Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

DINAS PERKEBUNAN
Jl. Cut Nyak Dien No.6 Telp/Fax (0761) 47153
PEKANBARU

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI RIAU


NOMOR : Kpts.188/Disbun-SEKR/637/2022

TENTANG

PENETAPAN TIM DAN PROSEDUR PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN


DI LINGKUNGAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI RIAU

KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI RIAU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka tata kelola pemerintahan yang


bebas korupsi, kolusi dan nepotisme perlu suatu kondisi
yang bebas dari benturan kepentingan melalui
penanganan benturan kepentingan;
b. bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 2
Tahun 2021 tentang Penanganan Benturan Kepentingan
di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, menyatakan
bahwa setiap perangkat daerah melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap pelaksanaan petunjuk
penanganan benturan kepentingan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau
tentang Tim dan Prosedur Penanganan Benturan
Kepentingan di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi
Riau;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang


Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun
1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I
Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 75) sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1646);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang


Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4890);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang


Disiplin Pegawai Negei Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6307)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemeintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6477);

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan;

9. Peraturan Gubernur Riau Nomor 2 Tahun 2021 tentang


Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Riau.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI


RIAU TENTANG TIM DAN PROSEDUR PENANGANAN
BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN DINAS
PERKEBUNAN PROVINSI RIAU.

KESATU : Menetapkan Tim dan Prosedur Penanganan Benturan


Kepentingan di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Riau
dengan susunan tim sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam keputusan ini.

KEDUA : Tim sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU


mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Memantau dan memonitor pelaksanaan tugas dan fungsi
serta tanggung jawab masing-masing Aparatur Sipil
Negara (ASN) di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi
Riau;
2. Mencermati dan menelaah potensi dan/atau terjadinya
benturan kepentingan agar tidak berpengaruh terhadap
wibawa dan citra Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Dinas
Perkebunan Provinsi Riau;
3. Melakukan identifikasi dan pemetaan terhadap obyek dan
aktifitas yang berpotensi memicu terjadinya benturan
kepentingan;
4. Melakukan upaya pencegahan dan pemeriksaan serta
penyelesaian secara efektif dan sesuai ketentuan
perundang-undangan;
5. Melakukan pembinaan dan fasilitasi untuk mencegah
terjadinya benturan kepentingan di internal Dinas
Perkebunan Provinsi Riau.

KETIGA : Prosedur penanganan benturan kepentingan tercantum


dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam keputusan ini.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan keputusan ini akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Pekanbaru
Pada tanggal : 21 Februari 2022

KEPALA DINAS PERKEBUNAN


PROVINSI RIAU

Ir. ZULFADLI
Pembina Utama Madya
NIP. 19660803 199211 1 001
Lampiran I : Surat Keputusan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau
Nomor : Kpts.188/Disbun-SEKR/ 637/2022
Tanggal : 21 Februari 2022

SUSUNAN TIM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN


DI LINGKUNGAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI RIAU

KEDUDUKAN
NO NAMA JABATAN
DALAM TIM
1. Kepala Dinas Pengarah

2. Sekretaris Dinas Penanggung Jawab

3. Kepala Bidang Produksi Perkebunan Anggota

4. Kepala Bidang Pengembangan Usaha dan Penyuluhan Anggota

5. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Anggota

6. Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Anggota

7. Kepala UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan Anggota

8. Kepala UPT Produksi Benih Tanaman Perkebunan Anggota

9. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Anggota

10. Sub Koordinator Perencanaan Program Anggota

Sub Koordinator Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan


11. Anggota
Barang Milik Daerah

Ditetapkan di : Pekanbaru
Pada tanggal : 21 Februari 2021

KEPALA DINAS PERKEBUNAN


PROVINSI RIAU

Ir. ZULFADLI
Pembina Utama Madya
NIP. 19660803 199211 1 001
Lampiran II : Surat Keputusan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau
Nomor : Kpts.188/Disbun-SEKR/ 637/2022
Tanggal : 21 Februari 2022

PROSEDUR PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan pemerintahan yang baik (good government) dan
peningkatan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing struktur
di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Riau, serta mewujudkan
lingkungan kerja yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, maka diperlukan
upaya pencegahan dan penanganan terhadap terjadinya benturan
kepentingan dari pejabat dan/atau pegawai di Lingkungan Dinas Perkebunan
Provinsi Riau dalam pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugasnya.
Untuk itu diperlukan adanya suatu prosedur baku dalam penanganan
benturan kepentingan bagi seluruh pejabat atau pegawai di Lingkungan
Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
Prosedur Penanganan Benturan Kepentingan akan mengacu pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37
Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Kepentingan dan
Peraturan Gubernur Riau Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penanganan
Benturan Kepentingan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

b. Tujuan
Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan bertujuan sebagai berikut:
1. Menciptakan budaya kerja organisasi yang dapat mengenal, mencegah,
dan mengatasi situasi-situasi benturan kepentingan;
2. Meningkatkan pelayanan publik dan mencegah terjadinya kerugian
negara;
3. Meningkatkan integritas dan kredibilitas APIP;
4. Meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

c. Pengertian
Benturan kepentingan adalah situasi dimana pejabat atau pegawai
di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Riau memiliki atau patut diduga
memiliki kepentingan pribadi terhadap setiap penggunaan wewenang dalam
kedudukan atau jabatannya, sehingga dapat mempengaruhi kualitas
keputusan dan/atau tindakannya.

d. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4890);
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman umum Penanganan
Benturan Kepentingan;
4. Peraturan Gubernur Riau Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penanganan
Benturan Kepentingan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

II. Benturan Kepentingan


a. Bentuk Benturan Kepentingan
Beberapa bentuk benturan kepentingan adalah sebagai berikut:
1. Situasi yang menyebabkan seseorang menerima gratifikasi atau
pemberian/penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatan;
2. Situasi yang menyebabkan penggunaan aset jabatan/instansi untuk
kepentingan pribadi/golongan;
3. Situasi yang menyebabkan informasi rahasia jabatan/instansi
dipergunakan untuk kepentingan pribadi/golongan;
4. Perangkapan jabatan di beberapa instansi yang memiliki hubungan
langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga
menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan
lainnya;
5. Situasi dimana seorang penyelenggara negara memberikan akses khusus
kepada pihak tertentu tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya;
6. Situasi yang menyebabkan proses pengawasan tidak mengikuti prosedur
karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi;
7. Situasi dimana adanya kesempatan penyalahgunaan jabatan;
8. Situasi yang memungkinkan penggunaan diskresi yang menyalahgunakan
wewenang.

b. Jenis Benturan Kepentingan


Beberapa jenis benturan kepentingan adalah sebagai beikut:
1. Kebijakan yang berpihak akibat pengaruh, hubungan dekat,
ketergantungan dan atau pemberian gratifikasi;
2. Pemberian izin yang diskriminatif;
3. Pengangkatan pegawai berdasarkan hubungan dekat, balas jasa,
rekomendasi dan atau pengaruh dari pejabat pemerintah;
4. Pemilihan partner/rekanan kerja berdasarkan keputusan yang tidak
profesional;
5. Melakukan komersialisasi pelayanan publik;
6. Penggunaan aset dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi;
7. Melakukan pengawasan tidak sesuai dengan norma, standar dan
prosedur;
8. Melakukan pengawasan atas pengaruh pihak Iain;
9. Menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas sesuatu yang
dinilai.

c. Penyebab Benturan Kepentingan


Sumber penyebab benturan kepentingan adalah sebagai berikut :
1. Penyalahgunaan wewenang, yaitu penyelenggara negara membuat
keputusan atau tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan atau melampaui
batas-batas pemberian wewenang yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan;
2. Perangkapan jabatan, yaitu seorang penyelenggara negara menduduki
dua atau lebih jabatan publik sehingga tidak bisa menjalankan jabatannya
secara profesional, independen dan akuntabel;
3. Hubungan afiliasi (pribadi, golongan), yaitu hubungan yang dimiliki oleh
seorang penyelenggara negara dengan pihak tertentu baik karena
hubungan darah, hubungan perkawinan maupun hubungan pertemanan
yang dapat mempengaruhi keputusannya;
4. Gratifikasi, yaitu pemberian dalam arti luas meliputi pemberian uang,
barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas
lainnya;
5. Kelemahan sistem organisasi, yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi
pencapaian tujuan yang disebabkan karena struktur dan budaya
organisasi yang ada

III. Penanganan Situasi Benturan Kepentingan


Tata cara dan prosedur penanganan benturan kepentingan adalah sebagai berikut
a. Pejabat atau pegawai di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Riau yang
terkait dalam pengambilan keputusan dapat melaporkan atau memberikan
keterangan adanya dugaan benturan kepentingan dalam menetapkan
keputusan dan/atau tindakan;
b. Laporan atau keterangan tersebut disampaikan kepada atasan langsung
pejabat pengambil keputusan dan/atau tindakan dengan mencantumkan
identitas jelas pelapor dan melampirkan bukti-bukti terkait;
c. Atasan langsung pejabat tersebut melakukan telaah dan menganalisa tentang
kebenaran laporan pejabat atau pegawai paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak
diterimanya laporan;
d. Apabila laporan tersebut tidak benar maka keputusan dan/atau tindakan
pejabat yang dilaporkan tetap berlaku;
e. Apabila ada indikasi laporan tersebut benar maka dalam jangka waktu 2 (dua)
hari keputusan dan/atau tindakan tersebut ditinjau kembali oleh atasan dari
atasan langsung tersebut dan seterusnya; dan
f. Pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan dari tindak lanjut hasil
pemeriksaan terjadinya benturan kepentingan dilaksanakan oleh Kepala Dinas.

IV. Pencegahan Terjadi Benturan Kepentingan


a. Komitmen dan Keteladanan
Diperlukan komitmen dan keteladanan dari seluruh pejabat dan pegawai dalam
menggunakan kewenangannya secara baik dengan mempertimbangkan
kepentingan lembaga, kepentingan publik, kepentingan pegawai dan berbagai
faktor lain.
b. Perhatian Khusus atas Hal Tertentu
Perhatian khusus perlu dilakukan terhadap hal-hal tertentu yang dianggap
berisiko tinggi yang akan dapat menyebabkan terjadinya situasi benturan
kepentingan. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus tersebut antara
lain adalah :
1. Hubungan afiliasi (pribadi dan golongan);
2. Gratifikasi;
3. Pekerjaan tambahan;
4. Informasi orang dalam;
5. Kepentingan dalam pengadaan barang;
6. Tuntutan keluarga dan komunitas;
7. Kedudukan di organisasi lain;
8. Intervensi pada jabatan sebelumnya; dan
9. Perangkapan jabatan.
c. Menghindai Situasi Benturan Kepentingan
Pejabat dan/atau pegawai dapat lebih awal menghindari terjadinya benturan
kepentingan atau melakukan antisipasi terhadap terjadinya benturan
kepentingan dalam pengambilan keputusan, antara lain dengan lebih awal
mengetahui agenda pembahasan untuk pengambilan keputusan atau
melakukan penarikan diri (recusal) dari pengambilan keputusan secara ad hoc.

V. Monitoring dan Evaluasi


Kebijakan penanganan benturan kepentingan perlu dipantau dan dievaluasi
secara berkala untuk menjaga agar tetap efekif dan relevan dengan lingkungan
yang terus berubah.

VI. Penutup
Demikian Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan ini disusun sekaligus
sebagai acuan bersama dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di Lingkungan Dinas
Perkebunan Provinsi Riau.

Ditetapkan di : Pekanbaru
Pada tanggal : 21 Februari 2022

KEPALA DINAS PERKEBUNAN


PROVINSI RIAU

Ir. ZULFADLI
Pembina Utama Madya
NIP. 19660803 199211 1 001

Anda mungkin juga menyukai