Anda di halaman 1dari 39

PEMERINTAH KABUPATEN KAMPAR

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


Jalan Tuanku Tambusai No. 1 Bangkinang Kota
Telp.(0762) 3240113 Fax.(0762) 3240113 e-mail.dlh@kamparkab.go.id
Kode Pos : 28412

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP


KABUPATEN KAMPAR
NOMOR :660/DLH-TL/PPKPLH/2021/

TENTANG
PERSETUJUAN PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PABRIK KELAPA SAWIT KAPASITAS 45 TON
TBS/JAM DAN KERNEL CRUSHING PLANT (KCP) 200 TON/HARI DI DESA
SUMBER SARI, KECAMATAN TAPUNG HULU KABUPATEN KAMPAR
PROVINSI RIAU OLEH PT. MAKMUR PALMA LESTARI

KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KAMPAR,


Menimbang : a. bahwa rencana kegiatan Pabrik Kelapa Sawit
Kapasitas 45 Ton TBS/Jam dan Kernel Crushing
Plant (KCP) 200 Ton/hari PT. Makmur Palma
Lestari merupakan kegiatan yang wajib memiliki
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup;
b. bahwa telah diterimanya surat pengantar dari
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu No. 570/PEL-
LH/DPM.PTSP/2021/20 tanggal 02 Agustus 2021
Perihal mohon pertimbangan teknis untuk
melakukan verifikasi dan kajian kelayakan
Lingkungan terhadap berkas Pemohon PT. Makmur
Palma Lestari berdasarkan verifikasi administrasi
terhadap Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
tersebut dinyatakan lengkap secara administrasi;
c. bahwa sesuai ketentuan Pasal 62 Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, perlu Persetujuan Lingkungan
terkait dengan Persetujuan Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas
45 Ton TBS/Jam dan Kernel Crushing Plant (KCP)
200 Ton/hari oleh PT. Makmur Palma Lestari;
d. bahwa berdasarkan hasil rapat Koordinasi
pemeriksaan substansi teknis Dokumen UKL-UPL
Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 45 Ton
TBS/Jam dan Kernel Crushing Plant (KCP) 200
Ton/hari oleh PT. Makmur Palma Lestaripada
tanggal 12 Agustus 2021 dianggap telah memenuhi
persyaratan teknis UKL-UPL;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c dan huruf
d di atas, perlu menetapkan Keputusan Kepala
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kampar
tentang Persetujuan Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan

1
Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 45 Ton TBS/Jam
dan Kernel Crushing Plant (KCP) 200 Ton/hari di
Desa Sumber Sari, Kecamatan Tapung Hulu
Kabupaten Kampar Provinsi Riau oleh PT. Makmur
Palma Lestari;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 25)
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017
Tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 15);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 32);
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana
Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan
Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
1256);
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.26 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penilaian Serta
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam
Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 930);
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 04 Tahun 2021 Tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Memiliki Amdal, UKL-UPL dan SPPL;
10. Peraturan Menteri Lingkungan hidup dan
Kehutanan Nomor 05 tahun 2021 Tentang
persetujuan teknis dan Surat Kelayakan
Operasional bidang pengendalian pencemaran
Lingkungan;
2
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 06 Tahun 2021 Tentang Tata
Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 13
Tahun 2020 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Daetah Kabupaten
Kampar Tahun 2020 Nomor 13);
13. Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(Lembaran Dearah Kabupaten Kampar Tahun 2019
Nomor 68).
14. Surat Keputusan Bupati Kampar Nomor SK. 821.2-
412/V/2019 tanggal 24 Mei 2019 tentang
Pengangkatan Ir. Aliman Makmur, MSi, PhD
sebagai Kepala DLH Kabupaten Kampar.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN KAMPAR TENTANG PERSETUJUAN
PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP RENCANA KEGIATAN PABRIK
KELAPA SAWIT KAPASITAS 45 TON TBS/JAM DAN
KERNEL CRUSHING PLANT (KCP)200 TON/HARI DI
DESA SUMBER SARI, KECAMATAN TAPUNG HULU
KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU OLEH PT.
MAKMUR PALMA LESTARI.
KESATU : Memberikan Persetujuan Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PKPLH)kepada:
1. Pemrakarsa : PT. MAKMUR PALMA LESTARI
2. Bidang : Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 45
Usaha Ton TBS/Jam dan Kernel Crushing
Plant (KCP)200 Ton/hari
3. Penanggung
: Raosi Annas
jawab
4. Jabatan : Direktur
5. Alamat : Jl. Datuk Setia Maharaja,
Kantor Kelurahan Tangkerang Selatan,
Cabang Kecamatan Bukit Raya, Provinsi
Riau
6. Lokasi : Desa Sumber Sari, Kecamatan
kegiatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau
7. NIB : 1241000121795
8. Telpon : 0822 2774 7088
9. Email : mpl.pekanbaru88@gmail.com
KEDUA : Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL–UPL)
Rencana Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 45
Ton TBS/Jam dan Kernel Crushing Plant (KCP) 200
Ton/hari di Desa Sumber Sari, Kecamatan Tapung
Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau oleh PT.
Makmur Palma Lestari, dinyatakan dapat disetujui.
KETIGA : Ruang lingkup Rencana Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit
Kapasitas 45 Ton TBS/Jam dan Kernel Crushing Plant
(KCP) 200 Ton/hari di Desa Sumber Sari, Kecamatan
Tapung Hulu kabupaten Kampar Provinsi Riau oleh
PT. Makmur Palma Lestari meliputi:
3
a. Secara geografis lokasi rencana Usaha dan/atau
kegiatan Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 45 Ton
TBS/Jam dan Kernel Crushing Plant (KCP) 200
Ton/hari PT. Makmur Palma Lesatri terletak pada
titik koordinat N: 00°35’01,50” dan E: 101°14’25,80”.
b. Status lahan yang digunakan untuk rencana usaha
dan/atau kegiatan Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 45
Ton TBS/Jam dan Kernel Crushing Plant (KCP) 200
Ton/hari PT. Makmur Palma Lestari Milik Sendiri
berdasarkan Surat Keterangan Ganti Rugi (SKGR)
Seluas ±23.83 m2. Akan tetapi kegiatan rencana
pabrik kelapa sawit dan KCP ini hanya dilakukan
pada lahan seluas ± 9.5 Ha saja. Hal tersebut
dikarenakan menyesuaikan dengan RTRW
Kabupaten Kampar, dimana berdasarkan Surat
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Kampar No 650/PUPR-TRP/1421
tentang Keterangan Rencana Kabupaten Kampar
hanya seluas ± 7,67 Ha yang masuk dalam kawasan
perkebunan.
Sehingga pada diatas lahan tersebut akan dilakukan
pembangunan areal pabrik. Sedangkan untuk
fasilitas seperti kantor, jalan dan RTH serta fasilitas
yang tidak bersifat industri/pengolahan akan
dibangun di atas lahan ±1,88 Ha. Sehingga total
penggunaan lahan hanya di atas lahan ± 9,5 ha
saja. Sedangkan untuk sisa lahan yang dimiliki
yaitu ± 14,27 Ha, akan tetap seperti kondisi saat ini
yaitu berupa perkebunan kelapa sawit.
Luas
No. Pemanfaatan Lahan
(m2)
1 Areal Pabrik / Mesin 2.448
2 IPAL Pabrik 13.050
3 Waduk 9.350
4 Area Water Treatmen Plant 450
Areal Penumpukan TBS /
5 1.250
Loading Ramp
Areal Penumpukan Tankos &
6 700
Tungku Bakar
7 Areal Parkir Roda 2 42
8 Areal Parkir Roda 4 85
9 Gudang 288
10 Laboratorium 35
11 Jembatan Timbang 160
12 Bengkel / Workshop 504
13 Gudang B3 72
14 TPS LB3 36
15 Rumah Genset 288
16 IPAL Domestik 180
17 Kantor 205
18 Musholla 67
19 Drainase Limbah Pabrik 1.860
20 Pos Security 12
21 TPS Sampah Domestik 200
22 Areal Penumpukkan cangkang 300
23 Areal Tangki Timbun 1.100
24 Areal Loading Ramp 2.816
4
25 Areal Bangunan KCP 1.495
26 Area Boiler 720
27 Ruang Terbukan Hijau (RTH) 3.638
28 Lain-lain (Jalan, Drainase dll) 54.237
Jumlah 95.588

c. Kegiatan utama adalah:


Kegiatan operasional pabrik kelapa sawit dilakukan
melalui beberapa kegiatan diantara lain sebagai
berikut :
1. Pengadaan Bahan Baku tandan Buah Segar (TBS)
2. Proses Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)
▪ Perebusan (Sterilizer)
▪ Perontokan Buah Dari Tandan (Threser)
▪ Pengolahan Minyak Dari Daging Buah
▪ Proses Pemurnian Minyak
▪ Proses Pengolahan Inti Sawit
3. Pengangkutan CPO Dan Pemasaran
4. Operasional Kernel Crushing Plant (KCP)
▪ Palm Kernel Reception (Station Reception)
▪ Ekstrasi Minyak Dengan Mesin Press (Press
Station)
▪ Filtering Station
▪ Penyimpanan (Storage)
d. Kegiatan pendukung terdiri dari :
1. Operasional Kantor
Kantor merupakan fasilitas dimana tempat untuk
memudahkan proses administrasi yang terdapat
dalam areal kegiatan Pabrik Kelapa Sawit dan
KCP PT. Makmur Palma Lestari. Kegiatan
operasional kantor ini diperkirakan akan
menghasilkan sejumlah limbah domestik yang
berasal dari aktivitas karyawan.
2. Penanggulangan Tanggap Darurat Bencana dan
Perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri) PT.
Makmur Palma Lestari telah menyusun rencana
sistem penanggulangan kebakaran dalam
operasional pabrik kelapa sawit nanti dalam
bentuk Standard Operational Procedure
Pencegahan & Penanggulangan Kebakaran MPL-
SOP-HSE-02. Dimana dalam sop tersebut
dilakukan dua hal utama yaitu pencegahan dan
penanggulangan. Adapun tahapan dalam kedua
kegiatan tersebut diantaranya ;
Pencegahan :
✓ Persiapan
✓ Sosialisasi Pencegahan Kebakaran
✓ Mempersiapkan Kelengkapan Pencegahan
Kebakaran
✓ Patroli Api
✓ Perusahaan wajib memiliki prasarana
pengendalian kebakaran lahan perkebunan.
✓ Membuat laporan kesiapsiagaan sistem, sarana
dan prasarana pengendalian kebakaran lahan
perkebunan setiap 1 (satu) tahun sekali dan
disampaikan kepada Pemerintah Daerah
setempat, dinas kehutanan dan lingkungan
hidup sesuai dengan kewenangannya

5
Penanggulangan :
✓ Organisasi Pemadaman Kebakaran
✓ Membuat Sistem Komando Sebelum
Pemadaman
✓ Membuat Sistem Komando di Perjalanan
Menuju Lokasi Area yang Terbakar
✓ Membuat sistem Komando Pemadam
Kebakaran Hutan
✓ Membuat Sistem Komando Setelah Pemadaman
3. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Penghijauan areal Pabrik Kelapa Sawit juga
dilakukan dengan pembuatan taman dan
penanaman pohon peneduh. Luasan areal RTH
yang direncanakan oleh PT. Makmur Palma
Lestari yaitu sebesar 3.638 m2. Tanaman yang
ditanam berupa pohon dengan tajuk lebar yang
diharapkan dapat menjadi salah satu instrumen
kontrol terhadap suhu mikro areal Pabrik Kelapa
Sawit. Selain itu juga akan ditanam jenis tanaman
bambu mini disekitar areal kolam IPAL. Tanaman
penghijauan mempunyai fungsi ekologis, yaitu
sebagai penjaga kualitas lingkungan.
e. Kegiatan pendukung terdiri dari :
1. Sumber Energi Listrik :
Energi yang digunakan dalam menunjang
kegiatan operasional Pabrik Kelapa Sawit dan KCP
PT. Makmur Palma Lestari sebagian besar adalah
berupa energi listrik. Untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik pabrik maupun
kebutuhan lainnya dalam areal pabrik, seluruh
kebutuhan listrik bersumber dari pembangkit
listrik Genset (Generating Set) dengan kapasitas
750 Kva dan 225 Kva dan Steam Turbine dengan
kapasitas 2.000 Kw. Selain itu kedepannya PT.
Makmur Palma Lestari juga berencana
bekerjasama dengan PT. PLN (Persero) untuk
pengadaan energi listrik.
2. Kebutuhan air bersih
Air merupakan kebutuhan utama dalam
pengoperasian pabrik minyak kelapa sawit.
Kebutuhan air untuk pengolahan minyak kelapa
sawit relatif sangat besar dan kontinyu sepanjang
tahun selama pabrik tersebut beroperasi. Untuk
keperluan 1 ton TBS kelapa sawit diperlukan air
sebanyak 1,8 m3 dengan air limbah yang hasilkan
sebanyak 60 % dari TBS olahyaitu1,08 m3.
Berdasarkan hal tersebut maka dengan kapasitas
maksimum yaitu 45 Ton/jam dalam 20 jam
perhari, maka kebutuhan air tiap hari untuk satu
unit pabrik berdasarkan kapasitas adalah 45
Ton/jam x 20 jam/hari x 1,8 m3 adalah sebesar
1.620 m3/hari. Selain kebutuhan pabrik, air juga
digunakan untuk kebutuhan domestik. Setiap
pegawai tiap hari rata-rata menggunakan air
sebanyak 10 liter/pegawai/hari.

6
Selain itu juga disediakan air untuk cadangan
tamu 100 orang dengan jumlah 10 liter/orang.
Berdasarkan jumlah tersebut maka kebutuhan air
domestik yaitu sebanyak 2.480 liter/hari (2,48
m3). Dengan demikian maka total jumlah
penggunaan air yaitu sebanyak1.622,48m3/hari.
3. Kebutuhan bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan PT. Makmur Palma
Lestari yaitu Solar. Selain itu, untuk perawatan
mesin produksi dan utilitas diperlukan
pelumas/oli dan grease. Estimasi kebutuhan
bahan bakar dan pelumas untuk kegiatan
operasional pabrik ini adalah sebagai berikut :
• Solar : ± 15.000 liter/bulan
• Oli : ± 250 liter/bulan
• Grease : ± 100 liter/bulan
4. Rumah Genset
Rumah genset berfungsi sebagai area sumber
energi listrik apabila dilakukan pemadaman listrik
oleh PLN. Bangunan rumah genset yang
direncanakan yaitu seluas 288 m2.
5. Gudang B3
Gudang B3 ini merupakan fasilitas yang
digunakan untuk tempat penyimpanan bahan
kimia yang digunakan untuk kebutuhan
operasional pabrik kelapa sawit nantinya. Adapun
dimensi Gudang B3 ini yaitu 6 x 12 m atau seluas
72 m2.
6. Laboratorium
Sedangkan untuk laboratorium merupakan
fasilitas pengujian dari kualitas kualitas CPO.
Bangunan laboratorium yang direncanakan
memiliki luas sebesar 35 m2.
7. Gudang
Fasilitas penunjang selanjutnya yaitu berupa
pembangunan gudang. Gudang akan digunakan
sebagai tempat penyimpanan peralatan dan suku
cadang pabrik. Luasan gudang yang direncanakan
yaitu sebesar 288 m2. Konstruksi bangunan
gudang akan dibangun sama halnya dengan
bangunan lain seperti kantor, mess dan bangunan
lainnya.
8. Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3
Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3
ini merupakan tempat sementara sebelum
diserahkan kepada pemanfaat dan atau pengolah
dan atau penimbun limbah B3 yang diperkirakan
bersal dari sumber genset dan fasilitas penunjang
lainnya. TPS Limbah B3 akan dibangun dengan
luas 36 m2.
9. Air limbah Pabrik
Air limbah Produksi Pabrik Kelapa Sawit pada
umumnya mengandung senyawa organik dan
anorganik. Senyawa organik dapat dirombak oleh
mikroba perombak yaitu bakteri anaerob
mesophil, sedangkan senyawa anorganik tidak
7
dapat dirombak oleh mikroba. Maka diperlukan
teknik pengolahan lainnya agar dapat diproses
dengan baik. Pengolahan air limbah yang
dihasilkan menggunakan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), dimana setiap kolam IPAL
melakukan pengolahan masing-masing sesuai
dengan fungsinya.
a) Cooling Pond (Kolam Pendinginan)
Cooling Pond (Kolam Pendinginan) merupakan
kolam yang berfungsi untuk proses
mendinginkan air limbah agar mencapai suhu
yang memungkinkan bakteri dapat aktif
beraktifitas. Limbah yang baru keluar dari
proses produksi akan masuk kedalam kolam
ini untuk didinginkan. Air limbah segar yang
keluar dari pabrik umumnya masih panas
dengan suhu ± 50 – 70 °C dan masih
diperlukan pendinginan sesuai dengan kondisi
pengendalian limbah yang diinginkan bakteri
mesophill yaitu sekitar 40 °C. Kolam ini
memiliki dimensi 35 m x 20 m x 4 m, dengan
jumlah 1 unit, maka kolam tersebut mampu
menampung air limbah sebanyak 2.800 m3.
b) Neutralizing Pond (Kolam Penetralan)
Limbah yang masuk kedalam kolam ini masih
bersifat asam sehingga diperlukan proses
kimia netralisasi air limbah. Untuk proses
netralisasi ditambahkan bahan kimia basa
seperti caustic soda atau abu boiler sebgai
basa. Di bak netralisasi dilakukan penurunan
pH hingga mencapai ambang netral yaitu 6,5 –
7,5 derajat keasaman. Dimensi pada kolam ini
yaitu45 m x 20 m x 4 m, sehingga dengan
demikian mampu menampung air limbah
sebanyak 3.600 m3.
c) Kolam Perombakan Anaerobik Primer
Kolam perombakan anaerobik primer dibuat
secara seri dan terdiri dari dua kolam yaitu
kolam anaerobik primer I dan kolam anaerobik
primer II. Fungsi dari kedua kolam tersebut
adalah sama dan Jika terjadi penyumbatan di
kolam anaerobik primer 1 maka limbah dari
kolam pengasaman langsung di alirkan secara
by pass ke kolam anaerobik primer II. Dari
kolam pengasaman limbah akan mengalir ke
kolam anaerobik primer I.
Karena pH dari kolam pengasaman rendah,
maka limbah harus dinetralkan lagi dengan
cara mencampurkannya dengan limbah
keluaran (Outlet) dari kolam anaerobik II
dengan cara resirkulasi pada parit masukan
(Inlet) kolam anaerobik I. Tujuan dari
resirkulasi ini adalah untuk memperbaiki
kondisi substrat dalam hal pH, nutrisi dan
kelarutan. Bersamaan dengan ini bekteri dari
kolam pembiakan dialirkan ke kolam
anaerobik I.
8
Dalam kolam anaerobik I, bakteri yang aktif
akan membentuk asam organik dan gas CO2.
Selanjutnya bakteri mesophill akan merubah
asam organik menjadi gas methane dan CO2.
Efisiensi reaksi hidrolisis dijumpai pada tahap
yang optimal. Waktu penahanan hidrolisis
selama 40 hari. Dalam kolam ini juga
dilengkapi dengan aerator agar proses oksidasi
oleh bakteri berjalan dengan baik. Prinsip dari
aerator yaitu untuk menambahkan oksigen
terlarut di dalam air limbah tersebut.
Selanjutnya limbah dialirkan (overflow) secara
kontinyu ke kolam anaerobik primer II. Waktu
penahanan hidrolisis di kolam anaerobik
primer II selama 40 hari. BOD limbah setelah
keluar dari kolam anaerobik berkisar antara
3.500 - 5.000 mg/l dengan pH 6-9. Air limbah
yang telah mengalami perombakan berwarna
hitam, di mana dengan waktu yang cukup
lama terlihat terdapat lumpur yang berwarna
hitam.
Dari kolam ini limbah, air limbah juga dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk dengan cara
melakukan Land Aplication. Land Aplication
merupakan kegiatan pemanfaatan air limbah
pada tanah perkebunan kelapa sawit, dimana
kebun sawit yang akan diaplikasikan
merupakan kebun mitra dan masyarakat
sekitar melalui sistem perjanjian.
Air limbah dari kolam anaerobik primer II ini
selanjutnya dialirkan ke kolam pematangan
anaerobik sekunder. Kolam ini terdapat 2 unit
dan memiliki dimensi masing-masing yaitu 40
m x 20 m x 4 m dan 50 m x 20 m x 4 m,
sehingga dengan demikian mampu
menampung air limbah sebanyak 7.200 m3.
d) Kolam Pematangan Anaerobik sekunder
Pada kolam pematangan anaerobik sekunder
konsentrasi BOD limbah yang masih tinggi
diproses lebih lanjut agar konsentrasinya
menjadi turun. Kolam ini akan beroperasi
dengan baik jika setiap saat nilai parameter
utamanya berada pada kisaran : pH 6 – 8,
volatile fatty acids (VFA) < 300 mg/l dan
alkalinitas > 2.000 mg/l. Pada kolam ini akan
timbul lapisan scum dengan ketebalan
berkisar 5-15 cm.
Scum mempunyai pengaruh yang baik, yaitu
mencegah oksidasi langsung oleh udara
dan/atau sinar matahari yang mempengaruhi
aktifitas bakteri. Waktu penahanan hidrolisis
di kolam anaerobik sekunder I dan II selama
40 hari. Pertumbuhan bakteri penghasil metan
lebih lambat bila dibandingkan dengan
pertumbuhan bakteri penghasil asam.

9
Hal ini disebabkan berkurangnya energi yang
diperoleh dari substrat /limbah. Kolam ini
berjumlah 2 (dua) unit dengan dimensi 95 m x
20 m x 4 m x 2 unit (15.200 m3).
e) Setling Pond (Kolam Sedimentasi)
Setling Pond (Kolam Sedimentasi) merupakan
kolam pengendapan sisa-sisa lumpur yang
masih terbawa dari proses kolam sebelumnya.
Dalam kolam ini padatan terlarut akan
diendapkan, sehingga yang dialirkan hanya air
yang sudah melalui serangkaian proses dalam
IPAL. Kolam Setling Pond (Kolam Sedimentasi)
ini memiliki dimensi 90 m x 20 m x 4 m atau
dengan kapasitas 7.200 m3.
Pada kolam ini diharapkan kondisi air sudah
memenuhi baku mutu sesuai dengan Permen
Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2014
Lampiran III Tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri
Minyak Sawit. Akan tetapi untuk memastikan
air limbah sudah memenuhi baku mutu, maka
air limbah selanjutnya dialirkan menuju
kolam terakhir, yaitu kolam pengontrol.
f) Kolam pengontrol/Indikator
Kolam ini merupakan kolam terakhor yang
berfungsi sebagai pengontol terhadap kualitas
air limbah yang telah diolah sebelum di buang
ke lingkungan. Pada kolam ini diisi dengan
ikan mas yang relatif kurang tahan apabila
terjadi perubahan kualitas air. Dari kolam
pengontrol ini air limbah yang sudah
memenuhi baku mutu air limbah sesuai
dengan PerMen LH Nomor 05 tahun 2014
Lampiran III Tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri.
Minyak Sawit akan dialirkan melalui kanal
yang akan dibuat oleh PT. Makmur Palma
Lestari pada lahan yang sudah dibebaskan.
Kanal tersebut akan dibuat dengan panjang ±
1 Km hingga menuju kanal perkebunan utama
dengan muara dari kanal tersebut yaitu anak
sungai.Kolam ini memiliki dimensi 30 m x 15
m x 4 m (1.800 m3).
Dengan diperolehnya persetujuan teknis
pembuangan air limbah yang dimiliki oleh PT.
Makmur Palma Lestari, maka air limbah dapat
dibuang kemedia badan air (anak sungai).
Akan tetapi dalam prosesnya akan tetap
berpedoman pada peraturan yang berlaku dan
dikoordinasikan dengan instansi terkait.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.80 Tahun 2019 tentang
perubahan atas peraturan menteri lingkungan
hidup dankehutanan nomor P.93 tahun 2018
.

10
Tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah
Secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan
Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan bahwa dalam
melakukan pembuangan air limbah untuk
kegiatan pabrik kelapa sawit ini di wajibkan
menggunakan sistem sparing. Sparing adalah
sistem pemantauan secara otomatik, terus
menerus dan dalam jaringan, yang
dipergunakan untuk memantau, mencatat dan
melaporkan kegiatan pengukuran kadar suatu
parameter dan/atau debit pembuangan air
limbah ke media air.
10. IPAL Domestik
Selain kolam IPAL pabrik, pihak perusahaan juga
merencanakan pembangunan IPAL domestik. IPAL
domestik dibuat sebagai tempat penampungan
sementara air limbah domestik sebelum dibuang
menuju badan peairan (kanal menuju sungai).
IPAL domestik akan dibanguan disekitar areal
pabrik/kantor. Luas total kolam IPAL Domestik
yang direncanakan yaitu sebesar180 m2 yang
tersebar di beberapa titik seperti areal kantor,
pabrik dan lainnya. Dengan kedalaman 1,5 meter,
maka volume maupun kapasitas dari IPAL
domestik tersebut yaitu sebesar 270 m3.

11. Area Parkir


Area parkir yang akan dibangun merupakan areal
parkir untuk karyawan dan pekerja. Areal parkir
yang akan dibangun berada pada dua lokasi
untuk jenis kendaraan yang bebeda. Untuk jenis
kendaraan roda 4 (empat) seluas 42 m2, areal
parkir akan dibangun pada lokasi depan kantor.
Sedangkan untuk kendaraan roda 2 (dua) seluas
85 m2, areal parkir akan dibangun pada lokasi
belakang pos security. Area parkir akan dibangun
cukup luas yaitu seluas 127m2. Konstruksi area
parkir akan dibangun dengan menggunakan pasir
dan batu serta paving block.
12. Fasilitas Lainnya
Selain beberapa uraian fasilitas di atas, terdapat
juga beberapa fasilitas penunjang seperti, TPS
Domestik, Tangki BBM dan lainnya yang
menunjang operasional Kegiatan Pabrik Kelapa
Sawit Kapasitas 45 Ton TBS/Jam dan Kernel
Crushing Plant (KCP)200 Ton/hari PT. Makmur
Palma Lestari nantinya.

f. Persetujuan Teknis yang dimiliki :


1. Persetujuan Teknis Pembuangan Air Limbah
Sesuai Surat Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kampar Nomor: 660/DLH-
PPKL/PERTEK/2021/12 tanggal 19 Juli
2021tentang Persetujuan Teknis Pembuangan
Air Limbah ke badan Air Permukaan dinyatakan
sebagai berikut:

11
a) Persetujuan Teknis Pembuangan Air Limbah
ke Badan Air Permukaan PT. Makmur Palma
Lestari
1) Deskripsi Kegiatan
• Rencana kegiatan Pabrik Kelapa Sawit
Kapasitas 45 Ton TBS/Jam dan Kernel
Crushing Plant (KCP )200 Ton/hari.
• Sumber dan jenis Air Limbah yang akan
dibuang ke Badan Air berasal dari
kegiatan pabrik.
• Neraca air, mulai dari sumber dan volume
air baku sampai dengan pembuangan air
limbah produksi yaitu:

2) Bakumutu Air Limbah (Permen LH No. 5


Tahun 2014Lampiran III)
BEBAN
KADAR
PENCEMAR
PALING
NO. PARAMETER AN PALING
TINGGI
TINGGI
(mg/ton)
(kg/ton)
1 BOD5 100 0,25

2 COD 350 0,88

3 TSS 250 0,63


Minyak dan
4 25 0,063
Lemak
Nitrogen Total
5 50 0,125
(sebagai N)
6 pH 6,0 - 9,0
Debit Limbah 2,5 m3 per ton produk
5
Paling Tinggi minyak sawit (CPO)

3) Desain Instalasi pengolahan Air Limbah


Disain IPAL Produksi

12
Layout IPAL Produksi

4) Lokasi Pemantauan
- Titik Penaatan
Titik Penaatan (outlet) dengan nama dan
titik kordinat Outlet IPAL Produksi00° 40’
37,8”LU dan100°51’ 26,5” BT
- Titik pembuangan Air Limbah (outfall)
dan titik koordinat
Layout lokasi pembuangan Air Limbah
dilengkapi dengan nama, lokasi
pembuangan dan titik koordinat.
- Titik Pemantauan mutu air pada Badan
Air permukaan
Pihak perusahaan akan melakukan
pemantauan mutu air pada badan air
permukaan, dibagian hulu anak sungai
dan bagian hilir anak sungai
• Bagian Hulu 0°40 20.07” LU dan
100°51’ 22,09” BT.
• Bagian Hilir 0° 40’ 36,35 ”LU
dan101°51’ 22,50” BT.

5) Internalisasi Biaya Lingkungan Hidup


PT. Makmur Palma Lestari merupakan
salah satu perusahaan yang berwawasan
terhadap lingkungan. Dengan demikian
segala bentuk pencemaran lingkungan
yang disebabkan dari kegiatan PT.
Makmur Palma Lestari dan berujung pada
kerusakan lingkungan berbagai komponen
akan menjadi tanggung jawab PT. Makmur
Palma Lestari.
Tanggung jawab tersebut mencakup
perbaikan(normalisasi/revegetasi)
lingkungan, pemberian bantuan dan
penggantian kerugian dalam bentuk
materi.
6) Kewajiban, yang memuat :
• Memisahkan saluran air limbah
produksi dengan saluran limpasan air
hujan.

13
• Memiliki unit pengolahan dan saluran
air limbah produksi kedap air
• Memiliki alat ukuran debit
• Melakukan pencatatan debit dan pH
harian air limbah produksi senyatanya
• Memiliki system tanggap darurat IPAL
Produksi
• Melakukan pemantauan air limbah
produksi.
• Menyampaikan laporan secara lisan dan
tulisan jika terjadi keadaan darurat
• Melakukan penanggulangan pencemaran
air dan pemulihan mutu air jika terjadi
pencemaran air
• Menjamin seluruh air limbah produksi
yang dihasilkan masuk ke IPAL
Produksi.
• Melakukan pengolahan air limbah
produksi dan analisis laboratorium
paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu)
bulan sehingga mutu air limbah
produksi yang dibuang tidak
melampaui bakumutu air limbah
produksi yang tertuang pada Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor
05/Menlhk/Setjen/Kum.1/2014 tentang
Bakumutu Air Limbah Lampiran III
• Tidak melakukan pengenceran air
limbah produksi ke dalam aliran
buangan air limbah produksi.
7) Larangan yang memuat :
• Membuang air limbah produksi secara
sekaligus dalam 1 (satu) kali
pembuangan
• Melakukan pembuangan air limbah
produksi tanpa pengolahan
• Mengencerkan air limbah dalam upaya
penaatan batas kadar yang
dipersyaratkan
• Membuang air limbah di luar titik
penataan
• Membuang air limbah produksi
melampaui bakumutu; dan
• Membuang air limbah produksi melebihi
debit yang diperbolehkan.
8. Standar Kompetensi Sumber Daya
Manusia
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan
mencantumkan unit yang menangani
lingkungan hidup yang mempunyai
kewenangan dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
Penanggung jawab pengelolaan
lingkungan terdiri dari personal yang
memiliki kompetensi pengendalian
pencemaran air.
14
b. Sumber daya manusia
Persyaratan yang akan dipenuhi
penanggung jawab Usaha dan/atau
kegiatan 1 (satu) tahun setelah
diterbitkan SLO yaitu:
• Penanggung jawab pengendalian
pencemaran air.
• Penanggung jawab operasional
pengolahan air limbah dan/atau
• Kompetensi lainnya sesuai dengan
kebutuhan.
c. Sistem Manajemen Lingkungan
Sistem manajemen lingkungan yang
dilakukan mencakup beberapa hal
sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis dan
Surat Kelayakan Operasional Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan
pada Lampiran IV tentang Tata Cara
Penyusunan Sistem Manjemen
Lingkungan. Dalam peraturan tersebut
terdapat 4 (empat) tahapan yaitu
Perencanaan, Pelaksanaan, Pemeriksaan
dan Tindakan.
1).Perencanaan
PT. Makmur Palma Lestari saat ini
sedang melakukan kelengkapan
perizinan untuk pendirian pabrik
kelapa sawit. Selain melakukan
pengurusan perizinan. PT. Makmur
Palma Lestari juga melakukan
perencanaan mulai dari desain, tata
letak (layout) dan rencana
pengelolaan serta pemantauan
lingkungan hidup. Beberapa
perencanaan terkait lingkungan yang
direncanakan yaitu berupa ;
➢ Penyusunan dokumen lingkungan
berupa Upaya Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup
Dokumen ini mengkaji seluruh
aspek lingkungan hidup berupa
dampak yang ditimbulkan dari
setiap tahapan rencana kegiatan

15
yang akan dilakukan.
➢ Penyusunan dokumen Kajian
Teknis ; Dokumen ini mengkaji
seluruh aspek lingkungan hidup
yang bersumber pada kegiatan
yang berpotensi menimbulkan
dampak seperti Kajian Teknis Air
Limbah dan Emisi.
Dalam dokumen ini dikaji rencana
pengelolaan terhadap dampak yang
ditimbulkan dari satu aspe kegiatan
seperti air limbah dan emisi.
Berdasarkan hal tersebut, maka PT.
Makmur Palma Lestari saat ini sedang
melakukan perencanaan manajemen
lingkungan.
2). Pelaksanaan
PT. Makmur Palma Lestari akan
melakukan kegiatan operasional
pabrik kelapa sawit setelah perizinan
telah lengkap. Pelaksanaan tersebut
mencakup aspek seperti pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup.
Dengan demikian pelaksanaan
rencana pengelolaan lingkungan
hidup dilakukan setelah kegiatan
beroperasi (berjalan).
3). Pemeriksaan:
PT. Makmur Palma Lestari akan
melakukan pemeriksaan untuk
mengetahui sejauh mana rencana
pengelolaan yang dilakukan
memberikan hasil yang maksimal.
Pemeriksaan berkala akan dilakukan
setelah kegiatan telah berjalan yaitu
dalam bentuk pemantauan
lingkungan.
4). Tindakan:
PT. Makmur Palma Lestari akan
melakukan tindakan jika pada saat
berjalanya kegiatan pabrik kelapa
sawit tidak sesuai dengan
perencanaan awal. Selain itu jika
terjadi pencemaran terhadap
lingkungan PT. Makmur Palma Lestari
akan segera melakukan tindakan
untuk perbaikan lingkungan.
9. Periode Waktu Uji Coba Sistem
Pengelolaan Limbah
Uji coba pengolahan air limbah dengan
menggunakan kolam Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) akan
dilakukan seiring dengan selesainya
pembangunan pabrik kelapa sawit PT.
Makmur Palma Lestari Setelah perizinan
lengkap maka PT. Makmur Palma
Lestari akan segera melakukan
16
pembangunan baik fasilitas utama
maupun pendukung.
b) Teknis Pembuangan Air Limbah Domestik
Sesuai Surat Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kampar No. Nomor: 660/DLH-
PPKL/PERTEK/2021/12 tanggal 19Juli 2021
tentang Persetujuan Teknis Pembuangan Air
Limbah ke Badan Air Permukaan
1) Deskripsi Kegiatan
• Rencana kegiatan Pabrik Kelapa Sawit
Kapasitas 45 Ton TBS/Jam dan Kernel
Crushing Plant (KCP)200 Ton/hari
• Sumber dan jenis air limbah domestic
yang akan dibuang ke badan Air
Permukaan adalah hasil pembuangan
dari kegiatan perkantoran dan mess
karyawan (domestik).
• Neraca air, mulai dari sumber dan volume
air baku sampai dengan pembuangan air
limbah domestik yaitu:

2) Bakumutu Air Limbah domestik (Permen


LHK No. 68 tahun 2016)
No Parameter Satuan Kadar
Maksimum
1 pH - 6–9
2 BOD mg/L mg/L 30
3 COD mg/L mg/L 100
4 TSS mg/L mg/L 30
5 Minyak dan mg/L 5
Lemak
6 Amoniak mg/L 10
7 Total Jumlah/10 3000
Coliform 0 mL
8 Debit L/Orang/ha 100
ri

3) Desain Instalasi pengolahan Air Limbah


Disain IPAL Domestik

17
Layout IPAL Domestik

4) Lokasi Pemantauan
- Titik Penaatan
Titik Penaatan (outlet) dengan nama dan
titik kordinat Outlet IPAL Domestik 00°
40’ 31,3”LU dan 100°51’ 26,9” BT
- Titik pembuangan Air Limbah (outfall)
dan titik koordinat
Layout lokasi pembuangan Air Limbah
dilengkapi dengan nama, lokasi
pembuangan dan titik koordinat.
- Titik Pemantauan mutu air pada Badan
Air permukaan
Pihak perusahaan akan melakukan
pemantauan mutu air pada badan air
permukaan, dibagian hulu anak sungai
dan bagian hilir anak sungai
• Bagian Hulu 0°40 20.07” LU dan
100°51’ 22,09” BT.
• Bagian Hilir 0° 40’ 36,35 ”LU
dan101°51’ 22,50” BT.
5) Internalisasi Biaya Lingkungan Hidup
PT. Makmur Palma Lestari merupakan
salah satu perusahaan yang berwawasan
terhadap lingkungan. Dengan demikian
segala bentuk pencemaran lingkungan
yang disebabkan dari kegiatan PT.
Makmur Palma Lestari dan berujung pada
kerusakan lingkungan berbagai komponen
akan menjadi tanggung jawab PT. Makmur
Palma Lestari.

18
Tanggung jawab tersebut mencakup
perbaikan yaitu normalisasi atau
revegetasi lingkungan, pemberian bantuan
dan penggantian kerugian dalam bentuk
materi.
6) Kewajiban yang memuat :
• Memisahkan saluran air limbah
produksi dengan saluran limpasan air
hujan
• Memiliki unit pengolahan dan saluran
air limbah produksi kedap air
• Memiliki alat ukuran debit
• Melakukan pencatatan debit dan pH
harian air limbah produksi senyatanya
• Memiliki system tanggap darurat IPAL
Domestik
• Melakukan pemantauan air limbah
Domestik
• Menyampaikan laporan secara lisan dan
tulisan jika terjadi keadaan darurat
• Melakukan penanggulangan
pencemaran air dan pemulihan mutu air
jika terjadi pencemaran air
• Menjamin seluruh air limbah domestik
yang dihasilkan masuk ke IPAL
Domestik.
• Melakukan pengolahan air limbah
Domestik dan analisis laboratorium
paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu)
bulan sehingga mutu air limbah
domestik yang dibuang tidak
melampaui bakumutu air limbah
domestik yang tertuang pada Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016
tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik
• Tidak melakukan pengenceran air
limbah produksi ke dalam aliran
buangan air limbah domestik.
7) Larangan yang memuat :
• Membuang air limbah produksi secara
sekaligus dalam 1 (satu) kali
pembuangan
• Melakukan pembuangan air limbah
produksi tanpa pengolahan
• Mengencerkan air limbah dalam upaya
penaatan batas kadar yang
dipersyaratkan
• Membuang air limbah di luar titik
penataan.
• Membuang air limbah domestik
melampaui bakumutu; dan
• Membuang air limbah produksi melebihi
debit yang diperbolehkan.

19
8) Standar Kompetensi Sumber Daya
Manusia
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan
mencantumkan unit yang menangani
lingkungan hidup yang mempunyai
kewenangan dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
Penanggung jawab pengelolaan
lingkungan terdiri dari personal yang
memiliki kompetensi pengendalian
pencemaran air.

b. Sumber daya manusia


Persyaratan yang akan dipenuhi
penanggung jawab Usaha dan/atau
kegiatan 1 (satu) tahun setelah
diterbitkan SLO yaitu:
• Penanggung jawab pengendalian
pencemaran air.
• Penanggung jawab operasional
pengolahan air limbah dan/atau
• Kompetensi lainnya sesuai dengan
kebutuhan.

Dalam kegiatan operasional pabrik


kelapa sawit dengan kapasitas 45 ton
TBS/jam memerlukan tenaga kerja
dengan berbagai spesifikasi sesuai
dengan kebutuhan. Kebutuhan tenaga
kerja untuk kegiatan Tambak
Pembesaran Udang vaname yaitu
sebanyak 148 orang.
Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja
skill dan non skill dengan berbagai
tingkat pendidikan. Kegiatan operasional
pabrik kelapa sawit di lakukan oleh
tenaga kerja yang direkrut oleh
perusahaan. Kegiatan relruitmen tenaga
kerja ini akan dilakukan sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Kampar
tentang Penempatan Tenaga Kerja Lokal.
Sebagian tenaga kerja merupakan
tenaga kerja lokal.

20
Akan tetapi untuk tenaga kerja dengan
keahlian khusus (skill) jika tidak
tersedia didalam wilayah administrasi
kegiatan, maka akan didatangkan dari
luar daerah.
c. Sistem Manajemen Lingkungan
Sistem manajemen lingkungan yang
dilakukan mencakup beberapa hal
sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis dan
Surat Kelayakan Operasional Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan
pada Lampiran IV tentang Tata Cara
Penyusunan Sistem Manjemen
Lingkungan. Dalam peraturan tersebut
terdapat 4 (empat) tahapan yaitu
Perencanaan, Pelaksanaan, Pemeriksaan
dan Tindakan.
1).Perencanaan
PT. Makmur Palma Lestari saat ini
sedang melakukan kelengkapan
perizinan untuk pendirian pabrik
kelapa sawit. Selain melakukan
pengurusan perizinan. PT. Makmur
Palma Lestari juga melakukan
perencanaan mulai dari desain, tata
letak (layout) dan rencana
pengelolaan serta pemantauan
Lingkungan Hidup. Beberapa
perencanaan terkait lingkungan yang
direncanakan yaitu berupa ;
➢ Penyusunan dokumen lingkungan
berupa Upaya Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL) ; Dokumen ini mengkaji
seluruh aspek lingkungan hidup
berupa dampak yang ditimbulkan
dari setiap tahapan rencana
kegiatan yang akan dilakukan.
➢ Penyusunan dokumen Kajian
Teknis Dokumen ini mengkaji
seluruh aspek lingkungan hidup
yang bersumber pada kegiatan
yang berpotensi menimbulkan
dampak seperti Kajian Teknis Air
Limbah dan Emisi.
Dalam dokumen ini dikaji rencana
pengelolaan terhadap dampak yang
ditimbulkan dari satu aspek kegiatan
seperti air limbah dan emisi.
Berdasarkan hal tersebut, maka PT.
Makmur Palma Lestari saat ini sedang
melakukan perencanaan manajemen
lingkungan.

21
2). Pelaksanaan
PT. Makmur Palma Lestari akan
melakukan kegiatan operasional
pabrik kelapa sawit setelah perizinan
telah lengkap. Pelaksanaan tersebut
mencakup aspek seperti pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup.
Dengan demikian pelaksanaan
rencana pengelolaan lingkungan
hidup dilakukan setelah kegiatan
beroperasi (berjalan).
3). Pemeriksaan:
PT. Makmur Palma Lestari akan
melakukan pemeriksaan untuk
mengetahui sejauh mana rencana
pengelolaan yang dilakukan
memberikan hasil yang maksimal.
Pemeriksaan berkala akan dilakukan
setelah kegiatan telah berjalan yaitu
dalam bentuk pemantauan
lingkungan.
4). Tindakan:
PT. Makmur Palma Lestari akan
melakukan tindakan jika pada saat
berjalanya kegiatan pabrik kelapa
sawit tidak sesuai dengan
perencanaan awal. Selain itu jika
terjadi pencemaran terhadap
lingkungan PT. Makmur Palma Lestari
akan segera melakukan tindakan
untuk perbaikan lingkungan.

9) Periode Waktu Uji Coba Sistem


Pengelolaan Limbah
Uji coba pengolahan air limbah dengan
menggunakan kolam Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) akan
dilakukan seiring dengan selesainya
pembangunan pabrik kelapa sawit PT.
Makmur Palma Lestari. Setelah
perizinan lengkap maka PT. Makmur
Palma Lestari akan segera melakukan
pembangunan baik fasilitas utama
maupun pendukung.

2. Persetujuan Teknis baku mutu Sumber Emisi


Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dengan
melakukan perhitungan sebaran emisi yang
akan dihasilkan dan dibuang nantinya. Kajian
teknis pembuangan emisi ini telah memperoleh
Persetujuan Teknis dari Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Kampar pada Tanggal 19 Juli
2021 dengan Nomor 660/DLH-
PPKL/PERTEK/2021/13 perihal Surat
Persetujuan Teknis Pembuangan Emisi.

22
1. Parameter dan nilai Baku Mutu Emisi untuk:
A. Proses produksi:
1) Jenis usaha yaitu
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Palm Kernel
Oil (PKO), kapasitas produksi PKS
sebanyak 45 Ton TBS/Jam dan PKO
sebanyak 200 Ton/hari.
2) Bahan baku utama yaitu air, fiber dan
cangkang dan bahan penolong yang
digunakan yaitu Alkalinity, Sludge, Anti,
dan Oksigen.
3) Neraca massa
Sumber Emisi Kegiatan operasional pabrik
kelapa sawit dan KCP PT. Makmur Palma
Lestari berasal dari boiler, genset dan
tungku bakar. Adapun neraca massa dari
masing-masing sumber emisi tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :’
I. Neraca Massa Boiler PT. Makmur Palma
Lestari.

Pemakaian Bahan
Baku/Jam Pemakaian Bahan penolong
No Kapasitas Cangka Kimia air
Air Fibre
Produksi ng Alkalinit Sludge Anti Oksigen S
(m3) (m3)
(m3) y (kg) D (kg) S (kg) (kg)

1 45.000 32,4 5,4 0,65 0,1 0,55 0,1 0,55

II. Neraca Massa Genset PT. Makmur


Palma Lestari
N Pemakaian
Uraian Satuan
o. bahan baku/jam
1 Genset 1 Liter 35
(500 kva)
2 Genset 2 Liter 20
(225 kva)

III. Neraca massa Tungku Bakar PT.


Makmur Palma Lestari
Kapasitas Diaplikasikan Dimasukkan ke Abu yang
Kapasitas bahan
TBS olah /jam ke lahan tungku bakar dihasilkan
baku / jam (kg)
(kg) (kg) (kg) (kg)

45,000 9,45 5,67 3,78 90

4). Sumber Emisi yang wajib pantau yaitu:

a. Uji Kualitas Udara Emisi Genset


b. Uji Kualitas Udara Emisi Boiler
c. Uji Kualitas Udara Emisi Tungku
Bakar.

23
d. Uji Kualitas Udara Ambien Lokasi
IPAL
e. Uji Kualitas Udara Ambien
Perumahan Karyawan
f. Uji Kualitas Udara Ambien Pos
Security
g. Uji Kualitas Kebisingan Mess
Karyawan
h. Uji Kualitas Kebisingan Gerbang
Security
i. Uji Kualitas Kebauan Lokasi IPAL
j. Uji Kualitas Kebauan Perumahan
Karyawan
k. Uji Kualitas Getaran.

5) Parameter dan nilai baku mutu

a. Kualitas Udara Emisi Genset


Emisi Genset Mengacu Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2021 lampiran I .
Kadar
No. Kapasitas Bahan Bakar Parameter Maksimum
(mg/Nm3)
Nitrogen Oksida (NOx) 3400
Minyak Karbon Monoksida 170
1. 101KW – 500 KW
Nitrogen Oksida (NOx) 300
Gas Karbon Monoksida 450
Nitrogen Oksida (NOx) 1850
Karbon Monoksida 77
Minyak Total partikulat 95
2. 501KW – 1000 KW Sulfur Dioksida (SO2) 160
Nitrogen Oksida (NOx) 300
Karbon Monoksida 250
Gas Sulfur Dioksida (SO2) 150
Nitrogen Oksida (NOx) 2300
Karbon Monoksida 168
Minyak Total partikulat 90
3. 1001 KW – 3000 KW Sulfur Dioksida (SO2) 150
Nitrogen Oksida (NOx) 285
Karbon Monoksida 250
Gas Sulfur Dioksida (SO2) 60

b. Kualitas Udara Emisi Boiler


Emisi Boiler mengacu pada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak

No. Parameter Satuan Baku Mutu


1. Partikulat mg/Nm3 300
2. Sulfur Dioksida (SO2) mg/Nm3 600
3. Nitrogen Oksida (sebagai NO2) mg/Nm3 800
4. Hidrogen Klorida (HCl) mg/Nm3 5
5. Gas Klorin (Cl2) mg/Nm3 5
6. Amoniak (NH3) mg/Nm3 1
7. Hidrogen Florida (HF) mg/Nm3 8
8. Opasitas % 30
9. Laju alir Nm /Menit
3 -

24
c. Emisi Tungku Bakar mengacu
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun
1995 lampiran V-B Tentang Baku
Mutu Emisi Tidak Bergerak Untuk
Jenis Kegiatan Lain. Adapun baku
mutu emisi Tungku Bakar tersebut
yaitu ;
No Parameter Parameter
Non Logam
1 Partikel 350 mg/Nm3
2 SulphurDioxide,SO2* 800 mg/Nm3
3 NitrogenDioxide,NO2* 1000 mg/Nm3
4 HydrogenFluoride,HF 10 mg/Nm3
5 TotalReduceSulphur,H2 35 mg/Nm3
6 S*
HydrogenChloride,HCl* 5 mg/Nm3
7 FreeChlorine,Cl2 10 mg/Nm3
8 Ammonia,NH3* 0.5 mg/Nm3
9 Opacity 35 %
Logam
1 Arsenic,As 8 mg/Nm3
2 Cadmium,Cd 8 mg/Nm3
3 Zinc,Zn 50 mg/Nm3
4 Antimon,Sb 8 mg/Nm3
5 Mercury,Hg 5 mg/Nm3
6 Lead,Pb 12 mg/Nm3

d. Kualitas Udara Ambient


Kualitas udara ambien pada lokasi
kegiatan dan pemukiman disekitar
harus memenuhi Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2021 Lampiran VII
Baku Mutu Udara Ambien Nasional.

WAKTU SISTEM
No PARAMETER BAKU MUTU
PENGUKURAN PENGUKURAN
3
1. Sulfur Dioksida (SO2) 1 jam 150 µg / m Aktif kontinu
Aktif manual
3
24 jam 75 µg / m Aktif kontinu
3
1 tahun 45 µg / m Aktif kontinu
3
2. Karbon Monoksida (CO) 1 jam 10000 µg / m Aktif kontinu
3
8 jam 4000 µg / m Aktif kontinu
3
3. Nitrogen Dioksida 1 jam 200 µg / m Aktif kontinu
Aktif manual
3
24 jam 65 µg / m Aktif kontinu
3
1 tahun 50 µg / m Aktif kontinu
3
4. Oksidan fotokimia (Ox) 1 jam 150 µg / m Aktif kontinu
sebagai ozon Aktif manual*
3
8 jam 100 µg / m Aktif kontinu**
3
1 tahun 35 µg / m Aktif kontinu
3
5. Hidrokarbon Non 3 jam 160 µg / m Aktif kontinu***
Metana (NMHC)
3
6. Partikulat debu < 100 24 jam 230 µg / m Aktif manual
µm (TSP)
3
7. Partikulat debu < 10 µm 24 jam 75 µg / m Aktif kontinu
(PM10) Aktif manual
3
1 tahun 40 µg / m Aktif kontinu
3
8. Partikulat debu < 2,5 µm 24 jam 55 µg / m Aktif kontinu
(PM2,5) Aktif manual
3
1 tahun 15 µg / m Aktif kontinu
3
9. Timbal (Pb) 24 jam 2 µg / m Aktif manual

25
. 6. Lokasi pemantauan dan pengambilan
sampel
Koordinat
No. Lokasi
N E
Udara Emisi 0° 100°
1
Boiler 40'32.60" 51'30.70"
Udara Emisi 0° 100°
2
Genset 40'32.20" 51'30.40"
Udara Tungku 0° 100°
3
Bakar 40'32.15 51'27.72"
Udara Ambien 0° 100°
4
Area Kantor 40'26.82" 51'28.59"
Udara Ambien 0° 100°
5
Area KCP 40'29.89" 51'32.25"
Udara Ambien 0° 100°
6
Pemukiman 1 40'35.92" 50'58.00"
Udara Ambien 0° 100°
7
Pemukiman 2 39'52.35" 51'42.50"

7. Sarana prasarana pengambilan sampel;


Sarana sistem pengendalian emisi
menggunakan dust collector. Dust
collector merupakan sistem ventilasi
yang banyak digunakan oleh industri.
Dust collector adalah salah satu mesin
yang dapat mengurangi polusi udara
yang dihasilkan oleh industri.
Mesin ini menghisap debu di dalam
ruangan yang dihasilkan oleh proses-
proses-proses yang terdapat di industri.
Menurut America Conference of
Governmental Industrial Hygienists
tahun 1998 bahwa kecepatan hisap
yang dibutuhkan dalam proses
pemolesan membutuhkan kecepatan
hisap minimal 2,5 m/s.
Dan hal tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan dust collector
untuk proses buffing yang nantinya
dapat memenuhi kesesuaian NAB (Nilai
Batas Ambang) yang ditetapkan oleh
PERMENAKERTRANS No.
PER.13/MEN/X/2011. Tipe filter yang
digunakan pada sistem dust collector di
perusahaan adalah fabric filter.
Umumnya fabric filter dikenal dengan
nama baghouses.
Dalam operasionalnya akan digunakan
saringan untuk memisahkan debu dari
gas. Sistem ini adalah sistem yang
efektif, karena dapat menyaring lebih
dari 99% debu halus. Gas kotor masuk
kedalam dan melewati fabric bags yang
berguna sebagai penyaring. Berikut
adalah bagian-bagian yang terdapat
pada Dust Collector System:

26
a. Hood
Sebagai penangkap kontaminan.
Bentuk dari hood, kecepatan, serta
arah di mana kontaminan
dilepaskan perlu dipertimbangkan
dalam perancangan.
b. Ducts
Sebagai lajur untuk membawa
kontaminan yang sudah ditangkap
oleh hood menuju ke tempat
penampungan debu.
c. Air Cleaner
Sebagai penyaring polutan yang
terkontaminasi dengan udara yang
dihisap sebelum dilepaskan keluar
ruangan.
d. Blower
Sebagai alat bantu hisap
kontaminan yang bertenaga listrik
yang udaranya dihasilkan melalui
kipas. Menggunakan tenaga angin
yang kecepatannya dapat diatur
sesuai kebutuhan
8. Kewajiban:
a. memiliki alat pengendali Emisi;
b. menaati Baku Mutu Emisi yang
ditetapkan bagi Usaha dan/ atau
Kegiatan;
c. memenuhi persyaratan teknis
pengambilan sampel Emisi;
d. memantau Mutu Udara ambien dan
konsentrasi Emisi secara berkala,
menggunakan laboratorium yang
teregistrasi oleh Menteri;
e. melaksanakan pengurangan dan
pemanfaatan kembali;
f. memiliki penanggungjawab yang
memiliki kompetensi di bidang
perlindungan dan pengelolaan
Mutu Udara;
g. melakukan perhitungan Beban
Emisi;
h. memiliki Sistem Tanggap Darurat
Pencemaran Udara; dan
i. melaporkan seluruh kewajiban
pengendalian Pencemaran Udara
melalui Sistem Informasi
Lingkungan Hidup; dan
9. Larangan:
a. membuang Emisi secara
langsung atau pelepasan
dadakan;
b. melakukan pembuangan Emisinon-
fugitiue tidak melalui cerobong;
c. menambahkan udara kecerobong
setelah alat pengendali, di luar dari
proses operasi kegiatan; dan/atau

27
d. tindakan lain yang dilarang dalam
Persetujuan Lingkungan dan atau
ketentuan peraturan perundang-
undangan.

B. Pemenuhan Standar Kompetensi Sumber


Daya Manusia Usaha dan/atau Kegiatan
mempunyai sumberdaya manusia yang
sudah memiliki sertifikat kompetensi
sebagai:
1. penanggung jawab pengendalian
Pencemaran Udara;
2. penanggung jawab operasional
instalasi pengendalian pencemaran
udara; dan
3. personel yang memiliki kompentensi
lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Dalam operasional Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) dan Palm Kernel Oil (PKO),
kapasitasproduksi PKS sebanyak 45 Ton
TBS/Jam dan PKO sebanyak 200
Ton/hari. PT. Makmur Palma Lestari
memerlukan tenaga kerja dengan berbagai
spesifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan
tersebut yaitu sebanyak 148 orang.
Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja skill
dan non skill dengan berbagai tingkat
pendidikan. Kegiatan operasional pabrik
kelapa sawit di lakukan oleh tenaga kerja
yang direkrut oleh perusahaan. Kegiatan
rekruitmen tenaga kerja ini akan
dilakukan sesuai dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Kampar tentang
Penempatan Tenaga Kerja Lokal. Sebagian
tenaga kerja merupakan tenaga kerja
lokal.
Akan tetapi untuk tenaga kerja dengan
keahlian khusus (skill) jika tidak tersedia
didalam wilayah administrasi kegiatan,
maka akan didatangkan dari luar daerah.
C. Sistem Manajemen Lingkungan
Usaha dan/atau Kegiatan menerapkan
sistem manajemen lingkungan melalui:
1. memiliki komitmen dari manajemen
puncak terhadap pengendalian
Pencemaran Udara;
2. memiliki kebijakan pengendalian
Pencemaran Udara;
3. memiliki sumberdaya yang disyaratkan
untuk penerapan dan pemeliharaan
system manajemen lingkungan terkait
pengendalian Pencemaran Udara;
4. memiliki struktur organisasi yang
menangani pengendalian Pencemaran
Udara;

28
5. mengidentifikasi dan memiliki akses
terhadap kewajiban penaatan
pengendalian Pencemaran Udara;
6. memiliki rencana untuk mengambil aksi
menangan irisiko dan peluang serta
evaluasi efektifitas dari kegiatan
tersebut;
7. memiliki sasaran pengendalian
Pencemaran Udara serta menentukan
indikator dan proses untuk
mencapainya; dan
8. menyusun rencana audit internal
secara regular dan mendokumentasikan
hasil audit dan tindak lanjut
perbaikannya.
Sistem manajemen lingkungan yang
dilakukan mencakup beberapa hal sesuai
dengan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun
2021 Tentang Tata Cara Penerbitan
Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan
Operasional Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan pada Lampiran
IV tentang Tata Cara Penyusunan Sistem
Manjemen Lingkungan. Dalam peraturan
tersebut terdapat 4 (empat) tahapan yaitu
Perencanaan, Pelaksanaan, Pemeriksaan
dan Tindakan.
1).Perencanaan
PT. Makmur Palma Lestari saat ini
sedang melakukan kelengkapan
perizinan untuk pendirian pabrik
kelapa sawit. Selain melakukan
pengurusan perizinan. PT. Makmur
Palma Lestari juga melakukan
perencanaan mulai dari desain, tata
letak (layout) dan rencana pengelolaan
serta pemantauan lingkungan hidup.
Beberapa perencanaan terkait
lingkungan yang direncanakan yaitu
berupa ;
➢Penyusunan dokumen lingkungan
berupa Upaya Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL) ; Dokumen ini mengkaji
seluruh aspek lingkungan hidup
berupa dampak yang ditimbulkan
dari setiap tahapan rencana
kegiatan yang akan dilakukan.
➢ Penyusunan dokumen Kajian Teknis
Dokumen ini mengkaji seluruh
aspek lingkungan hidup yang
bersumber pada kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak
seperti Kajian Teknis Air Limbah
dan Emisi.

29
Dalam dokumen ini dikaji rencana
pengelolaan terhadap dampak yang
ditimbulkan dari satu aspek kegiatan
seperti air limbah dan emisi.
Berdasarkan hal tersebut, maka PT.
Makmur Palma Lestari saat ini sedang
melakukan perencanaan manajemen
lingkungan.
2).Pelaksanaan
PT. Makmur Palma Lestari akan
melakukan kegiatan operasional pabrik
kelapa sawit setelah perizinan telah
lengkap. Pelaksanaan tersebut
mencakup aspek seperti pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup.
Dengan demikian pelaksanaan rencana
pengelolaan lingkungan hidup
dilakukan setelah kegiatan beroperasi
(berjalan).
3). Pemeriksaan:
PT. Makmur Palma Lestari akan
melakukan pemeriksaan untuk
mengetahui sejauh mana rencana
pengelolaan yang dilakukan
memberikan hasil yang maksimal.
Pemeriksaan berkala akan dilakukan
setelah kegiatan telah berjalan yaitu
dalam bentuk pemantauan lingkungan.
4). Tindakan:
PT. Makmur Palma Lestari akan
melakukan tindakan jika pada saat
berjalanya kegiatan pabrik kelapa sawit
tidak sesuai dengan perencanaan awal.
Selain itu jika terjadi pencemaran
terhadap lingkungan PT. Makmur
Palma Lestari akan segera melakukan
tindakan untuk perbaikan lingkungan.

D. Periode Waktu Uji Coba Sistem


Pengelolaan Limbah
Uji coba instalasi pengendali emisi akan
dilakukan seiring dengan selesainya
pembangunan pabrik kelapa sawit PT.
Makmur Palma Lestari. Setelah perizinan
lengkap maka PT. Makmur Palma Lestari
akan segera melakukan pembangunan
baik fasilitas utama maupun pendukung.

3. Kajian Teknis Dampak Lalu Lintas


a. Kondisi Transportasi
Kebutuhan transportasi merupakan aspek yang
sangat penting untuk kegiatan budidaya ayam
ras pedaging. Sesuai dengan PP No. 30 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan di bidang lalu
lintas dan angkutan jalan bahwasanya hasil
analisis dampak lalu lintas terbagi 3 (tiga)
kriteria yaitu bangkitan lalu lintas tinggi,

30
bangkitan lalu lintas sedang, dan bangkitan lalu
lintas rendah. Sesuai hasil tinjauan yang
dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten
Kampar bahwasanya rencana kegiatan
pembangunan perusahaan PT. Makmur Palma
Lestari yang berada di Jalan Desa Sumber Sari
Kecamatan Tapung Hulu yang merupakan jalan
Kabupaten termasuk dalam kriteria Bangkitan
Lalu Lintas Rendah atau kecil. Adapun hasil
Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) PT.
Makmur Palma Lestari sebagai berikut:
b. Arus Lalu Lintas
Dari survey yang dilakukanpada
persimpangan kandang Jalan Desa Bencah
Kelubi di Desa Sumber Sari, Kecamatan
Tapung Hulu Kabupaten Kampar oleh PT.
Makmur Palma Lestari, diperoleh data volume
lalu lintas sebagai berikut:
1. Ruas Jalan Kondisi Exsisting Ruas Jalan
Lindai – Sinama Nenek
kinerja ruas jalan Lindai – Sinama nenek
dengan kapasitas 1285 smp/jam, volume
369.4 smp/jam, V/C ratio 0,29, kepadatan
580.545, untuk LHR nya sendiri adalah
sebesar 384.175 kend/jam dengan LOS A.
Yang artinya ruas jalan tersebut memiliki
kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi
dan volume lalu lintas rendah. Pengemudi
dapat memilih kecepatan yang diinginkan.
2.Persimpangan
1) Volume
• Berdasarkan hasil survey,Fluktuasi
Exsisting Volume Lalu Lintas Pada
Simpang Pabrik, jam tersibuk pada
simpang Pabrik tersebut adalah pada
jam sibuk 6.30-7.30 adalah 429
smp/jam.
• Berdasarkan hasil survey,Fluktuasi
Pengerjaan Pabrik Volume Lalu Lintas
Pada Simpang Pabrik, jam tersibuk
pada simpang Pabrik tersebut adalah
pada jam sibuk 6.30-7.30 adalah 496
smp/jam.
• Berdasarkan hasil survey,Fluktuasi
Pengoperasian Pabrik Volume Lalu
Lintas Pada Simpang Pabrik, jam
tersibuk pada simpang Pabrik
tersebut adalah pada jam sibuk 6.30-
7.30 adalah 457 smp/jam.
2) Persentase Kendaraan
• Kondisi eksisting jalan lindai dan
senama nenek dengan jenis
kendaraan yang memiliki persentase
tertinggi adalah MC (motorcycle)
dengan persentase 81 %, LV (low
vihecle) dengan persentase 16%
sedangkan untuk HV memiliki 3%.
31
• Pada Kondisi Pembangunan Pabrik
jalan lindai dan senama nenek dengan
jenis kendaraan yang memiliki
persentase tertinggi adalah MC
(motorcycle) dengan persentase 81 %,
LV (low vihecle) dengan persentase
15% sedangkan untuk HV (high
vihecle) memiliki 4%.
• Pada Kondisi Pengoperasian Pabrik
jalan lindai dan senama nenek dengan
jenis kendaraan yang memiliki
persentase tertinggi adalah MC
(motorcycle) dengan persentase 79 %,
LV (low vihecle) dengan persentase 14
% sedangkan untuk HV (high vihecle)
memiliki 4%.
3) Kapasitas
• kapasitas simpang pada kondisi
eksisting Kapasitas simpang tersebut
adalah 3394 smp/jam.
• kapasitas simpang pada kondisi
Pembangunan Pabrik Kapasitas
simpang tersebut adalah 3282.1
smp/jam.
• kapasitas simpang pada kondisi
Pengoperasian Pabrik Kapasitas
simpang tersebut adalah
3333.4smp/jam.
4) Rekomendasi Dampak Lalu Lintas
Sesuai Surat Kepala Dinas Perhubungan
Kabupaten Kampar Nomor: 551/DISHUB-
LALIN/307 tanggal 14 Juni 2021tentang
Persetujuan Hasil Analisis Dampak Lalu
Lintas Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) dan Palm Kernel Oil (PKO),
kapasitas produksi PKS sebanyak 45 Ton
TBS/Jam dan PKO sebanyak 200
Ton/hari. PT. Makmur Palma Lestari
disampaikan rekomendasi sebagai
berikut:
1) Sebelum Pembangunan (Eksisting)
Pada saat pengerjaan pembangunan
kandang tersebut lalu lintas pada
simpang tersebut masih lancar di
karenakan derajat kejenuhannya pada
tingkat pelayanan A dengan pengemudi
dapat memilih kecepatan yang
diinginkan tanpa hambatan.
2) Saat Pembangunan (Konstruksi)
• Pada PT. Makmur Palma Lestari saat
tersebut dalam pembangunan perlu
adanya pemasangan perlengkapan
jalan sementara seperti rambu
peringatan sementara dan rambu
informasi keluar masuk kendaraan
proyek.

32
• Pada saat pembangunan,
pemrakarsa harus membersihkan
jalan di sekitar lokasi jika masih
terdapat ceceran tanah dengan
menyiram air pada saat siang hari
dan pada saat sore hari (dapat
menggunakan penyiraman atau
manual dengan tenaga manusia).
• Menempatkan petugas pengatur
(flagman) di depan areal
pembangunan
• Pengangkutan material
pembangunan harus dilakukan
dengan kendaraan pengangkut
sesuai dengan kelas jalan dan di
tutup dengan penutup yang kuat.
3) Pasca Konstruksi (Operasi)
Setelah adanya pembangunan tersebut
dari arus lalu lintas, derajat kejenuhan
sampai antrian tundaannya menurun
di karenakan penambahan rambu pada
simpang tersebut sehingga arus lalu
lintas pada simpang tersebut menjadi
lancar dan aman. Penempatan rambu
larangan parkir di depan lokasi
kegiatan untuk menghindari
kendaraan parkir depan area kandang.
Berdasarkan Lampiran Peraturan
Menteri No.13 Tahun 2014 tentang
Rambu Lalu Lintas, dan Lampiran 2
Surat Dirjen Perhubungan Darat
Nomor: AJ.003/5/9/DRJD/2011
tanggal 21 Juni 2021 tentang
spesifikasi teknis rambu lalu lintas
jalan, dan juga panduan Penempatan
Fasilitas Perlengkapan Jalan.

4. Rincian Teknis Pengelolaan Limbah B3


Jenis limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
merupakan salah satu jenis limbah yang
dihasilkan dari kegiatan pabrik kelapa sawit dan
KCP PT. Makmur Palma Lestari nantinya. Sumber
limbah tersebut berasal dari kegiatan utama
berupa pengolahan dan pendukung seperti
kantor. PT. Makmur Palma Lestari telah
merencanakan pembangunan Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3.
Adapun TPS limbah B3 tersebut memiliki luas ±
36 m2.
Desain bangunan TPS dan tata cara penyimpanan
limbah B3 sepenuhnya mengacu pada Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
6 Tahun 2021 Tata Cara Dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun. Adapun nama, sumber, karakteristik
dan jumlah limbah B3 yang akan dihasilkan
nantinya diantaranya tabel berikut ;

33
Masa
Nama/Jenis Perkiraan
No Sumber Karakteristik Simpan
Limbah Jumlah
(hari)
• Kendaraan
100
1 Aki/Baterai Bekas • Alat Berat Padat, Beracun
kg/3bulan
180 Hari
• Mesin Genset
• Padat : 20
Limbah
Padat & Cair, kg/bulan
2 laboratorium yang Laboratorium 180 Hari
Beracun • Cair : 1000
mengandung B3 liter /bulan
Pelarut bekas
100
3 lainnya yang belum Laboratorium Cair , Beracun
liter/bulan
180 Hari
dikodifikasi
• Padat : 20
• Labratorium
Limbah Padat & Cair, kg/bulan
4 • Bengkel 180 Hari
terkontaminasi B3 Beracun • Cair : 1000
• Gudang
liter /bulan
• Labratorium 100
5 Asam Sulfat • Gudang
Cair, Beracun
liter/bulan
180 Hari
Limbah asam
• Labratorium 100
6 lainnya yang belum Cair, Beracun 180 Hari
• Gudang liter/bulan
dikodifikasi
Refigrant bekas
dari peralatan
7 elektronik
Fasilitas AC Padat, Beracun 50 kg/3bulan 180 Hari

pencemaran udara
• Labratorium
Padat : 100
8 Kemasan bekas B3 • Bengkel Padat, Beracun
kg/bulan
365 Hari
• Gudang
• Genset
Minyak Pelumas 100
9 • Bengkel Cair, Beracun
liter/3bulan
365 Hari
bekas
• Gudang
Limbah Resin atau • Genset 50
10 Cair, Beracun 365 Hari
penukar ion • Bengkel liter/3bulan
limbah elektronik
Bangunan
(lampu Neon)/TL seperti ;
Bekas, cathode ray • Kantor
11 tube (CRT), Print • Labratorium Padat, Beracun 20 kg/3bulan 365 Hari
Circuit board (PCB) • Bengkel
karet kawat (wire
• Gudang
rubber)
Filter bekas dari
12 fasilitas pengendali 20 kg/6 365 Hari
pencemaran udara Areal Pabrik Padat, Beracun bulan
• Labratorium
Padat : 50
13 Kain majun bekas • Bengkel Padat, Beracun
kg/bulan
365 Hari
• Gudang
Kemasan bekas Padat : 5
14 kantor Padat, Beracun
kg/bulan
365 Hari
tinta
Padat : 10
15 Toner Bekas kantor Padat, Beracun
kg/bulan
365 Hari

✓ Tata Cara Pengelolaan Lanjutan


Kewajiban Pemenuhan Rincian Teknis
Penyimpanan Limbah B3 sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 295
meliputi beberapa hal dan akan dilakukan
oleh PT. Makmur Palma Lestari diantaranya
yaitu ;
• Melakukan identifikasi limbah B3 yang
dihasilkan.
• Melakukan penyimpanan limbah B3 sesuai
dengan sesuai dengan ketentuan dalam
pasal 286 sampai dengan pasal 291.

34
• Melakukan pemanfaatan limbah B3,
pengolahan limbah B3, dan/atau
penimbunan limbah B3 yang dilakukan
sendiri atau menyerahkan kepada
pengumpul Limbah B3, pemanfaat limbah
B3, pengolah limbah B3, dan/atau
penimbun limbah B3 (dalam hal ini PT.
Makmur Palma Lestari hanya melakukan
penyimpanan limbah B3 yang dalam
waktu tertentu akan diserahkan kepada
pihak ketiga yang memperoleh izin dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan). Sehingga pengelolaan
lanjutan dari limbah B3 yang dihasilkan
tersebut dilakukan oleh pihak ketiga yang
memperoleh izin dari Kementerian.
• Menyusun dan menyampaikan laporan
penyimpanan limbah B3
✓ Tanggap Darurat
Tempat penyimpanan limbah B3 yang
direncanakan oleh PT. Makmur Palma Lestari
memiliki luasan ± 36 m2. Dalam bangunan
tersebut nantinya akan dilengkapi dengan
sistem tanggap darurat seperti ;
• Memasang dan menyediakan alat
pemadam api seperti APAR
• Memasang alaram peringatan tanda
bahaya
• Fasilitas pencuci diri
• Melengkapi dengan lampu penerangan
• Menyediakan pealatan penanganan
tumbahan limbah B3 seperti sekop, sapu,
serokan dan peralatan lainnya yang

diperlukan.
D. Uraian rencana kegiatan yang menimbulkan
dampak lingkungan
 Tahap Prakonstruksi ;
✓ Pengurusan Perizinan
 Tahap Konstruksi ;
✓ Rekruitmen Tenaga Kerja Konstruksi
✓ Mobilisasi Peralatan dan Bahan (Material)
✓ Pembersihan dan Pematangan Lahan
✓ Pembangunan Fasilitas Utama dan
Pendukung
 Tahap Operasi
✓ Rekruitmen Tenaga Kerja Operasi
✓ Operasional Pabrik Kelapa Sawit Dan KCP
✓ Operasional Fasilitas Pendukung
✓ Penanganan Limbah
 Tahap Pasca Operasi
✓ Pemulihan lahan

KEEMPAT : Ringkasan dampak yang diperkirakan timbul dari


rencana Kegiatan Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 45
Ton TBS/Jam dan Kernel Crushing Plant (KCP)200
Ton/hari di Desa Sumber Sari, Kecamatan Tapung
Hulu Kampar Provinsi Riau oleh PT. Makmur Palma
Lestari;

35
a. Tahap Pra Kontruksi:
Pengurusan Perizinan
Perubahan Sikap dan persepsi negatif masyarakat
b. Tahap Kontruksi:
1. Rekruitmen tenaga kerja
• Munculnya Kesempatan Bekerja
• Munculnya peluang usaha
• Peningkatan pendapatan masyarakat
• Perubahan Sikap dan persepsi negatif
masyarakat
2. Mobilisasi Peralatan dan Bahan (Material)
▪ Penurunan Kualitas Udara Ambien
(peningkatan) debu
▪ Gangguan lalu lintas darat
▪ Kerusakan jalan
3. Pembersihan dan Pematangan Lahan
• Penurunan Kualitas Udara Ambien
• Peningkatan intensitas Kebisingan
• Terjadinya Air Larian (Run Off)
• Gangguan Vegetasi Darat
• Hilangnya Habitat satwa Liar
4. Pembangunan Fasilitas Utama dan Pendukung
• Penurunan Kualitas Udara Ambien
• Peningkatan intensitas Kebisingan
c. Tahap Operasi
1. Rekruitmen Tenaga Kerja Operasi
• Munculnya Kesempatan Bekerja
• Perubahan Sikap dan Persepsi negatif
Masyarakat
2. Operasional Pabrik Kelapa Sawit dan KCP
• Penurunan Kualitas Udara (Emisi Boiler dan
Tungku bakar)
• Penurunan Kualitas Udara Ambient
• Peningkatan Intensitas Kebisingan
• Gangguan Lalulintas
• Kerusakan Jalan
• Peningkatan Timbulan Air Limbah
• Peningkatan Timbulan Limbah Padat
• Peningkatan Timbulan Limbah B3
• Peningkatan Pendapatan Masyarakat
• Timbulnya Sikap dan Persepsi Masyarakat
3. Operasional Fasilitas Pendukung
• Penurunan Kualitas Udara Ambient
• Penurunan Kualitas Udara (Emisi Genset)
• Penurunan Kualitas Air Tanah
• Timbulan Sampah Domestik
• Peningkatan Timbulan Air Limbah Domestik
4. Penanganan Limbah
• Penurunan Kualitas air Permukaan
• Gangguan Biota Perairan
• Peningkatan Intensitas Kebauan
• Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
d. Tahap Pasca Operasi:
1 Pemulihan Lahan
Kembalinya Tata guna Lahan

36
KELIMA : Dalam hal penyelenggaraan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, PT. Makmur Palma
Lestari Wajib memiliki persetujuan teknis dan Surat
Kelayakan Operasi (SLO) melalui mekanisme
persetujuan lingkungan tercantum pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
KEENAM : Persetujuan teknis sebagaimana dimaksud pada
DIKTUM KELIMA yang telah dipenuhi penanggungjawab
usaha dan/atau kegiatan berupa:
a. Persetujuan Teknis untuk Pemenuhan Baku Mutu
Air Limbah Nomor 660/DLH-
PPKL/PERTEK/2021/12 Tangal 19 Juli 2021;
b. Persetujuan Teknis untuk Pemenuhan Baku Mutu
Emisi Nomor 660/DLH-PPKL/PERTEK/2021/13
Tangal 19 Juli 2021;
c. Pesetujuan Teknis ANDALALIN Nomor:
551/Dishub/HUB-LALIN/307 Tanggal 14 Juni
2021.
KETUJUH : Persetujuan Teknis sebagaimana dimaksud pada DIKTUM
KELIMA dan DIKTUM KEENAM harus memiliki :
a. Standar teknis pemenuhan baku mutu air limbah,
Produksi, Domestik dan Rincian Teknis
penyimpanan limbah B3;
b. Standar kompetensi sumber daya manusia; dan
c. Sistem manajemen lingkungan.
KEDELAPAN Apabila adanya perubahan persetujuan teknis dan/atau
perubahan Surat Kelayakan Operasi (SLO) serta sudah
tidak sesuainya Surat Kelayakan Operasi (SLO) dengan
ketentuan teknis, Formulir UKL-UPL, sebagaimana
dimaksud pada DIKTUM KELIMA, DIKTUM KEENAM
dan DIKTUM KETUJUH Penanggungjawab usaha
dan/atau kegiatan wajib melakukan perubahan
persetujuan lingkungan tercantum pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
KESEMBILAN : Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan wajib
memenuhi ketentuan dan persyaratan persetujuan
teknis sebelum beroperasinya instalasi dan/atau
fasilitas air limbah produksi, iar limbah domestik dan
pengelolaan limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam
DIKTUM KETUJUH.
KESEPULUH : Instansi pemberi Perizinan Berusaha atau Persetujuan
Pemerintah wajib memperhatikan PKPLH sebagai syarat
penerbitan Perizinan Berusaha atau Persetujuan
Pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan.
KESEBELAS : Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dalam
melaksanakan kegiatannya harus memenuhi kewajiban
pengelolaan dampak lingkungan sebagaimana
tercantum pada matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidupyang
terdapat dalam lampiran PKPLH ini.
KEDUABELAS : Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dalam
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
DIKTUM KELIMA dan DIKTUM KEENAM, juga wajib
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Memenuhi ketentuan pengelolaan dan pemantauan
37
lingkungan hidup dalam matrik UKL-UPL;
b. Memenuhi ketentuan Persetujuan Teknis setelah
SLO diterbitkan;
c. Menyiapkan dana penjaminan untuk pemulihan
fungsi lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan
dan kewajiban Perizinan Berusaha atau Persetujuan
Pemerintah terkait Persetujuan Lingkungan secara
berkala setiap 6 (enam) bulan sekali;
e. Melakukan pengelolaan limbah B3, Non B3 dan
limbah domestik sesuai rincian pengelolaan dan
pemantauan lingkungan dalam matrik UKL-UPL;
f. Melakukan sosialisasi kegiatan kepada Pemerintah
Daerah, tokoh masyarakat setempat tentang
pelaksanaan kegiatan;
g. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pengelolaan
lingkungan yang dilakukan terkait dengan kegiatan-
kegiatan tersebut;
h. Melanjutkan kegiatan pemberdayaan masyarakat
(Community Development/CD) berdasarkan kerangka
kepedulian sosial (Corporate Social
Responsibility/CSR) terhadap masyarakat
sekitarnya;
i. Melaksanakan kegiatan pada lokasi yang telah
diizinkan;
j. Memberikan akses kepada pejabat pengawas
lingkungan hidup untuk melakukan pengawasan
sesuai dengan kewenangannya;
k. Mengajukan permohonan perubahan Persetujuan
Lingkungan apabila direncanakan untuk melakukan
perubahan usaha dan/atau kegiatannya; dan
l. Kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri,
Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan kepentingan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
KETIGABELAS : PKPLH ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan
berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas usaha
dan/atau kegiatan ini.
Menyampaikan : laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban
KEEMPATBELAS
sebagaimana dimaksud dalam UKL-UPL, yang terkait
dengan komponen fisik, kimia, dan biologi, setiap 6
(enam) bulan sekali sejak Keputusan ini ditetapkan,
kepada Bupati Kampar u.p. Kepala Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Kampar dan tembusan kepada :
1. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion
Sumatera;
2. Gubernur Riau u.p. Kepala Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Provinsi Riau;
KELIMABELAS : Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan
menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan
kewajiban sebagaimana dimaksud pada DIKTUM
KESEPULUH dan DIKTUM KESEBELAS, di luar dari
komponen fisik, kimia dan biologi, 6 (enam) bulan
setelah pelaksanaan kegiatan kepada instansi lain yang
membidangi sebagaimana tercantum dalam dokumen
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL).

38
KEENAMBELAS : Apabila dalam pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan,
timbul dampak lingkungan hidup di luar dari dampak
yang dikelola sebagaimana dimaksud pada DIKTUM
KESEPULUHdan DIKTUM KESEBELAS, penanggung
jawab wajibmelaporkan kepada instansi terkait,
sebagaimana dimaksud padaDIKTUM KETIGABELAS
dan DIKTUM KEEMPATBELAS
KETUJUHBELAS : Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dapat
dikenakan sanksi administratif apabila ditemukan
pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
KEDELAPANBELAS : PKPLH ini dapat dibatalkan apabila dikemudian hari
ditemukan pelanggarandan berakhirnya Perizinan
Berusaha atau Persetujuan Pemerintah sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
KESEMBILANBELAS PKPKPLH
: ini merupakan:
a. Bentuk Persetujuan Lingkungan; dan
b. Prasyarat penerbitan Perizinan Berusaha atau
Persetujuan Pemerintah.
KEDUAPULUH :
KeKeputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bangkinang
Pada tanggal : September 2021
KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN KAMPAR

Ir. ALIMAN MAKMUR, MSi, PhD


Pembina Utama Muda
Nip. 19630116 198903 1 006

Putusaninidisampalkan kepada Yth.


1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia;
2. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera di Pekanbaru;
3. Kepala DinasLingkungan Hidup danKehutanan Provinsi Riau di Pekanbaru;
4. Kepala DinasPenanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab Kampar di Bangkinang Kota;
5. Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga kerja Kabupaten Kampar di Bangkinang Kota;
6. Camat Tapung Hulu di Desa Sanama nenek.

39

Anda mungkin juga menyukai