Desember 2012
Dibuat untuk :
GLOSARIUM vi
RINGKASAN EKSEKUTIF vii
PERNYATAAN COMPETENT PERSON viii
1. PENDAHULUAN 1
1-1 Latar Belakang 1
1-2 Informasi Umum 1
2. KUALIFIKASI KONSULTAN 3
3. LEGALITAS 3
3-1 Status Hukum Izin Usaha Pertambangan 3
3-2 Tata Guna Lahan Menteri Kehutanan Republik Indonesia 4
3-3 Tata Guna Lahan Aktual 5
4. LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH 7
5. TOPOGRAFI, CUACA, DAN KONDISI DAERAH 7
5-1 Topografi 7
5-2 Cuaca 8
5-3 Kondisi Daerah 8
6. GEOLOGI 10
6-1 Tektonik Regional 10
6-2 Stratigrafi Regional 10
6-3 Potensi Batubara di Daerah Kegiatan 13
7. SEJARAH EKSPLORASI 13
8. EKSPLORASI 14
8-1 Pemetaan Geologi Detail 14
8-2 Supervisi Pengeboran 14
9. GEOLOGI LOKAL 19
9-1 Geomorfologi 19
9-2 Litostratigrafi dan Lingkungan Pengendapan 19
9-3 Struktur Geologi 26
10. GEOLOGI BATUBARA 29
10-1 Karakteristik Batubara 29
10-2 Kualitas Batubara 29
10-3 Korelasi Batubara 35
ii | P a g e
11. SUMBERDAYA BATUBARA 40
11-1 Pemodelan Geologi 40
11-2 Analisis Statistik, Geostatistik dan Pemodelan Kualitas 43
11-3 Volume Batubara 43
iii | P a g e
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta geologi regional lokasi PT. CPMM yang diambil dari Peta
Geologi Regional Lembar Buntok 1714 skala 1 : 250,000 2
Gambar 3.1 Lokasi IUP Produksi CV. CPM berdasarkan Keputusan
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik
Indonesia No. 418.K/30/DJB/2010 (Sumber : Copy dari
IUP CV. CPM No. 418.K/30/DJB/2010) 4
Gambar 3.2 Tata Guna Lahan CV. Cakra Persada Mandiri (Sumber : Copy
Laporan Eksplorasi Detail) 5
Gambar 3.3 Tata guna lahan aktual yang berada di lokasi kegiatan
pemetaan geologi detail dan pengeboran batubara 6
Gambar 4.1 Lokasi dan kesampaian daerah, berada di Desa Panaan dan
sekitarnya, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong,
Provinsi Kalimantan Selatan 7
Gambar 5.1 Morfologi hasil pemetaan topografi (ground survey), Nampak
perbukitan, lereng curam, dan lembah 9
Gambar 6.1 Stratigrafi regional cekungan Barito 11
Gambar 6.2 Penampang cekungan dari selatan ke utara pulau Kalimantan 12
Gambar 8.1 Metode pemetaan geologi detail dengan jalur grid per 200 m 15
Gambar 8.2 Peta dIstribusi titik pengeboran di bagian utara dan bagian
Selatan blok IUP PT. CPMM 19
Gambar 9.1 Peta satuan geomorfologi yang dianalisis dari hasil pemetaan
topografi (ground survey) 21
Gambar 9.2 Peta distribusi singkapan batubara dan singkapan bukan
batubara, serta lintasan penampang stratigrafi lokal 24
Gambar 9.3 Stratigrafi lokal hasil pemetaan geologi detail 25
Gambar 9.4 Peta geologi lokal hasil pemetaan geologi detail, termasuk
kedalam kelompok geologi komplek dengan banyaknya
struktur geologi yang ditemukan di lokasi pemetaan 28
Gambar 10.1 Hubungan HGI dan Volatile Matter terhadap kualitas batubara
(Berkowitz, 1979 dalam Coal Geology, Larry Thomas hal. 109) 30
Gambar 10.2 Hasil analisis laboratorium dari empat sampel batubara 31
Gambar 10.3 Sumur uji lokasi pertama 32
Gambar 10.4 Sumur uji lokasi kedua 33
iv | P a g e
Gambar 10.5 Karakterisitk loging geofisika pada korelasi batubara lapisan
A, B, dan C 36
Gambar 10.6 Karakterisitk loging geofisika pada korelasi batubara lapisan
B, C, D, E, dan F 37
Gambar 10.7 Karakterisitk loging geofisika pada korelasi batubara lapisan
B, C, D, dan E 38
Gambar 11.1 Korelasi lapisan batubara utara-1 CPMM03CR dan
CPMM04CR 40
Gambar 11.2 Korelasi lapisan batubara utara-2 CPMM07R dan CPMM06C 41
Gambar 11.3 Korelasi lapisan batubara selatan CPMM16C dan CPMM15C 42
Gambar 11.4 Pemodelan geologi batubara 3D bagian utara-1 42
Gambar 11.5 Pemodelan geologi batubara 3D bagian utara-2 43
Gambar 11.6 Pemodelan geologi batubara 3D bagian selatan 43
DAFTAR FOTO
DAFTAR TABEL
v|Page
GLOSARIUM
vi | P a g e
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pemetaan geologi detail dan pengeboran eksplorasi batubara pada Izin Usaha Pertambangan
(IUP) PT. Cakra Persada Mandiri Mining, berlokasi di Desa Panaan, Kecamatan Bintang Ara,
Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan.
Morfologi di lokasi ini dibagi menjadi dua satuan berdasarkan data ground survey, yaitu satuan
Geomorfologi Perbukitan Curam (elevasi 150 msl ‐ 240 msl) dan satuan Geomorfologi Perbukitan
Landai (elevasi 120 msl - 150 msl). Hasil pemetaan geologi detail menunjukkan stratigrafi lokal
dengan pola menghalus ke atas (fining upward) dan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok stratigrafi
yaitu stratigrafi bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas. Batubara berada di bagian atas
dari urut-urutan stratigrafi tersebut.
Batubara yang ditemukan baik dari singkapan maupun dari hasil coring memiliki karakter multi-
parting dengan ketebalan relatif sama yakni 0,04 m sampai 0,05 m. Batubara mempunyai warna
hitam sampai hitam kecoklatan, umumnya kusam dengan beberapa lapisan bright, goresan hitam
kecoklatan sampai hitam, subconchoidal sampai conchoidal, keras, terdapat mineral pirit. Jumlah
lapisan batubara adalah 6 (enam) lapisan, yaitu lapisan A, B, C, D, E, dan F. Lapisan B merupakan
seam utama dengan ketebalan maksimal 1,58 m sedangkan lapisan lainnya mempunyai ketebalan
0,04 m - 0,8 m.
Dari informasi data kualitas 4 (empat) sampel (hanya dari satu lubang bor yang dianalisis),
menunjukkan total moisture (ar) 4,92% - 7,34%, moisture in the analysis sample (adb) 2,15% -
3,10%, ash 28,93% - 37,27%, volatile matter 34,10% - 35,83%, fixed carbon 27,11% - 33,82%,
total sulphur 0,47% - 4,05%, calorific value (adb) 4.662-5480, calorific value (ar) 4.491-5.208, dan
nilai hardgrove grindability index (HGI) 49-57. Dari karakteristik nilai HGI dan nilai Volatile Matter
(%), dapat disimpulkan jenis batubara untuk dua sampel dari empat sampel yang dianalisis
tersebut adalah Lignite-Subbituminus Coal.
Karakteristik geologi daerah Panaan termasuk kedalam kelompok geologi komplek, dikarenakan
banyaknya struktur geologi yang ditemukan, seperti kekar, lipatan, dan patahan.
Sumberdaya batubara belum dapat dihitung dikarenakan analisis densitas pada sampel batubara
belum dilakukan, sehingga hanya volume batubara saja yang dapat dihitung. Perhitungan volume
batubara dibagi menjadi 5 (lima) kategori berdasarkan kedalaman maksimum, yaitu kedalaman 60
3
m dengan jumlah volume batubara 447.034 m , kedalaman 80 m dengan jumlah volume batubara
3 3
641.233 m , kedalaman 100 m dengan jumlah volume batubara 765.262 m , kedalaman 120 m
3
dengan jumlah volume batubara 885.105 m , dan kedalaman 200 m dengan jumlah volume
3
batubara 1.345.983 m .
vii | P a g e
PERNYATAAN COMPETENT PERSON
Informasi yang tercantum di dalam laporan ini merupakan kegiatan eksplorasi detail,
pemodelan, dan perhitungan volume batubara yang kesemuanya disusun serta dianalisis
oleh Ronald Sibarani, anggota Australian Institute of Mining and Metallurgy (AusIMM) dan
merupakan pemilik PT. Stania Bara Consulting.
Ronald Sibarani mempunyai pengalaman lebih dari 14 tahun pada industri batubara,
mencakup eksplorasi, estimasi dan assessment.
Menjadi ketua panitia Revisi Standar Nasional Indonesia (RSNI) untuk mineral logam,
dan terdaftar sebagai Competent Person di PERHAPI-IAGI. Selain itu, Ronald Sibarani
adalah anggota perumusan Kode KCMI (Komite Cadangan Mineral Indonesia), yakni
kode pelaporan sumberdaya dan cadangan mineral di Indonesia yang merupakan
pengadopsian dari JORC Code.
viii | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
1. PENDAHULUAN
1-1 Latar Belakang
PT. Stania Bara Consulting sebagai salah satu konsultan pertambangan di Indonesia
ditunjuk oleh PT. LAPI ITB untuk melaksanakan kegiatan pemetaan geologi detail dan
supervisi pengeboran yang memenuhi kaidah Joint Ore Reserve Committee (JORC)
Code, kemudian data hasil kegiatan tersebut digunakan untuk pembuatan laporan
berdasarkan kode JORC.
Kegiatan dilakukan di area IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining (PT. CPMM) yang
berlokasi sekitar 200 km ke arah timur laut dari kota Banjarmasin, tepatnya di Desa
Panaan, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
1|Page
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Gambar 1.1 Peta geologi regional lokasi PT. CPMM yang diambil dari Peta Geologi Regional Lembar Buntok 1714 skala 1 : 250,000
2|Page
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
2. KUALIFIKASI KONSULTAN
Laporan teknis ini dipersiapkan sesuai format JORC untuk PT. LAPI ITB yang
dilakukan oleh Competent Person Ir. Ronald Sibarani, MAusIMM.
Ir. Ronald Sibarani, MAusIMM lulus dari Fakultas Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Bandung. Mempunyai pengalaman lebih dari 20 tahun dalam industri
pertambangan mineral dan batubara, merupakan salah satu Competent Person (CP)
di Indonesia dengan spesialisasi estimasi resources and reserves mineral dan
batubara.
Terdaftar sebagai anggota AusIMM, pemilik PT. Stania Bara Consulting dan PT.
Stania Bara Utama yang merupakan perwakilan CAE Mining Australasia untuk
Indonesia. Ketua panitia Revisi Standar Nasional Indonesia (RSNI) untuk mineral
logam, dan terdaftar sebagai Competent Person di PERHAPI-IAGI. Pembicara di
berbagai seminar seperti yang diadakan oleh MGEI (Masyarakat Geologi Ekonomi
Indonesia) yang berjudul “Professional Reporting on Exploration Results and
Resources-Reserves Estimation”. Diklat PERHAPI untuk PT. Kaltim Prima Coal (PT.
KPC) dan PT. Bukit Asam, Tbk (PT. BA) dengan judul “Geological Modeling and
Resources-Reserves Coal Deposit “.
3. LEGALITAS
3-1 Status Hukum Izin Usaha Pertambangan
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(UU No. 4/2009), tentang pertambangan mineral dan batubara, dinyatakan bahwa UU
No. 11 Tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan (UU No.
11/1967) tidak berlaku lagi dan memutuskan bahwa usaha pertambangan adalah
kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan
kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang. Izin
Usaha Pertambangan yang selanjutnya disebut IUP adalah izin untuk melaksanakan
usaha pertambangan. IUP Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan. IUP operasi
produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP eksplorasi
untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor
418.K/30/DJB/2010, tentang pemberian Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
maka CV. Cakra Persada Mandiri yang berlokasi di Bintang Ara, Kabupaten Tabalong
dan Barito Timur, Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dengan kode
3|Page
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
wilayah 06NPP001 memiliki luas area 2.123 ha. Belum ada informasi mengenai Clear
and Clean (CnC) list dari IUP ini (Gambar 3.1).
Sehingga dengan demikian, kegiatan eksplorasi ini menggunakan IUP Operasi
Produksi.
Gambar 3.1 Lokasi IUP Produksi CV. CPM berdasarkan Keputusan Kementerian Energi dan
Sumberdaya Mineral Republik Indonesia No. 418.K/30/DJB/2010 (Sumber : Copy dari IUP CV.
CPM No. 418.K/30/DJB/2010)
4|Page
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Gambar 3.2 Tata Guna Lahan CV. Cakra Persada Mandiri (Sumber : Copy Laporan Eksplorasi
Detail)
5|Page
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Lahan eks-HTI
Akses jalan
Kebun karet
Gambar 3.3 Tata guna lahan aktual yang berada di lokasi kegiatan pemetaan geologi detail dan pengeboran batubara
6|Page
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Gambar 4.1 Lokasi dan kesampaian daerah, berada di Desa Panaan dan sekitarnya,
Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan
7|Page
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
5-2 Cuaca
Daerah penelitian berada pada iklim yang cukup sejuk dengan curah hujan yang relatif
tinggi. Berdasarkan Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
menyatakan bahwa daerah penelitian memiliki intensitas curah hujan ringan dengan
suhu antara 23°C - 30°C, dengan tingkat kelembaban 70% - 97%.
8|Page
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Lereng Lembah
North
Perbukitan Perbukitan
Gambar 5.1 Morfologi hasil pemetaan topografi (ground survey), nampak perbukitan, lereng curam, dan lembah
9|Page
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
6. GEOLOGI
6-1 Tektonik Regional
Di dalam Peta Geologi Regional Lembar Buntok Nomor 1714 skala 1 : 250,000 yang
diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi tahun 1994, wilayah
eksplorasi berada di bagian tenggara lembar peta. Karakteristik struktur pada lokasi
tersebut berada pada umur Mesozoikum, antara lain struktur terbreksikan dengan
kelurusan yang berarah hampir utara selatan, terdapat bongkah dan blok batuan
disana sini, maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini telah mengalami deformasi.
Sedangkan pada batuan Tersier menunjukkan struktur lipatan yang tidak ketat berarah
hampir utara selatan, maka diduga lipatan ini berkaitan erat dengan struktur batuan
Mesozoikum, adapun kelurusan yang memotong struktur utama, diduga terbentuk
pada deformasi kedua, dimana batuan Tersier telah terlipat dan termampatkan.
10 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
11 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Discocyclina sp., dan Biplanispira, yang berumur Eosen Akhir (Tb). Formasi ini tidak
selaras di atas batuan Mesozoikum, terlipat hampir utara selatan dengan kemiringan
lapisan umumnya 20°, serta mempunyai tebal sekitar 1300 m, serta tersebar di daerah
perbukitan.
12 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
7. SEJARAH EKSPLORASI
Berdasarkan laporan dari PT. CPMM, penyelidikan yang pernah dilakukan di daerah
kegiatan adalah eksplorasi detail yang dilakukan pada Desember 2011 yang meliputi
pengecekan singkapan di lapangan dan pengeboran. Penyelidikan sebelumnya tidak
mengikuti kaidah-kaidah JORC dan hanya memberikan informasi umum mengenai
daerah kegiatan.
Pada laporan eksplorasi PT. CPMM, singkapan batubara ditemukan sebanyak 59
singkapan dan tersebar di bagian utara dan selatan daerah IUP dengan orientasi rata-
rata N 210° E. Dari data singkapan tersebut belum terlampir peta kerangka geologi
daerah kegiatan, indikasi struktur yang berkembang, dan penyebaran batubara di
daerah kegiatan. Data pengeboran batubara ditemukan tersebar di bagian utara dan
selatan daerah IUP. Pengeboran dilakukan sebanyak 55 titik bor tersebar di wilayah
rencana penambangan dengan kedalaman rata-rata 50 m. Dari 55 titik bor hanya 35
titik bor yang menembus lapisan batubara, sedangkan 20 titik bor lainnya tidak
menembus lapisan batubara. Pada laporan eksplorasi PT. CPMM tidak terdapat
informasi mengenai data pengeboran, seperti peta lokasi titik bor, log stratigrafi bor,
dan data logging geofisika, sehingga data tersebut tidak valid.
13 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
8. EKSPLORASI
8-1 Pemetaan Geologi Detail
Pemetaan geologi detail dilakukan selama satu bulan pada periode pertama kegiatan
eksplorasi IUP PT. CPMM. Total luas pemetaan sekitar 370 hektar yang merupakan
blok Selatan dari IUP PT. CPMM dengan total luas 2.123 hektar. Metode pemetaan
geologi detail ini menggunakan metode grid per 200 m, yaitu setiap interval 200 m
dilakukan penelusuran data dan informasi geologi, baik berupa data singkapan
batubara dan singkapan bukan batubara, data struktur geologi, data kenampakan
morfologi, data titik pengeboran, dan sebagainya.
14 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Gambar 8.1 Metode pemetaan geologi detail dengan jalur grid per 200 m
15 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Berdasarkan hasil pemetaan detail pada periode pertama, dapat disimpulkan terdapat
dua area yang memiliki potensi batubara yaitu di bagian utara dengan luas area 115
ha dan di bagian selatan sekitar 37 ha. Sehingga penempatan titik bor hanya
ditempatkan pada area tersebut, di bagian utara sebanyak 12 titik bor dan di bagian
selatan sebanyak 11 titik bor. Namun dari rencana titik bor tersebut tidak semua
dilakukan pengeboran, contohnya di bagian utara dari 12 titik hanya 6 titik yang dibor
dikarenakan kondisi medan yang sulit dan kedalaman lapisan batubara yang cukup
dalam yaitu lebih dari 50 m dengan ketebalan rata-rata yang didapat dari data
pengeboran adalah 0.55 m (interval 0,04 m - 1,58 m). Metode pengeboran yang
dilakukan berupa pengeboran twin hole yakni pengeboran openhole dan pengeboran
part-cored hole (touch coring) untuk setiap satu titik bor. Pengukuran geophysical
logging dilakukan untuk setiap lubang bor yang telah selesai, baik lubang openhole
maupun lubang part-cored hole.
Pada pengeboran periode pertama terdapat 4 (empat) titik pengeboran openhole dan
3 (tiga) titik pengeboran part-cored hole (Tabel 8.2), sedangkan untuk periode kedua
sebanyak 14 titik openhole dan 15 titik part-cored hole (Tabel 8.3).
16 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
17 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Gambar 8.2 Peta dIstribusi titik pengeboran di bagian utara dan bagian selatan blok IUP PT. CPMM
18 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
9. GEOLOGI LOKAL
9-1 Geomorfologi
Berdasarkan data ground survey dapat dibagi menjadi dua satuan geomorfologi
(klasifikasi berdasarkan USSSM = United Stated Soil System Management dan USLE
= Universal Soil Loss Equation, dalam Van Zuidam, 1985), yaitu :
1. Satuan Geomorfologi Perbukitan Curam (elevasi 150 msl‐240 msl)
2. Satuan Geomorfologi Perbukitan Landai (elevasi 120 msl-150 msl)
Satuan Geomorfologi Perbukitan Curam menempati sekitar 190 hektar atau 52 % dari
total luas area, memiliki elevasi dengan nilai 150 msl sampai 240 msl dengan
kemiringan lereng lebih dari 20 derajat, karakteristik litologi berupa batupasir,
batulanau, batulumpur, dan batubara. Banyak ditemukan kekar dan sesar,
mengindikasikan satuan ini dipengaruhi oleh struktur geologi.
Satuan Geomorfologi Perbukitan Landai menempati sekitar 180 hektar atau 48 % dari
total luas area, memiliki elevasi dengan nilai 120 msl sampai 150 msl dengan
kemiringan lereng kurang dari 10 derajat, karakteristik litologi berupa konglomerat,
batupasir, batulanau, batulempung, dan batubara. Satuan ini merupakan satuan
erosional dan pengendapan material lapukan dari batuan yang lebih tua.
19 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
clast supported, polymodal, matrix poorly sorted, keras. Matriks konglomerat terdiri
dari pasir halus sampai pasir kasar, membundar tanggung sampai membundar,
mineral kuarsa, feldspar. Batupasir kerakalan (pebbly sandstone) umumnya mengapit
lapisan konglomerat tipis (10 - 20cm), mempunyai warna coklat terang kekuningan
dengan warna lapuk coklat tua kehitaman, ukuran butir pasir halus sampai pasir kasar,
menyudut tanggung, pemilahan baik, mempunyai butiran pebble kuarsa yang
mempunyai orientasi sejajar, struktur sedimen silang siur (crossbed).
Stratigrafi bagian tengah mempunyai karakteristik batuan sedimen yang relatif lebih
halus dari batuan sedimen stratigrafi bagian bawah. Terdiri dari batuan sedimen
dengan ukuran butir pasir sedang sampai pasir sangat halus, di beberapa tempat
terdapat batuan sedimen dengan ukuran butir pasir kasar. Batuan sedimen pada
stratigrafi bagian tengah ini merupakan batupasir dengan ukuran butir sedang sampai
sangat halus, mempunyai warna abu‐abu terang kekuningan, dengan warna lapuk
coklat muda kehijauan, pemilahan sedang sampai baik, menyudut tanggung sampai
membundar tanggung, low sphericity, clast supported, polymodal, mineral kuarsa,
feldspar, mika, di beberapa tempat memiliki lapisan tipis karbon dan batubara (0,5 - 2
mm). Struktur sedimen berupa silang siur (crossbed).
Stratigrafi bagian atas mempunyai karakteristik batuan sedimen dengan ukuran butir
yang lebih halus dari batuan sedimen pada stratigrafi bagian tengah. Terdiri dari
batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir pasir sangat halus, lanau (silt), dan
lempung (clay). Batuan sedimen yang menyusun stratigrafi bagian atas ini terdiri dari
batulanau dengan sisipan batupasir sangat halus, batulumpur, batulempung, dan
batubara. Batulanau mempunyai warna abu-abu kekuningan, warna lapuk kuning
kecoklatan, very friable, di beberapa lokasi memiliki lapisan tipis karbon (0,1 - 0,5 mm).
20 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Gambar 9.1 Peta satuan geomorfologi yang dianalisis dari hasil pemetaan topografi (ground survey)
21 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Batupasir yang menyisip diantara batulanau mempunyai ukuran butir pasir halus
sampai pasir sangat halus, berwarna abu-abu kecoklatan, dengan warna lapuk coklat
kekuningan, pemilahan baik, membundar tanggung, low sphericity, mineral kuarsa,
feldspar, friable, struktur sedimen laminasi sejajar. Batulempung yang terdapat di
stratigrafi bagian atas ini umumnya merupakan sisipan, terutama sebagai batuan atap
(roof), batuan lantai (floor) dari batubara, serta sebagai parting pada batubara.
Batulempung ini mempunyai karakter warna abu‐abu gelap, dengan warna lapuk
abu‐abu kehitaman, banyak terdapat material karbon yang hadir sebagai laminasi,
bercak dan lensa. Di beberapa lokasi batulempung ini merupakan lensa‐lensa yang
terdapat di dalam perselingan batupasir sangat halus dan batulanau.
Secara umum satuan batuan di lokasi ini adalah satuan batupasir konglomeraten,
satuan batupasir, dan satuan batupasir sisipan batulempung. Satuan batupasir
konglomeratan memiliki karakter batuan berupa konglomerat, batupasir kasar sampai
halus, dan batupasir kerakalan (pebbly sandstone). Satuan batupasir mempunyai
karakteristik berupa batupasir tebal dengan ciri khas struktur sedimen silang siur
(crossbed), batulanau. Satuan batupasir sisipan batulempung memiliki karakteristik
batuan berupa batupasir halus sampai sangat halus, batupasir sisipan batulempung,
batulanau, batulempung, dan batubara.
Penampang stratigrafi menunjukkan urut-urutan satuan batuan dari umur paling tua ke
umur paling muda yaitu satuan batupasir konglomeratan, satuan batupasir, dan satuan
batupasir sisipan batulempung.
Kesebandingan litologi lokal dengan litologi regional dapat diketahui dari karakteristik
batuan yang nampak dan memiliki ciri khas tertentu. Sehingga dapat disimpulkan
Satuan Batupasir Konglomeratan dan Satuan Batupasir merupakan Formasi Tanjung
Bagian Bawah, sedangkan Satuan Batupasir Sisipan Batulempung merupakan
Formasi Tanjung Bagian Atas.
Analisis lingkungan pengendapan dari karakteristik stratigrafi bagian bawah didominasi
oleh batuan sangat kasar seperti konglomerat yang memiliki ukuran butir granule
sampai pebble, dan batupasir kasar dengan butiran pebble (pebbly sandstone). Selain
itu banyak sekali ditemukan struktur sedimen silang siur (crossbed) yang mencirikan
adanya arus bedload. Sehingga dapat disimpulkan karakter pengendapan di bagian
bawah dan tengah dari urut‐urutan stratigrafi merupakan endapan saluran (channel
deposit).
Semakin ke arah atas dominasi batupasir crossbed sudah tidak ditemukan lagi,
berganti dengan karakter batuan sedimen yang lebih halus seperti batupasir halus
sampai batupasir sangat halus, batulanau sisipan batupasir, serta batubara yang diapit
22 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
oleh batulempung, di bagian atas dari urut-urutan stratigrafi dicirikan oleh clayey
mudstone yang banyak mengandung laminasi karbon. Selain itu banyak ditemukan
pula wavy laminated, lensa batupasir halus di dalam batulumpur, begitupun sebaliknya
ditemukan lensa batulumpur di dalam batupasir. Dari tipe struktur sedimen yang
ditemukan seperti disebutkan di atas mencirikan kondisi lingkungan belakang tanggul
sungai (backswamp).
Sehingga dapat disimpulkan lingkungan pengendapan yang sesuai dengan
karakteristik batuan sedimen, ukuran butir, struktur sedimen, serta paket stratigrafi dari
bawah ke atas, maka lingkungan pengendapan daerah pemetaan adalah fluvial - upper
delta (Larry Thomas, 2002).
23 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Gambar 9.2 Peta distribusi singkapan batubara dan singkapan bukan batubara, serta lintasan penampang stratigrafi lokal
24 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
25 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
26 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Selain data tersebut di atas, analisis struktur geologi juga dapat dilihat dan dianalisis
dari karakteristik kontur topgrafi, seperti adanya kerapatan kontur secara tiba-tiba,
kelurusan kontur dari bentuk lahan perbukitan dan lembah, dan sebagainya.
Ditemukan beberapa lokasi air terjun dan tebing sangat curam yang menunjukkan
gejala struktur geologi berupa patahan.
Struktur utama memanjang dari timurlaut hingga baratdaya berupa lipatan dan
patahan. Kemudian lipatan dan patahan tersebut dipotong oleh sesar-sesar mendatar
berarah ralatif barat-timur. Sesar-sesar minor banyak juga ditemukan di lokasi
pemetaan, baik di bagian selatan maupun utara. Banyaknya gaya tektonik yang
mempengaruhi batuan, menjadikan daerah ini merupakan daerah dengan kondisi
geologi komplek.
27 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
CPM14DS
IP
CPM26RN
R
CPM24RN
R
Gambar 9.4 Peta geologi lokal hasil pemetaan geologi detail, termasuk kedalam kelompok geologi komplek dengan banyaknya struktur geologi yang
ditemukan di lokasi pemetaan
28 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
29 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Adapun karakteristik batubara yang dianalisis adalah Total Moisture (ar), Moisture in
the analysis sample (adb), Ash (adb), Volatile Matter (adb), Total Sulphur (adb),
Calorific Value (ar, adb), Hardgrove Grindability Index, semua analisis tersebut
menggunakan standar ASTM (American Society for Testing Materials).
Dari beberapa karakteristik hasil analisis keempat sampel diatas seperti nilai HGI
(Hardgrove Grindability Index) dan nilai Volatile matter (%), maka dapat disimpulkan
jenis batubara untuk sampel CPMM-16C 314 dan CPMM-16C 714 adalah Lignite-
Subbituminus Coal (Gambar 11.1).
CPMM-16C 314
CPMM-16C 714
Gambar 10.1 Hubungan HGI dan Volatile Matter terhadap kualitas batubara (Berkowitz, 1979
dalam Coal Geology, Larry Thomas hal. 109)
30 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
31 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
32 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
33 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
34 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
35 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
CPMM09
CPMM03CR
CPMM07R
Coal A
Coal B
Coal C
Gambar 10.5 Karakterisitk loging geofisika pada korelasi batubara lapisan A, B, dan C (on-strike)
36 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
CPMM18C
CPMM20C
Coal B
CPMM16C
Coal C
CPMM14B
Coal D
Coal E
Coal F
Gambar 10.6 Karakterisitk loging geofisika pada korelasi batubara lapisan B, C, D, E, dan F (on-
strike)
37 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
CPMM17C
CPMM19C CPMM15C
Coal B
Coal C
Coal D
Coal E
Gambar 10.7 Karakterisitk loging geofisika pada korelasi batubara lapisan B, C, D, dan E (on-
strike)
38 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
39 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
NW SE
40 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
NW SE
41 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
W E
42 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
43 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
44 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
45 | P a g e
Estimasi Sumberdaya Batubara Sesuai Kaidah JORC Code
IUP PT. Cakra Persada Mandiri Mining di Daerah Panaan
Stania Bara Consulting
Referensi
Boggs Jr., Sam. 2006. Principles of Sedimentology and Stratigraphy. Pearson Education.
Inc.
Soetrisno, Supriatna, Rustandi, Sanyoto, dan Hasan. 1994. Peta Geologi Lembar Buntok,
Kalimantan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Thomas, Larry. 2002. Coal Geology. John Wiley & Sons Ltd
46 | P a g e