Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI

CV. BUAKANG JAYA

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi,
sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi
mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup. Seluruh perusahaan
pertambangan wajib melaporkan kegiatan eksplorasinya kepada pemerintah, hal
tersebut mengharuskan pemerintah sebagai regulator memiliki sumber daya
manusia yang memahami bagaimana mengevaluasi laporan ekplorasi tersebut.
Pembangunan infrastruktur tiap periode yang diselenggarakan pemerintah
maupun swasta menjadi promotor dalam pengembangan bidang usaha
pertambangan batuan. Pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, gedung
bertingkat dan properti, menjadi parameter akan besarnya kebutuhan material
tambang batuan. Berbagai perusahaan melihat ini adalah peluang bisnis untuk
melakukan investasi pada sektor pertambangan bahan galian batu gunung.
Pertambangan komoditas batuan memiliki harga yang lebih terjangkau,
pengelolaan lebih sederhana dan pemasarannya dalam negeri lebih praktis dan
memberikan harapan secara ekonomis.
Pengurusan izin usaha pertambangan (IUP) menjadi syarat bagi pengusaha
sebelum aktivitas penambangan, beberapa kriteria yang diwajibkan oleh pihak
perusahaan, salah satunya adalah terlebih dahulu melakukan kegiatan eksplorasi
bahan galian sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2021 tentang pelaksanaan kegiatan
pertambangan mineral dan batubara.
Terdapat beberapa tahapan kegiatan eksplorasi bahan galian komoditas
batuan antara lain pemetaan geologi, pengukuran topografi, dan pemetaan batas
sebaran potensi bahan galian. Hal inilah melatar belakangi dilakukannya
pekerjaan kegiatan eksplorasi di area IUP eksplorasi kami yang secara

Desa Panaikang, Kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai Prov. Sulawesi-Selatan


TAHUN 2023 1
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

administrasi terletak di Desa Panaikang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai


Provinsi Sulawesi Selatan.

I.1.1 Perizinan

Usaha pertambangan batuan kami, merupakan usaha mandiri dan berdikari


yang bergerak di bidang pertambangan khususnya material batu gunung quarry
besar, kegiatan usaha pertambangan dimulai dengan adanya izin usaha
pertambangan eksplorasi, melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
dengan luas IUP yaitu 7.90 Ha di Desa Panaikang Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Saat ini kami berupaya
meningkatkan status perizinan ke Operasi Produksi setelah melakukan eksplorasi.

I.1.2 Status Kegunaan Lahan


Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan nomor : 22023060341 tentang
Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) RTRW
Provinsi/Lintas Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Memberikan Persetujuan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) RTRW Provinsi /Lintas
Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan kepada CV. Buakang Jaya Lokasi Kegiatan
Desa Panaikang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi
Selatan, jenis kegiatan Pertambangan komoditas batuan seluas 5,16 Ha (lima
koma enam belas hektar).
Pemanfaatan lahan tambang yang dimohonkan seluas ±7.9 ha
berdasarkan peraturan daerah (daerah) nomor 3 tahun 2022 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (Rtrw) Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2022-2041 pada pasal 95
dalam pasal 86 ayat (3) huruf f disusun dengan memperhatikan diperbolehkan
kegiatan pertambangan golongan batuan sesuai dengan ketentuan teknis dan
peraturan perundang-undangan seluas ±5.16 ha.
Lokasi/persil tanah penambangan yang sesuai dengan rencana tata
ruang seluas ±5.16 ha harus memiliki alas hak yang jelas dan tidak berada dalam
status sengketa atau terdaftar sebagai objek sengketa pengadilan.

Desa Panaikang, Kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai Prov. Sulawesi-Selatan


TAHUN 2023 2
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

I.2 Maksud dan Tujuan


Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan eksplorasi bahan
galian batu gunung quarry besar, sedangkan tujuannya adalah
1. Melakukan kegiatan inspeksi potensi cadangan batuan pada daerah
penyelidikan.
2. Melakukan pemetaan geologi dan pemetaan topografi pada daerah
penyelidikan.
3. Melakukan kegiatan pengambilan sampel lapangan untuk uji kualitas
batuan.
4. Melakukan perhitungan sumberdaya dan cadangan batuan dan umur
tambang batuan.

I.3 Lokasi Daerah Penyelidikan


I.3.1 Administratif dan Geografis
Secara administratif, lokasi IUP terletak di Desa Panaikang Kecamatan
Sinjai Timur Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Panaikang adalah
salah satu desa di Kecamatan Sinjai Timur. Luas Desa Panaikang adalah
4,72 km2. Wilayah Desa Panaikang sama dengan 6,57% dari seluruh wilayah
Kecamatan Sinjai Timur. Desa Panaikang merupakan salah satu desa di
Kecamatan Sinjai Timur yang terletak di daerah pesisir. Desa Panaikang terletak
di ketinggian 500 mdp. secara Geografis terletak pada 1200 8’ 4,711” Bujur
Timur, dan 5006’ 20.127” Lintang Selatan sampai 1200 8’ 4.127” Bujur Timur
dan 50 06’ 20.127” Lintang Selatan. Dengan luas area yaitu 19.12 Ha.

I.3.2 Kesampaian Wilayah


Dusun Satengngadusun satengngadesa Desa Bulu Tellue Kecamatan
Buluboddo Kabupaten Sinjai dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda
dua berupa sepeda motor ataupun dengan roda empat berupa mobil dengan jarak
tempuh dari Kabupaten Sinjai ke Lokasi IUP berjarak 29 Km atau sekitar 45 - 60
menit menggunakan kendaraan mobil.

Desa Panaikang, Kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai Prov. Sulawesi-Selatan


TAHUN 2023 3
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Gambar 1.1 Peta lokasi IUP CV LUBIS

Tabel 1. 1 Titik kordinat Blok IUP CV LUBIS.


Garis Bujur Garis Lintang
No .
D M S BB/BT D M S LU/LS
1 120 8 4.711 BT 5 6 20.127 LS
2 120 8 4.711 BT 5 6 19.303 LS
3 120 8 5.276 BT 5 6 19.303 LS
4 120 8 5.276 BT 5 6 17.776 LS
5 120 8 5.891 BT 5 6 17.776 LS
6 120 8 5.891 BT 5 6 17.038 LS
7 120 8 6.557 BT 5 6 17.038 LS
8 120 8 6.557 BT 5 6 16.333 LS
9 120 8 12.116 BT 5 6 16.333 LS
10 120 8 12.116 BT 5 6 19.519 LS
11 120 8 12.566 BT 5 6 19.519 LS
12 120 8 12.566 BT 5 6 19.764 LS
13 120 8 15.237 BT 5 6 19.764 LS
14 120 8 15.237 BT 5 6 21.225 LS
15 120 8 14.251 BT 5 6 21.225 LS
16 120 8 14.251 BT 5 6 22.626 LS
17 120 8 15.068 BT 5 6 22.626 LS
18 120 8 15.068 BT 5 6 22.114 LS

Desa Panaikang, Kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai Prov. Sulawesi-Selatan


TAHUN 2023 4
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Garis Bujur Garis Lintang


No.
D M S BB/BT D M S LU/LS
19 120 8 15.878 BT 5 6 22.114 LS
20 120 8 15.878 BT 5 6 21.672 LS
21 120 8 18.196 BT 5 6 21.672 LS
22 120 8 18.196 BT 5 6 22.219 LS
23 120 8 22.711 BT 5 6 22.219 LS
24 120 8 22.711 BT 5 6 19.785 LS
25 120 8 24.925 BT 5 6 19.785 LS
26 120 8 24.925 BT 5 6 19.281 LS
27 120 8 26.102 BT 5 6 19.281 LS
28 120 8 26.102 BT 5 6 17.758 LS
29 120 8 26.429 BT 5 6 17.758 LS
30 120 8 26.429 BT 5 6 16.722 LS
31 120 8 27.211 BT 5 6 16.722 LS
32 120 8 27.211 BT 5 6 15.408 LS
33 120 8 29.525 BT 5 6 15.408 LS
34 120 8 29.525 BT 5 6 18.961 LS
35 120 8 28.798 BT 5 6 18.961 LS
36 120 8 28.798 BT 5 6 19.713 LS
37 120 8 28.37 BT 5 6 19.713 LS
38 120 8 28.37 BT 5 6 22.78 LS
39 120 8 28.049 BT 5 6 22.78 LS
40 120 8 28.049 BT 5 6 23.659 LS
41 120 8 27.686 BT 5 6 23.659 LS
42 120 8 27.686 BT 5 6 26.636 LS
43 120 8 22.455 BT 5 6 26.636 LS
44 120 8 22.455 BT 5 6 27.428 LS
45 120 8 19.651 BT 5 6 27.428 LS
46 120 8 19.651 BT 5 6 28.188 LS
47 120 8 18.689 BT 5 6 28.188 LS
48 120 8 18.689 BT 5 6 29.318 LS
49 120 8 15.23 BT 5 6 29.318 LS
50 120 8 15.23 BT 5 6 29.005 LS
51 120 8 10.615 BT 5 6 29.005 LS
52 120 8 10.615 BT 5 6 28.432 LS
53 120 8 9.455 BT 5 6 28.432 LS
54 120 8 9.455 BT 5 6 27.684 LS
55 120 8 8.339 BT 5 6 27.684 LS
56 120 8 8.339 BT 5 6 26.989 LS
57 120 8 7.749 BT 5 6 26.989 LS
58 120 8 7.749 BT 5 6 26.427 LS
59 120 8 6.759 BT 5 6 26.427 LS
60 120 8 6.759 BT 5 6 23.612 LS
61 120 8 4.127 BT 5 6 23.612 LS
62 120 8 4.127 BT 5 6 20.127 LS

Desa Panaikang, Kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai Prov. Sulawesi-Selatan


TAHUN 2023 5
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

I.4 Keadaan Umum Lingkungan.

Wilayah izin eksplorasi CV Lubis secara adminsitratif berada pada Desa


Bulu Tellue Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan.
Desa Bulu Tellue merupakan salah satu desa dari 7 desa yang ada di Kecamatan
Bulupoddo. Berikut desa-desa yang ada di kecamatan Bulupoddo :

1. Desa Tompobulu
2. Desa Bulu Tellue
3. Desa Duampanuae
4. Desa Lamatti Riattang
5. Desa Lamatti Riaja
6. Desa Lamatti Riawang
7. Desa Lappacinrana
Desa Bulu Tellue memiliki luas wilayah yaitu 10.81 Km 2 dengan jumlah
penduduk di wilayah ini sebesar 3.196 Jiwa (Sumber : BPS Kec. Bulupoddo
dalam angka tahun 2021). Daerah ini termasuk beriklim sub tropis dimana ada
dua musim sepanjang tahunnya yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Musim penghujan berkisar pada periode April sampai Oktober sedangkan musim
kemarau berkisar pada periode Oktober sampai April. Berdasarkan data BMKG
daerah Kabupaten Sinjai bahwa curah hujan didaerah ini memiliki kisaran antara
2000 – 4000 mm/tahun, dengan hari hujan yang bervariasi antara 100- 160 hari
hujan/tahun kelembaban udara rata-rata tercatat berkisar antara 64 -87% dengan
suhu rata-rata berkisar antara 21.10C – 32.40C .
Menurut data statistik Kecamatan Bulupoddo tahun 2021 bahwa wilayah Desa
Bulu Tellue terdiri dari area persawahan, seluas 322 Ha dan tanah kering campur
seluas 671 Ha. Mata pencaharian penduduk di wilayah ini adalah bersawah,
berkebun, beternak, pegawai negeri/swasta dan berwirausaha.
Fasilitas sosial yang ada diwilayah ini terdiri dari:
 Sarana pendidikan berupa sekolah kelompok belajar, SD, dan SMP
 Sarana Kesehatan berupa Puskesmas pembantu.
 Sarana lapangan olahraga berupa lapangan sepakbola lapangan volley,
bulu tangkis, dan lapangan takraw.

Desa Panaikang, Kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai Prov. Sulawesi-Selatan


TAHUN 2023 6
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

 Sarana ibadah berupa Masjid.

I.5 Waktu Pelaksanaan.


Kegiatan eksplorasi yang dilakukan pada wilayah IUP tahap eksplorasi
CV Lubis seluas 19.12 Ha terdiri dari tahap persiapan berupa pengumpulan data
sekunder dan perijinan, tahap pelaksanaan kegiatan berupa pengambilan data
lapangan (conto sampel dan survey topografi wilayah IUP) dan tahap pengolahan
data dan penyusunan laporan. Secara rinci tahapan kegiatan eksplorasi diatas
dituangkan dalam tabel berikut:
Tabel 1.2 Time schedule kegiatan eksplorasi CV LUBIS
Pe rio de Bulan Ag us tus - S e pte mbe r 2023
No Ke g iatan Ming g u
3 4 1 2 3
1 P e rs ia pa n
2 P e nga mbila n da ta la pa nga n
3 Ana lis a da n P e ngola ha n Da ta
4 P e nyusuna n la pora n

I.6 Metode dan Peralatan.


Kegiatan eksplorasi CV LUBIS seluas 19.12 Ha diawali dari kegiatan
persiapan studi berupa pengumpulan data-data sekunder mengenai keadaan
wilayah setempat, kegiatan pemetaan geologi berupa pengambilan conto sampel
dan survey topografi wilayah IUP, dan kegiatan Analisa dan pengolahan data.

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi sebagai berikut :


1. Peta Topografi 1 : 5.000
2. GPS (Global Position System)
3. Kompas geologi
4. Palu geologi
5. Kamera digital
6. Ransel
7. Kantong sampel
8. Meteran
9. Alat gali manual
10. Alat tulis menulis

Desa Panaikang, Kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai Prov. Sulawesi-Selatan


TAHUN 2023 7
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

PERSIAPAN & STUDI LITERATUR

PEMETAAN GEOLOGI

ANALISIS DATA &


PELAPORAN

Gambar 1.2. Alur tahapan kegiatan eksplorasi

I.7 Pelaksana

Kegiatan eksplorasi bahan galian batu gunung quarry besar di wilayah


IUP CV LUBIS dilaksanakan oleh tim ahli tambang/geologi.

Desa Panaikang, Kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai Prov. Sulawesi-Selatan


TAHUN 2023 8
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

BAB II
GEOLOGI

Wilayah IUP CV LUBIS Desa Bulu Tellue Kecamatan Bulupooddo


Kabupaten Sinjai Propinsi Sulawesi Selatan termasuk kedalam lembar peta
geologi yaitu lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai, Sulawesi (Rab
Sukamto dan Sam Supriatna, 1982).

II.1 Geologi Regional


Pembahasan mengenai ruang lingkup geologi regional suatu wilayah
secara umum dibagi kedalam sub bab geomorfologi, stratigrafi dan struktur
geologi.

II.1.1. Geomorfologi
Bentuk morfologi yang menonjol di daerah lembar Ujung Pandang,
Benteng dan Sinjai adalah kerucut gunungapi Lompobatang, yang menjulang
mencapai ketinggian 2876 m di atas muka laut. Kerucut gunungapi ini dari
kejauhan masih memperlihatkan bentuk aslinya, dan menempati lebih kurang 1/3
daerah lembar. Pada potret udara terlihat dengan jelas adanya beberapa kerucut
parasit, yang kelihatannya lebih muda dari kerucut induknya, bersebaran di
sepanjang jalur utara-selatan melewati puncak Gunung Lompobatang. Kerucut
gunungapi Lompobatang ini tersusun oleh batuan gunungapi berumur Plistosen.
Dua buah bentuk kerucut tererosi yang lebih sempit sebarannya terdapat di
sebelah barat dan sebelah utara Gunung Lompobatang. Di sebelah barat terdapat
Gunung Baturape, mencapai ketinggian 1124 m dan di sebelah utara terdapat
Gunung Cindako, mencapai ketinggian 1500 m. kedua bentuk kerucut tererosi ini
disusun oleh batuan gunungapi berumur Pliosen.
Di bagian utara lembar terdapat 2 daerah yang tercirikan oleh topografi kars, yang
dibentuk oleh batugamping Formasi Tonasa. Kedua daerah bertopografi kars ini
dipisahkan oleh pegunungan yang tersusun oleh batuan gunungapi berumur
Miosen sampai Pliosen.
Daerah sebelah barat Gunung Cindako dan sebelah utara Gunung Baturape
merupakan daerah berbukit, kasar di bagian timur dan halus di bagian barat.

9
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Bagian timur mencapai ketinggian kira-kira 500 m, sedangkan bagian barat


kurang dari 50 m di atas muka laut dan hampir merupakan suatu dataran. Bentuk
morfologi ini disusun oleh batuan klastika gunungapi berumur Miosen. Bukit-
bukit memanjang yang tersebar di daerah ini mengarah Gunung Cindako dan
Gunung Baturape berupa retas-retas basal.
Pesisir barat merupakan dataran rendah yang sebagian besar terdiri dari daerah
rawa dan daerah pasang-surut. Beberapa sungai besar membentuk daerah banjir di
dataran ini. Bagian timurnya terdapat bukit-bukit terisolir yang tersusun oleh
batuan klastika gunungapi berumur Miosen dan Pliosen.
Pesisir baratdaya ditempati oleh morfologi berbukit memanjang rendah dengan
arah umum kira-kira baratlaut-tenggara. Pantainya berliku-liku membentuk
beberapa teluk, yang mudah dibedakan dari pantai daerah lain pada lembar ini.
Daerah ini disusun oleh batuan karbonat dari Formasi Tonasa.
Secara fisiografi pesisir timur merupakan penghubung antara Lembah Walanae di
utara, dan Pulau Selayar di selatan. Di bagian utara, daerah berbukit rendah dari
Lembah Walanae menjadi lebih sempit dibanding yang di utara (Lembar
Pangkajene dan Watampone bagian Barat), dan menerus di sepanjang pesisir
timur Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai ini. Pegunungan sebelah timur
dari Lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat berakhir di bagian utara
pesisir timur lembar ini.
Bagian selatan pesisir timur membentuk suatu tanjung yang ditempati sebagian
besar oleh daerah berbukit kerucut dan sedikit topografi kars. Bentuk morfologi
semacam ini ditemukan ini ditemukan pula di bagian baratlaut Pulau Selayar.
Teras pantai dapat diamati di daerah ini sejumlah anatara 3 dan 5 buah. Bentuk
morfologi ini disusun oleh batugamping berumur Miosen Akhir-Pliosen.
Pulau Selayar mempunyai bentuk memanjang utara-selatan, yang secara fisiografi
merupakan lanjutan dari pegunungan sebelah timur di Lembar Pangkajene dan
watampone bagian Barat. Bagian timur rata-rata berdongkak lebih tinggi dengan
puncak tertinggi 608 m, dan bagian barat lebih rendah. Pantai timur rata-rata terjal
dan pantai barat landai; secara garis besar membentuk morfologi lereng-miring ke
arah barat.

II.1.2. Litologi

10
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Tatanan Stratigrafi
Satuan batuan tertua yang telah diketahui umurnya adalah batuan sedimen
flysch Kapur Atas yang dipetakan sebagai Formasi Marada (Km). Batuan malihan
(S) belum diketahui umurnya, apakah lebih tua atau lebih muda dari pada Formasi
Marada; yang jelas diterobos oleh granodiorit yang diduga berumur Miosen (19 ±
2 juta tahun). Hubungan Formasi Marada dengan satuan batuan yang lebih muda,
yaitu Formasi Salo Kalupang dan Batuan Gunungapi Terpropilitkan tidak begitu
jelas, kemungkinan tak selaras.
Formasi Salo Kalupang (Teos) yang diperkirakan berumur Eosen Awal-
Oligosen Akhir berfasies sedimen laut, dan diperkirakan setara dalam umur
dengan bagian bawah Formasi Tonasa (Temt). Formasi Salo Kalupang terjadi di
sebelah timur Lembah Walanae dan Formasi Tonasa terjadi di sebelah baratnya.
Satuan batuan berumur Eosen Akhir sampai Miosen Tengah menindih tak
selaras batuan yang lebih tua. Berdasarkan sebaran daerah singkapannya,
diperkirakan batuan karbonat yang dipetakan sebagai Formasi Tonasa (Temt)
terjadi pada daerah yang luas di lembar ini. Formasi Tonasa ini diendapkan sejak
Eosen Akhir berlangsung hingga Miosen Tengah, menghasilkan endapan karbonat
yang tebalnya tidak kurang dari 1750 m. Pada kala Miosen Awal rupanya terjadi
endapan batuan gunungapi di daerah timur yang menyusun Batuan Gunungapi
Kalamiseng (Tmkv).
Satuan batuan berumur Miosen Tengah sampai Pliosen menyusun Formasi
Camba (Tmc) yang tebalnya mencapai 4250 m dan menindih tak selaras batuan-
batuan yang lebih tua. Formasi ini disusun oleh batuan sedimen laut berselingan
dengan klastika gunungapi, yang menyamping beralih menjadi dominan batuan
gunungapi. (Tmcv). Batuan sedimen laut berasosiasi dengan karbonat mulai
diendapkan sejak Miosen Akhir sampai Pliosen di cekungan Walanae (Tmpw)
dan Anggota Selayar (Tmps).
Batuan gunungapi berumur Pliosen terjadi secara setempat, dan menyusun
Batuan Gunungapi Baturape-Cindako (Tpbv). Satuan batuan gunungapi yang
termuda adalah yang menyusun Batuan Gunungapi Lompobatang (Qlv), berumur
Plistosen. Sedimen termuda lainnya adalah endapan aluvium dan pantai (Qac).
Pemerian Satuan Peta

11
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Endapan Permukaan
Qac ENDAPAN ALUVIUM, RAWA DAN PANTAI: kerikil, pasir, lempung,
lumpur dan batugamping koral; terbentuk dalam lingkungan sungai, rawa, pantai
dan delta. Di sekitar Bantaeng, Bulukumba dan Sungai Berang endapan
aluviumnya terutama terdiri dari rombakan batuan gunungapi Gunung
Lompobatang; di dataran pantai barat terdapat endapan rawa yang sangat luas.
Batuan Sedimen dan Batuan Gunungapi
Km FORMASI MARADA (T.M. VAN LEEUWEN, 1974): batuan sedimen
bersifat flysch; perselingan batupasir, batulanau, arkose, grewake, serpih dan
konglomerat; bersisipan batupasir dan batulanau gampingan, tufa, lava dan breksi
yang bersusunan basal, andesit dan trakit. Batupasir dan batulanau berwarna
kelabu muda sampai kehitaman; serpih berwarna kelabu tua sampai coklat tua;
konglomerat tersusun oleh andesit dan basal; lava dan breksi terpropilitkan kuat
dengan mineral sekunder berupa karbonat, silikat, serisit, klorit dan epidot.
Fosil Globotruncana dari batupasir gampingan yang dikenali oleh PT Shell
menunjukkan umur Kapur Akhir, dan diendapkan di lingkungan neritik dalam
(T.M. Van Leeuwen, hubungan tertulis, 1978). Formasi ini diduga tebalnya tidak
kurang 1000 m.
Teos FORMASI SALO KALUPANG: batupasir, serpih dan batulempung
berselingan dengan konglomerat gunungapi, breksi dan tufa, bersisipan lava,
batugamping dan napal; batulempung, serpih dan batupasirnya di beberapa tempat
dicirikan oleh warna merah, coklat, kelabu dan hitam; setempat mengandung fosil
moluska dan foraminifera di dalam sisipan batugamping dan napal; pada
umumnya gampingan, padat, dan sebagian dengan urat kalsit, sebagian dari
serpihnya sabakan; kebanyakan lapisannya terlipat kuat dengan kemiringan antara
20o-75o.
Fosil dari Formasi Salo Kalupang yang dikenali D. Kadar (hubungan tertulis,
1974) pada contoh batuan Td.140, terdiri dari: Asterocyclina matanzensis COLE,
Discocyclina dispansa (SOWERBY), D. javana (VERBEEK), Nummulites sp.,
Pellatispira madaraszi (HANTKEN), Heterostegina sipanensis COLE, dan
Globigerina sp. Gabungan fosil ini menunjukkan umur Eosen Akhir (Tb). Formasi
Salo Kalupang yang tersingkap di daerah Lembar Pangkajene dan Watampone

12
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

bagian Barat mengandung fosil yang berumur Eosen Awal smapai Oligosen
Akhir. Formasi ini tebalnya tidak kurang dari 1500 m, sebagai lanjutan dari
daerah lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat sebelah utaranya;
ditindih tak selaras oleh batuan dari Formasi Walanae dan dibatasi oleh sesar dari
batuan gunungapi Tmkv.
Temt FORMASI TONASA: batugamping, sebagian berlapis dan sebagian pejal;
koral, bioklastika, dan kalkarenit, dengan sisipan napal globigerina, batugamping
kaya foram besar, batugamping pasiran, setempat dengan moluska; kebanyakan
putih dan kelabu muda, sebagian kelabu tua dan coklat. Perlapisan baik setebal
anatara 10 cm dan 30 cm, terlipat lemah dengan kemiringan lapisan rata-rata
kurang dari 25o; di daerah Jeneponto batugamping berlapis berselingan dengan
napal globigerina.
Fosil dari Formasi Tonasa dikenali oleh D. Kadar (hubungan tertulis, 1973, 1974,
1975), dan oleh Purnamaningsih (hubungan tertulis, 1974). Contoh-contoh yang
dianalisa fosilnya adalah: La.8, La.35, Lb.1, Lb.49, Lb.83, Lc.44, Lc.97, Lc.114,
Td.37, Td.161, dan Td.167. Fosil-fosil yang dikenali termasuk: Discocyclina sp.,
Nummulites sp., Heterostegina sp., Flosculinella sp., Spiroclypeus sp., S.
orbitoides DOUVILLE, Lepidocyclina sp., L. ephippoides JONES &
CHAPMAN, L. verbeeki NEWTON & HOLLAND, L. cf. sumatrensis JONES &
CHAPMAN, Miogypsina sp., Globigerina sp., Gn. Tripartite COCH,
Globoquadrina altispira (CHUSMAN & JARVIS), Amphistegina sp.,
Cycloclypeus sp., dan Operculina sp. Gabungan fosil tersebut menunjukkan umur
berkisar dari Eosen sampai Miosen Tengah (Ta-Tf), dan lingkungan pengendapan
neritik dangkal sampai dalam dan sebagian laguna.
Formasi ini tebalnya tidak kurang dari 1750 m, tak selaras menindih batuan
Gunungapi Terpropilitkan (Tpv) dan ditindih oleh Formasi Camba (Tmc); di
beberapa tempat diterobos oleh retas, sil dan stok bersusunan basal dan diorit;
berkembang baik di sekitar Tonasa di daerah Lembar Pangkajene dan Watampone
bagian Barat, sebelah utaranya.
Tmc FORMASI CAMBA: batuan sedimen laut berselingan dengan batuan
gunungapi, batupasir tufaan berselingan dengan tufa, batupasir dan batulempung;
bersisipan napal, batugamping, konglomerat dan breksi gunungapi, dan batubara;

13
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

warna beraneka dari putih, coklat, merah, kelabu muda sampai kehitaman,
umumnya mengeras kuat; berlapis-lapis dengan tebal antara 4 cm dan 100 cm.
Tufa berbutir halus hingga lapili; tufa lempungan berwarna merah mengandung
banyak mineral biotit; konglomerat dan breksinya terutama berkomponen andesit
dan basal dengan ukuran antara 2 cm dan 30 cm; batugamping pasiran
mengandung koral dan moluska; batulempung kelabu tua dan napal mengandung
fosil foram kecil; sisipan batubara setebal 40 cm ditemukan di Sungai Maros.
Fosil dari Formasi Camba yang dikenali oleh D. Kadar (hubungan tertulis, 1974,
1975) dan Purnamaningsih (hubungan tertulis, 1975), pada contoh batuan La.3,
La.24, La.125, dan La.448/4, terdiri dari: Goloborotalia mayeri CUSHMAN &
ELLISOR, Gl. Praefoksi BLOW & MANNER, Gl. Siakensis (LEROY),
Flosculinella bontangensis (RUTTEN), Globigerina venezuelana HEDBERG,
Globoquadrina altispira (CUSHMAN & JARVIS), Orbulina universa
D’ORBIGNY, O. suturalis BRONNIMANN, Cellanthus cratuculatus FICHTEL
& MOLL, dan Elphidium advenum (CHUSMAN). Gabungan fosil tersebut
menunjukkan umur Miosen Tengah (Tf). Lagi pula ditemukan fosil foraminifera
jenis yang lain, ostrakoda dan moluska dalam formasi ini. Kemungkinan Formasi
Camba di daerah ini berumur sama dengan yang di Lembar Pangkajene dan
Watampone bagian Barat yaitu Miosen Tengah sampai Miosen Akhir.
Formasi ini adalah lanjutan dari Formasi Camba yang terletak di Lembar
Pangkajene dan bagian Barat Watampone sebelah utaranya, kira-kira 4250 m
tebalnya; diterobos oleh retas basal piroksen setebal antara ½-30 m, dan
membentuk bukit-bukit memanjang. Lapisan batupasir kompak (10-75 cm)
dengan sisipan batupasir tufa (1-2 cm) dan konglomerat berkomponen basal dan
andesit, yang tersingkap di Pulau Selayar diperkirakan termasuk satuan Tmc.
Tmcv, Batuan Gunungapi Formasi Camba: breksi gunungapi, lava, konglomerat
dan tufa berbutir halus hingga lapili, bersisipan batuan sedimen laut berupa
batupasir tufaan, batupasir gampingan dan batulempung yang mengandung sisa
tumbuhan. Bagian bawahnya lebih banyak mengandung breksi gunungapi dan
lava yang berkomposisi andesit dan basal; konglomerat juga berkomponen andesit
dan basal dengan ukuran 3-50 cm; tufa berlapis baik, terdiri tufa litik, tufa kristal
dan tufa vitrik. Bagian atasnya mengandung ignimbrit bersifat trakit dan tefrit

14
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

leusit; ignimbrite berstruktur kekar maniang, berwarna kelabu kecoklatan dan


coklat tua, tefrit lusit berstruktur aliran dengan permukaan berkerak roti, berwarna
hitam. Satuan Tmcv ini termasuk yang dipetakan oleh T.M. Van Leeuwen
(hubungan tertulis, 1978) sebagai Batuan Gunungapi Soppo, Batuan Gunungapi
Pamusureng dan Batuan Gunungapi Lemo. Breksi gunungapi yang tersingkap di
Pulau Selayar mungkin termasuk formasi ini; breksinya sangat kompak, sebagian
gampingan, berkomponen basal amfibol, basal piroksen dan andesit (0,5-30 cm),
bermasa dasar tufa yang mengandung biotit dan piroksen.
Fosil yang dikenali oleh D. Kadar (hubungan tertulis, 1971) dari A. 75 dan A.76.b
termasuk: Amphistegina s., Globigerinids, Operculina sp., Orbulina universa
D’ORBIGNY, Rotalia sp., dan Gastropoda. Penarikan jejak belah dari contoh
ignimbrit menghasilkan umur 13± 2 juta tahun dan K-Ar dari contoh lava
menghasilkan umur 6,2 juta tahun (T.M. van Leeuwen, hubungan tertulis, 1978).
Data paleontologi dan radiometri tersebut menunjukkan umur Miosen Tengah
sampai Miosen Akhir.
Satuan ini mempunyai tebal sekitar 2500 m dan merupakan fasies gunungapi dari
pada Formasi Camba yang berkembang baik di daerah sebelah utaranya (Lembar
Pangkajene dan Watampone bagian Barat); lapisannya kebanyakan terlipat lemah,
dengan kemiringan kurang dari 20o; menindih tak selaras batugamping Formasi
Tonasa (Temt) dan batuan yang lebih tua.

Tmpw FORMASI WALANAE: perselingan batupasir, konglomerat, dan tufa,


dengan sisipan batulanau, batulempung, batugamping, napal dan lignit; batupasir
berbutir sedang sampai kasar, umumnya gampingan dan agak kompak,
berkomposisi sebagian andesit dan sebagian lainnya banyak mengandung kuarsa;
tufanya berkisar dari tufa breksi, tufa lapili dan tufa kristal yang banyak
mengandung biotit; konglomerat berkomponen andesit, trakit dan basal, dengan
ukuran ½-70 cm, rata-rata 10 cm.
Formasi ini terdapat di bagian timur, sebagai lanjutan dari lembah Sungai
Walanae di lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat sebelah utaranya. Di
daerah utara banyak mengandung tufa, di bagian tengah banyak mengandung
batupasir, dan di bagian selatan sampai di Pulau Selayar batuannya berjemari

15
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

dengan batugamping Anggota Selayar (Tmps); kebanyakan batuannya berlapis


baik, terlipat lemah dengan kemiringan antara 10o-20o, dan membentuk
perbukitan dengan ketinggian rata-rata 250 m di atas muka laut; tebal formasi ini
sekitar 2500 m. Di Pulau Selayar formasi ini terutama terdiri dari lapisan-lapisan
batupasir tufaan (10-65 cm) dengan sisipan napal; batupasirnya mengandung
kuarsa, biotit, amfibol dan piroksen.
Fosil dari Formasi Walanae yang dikenali oleh Purnamaningsih (hubungan
tertulis, 1975) pada contoh batuan La.457 dan La.468, terdiri dari: Globigerina
sp., Globorotalia menardii (D’ORBIGNY), Gl. tumida (BRADY), Globoquadrina
altispira (CUSHMAN & JARVIS), Globigerinoides immaturus LEROY, Gl.
obliquus BOLLI, dan Orbulina universa D’ORBIGNY. Gabungan fosil tersebut
menunjukkan umur berkisar dari Miosen Akhir sampai Pliosen (N18-N20). Lagi
pula ditemukan jenis foraminifera yang lain, ganggang, dan koral dalam formasi
ini.
Tmps, Anggota Selayar Formasi Walanae: batugamping pejal, batugamping koral
dan kalkarenit, dengan sisipan napal dan batupasir gampingan; umumnya putih,
sebagian coklat dan merah; setempat mengandung moluska. Di sebelah timur
Bulukumba dan di Pulau Selayar terlihat batugamping ini relatif lebih muda dari
pada batupasir Formasi Walanae, tetapi di beberapa tempat terlihat adanya
hubungan menjemari.
Fosil dari Anggota Selayar yang dikenali oleh Purnamaningsih (hubungan tertulis,
1975) pada contoh batuan La.437, La.438 dan La.479, terdiri dari: Globigerina
nephentes TODD, Globorotalia acostaensis BLOW, Gl. dutertrei (D’ORBIGNY),
Gl. margaritae BOLLI & BERMUDEZ, Gl. menardii (D’ORBIGNY), Gl. scitula
(BRADY), Gl. tumida (BRADY), Globoquadrina altispira (CUSHMAN &
JARVIS), Gn. dehiscens (CHAPMANN-PARR-COLLINS), Globigerinoides
extremus BOLLI & BERMUDEZ, Gd. immaturus LEROY, Gd. obliquus BOLLI,
Gd. ruber (D’ORBIGNY), Gd. sacculifer (BRADY), Gd. trilobus (REUSS),
Biorbulina bilobata (D’ORBIGNY), Orbulina universa (D’ORBIGNY),
Hastigerina aequilateralis (BRADY), Pulleniatina primalis BANNER & BLOW,
Sphaeroidinellopsis seminulina SCHWAGER, dan Sphaeroidinella Subdehiscens

16
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

BLOW. Gabungan fosil tersebut menunjukkan umur berkisar dari Miosen Akhir
sampai Pliosen Awal (N16-N19).
Tebal satuan diperkirakan sekitar 2000 m. Di Kepulauan Ara dan di ujung utara
Pulau Selayar ditemukan undak-undak pantai pada batugamping; paling sedikit
ada 3 atau 4 undak pantai. Daerah batugamping ini membentuk perbukitan rendah
dengan ketinggian rata-rata 150 m, dan yang paling tinggi 400 m di Pulau Selayar.
Batuan Gunungapi
Tpv BATUAN GUNUNGAPI TERPROPILITKAN: breksi, lava dan tufa,
mengandung lebih banyak tufa di bagian atasnya dan lebih banyak lava di bagian
bawahnya, kebanyakan bersifat andesit dan sebagian trakit; bersisipan serpih dan
batugamping di bagian atasnya; komponen breksi beraneka ukuran dari beberapa
cm sampai lebih dari 50 cm, tersemen oleh tufa yang kurang dari 50%; lava dan
breksi berwarna kelabu tua sampai kelabu kehijauan, sangat terbreksikan dan
terpropilitkan, mengandung barik-barik karbonat dan silikat.
Satuan ini tebalnya sekitar 400 m, ditindih tak selaras oleh batugamping Eosen
Formasi Tonasa, dan diterobos oleh batuan granodiorit gd; disebut Batuan
Gunungapi Langi oleh van Leeuwen (1974). Penarikan jejak belah sebuah contoh
tufa dari bagian bawah satuan menghasilkan umur ± 63 juta tahun atau Paleosen
(T.M. van Leeuwen, hubungan tertulis, 1978).
Tmkv BATUAN GUNUNGAPI KALIMISENG: lava dan breksi, dengan sisipan
tufa, batupasir, batulempung dan napal; kebanyakan bersusunan basal dan
sebagian andesit, kelabu tua hingga kelabu kehijauan, umumnya kasat mata,
kebanyakan terubah, amigdaloidal dengan mineral sekunder karbonat dan silikat;
sebagian lavanya menunjukkan struktur bantal.
Satuan batuan ini tersingkap di sepanjang daerah pegunungan sebelah timur
Lembah Walanae, sebagai lanjutan dari Tmkv yang tersingkap bagus di daerah
utaranya (Lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat); terpisahkan oleh
jalur sesar dari batuan sedimen dan karbonat Formasi Salo Kalupang (Eosen-
Oligosen) di bagian baratnya; diterobos oleh retas dan stok bersusunan basal,
andesit dan diorit. Satuan batuan ini diperkirakan berumur Miosen Awal; tebal
satuan di lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat tidak kurang dari 4250
m.

17
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Tpbv BATUAN GUNUNGAPI BATURAPECINDAKO : lava dan breksi,


dengan sisipan sedikit tufa dan konglomerat, bersusunan basal, sebagian besar
porfiri dengan fenokris piroksen besar-besar sampai 1 cm dan sebagian kecil
kasatmata, kelabu tua kehijauan hingga hitam warnanya; lava sebagian berkekar
maniang dan sebagian berkekar lapis, pada umumnya breksi berkomponen kasar,
dari 15 cm sampai 60 cm, terutama basal dan sedikit andesit, dengan semen tufa
berbutir kasar sampai lapili, banyak mengandung pecahan piroksen.
Komplek terobosan diorite berupa stok dan retas di Baturape dan Cindako
diperkirakan merupakan bekas pusat erupsi (Tpbc); batuan di sekitarnya terubah
kuat, amygdaloidal dengan mineral sekunder zeolit dan kalsit; mineral galena di
Baturape kemungkinan berhubungan dengan terobosan diorite itu; daerah sekitar
Baturape dan Cindako batuannya didominasi oleh lava Tpbl. Satuan ini tidak
kurang dari 1250 m tebalnya dan berdasarkan posisi stratigrafinya kira-kira
berumur Pliosen Akhir.
Qlv BATUAN GUNUNGAPI LOMPOBATANG: aglomerat, lava, breksi,
endapan lahar dan tufa, membentuk kerucut gunungapi strato dengan puncak
tertinggi 2950 m di atas muka laut; batuannya sebagian besar berkomposisi
andesit dan sebagian basal, lavanya ada yang berlubang-lubang seperti yang
disebelah barat Sinjai dan ada yang berlapis; lava yang terdapat kira-kira 2 ½ km
sebelah utara Bantaeng berstruktur bantal; setempat breksi dan tufanya
mengandung banyak biotit.
Bentuk morfologi tubuh gunungapi masih jelas dapat dilihat pada potret
udara; (Qlvc) adalah pusat erupsi yang memperlihatkan bentuk kubah lava; bentuk
kerucut parasit memperlihatkan paling sedikit ada 2 perioda kegiatan erupsi, yaitu
Qlvpl dan Qlvp2. Di daerah sekitar pusat erupsi batuannya terutama terdiri dari
lava dan aglomerat (Qlv), dan di daerah yang agak jauh terdiri terutama dari
breksi, endapan lahar dan tufa (Qlvb). Berdasarkan posisi stratigrafinya
diperkirakan batuan gunungapi ini berumur Plistosen.
Batuan Terobosan
gd GRANODIORIT : terobosan granodiorit, batuannya berwarna kelabu
muda, di bawah mikroskop terlihat adanya feldspar, kuarsa, biotit, sedikit
piroksen dan hornblende, dengan mineral pengiring zirkon, apatit dan magnetit;

18
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

mengandung senolit bersifat diorite, diterobos retas aplit, sebagian yang lebih
bersifat diorite mengalami kaolinisasi.
Batuan terobosan ini tersingkap di sekitar Birru, menerobos batuan dari
Formasi Marada (Km) dan Batuan Gunungapi Terpropilitkan (Tpv), tetapi tidak
ada kontak dengan batugamping Formasi Tonasa (Temt). Penarikan jejak belah
dari contoh granodioritnya yang menghasilkan umur 19 ± 2 juta tahun
memberikan dugaan bahwa penerobosan batuan ini berlangsung di kala Miosen
Awal (T.M. van Leeuwen, hubungan tertulis, 1987).
d DIORIT : terobosan diorite, kebanyakan berupa stok dan sebagian retas
atau sil; singkapannya ditemukan di sebelah ditemukan di sebelah timur Maros,
menerobos batugamping Formasi Tonasa (Temt); umumnya berwarna kelabu,
berteksur porfir, dengan fenokris amfibol dan biotit, sebagian berkekar meniang.
Penearikan Kalium / Argon pada biotit dari aplit (lokasi 2) dan diorite
(lokasi 3) menunjukkan umur masing-masing 9,21 dan 7,74 juta tahun atau
Miosen Akhir (J.D. Obradovich hubungan tertulis, 1974).

t/a TRAKIT DAN ANDESIT : terobosan trakit dan andesit berupa retas dan
stok; trakit berwarna putih, bertekstur porfir dengan fenokris sanidin sampai
sepanjang 1 cm; andesit berwarna kelabu tua, bertekstur porfir dengan fenokris
amfibol dan biotit. Batuan ini tersingkap di daerah sebelah baratdaya Sinjai, dan
menerobos batuan gunungapi Formasi Camba (Tmcv).
BASAL terobosan basal berupa retas, sil dan stok, bertekstur porfir
dengan fenokris piroksen kasar mencapai ukuran lebih dari 1 cm, berwarna kelabu
tua kehitaman dan kehijauan; sebagian dicirikan oleh struktur kekar meniang,
beberapa di antaranya mempunyai tekstur gabro. Terobosan basal di sekitar Jene
Berang berupa kelompok retas yang mempunyai arah kira-kira radier memusat ke
Baturape dan Cindako; sedangkan yang di sebelah utara Jeneponto berupa stok.
Semua terobosan basal menerobos batuan dari Formasi Camba (Tmc).
Penarikan Kalium/Argon pada batuan basal, dari lokasi 1 dan 4, dan gabro dari
lokasi 5 menunjukkan umur masing-masing 7,5, 6,99 dan 7,36 juta tahun, atau
Miosen Akhir (Indonesi Gulf Oil Co., hubungan tertulis, 1972; J.D. Obradovich,

19
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

hubungan tertulis, 1974). Ini menandakan bahwa kemungkinan besar penerobosan


basal berlangsung sejak Miosen Akhir sampai Pliosen Akhir.
Batuan Malihan
s BATUAN MALIHAN KONTAK : batutanduk yang berkomposisi
mineral-mineral antofilit, kordiorit, epidotit, garnet, kuarsa, feldspar, muscovite
dan karbonat; berwarna kelabu kehijauan sampai hijau tua, tersingkap di daerah
yang sempit (± 2 km2), pada kontak dengan granodiorit (gd) dan dibatasi oleh
sesar dari batuan gunungapi Tmcv. Batutanduk ini mengandung banyak lensa
magnetit.

II.1.3. Struktur
Batuan tertua yang tersingkap di daerah ini adalah sedimen flysch Formasi
Marada, berumur Kapur Atas. Asosiasi batuannya memberikan petunjuk suatu
endepan lereng bawah laut, ketika kegiatan magma sudah mulai pada waktu itu.
Kegiatan magma berkembang menjadi suatu gunungapi pada waktu kira-kira 63
juta tahun, dan menghasilkan Batuan Gunungapi Terpropilitkan.
Lembah Walanae di Lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat sebelah
utaranya menerus ke Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai, melalui Sinjai
di pesisir timur. Lembah ini memisahkan batuan berumur Eosen, yaitu sedimen
klastika Formasi Salo Kalupang di sebelah timur dari sedimen karbonat Formasi
Tonasa di sebelah baratnya. Rupanya pada Kala Eosen daerah sebelah barat
Lembah Walanae merupakan suatu paparan laut dangkal, dan daerah sebelah
timurnya merupakan suatu cekungan sedimentasi dekat daratan.
Paparan laut dangkal Eosen meluas hamper ke seluruh daerah lembar peta, yang
buktinya ditunjukkan oleh sebaran Formasi Tonasa di sebelah barat Birru, sebelah
timur Maros dan di sekitar Takalar. Endapan paparan berkembang selama Eosen
sampai Miosen Tengah. Sedimentasi klastika di sebelah timur Lembah Walanae
rupanya berhenti pada Akhir Oligosen, dan diikuti oleh kegiatan gunungapi yang
menghasilkan Formasi Kalamiseng.
Akhir daripada kegiatan gunungapi Miosen Awal diikuti oleh tektonik yang
menyebabkan terjadinya permulaan terban Walanae, yang kemudian menjadi
cekungan di mana Formasi walanae terbentuk. Peristiwa ini kemungkinan besar

20
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

berlangsung sejak awal Miosen Tengah, dan menurun perlahan selama


sedimentasi sampai kala Pliosen.
Menurunnya cekungan Walanae dibarengi oleh kegiatan gunungapi yang terjadi
secara luas di sebelah baratnya dan mungkin secara local di sebelah timurnya.
Peristiwa ini terjadi selama Miosen Tengah sampai Pliosen. Semula gunungapinya
terjadi di bawah laut, dan kemungkinan sebagian muncul di permukaan pada kala
Pliosen. Kegiatan gunungapi selama Miosen menghasilkan Formasi Camba, dan
selama Pliosen menghasilkan Batuan Gunungapi Baturape-Cindako. Kelompok
retas basal berbentuk berbentuk radier memusat ke G. Cindako dan G. Baturape,
terjadinya gerakan mengkubah pada kala Pliosen.
Kegiatan gunungapi di daerah ini masih berlangsung sampai kala Plistosen,
menghasilkan Batuan Gunungapi Lompobattang. Berhentinya kegiatan magma
pada akhir Plistosen, diikuti oleh suatu tektonik yang menghasilkan sesar-sesar en
echelon (merencong) yang melalui G. Lompobattang berarah utara-selatan. Sesar-
sesar en echelon mungkin sebagai akibat dari suatu gerakan mendatar dekstral
daripada batuan alas pesisir barat Lembah Walanae. Sejak kala Pliosen pesisir
barat ujung lengan Sulawesi Selatan ini merupakan dataran stabil, yang pada kala
Holosen hanya terjadi endapan aluvium dan rawa-rawa.

Lokasi IUP CV
LUBIS

21
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Gambar 2.1 Peta Geologi Regional Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai
Sulawesi (Rab Sukamto dan Sam Supriatna, 1982)

II.2. Penyelidik dan Hasil Penyelidikan Terdahulu

Peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian geologi di wilayah IUP


ini adalah :

 Sufriadin, dkk 2016, Analisis Petrografi dan Kualitas Batubara Sinjai.


Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Enjiniring, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
 Jusri, 2014, Karakteristik Batuan Gunungapi Daerah Manipi Kecamatan
Sinjai Barat Kabupaten Sinjai (Implikasinya terhadap Bencana Alam dan
Sumberdaya Geologi, Prosiding Semiinar Nasional Geofisika 2014.
Makassar
 Sompotan, A.F. (2012). Struktur Geologi Sulawesi. Bandung:
Perpustakaan Sains Kebumian Institut Teknologi Bandung
 Rab Sukamto dan Sam Supriatna, 1982. Peta Geologi Lembar Ujung
Pandang, Benteng dan Sinjai, Sulawesi, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Pertambangan Umum
Departemen Pertambangan dan Energi.

22
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

BAB III
KEGIATAN PENYELIDIKAN

III.1 PENYELIDIKAN SEBELUM LAPANGAN


Tahap persiapan merupakan tahap awal kegiatan eksplorasi bahan galian
batuan, sebelum dilaksanakannya kegiatan lapangan, yang meliputi:
1. Pengurusan surat izin survei lapangan pada pemerintah setempat yang
berwenang.
2. Pengkajian data dan informasi dari berbagai literatur dan hasil penelitian
terdahulu (data sekunder), terutama yang berhubungan dengan geologi dan
bahan galian di daerah penyelidikan (desk study).
3. Persiapan peta dasar, berupa peta-peta yang mendukung pelaksanaan kegiatan,
meliputi:
 Peta administrasi wilayah Kabupaten Sinjai.
 Peta Topografi skala 1 : 5.000
 Peta geologi regional skala 1 : 250.000; Peta Geologi Lembar Ujung
Pandang, Benteng dan Sinjai, Sulawesi (Rab Sukamto & Sam Supriatna,
1982).
4. Persiapan instrumen survei, berupa daftar data dan informasi awal tentang
bahan galian, serta persiapan peralatan survei lapangan. Adapun peralatan dan
alat bantu utama yang digunakan, antara lain :
 Palu geologi tipe “Estwing” jenis batuan beku dan batuan sedimen;
digunakan untuk memecah batu untuk pengambilan sampel/conto
batuan/bahan galian.
 Kompas geologi tipe “Brunton”; digunakan untuk mengukur azimuth
(arah) dan besar slope (kemiringan), serta kedudukan perlapisan batuan
dan orientasi arah struktur geologi.
 GPS (Global Positioning System) tipe “Garmin - Etrex Summit” dan
“Garmin - 12”; digunakan untuk menentukan posisi (titik koordinat), titik
ketinggian (elevasi), profil lintasan (tracking), penggambaran rute
perjalanan dan menyimpan data titik / rute perjalanan yang telah dilalui

24
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

(way points), serta dilengkapi juga dengan kompas digital untuk


menentukan arah.
 Kantong sampel; digunakan untuk menyimpan sampel/conto batuan.
 Tabel deskripsi batuan dan mineral; digunakan untuk mendeskripsi sampel
batuan atau mineral, untuk mengetahui kandungan kristal/mineral, tekstur,
serta penamaannya secara lapangan.
 Kamera foto; untuk pengambilan dokumentasi foto.
 Peralatan pendukung lapangan lainnya, seperti ransel, sepatu lapangan,
dan lain-lain.
 Perangkat komputer serta program-program yang mendukung pekerjaan;
digunakan untuk pengolahan data, baik dalam bentuk dokumen tertulis
maupun data gambar/peta, serta untuk pengetikan (typing), pengeditan
(editing), dan pencetakannya (printing).

III.2. PENYELIDIKAN LAPANGAN

III.2.1 Pemetaan Geologi


Kegiatan pemetaan geologi pada IUP CV LUBIS yaitu memetakan
sebaran batuan atau material yang terdapat di dalam IUP CV LUBIS dengan cara
menyusuri lembah atau punggungan bukit serta alur sungai. Memetakan
kemenerusan litologi dan batas antar litologi dengan bantuan GPS Handheld dan
kompas geologi serta mendeskripsikan secara megaskopis sifat fisik
litologi/batuan, gejala struktur yang ada pada batuan, proses pembentukan litologi
serta menentukan potensi sumberdaya yang dapat diolah pada IUP CV LUBIS,
Melakukan pengambilan sketsa atau gambar berupa foto singkapan, foto indikasi
struktur, foto bentang alam dan gejala geologi yang dianggap perlu. Kemudian
melakukan pengambilan conto sampel yang mewakili setiap lokasi dengan jarak
pengambilan sampel menyesuaikan skala peta, Melakukan pengeplotan dan
perekaman data kedalam peta dasar untuk dijadikan data awal dalam penyusunan
laporan.

III.2.1.1 Lokasi dan Luasan

25
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Pemetaan geologi dilakukan di keseluruhan IUP yang terletak di Desa Bulu


Tellue Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai. Luas lokasi IUP dari
keseluruhan wilayah yang telah disetujui oleh pemerintah adalah seluas 19.12Ha.

III.2.1.2 Metoda dan Skala


Pemetaan geologi yang dilakukan yaitu mengacu pada peta dasar berupa
peta topografi dan peta geologi regional daerah penelitian. Metode kerja yang
dilakukan adalah dengan cara melintasi sepanjang aliran sungai atau lereng-lereng
bukit, untuk mengetahui batuan dasar yang tersingkap serta pengukuran gejala
geologi untuk mengetahui variasi litologi, urutan stratigrafi, dan struktur geologi,
yang didekspresikan dalam bentuk peta geologi daerah penyelidikan. Dari
rekonstruksi peta geologi ini diharapkan dapat diketahui dimensi, arah, posisi dan
hubungan stratigrafi, serta penyebaran bahan galian.

III.2.1.3 Pengambilan Conto


Pengambilan conto batuan dilakukan berdasarkan skala luasan lokasi dan
perubahan litologi batuan dilapangan. Pengambilan conto batuan dilakukan
dengan melakukan sampling pada singkapan batuan dengan menggunakan palu
geologi.
Beberapa urutan pengamatan dalam kegiatan pemetaan geologi antara lain:
 Pendeskripsian dan pencatatan data, sketsa dan potret, serta pengeplotan lokasi
dan sebaran bahan galian ke dalam peta dasar.
 Pencatatan dan pengambilan data-data pendukung lainnya, seperti kondisi
struktur geologi, geohidrologi, tataguna lahan, serta kondisi tata ruang dan
perencanaan wilayah di daerah WIUP.

III.2.2. Pemetaan Topografi


Peta topografi adalah peta yang menggambarkan keadaan morfologi dari
permukaan bumi, baik mengenai unsur alami maupun unsur buatan manusia.
Penyajian data tersebut sangat tergantung pada skala peta, semakin besar skala
peta tersebut akan semakin rinci data yang dapat di sajikan, dan sebaliknya

26
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

semakin kecil skala peta yang dibuat maka semakin kurang rinci pula data yang
disajikannya.

III.2.2.1 Lokasi dan Luasan


Pemetaan topografi dilakukan di keseluruhan IUP seluas 19.12 Ha.

III.2.2.2 Metode dan Skala


Pada dasarnya pemetaan topografi ini terbagi atas tiga macam pekerjaan,
yaitu pengukuran topografi, pengolahan data ukuran dan pencetakan peta.
Pemetaan topografi dalam blok IUP komoditas batu gunung quarry besar seluas
19.12 Ha menggunakan metode Teresteris dan Fotogrametris yaitu menggunakan
alat ukur GPS yang di overlay dengan data citra satelit (DEM), Data tersebut
selanjutnya di input dan diolah menggunakan software pemetaan.
Penggunaan data citra satelit yang saat ini bisa di dapatkan secara free
melalui layanan website https://tanahair.indonesia.go.id/demnas/. Penggunaan
data citra satelit yang dikonversi dalam data DEM dapat membantu dalam
pembuatan garis kontur.
DEM Nasional dibangun dari beberapa sumber data meliputi data IFSAR
(resolusi 5m), TERRASAR-X (resolusi resampling 5m dari resolusi asli 5-10 m)
dan ALOS PALSAR (resolusi 11.25 m), dengan menambahkan data mass point
yang digunakan dalam pembuatan peta Rupabumi Indonesia (RBI). Resolusi
spasial DEMNAS adalah 0.27-arcsecond, dengan menggunakan datum vertikal
EGM2008.
Pengukuran Ground Control Point (GCP) dan Jaring Kontrol Geodesi
(JKG) digunakan untuk validasi dan uji akurasi data DEMNAS dan model data
tinggi lainnya. Hasil validasi di Pulau Sumatera menunjukkan bahwa akurasi
DEMNAS lebih baik dibandingkan dengan model data tinggi yang dibentuk dari
masspoint, spotheight dan breakline (selanjutnya akan disebut DTM). Data
DEMNAS, DTM dan DSM (IFSAR, TERRASAR-X dan ALOS-PALSAR) untuk
wilayah Sumatera memiliki Root Mean Square Error (RMSE) masing-masing
sebesar 2.79m, 3.24m dan 3.71m dengan bias error -0.13m, -0.63m dan 2.21m
untuk data DEMNAS, DTM dan DSM.
(Sumber: https://tanahair.indonesia.go.id/demnas/)

27
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

III.3. Penyelidikan Laboratorium Fisika


Pada penyelidikan ini tidak dilakukannya penyelidikan laboratorium fisika
lebih lanjut, Nilai densitas material merujuk pada penelitian dari Telford, 1976,
bahwa dimana material batuan beku basalt memiliki nilai densitas sebesar 2.99
gr/cm3.

28
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

BAB IV
HASIL PENYELIDIKAN

IV.1. BLOK PROSPEK


Dari hasil kegiatan eksplorasi yang dilakukan pada IUP CV LUBIS
didapatkan luasan area potensi sumber daya batu gunung quarry besar seluas
19.12 Ha.
IV.1.1. Pemetaan Geologi
IV.1.1.1. Litologi
Daerah penyelidikan secara geologi termasuk kedalam formasi Camba
(Tmcv) dimana formasi ini tersusun oleh material breksi gunungapi, lava,
konglomerat, dan tufa berbutir halus hingga lapili, bersisipan batuan sedimen laut
berupa batupasir tufaan, batupasir gampingan dan batulempung yang mengandung
sisa tumbuhan. Bagian bawahnya lebih banyak mengandung breksi gunungapi dan
lava yang berkomposisi andesit dan basal, konglomerat juga berkomponen
andesit dan basal dengan ukuran 3 – 50 cm; tufa berlapis baik, terdiri dari tufa
litik, tufa kristal, dan tufa vitrik. Bagian atasnya mengandung ignimbrit bersifat
trakit dan tefrit leusit; ignimbrit berstruktur kekar meniang, berwarna kelabu
kecoklatan dan coklat tua, tefrit leusit berstruktur aliran dengan permukaan
berkerak roti, berwarna hitam.
Di lokasi IUP CV LUBIS dijumpai singkapan batuan berupa basal dengan ciri
fisik dalam kondisi fresh berwarna abu-abu kehijauan dan berwarna abu-abu
kecoklatan dalam kondisi lapuk, tekstur kristalinitas hipokristalin, granularitas
porfiroafanitik, bentuk subhedral-anhedral dengan relasi inequigranular,
komposisi mineral terdiri dari piroksin (25%),olivine (10 %), biotit (10%),
plagioklas (15%), dan massa dasar (40%). berstruktur massive. Nama Batuan :
Basalt (Fenton, 1940)
Batuan basal pada daerah penyelidikan merupakan anggota dari breksi gunungapi.

29
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Gambar 4.1 Singkapan lelehan basal di daerah penyelidikan

Gambar 4.2 Karakterisitik basal pada daerah penelitian

Sebaran batuan basal dilokasi IUP CV LUBIS cukup luas tersingkap di lereng-
lereng bukit dan juga dijumpai disepanjang aliran sungai dengan tinggi
singkapannya yaitu berkisar 2 - 7 meter. Luas sebarannya yaitu 19.12 Ha.

30
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Gambar 4.3. Peta sebaran litologi batuan basal di daerah penyelidikan IUP
CV LUBIS

IV.1.1.2. Struktur
Indikasi struktur geologi yang berperan di lokasi IUP CV LUBIS berupa
indikasi sesar geser dextral (menganan). Sesar geser (dextral) ini terbentuk akibat
dari proses tektonik dari Lembah Walanae yang terjadi pada akhir Plistosen. Sesar
geser didaerah penilitian dicirikan oleh adanya pelurusan punggungan bukit
dimana bukit yang mengalami pelurusan tersebut memiliki nilai ketinggian yang
sama. Arah umum sesar geser dilokasi penyelidikan yaitu berarah utara selatan.
dan timur laut-barat daya.

IV.1.2. Pemetaan Topografi


Pemetaan topografi yang telah dilakukan pada daerah penyelidikan di
wilayah izin usaha pertambangan CV LUBIS, merupakan bagian dari tahap
eksplorasi. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat berupa Global
Positioning System (GPS) di lapangan. Hasil survei lapangan kemudian di overlay
dengan data DEM yang bisa di download dari website
https://tanahair.indonesia.go.id/demnas/
Penyediaan data topografi di beberapa website lembaga survei dunia
maupun nasional dapat diakses secara gratis maupun berbayar. Penggabungan

31
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

data lapangan dengan data DEMNAS, menggambarkan bahwa daerah


penyelidikan terdiri dari dua kelas elevasi ketinggian yakni ketinggian antara 84 –
195 mdpl yang merupakan daerah perbukitan bergelombang landai dan elevasi
195 – 306 mdpl merupakan daerah perbukitan miring. Lihat Gambar 4.5

Gambar 4.4. Peta Topografi Daerah Penyelidikan IUP CV LUBIS

IV.1.3 Penyelidikan Lainnya


Dalam kegiatan ekplorasi ini tidak melakukan penyelidikan tambahan, hal
ini dikarenakan lokasi penyelidikan sangat mudah untuk kita lakukan interpretasi
dan analisis kelayakan tambang. Situasi lokasi penyelidikan banyak dijumpai
singkapan batuan yang dapat dijadikan parameter dalam melakukan pengukuran
dan pengambilan data-data geologi secara detail.

IV.1.4 Karakteristik Batuan


Karakteristik litologi yang dijumpai di daerah penyelidikan yaitu berupa
satuan basal dengan ciri fisik dalam kondisi fresh berwarna abu-abu kehijauan
dan berwarna abu-abu kecoklatan dalam kondisi lapuk, tekstur kristalinitas
hipokristalin, granularitas porfiroafanitik, bentuk subhedral-anhedral dengan

32
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

relasi inequigranular, komposisi mineral terdiri dari piroksin (25%),olivine (10


%), biotit (10%), plagioklas (15%), dan massa dasar (40%). berstruktur massive.
Nama Batuan : Basalt (Fenton, 1940). Tebal singkapan satuan batuan basal
dilokasi yaitu bervariasi dengan tebal antara 2-7 meter, Gambar 4.1

IV.2 Estimasi Sumber daya

Estimasi sumberdaya di lokasi IUP CV LUBIS berdasarkan format


Kepmen ESDM 1806 K 30 MEM 2018-1569-1576 dengan menjabarkan metode
perhitungan, parameter estimasi, jumlah dan klasifikasi sumberdaya.

IV.2.1 Metode Perhitungan


Perhitungan sumberdaya yang akan diuraiakan yaitu perhitungan volume
material singkapan batuan pada lokasi eksplorasi. Perhitungan sumberdaya di
daerah penyelidikan sebelum pembahasan diberikan pembatasan.
Sumberdaya didefinisikan sebagai bahan galian yang dapat ditambang
secara ekonomis dari suatu endapan bahan galian yang diketahui (M.T. Zen,
1984). Sedangkan suatu endapan bahan gaalian didefinisikan sebagai unsur kimia
mineral dan segaala macam batuan yang merupakan endapan alam, baik yang
berbentuk padat, cair, dan gas (Ign Sudarno, 1980)
Pengambilan sampel batuan dengan cara menggali atau melakukan
pengambilan pada singkapan yang telah terbuka memperlihatkan bahwa
singkapan batuan umumnya mempunyai kedalaman dan ketebalan yang sama
(Homogen) sehingga perhitungan neraca sumberdaya batuan dapat diketahui.
Untuk itu perhitungan volume sumberdaya batuan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus volume yaitu:

V =Ax

Dimana:

V : Volume Batuan(m3)
A : Luas Sebaran Singkapan (m2)
t : tebal Singkapan (m)

33
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

IV.2.2. Parameter Estimasi

Perhitungan estimasi sumberdaya batuan pada IUP CV LUBIS


menggunakan acuan pada SNI 4726 tahun 2019, tentang pedoman pelaporan hasil
eksplorasi, sumberdaya, dan cadangan mineral.

Rumus perhitungan sumberdaya dilakukan dengan menggunakan rumus


volume, yang berada pada level rata-rata dipermukaan tanah dengan mengalikan
ketebalan singkapan batuan. Lokasi kegitan eksplorasi memiliki luas total 19.12
Ha atau 191.200 m2.

 Menghitung sumberdaya tereka dapat dihitung dengan mengetahui


ketebalan rata-rata singkapan batuan dilokasi yaitu 5 meter. Maka volume
sumberdaya batuan adalah sebagai berikut
V =Axt
V = 191.200 x 5
V = 956.000 m3
Untuk mendapatkan volume tonase yaitu mengalikan volume sumberdaya
dengan nilai density basalt sebesar 2.99 gr/cm 3 maka didapatkan angka
tonase dari batuan basalt sebesar 2.858.440 MT.
 Menghitung sumberdaya tertunjuk dilakukan dengan memperhatikan tebal
sebenarnya dilokasi yaitu 4 meter dengan luas area potensi yang dapat
ditambang adalah 19.12 Ha atau 191.200 m2, maka volume sumberdaya
tertunjuk adalah sebagai berikut:
V =Axt
V = 191.200 x 4
V = 764.800 m3
Untuk mendapatkan volume tonase yaitu mengalikan volume sumberdaya
dengan nilai density bataun basalt sebesar 2.99 gr/cm 3 maka didapatkan
angka tonase dari batuan basalt sebesar 2.286.752MT.
 Volume sumberdaya terukur didapat dengan mengukur langsung ketebalan
Over Burden (OB) atau top soil di lokasi. Setelah didapatkan ketebalan
dan luas penyebaran OB maka dihitung volume OB secara menyeluruh

34
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

dan untuk mendapatkan volume sumberdaya terukur dilakukan


pengurangan sumberdaya tertunjuk dengan volume OB tersebut.
Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan tebal OB rata-rata yaitu 1 meter
atau 100 cm, sehingga besar Volume OB yaitu sebagai berikut:
V (OB) = A x t (OB)
V (OB) = 191.200 x 1
V (OB) = 191.200 m3
Maka volume sumberdaya terukur adalah sebagai berikut:
V = Sumberdaya tertunjuk – Volume OB
= 764.800 – 191.200
= 573.600 m3
Untuk mendapatkan volume tonase yaitu mengalikan volume sumberdaya
dengan nilai density basalt sebesar 2.99 gr/cm 3 maka didapatkan angka
tonase dari batuan basalt sebesar 1.715.064 MT.

IV.2.3 Jumlah dan Klasifikasi Sumber Daya


Klasifikasi sumberdaya dibagi dalam tiga bagian yaitu, sumberdaya
mineral tereka, tertunjuk dan terukur. Sumberdaya tereka adalah sumberdaya
mineral yang tonase, kadar dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan
tingkat keyakinan geologi rendah. Sumberdaya mineral tertunjuk adalah
sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk, dimensi, kimia, kadar dan
kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat keyakinan geologi medium.
Sumberdaya mineral terukur adalah sumberdaya mineral yang tonase, densitas,
bentuk, dimensi, kimia, kadar dan kandungannya dapat diestimasi dengan tingkat
keyakinan geologi yang tinggi. Dalam analisis sumberdaya mineral yang terdapat
pada lokasi penyelidikan CV LUBIS, maka dapat ditinjau tingkatan sumberdaya
geologinya dalam tabel berikut.

Tabel. 4.1 Estimasi Sumberdaya Material CV LUBIS


Matrik 1. Estimasi Sumberdaya
Sumber Daya
Tereka Terunjuk Terukur Luas
No Nama Blok
Volume Tonase Volume Tonase Volume Tonase (Ha)
(Kubic) ( Ton) (Kubic) ( Ton) (Kubic) ( Ton)
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Bulu Te llue 956,000 2,858,440 764,800.00 2286752 573,600.00 1,715,064 19.12

Total 956,000.00 2,858,440 764,800.00 2,286,752.00 573,600.00 1,715,064


Matrik 1 Sesuai Kepmen 1806.k/30/MEM/2018, Lamp XII 35
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

BAB V
LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

V.1 Lingkungan
Kegiatan penambangan dikenal sebagai kegiatan yang dapat merubah
bentang alam yang akan berpengaruh terhadap lingkungan baik itu secara
langsung maupun secara tidak langsung. Kegiatan pengelolaan lingkungan yang
telah dilakukan selama kegiatan eksplorasi oleh CV LUBIS saat ini belum
melakukan pembukaan lahan. Beberapa aktivitas yang dilakukan selama kegiatan
eksplorasi antara lain pengukuran luas area prospek dengan menggunakan sistem
tracking GPS, pengukuran ketebalan batuan yang tersingkap di lapangan,
deskripsi batuan dan pengambilan conto batuan.

V.2 Keselamatan Pertambangan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dan lingkungan (K3L)
selama proses kegiatan eksplorasi dikendalikan oleh pihak CV LUBIS, dan
dibawah kontrol Geologis lapangan.

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dan lingkungan


(K3L) yang dilakukan selama kegiatan eksplorasi berlangsung adalah sebagai
berikut :

1. Kegiatan Ceramah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Talk),


dilakukan kepada tim eksplorasi, antara lain topik ceramah tentang

36
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

mengutamakan keselamatan kerja dalam setiap tindakan kerja,


Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan lain lain.
2. Kegiatan pengadaan cara penggunaan alat pelindung diri ( APD) standard
seperti : Helm, Sepatu Safety, rompi, kacamata, ear plug, kaos tangan dan
lain lain.
3. Kegiatan peningkatan keterampilan dalam pengelolaan K3L antara lain :
P3K, Pengunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Penggunaan APD,
Cara mengemudi yang aman dan lain lain.
4. Kegiatan pembimbingan dalam penanganan kecelakaan kerja, Job
safety analysis (JSA) dan lain lain.
5. Kegiatan pemasangan rambu rambu lalu lintas, rambu rambu peringatan
K3L dan lain lain yang dianggap perlu.

37
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

BAB VI
KEUANGAN

VI.1 Biaya Langsung dan Tidak Langsung


Biaya langsung meliputi biaya pemetaan detail, pemetaan topografi dan
analisis conto batuan, Sementara biaya tidak langsung meliputi biaya tenaga kerja,
transportasi, Sewa peralatan dan konsumsi selama 3 Hari kerja.
Tabel 6.1 Rincian Realisasi Biaya Eksplorasi
Kuantitas Biaya Total
Ke te rangan
(S atuan) ( Rp ) ( Rp)
1 2 3 4
A. Biaya Langs ung , Te rdiri dari : 4
1. P emetaan Regional 00 Ha -
2. P emetaan Detail. 19.12 300,000 5,736,000
3. P emetaan Topographi. 19.12 Ha 300,000 5,736,000
4. Analis a Contoh 00 S ampel 1,500,000 -
5. P enyelidikan Lain 0
Total Biaya Langs ung ( A) 11,472,000

B. Biaya Tidak Langs ung, Te rdiri dari :


1. Biaya tenaga Kerja
a. Geologis , 1 Orang 03 Hari 800,000 2,400,000
b. Helper , 2 Orang 03 Hari 150,000 450,000
2. Trans portas i 03 Hari 1,000,000 3,000,000
3. S ewa Alat S urvey, 1 Unit 03 Hari 300,000 900,000
4. Akomodas i 03 Hari 150,000 450,000
5. Kons ums i, 3 Orang 03 Hari 75,000 225,000
Total Biaya Tidak Langs ung ( B) 7,425,000

TOTAL BIAYA ( A + B ) 18,897,000


De lapan Be las Juta De lapan Ratus S e mbilan Puluh Tujuh Ribu Rupiah
Matrik 2. S e s uai Ke pme n 1806.k /30/MEM/2018, Lamp XII

VI.2 Penerimaan Negara


Penerimaan negara merupakan biaya konstribusi terhadap pendapatan
negara baik dalam bentuk pajak maupun non pajak yang merupakan kewajiban
pemilik izin terhadap pelaksanaan kegiatan eksplorasi. Dalam kegiatan eksplorasi
penerimaan negara tidak ada, namun kewajiban pemilik izin hanya dalam bentuk
penyetoran jaminan-jaminan terkait kegiatan eksplorasi sebesar Rp 5.000.000,-
BAB VII
KESIMPULAN

38
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Kasimpulan dari kegiatan penyelidikan eksplorasi yang kami laksanakan di Desa


Bulu Tellue Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan,
adalah sebagai berikut :
1. Daerah IUP CV LUBIS secara administrasi berada di Desa Bulu Tellue
Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan dengan
luas IUP Eksplorasi yaitu 19.12 Ha.
2. Kesampaian daerah dari dan menuju wilayah IUP CV LUBIS di Desa Bulu
Tellue Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan roda dua seperti sepeda motor ataupun dengan roda
empat berupa mobil dengan jarak tempuh berjarak 29 Km atau sekitar 45 - 60
menit.
3. Pada daerah IUP CV LUBIS dijumpai singkapan batuan berupa basal dengan
ciri fisik dalam kondisi fresh berwarna abu-abu kehijauan dan berwarna abu-
abu kecoklatan dalam kondisi lapuk, tekstur kristalinitas hipokristalin,
granularitas porfiroafanitik, bentuk subhedral-anhedral dengan relasi
inequigranular, komposisi mineral terdiri dari piroksin (25%),olivine (10 %),
biotit (10%), plagioklas (15%), dan massa dasar (40%). berstruktur massive.
Nama Batuan : Basalt (Fenton, 1940)
Batuan basal pada daerah penyelidikan merupakan anggota dari breksi
gunungapi formasi camba (Tmcv)
4. Sebaran batuan basal dilokasi IUP CV LUBIS cukup luas tersingkap di
lereng- lereng bukit dan juga dijumpai disepanjang aliran sungai dengan
tinggi singkapannya yaitu berkisar 2 – 7 meter. Luas sebarannya yaitu 19.12
Ha.
5. Klasifikasi sumberdaya material terdiri dari sumberdaya material tereka
dengan jumlah volume material sebesar 956.000 m3 atau 2.858.440 MT.
Volume sumberdaya tertunjuk sebesar 764.800 m3 atau 2.286.752 MT. dan
volume sumberdaya terukur sebesar 573.600 m3 atau 1.715.064 MT dengan
luas area potensi yaitu 19.12 Ha

39
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

6. Biaya yang dibutuhkan untuk tahap eksplorasi yang dialokasikan CV LUBIS


terkait biaya kegiatan eksplorasi yaitu sebesar 18.897.000,-
7. Dalam biaya eksplorasi penerimaan Negara tidak ada namun kewajiban
memiliki izin hanya dalam bentuk penyetoran jaminan-jaminan terkait
eksplorasi. Jumlah jaminan yang disetor selama proses peningkatan ketahap
Operasi Produksi sebesar Rp. 5000.000,-

40
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN EKSPLORASI
CV. BUAKANG JAYA

Daftar Pustaka

Amrullah. 2021. Kecamatan Bulupoddo dalam angka tahun 2021. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sinjai
Idrus, A., Titisari, A.D., Warmada, I.W., Setijadji, L.D. 2007. Eksplorasi
Sumberdaya Mineral. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi Fakultas
Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Jusri, 2014, Karakteristik Batuan Gunungapi Daerah Manipi Kecamatan Sinjai
Barat Kabupaten Sinjai (Implikasinya terhadap Bencana Alam dan
Sumberdaya Geologi, Prosiding Semiinar Nasional Geofisika 2014.
Makassar
Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang
Baik Nomor : 1827 K/30/Mem/2018, KESDM, 2018.
Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan, Evaluasi, Persetujuan
Rencana Kerja Dan Anggaran Biaya, Serta Laporan Pada Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara Nomor : 1806
K/30/Mem/2018, KESDM, 2018.
Sompotan, A.F. (2012). Struktur Geologi Sulawesi. Bandung: Perpustakaan Sains
Kebumian Institut Teknologi Bandung
Sukamto, R dan Supriatna, S, 1982. Geologi Regional Lembar Ujung Pandang,
Benteng, dan Sinjai, Sulawesi. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Departemen
Pertambangan dan Energi.
Sufriadin, dkk 2016, Analisis Petrografi dan Kualitas Batubara Sinjai. Sulawesi
Selatan. Jurnal Penelitian Enjiniring, Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Zen, M.T., 1984. Sumberdaya dan Industri. Yogyakarta: Gajah Mada University

41
Desa Bulu Tellue, Kec. Bulupoddo Kab. Sinjai, Sul-Sel
TAHUN 2023

Anda mungkin juga menyukai