Anda di halaman 1dari 35

PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

DINAS PENANAMAN MODAL


DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
Komplek Perkantoran Bhakti Praja Email : dpmptsp.pelalawan@gmail.com
Telp/Fax: 0761-95992. Telp : 0761-95991
PANGKALAN KERINCI

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL


DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN PELALAWAN
NOMOR : KPTS.503/DPMPTSP/2021/14

TENTANG

PERSETUJUAN PERNYATAAN KESANGGUPAN


PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (PKPLH)
KEGIATAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
KOPERASI RIAU TANI BERKAH SEJAHTERA
DI DESA MERBAU, KECAMATAN BUNUT,
KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL


DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN PELALAWAN,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan


Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 Tentang
Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki
AMDAL, UKL-UPL atau SPPLH Lampiran I Sektor
Pertanian, rencana kegiatan Pekebunan Kelapa Sawit
oleh Koperasi Riau Tani Berkah Sejahtera di Desa
Merbau Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan
merupakan kegiatan yang wajib memiliki Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup;
b. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 60 ayat (2) Setiap
usaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL, wajib
memiliki Persetujuan Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c. bahwa Ketua Koperasi Riau Tani Berkah Sejahtera telah
mengajukan Surat Permohonan Pemeriksaan Formulir
UKL-UPL dan Penerbitan Persetujuan Lingkungan
Recana Perkebunan Kelapa Sawit Nomor : 001/UKL-
UPL/KPTBS/07/2021 tanggal 27 Juli 2021, berdasarkan
verifikasi administrasi terhadap permohonan tersebut
dinyatakan lengkap secara administrasi;
d. bahwa rapat pemeriksaan substansi Formulir UKL-UPL
rencana kegiatan Pekebunan Kelapa Sawit Koperasi Riau
Tani Berkah Sejahtera telah dilakukan oleh Tim Teknis
dan Komisi Penilai Amdal Kabupaten Pelalawan pada
hari Kamis, 12 Agustus 2021;
e. bahwa berdasarkan rekomendasi hasil pemeriksaan
substansi formulir UKL-UPL oleh Tim Teknis dan Komisi
Penilai Amdal Kabupaten Pelalawan Nomor : 660/DLH-
TLPKL/2021/840 pada Tanggal 2 September 2021;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a, b, c, d dan huruf e, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Pelalawan
tentang Persetujuan Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan
Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Merbau Kecamatan
Bunut Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau oleh Koperasi
Riau Tani Berkah Sejahtera;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan


Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2043);
2. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan
Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten
Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3968);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Negara Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6398);
6. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
157);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Risiko;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 131.14.3449
Tahun 2016 tentang Pengesahan Pemberhentian dan
Pengesahan Pengangkatan Bupati dan Wakil Bupati
Pelalawan Propinsi Riau;
12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 131.14-3449
Tahun 2016 tentang Pengangkatan Bupati Pelalawan
Provinsi Riau;
13. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor : 903/MENLHK/SETJEN/PLA.2/12/2016
tentang Kawasan Hutan Provinsi Riau
14. Keputusan Bupati Pelalawan Nomor 16 Tahun 2019
tentang Pendelegasian Wewenang Menandatangani
Perizinan dan Non Perizinan serta Penyelenggaraan
Pelayanan Kepada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Pelalawan;
15. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Pelalawan (Lembaran Daerah Kabupaten
Pelalawan Tahun 2019 Nomor 8).
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN


PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN
PELALAWAN TENTANG PERSETUJUAN PERNYATAAN
KESANGGUPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
(PKPLH) RENCANA KEGIATAN PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT DI DESA MERBAU KECAMATAN BUNUT KABUPATEN
PELALAWAN PROVINSI RIAU OLEH KOPERASI RIAU TANI
BERKAH SEJAHTERA.
KESATU : Memberi Persetujuan Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
Lingkungan Hidup kepada :
1. Nama Perusahaan : Koperasi Riau Tani Berkah
Sejahtera
2. Jenis Usaha dan : Perkebunan Kelapa Sawit
/atau Kegiatan
3. Luas Lahan : ± 750 Ha
4. Penanggung Jawab : Moch Irfan Kasogi (Ketua)
5. Alamat Kantor : Jl. Muslim Sari No. 05,
Pusat Kelurahan Tangkerang Selatan,
Kecamatan Bukit Raya, Kota
Pekanbaru, Provinsi Riau
6. Lokasi Usaha dan : Desa Merbau, Kecamatan
/atau Kegiatan Bunut, Kabupaten Pelalawan,
Provinsi Riau

KEDUA : Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan


Lingkungan Hidup (UKL–UPL) Rencana Perkebunan Kelapa
Sawit di Kecamatan Merbau Kabupaten Pelalawan Provinsi
Riau oleh Koperasi Riau Tani Berkah Sejahtera, dinyatakan
dapat disetujui.
KETIGA : Ruang lingkup Rencana Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit di
Desa Merbau Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan oleh
Koperasi Riau Tani Berkah Sejahtera, meliputi :
1. Total luas lahan yang digunakan untuk rencana kegiatan
Perkebunan Kelapa Sawit adalah ± 750 Ha. Lokasi tersebut
terletak pada :
a. Desa = Merbau
b. Kecamatan = Bunut
c. Kabupaten = Pelalawan
d. Provinsi = Riau
2. Kegiatan utama adalah perkebunan kelapa sawit;
3. Kegiatan pendukung :
a. Kantor dan perumahan karyawan seluas 12,97 Ha;
b. Tempat penampungan TBS seluas  0,5 Ha;
c. Generator set dengan kapasitas 5 KVA dan 3 KVA;
d. Sumur air;
e. Pemeliharaan saluran drainase kebun;
f. Pemeliharaan jalan operasional;
g. Kawasan sempadan sungai seluas 14,96 Ha;
h. Sarana dan prasarana pengendalian kebakaran;
i. Pengelolaan limbah cair domestik;
j. Pengelolaan limbah padat domestik (sampah);
k. Pengelolaan limbah B3.
4. Kegiatan pada tahap pra konstruksi terdiri dari:
a. Pengurusan Perizinan;
b. Pembebasan Lahan.
5. Kegiatan pada tahap konstruksi terdiri dari:
a. Rekruitmen Tenaga Kerja;
b. Pembukaan Lahan dan Penanaman Kelapa Sawit.
6. Kegiatan pada tahap operasional terdiri dari:
a. Panen dan Pengangkutan Hasil;
b. Pemeliharaan Tanaman.
KEEMPAT : Ringkasan dampak yang diperkirakan timbul dari Kegiatan
Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Merbau Kecamatan Bunut
Kabupaten Pelalawan oleh Koperasi Riau Tani Berkah
Sejahtera :
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Pengurusan Perizinan;
1) Sikap dan Persepsi Masyarakat.
b. Pembebasan Lahan
1) Peningkatan pendapatan;
2) Keresahan masyarakat.
2. Tahap Konstruksi
a. Rekruitmen Tenaga Kerja
1) Peningkatan pendapatan;
2) Kesempatan kerja.
b. Pembukaan Lahan dan Penanaman Kelapa Sawit
1) Kualitas udara & kebisingan;
2) Vegetasi alami dan habitat satwa liar;
3) Keresahan masyarakat.
3. Tahap Operasional
a. Panen dan Pengangkutan Hasil
1) Kualitas Udara dan kebisingan;
2) Oli bekas (Limbah B3).
b. Pemeliharaan Tanaman
1) Kualitas Air;
2) Penurunan Kualitas Tanah;
3) Keresahan masyarakat.
KELIMA : Dalam hal penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, Koperasi Riau Tani Berkah Sejahtera wajib
mengajukan dan memiliki persetujuan teknis dan Surat
Kelayakan Operasi (SLO) melalui mekanisme penerbitan
Persetujuan Lingkungan tercantum pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
KEENAM : Rencana Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit oleh Koperasi
Riau Tani Berkah Sejahtera di Desa Merbau Kecamatan Bunut
Kabupaten Pelalawan telah mengajukan dan memiliki
persetujuan teknis berikut (sebagai lampiran dari PKPLH ini) :
1. Persetujuan Teknis untuk Pemenuhan Baku Mutu Air
Limbah (Pembuangan air limbah domestik ke badan air
permukaan);
2. Rincian Teknis untuk Pengelolaan Limbah B3
(Penyimpanan Sementara Limbah B3).
KETUJUH : Persetujuan Teknis sebagaimana dimaksud pada DIKTUM
KEENAM terdiri dari :
1. Standar teknis pemenuhan baku mutu air limbah dan
pengelolaan limbah B3;
2. Standar kompetensi sumber daya manusia; dan
3. Sistem manajemen lingkungan.
KEDELAPAN : Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan wajib memenuhi
ketentuan dan persyaratan persetujuan teknis sebelum
beroperasinya instalasi dan/atau fasilitas air limbah
sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KEENAM dan
KETUJUH.
KESEMBILAN : Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dalam
melaksanakan kegiatannya harus memenuhi kewajiban
pengelolaan dampak lingkungan sebagaimana tercantum pada
matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup yang terdapat dalam
lampiran PKPLH ini.
KESEPULUH : Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dalam
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
DIKTUM KEDELAPAN dan DIKTUM KESEMBILAN, juga wajib
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Memenuhi ketentuan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup dalam matrik UKL-UPL;
2. Memenuhi ketentuan Persetujuan Teknis setelah SLO
diterbitkan;
3. Menyiapkan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi
lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
4. Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan
kewajiban Perizinan Berusaha atau Persetujuan
Pemerintah terkait Persetujuan Lingkungan secara berkala
setiap 6 (enam) bulan sekali;
5. Melakukan pengelolaan limbah nonB3 sesuai rincian
pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam matrik
UKL-UPL;
6. Melakukan sosialisasi kegiatan kepada Pemerintah
Daerah, tokoh masyarakat setempat tentang pelaksanaan
kegiatan;
7. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pengelolaan
lingkungan yang dilakukan terkait dengan kegiatan-
kegiatan tersebut;
8. Melanjutkan kegiatan pemberdayaan masyarakat
(Community Development/CD) berdasarkan kerangka
kepedulian sosial (Corporate Social Responsibility/CSR)
terhadap masyarakat sekitarnya;
9. Melaksanakan kegiatan pada lokasi yang telah diizinkan;
10. Memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan
hidup untuk melakukan pengawasan sesuai dengan
kewenangannya;
11. Mengajukan permohonan perubahan Persetujuan
Lingkungan apabila direncanakan untuk melakukan
perubahan usaha dan/atau kegiatannya; dan
12. Kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, Gubernur,
atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya
berdasarkan kepentingan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
KESEBELAS : Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan
kewajiban Perizinan Berusaha terkait Persetujuan Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan SPBU
secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali sejak Keputusan
Bupati ini ditetapkan kepada :
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia;
2. Gubernur Riau UP. Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Riau;
3. Bupati Pelalawan UP. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Pelalawan;
4. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion
Wilayah Sumatera (P3ES).
KEDUABELAS : Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
mengajukan permohonan perubahan persetujuan lingkungan
apabila terjadi perubahan atas rencana usaha dan/atau
kegiatannya sesuai dengan kriteria perubahan yang tercantum
dalam PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 89.
KETIGABELAS : Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dapat dikenakan
sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup pasal 508.
KEEMPATBELAS PKPLH ini merupakan:
1. Bentuk Persetjuan Lingkungan; dan
2. Prasyarat penerbitan Perizinan Berusaha atau Persetujuan
Pemerintah.
KELIMABELAS : Instansi pemberi Perizinan Berusaha atau Persetujuan
Pemerintah wajib memperhatikan PKPLH sebagai syarat
penerbitan Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah
dalam pelaksanaan kegiatan.
KEENAMBELAS : PKPLH ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan
berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas usaha
dan/atau kegiatan ini.
KETUJUHBELAS : PKPLH ini dapat dibatalkan apabila dikemudian hari
ditemukan pelanggaran dan berakhirnya Perizinan Berusaha
atau Persetujuan Pemerintah sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
KEDELAPANBELAS : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Pangkalan Kerinci


Pada Tanggal 2 September 2021

Ditandatangani secara elektronik oleh :


DPMPTSP
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN PELALAWAN

BUDI SURLANI, S.Hut., M.M


Pembina TK. I
NIP. 19701206 199503 1 002

Tembusan disampaikan kepada Yth :


1. Bupati Pelalawan di Pangkalan Kerinci (sebagai laporan);
2. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera di Pekanbaru;
3. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau di Pekanbaru;
4. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pelalawan di Pangkalan Kerinci;
5. Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Pelalawan di Pangkalan Kerinci;
6. Camat Bunut di Bunut.
7. Arsip.
LAMPIRAN I
MATRIKS UKL-UPL RENCANA KEGIATAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
KOPERASI RIAU TANI BERKAH SEJAHTERA
MATRIKS UPAYA PENGELOLAAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA
KEGIATAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KOPERASI RIAU TANI BERKAH SEJAHTERA

Institusi Pengelola
Sumber Jenis Besaran STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
dan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Lingk Hidup
Bentuk Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Pemantauan Lokasi Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PRA KONSTRUKSI

SOSEKBUD
Pengurusan Sikap dan Jumlah ✓ Menginformasikan kepada Masyarakat Dilakukan Bentuk upaya pemantauan Masyarakat Dilakukan a. Pelaksana :
perizinan Persepsi masyarakat yang masyarakat tentang akan Desa Desa selama kegiatan lingkungan dari sikap dan Desa Desa selama Koperasi Riau Tani
mayarakat merasa khawatir Merbau pengurusan persepsi masyarakat dilakukan Merbau kegiatan Berkah Sejahtera
adanya kegiatan perkebunan b. Pengawas :
terhadap Kecamatan perizinan dan dengan teknik sampling. Kecamatan pengurusan
perkebunan kelapa sawit Koperasi Riau Bunut, pembebasan Pemilihan responden dilakukan Bunut, terutama perizinan, DLH Kabupaten
kelapa sawit yang Tani Berkah Sejahtera. terutama lahan tahap pra dengan teknik Random Sampling. yang terkena serta kegiatan Pelalawan
akan merugikan ✓ Melakukan sosialisasi terlebih yang terkena konstruksi Data primer dikumpulkan melalui dampak pembebasan c. Pelaporan :
kepentingan dahulu kepada masyarakat dampak berlangsung wawancara dengan langsung lahan DLH Kabupaten
aktivitas langsung menggunakan pedoman rencana kegiatan berlangsung Pelalawan.
setempat melalui koordinasi
masyarakat atau dengan pemerintah setempat rencana wawancara. Data kuantitatif dengan
kepentingan kegiatan dianalisis dengan teknik tabulasi periode setiap
lainnya ✓ Memberikan ganti rugi lahan frekuensi dan tabulasi silang, dan 6 bulan sekali,
dengan harga yang telah data kualitatif akan dianalisis sebelum
disepakati. dengan Content Analysis. kegiatan
✓ Pendekatan sosial sebaiknya kontruksi
dilakukan melalui pertemuan dimulai.
tatap-muka dan dialog
langsung dengan penduduk.
Pembagian leafl et,
penempelan poster, maupun
penjelasan melalui radio juga
dapat membantu

1
Institusi Pengelola
Sumber Jenis Besaran STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
dan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Lingk Hidup
Bentuk Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Pemantauan Lokasi Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pembeba- Peningkatan Lahan yang akan Melakukan ganti rugi lahan Masyarakat Dilakukan selama Metode pengumpulan data Masyarakat Dilakukan a. Pelaksana :
san lahan pendapatan dibebaskan dan masyarakat sesuai dengan Desa Desa kegiatan keterlibatan pekerja lokal dan Desa Desa selama Koperasi Riau Tani
masyarakat diganti rugi seluas harga yang disepakati oleh pihak Merbau pembebasan kegiatan pembebasan lahan Merbau kegiatan Berkah Sejahtera
750 Ha. masyarakat dan perusahaan.. Kecamatan lahan pada tahap dapat dilakukan dengan dua cara, Kecamatan pembebasan b. Pengawas :
Bunut, pra konstruksi yaitu pertama mengumpulkan Bunut, terutama lahan DLH Kabupaten
terutama berlangsung data sekunder dari catatan yang terkena berlangsung Pelalawan
yang terkena kontraktor dan atau institusi lokal dampak dengan c. Pelaporan :
dampak yang dibentuk. Untuk langsung periode setiap DLH Kabupaten
langsung pengumpulan data tentang rencana kegiatan 6 bulan sekali, Pelalawan.
rencana ketidakpuasan, ketegangan, dan sebelum
kegiatan gangguan kamtibmas dapat kegiatan
dilakukan dengan pengumpulan kontruksi
data sekunder yang dicatat oleh dimulai
kelurahan atau institusi lokal yang
dibentuk atau mengumpulkan
informasi dari tokoh-tokoh
informal setempat. Analisis data
dapat dilakukan deskriptif analisis
terhadap perkembangan (trend)
kasus selama periode tertentu.
Keresahan Jumlah ✓ Memberikan ganti rugi lahan Masyarakat Dilakukan selama Pemantauan dilakukan dengan Masyarakat Dilakukan a. Pelaksana :
Masyarakat masyarakat yang dan tanaman dengan harga Desa Desa kegiatan teknik sampling. Pemilihan Desa Desa selama Koperasi Riau Tani
merasa khawatir Merbau pengurusan responden dilakukan dengan Merbau kegiatan Berkah Sejahtera
yang telah disepakati. b. Pengawas :
Kecamatan perizinan dan teknik Random Sampling. Data Kecamatan pengurusan
✓ Pembebasan lahan Bunut, pembebasan primer dikumpulkan melalui Bunut, terutama perizinan dan DLH Kabupaten
dilaksanakan sebelum tahap terutama yang lahan tahap pra wawancara dengan yang terkena kegiatan Pelalawan
konstruksi dimulai termasuk terkena konstruksi menggunakan pedoman dampak pembebasan c. Pelaporan :
jalan akses menuju lokasi dampak berlangsung wawancara. Data kuantitatif langsung lahan DLH Kabupaten
langsung dianalisis dengan teknik tabulasi rencana kegiatan berlangsung Pelalawan.
perkebunan.
✓ Melakukan sosialisasi terlebih rencana frekuensi dan tabulasi silang, dan dengan
kegiatan data kualitatif akan dianalisis periode setiap
dahulu kepada masyarakat
dengan Content Analysis. 6 bulan sekali,
setempat melalui koordinasi sebelum
dengan Pemerintah kegiatan
Kabupaten Pelalawan. kontruksi
dimulai.

2
Institusi Pengelola
Sumber Jenis Besaran STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
dan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Lingk Hidup
Bentuk Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Pemantauan Lokasi Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
✓ Pendekatan sosial sebaiknya
dilakukan melalui pertemuan
tatap-muka dan dialog
langsung dengan penduduk.
Pembagian leafl et,
penempelan poster, maupun
penjelasan melalui radio juga
dapat membantu.
KONSTRUKSI

FISIK KIMIA
Pembuka- Kualitas Lampiran VII ✓ Menggunakan kendaraan Dilakukan - SNI pengukuran kualitas udara Dilakukan Dilakukan a. Pelaksana :
an lahan Udara dan Peraturan pengangkut yang telah lulus selama kegiatan SNI 19-7119.6-2005 (Udara disekitar lokasi selama tahap Koperasi Riau Tani
dan Kebisingan Pemerintah pembukaan Ambient): kegiatan konstruksi Berkah Sejahtera
uji emisi.
penanam- Republik lahan dan - Sound Level Meter untuk pembukaan berlangsung b. Pengawas :
an Indonesia Nomor ✓ Melakukan penyiraman penanaman kebisingan. lahan yang dengan DLH Kabupaten
tanaman 22 Tahun 2021 dengan menggunakan mobil tanaman kelapa Analisis data dibandingkan menjadi jalur periode Pelalawan, Dinas
kelapa Dan Keputusan tanki air di sepanjang jalan sawit pada dengan baku mutu lingkungan transportasi alat setiap 6 Kesehatan Kabupaten
sawit serta Menteri Negara yang dilalui pada saat hari-hari tahap konstruksi dan material bulan sekali, Pelalawan
pem- Lingkungan Hidup berlangsung, terutama yang sebelum c. Pelaporan :
Nomor 48 Tahun kering terutama pada saat
bangunan dilakukan sekali berada disekitar kegiatan DLH Kabupaten
1996 musim kemarau. Pelalawan.
sarana selama kegiatan lokasi operasi
penunjang ✓ Mengurangi dan menetapkan konstruksi pemukiman dimulai.
laju kendaraan angkut berlangsung penduduk
material khususnya yang
melewati pemukiman
penduduk (laju kenderaan
maksimun 45 km/jam).
✓ Penggunaan mesin dan
peralatan yang memiliki
tingkat kebisingan rendah
(maksimun sebesar 70 db(A)).
✓ Penggunaan ear plug bagi
para pekerja.
3
Institusi Pengelola
Sumber Jenis Besaran STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
dan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Lingk Hidup
Bentuk Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Pemantauan Lokasi Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BIOLOGI

Pembuka- Vegetasi Hilangnya Secara tehnik pengelolaan Dilakukan Dilakukan Metode pemantauan vegetasi Lokasi Dilakukan a. Pelaksana :
an lahan alami dan vegetasi penutup perubahan vegetasi dan satwa liar pada areal selama kegiatan darat dilakukan melalui pemantauan setiap 6 Koperasi Riau Tani
dan habitat menimbulkan antara lain sebagai berikut : perkebunan pembukaan pencatatan hasil pengamatan dan vegetasi darat (enam) bulan Berkah Sejahtera
penanam- satwa liar berkurangnya ✓ Membuka Hutan Sesuai kelapa sawit lahan dan identifikasi langsung di lapangan dilakukan pada sekali. d. Pengawas :
an keanekaragaman Dengan Tapak Proyek Koperasi penanaman dengan menggunakan tally-sheet daerah-daerah Sedangkan DLH Kabupaten
tanaman vegetasi di lokasi ✓ Membangun Kawasan Riau Tani tanaman kelapa dan penyebaran. sebagai berikut : pelaksanaan Pelalawan, Dinas
kelapa kegiatan dan Konservasi Berkah sawit o Areal pemantauan Pertanian Kabupaten
sawit serta terjadi ✓ Larangan Berburu Satwa Liar Sejahtera, berlangsung, revegetasi di hama Pelalawan
pembangu perpindahan yaitu seluas dengan periode emplasemen tanaman e. Pelaporan :
dengan cara membuat papan kebun.
nan sarana satwa liar 19,72 Ha setiap 6 bulan dilakukan DLH Kabupaten
larangan terhadap satwa liar o Areal Pelalawan.
penunjang yang terletak sekali dengan
dilindungi yang diletakkan di di kiri dan konservasi, frekuensi
beberapa tempat di areal kanan sungai seperti satu bulan
kebun yang dipandang sempadan
sekali
sungai, atau
strategis dan mudah dibaca areal yang
masyarakat. tidak ditanami
✓ Larangan Memiliki dan kelapa sawit.
memelihara Satwa Liar
dilindungi
✓ Penyuluhan Kepada
Karyawan dan Masyarakat

SOSEKBUD
Rekrutmen Peningkatan Kebutuhan tenaga Masyarakat Dilakukan Metode pengumpulan data Masyarakat Dilakukan a. Pelaksana :
tenaga pendapatan kerja sebanyak ✓ Menerima tenaga kerja yang Desa Merbau selama kegiatan keterlibatan pekerja lokal dalam Desa Desa selama Koperasi Riau Tani
kerja masyarakat 325 orang berasal dari masyarakat Kecamatan rekruitmen kegiatan pembukaan lahan dan Merbau kegiatan Berkah Sejahtera
tempatan minimal sebanyak Bunut, tenaga kerja penanaman tanaman kelapa Kecamatan pembukaan b. Pengawas :
terutama tahap pra sawit dapat dilakukan dengan dua Bunut, terutama lahan dan DLH Kabupaten
50 % dari jumlah tenaga kerja
yang terkena konstruksi cara, yaitu pertama yang terkena penanaman Pelalawan, Dinas
yang dibutuhkan. Tenaga kerja, Dinas
dampak berlangsung mengumpulkan data sekunder dampak tanaman
✓ Memberikan upah sesuai langsung dari catatan kontraktor dan atau langsung kelapa sawit Penanaman Modal
rencana institusi lokal yang dibentuk. Cara rencana kegiatan berlangsung dan Pelayanan
dengan standar yang berlaku Terpadu Kabupaten
kegiatan kedua dengan melakukan mini dengan
(UMK/Upah Minimum Kota). Pelalawan
4
Institusi Pengelola
Sumber Jenis Besaran STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
dan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Lingk Hidup
Bentuk Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Pemantauan Lokasi Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
survey. Survey ini untuk periode c. Pelaporan :
✓ Mendorong dan
mengetahui jenis, status dan setiap 6 DLH Kabupaten
mensyaratkan pada jumlah keterlibatan pekerja lokal. bulan sekali, Pelalawan,
kontraktor untuk Untuk pengumpulan data tentang sebelum
memanfaatkan tenaga kerja ketidakpuasan, ketegangan, dan kegiatan
skill lokal, sebagai bagian dari gangguan kamtibmas dapat kontruksi
dilakukan dengan pengumpulan dimulai
pengalihan keahlian; dan
data sekunder yang dicatat oleh
memanfaatkan pekerja non kelurahan atau institusi lokal yang
skill secara maksimal sesuai dibentuk atau mengumpulkan
kebutuhan. informasi dari tokoh-tokoh
informal setempat. Analisis data
✓ Standar pendidikan tenaga
dapat dilakukan deskriptif analisis
kerja yang berlaku di terhadap perkembangan (trend)
perusahaan adalah SLTA kasus selama periode tertentu.
atau sederajat tanpa
spesifikasi, dan kemudian
akan ditraining oleh
perusahaan, sehingga
menjadi tenaga kerja terlatih
untuk bidang-bidang tertentu
Kesempatan Penerimaan ✓ Menginformasikan kepada Masyarakat Dilakukan Pemantauan dilakukan dengan Masyarakat Dilakukan a. Pelaksana :
kerja tenaga kerja masyarakat setempat dan Desa Merbau selama kegiatan teknik sampling. Pemilihan Desa Desa selama Koperasi Riau Tani
sebanyak 325 Kecamatan rekruitmen responden dilakukan dengan Merbau kegiatan Berkah Sejahtera
membuka kesempatan kerja b. Pengawas :
orang Bunut, tenaga kerja teknik Random Sampling. Sampel Kecamatan pembukaan
yang sama kepada semua terutama tahap konstruksi adalah kepala rumah tangga di Bunut, terutama lahan dan DLH Kabupaten
pencari kerja tentang yang terkena berlangsung wilayah studi. Pemilihan informan yang terkena penanaman Pelalawan, Dinas
kebutuhan tenaga kerja. dampak kunci (key informan) dilakukan dampak tanaman Tenaga kerja, Dinas
✓ Mengupayakan melakukan langsung dengan teknik Snowball langsung kelapa sawit Penanaman Modal
rencana Sampling. Data primer rencana kegiatan berlangsung dan Pelayanan
penerimaan tenaga kerja Terpadu Kabupaten
pada tahap konstruksi lebih kegiatan dikumpulkan melalui wawancara dengan
dengan menggunakan pedoman periode Pelalawan
proporsional sesuai wawancara. Data kuantitatif setiap 6 c. Pelaporan :
kebutuhan dan kemampuan dianalisis dengan teknik tabulasi bulan sekali, DLH Kabupaten
frekuensi dan tabulasi silang, dan sebelum Pelalawan,

5
Institusi Pengelola
Sumber Jenis Besaran STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
dan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Lingk Hidup
Bentuk Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Pemantauan Lokasi Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
pembangunan kebun kelapa data kualitatif akan dianalisis kegiatan
sawit. dengan Content Analysis. kontruksi
✓ Memberikan informasi kepada dimulai
pekerja pendatang mengenai
adat istiadat serta norma-
norma yang berlaku di
lingkungan masyarakat
setempat.
✓ Mempertimbangkan proporsi
tenaga kerja lokal dan non
lokal sesuai dengan peraturan
daerah yang berlaku dan
kebutuhan perusahaan dalam
penetapan tenaga kerja yang
diterima.
✓ Menjalin hubungan dan
komunikasi intensif dengan
penduduk lokal, demi
kelancaran aktivitas
pembangunan jalur transmisi.

Pembuka- Keresahan Dampak kecil Dilakukan melalui penyuluhan Masyarakat Dilakukan Metoda pengumpulan data Masyarakat Dilakukan a. Pelaksana :
an lahan Masyarakat karena lokasi kepada masyarakat bersama Desa Merbau selama kegiatan melalui wawancara khusus Desa Desa selama tahap Koperasi Riau Tani
dan pemukiman jauh dengan tokoh masyarakat, tokoh Kecamatan pembukaan dengan pemerintah kelurahan Merbau konstruksi Berkah Sejahtera
penanam- dari Lokasi adat, aparat desa dan kecamatan Bunut, lahan dan dan tokoh masyarakat setempat Kecamatan pembukaan b.Pengawas :
an kegiatan dengan melibatkan seluruh terutama penanaman yang berkaitan dengan Bunut, terutama lahan dan DLH Kabupaten
tanaman lapisan masyarakat secara yang terkena tanaman kelapa kekhawatiran masyarakat akan yang terkena penanaman Pelalawan,
kelapa langsung yang akan terkena dampak sawit dampak kegiatan pembukaan dampak tanaman c.Pelaporan :
sawit serta dampak langsung berlangsung lahan dan penanaman tanaman langsung kelapa sawit DLH Kabupaten
pembangu rencana kelapa sawit rencana kegiatan dilakukan Pelalawan.
nan sarana kegiatan dengan
penunjang periode

6
Institusi Pengelola
Sumber Jenis Besaran STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
dan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Lingk Hidup
Bentuk Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Pemantauan Lokasi Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
setiap 6
bulan sekali.
OPERASI
FISIK-KIMA
Kualitas Lampiran VII - Kegiatan pengangkutan TBS Lokasi Pengelolaan - SNI pengukuran kualitas udara Lokasi kegiatan Panen dan a. Pelaksana :
Udara dan Peraturan Untuk menghindari dan pengelolaan penurunan SNI 19-7119.6-2005 (Udara pemantauan Pengangkuta Koperasi Riau Tani
Kebisingan Pemerintah meminimalisasi terjadinya dampak kualitas udara Ambient): lingkungan n Hasil Berkah Sejahtera
Republik penurunan kualitas udara dan penurunan dan peningkatan - Sound Level Meter untuk dampak Panen serta b. Pengawas :
Indonesia Nomor tingkat kebisingan dapat dilakukan kualitas kebisingan kebisingan. penurunan aktifitas DLH Kabupaten
22 Tahun 2021 hal sebagai berikut : udara dan dilakukan sejak Analisis data dibandingkan kualitas udara fasilitas Pelalawan
Dan Keputusan ✓ Melakukan penyiraman dengan peningkatan dimulainya dengan baku mutu lingkungan dan peningkatan pendukung c. Pelaporan :
Menteri Negara menggunakan mobil tanki air di kebisingan kegiatan kebisingan DLH Kabupaten
Lingkungan Hidup sepanjang jalan jalur dilakukan : perkebunan dilakukan : Pelalawan.
Nomor 48 Tahun pengangkutan TBS terutama Kegiatan kelapa sawit -Kegiatan
1996 yang melewati pemukiman pengangkut sampai berakhir, pengangkutan
masyarakat pada saat musim an TBS di dengan periode TBS di jalan
kemarau. jalan masuk setiap 6 bulan masuk menuju
✓ Mengatur kecepatan menuju sekali lokasi
kendaraan pengangkutan TBS lokasi perkebunan
tidak lebih dari 30 – 40 km/jam, perkebunan yang dekat
agar debu yang ada pada jalan yang dekat dengan
tidak beterbang. dengan pemukiman
✓ Muatan kenderaan TBS tidak pemukiman penduduk.
melebihi kapasitas truk dan penduduk.
sesuai dengan kelas jalan yang
digunakan.
✓ Mengadakan penghijauan
disekitar lokasi perkebunan
kelapa sawit, terutama pada
lahan-lahan kosong.

Oli bekas Jumlah oli bekas Lebih lengkap dapat dilihat dalam Lokasi Pengelolaan oli Teknik pemantauan lebih lengkap TPS Limbah B3 Dilakukan a. Pelaksana :
(LB3) yang mencemari dokumen Rincian Teknis pengelolaan bekas dan dapat dilihat pada Dokumen setiap 6 Koperasi Riau Tani
lingkungan Penaganganan Limbah B3 oli bekas dan tumpahan solar Rincian Teknis Penanganan LB3 (enam) bulan Berkah Sejahtera
tumpahan dilakukan sejak sekali selama b. Pengawas :
solar dimulainya kegiatan

7
Institusi Pengelola
Sumber Jenis Besaran STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
dan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Lingk Hidup
Bentuk Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Pemantauan Lokasi Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dilakukan kegiatan perkebunan DLH Kabupaten
pada lokasi perkebunan kelapa sawit Pelalawan,
bengkel, kelapa sawit Koperasi Riau c. Pelaporan :
genset dan sampai berakhir, Tani Berkah DLH Kabupaten
tempat dengan periode Sejahtera Pelalawan
pengumpula setiap 6 bulan berlangsung
n oli bekas sekali
dan minyak
Pemelihara Kualitas Air Lampiran VI Pengelolaan kualitas air dapat Dilakukan Pengelolaan Metoda pemantauan kualitas air Lokasi Pemantauan a. Pelaksana :
-an Peraturan dilakukan melalui : pada sungai kualitas air dari dilakukan dengan cara pemantauan kualitas air Koperasi Riau Tani
Tanaman Pemerintah penggunaan pestisida seminimal dan anak aktivitas pengambilan contoh air sungai lingkungan sungai dalam Berkah Sejahtera
Kelapa Republik mungkin dan lebih mengutamakan sungai dalam perkebunan dan air sumur untuk dianalisis di kualitas air areal b. Pengawas :
Sawit Indonesia Nomor dengan metode biologis dalam areal kelapa sawit laboratorium. Pengambilan contoh dilakukan pada perkebunan DLH Kabupaten
22 Tahun 2021 memberantas hama dan penyakit perkebunan Koperasi Riau air, pengawetan sampel, dan sungai-sungai kelapa sawit Pelalawan, Dinas
tanaman kelapa sawit. kelapa sawit Tani Berkah analisis laboratorium dilakukan dalam areal dilakukan Kesehatan Kabupaten
Koperasi Sejahtera berdasarkan pada pedoman perkebunan setiap 6 Pelalawan
Riau Tani dilakukan setiap "Standard Nasional Indonesia Koperasi Riau (enam) bulan c. Pelaporan :
Berkah 6 bulan sekali, (SNI)”. Tani Berkah sekali DLH Kabupaten
Sejahtera selama kegiatan Sejahtera Pelalawan.
serta sumur perkebunan
air kelapa sawit
pemukiman berlangsung
karyawan

Penurunan Besaran dampak Bentuk pengelolaan yang dapat Lokasi Pelaksanaan Metode pemantauan dan analisis Lokasi Waktu dan a. Pelaksana :
Kualitas yang digunakan dilakukan adalah antara lain: pengelolaaa pengelolaan data dilakukan dengan cara Pemantauan frekuensi Koperasi Riau Tani
Tanah untuk mengetahui pemantauan Berkah Sejahtera
✓ Menggunaan pupuk organik n dilakukan dampak melakukan pengambilan contoh dilakukan pada
penurunan yaitu selama b. Pengawas :
kualitas tanah dan musuh alami yang pada lahan penurunan sampel tanah di lapangan dan lahan operasi DLH Kabupaten
adalah tingkat terintegrasi dengan sistem perkebunan kualitas tanah kemudian dianalisis di perkebunan berlangsung, Pelalawan,
terjadinya kerusakan pengendalian hama terpadu. kelapa sawit dilakukan setiap 1 laboratorium. kelapa sawit dilaksakan c. Pelaporan :
tanah terhadap ✓ Melakukan konservasi tanah Koperasi (satu) tahun sekali Melakukan pengukuran Koperasi Riau minimal 6 DLH Kabupaten
produksi biomassa dan air dengan penempatan Riau Tani selama tahap kerusakan daerah untuk produksi Tani Berkah (enam) bulan Pelalawan
setiap bidang tanah pada cara Berkah operasi. biomassa berdasarkan Peraturan Sejahtera. sekali.
Pemerintah nomor 150 Tahun
penggunaan yang sesuai Sejahtera. 2000.
dengan kemampuan tanah

8
Institusi Pengelola
Sumber Jenis Besaran STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
dan Pemantauan
Dampak Dampak Dampak Lingk Hidup
Bentuk Pengelolaan Lokasi Periode Bentuk Pemantauan Lokasi Periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
tersebut dan
memperlakukannya sesuai
dengan syarat-syarat yang
diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan tanah.
✓ Melakukan penghijauan di
bagian yang tidak dilakukan
penanaman kelapa sawit.
Tanaman penutup tanah ini
berfungsi memperbaiki struktur
tanah dan menambahkan
bahan organik tanah
SOSEKBUD
Pemelihara Keresahan Tingkat keresahan Upaya pengelolaan terhadap Masyarakat Dilakukan sejak Metode pemantauan terhadap Masyarakat Pelaksanaan a. Pelaksana :
an Masyarakat masyarakat keluhan dan keresahan Desa Merbau dimulainya keluhan dan keresahan Desa Merbau pemantauan Koperasi Riau Tani
Tanaman masyarakat dapat dilakukan yang terkena kegiatan masyarakat dapat dilakukan dan Kecamatan keluhan dan Berkah Sejahtera
Kelapa melalui penyuluhan kepada dampak perkebunan melalui pengamatan lapangan Bunut pada keresahan b. Pengawas :
Sawit masyarakat bersama dengan langsung kelapa sawit dengan metode wawancara umumnya. masyarakat DLH Kabupaten
tokoh masyarakat, tokoh adat, pada sampai berakhir, secara mendalam (indepth dilakukan Pelalawan,
aparat desa dan kecamatan khususnya dengan periode interview method) atau setiap 6 c. Pelaporan :
dengan melibatkan seluruh serta setiap 6 bulan menggunakan kuesioner dengan (enam) bulan DLH Kabupaten
lapisan masyarakat secara masyarakat sekali. tujuan untuk mengetahui dan sekali Pelalawan.
langsung yang akan terkena Kecamatan mengidentifikasi penyebab
dampak. Bunut pada timbulnya keluhan dan keresahan
umumnya. masyarakat terhadap kegiatan
perkebunan kelapa sawit

9
LAMPIRAN II
PERSETUJUAN TEKNIS
PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH
DOMESTIK
KOPERASI RIAU TANI BERKAH SEJAHTERA
LAMPIRAN III
RINCIAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH B3 UNTUK KEGIATAN
PENYIMPANAN SEMENTARA LB3
KOPERASI RIAU TANI BERKAH SEJAHTERA

Anda mungkin juga menyukai