Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN RENCANA PEMBANGUNAN

SARANA PRASARANA KEGIATAN


OPERASI PRODUKSI

PT PUTRA LABUAN SULAWESI

2018
KATA PENGANTAR

PT. Putra Labuan Sulawesi d/h CV. Putra Labuan selanjutnya disebut Perusahaan,
yang ditingkatkan sesuai Akta Pendirian Perusahaan nomor 18, tanggal 03 Juni 2017 dibuat
oleh Siane Lamasigi, SH.M.Kn Notaris Publik di Palu dengan peningkatan Anggaran Dasar
Perseroan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam
Surat Keputusan No. AHU-0073101.AH.01.11. Tahun 2017 tanggal 07 Juni 2017 tentang
Pengesahan Badan Hukum Perseroan.

Perusahaan bergerak di bidang usaha penambangan pasir batu (sirtu) di wilayah Desa
Labuan Toposo, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah adalah
memenuhi himbauan pemerintah untuk memaksimalkan penggunaan pasir batu (sirtu), dan
juga untuk menangkap potensi bisnis di bidang konstruksi.

Untuk melengkapi persyaratan permohonan IUP Eksplorasi-Produksi, Perusahaan telah


melakukan studi kelayakan, dan sebagai bagian dari studi kelayakan adalah pembangunan
saran dan prasarana operasi-produksi. Sebagaimana peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dokumen ini, untuk memenuhi persyaratan pengajuan IUP Operasi Produksi.

Akhirnya Manajemen Perusahaan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu, sehingga tersusunnya dokumen ini.

Labuan, 16 April 2018

Singgih Budihartono,Ak.,M.Si
Direktur Utama

Halaman i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Lokasi dan Luas Wilayah Ijin Usaha Pertambangan..................................................................2
1.3. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat..............................................4
BAB II RENCANA PENAMBANGAN............................................................................................................5
2.1. Jumlah Cadangan Sumber Daya....................................................................................5
2.2. Klasifikasi dan Jumlah Sumberdaya/Cadangan............................................................7
2.2.1. Cadangan Terkira (Probable Reserve)...............................................................7
2.2.2. Cadangan Terbukti (Proved Reserve)................................................................8
2.3. Rencana Penambangan..................................................................................................9
2.3.1. Tahap Kegiatan Penambangan.......................................................................10
2.3.2. Pembersihan Tempat Kerja (Land Clearing).................................................10
2.3.3. Pengupasan Tanah Penutup (Overburden Removal)......................................11
2.4. Rencana Produksi........................................................................................................13
2.5. Peralatan Penambangan...............................................................................................13
a. Peralatan Utama...............................................................................................13
b. Peralatan di Stock Pile (Lokasi Pemurnian)....................................................14
c. Peralatan Pendukung.......................................................................................15
d. Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang...............................................15
BAB III RENCANA PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA..............................................................17
3.1. Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana dan prasarana.................................................17
3.1.1. Rehabilitas Jalan Tambang..............................................................................17
3.1.2. Pembebasan lahan di stock pile dan pemadatan serta perkerasan lahan di stock
pile....................................................................................................................17
3.1.3. Rehabilitasi Pada Area Produksi (Washing Plant)..........................................17
3.1.4. Rehabilitasi Pada Area Dermaga (Jetty)..........................................................17
3.2. Operasional Sarana Penunjang....................................................................................18
BAB IV KESIMPULAN..............................................................................................................................22
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Koordinat IUP Perusahaan...........................................................................................2
Tabel 2.1 Sumber Daya Pasir Batu (SIRTU), Daerah IUP Perusahaan.......................................6
Tabel 2.2 Data Hasil Lapangan, Daerah IUP...............................................................................8
Tabel 2.3. Jumlah peralatan penambangan.................................................................................14
Table 2.4. Tipe Kapasitas Peralatan...........................................................................................14
Tabel 2.5. Jadwal Rencana Penambangan Pasir Batu (sirtu).....................................................16
Tabel 3.1. Rencana Rehabilitasi dan Konstruksi Fasilitas Tambang dan Produksi...................18
Tabel 3.2. Pembangunan Sarana Utilitas Energi dan Air...........................................................20
Tabel 3.3. Rencana Pembangunan Sarana dan Prasarana Utilitas - Mekanik............................20
Tabel 3.4. Rehabilitasi Prasarana Tangki Penyimpan Bahan Bakar Minyak (BBM)................21
Tabel 3.5. Pembangunan Prasarana Mess Karyawan (2 unit)....................................................21

Daftar Gambar
Gambar 1.1. Peta Rencana Tambang Daerah...............................................................................4
Gambar 2.1 Peta Sayatan Sumber Daya Daerah IUP Perusahaan................................................5
Gambar 2.2. Peta Rencana Tambang Daerah.............................................................................10
Gambar 2.3 Peralatan utama yang digunakan untuk operasi penambangan..............................14
Gambar 2.4. Peralatan di Stock Pile...........................................................................................15

Halaman iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT Putra Labuan Sulawesi d/h CV Putra Labuan, didirikan berdasarkan Akta

Notaris Siane Mormin Lamasigi, SH.M.Kn. Notaris Publik di Palu dengan Akta Pendirian

Nomor: 18 pada tanggal 3 Juni 2017, dan peningkatan Anggaran Dasar Perseroan disetujui

oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan

No. AHU-0073101.AH.01.11. Tahun 2017 tanggal 07 Juni 2017 tentang Pengesahan

Badan Hukum Perseroan.

Perusahaan telah memiliki Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi di

Desa Labuan Toposo, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi

Tengah atas nama CV Putra Labuan dengan landasan perijinan adalah Surat Keputusan

Bupati Donggala Nomor: 188.45/0391/DESDM/2011 tanggal 14 November 2011 Tentang

IUP Operasi Produksi Bahan Galian Batuan (Pasir, Batu, dan Kerikil).

Pada tahun 2014, CV Putra Labuan dijual oleh Pemiliknya Bapak Burhanudin Yado

berikut asset dan perijinan yang dimiliki berdasarkan Akta Notaris Siane Lamasigi,

SH.M.Kn Notaris Publik di Palu dengan Akta Nomor : 03 Tanggal 14 Maret 2014 yang

diikuti dengan akta-akta pendukung lainnya dalam kaitannya pengalihan kepemilikan dan

kepengurusan.

Hingga saat ini sudah Perusahaan telah melakukan beberapa kegiatan eksplorasi

untuk mengidentifikasi potensi sebaran pasir batu (sirtu), dan akhirnya bisa dilakukan

Studi Kelayakan secara ekonomis.

Halaman 1
Pada Nopember 2016, Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi CV Putra

Labuan berakhir. Adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, diantaranya berisi

tentang pengalihan kewenangan bidang Energi Sumber Daya Mineral, perijinan yang

sebelumnya di Kabupaten Donggala dialihkan ke Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi

Tengah. Manajemen mengajukan permohonan ke Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah,

dan pada akhirnya Perusahaan mendapatkan WIUP berdasarkan Surat Persetujuan

Pemberian WIUP Batuan Nomor: 540/060/WIUP/DPMPTSP/2018 Tanggal 05 Februari

2018; dan Persetujuan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ekplorasi berdasarkan Surat

Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor: 540/131/IUP-E/DPMPTSP/2018 Tanggal

22 Februari 2018.

Selanjutnya untuk melengkapi permohonan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi

Produksi, selain dokumen-dokumen lainnya, manajemen Perusahaan mempersiapkan

dokumen Rencana Pembangunan Sarana dan Prasaran Penambangan dan Produksi ini.

1.2. Lokasi dan Luas Wilayah Ijin Usaha Pertambangan

Secara administratif lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Perusahaan

terletak di Desa Labuan Toposo, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala, Provinsi

Sulawesi Tengah dengan luas 10,31 Ha. Secara geografis terletak antara 0 o 39’ 31,36” LS

sampai 0o 39’ 44,78”LS dan 119o 50’ 35,3” BT sampai 119o 50’ 56,87” BT, lokasi

penambangan dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1.

Tabel 1.1 Koordinat IUP Perusahaan


BUJUR TIMUR LINTANG SELATAN
NO
DERAJAT MENIT DETIK DERAJAT MENIT DETIK
1 119 50 49.48 0.00 39 31.36
2 119 50 56.87 0.00 39 31.36
3 119 50 56.87 0.00 39 32.81
4 119 50 55.7 0.00 39 32.81
5 119 50 55.7 0.00 39 33.59
6 119 50 54.52 0.00 39 33.59
7 119 50 54.52 0.00 39 34.37
8 119 50 53.34 0.00 39 34.37
9 119 50 53.34 0.00 39 35.15
10 119 50 52.17 0.00 39 35.15
11 119 50 52.17 0.00 39 35.93
12 119 50 50.99 0.00 39 35.93
13 119 50 50.99 0.00 39 36.71
14 119 50 49.81 0.00 39 36.71
15 119 50 49.81 0.00 39 37.48
16 119 50 48.63 0.00 39 37.48
17 119 50 48.63 0.00 39 38.4
18 119 50 47.7 0.00 39 38.4
19 119 50 47.7 0.00 39 39.32
20 119 50 46.78 0.00 39 39.32
21 119 50 46.78 0.00 39 40.23
22 119 50 45.86 0.00 39 40.23
23 119 50 45.86 0.00 39 41.14
24 119 50 44.93 0.00 39 41.14
25 119 50 44.93 0.00 39 42.05
26 119 50 44.01 0.00 39 42.05
27 119 50 44.01 0.00 39 42.96
28 119 50 43.08 0.00 39 42.96
29 119 50 43.08 0.00 39 43.87
30 119 50 42.16 0.00 39 43.87
31 119 50 42.16 0.00 39 44.78
32 119 50 39.12 0.00 39 44.78
33 119 50 39.12 0.00 39 44.11
34 119 50 36.73 0.00 39 44.11
35 119 50 36.73 0.00 39 43.43
36 119 50 35.3 0.00 39 43.43
37 119 50 35.3 0.00 39 42.01
38 119 50 36.28 0.00 39 42.01
39 119 50 36.28 0.00 39 41.14
40 119 50 37.28 0.00 39 41.14
41 119 50 37.28 0.00 39 40.28
42 119 50 38.24 0.00 39 40.28
43 119 50 38.24 0.00 39 39.41
44 119 50 39.23 0.00 39 39.41
45 119 50 39.23 0.00 39 38.55
46 119 50 40.21 0.00 39 38.55
47 119 50 40.21 0.00 39 37.68
48 119 50 41.19 0.00 39 37.68
49 119 50 41.19 0.00 39 36.82
50 119 50 42.17 0.00 39 36.82
51 119 50 42.17 0.00 39 35.96
52 119 50 43.33 0.00 39 35.96
53 119 50 43.33 0.00 39 35.19
54 119 50 44.56 0.00 39 35.19
55 119 50 44.56 0.00 39 34.42
56 119 50 45.79 0.00 39 34.42
57 119 50 45.79 0.00 39 33.66
58 119 50 47.02 0.00 39 33.66
59 119 50 47.02 0.00 39 32.89
60 119 50 48.25 0.00 39 32.89
61 119 50 48.25 0.00 39 32.13
62 119 50 49.48 0.00 39 32.13

Gambar 1.1. Peta Rencana Tambang Daerah

1.3. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat

Lokasi ini berada di sebelah utara kota Palu Ibukota propinsi Sulawesi Tengah lebih

kurang 28 km. Sarana transportasi menuju lokasi tambang Perusahaan dapat ditempuh

dengan menggunakan alat transportasi umum atau pribadi selama kurang lebih 1 jam

perjalanan.
BAB II
RENCANA PENAMBANGAN

2.1. Jumlah Cadangan Sumber Daya

Estimasi/perhitungan sumber daya pasir batu (sirtu) bisa dilakukan dengan

beberapa cara, mulai dari cara manual sampai dengan penggunaan software khusus.

Berbagai cara tersebut masing masing mempunyai kelebihan dan kekurangan yang pada

umumnya dipilih sesuai dengan keadaan zona potensi, estimasi dimensi pasir batu (sirtu)

dan beberapa komposisi yang dibutuhkan dalam perhitungan. Dalam perhitungan

sumberdaya Perusahaan menggunakan Metode Kontur dengan klasifikasi sumber daya

terukur.

Gambar 2.1 Peta Sayatan Sumber Daya Daerah IUP Perusahaan

Metode Kontur dilakukan dengan cara membagi endapan mineral menjadi blok-

blok mendatar dengan interval tertentu yang dibatasi oleh dua buah penampang yang
mewakili elevasi yang telah ditentukan. Kemudian dihitung luas masing-masing sayatan

agar dapat menentukan volume dengan cara mengalikan luas rata-rata antara dua sayatan

dengan jarak antar sayatan.

Hasil penaksiran cadangan pasir batu dengan menggunakan Metode kontur dengan

pedoman Rule of Gradual Change dapat di lihat pada tabel 2.1.berikut ini.

Tabel 2.1 Sumber Daya Pasir Batu (SIRTU), Daerah IUP Perusahaan

KONTUR LUAS JARAK VOLUME


NO
KETEBALA (m2) (m) (m3)
N
1 7,8 1528 200 152.800
2 16,4 2784.6 200 278.456
3 19,9 3403 200 340.300
4 23,5 2487 200 248.700
TOTAL 1.020.256

Maka didapatkan sumberdaya terukur (measured rosources) pasir batu (sirtu) di lokasi
IUP Eskplorasi Perusahaan adalah 1.020.256 m3. Dengan persentase material sebagai
berikut:

Perhitungan cadangan diperoleh dari hasil kegiatan pemetaan geologi, pengambilan

sample dengan cara chanel sampling di daerah penyelidikan. dan data pengukuran

topografi.

Pengendapan umumnya merupakan akibat adanya erosi dan sebagai perantara

utamanya adalah air. Di sungai atau saluran – saluran irigasi, jika terjadi pengendapan

akan menyebabkan pendangkalan dan hal ini sangat berpengaruh bagi kehidupan

manusia. Hasil sedimen dari suatu daerah pengaliran tertentu dapat ditentukan dengan
melakukan pengukuran pengangkutan sedimen yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran

dan hal tersebut dapat menentukan ukuran dari volume sedimen.

2.2. Klasifikasi dan Jumlah Sumberdaya/Cadangan

Berdasarkan pembentukan geologi dan bentuk morfologi, maka bisa simpulkan jika

endapan pasir batu (sirtu) memiliki kemenerusan yang seragam sampai batas bawah.

Dengan memperhatikan bentuk topografi, maka bisa dilakukan pengambilan batas

cadangan setara atau sejajar dengan elevasi tanah terendah.

Dengan kriteria tersebut maka klasifikasi sudah termasuk klasifikasi cadangan yang terbagi

atas cadangan terkira (Probable Reserve) dan Cadangan Terbukti (Proved Reserved).

2.2.1. Cadangan Terkira (Probable Reserve)

Klasifikasi cadangan pasir batu (sirtu) yang dihasilkan dalam pemetaan geologi ini

adalah cadangan pasir batu (sirtu) terkira. Metode perhitungan sumber daya

dihitung dengan memperhitungkan penyebaran zona prospek (aspek luasan) dengan

menggunakan metode kontur berdasarkan Rule of Gradual change. Data yang

digunakan adalah:

a. Data topografi

b. Ketebalan pasir batu (sirtu) hasil dari interpretasi pengukuran chanel sampling

Perhitungan cadangan dilakukan hingga batas elevasi paling rendah dari bentuk

endapan alluvial sungai yaitu di elevasi 40 mdpl, dengan jumlah cadangan terkira

sebesar 1,02 juta BCM


2.2.2. Cadangan Terbukti (Proved Reserve)

Cadangan Terbukti hasil nya berupa jumlah cadangan dari cadangan terkira

dikalikan dengan faktor koreksi final pit yang sudah direncanakan. Hasil perkalian

faktor koreksi adalah 1,02 Juta m3 x 74.5% = 894.245 m3 (nilai faktor koreksi

diambil dari jumlah persentase pasir 39,69 % dan persentase gravel 50,51 %)

Berdasarkan perkalian faktor koreksi maka didapat volume pasir batu (sirtu) sebesar

894,245 m3 dan karena bertambahnya volume sumber daya terukur sebagai akibat arus

air sungai dari hulu yang membawa material dapat dihitung menggunakan parameter-

parameter sebagai berikut dari hasil tinjau lapangan.

Tabel 2.2 Data Hasil Lapangan, Daerah IUP


JARAK WAKTU D. PASIR U
NO
(meter) (detik) (mm) S (m/det)

1 6 3.83 0.85 0.002 1.5666


2 6 2.34 0.85 0.002 2.5641
3 6 4.73 0.85 0.002 1.2685
4 6 3.89 0.85 0.002 1.5424
5 6 4.28 0.85 0.002 1.4019
6 6 4.59 0.85 0.002 1.3072
7 6 4.05 0.85 0.002 1.4815
8 6 3.87 0.85 0.002 1.5504
9 6 3.76 0.85 0.002 1.5957
10 6 3.55 0.85 0.002 1.6901

Jadi volume rata-rata pengangkutan sedimen selama 60 menit atau 1 jam adalah

0.63020 m3. Jadi dalam 1 tahun volume pengendapan sedimen adalah 24 jam x 365
hari x 0.63020 m3 = 5.520 m3 / tahun. Demikian pula selama lima tahun sumberdaya

terukurnya bertambah sebesar 5 x 5.520 = 27.600 m3

Maka didapatkan Cadangan Terbukti (measured rosources) pasir batu (sirtu) di lokasi

IUP Eskplorasi Perusahaan adalah 894.245 + 27.600 = 921.845 m3, dimana :

Cadangan terbukti Pasir : 921.845 m3 x 39,69 % = 365.880 m3

Cadangan Terbukti Batu Koral (Limbah) : 921,845 m3 x 50,51 % = 465,624 m3

2.3. Rencana Penambangan

Sistem metode penambangan yang akan diterapkan di daerah ini dipilih setelah

mempertimbangkan beberapa aspek antara lain:

a. Kemampuan perusahaan untuk melakukan usaha pertambangan.

b. Keselamatan kerja dalam penambangan apabila tinggi yang dipergunakan melebihi dari

pada batasan maksimum.

c. Jumlah sirtu yang terdapat pada lokasi penyelidikan ada beberapa jumlah cadangan.

d. Keadaan topografi daerah penyelidikan merupakan pedataran sungai.

e. Kondisi daerah penyelidikan yang bukan merupakan pemukiman padat sehingga

aktivitas penambangan tidak mengganggu penduduk.

Berdasarkan keadaan tersebut di atas, direncanakan penambangan pasir batu (sirtu)

di daerah penyelidikan ini akan dilakukan dengan metode Alluvial Mining.


Gambar 2.2. Peta Rencana Tambang Daerah

2.3.1. Tahap Kegiatan Penambangan

Rencana penambangan bahan galian pasir batu (sirtu) di wilayah Izin Usaha

Pertambangan (IUP) Perusahaan, seluas 10 hektar, di Kecamatan Labuan, Kabupaten

Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah akan dilakukan dengan Metode Penambangan

Alluvial dengan menggunakan sistem chanel bar, dengan tahapan sebagai berikut:

2.3.2. Pembersihan Tempat Kerja (Land Clearing)

Pembersihan tempat kerja yaitu untuk membersihkan tumbuh-tumbuhan dan semak

belukar di lokasi penambangan. Agar mempermudah pengerjaan pengupasan tanah

penutup serta pelaksanaan penambangan. Peralatan yang digunakan untuk land

clearing adalah excavator. Kegiatan ini akan dilakukan bertahap sesuai dengan

kemajuan tambang.
2.3.3. Pengupasan Tanah Penutup (Overburden Removal)

a. Pengupasan Tanah Pucuk

Tanah pucuk merupakan bagian dari tanah penutup yang mengandung unsur hara

yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan (vegetasi) sehingga dalam penanganan

tanah pucuk ini dilakukan tersendiri.

Tanah pucuk dikupas dengan batasan 0,3 meter dari permukaan tanah merata

seluruh permukaan lokasi tambang dan di tempatkan dengan jarak kurang lebih

500 meter dari lokasi penambangan, hal ini dimaksudkan agar dapat mudah

dimanfaatkan untuk kegiatan reklamasi.

b. Pengupasan Tanah Penutup

Untuk mengupas tanah penutup dilakukan dengan mendorong tanah penutup yang

dilakukan dengan Bulldozer ke tempat penimbunan di luar areal tambang.

Selanjutnya dengan menggunakan alat angkut, tanah penutup dibuang ke tempat

pembuangan tanah penutup. Tempat pembuangan tanah penutup dibedakan

menjadi 2 (dua) yaitu:

 Pembuangan tanah penutup ke luar areal tambang (out side dump).

 Pembuangan tanah penutup kedalam areal tambang (inside dump). Yaitu

digunakan sebagai penimbunan kembali tanah (back filling) atau dalam

rangka reklamasi.

Perhitungan kebutuhan alat untuk pengupasan tanah penutup (overburden) yang

meliputi jumlah, jenis dan kapasitas alat seperti pada bagian Lampiran.

c. Penambangan Pasir batu (sirtu)

Penambangan pasir batu (sirtu) direncanakan secara tambang aluvial (alluvial

mine). Dalam metode alluvial mine perlindungan air tanah sangat penting.
Tingkat air tanah yang drop dapat meningkatkan biaya produksi, hasil air dan

dapat menyebabkan beberapa sumur dangkal mengering. Standar berikut

dirancang untuk mengurangi efek jangka panjang yang merusak terrace.

Pengembangan dan reklamasi terrace pit yang melibatkan pengupasan kerikil di

bagian bawah setiap saat harus sesuai dengan standar sebagai berikut:

 Luas maksimum dari pit baru adalah 250meter persegi diukur dari persiapan

penambangan.

 Jarak minimum antara pit baru adalah lebih besar dari 100 m. Ada spasi

material kerikil yang tidak ditambang diantara pit agar aliran sungai dapat

mengalir lebih bebas pada area terrace.

 Sebuah penyangga akan dipasang antara pit baru dan Sungai. Ini dilakukan

agar mengurangi pengikisan dinding sungai sampai ke area pit.

 Sekitar 150 meter buffer area akan ditinggalkan diantara pit baru dan sungai.

 Kerikil akan ditambang sampai kedalaman penuh dari top surface deposit

kerikil, tetapi material-material clay atau material sejenisnya yang berada

dibawahnya tidak akan ditambang untuk mengurangi resiko perubahan arus

sungai yang menjadi besar jika material ini ditambang. Hasilnya deposit

kerikil akan mengalami pengurangan akibat terbawa oleh arus air sungai.

 Deep-pit terrace tidak akan dilakukan pada sisi berlawanan dari sungai pada

saat proses penambangan berada di seberang.


2.4. Rencana Produksi

Produksi didasarkan pada kondisi pasar, jumlah permintaan (demand) dan syarat-

syarat penjualan (term and condition). Dalam menentukan perencanaan produksi, data dan

asumsi yang digunakan adalah:

a. Jam kerja efektif dalam 1 tahun adalah 2.132 jam dengan sistem kerja 1 shift per hari.

b. Dengan cadangan pasir batu (sirtu) sebesar 921.845 m3 maka rencana penambangan

ditargetkan selama 5 tahun dimana rata-rata produksi per tahun sebesar 180.000 m3

dengan total produksi selama 5 tahun sebesar 900.000 m3.

c. Faktor penambangan (Mining Lost + Recovery Pengolahan) sebesar 85 % sehingga

dari rencana produksi 180.000 m3 per tahun didapat hasil pemurnian sirtu sebesar

153.000 m3 per tahun dan faktor penjualan sebesar 95 % sehingga dari 153.000 m3 di

stockpile yang siap dijual sebesar 131.106 m3 per tahun dan sisa stok sirtu yang ada di

stock pile sebesar 6.900 m3 per tahun.

2.5. Peralatan Penambangan

Dalam pemilihan peralatan yang digunakan untuk operasi penambangan telah

memperhatikan beberapa hal antara lain: besarnya produksi pasir batu (sirtu) pertahun

jam kerja dalam setahun, kondisi pasir batu (sirtu) dan kondisi daerah di sekitar IUP

Perusahaan.

a. Peralatan Utama

Peralatan utama adalah peralatan yang digunakan produksi per tahun dapat

tercapai. Peralatan utama yang digunakan adalah kombinasi excavator dan

dump truck. Dalam pemilihan peralatan yang digunakan untuk operasi


penambangan telah memperhatikan beberapa hal antara lain: besarnya

produksi pasir batu (sirtu) per tahun.

Tabel 2.3. Jumlah peralatan penambangan


UMUR
TAHUN
NO. PERALATAN JENIS ALAT MILIK ALAT
(tahun) 1 2 3 4 5

I. PERALATAN UTAMA
1 Penanganan Tanah dan Tanah Penutup
1 Loading PC200 Kontraktor 5 1 - - - -
2 Hauling FUSO FM517HS Kontraktor 5 1 - - - -
2 Penanganan Sirtu
1 Loading PC200 Kontraktor 5 1 1 1 1 1
2 Hauling FUSO FM517HS Kontraktor 5 6 6 6 6 6

Gambar 2.3 Peralatan utama yang digunakan untuk operasi penambangan

ExcavatorDump Truck

Table 2.4. Tipe Kapasitas Peralatan


Kapasitas
Kegiatan Jenis Alat Merk Type Bucket Keterangan
(M3)
Pengupasan dan
Excavator Komatsu PC 200 1.5
Penggalian
Dump
Pengangkutan Mitsubishi FUSO FM517HS 3.5
truck

b. Peralatan di Stock Pile (Lokasi Pemurnian)

Peralatan di Stock Pile adalah peralatan yang ditempatkan di Stock Pile agar

pasir batu (sirtu) hasil dari penambangan dapat langsung diolah di Washing
Plant dan ditempatkan di Stock Pile yang kemudian siap untuk dikapalkan

atau dipasarkan di area sekitar IUP Perusahaan.

Gambar 2.4. Peralatan di Stock Pile

Excavator Genset Diesel

Wheel Loader

c. Peralatan Pendukung

Peralatan penunjang diperlukan untuk membantu proses penambangan mulai

dari land clearing, stripping, pengalian-muatan, pengangkutan dapat berjalan

dengan baik.

d. Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang

Jadwal Rencana Produksi ditampilkan pada tabel 4.4. di bawah ini.


Tabel 2.5. Jadwal Rencana Penambangan Pasir Batu (sirtu)

Luas
Lama BCM Insitu
No Periode Total
Periode
Soil/OB Sirtu (Ha)
1 Bulan ke-3 3 bulan 2.500 45.000 0.4125
2 Bulan ke-6 3 bulan 2.500 45.000 0.4125
3 Tahun ke-1 6 bulan 90.000 0.825
4 Tahun ke-2 1 tahun 180.000 1.65
5 Tahun ke-3 1 tahun 180.000 1.65
6 Tahun ke-4 1 tahun 180.000 1.65
7 Tahun ke-5 1 tahun 180.000 1.65
TOTAL 5.000 900.000 8.25

Dari perencanaan, umur tambang adalah 5 Tahun dengan jumlah 35.000 m3

tanah/overburden dan 900.000 m3 pasir batu (sirtu).


BAB III
RENCANA PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA

Berdasarkan uraian di atas, maka rencana pembangunan dan rehabilitasi sarana dan

prasarana operasional dan produksi adalah sebagai berikut:

3.1. Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana dan prasarana

3.1.1. Rehabilitas Jalan Tambang

Rehabilitasi Jalan tambang yang sudah ada;

Rehabilitasi jalan tambang dilakukan untuk luas sekitar 3.000 meter persegi dengan

Panjang 500 meter dan lebar 6 meter.

3.1.2. Pembebasan lahan di stock pile dan pemadatan serta perkerasan lahan di stock pile

Terdapat sudut lahan yang berbentuk segitiga yang posisinya mengganggu

operasional dan manufer truk di lokasi masuk stock pile. Perusahaan berencana untuk

melakukan pembebasan/pengadaan lahan seluas 500 M2.

Selanjutnya, agar jalan di sekitar stock pile mudah dan lancar dilalui truck pengakut

material dan produk jadi (pasir dan split), maka perlu pemadatan dan perkerasan di

lahan stock pile seluas 2.500 M2, dengan panjang 50 M dan lebar 50 M

3.1.3. Rehabilitasi Pada Area Produksi (Washing Plant)

Dilakukan rehabilitasi di area washing plant seluas 500 M2, agar pelaksanaan

pekerjaan di sekitar area produksi menjadi kering, bersih dan nyaman. Di samping itu

dilakuka rehabilitasi atas kolam limbah yang sudah ada.

3.1.4. Rehabilitasi Pada Area Dermaga (Jetty)

Dilakukan rehabilitasi di area dermaga seluas 200 M2 dipinggir dermaga, agar untuk

menahan longsor (abrasi) material batu ke laut. Di samping itu, membersihkan akses
jalan dari stock pile ke di dermaga, agar memudahkan akses pengangkutan barang

jadi ke tongkang.

Adapun rehabilitasi, jalan tambang, area stock pile dan washing plant serta jetty dapat

dilihat pada tabel 3.1. sebagai berikut:

Tabel 3.1. Rencana Rehabilitasi dan Konstruksi Fasilitas Tambang dan Produksi

LEBAR PANJANG LUAS UNIT


NO. JENIS KONSTRUKSI/KEGIATAN
(M) (M2) KEGIATAN

1 Jalan dan Jembatan


Rehabilitasi jalan tambang 6 500 3,000 1

2 Stock Pile
Pembebasan lahan stockpile 20 25 500 1
Pemadatan dan perkerasan lahan di Stock Pile 50 50 2,500 1

3 Area Produksi (Washing Plant)


Rehabilitasi Area Washing Plant 20 25 500 1
Rehabilitasi Pembuatan kolam limbah 10 20 200 1

4 Area Dermaga/Jetty (TUKS)


Rehabilitasi Area Dermaga 2 50 100 1
Pembersihan Jalan Akses ke Dermaga 3 100 300 1

3.2. Operasional Sarana Penunjang

Disamping peralatan tambang seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka

demi kelancaran kegiatan penambangan diperlukan beberapa sarana penunjang lainnya,

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Sarana jalan dan jembatan, berfungsi untuk menunjang kelancaran transportasi

terutama dari front penambangan hingga ke jalan umum yang sudah ada. Untuk itu

perlu dilakukan pembangunan dan rehabilitasi jalan dan jembatan.

b. Kantor yang berfungsi sebagai pusat pengendalian operasi dan kegiatan administrasi

serta pengawasan lainnya.


c. Bengkel dan gudang, yaitu sebagai tempat perawatan (maintenance) kendaraan/alat

berat dan alat perlengkapan lainnya serta sebagai tempat penyimpanan kaperluan

lapangan.

d. Base-camp dan perumahan karyawan, yaitu berupa bangunan permanen yang berfungsi

sebagai tempat tinggal bagi karyawan.

e. Sarana penerangan dan sarana ibadah merupakan semua sarana yang diperlukan dalam

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bagi karyawan baik yang terlibat langsung

maupun tidak langsung dalam kegiatan penambangan.

f. Pompa air, dan sarana air bersih berguna untuk memompa air pada front penambangan

ke luar daerah penambangan.

g. Tanki persediaan air, yaitu perlengkapan penunjang guna menciptakan lingkungan

kerja yang sehat. Water tank ini berupa mobil truk yang dilengkapi tangki air, yang

bertugas untuk melakukan penyiraman jalan dengan maksud mengurangi debu.

h. Tangki persediaan bahan bakar yang berguna mensuplai kebutuhan bahan bakar bagi

semua peralatan yang digunakan dalam kegiatan penambangan.

i. Kendaraan lapangan, yaitu sebagai alat transportasi guna menunjang kelancaran

pengawasan dari kantor ke tempat kegiatan.

j. Alat komunikasi, yaitu berguna memperlancar hubungan komunikasi dan kontrol

kegiatan.

k. Alat keselamatan kerja dan alat pelindung diri (APD), yaitu meliputi peralatan

pemadam kebakaran dan P3K. Sedang APD, yaitu perlengkapan yang dipergunakan

bagi pekerja untuk melindungi diri dari bahaya seperti: topi kerja (helm), kaos tangan,

sepatu lapangan, masker, kacamata dan sebagainya.

l. Pembuatan Pos Pengecekan & Keamanan di lokasi penambangan


Selanjutnya dari uraian di atas, rencana pembangunan sarana dan prasarana, dapat

diterjemahkan berdasarkan perkiraan jenis pekerjaan, bahan, ukuran dan kebutuhan bahan,

pekerja dan waktu pengerjaan, yang uraiakan dalam tabel-tabel di bawah ini sebagai berikut:

Tabel 3.2. Pembangunan Sarana Utilitas Energi dan Air


HARGA UPAH
PEKERJA HARIAN WAKTU
NO. JENIS PEKERJAAN BAHAN UKURAN SATUAN
(US$) (ORANG) (US$) (HARI)

3 Penyediaan Air Minum 2 Unit


Water In Take
Pasang Batu Pintu Air Rumah PompaBatu, Semen, Pasir Baja 1 m3 buah m3 40 2 50 3
Kolam Pengendap Pagar Keliling Pasang
Batu,
Batu
Semen, Pasir 1 10 2 50 3
Reservoir 5 5 2 50 3

Kawat Berduri Batu, Semen, Pasir5 m m3 5 2 50 2


1 40 2 50 3

Pasang Batu Batu, Semen, Pasir 20 m3 5 2 50 3


Menara Air
Menara Baja 20 kg 7 2 50 3
Pondasi Beton Bertulang 10 m3 20 2 50 3
Tangki Air Baja 2 buah 20 2 50 3
Pipa Air Baja 100 m 5 2 50 5
Jaringan Listrik Kabel 150 m 1 2 50 2
Jaringan Air Pipa PVC 1 & 2 inchi 200 m 2 2 50 2

Tabel 3.3. Rencana Pembangunan Sarana dan Prasarana Utilitas - Mekanik

HARGA UPAH
PEKERJA HARIAN WAKTU
NO. JENIS PEKERJAAN BAHAN UKURAN SATUAN
(US$) (ORANG) (US$) (HARI)
1 Bengkel dan Gudang Alat Berat1 Unit 200 m2
Pondasi Batu, Semen, Pasir 9 m3 100 15 50 5
Dinding Bata, Semen, Pasir 30 m3 85 18 50 7
Kusen Kayu 5 cm 5 buah 8 4 50 3
Pintu Papan 3 cm 25 lembar 7 4 50 3
Pintu Plat Besi Plat Besi 5 lembar 10 4 50 3
Jendela Teralis 5 m 2 2 50 2
Lantai Semen dan Pasir 200 m2 50 4 50 4
Konstruksi Atap Kuda-kuda 6 buah 45 4 50 3
Penutup Atap Asbes 50 lembar 6 4 50 3
Penerangan Lampu 5 set 3 2 50 2
Jaringan Listrik Kabel 100 m 1 2 50 2
Tabel 3.4. Rehabilitasi Prasarana Tangki Penyimpan Bahan Bakar Minyak (BBM)
HARGA UPAH
PEKERJA HARIAN WAKTU
NO. JENIS PEKERJAAN BAHAN UKURAN SATUAN
(US$) (ORANG) (US$) (HARI)

2 Stasiun BBM 1 Unit Tangki BBM 35 m2


Balok Pondasi Pipa Baja 1buah 300 3 50 2
Kayu
Ruang Pelayanan Drainase Penerangan Jaringan Balok
Listrik Baja Air
Jaringan 1buah 4 3 50 2
10
Batu dan Kayu Batu Kali Lampum m3 m3 set m m12 5 50 2
Kabel 5 25 3 50 2
Pipa PVC 1 & 2 inchi 4 15 3 50 2
1 3 2 50 2
50 1 2 50 2
50 2 2 50 2

Tabel 3.5. Pembangunan Prasarana Mess Karyawan (2 unit)


HARGA PEKERJA UPAH WAKTU
NO. JENIS PEKERJAAN BAHAN UKURAN SATUAN (ORANG) HARIAN (hari)
(US$) (US$)

1 Mess Karyawan 2 unit 60 m2


Pondasi Kayu Pancang Kayu 10/10 100 buah 8 10 50 3
Dinding Papan 3 cm 500 lembar 7 15 50 5
Kusen Kayu Balok 5 cm 20 buah 8 3 50 2
Pintu Papan/Triplek 0,5 cm 10 lembar 7 3 50 2
Jendela Kaca 0,5 cm 0 buah 2 2 50 2
Lantai Papan 3 cm 250 lembar 3 5 50 2
Langit-langit Triplek 0,5 cm 120 m2 6 5 50 3
Konstruksi Atap Kuda-kuda 4 buah 50 6 50 6
Penutup Atap Asbes 15 lembar 6 6 50 3
Kamar Mandi (MCK) Closet 3 buah 20 3 50 2
Tempat Cuci Semen 5 sak 3 2 50 1
Finishing Cat Kayu 25 kg 15 kaleng 8 6 50 5
Penerangan Lampu 20 set 3 2 50 2
Jaringan Listrik Kabel 750 m 1 2 50 2
Jaringan Air Pipa PVC 1 & 2 inchi 150 m 2 2 50 2
BAB IV
KESIMPULAN

Kelancaran operasional dan produksi, akan berjalan dengan baik, apabila Perusahaan

merencanakan pembangunan, rehabilitasi, pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana serta

pembebasan lahan/tanah. Hal ini dilakukan baik di area tambang, stock pile, area produksi dan

area dermaga/Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS).

Berdasarkan jumlah cadangan sumberdaya, metode dan tahapan kegiatan

penambangan, dan rencana produksi, serta kondisi sarana & prasarana yang sudah ada saat ini,

maka perusahaan menyusun Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana ini sebagai salah

satu pedoman dan acuan dalam kegiatan operasi dan produksi.

Dalam hal ini, terdapat Sarana Utama dan Sarana Pendukung/Penunjang yang akan

dibangun, dan direhabilitasi, adalah sebagai berikut:

1. Sarana dan Prasaran Utama berdasarkan lokasi meliputi: Jalan dan Jembatan di Area

Tambang, Pembebasan lahan dan Pemadatan dan Perkerasan Tanah/Lahan di Area Stock

Pile, Rehabilitasi dan Perkerasan di Area Produksi (Washing Plant) dan Pemasangan

Bronjong dan Pemadatan Area Dermaga serta pembersihan jalan akses.

2. Sarana dan Prasarana Penunjang antara lain mencakup: Utilitas Air dan Daya Listrik,

Utilitas Mekanik, Tangki Penyimpan BBM dan Mess Karyawan

Perencanaan pembangunan sarana dan prasarana ini, merupakan langkah awal, dan

membutuhkan kesiapan lebih lanjut dalam manajemen proyek, terkait dengan hal-hal alokasi

dan penyediaan dan ketersediaan sumberdaya, baik sumber daya manusia (pekerja/tukang),

bahan atau material, dukungan lingkungan serta penyediaan aspek finansial secara tepat waktu.
Semoga dengan tersusunnya dokumen ini dapat memenuhi persyaratan dalam
pengajuan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi dan selanjutnya memberikan
dasar bagi Perusahaan dalam mempersiapkan dan melaksanakan operasi dan produksi.

Anda mungkin juga menyukai