Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

DINASPENANAMAN MODAL
DAN' P~LAYANAN TERPADU SATU PINTU
Jl. RoM. Noor Admadibrata No,·S Telanai Pura Jambi
,.... . Telp. 0741 - 62455 F~. 0741 - 92455
40

KEPUTUSAN ;KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL


DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAMBI
NOMOR '-C>J IKEP.~.DP.M ..PTSP..6/IUPOP/VIII/2017
TENTANG

PERSETUJUAN PERPANJANGAN PERTAMA


iZIN USAIIA PERTAMBANGAN OPERASI PROfiUKSI
KEPADA PT. KURNIA ALAM INVESTAMA

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL


DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAMBI,

Menimbang : a. bahwa mempedomani Pasal47 Ayat 5 Undang-Undang


Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambanga,n Mineral
dan Batubara bahwa IUP Operasi Produksi untuk
Pertambapgan batubara dapat diberikan dalam jangka
. waktu paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dapat
diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh)
Ta.h!un·
II '
b. bahjwa Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu
SatiJ. Pintu Kabupaten Batanghari Nomor
50~/60/IUPOP/BPI'SP/2011 Tentang Persetujuan
Penlngkatan lzin Usaha Pertambangan Eksplorasi
menjadi lzin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
kepada PT. Kurnia Alam Investama setelah dilakukan
kajian dan evaluasi kegiatan dan memenuhi syarat
untuk perlu diberikan perpanjangan pertama lzin Usaha
Pertambangap Operasi Produksi kepada PT. Kurnia Alam
Investama;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimarta
dimaksud pada huruf a dan b diatas, perhi ditetapkan
keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jambi.
Mengingat 1. Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang
Penibentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I
Sumatera Barat Jambi dan Riau (Lembaran Negara
Rep'-lblik Indonesia Tahun 1957 Nomor 75)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Darurat Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I
Sumatera. Barat, Jambi dan Riau menjadi Undang"
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1646); ~
2. Urtdartg-Urtdartg Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindunga,n da,n Pengelolaan Lingkunga,n Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambaha,n Lembara;n Negara Republik
Indonesia. Nomor 5059);

3. Unda,ng-Unda,ng Nomor 25 Tahun 2007 tenta,ng


Pena,na,man Modal (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
67, Tamba,han Lemba,ra,n Nega,ra Republik Indonesia
NOIIlOr 4724);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Ta,mbahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);

5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tenta,ng


Pertambangan Minerai dan Batubara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Ta,mbahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tabun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) Sebaga,imana
tel$ diubah beberapa kali, terakhir denga,n Undang­
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Ufidang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang


Adntinistrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(LeII1-baran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara 3838);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang


RenGana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
LembaranNegara Republik Indonesia 4833);

10.. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 tentang
Permnan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara
(6erita Negara Republik Indonesia Tahyn 2017 Nomor
668);
11. Peratura,n Daerah Provin.si Jambi Nomor 13 Tahun. 2012
tentang Peraturan Penga,ngkutap. Batubara dalam
Provinsi Jambi (Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun
2012 Nomor 13);

12. Perfltura,n Daerab Provinsi Jambi Nomor 10 Tahun 2013


tentang Renca,na Tata Rua,ng Wilayah Provinsi Jambi
Tahun 2013-2033 (Lembaran Daerah Provinsi Jambi
Tahun 2013 Nomor 10);

13. Peraturan Gubemur Jambi Nomor 18 Tahun 2013


tentang Tata Cara Pelaksanaan Penga,ngkutan Batubara
(Berita Daera,h Provinsi Jambi Tahun 2013 Nomor 18);

14. Peraturan Gubemur Jambi Nomor 47 Tahun 2013


ten~g Pelimpahan Kewenangan dibidang Pelayanan
Perizinan. dan Non Perizinan kepada Kepala Badan
Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan
Terpadu Provinsi Jambi (Berita Daerah Provinsi Jambi
Ta,hun 2013 Nomor 47);

15. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu


Kabupaten Batanghari Nomor
S03/60/IUPOP/BPrSP/2011 Tentang Persetujuan
Penjngkatan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi
menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi·
kepada PT. Kumia Alam Investama;

Memperhatikan 1. Surat Direktur Utama PT. Kumia Alam Investama


Nomor: 01/KAI60-PPIOP/Ext/VI/ 17, tanggal 08 Juni
2017, perihal Permohonan Perpanjangan IUP-OP PT.
l}umia Alam Investama;

2. Surat Rekomendasi Teknis Dinas Energi dan Sumber


Daya Mineral Provinsi Jambi Nomor : S-872/DESDM­
3.2/VII/2017, tanggal 29 Juli 2017,· perihal
Pertimbangan Telmis Permohonan Perpanjangan IUP
Operasi Produksi an. PT. Kurnia Alam Investama.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DA


PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAME
TENTANG PERSETUJUAN PERPANJANGAN PERTAMA
IZIN. USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI
KEPADA PT. KURNIA ALAM INVESTAMA
KESATU Memberikan perpanjangan Pertaina Izin Usaba
Pertambangan Operasi Produksi kepada:
Nama Perusahaan PT. Kumia Alam Investama
Nama Direksi/Komisaris :
1. Direktur Utama M. Fathorrahman
2.pirektur Sutan Nasution.
3. Komisaris Utama Martin Puryaprawira
Budiman.
4. Komisa,ris Rizal Senangsyah.
Pemeg-ang Saham Perusahaan dengan mencantumka,n :
Nilai/ Persentase Sabam Rp.3.000.000.000,- (100%)
Nama Pemegang Saham Martin Suryaprawira
Budiman
Alamat Komp. Kirana Boutique
Office Blok 52/6
Ji. Bouievarrl Raya, Keiapa
Garling, Jakarta Utara
TeIp: (021) 29375545
Fax: (021) 29375548
Email:asiaticmas@Yahoo.com
Nilai/ Persentase Saham Rp.75.000.000,- (2,50%)

Nama Pemegang Saham .. Rizal Senangsyah


Alamat Komp. Kirana Boutique
Office Blok B2/6
J1. Boulevard Raya, Kelapa
Gading, Jakarta Utara
Telp: (021) 29375545
Fax: (021) 29375548
Email
asiaticmas@yahoo.com
Nilai/Persentase Saham Rp. 2.925.000.000,- (97,50%)

Komoditas Batubara
Jenis IUP Produksi
LokasiPenambangan
Desa Hajran
Kecamatan Bathin XXIV
Kabupaten Batang Had
ProVinsi Jambi
Kode Wilayah
Luas 199,10 Ha

Dengan Peta dan Daftar Koordinat WIUP yang


diterbitkan oieh Kepaia DPM PTSP Provinsi Jambi
sebl:1.gaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran
II Keputusan ini.
Jangka W~ Perpanjangan IUP selama 10 Tahun sejak
1;>era,khimya IUP No. 503/60/IUPOP/BPrSP/2011

KEDUA Pemegang IUP Operasi Produksi mempunyai hak untuk


me1akukan kegiatan produksi, pengangkutan dan
penjualan serta pengolahan dan pemumian dalam WIUP
untukjangka waktu 10 tahun dan dapat diperpanjang 1
(satU) kali untuk 10 tahun (sesuaj dengan komoditas
tambang sesuaj Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009)
terhitung mulai tanggaI ditetapkannya keputusan ini
s~pai dengan tanggal 04 Agustus Tahun 2027.

KETIGA IUP Operasi Prodl,lksi ini dilarang dipindahtangankan


kepada pihak lain tanpa persetujuan Gubemur Jambi.

KEEMPAT PT. Kumia Alam Investama sebagai pemegang IUP


Operasi Produksi dalam melaksanakan kegiatannya
mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana tercantum.
dalam Lampiran Keputusan Kepala Badan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Batang Han Nomor
503/60/IUPOP/BPfSP/2011 Tentang Persetujuan
Penihgkatan lzin Usaha Pertambangan Eksplorasi
menjadi Izin Usaha Pertarnbangan Operasi Produksi
Kep~da Pr. Kumia Alam Investama.

KELIMA Selambat.,lambatnya 60 (enam puluh) hari kerja setelah


diterbitkannya Keputusan ini pemegang IUP Operasi
Produksi sudah harus menyampaikan RKAB kepada
GUQernur Jarnbi untuk mendapat persetujuan.
KEENAM Terhitung sejak 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak
persetujuan RKAB sebagaimana dimaksud dalam diktum
Kelima Pemegang IUP Operasi Produksi sudah harus
memulai aktivitas di lapangan.

KETUJUH Tanpa mengurangi ketentuan peraturan Perundang­


undangan maka IUP Operasi Produksi ini dapat
diberhentikan sementara, dicabut, atau dibatalkan,
apabila p~megang IUP Operasi Produksi tidak memenuhi
kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam
diktum Ketiga, Keempat, dan Kelima dalam keputusan
ini. .

KEDELAPAN Hal lain yang tidak diatur dalam Keputusan ini tetap
mengacu pada Surat Keputusan Kepala Badan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Batang Hari
Nomor 503/60/IUPOP/BPfSP/2011.
~
KESEMBILAN Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
dan. segala se~uatunya akan diubah dan diperbaiki
kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian han
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Jambi
t1 Agustus 2017

Tembusan :
1. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI;
2. Menteri Keuangan RI;
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral;
4. Inspektur Jenderal Kementeriap Energi dan Sumber Daya Mineral;
5. Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan;
6. Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan;
. 7. Direktur Jenderal Pendapatan Daerah, Kementerian Dalam Negeri;
8. Bupati Batanghari;
9. Kepala Biro Keuangan Setjen Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
10. Sekretarls Direktorat Jenderal Mineral, dan Batubara;
11. Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral, dan Batubara;
12. Direktur Pembinaan Pro~~ Mineral, dan Batubara;
13. Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara;
14. Direktur Pajak Bumi dan Bangunari, Kementerian Keuangan;
15. Kepala Dinas Energi danSumber Daya Mineral Provinsi Jambi;
16. Direksi PT. Kurnia Alam Investama.
L3mplran Surat
NO:;419 IKEP.KA.DPM-PTSP~6/IUPNI1II2017
Tgl: ,y Agustus 2017
102-Sllll l"lll' 102'64'0'" 02'55'0·'

PETA WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN


PT. KURNIAALAM INVESTAMA KABUPATEN
BATANGHARI
PROVINSI JAMBI

o
J<lIomell'"
0:1650:35 0'5
fR\
~75 Skala 1:25.000
NOMOR LOKASI KETERANGAN
IUP OPERASI PRODUKSI

Legend.
Ibukola Kecamatan
(/)
,1 ,,2
~
~
i'D
Desa
~
--Jalan
- - Anak Sungal
lI.wliJP PT. KumlaAlam Investama
Ifl'W
"1t"'~) Sungal

Sumbll' :
1. PIli Provln.1 J.mb! Blkolurtanill 2003
2. PIli Admlnl.lr..1 Proyfnll Jambl,
Bappld. PJ'OYIn.1 Jambl

Pete Index

(/)
~

~
~
102'$3'0"8 102·'~4·0"E 102'~6'0"e

Lokasl dan Tahap Keglatan :


1. Provinsl : Jambi
2. Kabupaten : Batangharl
3. Kecamatan : Bathln XXIV
4. Keglatan : IUP Operasl Produksi
5. Komoclltas : Batubara
6. Lues : 199,10 Ha
LAMPlRAN II
KEP1,JTUSAN KEPALA DINA~ PENANAMAN MODAL DAN
P~LAYANAN TERPADU BATU PINTU ,PROVINSI JAMBI
NQMQR ;Lt7J /KEP.Kt\.DPM-PTSP-6/IUP/VIII/2Q17
TENTANG
PERSETUJUAN PERPANJANGAN PERrAMA IZIN USAHA PERrAMBANGAN
OPERASI PRODUK~I KePADA PT. KURNIA ALAM INVESTAMA.

KOORDINAT WILAYAH
IZIN USAH!\. PERTAMBANGAN OPERASI PRODUK8I
PT. KUDlA ALAM INVESTAMA

LOKASI
1. KECAMATAN : BATINXXIV
2. KABUPATEN : BATANG HARl
3. PROVINSI : JAMBI
4. KOMODITAS :BATUBARA
5. LUAS : 199,10 Ha

Bujur Timur UntangSelatan


,·;NO r--------=-~.,.,.,__'_~-;----,-~.....;".,.,;.---,-___.,__~+-___.,__~'-'---~' ~,=:'='~'''~''"''";="'='"~'~
o , ,. ",0, ' " ' < ' >'~'"
, . "',:,:,,' , ,,;";' ,:
1 102 53 50,01 1 48 0,05
2 102 54 35,87 1 48 0,05
3 102 54 35,87 1 48 45,58
4 102 53 50,01 1 48 45,58

8m JAMAL M. 8t
J .. ~ ,~ bina Utama Madya
IP.19580615 198410 1 001
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
$ATU PINTU PROVINSI JAMBI
NQMOR .,.'2-e?.9/ KEP.KA.DPM" PTSP~6 /IUPjVIII/ 2017
TENTANG
PERSETUJUAN PERPANJANGAN PERTAMA IZIN USAHA PERTAMBANGAN
OPERASI PRODUKSI KEPADA PT. KURNIA ALAM INVESTAMA.

Hal<: dan Kewajiban


A. Hak
1. Memasuki WIUP se~uai d~ngan peta dan daftar koordinat;
2. Melaksanakan kegi;:J.tan IUP Operasi Produksi (Konstruk~i, Produksi,
Pengolahan Pemurnian dan Pengangkutan Penjualan), sesuaj dengan
ketentuan peratura.n perunda,ng-undang8;ti;
3. Membangun fasilitas penunjang kegiatan IUP Operasi Produksi
(Konstruksi, Produksi, Pengolahan, Pemurnian dan Pengangkutan
Penjualan), di dalam maupun di luar WIUP;
4. Dapat menghentikan sewaktu-waktu kegiatan IUP Operasi Produksi
(Konstruksi, Prod*si, Pengolahan Pemurnian dan Pengangkutan
Penjualan), di setiap bagian atau beberapa bagian WIUP dengan alasan
bahwa kelanjutan .darikegiatan IUP Operasi Produksi (Konstruksi,
Produksi, Pengo1ahan Pemurnian dan Pengangkutan Penjuaian), ter~ebut
tidak layak atau pr~tis secara komersil maupun karena keadaan kabar,
keadaan yang menghalangi sehingga menimbulkan penghentian sebagian
atau seluruh kegiatan usaha pertambangan;
5. Mengajukan pennohonan pengusahaan mineral lain yang bukan
merupakan asosiasi mineral utama yang diketemukan dalam WIUP;
6. Mengajukan pernyataan tidak berminat terhadap pengusahaan mineral
lain yang bukan merupakan asosiasi mineral utana yang diketemukan
dalam WIUP;
7. Memanfaatkan sarana dan prasarana umum untuk keperluan kegiatan
IUP Operasi Produksi (Konstruksi, Produksi, Pengolahan Pemumian dan
Pengangkutan Penjualan), setelah memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan;
8. Dapat melakukan keIjasama dengan perusahaan lain dalam rangka
penggunaan setiap fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang
berafiliasi dengan perusahaan atau tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
9. Dapat membangun sarana dan prasarana pada WIUP lain setelah
mendapat izin dari pemegang IUP yang bersangkutan.
B. Kewajiban
1. Memilih YUrisdiksi pada Pengadilan Negeri tempat dimana lokasi WIUP
berada.
2. Selambat-lambatnya 6 bulan· setelah ditetapkannya keputusan ini,
pemegang IUP Operasi Produksi harus sudah melaksanakan dan
menyampaikan laporan pematokan batas wilayah IUP Operasi Produksi
kepada Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota. ~
3. Hubungan a,nta,ra pemegang IUP Operasi Produksi dengan pihak ketiga
menjadi ta,n~ng jawab pemegang IUP sesuai ketentuan perundang­
unda,ngan.
4. MelapQrkan rencana invetasi.
5. Menyampaikan reneana reklamasi.
6. Menyampa,ikan reneana pasca tambang.
7. Menempatkanjaminan penutupan tambang (sesua,i umur tambang).
8. Menyampa.ikan RKAB selambat-la,mbatnya pada bulan November yang
meliputi reneana uiliun depan dan realisasi kegiatan setiap tahun
berjalan kepada Gubemur Jambi dengan tembusan kepada Menteri
ESDM RI dan Bupati Batang Hari.
9. Menyampaikan laporan kegiatan triwulanan yang harus diserahkan
dalarn jangka waktu 30 (tiga Puluh) hari setelah akhir dan triwulan
ta,kwim seca.,ra berkala kepada Gubemur ,Jambi dengan tembusan
kepada Menteri ESDM RI dan Bupati Batang Hari.
lO. Apabila ketentuanbatas waktu penyampaian RKAB dan pelaporan
sebagaimana dimaksud pada a,ngka 8 (delapan) dan 9 (sem1:;>ilan) tersebut
diatas terlampaui, maka pemegang IUP Operasi Produksi akan diberikan
peringatan tertulis.
11. Menyampaikan laporan produksi dan pemasaran sesuai dengan
ketentuan peraturan dan perundang-undangan.
12. Menyampaikan ren~ana pengembangan dan pemberdayaan masya.,rakat
sekitar wilayah pertambangan kepada Gubemur Jambi.
13. Menyampaikan RKTTL setiap tahun sebelum penyampaian RKAB kepada
Gubernur Jambi.
14. Memenuhi ketentuan perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
15. Membayar iuran tetap setiap tahun dan membayar royalty sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
16. Menempatkan jaminan reklamasi sebelum melakukan kegiatan produksi
dan reneana pe:q.utupan tambang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
17. Menyampaikan RPT (Rencana Penutupan Tambang) 2 tahufi sebelufii
kegiatan produksi berakhir.
18. Mengangkat seorang Kepala Teknik Tambang yang bertanggung jawab
atas kegiatan IUP Operasi Produksi (Konstruksi, Produksi, Pengolahan,
Pemurnian dan Pengangkutan dan Penjualan), keselamatan dan
kesehatan keIja, pertambangan serta pengelolaan lingkungan
pertambangan.
19. Kegiatan produksi djroulai apabilan kapasitas produksi terpasang sudah
mencapai 70% yang direneanakan;
20. Pennohon.an perpanjangan IUP untuk kegiatan produksi harus diajukan
2 (dua) tahun sebelum berakhimya masa izin ini dengan disertai
pemenuhan persyaratan;
21. Kelainan atas ketentuan tersebut pada butir 20, mengakibatkan IUP
Operasi PrQduksi berak,hir menurut hukum dan segala usaha
pertambangan dihentikan. Dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan sejak bera.khirnya keputusap ini pemegang IUP Operasi Produksi
harus mengangkat keluar segala sesuatu yang menjadi miliknya, kecuali
benda-bendajbangunap-bapguna,n yang dipergunakan untuk
ke;pentingap umum;
22. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam butir 21,
pemegang IUP Operasi Produksi tidak melaksanakap maka barangj aset
pemegang IUP menjadi milik Pemerintah;
23. Pemegang IUP Operasi Produksi harus menyediakan data dan
keterangan sewaktu..waktu apabila dikehendaki oleh Pemerintah;
24. Pemegang IUP Operasi Produksi membolehkan dan menerima apabila
Pemerintah sewaktu-waktu melakukan pemeriksaan;
25. Menerapkan kaidahpertambangan yang baik;
26. Mengelola keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia;
27. Melaporkan pelaksanan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
setempat secara berlmla;
28. Mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barapg dan jasa
dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan­
undangan;
29. Mengutamakan pembelian dalam negeri dari pengusaha lokal yang ada di
daerah tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­
undangan;
30. Mengutamakan seoptimal mungkin penggunaan perusahaan jasa
pertambangan lokaldanjatau Nasional;
31. Dilarang melibatkan anak perusahaan dapj atau afiliasinya dalam bidang
usaha jasa pertamb~gan di WIUP yang diusahakannya, kecuali dengan
izin Menteri;
32. Melaporkan data dan pelaksanaan penggunaan usahajasa penunjang;
33. Menyerahkan sel~ data yang diperoleh dari hasil kegiatan IUP Operasi
Produksi kepada Gubernur Jambi dengan tembusan kepada Menteri
ESDM RI dan Bupati Batartg Hart
34. Menyampaikan proposal yang sekurang-kurangnya menggambarkan
aspek teknis, keu$lgan, produksi dan pemasaran serta lingkungan
sebagai persyaratan pengajuan permohonan perpanjangan IUP Operasi
Produksi;
35. Memberikan ganti rugi kepada pemegang hak atas tanah dan tegakan
yang terganggu akibat kegiatan IUP Operasi Produksi;
36. Mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri (DMO) sesuai
ketentuan peraturart perundang-undangan;
37. Penjualan produksi kepada afiliasi mengacu kepada harga pasar;
38. Kontrak penjualan jangka pa,njang (minimal 3 tahun) harus mendapat
persetujuan terlebih .dahulu dari Menteri;
39. Perusahaan wajib mengolah produksinya di dalam negeri;
4Q. Pembangunan sarana dan· prasarana pada kegiatan konstruksi antara
lain meliputi :
a. Fasilitas-fasilitas dan peralatan pertambangan;
b. Ins1;alasi dan per~atan peningkatan mutu mineral/batubara;
c. Fasilitas-fasilitasbandar yang dapat meliputi dok-dok, pelabuhan­
pelabuhan, dermaga-dermaga, jembatan-jembatan, tongka,ng­
tongkang, pemecah-pemecah air, fasilitas-fasilitas terminal, bengkel­
bengkel, daerah-<;laerah penimbunan, gudang-gudang dan peralatan
bongka,r muat;
d. Fasilitas-fasilitas .transportasi dan komunikasi yang dapat meliputi
jalan-jalan, jembatan-jembatan, kapal-kapal, feri-feri, pelabuhan­
pelabuhan udara, reI-reI, tempat-tempat pendaratan pesawat, hanggar­
hanggar, garasi-garasi, pompa- pompa BBM, fasilitas-fasilitas radio
dan telekomunikasi serta fasilitas-fasilitas jaringan telegraph dan
telepon;
e. Perkotaan yang dapat meliputi rumah-rumah tempat tinggal, toko­
toko, sekolah- sekolah, rumah sakit, teater-teater dan bangunan lain,
fasilitas-fasilitas, dan peralatan pegawai kontraktor termasuk
tanggungan pegawai tersebut;
f. Listrik, fasilitas-fasilitas air dan air buangan dan dapat meliputi
pembangkit- pembangkit tenaga listrik (yang dapat berupa tenaga air,
uap, gas, atau diesel), ja,ringan-jaringan listrik, dam-dam, sa1uran­
saluran air, sistem-sistem penyediaan air, dan sistem-sistem
pembuangan limbah (tailing), air buangan pabrik, dan air buangan
rumah tangga;
g. Fasilitas-fasilitas lain-lain, yang dapat meliputi namun tidal<: terbatas
bengkel-bengkel mesin, bengkel-bengkel pengecoran, dan reparasi;
h. Semua fasilitas tambahan atau fasilitas lain, pabrik dan peralatan yang
dianggap perlu atau cocok untuk operasi pengusahaan yang berkaitan
dengan WIUP atau untuk menyediakan pelayanan atau melaksanakan
alctifitas-alctifitas pendukung atau aktifitas yang sifatnya insidentil.

..
IJAMAL M. ST
~"""'J'>m a Utama Madya
~::::=:Ii~. 19580615 198410 1 001

Anda mungkin juga menyukai