BAB II
RENCANA USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN
GAMBAR 2.1
PETA LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH STUDI
Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 3
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima
GAMBAR 2.2
SKETSA RENCANA JALAN ANGKUT BATUBARA PT. BMP
Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 5
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima
GAMBAR 2.3
SKETSA RENCANA PELABUHAN BATUBARA PT. BMP
Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 6
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima
TABEL II.1
KOORDINAT GEOGRAFIS RENCANA JALAN ANGKUT BATUBARA PT. BMP
BUJUR TIMUR LINTANG SELATAN
NO 0
‘ “ 0
‘ “
1 103 59 13,09 2 30 26,07
2 103 59 30,86 2 30 51,81
3 103 59 47,64 2 31 17,58
4 104 0 24,51 2 31 51,72
5 104 0 46,53 2 31 57,94
6 104 0 58,73 2 32 1,79
7 104 1 34,83 2 32 14,55
8 104 1 41,12 2 32 14,82
9 104 1 58,53 2 32 16,76
10 104 2 33,79 2 32 19,5
11 104 6 15,58 2 33 19,05
12 104 6 29,53 2 33 24,56
13 104 7 1,55 2 33 40,69
14 104 7 36,22 2 33 59,58
15 104 7 51,55 2 34 6,9
16 104 8 11,85 2 34 16,99
17 104 8 31,47 2 34 25,59
18 104 8 58,87 2 34 37,99
19 104 9 23,19 2 34 49,51
20 104 10 10,73 2 35 14,89
21 104 10 21,45 2 35 21,66
22 104 10 21,25 2 35 19,88
23 104 10 11,47 2 35 13,81
24 104 9 23,93 2 34 48,37
25 104 8 59,45 2 34 36,75
26 104 8 32,03 2 34 24,32
27 104 8 12,49 2 34 15,78
28 104 7 52,25 2 34 5,74
29 104 7 36,87 2 33 58,41
30 104 7 2,22 2 33 39,51
31 104 6 30,16 2 33 23,35
32 104 6 16,13 2 33 17,8
33 104 2 34,3 2 32 18,22
34 104 1 58,58 2 32 15,42
35 104 1 41,19 2 32 13,47
36 104 1 34,89 2 32 13,16
37 104 0 59,22 2 32 0,49
38 104 0 47,01 2 31 56,63
39 104 0 24,91 2 31 50,41
40 103 59 48,66 2 31 16,67
41 103 59 32,02 2 30 51,12
42 103 59 14,72 2 30 26,07
TABEL II.2
KOORDINAT GEOGRAFIS RENCANA PELABUHAN BATUBARA PT. BMP
BUJUR TIMUR LINTANG SELATAN
NO KETERANGAN
0
‘ “ 0
‘ “
1 104 10 21,06 2 35 18,34
2 104 10 24,49 2 35 18,15
3 104 10 25,17 2 35 21,44
4 104 10 29,93 2 35 21,31
5 104 10 42,30 2 35 22,75 Pinggir Sungai
6 104 10 44,75 2 35 43,79 Pinggir Sungai
7 104 10 39,73 2 35 43,69
8 104 10 40,28 2 35 48,44 Pinggir Sungai
9 104 10 28,26 2 35 46,87 Pinggir Sungai
10 104 10 28,34 2 35 34,04
11 104 10 31,74 2 35 33,98
12 104 10 31,89 2 35 27,73
13 104 10 29,90 2 35 27,86
14 104 10 25,36 2 35 27,69
15 104 10 25,17 2 35 24,89
16 104 10 21,84 2 35 24,98
Lokasi rencana kegiatan (Gambar 2.1) terletak di lokasi yang relatif dekat
dengan sumberdaya yang dibutuhkan. Sumber air untuk keperluan sehari-
hari dan keperluan pendukung dermaga akan diambil dari Sungai Tungkal
yang berada tidak jauh dari lokasi studi.
Jaringan distribusi energi listrik telah tersedia di dekat lokasi studi. Sebagai
back up keandalan listrik dari PT. PLN akan disediakan generator listrik
agar kegiatan dapat berjalan lancar walaupun aliran listrik dari PT. PLN
(Persero) terhenti. BBM untuk bahan bakar peralatan tambang dan
peralatan penunjang akan didatangkan dari PT. Pertamina Unit Pemasaran
yang terdekat.
Sumberdaya alam hayati yang berada di sekitar lokasi adalah perkebunan
dan sebagian lagi merupakan hutan sekunder.
Sumberdaya manusia yang dibutuhkan untuk operasional kegiatan ini akan
didapatkan dari tenaga lokal dari desa-desa di sekitar lokasi, khususnya
GAMBAR 2.4
SKETSA TATA LETAK RENCANA DERMAGA BATUBARA
2. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi merupakan salah satu bentuk penyampaian
informasi kepada masyarakat mengenai rencana kegiatan
pembangunan jalan angkut dan dermaga yang akan dilakukan.
Melalui sosialisasi ini diharapkan masukan dari masyarakat tentang
berbagai aspek sosial yang mendukung penyelenggaraan proyek
dengan segala konsekuensinya. Disamping itu kegiatan ini
merupakan salah satu bentuk penerapan Keputusan Kepala
BAPEDAL Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat
dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
3. Pembebasan lahan
Pada saatnya nanti sesuai dengan hasil studi kelayakan, akan
dibebaskan areal jalan angkut dan dermaga. Adapun lahan yang akan
dibebaskan untuk areal jalan angkut seluas 92 ha dan untuk areal
dermaga seluas 34 hektar.
Setelah pengurusan izin maka langkah selanjutnya adalah upaya
pembebasan lahan. Proses pembebasan lahan atau kesepakatan
pemakaian lahan untuk kegiatan jalan angkutan batubara dan
dermaga batubara akan dilakukan dengan mekanisme pembebasan
lahan dengan cara kompensasi oleh suatu tim khusus yang dibentuk
untuk itu dengan melibatkan unsur yang mewakili Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin, Aparat Kecamatan, Perangkat Desa,
masyarakat pemilik lahan serta Instansi terkait lainnya dengan tetap
memperhatikan aspirasi masyarakat yang ada.
Sebagaimana lazim dilakukan sebelum pembebasan lahan
diselenggarakan, kepada masyarakat diberikan sosialisasi,
khususnya di sekitar lokasi jalan angkut dan dermaga serta
khususnya yang lahannya akan terkena lokasi untuk kegiatan
pembangungan jalan dan dermaga. Kemudian program pembebasan
lahan segera diselenggarakan dengan mempertimbangkan nilai-nilai
ekonomis dan perubahan mata pencaharian penduduk.
Komposisi tenaga kerja pada tahap konstruksi ini dapat dilihat pada
Tabel II.3 dan Tabel II.4.
TABEL II.3
PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA
PADA TAHAP KONSTRUKSI PEMBANGUNAN JALAN ANGKUT
NO KEAHLIAN PENDIDIKAN JUMLAH (orang)
1 Manajemen Sarjana 3
2 Personalia dan Keuangan Sarjana 2
3 Enjinir (Engineers) Sipil Sarjana 4
4 Ahli Geodesi Sarjana 2
5 Estimator Sarjana 2
6 Pengawas SLTA 4
7 Surveyor SLTA 4
8 Helper SLTA / SLTP 4
9 Keamanan SLTP 10
10 Operator Peralatan Mekanis SLTA 5
11 Driver SLTA / SLTP 5
12 Buruh Lapangan Umum 50
TOTAL 95
Sumber : PT. Baramutiara Prima
TABEL II.4
DAFTAR KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA TAHAP KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN DERMAGA BATUBARA
NO KUALIFIKASI JABATAN JUMLAH (orang)
1 Ahli Konstruksi Proyek Manager 1
2 Ahli Mesin Kepala Pelaksana Mekanikal 2
3 Ahli Bangunan Pelaksana Sipil 2
4 Ahli Teknik Konstruksi Logistik 2
5 Ahli Ekonomi Administrasi 2
6 Ahli Pelabuhan Perencana Proyek 1
7 Non Skill Tenaga Kasar 50
TOTAL 60
Sumber : PT. Baramutiara Prima
TABEL II.5
PERALATAN UNTUK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN JALAN ANGKUT
NO JENIS KEGIATAN NAMA ALAT JUMLAH (unit)
1 Pembersihan Lahan Bulldozer 2
2 Penggalian dan Pemuatan Tanah Excavator 1
3 Pengangkutan Tanah Dump Truck 4
4 Pemadatan Compactor/ Roller 1
5 Perataan dan Perawatan Motor Grader 1
Sumber : PT. Baramutiara Prima
TABEL II.6
PERALATAN YANG DIMOBILISASIKAN UNTUK
KEGIATAN KONSTRUKSI DERMAGA BATUBARA
JUMLAH ENERGI
NO JENIS ALAT KAPASITAS CEMARAN
(unit) PENGGERAK
1 Crane Barge 1 745 G/T Diesel Emisi gas
2 Anchor Boat 1 40 HP Diesel Emisi gas
3 Worker Boat 2 40 HP Diesel Emisi gas
4 Hammer 1 10 TM Diesel Emisi gas
5 Hammer 1 4,6 TM Diesel Emisi gas
6 Crane 1 40 ton Diesel Emisi gas
7 Survey Equipment :
- Total Station Sokkia TM 1A 1 1 detik Electric -
- Total Station Sokkia B-21 1 1 detik Electric -
- Wild T2 1 2 detik Electric -
8 Welding Machine 3 450 A Electric -
9 Generator 1 200 KVA Diesel -
10 Compressor 1 175 Clim Diesel -
11 Bar Bending 2 52 mm Manual -
12 Concrete Vibrator 4 1 ½” / 2” Electric -
Sumber : PT. Baramutiara Prima
5. Pembangunan jalan
Pada lokasi rencana jalan angkut dan dermaga telah dilakukan kajian
geoteknik. Penyelidikan dilakukan dengan pengeboran sebanyak lima
bor dan enam cone test. Lokasi penyelidikan terdiri dari lempung
lanauan setebal 6 m sampai 18 m. Lapisan dibawahnya berupa
lempung lanauan keras hingga sangat keras. Bed rock batupasir atau
batubara (di beberapa tempat menghilang) umumnya dijumpai pada
kedalaman 19 m sampai 33 m. Muka air tanah ditemukan di dekat
permukaan semua lubang bor. Peta topografi rencana jalan angkut
terlampir pada Lampiran D2.
Tahapan pembangunan jalan sendiri terdiri dari kegiatan :
a. Pekerjaan drainase
Pekerjaan drainase untuk meyalurkan air baik pada waktu
pelaksanaan maupun pasca konstruksi pada daerah rawa
terutama dimusim hujan. Saluran pembuangan primer
menampung dan mengalirkan air dari daerah sekitar proyek dan
lokasi proyek sehingga saluran dibuat dengan lebar 2 meter dan
kedalaman 1 meter baik dalam bentuk terbuka maupun tertutup/
gorong-gorong. Pada waktu pelaksanaan proyek akan dilakukan
pembuatan saluran sementara untuk mengaliirkan air yang ada di
sekitar lokasi proyek sehingga tidak terjadi banjir. Pekerjaan galian
saluran ini dilakukan dengan excavator dan tenaga manusia
kemudian tanah galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang
di tempat yang telah ditentukan. Pembuatan drainase memakai
material yang didatangkan dari daerah sekitar proyek dan
penyimpanan material di pinggir jalan pada lokasi dimana akan
dilakukan kegiatan pekerjaan saluran.
b. Pekerjaan tanah
Pekerjaan tanah mencakup pekerjaan galian untuk pondasi
struktur, badan jalan dan saluran pembuangan primer, serta
pekerjaan timbunan dengan tanah biasa dan pilihan. Pekerjaan
galian dilakukan dengan excavator dan atau tenaga manusia.
Tanah galian yang tidak dipakai di proyek akan diangkut dengan
dump truck dan dibuang di tempat yang telah ditentukan.
Demikian juga urugan dengan tanah yang didatangkan dari luar
lokasi proyek diangkut dengan dump truck dan dihampar dengan
bulldozer, motor grader dan tenaga manusia.
GAMBAR 2.5
PERSILANGAN RENCANA JALAN ANGKUT PT. BMP DENGAN
JALAN LINTAS SUMATERA DAN PIPA MINYAK PERTAMINA
GAMBAR 2.6
POTONGAN CROSSING DENGAN MENGGUNAKAN JEMBATAN
GAMBAR 2.7
DETAIL CROSSING DENGAN MENGGUNAKAN JEMBATAN
GAMBAR 2.8
POTONGAN CROSSING DENGAN MENGGUNAKAN TEROWONGAN
GAMBAR 2.9
DETAIL CROSSING DENGAN MENGGUNAKAN TEROWONGAN
GAMBAR 2.10
PERSILANGAN RENCANA JALAN ANGKUT PT. BMP DENGAN
PIPA GAS BAWAH TANAH (CONOCO PHILIPS)
GAMBAR 2.11
POTONGAN CROSSING PIPA GAS BAWAH TANAH CONOCO
GAMBAR 2.12
DETAIL STRUKTUR PERLINTASAN PIPA GAS BAWAH TANAH CONOCO
GAMBAR 2.13
PERSILANGAN RENCANA JALAN ANGKUT PT. BMP DENGAN
PIPA GAS BAWAH TANAH (PGN)
GAMBAR 2.14
POTONGAN CROSSING PIPA GAS BAWAH TANAH PGN
GAMBAR 2.15
DETAIL STRUKTUR PERLINTASAN PIPA GAS BAWAH TANAH PGN
GAMBAR 2.16
PERSILANGAN RENCANA JALAN ANGKUT PT. BMP DENGAN
PIPA MINYAK PERMUKAAN (CONOCO PHILIPS)
GAMBAR 2.17
POTONGAN CROSSING JEMBATAN PIPA MINYAK CONOCO
GAMBAR 2.18
DETAIL STRUKTUR PERLINTASAN JEMBATAN PIPA MINYAK CONOCO
g. Instalasi listrik
Sumber energi listrik berasal dari power generation. Pelaksanaan
pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan dengan teliti dan
menggunakan material sesuai kapasitas, ohm dan voltasi rencana
dan setiap joint kabel dilekat dengan kuat. Pengadaan panel MDP
dan MDF akan dilakukan dengan memperhitungkan beban listrik
dan jaringan socket sesuai peruntukan sesuai kapasitas safety
kwh dan frekuensi. Setiap peralatan dipasang MCCB dan MCB.
Pekerjaan grounding system terdiri dari grounding system exterior
yaitu receiver ground untuk penangkal petir serta grounding
system interior yaitu grounding untuk instalasi listrik socket,
electric box panel dan MDP. Standarisasi material jenis dan
dimensi yang digunakan memenuhi standar (standar PLN).
i. Fasilitas penunjang
Selain itu akan dibangun fasilitas penunjang yang juga sangat
penting fungsinya bagi sebuah dermaga, yaitu : fender, lampu
navigasi, rambu-rambu sungai, peralatan kebakaran dan speed
boat (stand by).
TABEL II.7
JUMLAH DAN KUALIFIKASI TENAGA KERJA PADA TAHAP OPERASI
NO JABATAN PENDIDIKAN JUMLAH (orang)
1 Manager Dermaga S1 1
2 Kepala Bagian S1 2
3 Staf D3 / SLTA 5
4 Operator SLTA 10
5 Keamanan/ Satpam SLTA / SLTP 6
TOTAL 24
Sumber : PT. Baramutiara Prima
3. Pengoperasian jalan
Pembangunan jalan angkutan batubara ini dilakukan untuk
menunjang operasional penambangan batubara khususnya dalam hal
pemasaran batubara. Adapun kendaraan yang akan melintasi adalah
dump truck dengan tipe heavy truck trailer dengan 2 coal vessel (truk
gandeng). Berat kosong dump truck tersebut 45 – 55 ton dengan
volume muatan 100 ton (1 unit vessel bermuatan 50 ton).
Jumlah dump truck yang akan melintas 7 unit dengan cadangan
sebanyak 3 unit. Setiap hari diperkirakan sebanyak 17 rit akan
beroperasi dalam waktu 20 jam per hari dengan waktu angkut/
tempuh 71 menit/trip. Selain dump truck batubara juga akan melintas
truck tanki air untuk menyiram jalan guna meminimalisir debu yang
berterbangan.
Jalan ini digunakan khusus untuk pengangkutan batubara, jadi
masyarakat tidak dapat menggunakan jalan tersebut sebagai
Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 29
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima
c. Penimbunan batubara
Penimbunan batubara adalah kegiatan yang dilakukan setelah
penerimaan produk dari dump truck sampai dengan sebelum
dikeluarkannya produk tersebut dari stockpile. Kegiatan yang
dilaksanakan meliputi pemeriksaan secara visual terhadap produk
pada stockpile yang akan diangkut yang meliputi volume dan
kualitas.
e. Pengapalan Batubara
Selanjutnya setelah batubara dimuat ke dalam tongkang langsung
ditarik dengan menggunakan tug boat untuk dikapalkan dengan
tujuan masing-masing pelabuhan pembeli.
TABEL II.8
ALTERNATIF PERLINTASAN JALAN LINTAS SUMATERA
ALTERNATIF I ALTERNATIF II
NO ASPEK YANG DITINJAU
(JEMBATAN) (TEROWONGAN)
1 KONDISI LAPANGAN
a Aspek Kontur (Jalintim di Mendaki bukit Menembus bukit
punggung bukit)
b Aspek Lahan Slope longitudinal lebih Slope longitudinal lebih
curam landai
c Aspek Geoteknik Mayoritas timbunan Mayoritas galian
2 DESAIN
a Struktur Atas Struktur jembatan beton Struktur box beton
prategang
b Pondasi a. Abutmen beton Tiang pancang relatif lebih
b. Tiang pancang pendek
c Aspek Penirisan Sesuai longitudinal slope ke Sesuai longitudinal slope ke
arah Timur dan Barat arah Barat Utara
3 KONSTRUKSI
a Pengaturan Lalulintas Tidak perlu pengalihan Pengalihan jalan sementara
b Metoda Pelaksanaan Mengurangi pekerjaan di Dikerjakan di tempat
tempat
c Waktu Pelaksanaan Relatif lebih cepat Relatif lebih lama
5 BIAYA
a Biaya Konstruksi a. Pekerjaan struktur lebih a. Pekerjaan struktur lebih
murah mahal
b. Pekerjaan tanah relatif b. Pekerjaan tanah relatif
lebih mahal lebih murah
b Biaya Pemeliharaan Murah Murah
2. Aspek desain
Berdasarkan kajian desain, maka opsi perlintasan (baik alternatif
pertama maupun alternatif kedua) dipilih dengan tiang pancang yang
lebih pendek.
3. Aspek konstruksi
Berdasarkan kegiatan konstruksi, maka opsi perlintasan (baik alternatif
pertama maupun alternatif kedua) dipilih yang tidak mengganggu
lalulintas dan waktu pelaksanaan yang lebih cepat.
5. Aspek biaya
Berdasarkan perhitungan biaya pekerjaan, maka opsi perlintasan (baik
alternatif pertama maupun alternatif kedua) dipilih dengan biaya
konstruksi dan biaya pemeliharaan yang lebih murah.