KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga dokumen yang merupakan
bagian dari pekerjaan Kajian Desain Tambang dan Penutupan Tambang
(Pascatambang) PT. Nur Asmah Sultra, dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan oleh PT. NUR ASMAH SULTRA
terhadap potensi sumberdaya Tanah Urug di Kecamatan Morosi memberikan
hasil yang cukup baik sehingga dapat dilakukan proses peningkatan ke IUP
Operasi Produksi di Kecamatan MOROSI Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi
Tenggara sehingga mempunyai nilai tambah ekonomi yang lebih baik.
PT. Nur Asmah Sultra tentunya selalu berpedoman terhadap peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku. Khususnya (Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Putra Nomor 7 tahun 2014 tentang Reklamasi dan Penutupan
Tambang/Pascatambang), Perusahaan wajib menyusun suatu dokumen Rencana
Penutupan Tambang. Sehingga didalam dokumen ini telah dibahas tentang
Rencana Penutupan Tambang untuk pada saat kegiatan penambangan berakhir,
Dokumen ini yang merupakan pedoman khusus untuk pelaksanaan kegiatan
Penutupan Tambang/Pascatambang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah sebagai salah satu kewajiban perusahaan yang melakukan
kegiatan penambangan.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
dokumen Rencana Penutupan Tambang/Pascatambang ini.
H. Maharudin Tabeney
Direktur
1
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI………...............................................................................................................................…ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL…...............................................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
II.1.1. Lokasi..............................................................................................................................5
2
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
III.2.3 Peralatan.......................................................................................................................46
IV.3. Morfologi.............................................................................................................................57
IV.5.1. Flora.............................................................................................................................59
IV.5.2. Fauna...........................................................................................................................59
IV.6.3. Budaya.........................................................................................................................65
VI.1. Reklamasi Pada Lahan Bekas Tambang dan Lahan Di Luar Bekas Tambang.......................73
3
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
VIII.1. Organisasi.........................................................................................................................104
VIII.1.2. Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap.......................................108
IX.1.Reklamasi............................................................................................................................115
4
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
BAB XI PENUTUP...........................................................................................................................137
5
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.5 Potensi Tanaman untuk Penguat Teras dan Saluran-saluran Air................................83
Gambar 6.6 Potensi Tanaman penutup tanah tinggi atau tanaman pelindung..............................85
Gambar 6.7.Potensi Tanaman Pelindung Jurang, Tebing atau untuk Perhutanan Kembali...........86
6
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
DAFTAR TABEL
16
19
20
23
24
34
35
35
36
56
61
72
72
73
83
89
91
98
102
102
103
120
7
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
130
131
133
136
145
8
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
DAFTAR LAMPIRAN
9
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
BAB I
PENDAHULUAN
10
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Selain itu ada pula Jaminan Pascatambang adalah dana yang disediakan oleh
perusahaan untuk melaksanakan pascatambang. Laporan pascatambang
berdasarkan penyusunan Laporan rencana reklamasi dan laporan pascatambang
diatur dalam Peraturan Menteri No. 7 Tahun 2014 meliputi:
1. Profil wilayah
4. Program penutupan
5. Organisasi
6. Pemantauan
Lokasi IUP
Kecamatan : Morosi
Kabupaten : Konawe
Luas : 24,21 Ha
11
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
b) Ruang lingkup PT. Nur Asmah Sultra Rencana Pascatambang PT. Nur
Asmah Sultra mencakup:
12
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
13
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
BAB II
PROFIL WILAYAH
II.1.1. Lokasi
PT. Nur Asmah Sultra terletak di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe,
Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas 24,21 Ha.
14
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
ASMAH SULTRA ini sebagian besar berupa lahan pertanian dan Kawasan
APL.
Berdasarkan hasil observasi lapangan dan interpretasi peta, wilayah PT. Nur
Asmah Sultra berada di area penggunaan lain (APL) seluas ±5,8 Ha. Keadaan
penutupan lahan Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan hasil penafsiran citra
landsat yang berkisar antara tahun 2010 - 2011, diketahui bahwa luas daratan
yang masih berupa hutan (berhutan) adalah sebesar 53,74% dan daratan yang
bukan berupa hutan (non-hutan) sebesar 37,30% . Penutupan lahan non-hutan
adalah penutupan lahan selain daratan yang bervegetasi hutanya itu berupa
semak/belukar,lahan tidak produktif,sawah,lahan pertanian,pemukiman, alang-
alang dan lain-lain.Keadaan Penutupan lahan Provinsi Sulawesi Tenggara
Berdasarkan penafsiran citra satelit tahun 2010–2011 dapat dilihat pada Tabel
2.1.
15
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
1. Pegunungan
Pegunungan yang menempati bagian terluas kawasan ini yaitu pegunungan
Rumbia yang mempunyai topografi yang sangat kasar dan kemiringan lereng
yang sangat tinggi, pegunungan dalam satuan ini memiliki pola yang hampir
16
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
sejajar berarah barat laut – tenggara. Arah ini sejajar dengan struktur sesar
regional di kawasan ini. Pola tersebut mengindikasikan bahwa pembentukan
morfologi pegunungan ini erat hubungannya dengan sesar regional.
2. Dataran
Dataran Langkowala yang melampar luas di ujung selatan lengan tenggara,
merupakan dataran rendah. Batuan penyusun terdiri atas batu pasir dan
konglongmerat formasi Bongka. Di dataran ini mengalir sungai sungai yang pada
musim hujan berair melimpah sedangkan pada musim kemarau kering. Hal ini
mungkin disebabkan batu pasir dan konglomerat sebagai dasar sungai masih
lepas, sehingga air dengan mudah merembas masuk kedalam tanah. Sungai
tersebut diantaranya sungai Morosi dan Ulubongka.
B. Hidrologi
C. Oceanografi
D. Iklim
17
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Pada bulan Desember sampai dengan Mei, angin banyak mengandung uap
air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah sebelumnya
melewati beberapa lautan. Pada bulan-bulan tersebut terjadi musim Penghujan.
Sekitar bulan Januari, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan
kadang-kadang kurang dan kadang-kadang lebih.
Musim ini oleh para pelaut setempat dikenal sebagai musim Pancaroba.
Sedangkan pada bulan Juni sampai dengan November, angin bertiup dari arah
Timur yang berasal dari Benua Australia kurang mengandung uap air. Hal
tersebut mengakibatkan minimnya curah hujan di daerah ini. Pada bulan Agustus
sampai dengan Oktober terjadi musim kemarau. Sebagai akibat perubahan
kondisi alam yang sering tidak menentu, keadaan musim juga sering
menyimpang dari kebiasaan.
E. Kualitas Udara
Kualitas udara di lokasi kegiatan PT. Nur Asmah Sultra diduga masih baik,
karena kondisi sekitarnya masih didominasi oleh hutan dan kebun masyarakat
dan belum ada aktivitas industri serta kepadatan transporasi, sehingga diduga
polusi udara masih di bawah baku mutu udara ambien.
18
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tabel 2.2 Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambien, TSP dan Kebisingan
PARAMETER BAKU HASIL PENGUJIAN
NO SATUAN WAKTU PEMAPARAN
KIMIA MUTU ST 1 Ket.
1. Sulfur Dioksida (SO2) g/Nm3 900 60 Menit 3,98 MS BML
2. Karbon Monoksida (CO) g/Nm3 30.000 60 Menit 817,7 MS BML
3. Oksida Nitrogen (NO2) g/Nm3 400 60 Menit 0,71 MS BML
FISIKA
0
4. Suhu C - 5 Menit 30 Normal
5. Debu g/Nm3 230 60 Menit 13,17 MS BML
6. Kelembaban % - 5 Menit 61-62 Normal
10 Mnt Pengukuran
7. Kebisingan* dB 55-70 62,1-63,7 MS BML
5 detik pembacaan
Sumber: Data primer PT. Nur Asmah Sultra Buku Mutu Berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999, Tentang
Pengendalian Pencemaran UdaraBaku Mutu Kebisingan Berdasarkan Kepmen LH No. 48 Tahun
1996
Tabel 2.3 Kualitas Udara Hasil Pengukuran Uji Sampel di Wilayah PT. Nur Asmah Sultra
Waktu
No Parameter Hasil Baku Mutu (G/Nm3) Metode
Pengambilan
1 Sulfur Dioksida(SOx) 1 Jam 3,01 900 Pararosanilin
2 Nitrogen Dioksida(SOx) 1 Jam 3 400 Saltzman
3 Debu 1 Jam 0,293 90 Gravimetri
4 Suhu 36,9 - Thermometer
Perum & pemukiman = 55 dB Sound Level
5 Kebisingan 45,8 Industri = 70 dB Meter
Sumber:Data primer PT. Nur Asmah Sultra Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No. 7 Tahun 2005
F. Kualitas Air
19
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Kelarutan oksigen dalam air tergantung dari suhu air. Kelarutan oksigen
dalam air akan berkurang dari 14,74 mg/Lpada suhu 0 oC menjadi 7,03 m/l pada
suhu 350C. Dengan kenaikan suhu air terjadi pula penurunan kelarutan oksigen
yang disertai dengan naiknya kecepatan pernapasan organisme perairan,
sehingga sering menyebabkan terjadinya kenaikan kebutuhan oksigen yang
disertai dengan turunnya kelarutan gas-gas lain di dalam air.
20
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
G. Suhu (Temperatur)
21
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah
menyebabkan stres pernafasan pada ikan berupa menurunnya laju pernafasan
dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan akibat
kekurangan oksigen.
Suhu permukaan air yang terukur pada siang hari di lokasi pengamatan
berkisar antara 28,3°C.Pada kedalaman air yang lebih tinggi (diatas 5 m) suhu air
sudah mengalami penurunan. Dapat dikatakan secara umum keadaan suhu yang
terukur masih berada pada kisaran normal bagi kehidupan biota perairan.
Tabel 2.4 Hasil Pengukuran Kualitas Air Sungai di Lokasi PT. Nur Asmah Sultra
NO PARAMETER SATUAN HASIL SPESIFIKASI METODE BAKU MUTU
1 Bau - Tidak Organoleptis -
berbau
2 Rasa - Tidak Organoleptis Tidak berasa
berasa
3 Warna TCU 15 Perbandingan visual 50
0
4 Suhu C 28,3 Thermometer Suhu +3 0C
5 Kekeruhan NTU 16,1 Nephelometrik 25
6 Total Padatan mg/L 208 Gravimetri 1500
Terlarut (TDS)
7 pH (Derajat - 7,7 WI-M12-LAKBES 6,5 – 8,5
Keasaman)*
8 Sulfat (SO4) mg/L <0,71 Spektrofotometrik 400
9 Amonia (NH3) mg/L <0,01 Spektrofotometrik 0.0
10 Nitrat (NO3) mg/L 0,26 Spektrofotometrik 10
11 Nitrit (NO2) mg/L 0,05 Spektrofotometrik 1
12 Besi (Fe) mg/L 0,30 Spektrofotometrik 1,0
13 Arsen (As) mg/L 0,01 AAS 0,05
14 Kromium (Cr) mg/L 0,4131 AAS 0,05
15 Cadmium (Cd) mg/L 0,0137 AAS 0,005
16 Selenium (Se) mg/L 0,019 AAS -
17 Aluminium (Al) mg/L 0,09 AAS -
18 Mangan (Mn) mg/L 0,0085 AAS -
19 Seng (Zn) mg/L 0,0925 AAS 15
20 Tembaga (Cu) mg/L 0,01 AAS 100
21 Tanah Urug (Ni) mg/L 0,3715 AAS -
Sumber: Data primer PT. Nur Asmah Sultra Keterangan: Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990
22
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tersuspensi (TSS)
2 Amonia (NH3) mg/L <0,01 Spektrofotometrik -
3 Nitrat (sebagai NO3) mg/L 0,14 Spektrofotometrik 10
4 Nitrit (sebagai NO2) mg/L 0,03 Spektrofotometrik 0,06
5 Derajat Keasaman 8,1 WI-M12-LABKES 6-9
(pH)*
6 Besi mg/L 0,29 Spektrofotometrik -
7 Barium mg/L 0,771 AAS -
8 Arsen mg/L 0,681 AAS 1
9 Seng mg/L 0,056 AAS 0,05
10 Cadmium mg/L 0,029 AAS 0,01
11 Tembaga mg/L 0,0165 AAS 0,02
12 Kromium mg/L 0,0531 AAS 0,05
13 Selenium mg/L 0,0201 AAS 0,01
14 Aluminium mg/L 0,3272 AAS -
15 Raksa mg/L 0,0015 AAS 0,001
16 Tanah Urug mg/L 0,0379 AAS -
17 Cobal mg/L 0,0265 AAS 0,2
18 Timbal mg/L 0,0035 AAS 0,03
19 Chemical Oxygen mg/L 10 Titrimetri < 25
Demand(COD)
20 Biological Oxygen mg/L 3 BOD Meter <3
Demand(BOD)
21 Minyak Lemak mg/L 1,0 Gravimetri 1
Sumber: Data primer PT. Nur Asmah Sultra
23
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut
adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh Phytoplankton di
perairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam
permukaan air dan daya perambatan cahaya di dalam air. Masuknya cahaya
matahari ke dalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Kecerahan
adalah kemampuan sinar matahari untuk menembus badan air. Kecerahan
disebabkan oleh adanya partikel tersuspensi yang melayang dalam air baik
berupa bahan organik seperti plankton, jasad renik, maupun bahan anorganik
seperti lumpur dan pasir. Perairan sekitar rencana lokasi penambangan Tanah
Urug kondisinya masih cerah, intensitas cahaya matahari masih dapat
menembus kedalam air sehingga biota perairan masih bisa mendapatkan sinar
matahari.Sedangkan kekeruhan menggambarkan tentang sifat optik yang
ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh
bahan-bahan yang terdapat di dalam perairan.
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu
dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal
2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid.
TSS menyebabkan kekeruhan pada air akibat padatan tidak terlarut dan
tidak dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari partikel-partikel yang ukuran
maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan
24
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai.
TSS sangat bervariasi, mulai < 5 mg/Lyang yang paling ekstrem 30.000 mg/Ldi
beberapa sungai. TSS ini menjadi ukuran penting erosi di alur sungai. Baku mutu
air berdasarkan Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, batas ambang dari TSS
di sungai 50 mg/L . Menurut Alabaster dan Lloyd (1982) padatan tersuspensi bisa
bersifat toksik bila dioksidasi berlebih oleh organisme sehingga dapat
menurunkan konsentrasi oksigen terlarut sampai dapat menyebabkan kematian
pada ikan.
Sampel yang diperoleh di lokasi memiliki TSS cukup tinggi yaitu sebesar 172
mg/L . Hal ini diakibatkan oleh proses erosi sehingga material darat melimpah
kedalam sungai. Banyaknya material yang masuk kedalam perairan dapat
25
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
menggangu kehidupan biota. Angka TSS berada jauh diatas angka baku normal
yaitu mg/L .
Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik
maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan
jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram per
liter (mg/L ). Umumnya berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut
dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2
micrometer (2×10-6 meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk
mengukur kualitas cairan pada pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam
renang, proses kimia, pembuatan air Putra, dan lain-lain (Misnani, 2010).
Total padatan terlarut dapat pula merupakan konsentrasi jumlah ion kation
(bermuatan positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air. Analisa total
padatan terlarut merupakan pengukuran kualitatif dari jumlah ion terlarut, tetapi
tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu, pengujian tidak
memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik. Oleh karena itu,
analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan
kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua
kation dan anion terlarut (Oram, B.,2010).
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian,
limbah rumah tangga dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah
kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa
kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Kandungan TDS yang
berbahaya adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan. Beberapa
padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah
(Anonymous, 2010). Batas ambang dari TDS yang diperbolehkan di sungai adalah
1000mg/L .Peningkatan padatan terlarut dapat membunuh ikan secara langsung,
26
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Sampel yang diperoleh di lokasi memiliki TDS rendah yaitu sebesar 208
mg/L . Hal ini diakibatkan oleh belum banyaknya proses erosi yang biasanya
berasal dari material darat yang melimpah kedalam sungai. Banyaknya material
yang masuk kedalam perairan dapat menggangu kehidupan biota. Angka TDS
masih berada jauh dibawah angka baku normal yaitu 1.500mg/L . Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990. Bahkan menurut
(Alabaster dan Lloyd, 1982) angka TDS sebesar 208 mg/Ltersebut masih jauh di
bawah angka yang diperbolehkan untuk kehidupan biota ikan disungai sebesar
1.000mg/L .
27
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
perairan dengan derajat keasamaan yang agak asam (pH rendah) sampai di
perairan yang basa (pH tinggi) dengan pH 5-9. Kandungan oksigen yaitu O 2
terlarut yang dibutuhkan bagi kehidupan ikan patin adalah 3-6 ppm. Kadar
karbondioksida (CO2) yang bisa ditoleran adalah 9-20 ppm. Tingkat alkalinitas
yang dibutuhkan 80-250 ppm. Secara sederhana, pengertian pH menunjukkan
kondisi asam atau basa dari suatu perairan. Derajat keasaman juga merupakan
indikator yang dapat mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur lain yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan biota air.
L. Nitrat (NO3)
28
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
aktivitas manusia. Pada perairan yang menerima limpasan dari daerah pertanian
yang banyak mengandung pupuk, kadar nitrat dapat mencapai 1.000 mg/L .
Sampel yang diperoleh di lokasi memiliki kadar nitrat rendah yaitu sebesar
0.26 mg/L . Hal ini menunjukkan bahwa belum banyak aktifitas kegiatan manusia
seperti pertanian yang mencemari perairan sehingga angka yang didapatkan
masih jauh dibawah baku mutu yaitu 10 mg/L .
M. Amonia
Efendi (2000) dalam S.Y. Srie Rahayu, dkk(2007) mengatakan bahwa, feses
biota akuatik merupakan limbah aktivitas metabolisme yang banyak
mengeluarkan amoniak. Pescod(1973) mengatakan bahwa batas toleransi
maksimum fitoplankton terhadap kandungan amonia di perairan adalah 0,2
mg/L.
29
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Untuk pernapasan, oksigen tersebut harus dalam bentuk terlarut dalam air,
karena pada umumnya ikan dan biota-biota lainnya tidak dapat mengambil
oksigen (O2) langsung dari udara. Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh
suhu, tekanan parsial gas-gas yang ada di udara, kadar garam serta adanya
senyawaan atau unsur mudah teroksidasi yang terkandung dalam air.Kandungan
oksigen yang teramati adalah 3 mg/L , kandungan O 2 dan menunjukkan kondisi
ini cukup rawan bagi biota perairan. Nilai kandungan oksigen berada pada
ambang batas bagi kehidupan biota air yaitu berada di angka 3 mg/L. Hasil
pengukuran BOD berada pada angka 3,0. Nilai-nilai tersebut menunjukkan
bahwa produktivitas perairan berada pada kondisi minimum bagi kehidupan
biota karena sudah berada dalam kondisi ambang batas.
Berdasarkan Peta Tanah Propinsi Sulawesi Tenggara Tanah, wilayah PT. Nur
Asmah Sultra memiliki jenis tanah mediteranian dan podzolik merah kuning serta
di beberapa tempat sering dijumpai batu karang atau koral dengan top soil tipis.
Habitat suaka margasatwa Konawe berada pada ketinggian 0- 600 mdpl dengan
topografi datar, landai bergelombang hingga berbukit dengan kemiringan lereng
0-30 %. Sedangkan jenis batuan menurut Peta Tematik INTAG Pusat P dan P skala
1: 2.500 Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk jenis aluvium, terumbu koral dan
batuan neogen.
30
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Pembentukan tanah di lokasi PT. Nur Asmah Sultra dipengaruhi oleh faktor-
faktor iklim, topografi, batuan induk, organisme dan waktu, sehingga
karakteristik tanah yang terbentuk merupakan hasil interaksi kelima faktor
tersebut. Karakteristik tanah yang dikaji sehubungan dengan ini adalah sifat fisik
dan kimia tanah yaitu tekstur, struktur, permeabilitas, ketebalan solum, bulk
density, bahan organik dan reaksi tanah (pH) tanah. Data parameter tanah
tersebut selanjutnya akan digunakan dalam melakukan perhitungan terhadap
pendugaan besarnya potensi, laju aliran permukaan di lokasi UKL-UPL
pertambangan Tanah UrugPT. Nur Asmah Sultra .
Unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah, begitu pula dengan
struktur tersebut pori-pori tanah cukup banyak terbentuk, hal ini disebabkan
lokasi PT. Nur Asmah Sultra merupakan hutan yang memiliki vegetasi yang
kurang rapat sehingga ketersedian bahan organik cukup tinggi dan
mempengaruhi kemantapan struktur tanah. Sedangkan kondisi permeabilitasnya
tergolong agak cepat sampai sangat cepat. Lokasi ini juga umumnya memiliki
ketebalan solum tanah sedang sampai dalam yaitu 110-150 cm. Kandungan
bahan organik di lokasi penambangan PT. Nur Asmah Sultra yaitu rendah 4,06%.
Hal ini diduga akibat pengikisan tanah pada bagian permukaan tanah mengingat
kemiringan lereng yang cukup tinggi. Untuk gambaran tentang bulk density,
tanah yang ada di lokasi penambanga PT. Nur Asmah Sultra termasuk kategori
sedang atau tanahnya tidak terlalu padat.
31
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
penambangan Tanah Urug PT. Nur Asmah Sultra memiliki tekstur lempung liat
berpasir dan lempung berliat atau bertekstur baik.
d. Ketebalan Solum Tanah di lokasi PT. Nur Asmah Sultra umumnya memiliki
ketebalan solum tanah yang sama yaitu 110-150 cm. Kondisi ketebalan solum
tanah di lokasi PT. Nur Asmah Sultra didapatkan dari hasil test pit di
beberapalokasi yang menunjukkan lapisan solum tanah masih dalam kondisi
baik.
e. Bahan Organik tanah sangat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah.
Pengaruh yang paling nyata adalah pada warna tanah, dimana tanah yang
32
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tabel 2.6. Rona Lingkungan Awal Bahan Organik Tanah di Lokasi Kegiatan Eksplorasi
Tanah Urug PT. Nur Asmah Sultra
Lokasi Bahan Organik (%) Kelas
f. Reaksi Tanah (pH)menunjukkan sifat Tanah Urug aman atau alkalinitas tanah
yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH berkisar 0-14 dengan pH 7 disebut
netral sedangkan pH <7 disebut asam dan pH 7 disebut alkalis. Nilai pH sangat
penting dalam menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap
tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun dalam
tanah bagi tanaman dan mempengaruhi perkembangan mikroorganisme .
Berdasarkan hasil pengamatan, di lokasi UKL-UPL Penambangan Tanah Urug
PT. Nur Asmah Sultra terlihat bahwa nilai pH tanah berkisar 5,2 atau asam.
Kondisi reaksi tanah (pH) di lokasi penambangan disajikan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Rona Lingkungan Awal Reaksi Tanah (pH) di LokasiKegiatan Eksplorasi Tanah
Urug PT. Nur Asmah Sultra
Lokasi Reakasi Tanah (pH) Kelas
33
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi
bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air. Berdasarkan hasil
penyelidikan di lapangan terhadap contoh tanah, ditemukan bahwa dilokasi
PT. Nur Asmah Sultra umumnya memiliki bulk density yang sedang.Hal ini
menggambarkan bahwa tanah-tanah di lokasi PT. Nur Asmah Sultra umumnya
memiliki kepadatan tanah yang sedang. Nilai bulk density di lokasi PT. Nur
Asmah Sultra secara rinci disajikan pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Nilai Bulk Density di Lokasi Eksplorasi Tanah Urug PT. Nur Asmah Sultra
Lokasi Nilai Bulk Density (g.cm3) Kelas
Tabel 2.9 Perhitungan Laju Aliran Permukaan di Lokasi Kegiatan Eksplorasi Tanah Urug
PT. Nur Asmah Sultra
Intensitas Intensitas Q=
Nilai
Land Luas Luas Lahan Hujan Hujan 0,0028 .C.
Koefisien Air
Used Lahan (Ha) (Ribu m2) (mm/hari (mm/hari I.A (m3/hari-
Larian
hujan) hujan) hujan
34
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tabel di atas menunjukkan bahwa total rata-rata air larian pada lokasi
penambangan Tanah Urug PT. Nur Asmah Sultra adalah sebesar 17,52
m3/harihujan. Atau sebesar 0,08 m3/harihujan/Ha. Berdasarkan evaluasi
tersebut dapat diketahui bahwa kualitas lingkungan awal tentang aliran
permukaan dapat dikatakan kondisinya masih rendah.
i. Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan
tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Proses ini
dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah, daya dukung tanah
untuk produksi pertanian dan kualitas lingkungan hidup (Suripin, 2002).Erosi
dipandang sebagai hasil saling tindih berbagai faktor lingkungan seperti
keadaan atau sifat-sifat tanah, curah hujan, topografi/lereng,
tumbuhan/vegetasi dan manusia sebagai pengelola.Berbagai tipe tanah
mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Sifat-sifat yang
mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi diantaranya tekstur tanah,
bentuk dan kemantapan struktur tanah, daya infiltrasi atau permeabilitas
tanah, kandungan bahan organik tanah, topografi, vegetasi, manusia dan
teknologi konservasi tanah.Daerah PT. Nur Asmah Sultra merupakan daerah
dataran, bergelombang dan bergunung, mempunyai intensitas curah hujan
sedang, jenis tanah yang tersebar luas adalah podsolik merah kuning (PMK),
mediteran, kambisol dan litosol yang umumnya mempunyai tingkat
erodibilitas yang bervariasi kecepatannya. Untuk Jenis PMK yakni mudah
hancur karena proses tumbukan hujan dan proses dispersi. Walaupun aliran
permukaan relatif kecil tetapi kemungkinan terjadinya pengangkutan tanah
(erosi) dapat lebih besar, terutama pada saat dilakukan penambangan,
dimana vegetasi penutup lahan yang relatif sedikit, daya rentan terhadap
erosi sangat lemah sehingga tingkat erosi dapat relatif lebih besar
dibandingkan dengan yang penutup vegetasinya cukup rapat atau pada saat
35
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
A. Flora/Vegetasi
Tipe ekosistem yang ada di kawasan Konawe secara umum termasuk tipe
ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah. Tipe ekosistem tersebut menghuni
kawasan dengan topografi landai bergelombang sampai berbukit yang terletak
pada ketinggian 0-600 mdpl. Lantai hutan banyak didominasi rotan (Calamus
sp.), liana seperti owiu dan tumbuhan menjalar lain serta semak/belukar. Tajuk
hutan pada ekosistem ini selalu menghijau sepanjang tahun dan tidak
menggugurkan daun (evergreen). Komposisi vegetasi pada ekosistem ini sangat
beragam (heterogen). Ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah (lowland
36
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
rainforest) di kawasan Konawe terdiri dari tiga formasi hutan yakni hutan primer,
hutan sekunder dan padang savana. Hutan primer terletak di bagian tengah
kawasan, yaitu di bagian lereng yang terjal dan pada bagian yang berbukit
dengan ciri pepohonan berdiameter besar dan tinggi dengan lantai hutan relatif
bersih dari herba dan semak/tumbuhan bawah (undergrowth). Pada daerah ini
juga merupakan hulu dari beberapa sungai dan anak sungai. Sedangkan hutan
sekunder terletak di pinggiran kawasan dan hampir di sekeliling kawasan yang
ditandai dengan jarangnya pohon-pohon berdiameter besar serta rapatnya
semak, herba dan tumbuhan bawah. Formasi hutan padang savana di kawasan
Konawe yaitu antara lain dengan luas lebih kurang 1 Ha.
Kekayaan jenis flora dan fauna ini didukung oleh tipe ekosistem yang ada di
kawasan Buton Utara, yaitu hutan bakau, hutan pantai, hutan dataran rendah,
dan hutan pegunungan rendah menjadikan kawasan ini sangat kaya dengan
kekayaan Flora.
Penghasil kayu
37
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
38
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tumbuhan obat
39
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Buah-buahan
Jenis lainnya yang juga cukup penting sebagai penghasil buah yaitu huka
(Gnetum gnemon). Jenis ini selain dimakan buahnya, daun mudanya digunakan
untuk sayur terutama sebagai campuran makanan balita dan dipercaya dapat
meningkatkan kecerdasan.
Tanaman hias
40
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Penghasil rotan
41
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
42
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
2003 dengan penarikan sampel menggunakan metode kombinasi jalur dan garis
berpetak ditemukan sedikitnya 83 jenis tumbuhan berhabitus pohon dan 42 jenis
semak.Analisis vegetasi terhadap berbagai stadium tumbuhan di Konawe yaitu
tingkat pohon, tiang, pancang, semai, dan semak menghasilkan indeks nilai
penting (INP). Untuk tingkat pohon jenis-jenis yang mempunyai INP tinggi berarti
menggambarkan dominasi antara lain sabampolulu (Desoxyllum sp.), kolaka
(Casearia grewiaetifolia), dan gu (Gymnostoma sumatranum). Untuk tingkat
tiang didominasi oleh gito-gito (Diospyros pilosanthera), bukumalampa (Drypetes
longifolia) dan sabampolulu (Desoxyllum sp.). Untuk tingkat pancang yang
dominan adalah bulukumba (Drypetes longifolia), mangga hutan (Masngifera sp.)
dan Kenari (Canarium hirsutum). Dominasi pada tingkat semai adalah mantihana,
mangga hutan (Masngifera sp.), dan buabatu. Sedangkan pada tingkat semak
didominasi oleh rotan (Calamus sp.), owiu (Liquala celebica) dan pandan
(Pandanus tectorius).
Daerah lokasi rencana kegiatan penambangan Tanah Urug PT. Nur Asmah
Sultra , terdiri dari flora yang heterogen dengan berbagai jenis pohon kayu dan
semak belukar serta sebagian kebun dan ladang dengan berbagai jenis tanaman
perkebunan.Berdasarkan hasil pengamatan terhadap Kawasan APL dengan
kondisi hutan sekunder di lokasi rencana kegiatan penambanganTanah Urug PT.
Nur Asmah Sultra , menunjukkan bahwa secara fisiognomy, struktur (stratifikasi)
pohon sebagian besar telah mengalami perubahan karena perambahan dan
lahannya ditanami dengan tanaman coklat serta tanaman perkebunan lainnya.
Akan tetapi tanaman tersebut mengalami kerusakan akibat hama dan penyakit
tumbuhan lainnya, sehingga yang tersisa adalah vegetasi homogen dan vegetasi
spesies tumbuhan bawah. Meskipun demikian di beberapa tempat masih
terdapat cukup banyak spesies tumbuhan yaitu pada kawasan yang tidak terjadi
perambahan oleh masyarakat.
B. Fauna
43
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
44
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
menentukan populasi satwa itu di alam. Indikator yang digunakan adalah Indeks
Keanekaragaman Shannon-Wienners (Bismark etal., 2003). Secara umum, indeks
keanekaragaman vegetasi dalam kategori melimpah sedang sampai tinggi,
sehingga cukup mendukung kehidupan berbagai satwa liar yang ada. Sifat satwa
yang sangat tergantung pada vegetasi hutan terhadap sebaran dan populasinya
dapat dijadikan indikator kualitas tegakan.
C. Biota Perairan
Biota perairan yang diamati meliputi nekton (ikan air tawar). Berdasarkan
informasi dari masyarakat setempat bahwa jenis ikan yang ada dalam sungai
Konawe yaitu ikan mas, mujair, gabus dan belut.
45
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN TAMBANG
Dalam wilayah IUP PT. Nur Asmah Sultra batuan Tanah Urug banyak
tersebar dengan ketebalan yang tersingkap bervariasi antara 1,5–2,5 m, Tanah
Urug ini secara fisik berwarna kuning ke merah-merahan hingga merah-
kecoklatan. Luas penyebarannya diperkirakan sekitar 100 Ha atau cadangannya
belum diketahui secara pasti, tetapi kalua dilihat dari pola penyebaran dari arah
perlapisan dan keterdapatannya, menunjukkan bahwa penyebaran Tanah Urug
46
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
di daerah ini tidak kontinyu, artinya penyebarannya tidak menerus, suatu ketika
menghilang dan muncul lagi di tempat lain.
47
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
48
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
49
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
50
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Dump truck sebagai alat angkut akan mengangkut tanah penutup dari
daerah penambangan menuju lokasi penimbunan sementara (disposal area)
yang telah direncanakan di daerah dengan morfologi lembah atau datar yang
ada di lokasi terdekat. Timbunan tanah penutup ini akan diatur secara
berjenjang dengan menggunakan dozer shovel dan selanjutnya akan ditutup
dengan lapisan tanah subur (top soil) untuk persiapan proses penanaman bibit
pohon (revegetasi). Kemajuan tambang dimulai dari pit 1, pada tahun
pertama kegiatan produksi, pemindahan tanah akan diarahkan ke waste
dump area, sedangkan setelah tahun pertama kegiatan produksi, pemindahan
tanah akan dilakukan secara backfilling ke bekas tambang block yang telah
selesai ditambang.
51
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
52
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
53
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
487.905 m3 per tahun. Hal ini diperoleh karena adanya batasan kapasitas dan
waktu yang dibutuhkan untuk dapat mengangkut material Tanah Urug dari pit
PT. Nur Asmah Sultra menuju pembongkaran utama.
54
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Shift/hari 2 Shiftman
Jam/'shift 10 jam/shift
Kehilangan jam
kerja/hari(pergantian Shift, 2 jam/hari
dll)
Efisiensi waktu 90 %
III.2.3 Peralatan
Metode penambangan yang diterapkan dalam operasi penambanganTanah
Urug pada PT. Nur Asmah Sultra adalah open pit mining. Untuk menentukan jenis
peralatan yang digunakan dalam metode ini, maka perlu dikaji terlebih dahulu
jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam operasi penambangan tersebut.
Dengan gambaran jenis kegiatan yang jelas, maka penentuan spesifikasi
peralatan yang digunakan lebih mudah dilakukan. Hasil dari pemilihan jenis
peralatan yang akan digunakan dalam operasi penambangan Tanah Urug dapat
dilihat padaTabel 3.2.
a) Excavator
Fungsi utamanya sering disebut alat gali muat. Pada operasi penambangan
akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
55
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan di atas didukung oleh:
b) Dump Truck
Alat ini berdasarkan fungsi utamanya sering disebut truk jungkit dan
padaoperasi penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas
sebagai berikut:
Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan di atas didukung oleh:
56
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
c) Bulldozer
Alat ini fungsi utamanya adalah alat gali, dorong dan gusur. Pada operasi
penambangan digunakan untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
57
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Jenis atau tipe bulldozer yang akan digunakan adalah D 85 ESS yang dapat
melakukan pekerjaan seperti:
1. Melakukan pemuatan tanah penutup ke atas bucket, dump truck dan atau ke
atas timbunan tanah penutup di waste dump area
2. Mengatur bentuk geometri lereng timbunan tanah penutup
d) Wheel Loader
Alat ini fungsi utamanya adalah alat muat. Akan tetapi dapat berfungsi pula
sebagai alat dorong dan pada operasi penambangan akandi gunakan untuk
melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan di atas di dukung oleh:
Alat utama yang dipakai untuk mengirim material Tanah Urug adalah
loading dan hauling yang terdiri dari bulldozer dengan kapasitas bilah 8,43 m³.
58
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Sedangkan wheel loader yang memiliki kapasitas bucket 3,3-4 m berfungsi untuk
memuat dan mengangkut material Tanah Urug dari screening station portable ke
temporary stockpile. Adapun excavator yang memiliki kapasitas bucket 1 m3
digunakan untuk memuat material dari stockpile ke dalam truck dan
memindahkan material dari stockyard ke dalam barge. Dump truck yang
digunakan memiliki kapasitas maksimum 25 ton.
59
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Desain dan fungsi ruang yang direncanakan dalam bangunan kantor dibuat
sedemikian rupa sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi diatas dapat
berlangsung dengan sebaik-baiknya. Kantor tambang berlokasi di dekat Unit
Pengolahan Tanah Urug. Kontruksi bangunan kantor ini dari kayu dengan atap
asbes, dengan fasilitas antara lain:
60
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
3. Fasilitas Bengkel
b) Bengkel Kendaraan.
61
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
c) Gudang Tambang
62
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
63
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
64
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
air untuk keperluan penyiraman. Luas rencana aral persemaian disiapkan sekitar
1 Ha.
Mengigat air buangan tambang dan limpasan dari timbunan tanah pucuk
serta timbunan tanah penutup (waste dump/top soil area) diperkirakan
mengandung padatan tersuspensi yang cukup tinggi maka untuk megantisipasi
hal tersebut akan disiapkan sistem pengirisan tambang dalam bentuk kolam
pengendap (settling pond) sebelum dialirkan ke badan air terdekat. Lokasi dan
kapaitas kolam pengendap ini disesuaikan dengan curah hujan, daerah
tangkapan hujan area projek, volume bukaan tambang dan timbunan tanah
pucuk / penutup serta daerah lembah/cekungan.
Sistem penirisan tambang dengan kolam pengendap ini juga diperlukan
agar pada musim hujan tidak terjadi genagan air di lokasi kegiatan yang dapat
menurunkan tingkat produktifitas tambang.
65
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
BAB IV
RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG
Operasi penambangan diarea tambang PT. Nur Asmah Sultra dimulai tahun
2021 dan direncanakan berakir tahun 2025.
IV.3. Morfologi
Sistem penambangan Tanah Urug yang akan digunakan oleh PT. Nur Asmah
Sultra adalah open cast. Pada dinding tambang akan membentuk morfometri
berjenjang. Didasarkan pada kajian geoteknik, batas maksimum dimensi lereng
66
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
67
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
IV.5.1. Flora
Dampak akibat adanya penambangan Tanah Urug dan penimbunan
material (tanah pucuk dan overburden) akan menyebabkan kerusakan vegetasi
dan berkurangnya habitat tumbuhan.Dampak berkurangnya habitat tumbuhan
dan adanya kerusakan vegetasi dapat menimbulkan dampak sekunder berupa
perubahan fungsi hutan karena terjadinya kenaikan air limpasan permukaan
(runoff) dan meningkatnya erosi tanah. Penambangan Tanah Urug dan
penimbunan serta pembuatan sarana dan prasarana tambang akan
mengakibatkan hilangnya jenis tumbuhan pada kawasan hutan yang rusak dan
mengakibatkan menurunnya nilai indeks keanekaragaman vegetasi tersebut.
IV.5.2. Fauna
Kegiatan pada tahap operasi produksi diperkirakan akan menimbulkan
dampak terhadap komponen fauna adalah kegiatan pembersihan lahan
(landclearing). Kegiatan ini berupa penebangan dan pembersihan lahan, baik
kategori pohon, tiang maupun pancang sehingga lahan bersih dari vegetasi dan
tanah siap dikupas. Pembersihan lahan diperkirakan akan menimbulkan dampak
terhadap fauna berupa hilangnya habitat (tempat hidup) fauna terrestrial (darat)
yaitu dari kelas mamalian,aves,reptilian dan amphibian. Kehilangan habitat
68
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
i. Penduduk
69
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
70
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Dari tabel berikut dapat dilihat bahwa proporsi jumlah penduduk antara
37,17% penduduk usia 0–14 tahun dan 5,78% penduduk usia antara 55
ii. Ketenagakerjaan
Tabel 3.6).
1 Pertanian 43.009 71
71
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
5 Bangunan 1.069 1.
6 Perdagangan 6.747 9
8 Keuangan 105 1
9 Jasa-jasa 4.679 11
b) Pendidikan
Berdasarkan data dari Kabupaten Konawe Dalam Angka 2018, pada tahun 2017
jumlah Sekolah Taman Kanak- Kanak (TK) di Kabupaten Konawe berjumlah 125
unit dengan jumlah guru 370 orang dan murid berjumlah 4368 orang, jumlah
Sekolah Dasar di Kabupaten Konawe mencapai 111 unit. Guru yang mengajar
berjumah 1055 orang, murid yang terdaftar berjumlah 17513 orang. Pada tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten KONAWE terdapat 34 unit
dengan jumlah guru sebanyak 425, serta jumlah murid 6150 orang. Oleh karena
itu untuk menyukseskan program Wajib Belajar 9 tahun maka penyediaan
fasilitas pendidikan khususnya SMP perlu menjadi perhatian yang serius dari
72
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
pemerintah, sehingga fasilitas tersebut dapat diakses oleh sebagian besar anak
usia sekolah yang melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
Pembangunan pendidikan Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten
Konawe juga belum menjangkau disemua desa. Sekolah Menengah Atas (SMA)
yang terdapat di Kabupaten Konawe adalah hanya 8 unit dengan jumlah guru
214 orang dan jumlah murid sebanyak 5627 orang,dan Sekolah Menengah
Kejuruan tettdapar 6 unit, dengan jumlah guru 166 dan jumlah siswa 2008 orang.
d) Agama
73
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
a) Pertanian
Pada tahun 2016 Produksi padi tercatat sebanyak 342,38 ton ini menurun
di bandingkan dangan tahun sebelumnya yaitu sebesar 538,7 ton. Sedangkan
untuk Produksi tanaman palawija (jagung,ubi jalar,dan singkong) pada tahun
2016, Produksi jagung sebanyak123,09 ton, ubi kayu sebanyak 68,75 ton, ubi
jalar produksinya 123,09 ton, Produksi kacang tanah pada tahun 2016
mengalami peningkatan produksi sebanyak 9,94 ton dari sebelumnya 6,94 ton.
b) Peternakan
c) Perikanan
74
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
IV.6.3. Budaya
Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, dan manusia merupakan makhluk pendukung kebudayaan.
Kebudayaan seperti didefinisikan oleh Ralp Linton merujuk kepada berbagai
aspek kehidupan yang meliputi cara-cara berperilaku, kepercayaan-kepercayaan
dan sikap-sikap, juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu
masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. Pendekatan sosial budaya sangat
penting dilakukan dalam usaha memahami rona lingkungan hidup awal pada
masyarakat di wilayah PT. Nur Asmah Sultra. Pendekatan sosial budaya akan
mengamati masalah-masalah dalam masyarakat sebagai bagian dari proses
perkembangan masyarakat serta dinamika dari proses pergeseran nilai-nilai
budaya dalam masyarakat (Kayam, 1990:2).
75
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Adat istiadat masyarakat didominasi oleh suku Pamona, Mori, Kaili, Jawa
dan Bali, serta beberapa Bugis yang masih mempunyai hubungan kekerabatan
sangat erat, di lain pihak perpaduan suku-suku tersebut di lokasi pertambangan
Tanah Urug PT. Nur Asmah Sultra. Selanjutnya tinggal menetap dan sama-sama
membangun daerah dan berinteraksi serta melakukan pembauran. Lebih dari itu,
mereka saling kerjasama, sehingga terjadi hubungan yang lebih erat dan terjadi
perkawinan silang, sehingga terbentuk beberapa keturunan campuran.
Adat istiadat mereka nampak baik berupa sikap kegotong royongan dalam
acara keagamaan, menyelesaikan pekerjaan, upacara adat perkawinan bahkan
kebiasaan dalam menghadapi peristiwa kematian. Dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari masih nampak adanya sikap keramah-tamahan yang sangat kuat.
Masing-masing komunitas masyarakat di wilayah PT. Nur Asmah Sultra , masih
tetap mempertahankan adat seperti pada kegiatan upacara perkawinan. Mereka
masih tetap mempertahankan adat tradisional berdasarkan suku masing-masing.
76
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
juga mengenal adat-adat dari suku-suku lain yang ada disekitarnya, sehingga
mereka secara tidak sadar menggabungkan beberapa adat dari suku yang ada
pada suatu kegiatan seperti acara keagamaan
Suatu sikap adalah potensi pendorong yang ada dalam jiwa individu untuk
bereaksi terhadap lingkungannya beserta segala hal yang ada di dalam
lingkungan itu berupa manusia lain, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda atau
konsep-konsep. Menurut Mattulada (1985: 47), walaupun sikap itu ada dalam
jiwa masing-masing individu dalam masyarakat dan seolah-olah bukan bagian
dari kebudayaannya, tetapi sikap itu terpengaruh oleh kebudayaan, artinya
77
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
78
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
masyarakat dirasakan masih sangat kurang. Persepsi masyarkat akan baik atau
positif terhadap kehadiran perusahan di daerah mereka, apabila pihak
pemrakarsa merespon keinginan masyarakat dalam hal peningkatan
kesejahteraan mereka, apabila pemrakarsa tidak memberikan respon baik atau
memperhatikan masyarakat sekitar kegiatan, maka hal ini akan memberikan
persepsi dan sikap yang negatif masyarakat terhadap pemrakarsa.
79
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
BAB V
HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERS)
Salah satu prinsip dan tanggung jawab sosial PT. Nur Asmah Sultra
adalah prinsip akuntabilitas dan transparan terhadap para pemangku
kepentingan. PT. Nur Asmah Sultra menyadari bahwa dalam menjalankan
aktivitas pertambangannya akan menimbulkan dampak baik bagi
80
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Reklamasi
Sosial Ekonomi
81
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
BAB VI
PROGRAM PASCATAMBANG
VI.1. Reklamasi Pada Lahan Bekas Tambang dan Lahan Di Luar Bekas Tambang
3. Jalan transportasi,
82
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
1. Backfilling.
83
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
b) Tinggi setiap teras adalah sekitar 3 – 5 meter dengan lebar bidang olah
sekitar 10 – 20 meter dan sudut kemiringan dari dinding sebesar 30 o.
c) Pembuatan saluran pembuangan air pada kaki teras, dan setiap 30 meter
dibuat saluran pembuangan air kearah bagian bawah teras. Ukuran dari
saluran ini adalah lebar atas 50 cm, kemudian lebar bagian bawah 30 cm
dan dalam 40 cm.
d) Dari kiri – kanan jalan angkut dibuat saluran drainase. Saluran drainase
pada tempat-tempat yang rawan longsor diperkuat dengan karung-karung
berisi tanah atau dibeton. Untuk kondisi yang lebih parah dilengkapi
dengan pemasangan beronjong.
84
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Penyebaran top soil/tanah pucuk dilakukan pada seluruh bidang datar di area
yang telah siap untuk ditanami setelah sebelumnya dilakukan kegiatan back
filling dan penataan permukaan tanah dengan ketebalan 30 – 50 cm.
85
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
4. Perubahan pola sistem pengaliran air permukaan dan penyaliran air hujan
86
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Sesuai dengan rencana peruntukan lahan akhir yang ada di Bab IV,
area tapak bekas tambang akan disesuaikan dengan zonasi yang telah
ditetapkan, dimana akan dibagi menjadi zonasi sebagai berikut:
1. Zona lindung
2. Zona konservasi keanekaragaman hayati
3. Zona wisata
4. Zona hutan alami
5. Zona hutan produksi
6. Pit Lake
Rencana reklamasi tapak bekas tambang pada PT. Nur Asmah Sultra
tertera pada Tabel 6.1.
2 Outpit dump 7 - 7 2
87
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Di gunakan untuk
Jalan
kepentingan produksi dan
4 0.5 - - -
pemantauan tapak bekas
tambang
tambang
Pada tapak bekas tambang tidak ada fasilitas yang berada di area bekas
tambang, sehingga tidak ada kegiatan pembongkaran di area ini.
Pada tapak bekas tambang tidak ada fasilitas yang berada di area bekas
tambang, sehingga tidak ada kegiatan reklamasi di area ini.
Bekas tambang permukaan sampai dengan akhir tahun 2025 berupa kolam
bekas tambang seluas 0.5 Ha, area pembuangan dan lahan yang belum di
reklamasi seluas 8,4 Ha akan direklamasi dengan cara:
88
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tahun
Luas Area
2021 2022 2023 2024 2025
OP 0 0 0 0 0
Reklamasi
IP 1.7 3.7 1 0.2 1.8
Total Reklamasi 1.7 3.7 1 0.2 1.8
Keterangan :
OP = Out Pit
IP= In Pit
Tahun 2021
Pada tahun ini rencana reklamasi lahan pada area bekas tambang seluas 1.7 Ha
awal dari bukaan tahun pertama.
Tahun 2022
Pada tahun ini direncanakan reklamasi lahan seluas 3,7 Ha yang dilakukan pada
area pembuangan. Urutan pekerjaan reklamasi:
89
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk kompos, diberikan pada waktu
penanaman, dengan dosis 0,25 kg per lubang. Kebutuhan pupuk dasar untuk
reklamasi pada tahun ini adalah 381 kg.
90
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tahun 2023
Pada tahun ini direncanakan reklamasi lahan seluas 1 Ha yang dilakukan pada
area pembuangan (dumping area) dan Inpit. Urutan pekerjaan reklamasi:
91
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk kompos, diberikan pada waktu
penanaman, dengan dosis 0,25 kg per lubang. Kebutuhan pupuk dasar untuk
reklamasi pada tahun ini adalah 381 kg.
Gambar 6.5 Potensi Tanaman untuk Penguat Teras dan Saluran-saluran Air
92
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tahun 2024
Pada tahun ini direncanakan reklamasi lahan seluas 0,2 Ha yang dilakukan pada
area pembuangan (dumping area) pit area jadi total area yang akan di reklamasi.
Urutan pekerjaan reklamasi:
Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk kompos, diberikan pada waktu
penanaman, dengan dosis 0,25 kg per lubang. Kebutuhan pupuk dasar untuk
reklamasi pada tahun ini adalah 344 kg.
93
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Gambar 6.6 Potensi Tanaman penutup tanah tinggi atau tanaman pelindung
Tahun 2025
Pada tahun ini direncanakan reklamasi lahan seluas 1,8 Ha yang dilakukan di
lokasi In PiT Dumping area. Urutan pekerjaan reklamasi:
94
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk kompos, diberikan pada waktu
penanaman, dengan dosis 0,25 kg per lubang. Kebutuhan pupuk dasar untuk
reklamasi pada tahun ini adalah 753 kg.
Pada tahun ini (2025) ditanam tanaman pioneer dengan jarak tanam 4 x 4
m, tanaman keras jenis pioneer. Tanaman pioneer yang merupakan tanaman
fast growing dan leguminoceae seperti angsana, gmelina, gamal, sengon
buto, johar, ketapang, lamtoro, ditanam di tahun I dengan tujuan menaungi
tanaman pokok yang akan ditanam pada tahun berikutnya ketika intensitas
cahaya yang ada di bawah tegakan awal ± 50%. Kebutuhan bibit untuk
penanaman tanaman pioneer adalah 813 batang. Jika kondisi tegakan cukup
rapat, maka dapat dilakukan penjarangan cabang untuk membuka cahaya
masuk ke bawah untuk menyinari tanaman inti.
95
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Gambar 6.7.Potensi Tanaman Pelindung Jurang, Tebing atau untuk Perhutanan Kembali
Tabel 6.4 Rencana Pemanfaatan Fasilitas Penunjang PT. Nur Asmah Sultra
Luas
No Fasilitas Rencana Pemanfaatan
(Ha)
1 Masjid Diserahkan ke masyarakat 0,1
2 Gereja Diserahkan ke masyarakat 0,1
3 Aula Diserahkan ke masyarakat 0,1
4 Office A Diserahkan ke masyarakat 0,2
6 Koperasi Diserahkan ke Pemerintah 0,1
7 Kantin Diserahkan ke Pemerintah 1
8 Klinik Diserahkan ke Pemerintah
96
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Luas
No Fasilitas Rencana Pemanfaatan
(Ha)
9 Gudang Diserahkan ke Pemerintah 0,1
10 BTS Di reklamasi
11 Fasilitas Pembibitan (nursery) Diserahkan ke Pemerintah 1,2
12 Workshop Area Di reklamasi
13 Tyre shop Diserahkan ke Pemerintah
14 Genset Direklamasi
15 Ware house yard Direklamasi
16 Ware house office Direklamasi
17 Main Workshop Direklamasi
18 Parking area unit Diserahkan ke pemerintah 1,2
19 Washing Unit Direklamasi
20 Sedimen Pond Direklamasi
21 Oil Trap Direklamasi
22 Besi bekas Kolam Ikan 2
23 TPS Limbah B3 Direklamasi
24 Mess Area Direklamasi
25 Hauling road area Diserahkan ke pemerintah 1,5
97
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Menimbun lokasi dengan top soil yang berasal dari penumpukan top soil
setebal 75 cm di lokasi dengan memperhatikan drainase sesuaiu rencana
peruntukan.
98
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Penanganan sisa bahan bakar minyak, pelumas dan bahan kimia dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindari tumpahan yang bisa mengakibatkan
pencemaran lingkungan, baik dalam penanganan maupun proses demobilisasi.
Usaha yang dilakukan adalah:
Mengemas sisa bahan bakar, pelumas, dan bahan kimia sesuai standart
keselamatan
Menyerahkan sisa bahan bakar kepada pengumpul limbah yang memiliki
ijin pengumpul limbah.
99
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
100
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Akhir
Luas
No Fasilitas Kegiatan Pemeliharaan dan perawatan Peri kegi
bukaan(Ha)
ode ata
n
Settling Pemeliharaan terhadap daerah Jika Tahun ke
1 0.5
Pond tangkapan hujan (dumping area dan PIT) diperlukan 15
6 bulan Tahun ke
Pemeliharaan dan perawatan tanaman*)
Outpit sekali 13
2 0.5
dump pemeliharaan dan perawatan fasilitas Jika Tahun ke
drainase diperlukan 13
6 bulan Tahun ke
Pemeliharaan dan perawatan tanaman*)
sekali 13
3 PIT 8,4
pemeliharaan dan perawatan fasilitas Jika Tahun ke
drainase diperlukan 13
Jalan Jika Tahun ke
4 0,5 Perbaikan
tambang diperlukan 13
*)
Pemeliharaan Tanaman meliputi:
Pemupukan, dilakukan terhadap tanaman baik tanaman pioner maupun sisipan 6 bulan sekali dengan pupuk
NPK dengan cara penebaran.
Pembersihan tanaman merambat dari tanaman tegakan agar pertumbuhan menjadi optimal
Penyulamantanaman (menanam kembali pohon yang mati)
101
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
BAB VII
PEMANTAUAN
102
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
c. Metode pemantauan
d. Lokasi Pemantauan
e. Periode pemantauan
f. Institusi pemantauan
Pelaksana : Bagian Lingkungan & Geology and Mine Development PT. Nur
Asmah Sultra
Pengawas :
Dinas ESDM Prov. Sulawesi Tenggara
Dinas Lingkungan Hidup Kab. KONAWE
Dinas Kehutanan Kab. KONAWE
103
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
104
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
c) Metode pemantauan
Pengumpulan data dilaksanakan secara langsung dengan cara
pengambilan sampel air dengan menggunakan botol sampel kemudian
dibawa ke laboratorium yang terakreditasi.
d) Lokasi pemantauan
Titik-titik pemantauan kualitas air permukaan dilakukan pada seluruh
area bekas tapak tambang dimana air dari area-area bekas tambang
memasuki badan perairan lokal, kolam bekas tambang (water body) dan
area sarana-prasarana tambang.
e) Jangka waktu dan frekuensi pemantauan
Pemantauan terhadap paremeter kualitas air dilakukan selama kegiatan
reklamasi lahan dan 3 tahun setelah penutupan tambang dengan
frekuensi 6 (enam) bulan sekali untuk perairan umum dan titik pentaatan
setiap 1 bulan sekali. Untuk parameter pH dilakukan pengukuran setiap
hari (KepMen LH No. 113/2003).
f) Institusi pemantauan
Pengawas :
105
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
a) Dipantau
Dampak penting yang dipantau meliputi dampak perubahan kuantitas
dan kualitas air tanah yang diakibatkan oleh hilangnya lapisan aquifer
pada saat kegiatan pengupasan dan penimbunan material penutup.
Hal ini akan menyebabkan kelangkaan air tanah pada sistem pengairan
ke bagian hilir dari area penambangan. Kuantitas dan kualitas air yang
terpengaruh meliputi beberapa parameter seperti kesediaan air per
satuan waktu, BOD, COD, zat padat tersuspensi, kekeruhan dan warna,
Fe terlarut, Sulfat dan Oksigen terlarut.
106
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
f) Institusi pemantau
Pengawas :
Pelaporan:
107
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
c) Lokasi pemantauan
e) Institusi Pemantau
Pelaksana : Bagian Lingkungan PT. Nur Asmah Sultra
Pengawas :
Dinas ESDM Prov. Sulawesi Tenggara
Dinas Lingkungan Hidup Kab. KONAWE
Dinas Kehutanan Kab. KONAWE
Dinas PU Kab KONAWE
Pelaporan:
Dinas ESDM Prov. Sulawesi Tenggara
Dinas Lingkungan Hidup Kab. KONAWE
Dinas Kehutanan Kab. KONAWE
Dinas PU Kab KONAWE
108
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
109
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
110
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Pengawas :
Dinas ESDM Prov. Sulawesi Tenggara
Dinas Lingkungan Hidup Kab. KONAWE
Dinas Kehutanan Kab. KONAWE
Dinas PU Kab KONAWE
Pelaporan:
Dinas ESDM Prov. Sulawesi Tenggara
Dinas Lingkungan Hidup Kab. KONAWE
Dinas Kehutanan Kab. KONAWE
Dinas PU Kab KONAWE
111
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
112
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Metode Pemantauan:
BAB VIII
ORGANISASI
VIII.1. Organisasi
113
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
114
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
115
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Presiden Direktur
PT. Multi Dinar Karya
Ketua KKTPT
PT. Multi Dinar Karya
KTT
KTT
MOM
MOM
(Mine Operation Manager)
(Mine Operation Manager)
Perencanaan Operasional Lingkungan
Lingkungan Kontraktor
Kontraktor
Perencanaan Operasional Tambang
Tambang
Tambang Tambang
Tambang Tambang dan
dan
K3
K3
Tataguna
Tataguna Lahan,
Lahan, Aset
Aset &
&
Sosial
Sosial Administrasi
Administrasi
& Pengembangan
& Pengembangan
Masyarakat
Masyarakat
116
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tambang
Koordinator Lingkungan : Environment Dept. Head
Tambang
Koordinator Keselamatan dan : Safety & Health Dept. Head
Kesehatan
Koordinator Tata Guna Lahan, : Community Development Manager
Sosial & dan Pengembangan
Masyarakat
Koordinator Aset : Finance Accounting and IT Manager
Koordinator Administrasi & Aset : Administration Dept. Head
Kontraktor : Project Manager Kontraktor
Sekretariat Komite : Mine Closure & Environment Sr. Eng.
117
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
pekerjaan yang memang sifatnya terus menerus dan tidak selesai dalam
jangka waktu tertentu.
VIII.1.2. Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap
Klasifikasi tenaga kerja yang ada, dibedakan atas dasar tugas dan
tanggung jawab masing-masing dalam struktur organisasi penutupan
tambang PT. Nur Asmah Sultra .
118
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
119
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
120
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
121
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
1. Internal equity yaitu jika dipandang dari nilai relatif setiap jabatan terhadap
suatu organisasi perusahaan, apakah ada keadilan pada tingkat
pembayarannya,
122
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
2. Eksternal equity yaitu apakah gaji atau upah yang dibayarkan oleh suatu
organisasi perusahaan adil jika dibandingkan dengan tingkat upah yang
dibayarkan oleh organisasi perusahaan sejenis dan
3. Individual equity yaitu apakah imbalan yang diterima oleh seorang pegawai/
karyawan adil jika dibandingkan dengan imbalan yang diterima oleh
pegawai/ karyawan lain yang mengerjakan pekerjaan yang sama atau
sejenis.
1. Sistem ini harus tanggap terhadap situasi (sistem harus sesuai dengan
lingkungan dan mempertimbangkan tujuan, sumberdaya manusia dan
struktur organisasi perusahaan) dan
Gaji dan upah merupakan bagian dari pengelolaan yang kompleks untuk
mempertahankan hubungan kerja antara perusahaan dengan
pegawai/karyawan.
Gaji dan upah adalah program kompensasi yang mengaitkan antara bayaran
dengan produktivitas. Tujuan mendasar dari semua program insentif adalah
untuk meningkatkan produktivitas dari pegawai/karyawan guna mencapai suatu
keunggulan yang kompetititf. Program insentif individu meliputi piece-rate,
incentive, komisi, bonus, bayaran berdasarkan keahlian, merit pay. Sedangkan
program insentif kelompok terdiri atas pembagian keuntungan, program
kepemilikan saham dan lain-lain.
123
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
124
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
125
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
IX.1.Reklamasi
Lahan bekas tambang yang akan menjadi perhatian PT. Nur Asmah Sultra dalam
periode pascatambang yaitu lereng (highwall dan lowwall), lahan penimbunan
batuan samping, lahan bekas jalan tambang yang tidak terpakai, area fasilitas
penunjang, area pitlake (void) dan area penyangga tambang dengan lingkungan
sekitar.
Dalam kegiatan pengelolaan kualitas air bekas tambang, PT. Nur Asmah
Sultra melakukan objek pemantauan padaair limbah kegiatan penambangan. PT.
126
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Nur Asmah Sultra mengacu pada Peraturan Pemerintah ESDM No 7 tahun 2014
tentang reklamasi dan Pascatambang untuk mendapatkan parameter-parameter
keberhasilan kegiatan pascatambang untuk air bekas tambang.
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
Terkait dengan aspek sosial dan ekonomi, program pascatambang PT. Nur
Asmah Sultra mencakup kegiatan terkait dengan penanganan karyawan dan
masyarakat sekitar. Karyawan akan mendapat penanganan pemutusan
hubungan kerja yang memadai sesuai dengan aturan hubungan kerja yang
berlaku dan bimbingan dan bantuan pengalihan pekerjaan untuk menghadapi
masa pascatambang PT. Nur Asmah Sultra . Sedangkan untuk masyarakat sekitar,
127
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
128
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
bekas kegiatan
eksplorasi Bekas sumur uji Sesuai dengan rencana
Tanaman penutup
a
(Cover Crop)
Penanaman
Tanaman cepat Sesuai dengan rencana
b
tumbuh
c tanaman lokal
129
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Pertumbuhan tanaman
Tanaman penutup
a
(Cover Crop)
Tanaman cepat Baik (Rasio tumbuh >80%)
b Sedang (Rasio tumbuh 60% - 80%)
tumbuh
c tanaman lokal
Penyelesaian Akhir
Pemeliharaan
130
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tanaman penutup
a
(Cover Crop)
Tanaman cepat
b Sesuai dengan rencana
tumbuh
c tanaman lokal
Pertumbuhan tanaman
Tanaman penutup
a
(Cover Crop)
Tanaman cepat Baik (Rasio tumbuh >80%)
b
tumbuh Sedang (Rasio tumbuh 60% - 80%)
c tanaman lokal
Bangunan
b Tidak terjadi alur - alur erosi
Pengendali Erosi
Kolam Pengendap Kualitas air keluaran memenuhi
c
Sedimen ketentuan Baku Mutu Lingkungan
Penyelesaian Akhir
Pemeliharaan
131
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Fisik
1 pH KCl 1M (1:2.5)
I. Pasir
132
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
1 1-2 mm
2 0.5-1 mm
3 0.2-0.5 mm
4 0.1-0.2 mm
5 50 µm-0.1 mm
II. Lanau
1 20 - 50 µm
2 5 - 20 µm
3 2 - 5µm
III. Lempung
1 0.2 - 2 µm
2 < 0.2 µm
a. Unsur Hara Makro - Unsur hara makro adalah unsur-unsur hara yang
dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar.Yang diklasifikasikan
sebagai unsur hara makro adalah Nitrogen (N), Fosfor atau Phosphor (P),
Kalium (K), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca) dan Belerang atau Sulfur (S)
b. Unsur Hara Mikro - Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam
jumlah sedikit. Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil, tetapi amat
penting untuk menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Unsur
– unsur hara mikro diantaranya adalah: Boron (B), Tembaga (Cu), Zinc (Zn),
133
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Ferro (Fe), Molibdenum (Mo), Mangan (Mn), Khlor (Cl), Natrium (Na), Cobalt
(Co), Silicone (Si), dan Tanah Urug (Ni).
c. Tanah Asam – Ciri umum tanah asam adalah nilai pH tanah rata-rata kurang
dari 4,0 dan tingginya kandungan unsur aluminium.
Masalah tanah asam sangat kompleks, mulai dari kandungan hara hingga
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Masalah yang umumnya terjadi pada
tanah asam antara lain:
6)Keracunan unsur mikro yang memiliki kelarutan yang tinggi pada tanah
asam
134
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tabel 9.4 Contoh Syarat Khusus Mutu Beberapa Jenis Bibit Tanaman Hutan
Jenis Bibit Kriteria Kondisi
Kekompakan Media Utuh
Tinggi >30 cm
Akasia Diameter >3 mm
Nilai Kekokohan Bibit 7 – 12
Warna Daun Hijau
Kekompakan Media Utuh
Tinggi >30 cm
Ampupu Diameter >3 mm
Nilai Kekokohan Bibit 9 – 13
Warna Daun Hijau
Kekompakan Media Utuh
Tinggi >40 cm
Gmelina Diameter >4 mm
Nilai Kekokohan Bibit 9 – 11
Warna Daun Hijau
Kekompakan Media Utuh
Tinggi 36 - 45 cm
Sengon Diameter 4 - 7 mm
Nilai Kekokohan Bibit 5.1 - 9
Warna Daun Hijau
Meranti Kekompakan Media Utuh
Tinggi 50 - 65 cm
Diameter 5 - 8 mm
Nilai Kekokohan Bibit 6.3 – 10.8
135
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
136
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
matahari. Untuk jenis cepat tumbuh daya saing dengan gulma didapatkan dalam
usia 2–3 tahun sedangkan untuk jenis yang lambat tumbuh dicapai pada umur 3-
4 tahun.
Pola pemupukan yang diterapkan pada lahan kritis bekas tambang adalah
pada umur tanaman 1 Bulan: 3 Bulan: 3 Bulan: 6 Bulan dan dilanjutkan setiap 6
Bulan hingga tahun kedua. Dosis pupuk yang digunakan tergantung dari jenis
pupuk.
137
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
dimiliki oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) atau data
yang diambil dari stasiun cuaca lokal didaerah tersebut.
138
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
BAB X
RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
139
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
140
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Dengan mengacu strategi yang disebutkan di atas, maka alokasi dana untuk
kegiatan pengembangan masyarakat tidak lagi mengikuti pola yang ada saat
masa operasi namun kegiatan pengembangan masyarakat akan dilakukan
melalui keterlibatan masyarakat dalam berbagai program pasca tambang. Biaya
yang dialokasikan untuk kegiatan sosial dan ekonomi pada masa pascatambang
adalah sebesar Rp 86.500.000,00
4) Pemeliharaan
141
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
5) Pemantauan
Selain biaya langsung, berdasarkan Permen ESDM No. 7 tahun 2014 perlu
dihitung biaya tidak langsung. Dalam menghitung masing-masing biaya tidak
langsung, basis yang digunakan adalah berdasarkan persentase dari jumlah biaya
langsung. Pengambilan besaran persentase adalah tingkat moderate dari
jangkauan (range) yang disarankan berdasarkan Permen 7 Tahun 2014. Pada
perhitungan biaya pascatambang PT. Nur Asmah Sultra , direncanakan biaya
mobilisasi and demobilisasi sebesar 2,5% dari biaya langsung, biaya perencanaan
reklamasi sebesar 10%, biaya administrasi dan keuntungan kontraktor sebesar
10% dan biaya supervisi sebesar 2% dari biaya langsung.
142
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Beberapa rincian biaya tidak langsung pascatambang PT. Nur Asmah Sultra
meliputi yaitu:
1. Biaya mobilisasi dan demobilisasi peralatan reklamasi.
2. Biaya perencanaan reklamasi.
3. Biaya administrasi dan keutungan kontraktor.
4. Biaya supervisi.
143
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
Tabel 10.1 Rencana Biaya Kegiatan Pascatambang PT. Nur Asmah Sultra
1 Biaya Langsung
a. Tapak Bekas Tambang
1) Pembongkaran Fasilitas Tambang 1 12.500.000,00
2) Reklamasi lahan bekas fasilitas tambang (ha) 1,3 15.600.000,00
3) Pembongkaran dan reklamasi Jalan Tambang 0,5 2.500.000,00
4) Reklamasi Tambang Permukaan (pit, waste dump) (ha) 8,4 174.720.046
5) Reklamasi lahan bekas kolam pengendap (ha) 0,5 2.579.225,50
b. Fasilitas Pengolahan dan atau pemurnian
1) Pembongkaran fasilitas pengolahan dan pemurnian -
2) Reklamasi lahan bekas fasilitas pengolahan dan pemurnian (ha) - -
5) Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia,
minyak dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta Limbah B3 -
c. Fasilitas Penunjang
1) Reklamasi lahan bekas landfill (ha) −
2) Pembongkaran sisa bangunan, transrnlsi Iistrik, pipa, pelabuhan -
(udara dan air), dan fasilitas lainnya
3) Reklamasi lahan bekas bangunan, transmisi listrik, pipa, (ha) - -
pelabuhan (udara dan air), dan fasilitas lainnya
4) Pembongkaran peralatan, mesin, tangki BBM dan pelumas -
144
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
145
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
146
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
BAB XI
PENUTUP
147
PT. NUR ASMAH SULTRA
Dokumen Rencana Pascatambang
LAMPIRAN