Anda di halaman 1dari 18

STUDI KELAYAKAN

PERTAMBANGAN BAUKSIT

BAB II
KEADAAN UMUM

2.1.Lokasi dan Luas Wilayah


Kegiatan eksplorasi endapan bauksit di Wilayah izin Usaha Pertambangan (WIUP)
Eksplorasi Bauksit tahun 2011 ini merupakan langkah tindak lanjut dari hasil
penyelidikan umum, dimana telah menemukan areal prospek bauksit yang menarik
terutama kearah tepi bagian baratdaya Blok IUP Eksplorasi Bauksit dan utara IUP dengan
kadar rata-rata mencapai 48 % s/d 55 % AI2O3.

Ruang lingkup penyelidikan terdahulu (Penyelidikan Umum) pada tahun 2010 adalah
meliputi pengamatan Geologi endapan, pencontohan endapan bauksit pada singkapan dari
beberapa bukaan jalan/dinding jalan dan beberapa test-pit, preparasi contoh dan
pengolahan data lapangan. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan penyelidikan umum
tahun 2010 (mulai dari Triwulan I,II,III dan IV) dan telah terlokalisirnya areal indikasi
endapan bauksit, mencakup areal tangkapan sekitar 2.500 Ha.

Pada akhir tahun 2010, KP Penyelidikan Umum telah disesuaikan/ditingkatkan menjadi


ke Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi bauksit dan mulai Februari 2011
direncanakan akan melakukan kegiatan eksplorasi pada areal target untuk pencadangan
deposit bauksit di areal bagian baratdaya dari WIUP Eksplorasi dgn luas areal prospek
sekitar 5000 Ha;, yaitu dengan melakukan pengamatan geologi endapan dan pemboran
tangan secara sistimatis.

Berdasarkan keadaan geografisnya Wilayah Izin Usaha Pertambangan eksplorasi bauksit


PT. Bintangar Maju Abadi berada pada koordinat:

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-1


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Tabel 2.1

Daftra Koordinat IUP Eksplorasi PT. Bintangar Maju Abadi


Kecamatan Meliau dan Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau

Garis Bujur Garis Lintang


No
O ′ ″ BT O ′ ″ LU

1 110 19 15.79 BT 0 00 20.14 LS


2 110 19 15.79 BT -0 04 36.76 LS
3 110 21 17.50 BT -0 04 36.76 LS
4 110 21 17.50 BT -0 05 11.24 LS
5 110 16 48.05 BT -0 05 11.24 LS
6 110 16 48.05 BT -0 03 55.25 LS
7 110 15 27.84 BT -0 03 55.25 LS
8 110 15 27.84 BT -0 03 39.07 LS
9 110 15 11.66 BT -0 03 39.07 LS
10 110 15 11.66 BT -0 03 18.67 LS
11 110 14 59.70 BT -0 03 18.67 LS
12 110 14 59.70 BT -0 02 56.86 LS
13 110 14 42.11 BT -0 02 56.86 LS
14 110 14 42.11 BT -0 02 33.93 LS
15 110 14 12.48 BT -0 02 33.93 LS
16 110 14 12.48 BT -0 02 25.74 LS
17 110 13 48.36 BT -0 02 25.74 LS
18 110 13 48.36 BT 0 00 20.14 LU

Kemudian pada Gambar 2.1. dan 2.2. disajikan lokasi Wilayah Permohonan Izin Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi dan lokasi Wilayah Eksplorasi Bauksit PT.
Bintangar Maju Abadi dengan batas koordinat sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.1.

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-2


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

PT. Bintangar Maju Abadi merupakan salah satu perusahaan Izin Usaha Pertambangan
bahan galian bauksit yang telah memperoleh izin berupa IUP. Eksplorasi dari Bupati
Sanggau pada tanggal 23 Desember 2010 melalui SK Bupati Sanggau No. 504 tahun
2010 , dengan luas wilayah 8.860 hektar.

2.2.Lokasi dan Pencapaian Daerah


Secara administratif lokasi penelitian deposit Bauksit PT. Bintangar Maju Abadi dengan
luas 8.860 hektar berada di daerah Tayan Hilir, Kecamatan Meliau dan Kecamatan Tayan
Hilir, Kabupaten Sanggau, Propinsi Kalimantan Barat. Areal tersebut terletak sekitar 9
Km di sebelah Timur dari kota Tayan (Ibukota Kecamatan Meliau dan Kecamatan Tayan
Hilir).

Jarak lokasi Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi atas nama PT. Bintangar Maju abadi
dari Kota Pontianak ( ± 128 km ) dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda-4 menuju
kota Meliau terlebih dahulu dengan waktu tempuh ± 2 jam. Adapun jalan darat yang
digunakan adalah jalan Trans Kalimantan poros tengah, yakni jalan raya Sungai
Ambawang. Selanjutnya dari kota Meliau dilanjutkan menuju lokasi IUP PT. Bintangar
Maju Abadi dengan waktu tempuh ± 1 jam, menggunakan jalan darat maupun jalur
sungai Kapuas.

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-3


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Gambar 2.1.
Peta Kesampaian Lokasi IUP Eksplorasi PT. Bintangar Maju Abadi

2.3.Komposisi Kepemilikan Saham Perusahaan


PT. Bintangar Maju Abadi didirikan berdasarkan pada Akte Notaris Nomor 12 tanggal 28
januari 2010 yang dibuat dihadapan Notaris Dini Lastari, SH di Bogor dan kemudian
disyahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan
Surat Keputusan Nomor C-30657 HT.01.01.Th 2010, tanggal 30 Januari 2010.

Berdasarkan pada Pasal 3 dalam Akte Notaris point G tersebut diatas, PT. Bintangar
Maju Abadi berusaha dalam bidang pertambangan Bauksit di dalam wilayah Republik

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-4


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Indonesia atas dasar Izin Usaha Pertambangan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

Gambar 2.2
Peta Lokasi IUP PT. Bintangar Maju Abadi

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-5


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Gambar 2.3
Kondisi Jalan Raya Trans Kalimantan Beraspal Baik

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan ini dapat melaksanakan

kegiatan usaha yaitu meliputi:

Melakukan Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Kajian Kelayakan, Konstruksi


Eksploitasi dan kegiatan lain yang berkaitan;

Penggerusan, pencucian dan pemurnian hasil penambangan Bauksit, pengangkutan


dan penjualan hasil produksi dan kegiatan lain yang berkaitan;

Struktur kepemilikan saham dari PT. Bintangar Maju Abadi adalah meliputi:

□Nyonya Janti Susanto, beralamatkan di Komplek Villa Permata B-4/1 IA RT. 01


RW 002, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, memiliki

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-6


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

saham sebesar Rp. 250.000.000;

□Evelyn Suwandi, bertempat tinggal di Komplek Villa Permata B-4/11A RT. 01


RW 002, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, memiliki
saham sebesar Rp. 125.000.000,-

□Paul Sugandi, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Duta Harapan Indah
Blok H No. 5, RT 007 RW 002, Kelurahan Kap[uk Muara, Kecamatan Penjaringan,
Jakarta Utara, memiliki saham sebesar RP. 375.000.000,-

□Yenny Suwandi, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Komplek Villa


Permata B-4/1 IA RT. 01 RW 002, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten
Tangerang, memiliki saham sebesar Rp. 125.000.000,-

□Po Suwandi, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Komplek Villa Permata
B-4/11A RT. 01 RW 002, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten
Tangerang, memiliki saham sebesar Rp. 375.000.000,-

Dalam melakukan kegiatan usahanya PT. Bintangar Maju Abadi melaksanakan

pengendalian manajemennya melalui Kantor Pusatnya, Jalan GM Said No. 12

Kelurahan Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan Kode pos 78121, Telp. (0561)

731552, Fax (0561) 576936.

2.1.Keadaan Bentang Alam


Daerah penelitian deposit Bauksit Tayan Hilir merupakan suatu daerah perbukitan {hilly),
dengan pola pengaliran pengeringan pada deposit Bauksit tersebut secara dominan adalah
dendritik. Ketinggian permukaan daerah penelitian deposit Bauksit tersebut berkisar

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-7


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

antara 110 - 180 meter di atas permukaan laut (lihat Gambar 2-5), sedangkan ketinggian
permukaan di daerah Tayan Hilir yaitu sekitar 56 meter di atas permukaan laut .

2.2.Keadaan Iklim
Kabupaten Sanggau diketahui sebagai daerah penghujan dengan intensitas cukup tinggi.
Untuk menggambarkan keadaan iklim di daerah penyaluran bahan bakar minyak (BBM)
dan sekitarnya dipergunakan data dari Buku Kecamatan Tayan Hilir Dalam Angka Tahun
2014. Secara rinci keadaan iklim ini disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan klasifikasi iklim
Koppen, iklim di daerah rencana pembangunan Pertambangan Bauksit, termasuk dalam
klasifikasi iklim tropis {symbol Afraw), yaitu iklim isothermal hujan tropik dengan
musim kemarau yang panas ( suhu rata-rata bulanan terpanas > 27,3°C ) tanpa bulan
kering. Sedangkan menurut klasifikasi iklim termasuk Zona Agroklimat A yaitu bulan
basah > 9 bulan dan bulang kering < 2 bulan.

a)Curah Hujan dan Hari Hujan

Jumlah curah hujan rata-rata bulanan adalah sebesar 223,13 mm. Curah hujan
tertinggi teijadi pada bulan Desember yaitu mencapai 437,43 mm dengan hari hujan
sebanyak 20 hari. Hari hujan terendah teijadi pada bulan September dengan jumlah
hari hujan 3 hari.

b)Temperatur/Suhu Udara

Suhu rata-rata bulanan 26 - 27° C, suhu rata-rata udara maksimum 33,6° C, dan suhu
udara rata-rata minimum 21,3° C.

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-8


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

c)Kelembaban Udara

Keadaan udara di areal studi tergolong lembab sepanjang tahun, dengan kelembaban
udara relatif rata-rata tahunan 84,2%. Kelembaban relatif rata-rata bulanan tertinggi
teijadi pada bulan Januari, April, Juli, Nopember dan Desember yaitu sebesar 88%
dan terendah adalah 77% yang teijadi pada bulan Agustus.

d)Lama Penyinaran Matahari

Lama penyinaran matahari rata-rata bulanan terendah sebesar 49 - 98% pada bulan
Januari dan tertinggi sebesar 98,8% pada bulan Juli, dengan rata-rata tahunan sebesar
64,45%.

Tabel 2.2

Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan


di Kecamatan Tayan Hilir - Kabupaten Sanggau

No Bulan Curah Hujan (mm ) Hari Hujan


1 Januari 263,9 10
2 Februari 106,8 12
3 Maret - -
4 April 213,7 13
5 Mei 203,5 13
6 Juni 12,2 14
7 Juli 153,6 17
8 Agustus 41,4 8
9 Sepetember 544,9 14
10 Oktober 558,2 14
11 November 600,5 16

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-9


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

12 Desember 525,8 17
Rata-rata 268,7 12

Sumber : Kecamatan Tayan Hilir Dalam Angka 2015

Tabel 2.3.

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Desa


Di Kecamatan Tayan Hilir - Kabupaten Sanggau

Luas
Jumlah Kepadatan
Desa/Kelurahan
Km2 %
Penduduk Penduduk

Lalang 162,00 1.449 9


Kawat 51,00 2.614 51

Pulau Tayan Utara 1,40 2.488 1.777


Pedalaman 68,00 3.927 58
Tanjung Bunut 48,00 2.239 47
Sebemban 13,50 1.048 78
Beginjan 25,50 1.882 74
Sungai Jaman 101,00 3.368 33
Emberas 85,00 1.458 17
Melugai 109,10 1.500 14
Cempedak 62,00 2.189 35
Sejotang 64,50 1.683 26
Subah 161,50 2.010 12
Tebang Benua 20,50 1.467 72

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-10


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Balai Ingin 77,50 2.372 31


JUMLAH 1.050,50 31.694 30

Sumber : BPS Kabupaten Sanggau dan Kantor Camat Tayan Hilir

Tabel 2.4.
Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1 Taman Kanak-kanak 3
2 Sekolah dasar 43
3 Madrasah Ibtidaiyah 3
4 SMP 6
5 Madrsah Tsnawiyah 3
6 SMU 1
7 Madrasah Aliyah 2
8 SMK
Jumlah 61

Sumber : Kecamatan Tayan Hilir Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 2.5
Jumlah Sarana Kesehatan dan Apotik/Toko Obat

No Sarana Kesehatan 2015

1 Rumah Sakit -
2 Puskesmas 2

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-11


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

3 Puskesmas Pembantu 5
4 Poskesdes 6

4 Rumah Sakit Bersalin -


5 Klinik Bersalin -

6 Balai Pengobatan -
7 BKIA -
8 Klinik KB 1
9 Posyandu 45

10 Apotik -
11 Toko Obat 3
12 Praktek Dokter 2
13 Praktek Bidan 3

14 Polindes 7

Sumber : Puskesmas Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau

Gambar 2.4.
Keadaan Morfologi sekitar Lokasi IUP Eksplorasi PT. Bintangar Maju Abadi

2.1.Fisiografi dan Tumbuhan

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-12


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Komposisi tanah pada areal Izin Usaha Pertambangan terdiri dari podsolik, yang
terdistribusi kedalam beberapa macam bentuk, yakni podsolik kandik, podsolik ortosik,
dan podsolik kromik. Jenis tanah tersebut dijumpai pada daerah datar, bergelombang
sampai berbukit diatas >15%. Pada bagian atas perlapisan tanah berwarna coklat tua-
kelabu dan pada lapisan bagian bawah berwarna kuning kecoklatan dengan karakteristik
drainase cepaat dan permeabilitas rendah/lambat. Secara umum kualitas air sungai
Kapuas di sekitar lokasi tambang masih mampu mendukung aktifitas kehidupan
penduduk di sekitar tepi sungai.

Sebagian besar tumbuhan yang berada di daerah penelitian deposit Bauksit Tayan Hilir,
hingga sekarang arealnya tertutup oleh tumbuhan hutan sekunder (semak belukar sekitar
35 %, ilalang sekitar 50 % dari luas daerah eksplorasi), pohon karet rakyat, semak
belukar di alur-alur sungai serta kebun-kebun kopi rakyat di dekat aliran Sungai Suban
dan Sungai Lagan (luasnya sekitar 15% dari luas daerah eksplorasi).

2.2.Keadaan Penduduk, Angkatan Kerja dan Sosial-Ekonomi


Pada wilayah IUP Eksplorasi Bauksit, seluas lebih kurang 8.860 Ha. terdapat 5 (lima)
Desa, yaitu Desa Perupuk, Mungguk Kompas, Mungguk Keladin dan Sungai Jaman dan
Mungguk Pasir. Penduduk setempat ini sebagian besar dihuni oleh suku Dayak Meliu dan
Suku pendatang (Jawa). Suku Melayu jumlahnya sedikit dan umumnya dari penduduk
wilayah Kecamatan Meliau dan Bodok.

Mata pencaharian penduduk setempat ini pada umumnya bersawah, berladang sawit dan
buruh perkebunan sawit dan hanya sebagian kecil saja yang berkerja sebagi guru dan
pegawai Kecamatan.
Agama yang dianut penduduk pada umumnya campuran beragama Islam dan Kristen.
Sedangkan dipedalam pada umumnya beragama Kristen.

2.3.Kondisi Sungai Setempat dan Lahan sekitar


a.Karakteristik Sungai

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-13


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Secara regional sungai yang ada di sekitar lokasi menunjukkan pola aliran
dendritik dan radial yang secara kualitatif mempunyai aliran peralihan dan
lurus. Pada umumnya debit Sungai yang bermuara ke Sungai Kapuas ini
akan menyusut tidak terlalu besar pada musim kemarau.

b.Drainase

Pola drainase di wilayah studi didominasi oleh pasang surut perairan Sungai
Kapuas. Areal pada sekitar rencana penambangan pasir sungai ditempati
lahan datar yang merupakan bagian dari bantaran sungai Kapuas yang akan
cukup terpengaruh oleh pola drainase sekitar. Sumber air baku pada lokasi
rencana penimbunan Pasir Sungai direncanakan akan bersumber dari air
sungai dan suplai air dari pensuplay air perusahaan tertentu yang memiliki
izin.

c.Air Tanah/Permukaan

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, di sekitar perkampungan penduduk


setempat Desa Belungai, menunjukkan bahwa kedalaman air permukaan antara 2-3
meter, sehingga diperkirakan pada tempat-tempat yang relatif tinggi berkisar 1 0 -
1 5 meter atas dasar kondisi jenis tanah yang ada, disamping tingkat curah hujan
yang relatif tinggi. Sedangkan kualitas air pada bagian timur secara visual relatif
kurang baik, terutama sifat-sifat fisiknya, kecuali daerah-daerah yang dipengaruhi air
rawa (tidak dilakukan survey ) kualitas air tanah dangkal kemungkinan relatif jelek
karena berbau dan berwarna coklat kehitaman.

d.Kualitas Air

Parameter yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kualitas air adalah sebagai
berikut:

■Parameter fisika terdiri dari; temperatur, warna, kekeruhan, rasa, bau, padatan,

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-14


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

terlarut dan padatan tersuspensi.

■Parameter kimia yang menggambarkan kandungan logam berat antara lain Besi,
Kadmium, Mangan, Seng, Tembaga dan Timbal, dan Mercury.

■Parameter kimia yang menggambarkan tingkat pencemaran badan air BOD, COD,
Amoniak, Oksigen Terlarut (DO) dll.

■Parameter mikrobiologis digambarkan dengan kandungan E. Coli.

Rona lingkungan kualitas air di daerah studi diperoleh dengan cara pengukuran
langsung (insitu) menggunakan Water Quality Checker serta pengambilan sampel
untuk dianalisis di laboratorium meliputi parameter sebagai berikut:

1)Warna dan Bau

Warna yang dapat diamati secara megaskopis di lapangan disebabkan oleh


adanya humus, plankton, ion-ion besi, mangan serta zat-zat terlarut lainnya.
Hasil pengukuran di lokasi pengambilan sampel air sungai/sumur yaitu warna air
berkisar 22/25 skala TCU dan tidak berbau.

2)Padatan Terlarut (TDS)


Kadar padatan terlarut (TDS) tergolong tinggi yaitu berkisar 25/28 mg/1.

3)Padatan Tersuspensi (TSS)

Kadar padatan tersuspensi (TSS) Air Parit (sungai)/sumur menunjukkan jumlah

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-15


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

partikel koloid yang terdapat pada air sungai tersebut. Berdasarkan hasil analisis
contoh air sungai/muara di sekitar areal Pertambangan Pasir Sungai angka TSS
adalah 8/10.

4)Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasamaan (pH) berperan penting didalam menentuan nilai guna


perairan untuk kehidupan organisme. Berubahnya nilai pH menimbulkan
perubahan terhadap keseimbangan kandungan carbon dioksida, bikarbonat dan
carbonat di dalam air. Ikan dan biota akuatik lainnya masih dapat mentoleransi
lingkungan perairan yang mempunyai nilai pH antara 4,0 -11,0 (Jones, 1964 dan
Sweingle, 1968). Derajat kesamaan (pH) yang ideal untuk kehidupan akuatik
adalah berkisar 6,5 - 8,5 (INTAC, 1964 dan Swingle, 1968). Hasil pengukuran
pH air sungai/muara adalah 7,15/6,83.

5)Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut sangat esensial bagi pernafasan dan merupakan salah satu
komponen utama bagi metabolisme biota air. Oksigen di perairan berasal dari
atmosfer dan proses fotosintesa (Welch, 1952). Adanya angin dan arus air yang
menyebabkan proses aerasi dapat berlangsung dengan baik, sehingga kandungan
oksigen terlarutnya cukup besar. Kandungan oksigen terlarut (DO) di lokasi
recana Pertambangan Pasir Sungai tidak terukur.

6)BODdanCOD

Biochemical Oxygen demand (kebutuhan oksigen biologi) menggambarkan


jumlah oksigen yang diperlukan oleh bakteri untuk merombak bahan organic
dalam keadaan factor. Menurut Boyd (1979), nilai BOD perairan dipengaruhi oleh
faktor densitas plankton, konsentrasi bahan organic dan factor-faktor lain yang
mempengaruhinya. Center dan Hill (1979) mengemukakan bahwa suatu perairan

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-16


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

sungai yang berarus lambat, kadar BOD sebesar 5 mg/1 sudah cukup
menggambarkan lingkungan perairan yang buruk, tetapi sebaliknya diperairan
yang deras kadar BOD sebesar 30 mg/1 belum mengakibatkan gangguan nyata.
Nilai BOD air sungai/muara di daerah studi 5,0/6,1, demikian juga dengan
Chemical Oxygen Demand (COD) air sungai/muara yang mengalir di daerah
studi adalah 30/35.

7)Kandungan Logam
Hasil analisis kandungan logam dalam air kolam/parit adalah :

a.Flour (F) pada Air (sungai): 0,002/0,001

b.Total Phospat (PO4) Air (sungai): 0,014/0,015

c.Sulfat (S04): 22/23

d.Klorida (Cl): 8/11

e.Timbal (Pb) berdasarkan pengukuran : < o,ool/< o,ool

f.Kandungan Air Raksa (Hg) berkisar antara : <0,18/0,20

g.Logam Fe yang terukur berkisar antara 0,018/0,019

Tanah dan Lahan


a. Keadaan Tanah dan Lahan

Berdasarkan survey pendahuluan jenis tanah yang terdapat di areal rencana


penimbunan Pasir Sungai tersebut didominasi oleh podsolik. Secara umum, wilayah
Kecamatan Meliau dan Kecamatan Tayan Hilir terdiri dari dataran dan perairan. Di
bawah satuan aluvium terdapat batuan beku berkomposisi asam sampai menengah
yang membentuk perbukitan bergelombang lemah.

Daerah ini merupakan bagian dari 52,14% daerah datar pada wilayah Kabupaten

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-17


STUDI KELAYAKAN
PERTAMBANGAN BAUKSIT

Sanggau dengan kemiringan sekitar 2 % yang mendominasi daerah Kecamatan Tayan


Hilir keseluruhan. Sedangkan jenis tanah daerah Kabupaten Sanggau adalah organosal
yang menghampar sepanjang daerah dari Tayan Hilir.

Gambar 2.5
Singkapan Lapisan Bauksit Pada Wilayah IUP PT. Bintangar Maju Abadi

PT. BINTANGAR MAJU ABADI II-18

Anda mungkin juga menyukai