BAB I
PENDAHULUAN
I.1.1 Perizinan
1. Desa Tompobulu
2. Desa Bulu Tellue
3. Desa Duampanuae
4. Desa Lamatti Riattang
5. Desa Lamatti Riaja
6. Desa Lamatti Riawang
7. Desa Lappacinrana
Desa Bulu Tellue memiliki luas wilayah yaitu 10.81 Km 2 dengan jumlah
penduduk di wilayah ini sebesar 3.196 Jiwa (Sumber : BPS Kec. Bulupoddo
dalam angka tahun 2021). Daerah ini termasuk beriklim sub tropis dimana ada
dua musim sepanjang tahunnya yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Musim penghujan berkisar pada periode April sampai Oktober sedangkan musim
kemarau berkisar pada periode Oktober sampai April. Berdasarkan data BMKG
daerah Kabupaten Sinjai bahwa curah hujan didaerah ini memiliki kisaran antara
2000 – 4000 mm/tahun, dengan hari hujan yang bervariasi antara 100- 160 hari
hujan/tahun kelembaban udara rata-rata tercatat berkisar antara 64 -87% dengan
suhu rata-rata berkisar antara 21.10C – 32.40C .
Menurut data statistik Kecamatan Bulupoddo tahun 2021 bahwa wilayah Desa
Bulu Tellue terdiri dari area persawahan, seluas 322 Ha dan tanah kering campur
seluas 671 Ha. Mata pencaharian penduduk di wilayah ini adalah bersawah,
berkebun, beternak, pegawai negeri/swasta dan berwirausaha.
Fasilitas sosial yang ada diwilayah ini terdiri dari:
Sarana pendidikan berupa sekolah kelompok belajar, SD, dan SMP
Sarana Kesehatan berupa Puskesmas pembantu.
Sarana lapangan olahraga berupa lapangan sepakbola lapangan volley,
bulu tangkis, dan lapangan takraw.
PEMETAAN GEOLOGI
I.7 Pelaksana
BAB II
GEOLOGI
II.1.1. Geomorfologi
Bentuk morfologi yang menonjol di daerah lembar Ujung Pandang,
Benteng dan Sinjai adalah kerucut gunungapi Lompobatang, yang menjulang
mencapai ketinggian 2876 m di atas muka laut. Kerucut gunungapi ini dari
kejauhan masih memperlihatkan bentuk aslinya, dan menempati lebih kurang 1/3
daerah lembar. Pada potret udara terlihat dengan jelas adanya beberapa kerucut
parasit, yang kelihatannya lebih muda dari kerucut induknya, bersebaran di
sepanjang jalur utara-selatan melewati puncak Gunung Lompobatang. Kerucut
gunungapi Lompobatang ini tersusun oleh batuan gunungapi berumur Plistosen.
Dua buah bentuk kerucut tererosi yang lebih sempit sebarannya terdapat di
sebelah barat dan sebelah utara Gunung Lompobatang. Di sebelah barat terdapat
Gunung Baturape, mencapai ketinggian 1124 m dan di sebelah utara terdapat
Gunung Cindako, mencapai ketinggian 1500 m. kedua bentuk kerucut tererosi ini
disusun oleh batuan gunungapi berumur Pliosen.
Di bagian utara lembar terdapat 2 daerah yang tercirikan oleh topografi kars, yang
dibentuk oleh batugamping Formasi Tonasa. Kedua daerah bertopografi kars ini
dipisahkan oleh pegunungan yang tersusun oleh batuan gunungapi berumur
Miosen sampai Pliosen.
Daerah sebelah barat Gunung Cindako dan sebelah utara Gunung Baturape
merupakan daerah berbukit, kasar di bagian timur dan halus di bagian barat.
9
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
II.1.2. Litologi
10
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
Tatanan Stratigrafi
Satuan batuan tertua yang telah diketahui umurnya adalah batuan sedimen
flysch Kapur Atas yang dipetakan sebagai Formasi Marada (Km). Batuan malihan
(S) belum diketahui umurnya, apakah lebih tua atau lebih muda dari pada Formasi
Marada; yang jelas diterobos oleh granodiorit yang diduga berumur Miosen (19 ±
2 juta tahun). Hubungan Formasi Marada dengan satuan batuan yang lebih muda,
yaitu Formasi Salo Kalupang dan Batuan Gunungapi Terpropilitkan tidak begitu
jelas, kemungkinan tak selaras.
Formasi Salo Kalupang (Teos) yang diperkirakan berumur Eosen Awal-
Oligosen Akhir berfasies sedimen laut, dan diperkirakan setara dalam umur
dengan bagian bawah Formasi Tonasa (Temt). Formasi Salo Kalupang terjadi di
sebelah timur Lembah Walanae dan Formasi Tonasa terjadi di sebelah baratnya.
Satuan batuan berumur Eosen Akhir sampai Miosen Tengah menindih tak
selaras batuan yang lebih tua. Berdasarkan sebaran daerah singkapannya,
diperkirakan batuan karbonat yang dipetakan sebagai Formasi Tonasa (Temt)
terjadi pada daerah yang luas di lembar ini. Formasi Tonasa ini diendapkan sejak
Eosen Akhir berlangsung hingga Miosen Tengah, menghasilkan endapan karbonat
yang tebalnya tidak kurang dari 1750 m. Pada kala Miosen Awal rupanya terjadi
endapan batuan gunungapi di daerah timur yang menyusun Batuan Gunungapi
Kalamiseng (Tmkv).
Satuan batuan berumur Miosen Tengah sampai Pliosen menyusun Formasi
Camba (Tmc) yang tebalnya mencapai 4250 m dan menindih tak selaras batuan-
batuan yang lebih tua. Formasi ini disusun oleh batuan sedimen laut berselingan
dengan klastika gunungapi, yang menyamping beralih menjadi dominan batuan
gunungapi. (Tmcv). Batuan sedimen laut berasosiasi dengan karbonat mulai
diendapkan sejak Miosen Akhir sampai Pliosen di cekungan Walanae (Tmpw)
dan Anggota Selayar (Tmps).
Batuan gunungapi berumur Pliosen terjadi secara setempat, dan menyusun
Batuan Gunungapi Baturape-Cindako (Tpbv). Satuan batuan gunungapi yang
termuda adalah yang menyusun Batuan Gunungapi Lompobatang (Qlv), berumur
Plistosen. Sedimen termuda lainnya adalah endapan aluvium dan pantai (Qac).
Pemerian Satuan Peta
11
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
Endapan Permukaan
Qac ENDAPAN ALUVIUM, RAWA DAN PANTAI: kerikil, pasir, lempung,
lumpur dan batugamping koral; terbentuk dalam lingkungan sungai, rawa, pantai
dan delta. Di sekitar Bantaeng, Bulukumba dan Sungai Berang endapan
aluviumnya terutama terdiri dari rombakan batuan gunungapi Gunung
Lompobatang; di dataran pantai barat terdapat endapan rawa yang sangat luas.
Batuan Sedimen dan Batuan Gunungapi
Km FORMASI MARADA (T.M. VAN LEEUWEN, 1974): batuan sedimen
bersifat flysch; perselingan batupasir, batulanau, arkose, grewake, serpih dan
konglomerat; bersisipan batupasir dan batulanau gampingan, tufa, lava dan breksi
yang bersusunan basal, andesit dan trakit. Batupasir dan batulanau berwarna
kelabu muda sampai kehitaman; serpih berwarna kelabu tua sampai coklat tua;
konglomerat tersusun oleh andesit dan basal; lava dan breksi terpropilitkan kuat
dengan mineral sekunder berupa karbonat, silikat, serisit, klorit dan epidot.
Fosil Globotruncana dari batupasir gampingan yang dikenali oleh PT Shell
menunjukkan umur Kapur Akhir, dan diendapkan di lingkungan neritik dalam
(T.M. Van Leeuwen, hubungan tertulis, 1978). Formasi ini diduga tebalnya tidak
kurang 1000 m.
Teos FORMASI SALO KALUPANG: batupasir, serpih dan batulempung
berselingan dengan konglomerat gunungapi, breksi dan tufa, bersisipan lava,
batugamping dan napal; batulempung, serpih dan batupasirnya di beberapa tempat
dicirikan oleh warna merah, coklat, kelabu dan hitam; setempat mengandung fosil
moluska dan foraminifera di dalam sisipan batugamping dan napal; pada
umumnya gampingan, padat, dan sebagian dengan urat kalsit, sebagian dari
serpihnya sabakan; kebanyakan lapisannya terlipat kuat dengan kemiringan antara
20o-75o.
Fosil dari Formasi Salo Kalupang yang dikenali D. Kadar (hubungan tertulis,
1974) pada contoh batuan Td.140, terdiri dari: Asterocyclina matanzensis COLE,
Discocyclina dispansa (SOWERBY), D. javana (VERBEEK), Nummulites sp.,
Pellatispira madaraszi (HANTKEN), Heterostegina sipanensis COLE, dan
Globigerina sp. Gabungan fosil ini menunjukkan umur Eosen Akhir (Tb). Formasi
Salo Kalupang yang tersingkap di daerah Lembar Pangkajene dan Watampone
12
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
bagian Barat mengandung fosil yang berumur Eosen Awal smapai Oligosen
Akhir. Formasi ini tebalnya tidak kurang dari 1500 m, sebagai lanjutan dari
daerah lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat sebelah utaranya;
ditindih tak selaras oleh batuan dari Formasi Walanae dan dibatasi oleh sesar dari
batuan gunungapi Tmkv.
Temt FORMASI TONASA: batugamping, sebagian berlapis dan sebagian pejal;
koral, bioklastika, dan kalkarenit, dengan sisipan napal globigerina, batugamping
kaya foram besar, batugamping pasiran, setempat dengan moluska; kebanyakan
putih dan kelabu muda, sebagian kelabu tua dan coklat. Perlapisan baik setebal
anatara 10 cm dan 30 cm, terlipat lemah dengan kemiringan lapisan rata-rata
kurang dari 25o; di daerah Jeneponto batugamping berlapis berselingan dengan
napal globigerina.
Fosil dari Formasi Tonasa dikenali oleh D. Kadar (hubungan tertulis, 1973, 1974,
1975), dan oleh Purnamaningsih (hubungan tertulis, 1974). Contoh-contoh yang
dianalisa fosilnya adalah: La.8, La.35, Lb.1, Lb.49, Lb.83, Lc.44, Lc.97, Lc.114,
Td.37, Td.161, dan Td.167. Fosil-fosil yang dikenali termasuk: Discocyclina sp.,
Nummulites sp., Heterostegina sp., Flosculinella sp., Spiroclypeus sp., S.
orbitoides DOUVILLE, Lepidocyclina sp., L. ephippoides JONES &
CHAPMAN, L. verbeeki NEWTON & HOLLAND, L. cf. sumatrensis JONES &
CHAPMAN, Miogypsina sp., Globigerina sp., Gn. Tripartite COCH,
Globoquadrina altispira (CHUSMAN & JARVIS), Amphistegina sp.,
Cycloclypeus sp., dan Operculina sp. Gabungan fosil tersebut menunjukkan umur
berkisar dari Eosen sampai Miosen Tengah (Ta-Tf), dan lingkungan pengendapan
neritik dangkal sampai dalam dan sebagian laguna.
Formasi ini tebalnya tidak kurang dari 1750 m, tak selaras menindih batuan
Gunungapi Terpropilitkan (Tpv) dan ditindih oleh Formasi Camba (Tmc); di
beberapa tempat diterobos oleh retas, sil dan stok bersusunan basal dan diorit;
berkembang baik di sekitar Tonasa di daerah Lembar Pangkajene dan Watampone
bagian Barat, sebelah utaranya.
Tmc FORMASI CAMBA: batuan sedimen laut berselingan dengan batuan
gunungapi, batupasir tufaan berselingan dengan tufa, batupasir dan batulempung;
bersisipan napal, batugamping, konglomerat dan breksi gunungapi, dan batubara;
13
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
warna beraneka dari putih, coklat, merah, kelabu muda sampai kehitaman,
umumnya mengeras kuat; berlapis-lapis dengan tebal antara 4 cm dan 100 cm.
Tufa berbutir halus hingga lapili; tufa lempungan berwarna merah mengandung
banyak mineral biotit; konglomerat dan breksinya terutama berkomponen andesit
dan basal dengan ukuran antara 2 cm dan 30 cm; batugamping pasiran
mengandung koral dan moluska; batulempung kelabu tua dan napal mengandung
fosil foram kecil; sisipan batubara setebal 40 cm ditemukan di Sungai Maros.
Fosil dari Formasi Camba yang dikenali oleh D. Kadar (hubungan tertulis, 1974,
1975) dan Purnamaningsih (hubungan tertulis, 1975), pada contoh batuan La.3,
La.24, La.125, dan La.448/4, terdiri dari: Goloborotalia mayeri CUSHMAN &
ELLISOR, Gl. Praefoksi BLOW & MANNER, Gl. Siakensis (LEROY),
Flosculinella bontangensis (RUTTEN), Globigerina venezuelana HEDBERG,
Globoquadrina altispira (CUSHMAN & JARVIS), Orbulina universa
D’ORBIGNY, O. suturalis BRONNIMANN, Cellanthus cratuculatus FICHTEL
& MOLL, dan Elphidium advenum (CHUSMAN). Gabungan fosil tersebut
menunjukkan umur Miosen Tengah (Tf). Lagi pula ditemukan fosil foraminifera
jenis yang lain, ostrakoda dan moluska dalam formasi ini. Kemungkinan Formasi
Camba di daerah ini berumur sama dengan yang di Lembar Pangkajene dan
Watampone bagian Barat yaitu Miosen Tengah sampai Miosen Akhir.
Formasi ini adalah lanjutan dari Formasi Camba yang terletak di Lembar
Pangkajene dan bagian Barat Watampone sebelah utaranya, kira-kira 4250 m
tebalnya; diterobos oleh retas basal piroksen setebal antara ½-30 m, dan
membentuk bukit-bukit memanjang. Lapisan batupasir kompak (10-75 cm)
dengan sisipan batupasir tufa (1-2 cm) dan konglomerat berkomponen basal dan
andesit, yang tersingkap di Pulau Selayar diperkirakan termasuk satuan Tmc.
Tmcv, Batuan Gunungapi Formasi Camba: breksi gunungapi, lava, konglomerat
dan tufa berbutir halus hingga lapili, bersisipan batuan sedimen laut berupa
batupasir tufaan, batupasir gampingan dan batulempung yang mengandung sisa
tumbuhan. Bagian bawahnya lebih banyak mengandung breksi gunungapi dan
lava yang berkomposisi andesit dan basal; konglomerat juga berkomponen andesit
dan basal dengan ukuran 3-50 cm; tufa berlapis baik, terdiri tufa litik, tufa kristal
dan tufa vitrik. Bagian atasnya mengandung ignimbrit bersifat trakit dan tefrit
14
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
15
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
16
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
BLOW. Gabungan fosil tersebut menunjukkan umur berkisar dari Miosen Akhir
sampai Pliosen Awal (N16-N19).
Tebal satuan diperkirakan sekitar 2000 m. Di Kepulauan Ara dan di ujung utara
Pulau Selayar ditemukan undak-undak pantai pada batugamping; paling sedikit
ada 3 atau 4 undak pantai. Daerah batugamping ini membentuk perbukitan rendah
dengan ketinggian rata-rata 150 m, dan yang paling tinggi 400 m di Pulau Selayar.
Batuan Gunungapi
Tpv BATUAN GUNUNGAPI TERPROPILITKAN: breksi, lava dan tufa,
mengandung lebih banyak tufa di bagian atasnya dan lebih banyak lava di bagian
bawahnya, kebanyakan bersifat andesit dan sebagian trakit; bersisipan serpih dan
batugamping di bagian atasnya; komponen breksi beraneka ukuran dari beberapa
cm sampai lebih dari 50 cm, tersemen oleh tufa yang kurang dari 50%; lava dan
breksi berwarna kelabu tua sampai kelabu kehijauan, sangat terbreksikan dan
terpropilitkan, mengandung barik-barik karbonat dan silikat.
Satuan ini tebalnya sekitar 400 m, ditindih tak selaras oleh batugamping Eosen
Formasi Tonasa, dan diterobos oleh batuan granodiorit gd; disebut Batuan
Gunungapi Langi oleh van Leeuwen (1974). Penarikan jejak belah sebuah contoh
tufa dari bagian bawah satuan menghasilkan umur ± 63 juta tahun atau Paleosen
(T.M. van Leeuwen, hubungan tertulis, 1978).
Tmkv BATUAN GUNUNGAPI KALIMISENG: lava dan breksi, dengan sisipan
tufa, batupasir, batulempung dan napal; kebanyakan bersusunan basal dan
sebagian andesit, kelabu tua hingga kelabu kehijauan, umumnya kasat mata,
kebanyakan terubah, amigdaloidal dengan mineral sekunder karbonat dan silikat;
sebagian lavanya menunjukkan struktur bantal.
Satuan batuan ini tersingkap di sepanjang daerah pegunungan sebelah timur
Lembah Walanae, sebagai lanjutan dari Tmkv yang tersingkap bagus di daerah
utaranya (Lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat); terpisahkan oleh
jalur sesar dari batuan sedimen dan karbonat Formasi Salo Kalupang (Eosen-
Oligosen) di bagian baratnya; diterobos oleh retas dan stok bersusunan basal,
andesit dan diorit. Satuan batuan ini diperkirakan berumur Miosen Awal; tebal
satuan di lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat tidak kurang dari 4250
m.
17
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
18
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
mengandung senolit bersifat diorite, diterobos retas aplit, sebagian yang lebih
bersifat diorite mengalami kaolinisasi.
Batuan terobosan ini tersingkap di sekitar Birru, menerobos batuan dari
Formasi Marada (Km) dan Batuan Gunungapi Terpropilitkan (Tpv), tetapi tidak
ada kontak dengan batugamping Formasi Tonasa (Temt). Penarikan jejak belah
dari contoh granodioritnya yang menghasilkan umur 19 ± 2 juta tahun
memberikan dugaan bahwa penerobosan batuan ini berlangsung di kala Miosen
Awal (T.M. van Leeuwen, hubungan tertulis, 1987).
d DIORIT : terobosan diorite, kebanyakan berupa stok dan sebagian retas
atau sil; singkapannya ditemukan di sebelah ditemukan di sebelah timur Maros,
menerobos batugamping Formasi Tonasa (Temt); umumnya berwarna kelabu,
berteksur porfir, dengan fenokris amfibol dan biotit, sebagian berkekar meniang.
Penearikan Kalium / Argon pada biotit dari aplit (lokasi 2) dan diorite
(lokasi 3) menunjukkan umur masing-masing 9,21 dan 7,74 juta tahun atau
Miosen Akhir (J.D. Obradovich hubungan tertulis, 1974).
t/a TRAKIT DAN ANDESIT : terobosan trakit dan andesit berupa retas dan
stok; trakit berwarna putih, bertekstur porfir dengan fenokris sanidin sampai
sepanjang 1 cm; andesit berwarna kelabu tua, bertekstur porfir dengan fenokris
amfibol dan biotit. Batuan ini tersingkap di daerah sebelah baratdaya Sinjai, dan
menerobos batuan gunungapi Formasi Camba (Tmcv).
BASAL terobosan basal berupa retas, sil dan stok, bertekstur porfir
dengan fenokris piroksen kasar mencapai ukuran lebih dari 1 cm, berwarna kelabu
tua kehitaman dan kehijauan; sebagian dicirikan oleh struktur kekar meniang,
beberapa di antaranya mempunyai tekstur gabro. Terobosan basal di sekitar Jene
Berang berupa kelompok retas yang mempunyai arah kira-kira radier memusat ke
Baturape dan Cindako; sedangkan yang di sebelah utara Jeneponto berupa stok.
Semua terobosan basal menerobos batuan dari Formasi Camba (Tmc).
Penarikan Kalium/Argon pada batuan basal, dari lokasi 1 dan 4, dan gabro dari
lokasi 5 menunjukkan umur masing-masing 7,5, 6,99 dan 7,36 juta tahun, atau
Miosen Akhir (Indonesi Gulf Oil Co., hubungan tertulis, 1972; J.D. Obradovich,
19
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
II.1.3. Struktur
Batuan tertua yang tersingkap di daerah ini adalah sedimen flysch Formasi
Marada, berumur Kapur Atas. Asosiasi batuannya memberikan petunjuk suatu
endepan lereng bawah laut, ketika kegiatan magma sudah mulai pada waktu itu.
Kegiatan magma berkembang menjadi suatu gunungapi pada waktu kira-kira 63
juta tahun, dan menghasilkan Batuan Gunungapi Terpropilitkan.
Lembah Walanae di Lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat sebelah
utaranya menerus ke Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai, melalui Sinjai
di pesisir timur. Lembah ini memisahkan batuan berumur Eosen, yaitu sedimen
klastika Formasi Salo Kalupang di sebelah timur dari sedimen karbonat Formasi
Tonasa di sebelah baratnya. Rupanya pada Kala Eosen daerah sebelah barat
Lembah Walanae merupakan suatu paparan laut dangkal, dan daerah sebelah
timurnya merupakan suatu cekungan sedimentasi dekat daratan.
Paparan laut dangkal Eosen meluas hamper ke seluruh daerah lembar peta, yang
buktinya ditunjukkan oleh sebaran Formasi Tonasa di sebelah barat Birru, sebelah
timur Maros dan di sekitar Takalar. Endapan paparan berkembang selama Eosen
sampai Miosen Tengah. Sedimentasi klastika di sebelah timur Lembah Walanae
rupanya berhenti pada Akhir Oligosen, dan diikuti oleh kegiatan gunungapi yang
menghasilkan Formasi Kalamiseng.
Akhir daripada kegiatan gunungapi Miosen Awal diikuti oleh tektonik yang
menyebabkan terjadinya permulaan terban Walanae, yang kemudian menjadi
cekungan di mana Formasi walanae terbentuk. Peristiwa ini kemungkinan besar
20
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
Lokasi IUP CV
LUBIS
21
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
Gambar 2.1 Peta Geologi Regional Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai
Sulawesi (Rab Sukamto dan Sam Supriatna, 1982)
22
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
BAB III
KEGIATAN PENYELIDIKAN
24
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
25
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
26
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
semakin kecil skala peta yang dibuat maka semakin kurang rinci pula data yang
disajikannya.
27
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
28
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
BAB IV
HASIL PENYELIDIKAN
29
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
Sebaran batuan basal dilokasi IUP CV LUBIS cukup luas tersingkap di lereng-
lereng bukit dan juga dijumpai disepanjang aliran sungai dengan tinggi
singkapannya yaitu berkisar 2 - 7 meter. Luas sebarannya yaitu 19.12 Ha.
30
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
Gambar 4.3. Peta sebaran litologi batuan basal di daerah penyelidikan IUP
CV LUBIS
IV.1.1.2. Struktur
Indikasi struktur geologi yang berperan di lokasi IUP CV LUBIS berupa
indikasi sesar geser dextral (menganan). Sesar geser (dextral) ini terbentuk akibat
dari proses tektonik dari Lembah Walanae yang terjadi pada akhir Plistosen. Sesar
geser didaerah penilitian dicirikan oleh adanya pelurusan punggungan bukit
dimana bukit yang mengalami pelurusan tersebut memiliki nilai ketinggian yang
sama. Arah umum sesar geser dilokasi penyelidikan yaitu berarah utara selatan.
dan timur laut-barat daya.
31
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
32
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
V =Ax
Dimana:
V : Volume Batuan(m3)
A : Luas Sebaran Singkapan (m2)
t : tebal Singkapan (m)
33
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
34
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
BAB V
LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN
V.1 Lingkungan
Kegiatan penambangan dikenal sebagai kegiatan yang dapat merubah
bentang alam yang akan berpengaruh terhadap lingkungan baik itu secara
langsung maupun secara tidak langsung. Kegiatan pengelolaan lingkungan yang
telah dilakukan selama kegiatan eksplorasi oleh CV LUBIS saat ini belum
melakukan pembukaan lahan. Beberapa aktivitas yang dilakukan selama kegiatan
eksplorasi antara lain pengukuran luas area prospek dengan menggunakan sistem
tracking GPS, pengukuran ketebalan batuan yang tersingkap di lapangan,
deskripsi batuan dan pengambilan conto batuan.
36
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
37
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
BAB VI
KEUANGAN
38
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
39
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
40
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA
Daftar Pustaka
Amrullah. 2021. Kecamatan Bulupoddo dalam angka tahun 2021. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sinjai
Idrus, A., Titisari, A.D., Warmada, I.W., Setijadji, L.D. 2007. Eksplorasi
Sumberdaya Mineral. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi Fakultas
Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Jusri, 2014, Karakteristik Batuan Gunungapi Daerah Manipi Kecamatan Sinjai
Barat Kabupaten Sinjai (Implikasinya terhadap Bencana Alam dan
Sumberdaya Geologi, Prosiding Semiinar Nasional Geofisika 2014.
Makassar
Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang
Baik Nomor : 1827 K/30/Mem/2018, KESDM, 2018.
Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan, Evaluasi, Persetujuan
Rencana Kerja Dan Anggaran Biaya, Serta Laporan Pada Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara Nomor : 1806
K/30/Mem/2018, KESDM, 2018.
Sompotan, A.F. (2012). Struktur Geologi Sulawesi. Bandung: Perpustakaan Sains
Kebumian Institut Teknologi Bandung
Sukamto, R dan Supriatna, S, 1982. Geologi Regional Lembar Ujung Pandang,
Benteng, dan Sinjai, Sulawesi. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Departemen
Pertambangan dan Energi.
Sufriadin, dkk 2016, Analisis Petrografi dan Kualitas Batubara Sinjai. Sulawesi
Selatan. Jurnal Penelitian Enjiniring, Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Zen, M.T., 1984. Sumberdaya dan Industri. Yogyakarta: Gajah Mada University
41
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023