PERTAMBANGAN BAUKSIT
BAB II
KEADAAN UMUM
Ruang lingkup penyelidikan terdahulu (Penyelidikan Umum) pada tahun 2010 adalah
meliputi pengamatan Geologi endapan, pencontohan endapan bauksit pada singkapan dari
beberapa bukaan jalan/dinding jalan dan beberapa test-pit, preparasi contoh dan
pengolahan data lapangan. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan penyelidikan umum
tahun 2010 (mulai dari Triwulan I,II,III dan IV) dan telah terlokalisirnya areal indikasi
endapan bauksit, mencakup areal tangkapan sekitar 2.500 Ha.
Tabel 2.1
Kemudian pada Gambar 2.1. dan 2.2. disajikan lokasi Wilayah Permohonan Izin Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi dan lokasi Wilayah Eksplorasi Bauksit PT.
Bintangar Maju Abadi dengan batas koordinat sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.1.
PT. Bintangar Maju Abadi merupakan salah satu perusahaan Izin Usaha Pertambangan
bahan galian bauksit yang telah memperoleh izin berupa IUP. Eksplorasi dari Bupati
Sanggau pada tanggal 23 Desember 2010 melalui SK Bupati Sanggau No. 504 tahun
2010 , dengan luas wilayah 8.860 hektar.
Jarak lokasi Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi atas nama PT. Bintangar Maju abadi
dari Kota Pontianak ( ± 128 km ) dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda-4 menuju
kota Meliau terlebih dahulu dengan waktu tempuh ± 2 jam. Adapun jalan darat yang
digunakan adalah jalan Trans Kalimantan poros tengah, yakni jalan raya Sungai
Ambawang. Selanjutnya dari kota Meliau dilanjutkan menuju lokasi IUP PT. Bintangar
Maju Abadi dengan waktu tempuh ± 1 jam, menggunakan jalan darat maupun jalur
sungai Kapuas.
Gambar 2.1.
Peta Kesampaian Lokasi IUP Eksplorasi PT. Bintangar Maju Abadi
Berdasarkan pada Pasal 3 dalam Akte Notaris point G tersebut diatas, PT. Bintangar
Maju Abadi berusaha dalam bidang pertambangan Bauksit di dalam wilayah Republik
Indonesia atas dasar Izin Usaha Pertambangan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Gambar 2.2
Peta Lokasi IUP PT. Bintangar Maju Abadi
Gambar 2.3
Kondisi Jalan Raya Trans Kalimantan Beraspal Baik
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan ini dapat melaksanakan
Struktur kepemilikan saham dari PT. Bintangar Maju Abadi adalah meliputi:
□Paul Sugandi, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Duta Harapan Indah
Blok H No. 5, RT 007 RW 002, Kelurahan Kap[uk Muara, Kecamatan Penjaringan,
Jakarta Utara, memiliki saham sebesar RP. 375.000.000,-
□Po Suwandi, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Komplek Villa Permata
B-4/11A RT. 01 RW 002, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten
Tangerang, memiliki saham sebesar Rp. 375.000.000,-
Kelurahan Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan Kode pos 78121, Telp. (0561)
antara 110 - 180 meter di atas permukaan laut (lihat Gambar 2-5), sedangkan ketinggian
permukaan di daerah Tayan Hilir yaitu sekitar 56 meter di atas permukaan laut .
2.2.Keadaan Iklim
Kabupaten Sanggau diketahui sebagai daerah penghujan dengan intensitas cukup tinggi.
Untuk menggambarkan keadaan iklim di daerah penyaluran bahan bakar minyak (BBM)
dan sekitarnya dipergunakan data dari Buku Kecamatan Tayan Hilir Dalam Angka Tahun
2014. Secara rinci keadaan iklim ini disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan klasifikasi iklim
Koppen, iklim di daerah rencana pembangunan Pertambangan Bauksit, termasuk dalam
klasifikasi iklim tropis {symbol Afraw), yaitu iklim isothermal hujan tropik dengan
musim kemarau yang panas ( suhu rata-rata bulanan terpanas > 27,3°C ) tanpa bulan
kering. Sedangkan menurut klasifikasi iklim termasuk Zona Agroklimat A yaitu bulan
basah > 9 bulan dan bulang kering < 2 bulan.
Jumlah curah hujan rata-rata bulanan adalah sebesar 223,13 mm. Curah hujan
tertinggi teijadi pada bulan Desember yaitu mencapai 437,43 mm dengan hari hujan
sebanyak 20 hari. Hari hujan terendah teijadi pada bulan September dengan jumlah
hari hujan 3 hari.
b)Temperatur/Suhu Udara
Suhu rata-rata bulanan 26 - 27° C, suhu rata-rata udara maksimum 33,6° C, dan suhu
udara rata-rata minimum 21,3° C.
c)Kelembaban Udara
Keadaan udara di areal studi tergolong lembab sepanjang tahun, dengan kelembaban
udara relatif rata-rata tahunan 84,2%. Kelembaban relatif rata-rata bulanan tertinggi
teijadi pada bulan Januari, April, Juli, Nopember dan Desember yaitu sebesar 88%
dan terendah adalah 77% yang teijadi pada bulan Agustus.
Lama penyinaran matahari rata-rata bulanan terendah sebesar 49 - 98% pada bulan
Januari dan tertinggi sebesar 98,8% pada bulan Juli, dengan rata-rata tahunan sebesar
64,45%.
Tabel 2.2
12 Desember 525,8 17
Rata-rata 268,7 12
Tabel 2.3.
Luas
Jumlah Kepadatan
Desa/Kelurahan
Km2 %
Penduduk Penduduk
Tabel 2.4.
Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan
1 Taman Kanak-kanak 3
2 Sekolah dasar 43
3 Madrasah Ibtidaiyah 3
4 SMP 6
5 Madrsah Tsnawiyah 3
6 SMU 1
7 Madrasah Aliyah 2
8 SMK
Jumlah 61
Tabel 2.5
Jumlah Sarana Kesehatan dan Apotik/Toko Obat
1 Rumah Sakit -
2 Puskesmas 2
3 Puskesmas Pembantu 5
4 Poskesdes 6
6 Balai Pengobatan -
7 BKIA -
8 Klinik KB 1
9 Posyandu 45
10 Apotik -
11 Toko Obat 3
12 Praktek Dokter 2
13 Praktek Bidan 3
14 Polindes 7
Gambar 2.4.
Keadaan Morfologi sekitar Lokasi IUP Eksplorasi PT. Bintangar Maju Abadi
Komposisi tanah pada areal Izin Usaha Pertambangan terdiri dari podsolik, yang
terdistribusi kedalam beberapa macam bentuk, yakni podsolik kandik, podsolik ortosik,
dan podsolik kromik. Jenis tanah tersebut dijumpai pada daerah datar, bergelombang
sampai berbukit diatas >15%. Pada bagian atas perlapisan tanah berwarna coklat tua-
kelabu dan pada lapisan bagian bawah berwarna kuning kecoklatan dengan karakteristik
drainase cepaat dan permeabilitas rendah/lambat. Secara umum kualitas air sungai
Kapuas di sekitar lokasi tambang masih mampu mendukung aktifitas kehidupan
penduduk di sekitar tepi sungai.
Sebagian besar tumbuhan yang berada di daerah penelitian deposit Bauksit Tayan Hilir,
hingga sekarang arealnya tertutup oleh tumbuhan hutan sekunder (semak belukar sekitar
35 %, ilalang sekitar 50 % dari luas daerah eksplorasi), pohon karet rakyat, semak
belukar di alur-alur sungai serta kebun-kebun kopi rakyat di dekat aliran Sungai Suban
dan Sungai Lagan (luasnya sekitar 15% dari luas daerah eksplorasi).
Mata pencaharian penduduk setempat ini pada umumnya bersawah, berladang sawit dan
buruh perkebunan sawit dan hanya sebagian kecil saja yang berkerja sebagi guru dan
pegawai Kecamatan.
Agama yang dianut penduduk pada umumnya campuran beragama Islam dan Kristen.
Sedangkan dipedalam pada umumnya beragama Kristen.
Secara regional sungai yang ada di sekitar lokasi menunjukkan pola aliran
dendritik dan radial yang secara kualitatif mempunyai aliran peralihan dan
lurus. Pada umumnya debit Sungai yang bermuara ke Sungai Kapuas ini
akan menyusut tidak terlalu besar pada musim kemarau.
b.Drainase
Pola drainase di wilayah studi didominasi oleh pasang surut perairan Sungai
Kapuas. Areal pada sekitar rencana penambangan pasir sungai ditempati
lahan datar yang merupakan bagian dari bantaran sungai Kapuas yang akan
cukup terpengaruh oleh pola drainase sekitar. Sumber air baku pada lokasi
rencana penimbunan Pasir Sungai direncanakan akan bersumber dari air
sungai dan suplai air dari pensuplay air perusahaan tertentu yang memiliki
izin.
c.Air Tanah/Permukaan
d.Kualitas Air
Parameter yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kualitas air adalah sebagai
berikut:
■Parameter fisika terdiri dari; temperatur, warna, kekeruhan, rasa, bau, padatan,
■Parameter kimia yang menggambarkan kandungan logam berat antara lain Besi,
Kadmium, Mangan, Seng, Tembaga dan Timbal, dan Mercury.
■Parameter kimia yang menggambarkan tingkat pencemaran badan air BOD, COD,
Amoniak, Oksigen Terlarut (DO) dll.
Rona lingkungan kualitas air di daerah studi diperoleh dengan cara pengukuran
langsung (insitu) menggunakan Water Quality Checker serta pengambilan sampel
untuk dianalisis di laboratorium meliputi parameter sebagai berikut:
partikel koloid yang terdapat pada air sungai tersebut. Berdasarkan hasil analisis
contoh air sungai/muara di sekitar areal Pertambangan Pasir Sungai angka TSS
adalah 8/10.
Oksigen terlarut sangat esensial bagi pernafasan dan merupakan salah satu
komponen utama bagi metabolisme biota air. Oksigen di perairan berasal dari
atmosfer dan proses fotosintesa (Welch, 1952). Adanya angin dan arus air yang
menyebabkan proses aerasi dapat berlangsung dengan baik, sehingga kandungan
oksigen terlarutnya cukup besar. Kandungan oksigen terlarut (DO) di lokasi
recana Pertambangan Pasir Sungai tidak terukur.
6)BODdanCOD
sungai yang berarus lambat, kadar BOD sebesar 5 mg/1 sudah cukup
menggambarkan lingkungan perairan yang buruk, tetapi sebaliknya diperairan
yang deras kadar BOD sebesar 30 mg/1 belum mengakibatkan gangguan nyata.
Nilai BOD air sungai/muara di daerah studi 5,0/6,1, demikian juga dengan
Chemical Oxygen Demand (COD) air sungai/muara yang mengalir di daerah
studi adalah 30/35.
7)Kandungan Logam
Hasil analisis kandungan logam dalam air kolam/parit adalah :
Daerah ini merupakan bagian dari 52,14% daerah datar pada wilayah Kabupaten
Gambar 2.5
Singkapan Lapisan Bauksit Pada Wilayah IUP PT. Bintangar Maju Abadi