kaitannya
dengan penyusunan dokumen RPT.

2. Peran pemerintah baik pusat maupun daerah untuk ikut melakukan


supervisi kegiatan pasca tambang yang memerlukan dukungan dari pihak
diluar kewenangan PT Wana Kencana Mineral.

3. Penanganan tenaga kerja pasca tambang yang terencana untuk


mencegah terjadinya pengangguran massal pada pascatambang tersebut.

4. Memberikan bantuan kepada masyarakat disekitar, sesuai dengan


kemampuan PT Wana Kencana Mineral melalui program Community
Development (CD) atau Corporate Social Responsibility (CSR).

I.6
RENCANA PENUTUPAN 2017
TAMBANG

5. Interaksi sosial yang baik antara PT Wana Kencana Mineral dengan


masyarakat di sekitar, sehingga terhindar dari konflik kepentingan atau
konflik sosial masyarakat.

c. Pendekatan Institusi

Pendekatan institusi, yaitu mekanisme kelembagaan yang akan


dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan penutupan tambang,
meliputi koordinasi, sharing, dan melakukan kerjasama dengan institusi
terkait dan penyampaian laporan berkala.

1.3.2. Ruang Lingkup

Lingkup atau cakupan ruang dalam penyusunan dokumen RPT yang


dibuat oleh PT Wana Kencana Mineral meliputi:

1. Tambang terbuka pit 1 dan pit 2, timbunan tanah/batuan penutup


(waste dump/disposal) dan infrastruktur tambang.

2. Pabrik pengolahan dan pemurniaan dan infrastruktur terkait termasuk


pembangkit listrik, bengkel, kantor dan gudang.

3. Fasilitas Kolam pengendap dan infrastruktur terkait.

4. Infrastruktur lokasi lain termasuk kolam pengelolaan air, termasuk


dalam Rencana Penutupan Tambang, karena sebagian akan
dinonaktifkan sebelum dialihkan ke Pemerintah Daerah untuk digunakan
pemerintah dan/atau masyarakat.

I.7

Anda mungkin juga menyukai