Anda di halaman 1dari 36

ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara

PT. Baramutiara Prima

BAB II
RENCANA USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN

2.1. IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN ANDAL


2.1.1. Pemrakarsa
1. Nama : PT. BARAMUTIARA PRIMA
2. Alamat : Chase Plaza Podium Lt.7
Jl. Jend Sudirman Kav 21, Setiabudi
Jakarta Selatan
Telp. 021 5706388
3. Penanggung Jawab : Ir. Ludi Johannes Bone
4. Jabatan : Presiden Direktur
5. Akta Pendirian Perusahaan :
Nomor : 9
Tanggal : 11 Agustus 1994
Notaris : Martoenoes B.K, SH
6. Pengesahan Menkeh dan HAM No. C2-2.922 HT.01.01 – TH.1995
7. NPWP : 01.657.674.6-011.000
8. Alamat Kantor Perwakilan : -

2.1.2. Penyusun ANDAL


1. Nama : PT. BUMI JAGE DALAM
2. Alamat : Jln. Perjuangan No. 82
Sukajaya – Sukarami, Palembang
Telp. 0711 8731453
Fax. 0711 358257
3. Penanggung Jawab : Edwin Leko, SE Ak.
4. Jabatan : Direktur

Struktur organisasi dan personalia tim penyusun AMDAL adalah :


1. Penanggung Jawab : Direktur
2. Ketua Tim : Ir. M. Idris Naning
3. Anggota Tim :
a. Dr. Ir. H. M. Taufik Toha, DEA (Ahli Geoteknik dan Geohidrologi)
b. Dr. Ir. H. Syamsul Komar (Ahli Hidrologi)
c. Dr. Eng. Ir. Joni Arliansyah, MT. (Ahli Transportasi)
Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 1
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

d. Dr. Agus Purwoko (Ahli Biologi)


e. Ir. Kairani. (Ahli Kualitas Udara dan Kimia)
f. Dra. Dwi Probowati S, MS (Ahli Sosekbud)
g. Firda Kifli, SP, MP (Ahli Tanah dan Lahan)
h. dr. Triwani, M.Kes (Ahli Kesehatan Masyarakat)
i. Bochori, ST (Pengolah Data)
j. Drs. Ahmad Zaini (Teknisi dan Administrasi)

2.2. URAIAN RENCANA USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN


2.2.1. Batas Lahan Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara
PT. BMP berada di wilayah Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 2.1). Rencana jalan
angkutan batubara dari Block Cinta menuju pelabuhan berjarak 25 km,
dengan lebar lahan jalan 40 m.
Jalan angkut tersebut akan melalui pemukiman penduduk/ desa, yaitu :
a. Desa Suka Damai (±200 m dari rencana jalan, memotong perkebunan
kelapa sawit plasma B5).
b. Desa Sumber Rezeki (±300 m dari rencana jalan, memotong
perkebunan kelapa sawit plasma Sumber Rezeki).
c. Desa Srigunung (±3 km dari rencana jalan, memotong perkebunan karet
dan kelapa sawit serta ladang).
d. Kelurahan Sungaililin (±4 km dari rencana jalan, memotong perkebunan
karet dan kelapa sawit serta ladang).

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 2


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

GAMBAR 2.1
PETA LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH STUDI
Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 3
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Jalan angkut ini juga akan melintasi lokasi industri, yaitu :


a. Melintasi perkebunan PT. Hindoli, berupa kebun kelapa sawit sepanjang
±4 km dari Block Cinta (front penambangan).
b. Memotong Jalan Lintas Timur Sumatera dan jalur pipa minyak
Pertamina, pada jarak ±15 km dari Block Cinta (front penambangan).
c. Memotong jalur pipa gas bawah tanah Conoco Philip, berjarak
±18 km dari Block Cinta (front penambangan).
d. Memotong jalur pipa gas bawah tanah PGN, berjarak ±21 km dari Block
Cinta (front penambangan).
e. Memotong jalur pipa gas dan minyak Conoco Philip, berjarak ±22 km
dari Block Cinta (front penambangan).

Dalam upaya menunjang kebijakan pemerintah tersebut dan memenuhi


kebutuhan energi untuk pembangkit listrik, PT. BMP merencanakan akan
melakukan kegiatan pertambangan batubara. Sebagai persiapan dalam
menunjang operasional penambangan batubara, PT. BMP berencana
membangun jalan angkut batubara sepanjang 25 km (seperti terlihat pada
Gambar 2.2 dan Tabel II.1) serta dermaga batubara (seperti terlihat pada
Gambar 2.3 dan Tabel II.2).
Lokasi rencana jalan angkut dan dermaga batubara berada dalam kawasan
hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK).

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 4


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

GAMBAR 2.2
SKETSA RENCANA JALAN ANGKUT BATUBARA PT. BMP
Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 5
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

GAMBAR 2.3
SKETSA RENCANA PELABUHAN BATUBARA PT. BMP
Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 6
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

TABEL II.1
KOORDINAT GEOGRAFIS RENCANA JALAN ANGKUT BATUBARA PT. BMP
BUJUR TIMUR LINTANG SELATAN
NO 0
‘ “ 0
‘ “
1 103 59 13,09 2 30 26,07
2 103 59 30,86 2 30 51,81
3 103 59 47,64 2 31 17,58
4 104 0 24,51 2 31 51,72
5 104 0 46,53 2 31 57,94
6 104 0 58,73 2 32 1,79
7 104 1 34,83 2 32 14,55
8 104 1 41,12 2 32 14,82
9 104 1 58,53 2 32 16,76
10 104 2 33,79 2 32 19,5
11 104 6 15,58 2 33 19,05
12 104 6 29,53 2 33 24,56
13 104 7 1,55 2 33 40,69
14 104 7 36,22 2 33 59,58
15 104 7 51,55 2 34 6,9
16 104 8 11,85 2 34 16,99
17 104 8 31,47 2 34 25,59
18 104 8 58,87 2 34 37,99
19 104 9 23,19 2 34 49,51
20 104 10 10,73 2 35 14,89
21 104 10 21,45 2 35 21,66
22 104 10 21,25 2 35 19,88
23 104 10 11,47 2 35 13,81
24 104 9 23,93 2 34 48,37
25 104 8 59,45 2 34 36,75
26 104 8 32,03 2 34 24,32
27 104 8 12,49 2 34 15,78
28 104 7 52,25 2 34 5,74
29 104 7 36,87 2 33 58,41
30 104 7 2,22 2 33 39,51
31 104 6 30,16 2 33 23,35
32 104 6 16,13 2 33 17,8
33 104 2 34,3 2 32 18,22
34 104 1 58,58 2 32 15,42
35 104 1 41,19 2 32 13,47
36 104 1 34,89 2 32 13,16
37 104 0 59,22 2 32 0,49
38 104 0 47,01 2 31 56,63
39 104 0 24,91 2 31 50,41
40 103 59 48,66 2 31 16,67
41 103 59 32,02 2 30 51,12
42 103 59 14,72 2 30 26,07

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 7


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

TABEL II.2
KOORDINAT GEOGRAFIS RENCANA PELABUHAN BATUBARA PT. BMP
BUJUR TIMUR LINTANG SELATAN
NO KETERANGAN
0
‘ “ 0
‘ “
1 104 10 21,06 2 35 18,34
2 104 10 24,49 2 35 18,15
3 104 10 25,17 2 35 21,44
4 104 10 29,93 2 35 21,31
5 104 10 42,30 2 35 22,75 Pinggir Sungai
6 104 10 44,75 2 35 43,79 Pinggir Sungai
7 104 10 39,73 2 35 43,69
8 104 10 40,28 2 35 48,44 Pinggir Sungai
9 104 10 28,26 2 35 46,87 Pinggir Sungai
10 104 10 28,34 2 35 34,04
11 104 10 31,74 2 35 33,98
12 104 10 31,89 2 35 27,73
13 104 10 29,90 2 35 27,86
14 104 10 25,36 2 35 27,69
15 104 10 25,17 2 35 24,89
16 104 10 21,84 2 35 24,98

2.2.2. Hubungan Antara Rencana Kegiatan dengan Jarak Tersedianya


Sumberdaya

Lokasi rencana kegiatan (Gambar 2.1) terletak di lokasi yang relatif dekat
dengan sumberdaya yang dibutuhkan. Sumber air untuk keperluan sehari-
hari dan keperluan pendukung dermaga akan diambil dari Sungai Tungkal
yang berada tidak jauh dari lokasi studi.
Jaringan distribusi energi listrik telah tersedia di dekat lokasi studi. Sebagai
back up keandalan listrik dari PT. PLN akan disediakan generator listrik
agar kegiatan dapat berjalan lancar walaupun aliran listrik dari PT. PLN
(Persero) terhenti. BBM untuk bahan bakar peralatan tambang dan
peralatan penunjang akan didatangkan dari PT. Pertamina Unit Pemasaran
yang terdekat.
Sumberdaya alam hayati yang berada di sekitar lokasi adalah perkebunan
dan sebagian lagi merupakan hutan sekunder.
Sumberdaya manusia yang dibutuhkan untuk operasional kegiatan ini akan
didapatkan dari tenaga lokal dari desa-desa di sekitar lokasi, khususnya

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 8


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

untuk kegiatan tahap konstruksi dan penunjang operasional jalan angkut


dan dermaga batubara. Untuk tenaga yang memerlukan keahlian tertentu/
khusus akan didapat dari daerah/ kota lain di Sumatera Selatan. Di
Sumatera Selatan terdapat banyak perguruan tinggi dengan berbagai
disiplin ilmu yang dapat menjamin ketersediaan sumberdaya manusia untuk
operasional kegiatan ini. Untuk sumberdaya manusia dengan keahlian yang
tidak tersedia di Sumatera Selatan akan didatangkan dari daerah lain di
Indonesia.

2.2.3. Tata Letak Rencana Kegiatan


Kegiatan operasional pengangkutan batubara merupakan kegiatan yang
spesifik dan berhubungan langsung dengan front penambangan batubara
dimana tata letak lokasi tambang adalah dimana lokasi terdapatnya
batubara. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka tata letak sarana dan
prasarana pendukung akan disusun agar mampu menunjang operasional
pengangkutan secara efisien dengan tetap mengedepankan pertimbangan
lingkungan.
Pada bagian ini akan dijelaskan tata letak bangunan dan sarana pendukung
rencana dermaga batubara PT. BMP, yaitu :
1. Tempat sandar akan dibangun di sebelah Selatan dermaga berada di
Sungai Dawas.
2. Stockpile batubara di sebelah Timur ke arah pinggir Sungai Tungkal.
3. Hopper akan dibangun di sebelah Baratlaut dermaga.
4. Belt conveyor dibangun antara transfer cut ke stockpile dan antara
transfer cute ke tongkang.
5. Perkantoran akan dibangun di sebelah Barat stockpile.
6. Kolam pengendapan lumpur (KPL) dibangun di sebelah Tenggara
stockpile.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 9


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

GAMBAR 2.4
SKETSA TATA LETAK RENCANA DERMAGA BATUBARA

2.2.4. Tahap Pelaksanaan Kegiatan


Tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh PT. BMP dalam kegiatan
pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara sebagai berikut :
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Pengurusan izin
b. Sosialisasi
c. Pembebasan lahan
2. Tahap Konstruksi
a. Penerimaan tenaga kerja
b. Mobilisasi peralatan dan material

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 10


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

c. Pembangunan base camp/ kantor lapangan


d. Pembukaan dan pematangan lahan
e. Pembangunan jalan
f. Pembangunan dermaga dan fasilitas pendukung
3. Tahap Operasi
a. Pemutusan hubungan kerja
b. Penerimaan tenaga kerja
c. Pengoperasian jalan
d. Bongkar muat dan pengapalan batubara
e. Pemeliharaan jalan dan dermaga
4. Tahap Pasca Operasi
a. Pemutusan hubungan kerja
b. Pengelolaan fasilitas dan infrastruktur dermaga

2.2.4.1. Tahap Pra Konstruksi


1. Pengurusan izin
Kegiatan pembangunan jalan angkutan batubara dan dermaga
batubara di lokasi ini diawali dari pengurusan izin, baik di tingkat
pusat maupun di tingkat daerah (provinsi dan kabupaten).
Penetapan lokasi harus sesuai dengan perencanaan tata ruang
wilayah yang telah ditetapkan dan memperhatikan permasalahan
ganti rugi tanah yang mungkin timbul. Untuk mendapatkan izin
tersebut pemrakarsa terlebih dahulu melakukan studi kelayakan
sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan tentang
kelayakan rencana pembangunan jalan angkut dan dermaga.
Sampai saat ini PT. BMP telah memperoleh izin dari Pemerintah
Pusat melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 338.K/30.01/DJB/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang
Permulaan Tahap Kegiatan Konstruksi Wilayah Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara PT. Baramutiara Prima.
Sedangkan perizinan khusus jalan angkut dan dermaga sedang
dalam proses penyelesaian (berkas pengurusan izin terlampir pada
Lampiran I).

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 11


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

2. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi merupakan salah satu bentuk penyampaian
informasi kepada masyarakat mengenai rencana kegiatan
pembangunan jalan angkut dan dermaga yang akan dilakukan.
Melalui sosialisasi ini diharapkan masukan dari masyarakat tentang
berbagai aspek sosial yang mendukung penyelenggaraan proyek
dengan segala konsekuensinya. Disamping itu kegiatan ini
merupakan salah satu bentuk penerapan Keputusan Kepala
BAPEDAL Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat
dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.

Kegiatan Sosialisasi AMDAL telah dilaksanakan oleh pihak


pemrakarsa pada tanggal 15 Oktober 2008 di Aula Kantor Kecamatan
Sungaililin yang dihadiri oleh Dinas/ Instansi terkait dan pemuka
masyarakat dalam wilayah Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi
Banyuasin (Berita Acara Sosialisasi AMDAL terlampir). Berdasarkan
hasil sosialisasi AMDAL yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :

a. Tahapan dan pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara


harus sesuai peraturan perundangan yang berlaku, antara lain
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999
tentang AMDAL serta Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08
Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan
Informasi dalam Proses AMDAL, dengan tujuan :
1) Memastikan adanya transparansi dalam keseluruhan proses
AMDAL dan rencana usaha/ kegiatan;
2) Melindungi kepentingan masyarakat;
3) Menciptakan suasana kemitraan yang setara antara semua
pihak yang berkepentingan, yaitu dengan menghormati hak-
hak semua pihak untuk meyampaikan informasi yang harus
diketahui pihak lain yang berkepentingan.

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 12


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

b. Rencana kegiatan pembangunan jalan angkut dan dermaga


batubara ini akan berdampak lingkungan baik negatif maupun
positif. Dampak negatif akan dieliminir sedangkan dampak positf
akan ditingkatkan.
c. Batubara dari tambang perlu diangkut dan disalurkan ke
konsumen.
d. Dalam pengangkutan diperlukan sarana dan prasarana
pengangkut terutama jalan angkut dan dermaga.
e. Operasional panjang jalan 25 km, lebar lahan 40 m dan lebar
jalan 12 m. Desa yang dilalui adalah Desa Suka Damai berjarak
200 m, Desa Sumber Rezeki berjarak 300 m, Desa Srigunung
berjarak 3 km dan Kelurahan Sungai Lilin berjarak 4 km. Untuk
menghindari kemacetan direncanakan akan dibangun jalan layang
atau terowongan dan akan dipertimbangkan mana yang terbaik.
f. Seluruh perlintasan rencana jalan angkut batubara berada pada
lahan/ perladangan masyarakat.
g. Rencana pelabuhan, lokasi berada di sekitar Muara Sungai
Tungkal yang berupa rawa-rawa pasang surut dengan total luas
rencana pelabuhan dan sarana penunjang 34 ha.
h. Pembebasan lahan akan dilihat berapa luas yang dapat
dibebaskan, dan kompensasinya dilihat dari usia dan produksi
kebun.
i. Untuk kebutuhan tenaga kerja mungkin hanya sedikit karena truk
pengangkut hanya 10 unit, mungkin tenga kerja akan diserap di
areal pelabuhan dan kegiatan pertambangan.
j. Di bidang ekonomi non formal akan berkembang warung-warung
dan akan dikembangkan community development (Comdev/ CD).
k. Pertambangan tidak menguasai lahan seperti perkebunan, dan
jika pertambangan sudah selesai maka lahan akan dikembalikan
ke Pemerintah.
l. Masalah ganti rugi akan dimusyawarahkan antara pihak
perusahaan dan masyarakat.

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 13


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Selain kegiatan sosialisasi yang dilakukan di Aula Kantor Kecamatan


Sungai Lilin, juga dilakukan dengan sosialisasi melalui media massa
(pengumuman di surat kabar terlampir).

3. Pembebasan lahan
Pada saatnya nanti sesuai dengan hasil studi kelayakan, akan
dibebaskan areal jalan angkut dan dermaga. Adapun lahan yang akan
dibebaskan untuk areal jalan angkut seluas 92 ha dan untuk areal
dermaga seluas 34 hektar.
Setelah pengurusan izin maka langkah selanjutnya adalah upaya
pembebasan lahan. Proses pembebasan lahan atau kesepakatan
pemakaian lahan untuk kegiatan jalan angkutan batubara dan
dermaga batubara akan dilakukan dengan mekanisme pembebasan
lahan dengan cara kompensasi oleh suatu tim khusus yang dibentuk
untuk itu dengan melibatkan unsur yang mewakili Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin, Aparat Kecamatan, Perangkat Desa,
masyarakat pemilik lahan serta Instansi terkait lainnya dengan tetap
memperhatikan aspirasi masyarakat yang ada.
Sebagaimana lazim dilakukan sebelum pembebasan lahan
diselenggarakan, kepada masyarakat diberikan sosialisasi,
khususnya di sekitar lokasi jalan angkut dan dermaga serta
khususnya yang lahannya akan terkena lokasi untuk kegiatan
pembangungan jalan dan dermaga. Kemudian program pembebasan
lahan segera diselenggarakan dengan mempertimbangkan nilai-nilai
ekonomis dan perubahan mata pencaharian penduduk.

2.2.4.2. Tahap Konstruksi


Pembangunan jalan angkut dan dermaga batubara ini akan dilakukan
oleh kontraktor pelaksana. Pihak PT. BMP hanya sebagai pemrakarsa.

1. Penerimaan tenaga kerja


Kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi akan
dilakukan oleh kontraktor pelaksana. Tenaga kerja yang akan direkrut
berasal dari masyarakat sekitar lokasi studi dan dari luar lokasi.

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 14


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Komposisi tenaga kerja pada tahap konstruksi ini dapat dilihat pada
Tabel II.3 dan Tabel II.4.

TABEL II.3
PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA
PADA TAHAP KONSTRUKSI PEMBANGUNAN JALAN ANGKUT
NO KEAHLIAN PENDIDIKAN JUMLAH (orang)
1 Manajemen Sarjana 3
2 Personalia dan Keuangan Sarjana 2
3 Enjinir (Engineers) Sipil Sarjana 4
4 Ahli Geodesi Sarjana 2
5 Estimator Sarjana 2
6 Pengawas SLTA 4
7 Surveyor SLTA 4
8 Helper SLTA / SLTP 4
9 Keamanan SLTP 10
10 Operator Peralatan Mekanis SLTA 5
11 Driver SLTA / SLTP 5
12 Buruh Lapangan Umum 50
TOTAL 95
Sumber : PT. Baramutiara Prima

TABEL II.4
DAFTAR KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA TAHAP KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN DERMAGA BATUBARA
NO KUALIFIKASI JABATAN JUMLAH (orang)
1 Ahli Konstruksi Proyek Manager 1
2 Ahli Mesin Kepala Pelaksana Mekanikal 2
3 Ahli Bangunan Pelaksana Sipil 2
4 Ahli Teknik Konstruksi Logistik 2
5 Ahli Ekonomi Administrasi 2
6 Ahli Pelabuhan Perencana Proyek 1
7 Non Skill Tenaga Kasar 50
TOTAL 60
Sumber : PT. Baramutiara Prima

Tenaga kerja lokal khususnya dari wilayah-wilayah desa sekitar lokasi


studi yang memenuhi bidang keahlian akan diprioritaskan untuk
bekerja pada tahap konstruksi. Sistem kerja untuk tenaga kerja
konstruksi akan diatur sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku dan perencanaan kerja proyek sehingga keselamatan tenaga

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 15


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

kerja akan terjamin dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan akan


tercapai. Kesepakatan kerja waktu tertentu agar dikoordinasikan
dengan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Musi Banyuasin
dan proses penerimaannya dikoordinasikan juga dengan Kepala
Desa terdekat.
Untuk Tenaga Kerja Antar Daerah (AKAD) yang berasal dari kota/
kabupaten atau provinsi lain, dapat direkrut melalui persyaratan-
persyaratan khusus/ tertentu karena menyangkut lebih dari satu
daerah. Koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera
Selatan dilakukan sebelum dilaksanakan rekrutmen tenaga kerja ini.
Tenaga kerja yang berasal dari kota/ kabupaten atau provinsi lain
diutamakan yang memiliki pengalaman dan keterampilan khusus
pada bidangnya.

2. Mobilisasi peralatan dan material


Peralatan yang akan dimobilisasikan meliputi peralatan untuk
konstruksi. Peralatan untuk konstruksi (Tabel II.5 dan II.6) dan
material bangunan lainnya didatangkan dari lokasi terdekat. Peralatan
konstruksi akan didatangkan oleh kontraktor pelaksana. Peralatan
tersebut akan melalui jalan darat ke lokasi dengan memperhatikan
keterbatasan berat dan ukuran dari peralatan yang diangkut sesuai
dengan fasilitas infrastruktur yang ada.

TABEL II.5
PERALATAN UNTUK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN JALAN ANGKUT
NO JENIS KEGIATAN NAMA ALAT JUMLAH (unit)
1 Pembersihan Lahan Bulldozer 2
2 Penggalian dan Pemuatan Tanah Excavator 1
3 Pengangkutan Tanah Dump Truck 4
4 Pemadatan Compactor/ Roller 1
5 Perataan dan Perawatan Motor Grader 1
Sumber : PT. Baramutiara Prima

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 16


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

TABEL II.6
PERALATAN YANG DIMOBILISASIKAN UNTUK
KEGIATAN KONSTRUKSI DERMAGA BATUBARA
JUMLAH ENERGI
NO JENIS ALAT KAPASITAS CEMARAN
(unit) PENGGERAK
1 Crane Barge 1 745 G/T Diesel Emisi gas
2 Anchor Boat 1 40 HP Diesel Emisi gas
3 Worker Boat 2 40 HP Diesel Emisi gas
4 Hammer 1 10 TM Diesel Emisi gas
5 Hammer 1 4,6 TM Diesel Emisi gas
6 Crane 1 40 ton Diesel Emisi gas
7 Survey Equipment :
- Total Station Sokkia TM 1A 1 1 detik Electric -
- Total Station Sokkia B-21 1 1 detik Electric -
- Wild T2 1 2 detik Electric -
8 Welding Machine 3 450 A Electric -
9 Generator 1 200 KVA Diesel -
10 Compressor 1 175 Clim Diesel -
11 Bar Bending 2 52 mm Manual -
12 Concrete Vibrator 4 1 ½” / 2” Electric -
Sumber : PT. Baramutiara Prima

Penetapan jenis dan jumlah alat didasarkan pada pertimbangan


karakteristik lapisan tanah penutup, aspek teknis dan ekonomis serta
dukungan teknis yang mencakup pelayanan purna jual (after sales
service) dari perusahaan yang menyediakan peralatan.
Disamping itu terdapat pula peralatan penunjang, seperti :
- generator listrik
- pompa dan pipa sebagai alat penirisan
- grader untuk merawat jalan angkut
- water tank untuk menyiram jalan
- compactor atau pemadat
- kendaraan untuk angkutan karyawan

3. Pembangunan base camp/ kantor lapangan


Pangkalan utama/ kantor lapangan/ base camp sebagai pusat
pengatur dan pengendali keseluruhan rangkaian kegiatan
pembangunan jalan dan dermaga berupa rumah atau gedung yang
memiliki ruang yang cukup dan layak baik dari segi kesehatan,

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 17


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

keamanan maupun dari segi persyaratan sebagai pangkalan kerja.


Selain itu juga harus dapat menampung tenaga ahli dan mempunyai
ruang yang cukup untuk penempatan peralatan pendukung.
Termasuk di sini adalah bengkel untuk perbaikan dan perawatan
peralatan mekanis dan peralatan pendukungnya. Bengkel dan
peralatannya harus memenuhi standar kesehatan dan keselamatan
kerja yang diterapkan pada bidang konstruksi.
Perlengkapan pengkalan utama/ kantor/ base camp untuk keperluan
operasional dan kelancaran pekerjaan base camp sehari-hari, antara
lain adalah :
a. Meja, kursi dan perabot keperluan kerja (furniture) termasuk meja
untuk menggambar
b. Water dispencer dalam jumlah cukup
c. Dan peralatan kantor lainnya

Base camp tersebut juga dilengkapi generator utama pembangkit


listrik, termasuk suku cadang dan perawatan sehingga mampu
menyediakan daya listrik selama 24 jam.
Peralatan dan perlengkapan Keselamatan Kesehatan kerja dan
Lindung Lingkungan, antara lain terdiri atas :
a. Peralatan pemadam api ringan dalam cukup untuk keperluan di
base camp, bengkel, gudang dan fasilitas lain yang memerlukan
b. Pelampung/ life jacket dalam jumlah cukup untuk pekerjaan yang
melewati sungai
c. Topi pelindung kepala dalam jumlah cukup dan memenuhi
persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja
d. Ear plug dan sarung tangan yang memenuhi persyaratan
kesehatan dan keselamatan kerja dalam jumlah cukup
e. Booklet/ sticker/ papan pengumuman tentang aturan, petunjuk dan
anjuran mengenai kesehatan keselamatan kerja dan lindung
lingkungan
f. Peralatan medis (pertolongan pertama pada kecelakaan/ P3K)
g. Obat-obatan dalam jumlah cukup

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 18


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

4. Pembukaan dan pematangan lahan


Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan pada tahap konstruksi
ditujukan untuk mempersiapkan jalan akses serta pembangunan
sarana dan prasarana penunjang jalan dan dermaga. Pada awalnya
lahan yang digunakan masih ditumbuhi vegetasi berupa kebun
campuran dan semak belukar. Untuk itu akan ada kegiatan
pembukaan lahan yang meliputi pekerjaan pembersihan dari vegetasi
termasuk pemindahan dan penebangan pohon, semak belukar dan
akar serta tanah yang tidak terpakai. Pemrakarsa melalui kontraktor
pelaksana akan menentukan metode lingkungan yang baik dan
ekonomis yang digunakan untuk menangani hasil pemotongan
tanaman. Diharapkan hasil pemotongan tanaman dapat dimanfaatkan
penduduk sekitar sebagai kayu bakar atau dibuang ke lokasi
pembuangan.
Lokasi akan dipilih pada lahan yang relatif datar dengan topografi
rata-rata memiliki kemiringan kurang dari 3%. Untuk itu akan ada
kegiatan pematangan lahan yang berupa pekerjaan cut and fill untuk
meratakan tanah. Kegiatan ini akan dilakukan oleh excavator dengan
dibantu grader dan bulldozer. Pekerjaan pematangan lahan terutama
ditujukan untuk keperluan persiapan struktur pondasi, drainase, dan
perataan permukaan.

5. Pembangunan jalan
Pada lokasi rencana jalan angkut dan dermaga telah dilakukan kajian
geoteknik. Penyelidikan dilakukan dengan pengeboran sebanyak lima
bor dan enam cone test. Lokasi penyelidikan terdiri dari lempung
lanauan setebal 6 m sampai 18 m. Lapisan dibawahnya berupa
lempung lanauan keras hingga sangat keras. Bed rock batupasir atau
batubara (di beberapa tempat menghilang) umumnya dijumpai pada
kedalaman 19 m sampai 33 m. Muka air tanah ditemukan di dekat
permukaan semua lubang bor. Peta topografi rencana jalan angkut
terlampir pada Lampiran D2.
Tahapan pembangunan jalan sendiri terdiri dari kegiatan :

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 19


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

a. Pekerjaan drainase
Pekerjaan drainase untuk meyalurkan air baik pada waktu
pelaksanaan maupun pasca konstruksi pada daerah rawa
terutama dimusim hujan. Saluran pembuangan primer
menampung dan mengalirkan air dari daerah sekitar proyek dan
lokasi proyek sehingga saluran dibuat dengan lebar 2 meter dan
kedalaman 1 meter baik dalam bentuk terbuka maupun tertutup/
gorong-gorong. Pada waktu pelaksanaan proyek akan dilakukan
pembuatan saluran sementara untuk mengaliirkan air yang ada di
sekitar lokasi proyek sehingga tidak terjadi banjir. Pekerjaan galian
saluran ini dilakukan dengan excavator dan tenaga manusia
kemudian tanah galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang
di tempat yang telah ditentukan. Pembuatan drainase memakai
material yang didatangkan dari daerah sekitar proyek dan
penyimpanan material di pinggir jalan pada lokasi dimana akan
dilakukan kegiatan pekerjaan saluran.

b. Pekerjaan tanah
Pekerjaan tanah mencakup pekerjaan galian untuk pondasi
struktur, badan jalan dan saluran pembuangan primer, serta
pekerjaan timbunan dengan tanah biasa dan pilihan. Pekerjaan
galian dilakukan dengan excavator dan atau tenaga manusia.
Tanah galian yang tidak dipakai di proyek akan diangkut dengan
dump truck dan dibuang di tempat yang telah ditentukan.
Demikian juga urugan dengan tanah yang didatangkan dari luar
lokasi proyek diangkut dengan dump truck dan dihampar dengan
bulldozer, motor grader dan tenaga manusia.

c. Pembangunan jembatan (alternatif I)


Pekerjaan pembuatan jembatan dilakukan sebagai alternatif
pertama, untuk mengatasi perlintasan jalan yang memotong
badan jalan umum yaitu Jalan Lintas Timur Sumatera dan pipa
minyak Pertamina (Gambar 2.5).

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 20


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Detail rencana jembatan layang untuk angkutan batubara


diperlihatkan pada Gambar 2.6 dan Gambar 2.7 serta Lampiran F.

GAMBAR 2.5
PERSILANGAN RENCANA JALAN ANGKUT PT. BMP DENGAN
JALAN LINTAS SUMATERA DAN PIPA MINYAK PERTAMINA

GAMBAR 2.6
POTONGAN CROSSING DENGAN MENGGUNAKAN JEMBATAN

GAMBAR 2.7
DETAIL CROSSING DENGAN MENGGUNAKAN JEMBATAN

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 21


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

d. Pembangunan terowongan (alternatif II)


Pekerjaan Pembuatan Terowongan dilakukan sebagai alternatif
kedua, untuk mengatasi perlintasan jalan yang memotong badan
jalan umum yaitu Jalan Lintas Timur Sumatera dan pipa minyak
Pertamina (Gambar 2.5).
Detail rencana terowongan diperlihatkan pada Gambar 2.8 dan
Gambar 2.9 serta Lampiran F.

GAMBAR 2.8
POTONGAN CROSSING DENGAN MENGGUNAKAN TEROWONGAN

GAMBAR 2.9
DETAIL CROSSING DENGAN MENGGUNAKAN TEROWONGAN

Berdasarkan hasil study kelayakan terhadap kedua alternatif di


atas, maka alternatif II (pembangunan terowongan) lebih
menguntungkan karena :
- lebih aman untuk truk angkutan batubara
- tidak ada kemungkinan truk jatuh dari jembatan
- pemeliharaannya lebih sederhana

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 22


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

e. Pembangunan armco culvert


Pekerjaan pembangunan armco culvert dilakukan pada lintasan
yang memotong pipa gas dan atau pipa minyak baik yang ada di
bawah permukaan tanah dan di atas tanah (Gambar 2.10 sampai
Gambar 2.18) untuk melindungi pipa dari gangguan yang
ditimbulkan oleh perlintasan tersebut.

GAMBAR 2.10
PERSILANGAN RENCANA JALAN ANGKUT PT. BMP DENGAN
PIPA GAS BAWAH TANAH (CONOCO PHILIPS)

GAMBAR 2.11
POTONGAN CROSSING PIPA GAS BAWAH TANAH CONOCO

GAMBAR 2.12
DETAIL STRUKTUR PERLINTASAN PIPA GAS BAWAH TANAH CONOCO

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 23


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

GAMBAR 2.13
PERSILANGAN RENCANA JALAN ANGKUT PT. BMP DENGAN
PIPA GAS BAWAH TANAH (PGN)

GAMBAR 2.14
POTONGAN CROSSING PIPA GAS BAWAH TANAH PGN

GAMBAR 2.15
DETAIL STRUKTUR PERLINTASAN PIPA GAS BAWAH TANAH PGN

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 24


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

GAMBAR 2.16
PERSILANGAN RENCANA JALAN ANGKUT PT. BMP DENGAN
PIPA MINYAK PERMUKAAN (CONOCO PHILIPS)

GAMBAR 2.17
POTONGAN CROSSING JEMBATAN PIPA MINYAK CONOCO

GAMBAR 2.18
DETAIL STRUKTUR PERLINTASAN JEMBATAN PIPA MINYAK CONOCO

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 25


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

6. Pembangunan dermaga dan fasilitas pendukung


Kegiatan pembangunan dermaga dan fasilitas penunjang diawali
dengan kegiatan pematangan lahan yang meliputi kegiatan
penggalian dan pengerukan. Sarana dan prasarana yang akan
dibangun meliputi kantor, dermaga (plat form, trestle, breasting
dolphin, mooring dolphin), instalasi belt conveyor, penyediaan
pemadam kebakaran, instalasi air bersih, instalasi listrik, setling pond,
ruang terbuka hijau dan drainase tertutup yang mengalir menuju ke
Sungai Dawas dan Sungai Tungkal.

a. Plat form (kerangka)


Plat form yang akan dibangun berukuran (12 x 210) meter dengan
konstruksi tiang pancang beton lantai beton dan panjang tiang
pancang beton 27 meter.

b. Trestle (jembatan/ jeramba)


Trestle yang akan dibangun berukuran (30 x 7) meter dengan
konstruksi tiang pancang beton lantai beton dan panjang tiang
pancang beton 27 meter.

c. Breasting dolphin (dermaga sandar kapal)


Breasting dolphin berfungsi untuk tempat sandar dan tambat
kapal. Fasilitas ini dibangun sebanyak 5 (lima) buah dengan
ukuran (3,5 x 3,5) meter dan dilengkapi dengan rubber fender
yang berfungsi untuk meredam dan melindungi breasting dolphin
dari gesekan dengan kapal. Tiang pancang yang digunakan
mempunyai diameter 50 cm dengan panjang 27 meter.

d. Mooring dolphin (dermaga tambat kapal)


Mooring dolphin berfungsi untuk penambatan kapal (tidak untuk
sandar kapal). Fasilitas ini dibangun sebanyak 2 (dua) buah
dengan ukuran (6 x 3,5) meter. Tiang pancang yang digunakan
berdiameter 50 cm dan panjang 27 meter.

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 26


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

e. Settling pond (kolam pengendapan)


Di areal stockpile dan sekitarnya akan dibangun kolam
pengendapan. Kolam pengendapan ini akan dibangun di sebelah
Tenggara stockpile proyek dengan ukuran panjang 20 m, lebar
6 meter dan dalam 2 m. Kolam pengendapan akan menampung
air aliran permukaan dari stockpile dan sekitarnya, untuk
mengendapkan debu batubara yang terbawa, sebelum air tersebut
sampai ke perairan Sungai Tungkal.

f. Instalasi belt conveyor


Belt conveyor dibangun untuk menyalurkan batubara dari hopper
ke barge (hopper – barge loading conveyor) dan dari dump truck
ke stockpile (hopper – skyline conveyor).

g. Instalasi listrik
Sumber energi listrik berasal dari power generation. Pelaksanaan
pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan dengan teliti dan
menggunakan material sesuai kapasitas, ohm dan voltasi rencana
dan setiap joint kabel dilekat dengan kuat. Pengadaan panel MDP
dan MDF akan dilakukan dengan memperhitungkan beban listrik
dan jaringan socket sesuai peruntukan sesuai kapasitas safety
kwh dan frekuensi. Setiap peralatan dipasang MCCB dan MCB.
Pekerjaan grounding system terdiri dari grounding system exterior
yaitu receiver ground untuk penangkal petir serta grounding
system interior yaitu grounding untuk instalasi listrik socket,
electric box panel dan MDP. Standarisasi material jenis dan
dimensi yang digunakan memenuhi standar (standar PLN).

h. Pengelolaan B3 dan Limbah B3


Untuk keperluan pengoperasian peralatan mekanis diperlukan
bahan bakar berupa solar dan minyak pelumas (oli). Sedangkan
untuk keperluan analisis laboratorium (quality control dan
environmental), perusahaan juga akan menggunakan sedikit
bahan kima yang tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3).

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 27


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Pengelolaan B3 dilakukan dengan menerapkan prosedur untuk


pengawasan masuknya ke areal dermaga, penyimpanan,
penggunaan hingga pembuangan limbahnya. Pengawasan B3
dimulai dari masuknya ke areal dermaga melalui prosedur
pengisian formulir penilaian produk kima (Chemical Product
Review Form), dimana setiap bahan yang masuk harus memiliki
Material Safety Data Sheet (MSDS).
Pengelolaan B3 juga diikuti dengan pengawasan terhadap
limbahnya yang dilakukan setiap minggu oleh karyawan khusus
dari Departemen Lingkungan melalui pengisian formulir
pengawasan untuk memastikan bahwa limbah B3 tersebut
ditangani dengan cara yang tepat sesuai prosedur operasional
standar. Setiap periode tertentu limbah B3 yang terkumpul dikirim
ke PPLI di Cileungsi, Jawa Barat untuk diolah. Sedangkankan
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Plan)
diterapkan untuk setiap tumpahan bahan dan limbah B3 maupun
bahan bakar harus segera dilaporkan paling lambat dalam waktu
1 x 24 jam.

i. Fasilitas penunjang
Selain itu akan dibangun fasilitas penunjang yang juga sangat
penting fungsinya bagi sebuah dermaga, yaitu : fender, lampu
navigasi, rambu-rambu sungai, peralatan kebakaran dan speed
boat (stand by).

2.2.4.3. Tahap Operasi


1. Pemutusan hubungan kerja pasca konstruksi jalan
Pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah hal yang tidak bisa
dihindari pada saat berakhirnya tahap konstruksi pembangunan jalan.
PHK akan dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan
kebutuhan operasional di lapangan. Pelaksanaan PHK diperkirakan
akan menimbulkan sikap dan persepsi masyarakat, namun dengan
mudahnya mobilitas penduduk, mereka akan dapat dengan mudah
mendapatkan pekerjaan baru lain atau usaha baru.
Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 28
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

2. Penerimaan tenaga kerja


Pada tahap operasi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak
24 orang (Tabel II.7). Penanganan kecelakaan bagi pekerja
merupakan hal yang harus ditangani secara cermat. Upaya-upaya
yang dilakukan dalam menangani kecelakaan antara lain
pemasangan rambu-rambu untuk keselamatan, pekerja dilengkapi
dengan masker dan ear plug. Penerimaan tenaga kerja pada tahap
operasi dilakukan oleh pemrakarsa melalui kerjasama dengan Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Musi Banyuasin.

TABEL II.7
JUMLAH DAN KUALIFIKASI TENAGA KERJA PADA TAHAP OPERASI
NO JABATAN PENDIDIKAN JUMLAH (orang)
1 Manager Dermaga S1 1
2 Kepala Bagian S1 2
3 Staf D3 / SLTA 5
4 Operator SLTA 10
5 Keamanan/ Satpam SLTA / SLTP 6
TOTAL 24
Sumber : PT. Baramutiara Prima

3. Pengoperasian jalan
Pembangunan jalan angkutan batubara ini dilakukan untuk
menunjang operasional penambangan batubara khususnya dalam hal
pemasaran batubara. Adapun kendaraan yang akan melintasi adalah
dump truck dengan tipe heavy truck trailer dengan 2 coal vessel (truk
gandeng). Berat kosong dump truck tersebut 45 – 55 ton dengan
volume muatan 100 ton (1 unit vessel bermuatan 50 ton).
Jumlah dump truck yang akan melintas 7 unit dengan cadangan
sebanyak 3 unit. Setiap hari diperkirakan sebanyak 17 rit akan
beroperasi dalam waktu 20 jam per hari dengan waktu angkut/
tempuh 71 menit/trip. Selain dump truck batubara juga akan melintas
truck tanki air untuk menyiram jalan guna meminimalisir debu yang
berterbangan.
Jalan ini digunakan khusus untuk pengangkutan batubara, jadi
masyarakat tidak dapat menggunakan jalan tersebut sebagai
Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 29
ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

prasarana transportasi umum. Hal ini atas pertimbangan bahwa dump


truck batubara yang melintasi jalan tersebut dengan kapasitas besar
sehingga nantinya akan membahayakan masyarakat.
Pada setiap perlintasan akan ditempatkan pegawai yang bertugas
mengatur lalulintas di persimpangan.

4. Bongkar muat dan pengapalan batubara


Penanganan batubara dari lokasi front penambangan yang ada di
Blok Cinta Desa Cinta Damai Kecamatan Sungai Lilin dilakukan
dengan menggunakan dump truck, kemudian dibongkar dan ditumpuk
di stockpile sebelum dimuat ke tongkang untuk dikapalkan.
Komponen kegiatan dalam penanganan batubara meliputi :
a. Pemeriksaan batubara dari dump truck
Kegiatan persiapan meliputi pemeriksaan berkala secara visual
terhadap produk pada dump truck yang akan dipindahkan, yaitu
volume dan kualitas.

b. Kegiatan pembongkaran batubara


Kegiatan pembongkaran batubara dari dump truck ke stockpile
dilakukan langsung dengan jungkit bak dump truck ke hopper,
kemudian skyline conveyor membawa batubara tersebut untuk
ditumpuk di areal stockpile.

c. Penimbunan batubara
Penimbunan batubara adalah kegiatan yang dilakukan setelah
penerimaan produk dari dump truck sampai dengan sebelum
dikeluarkannya produk tersebut dari stockpile. Kegiatan yang
dilaksanakan meliputi pemeriksaan secara visual terhadap produk
pada stockpile yang akan diangkut yang meliputi volume dan
kualitas.

d. Pemuatan batubara ke tongkang


Batubara yang ditimbun di areal stockpile, selanjutnya dimuat ke
dalam tongkang dengan peralatan belt conveyor. Pada saat

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 30


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

tongkang siap, batubara dari hopper langsung diangkut belt


conveyor ke tongkang.

e. Pengapalan Batubara
Selanjutnya setelah batubara dimuat ke dalam tongkang langsung
ditarik dengan menggunakan tug boat untuk dikapalkan dengan
tujuan masing-masing pelabuhan pembeli.

5. Pemeliharaan jalan dan dermaga


Dalam kondisi tertentu jalan akan mengalami kerusakan, maka
dilakukan upaya memelihara agar tidak terjadi kerusakan yang lebih
parah, pemeliharaan rambu-rambu, pembersihan drainase,
pemeliharaan pohon, pemeliharaan jembatan dan armco culvert.
Kegiatan pemeliharaan pada umumnya ditujukan untuk mencegah
setiap kerusakan dan kecelakaan.
Sedangkan pemeliharaan lingkungan kerja dermaga batubara
dilakukan guna meningkatkan dan mempertahankan kenyamanan
kerja dan estetika. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain
pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja dermaga dari sampah dan
tumpahan batubara. Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap hari
agar kebersihan, keamanan dan keselamatan lingkungan kerja
senantiasa terjamin.
Penanggulangan keadaan bahaya menggunakan Emergency
Response Plan (ERP) di lokasi dermaga. Penanggulangan bahaya
kebakaran disediakan alat pemadam kebakaran (fire hydrant) pada
dua lokasi dan oil boom equipment untuk mencegah terjadinya
tumpahan bahan cair pada lingkungan kerja dermaga.
Untuk menghindari pecemaran perairan di sekitar dermaga, maka
akan dibuat kolam pengendapan lumpur di areal dermaga.

2.2.4.4. Tahap Pasca Operasi


Memasuki masa pasca operasi penambangan, akan disusun dokumen
penutupan tambang yang mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Bersamaan dengan berakhirnya operasi

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 31


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

penambangan, maka berakhirnya juga kegiatan operasional


pengangkutan batubara (jalan angkut dan dermaga).
Kegiatan yang dilakukan pasca operasi adalah pemutusan hubungan
kerja serta pengelolaan fasilitas dan infrastruktur dermaga.

1. Pemutusan hubungan kerja


Pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah hal yang tidak bisa
dihindari pada saat berakhirnya operasional pengangkutan batubara.
PHK akan dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan
kebutuhan operasional di lapangan. Terhadap karyawan PT. BMP
akan diberikan dua alternatif, yaitu :
a. Pemutusan hubungan kerja berdasarkan undang-undang
ketenagakerjaan yang berlaku;
b. Pemanfaatan tenaga kerja untuk kegiatan pasca operasi
pengangkutan batubara yang masih membutuhkan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan lainnya, atau penempatan karyawan
yang ada ke lokasi lain yang dimiliki oleh perusahaan dengan
mempertimbangkan skala pekerjaan yang tersedia dan kualifikasi
karyawan itu sendiri.

2. Pengelolaan fasilitas dan infrastruktur dermaga


Setelah selesai kegiatan pengangkutan (dengan berakhirnya umur
tambang/ produksi batubara PT. BMP), jalan angkut dan dermaga,
maka seluruh fasilitas dan infrastruktur pengangkutan, seperti
jaringan jalan, peralatan belt conveyor, sistem penyediaan tenaga
listrik dan air bersih, akan didata dan dipersiapkan rencana alternatif
pengelolaannya dengan berkonsultasi ke Pemerintah Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin serta Instansi terkait lainnya. Alternatif
pengelolaan tersebut harus mempertimbangkan aspek tata ruang dan
tata guna lahan, bentang alam, letak fasilitas dan infrastruktur jalan
angkut dan dermaga yang telah ada serta nilai manfaat bagi
masyarakat setempat.

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 32


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

2.3. ALTERNATIF-ALTERNATIF YANG DIKAJI DALAM ANDAL


Kajian AMDAL ini merupakan tindak lanjut dari studi terdahulu (studi
kelayakan) mengenai perencanaan jalur pengangkutan dan prasarana
pendukungnya. Dari kajian studi kelayakan tersebut telah disimpulkan atau
direkomendasikan jalur pengangkutan, design teknis, peralatan serta lokasi
yang akan digunakan.

2.3.1. Dasar Pemikiran


Dari hasil studi kelayakan dapat disimpulkan bahwa hanya daerah
perlintasan Jalan Lintas Timur Sumatera saja yang mempunyai alternatif
opsi perlintasan (Tabel II.8).

TABEL II.8
ALTERNATIF PERLINTASAN JALAN LINTAS SUMATERA
ALTERNATIF I ALTERNATIF II
NO ASPEK YANG DITINJAU
(JEMBATAN) (TEROWONGAN)
1 KONDISI LAPANGAN
a Aspek Kontur (Jalintim di Mendaki bukit Menembus bukit
punggung bukit)
b Aspek Lahan Slope longitudinal lebih Slope longitudinal lebih
curam landai
c Aspek Geoteknik Mayoritas timbunan Mayoritas galian

2 DESAIN
a Struktur Atas Struktur jembatan beton Struktur box beton
prategang
b Pondasi a. Abutmen beton Tiang pancang relatif lebih
b. Tiang pancang pendek
c Aspek Penirisan Sesuai longitudinal slope ke Sesuai longitudinal slope ke
arah Timur dan Barat arah Barat Utara

3 KONSTRUKSI
a Pengaturan Lalulintas Tidak perlu pengalihan Pengalihan jalan sementara
b Metoda Pelaksanaan Mengurangi pekerjaan di Dikerjakan di tempat
tempat
c Waktu Pelaksanaan Relatif lebih cepat Relatif lebih lama

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 33


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Lanjutan Tabel II.8


ALTERNATIF I ALTERNATIF II
NO ASPEK YANG DITINJAU
(JEMBATAN) (TEROWONGAN)
4 OPERASIONAL DAN
PEMELIHARAAN
a Operasional Perlu sistem pengaman pada a. Lebih aman untuk truk
jembatan batubara
b. Tidak ada kemungkinan
truk jatuh dari jembatan
b Pemeliharaan Sederhana Sederhana

5 BIAYA
a Biaya Konstruksi a. Pekerjaan struktur lebih a. Pekerjaan struktur lebih
murah mahal
b. Pekerjaan tanah relatif b. Pekerjaan tanah relatif
lebih mahal lebih murah
b Biaya Pemeliharaan Murah Murah

6 PIPA MINYAK DAN GAS


a Desain Relatif tidak mengganggu Dibutuhkan struktur
kondisi pipa yang ada pendukung pipa
b Keamanan Saat Konstruksi Relatif lebih aman Dibutuhkan sistem
pengamanan untuk pipa
c Keamanan Saat Operasional Relatif aman Relatif aman

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka alternatif II (pembangunan


terowongan) lebih baik dari segi lingkungan.

2.3.2. Prosedur yang Digunakan


1. Aspek kondisi lapangan
Berdasarkan penelitian kondisi lapangan, maka opsi perlintasan (baik
alternatif pertama maupun alternatif kedua) dipilih dengan lereng yang
lebih landai.

2. Aspek desain
Berdasarkan kajian desain, maka opsi perlintasan (baik alternatif
pertama maupun alternatif kedua) dipilih dengan tiang pancang yang
lebih pendek.

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 34


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

3. Aspek konstruksi
Berdasarkan kegiatan konstruksi, maka opsi perlintasan (baik alternatif
pertama maupun alternatif kedua) dipilih yang tidak mengganggu
lalulintas dan waktu pelaksanaan yang lebih cepat.

4. Aspek operasional dan pemeliharaan


Dari aspek operasional dan pemeliharaan, maka opsi perlintasan (baik
alternatif pertama maupun alternatif kedua) dipilih untuk operasional
yang lebih aman dan pemeliharaan yang sederhana.

5. Aspek biaya
Berdasarkan perhitungan biaya pekerjaan, maka opsi perlintasan (baik
alternatif pertama maupun alternatif kedua) dipilih dengan biaya
konstruksi dan biaya pemeliharaan yang lebih murah.

6. Aspek pipa minyak dan gas


Berdasarkan penelitian kondisi lapangan, maka opsi perlintasan (baik
alternatif pertama maupun alternatif kedua) dipilih desain yang tidak
mengganggu pipa migas serta keamanan operasional yang aman.

2.3.3. Alternatif yang Dipilih


Berdasarkan uraian pada dasar pemikiran dan serta prosedur yang akan
dipilih, maka opsi perlintasan dipilih alternatif II (pembangunan
terowongan).

2.4. KETERKAITAN RENCANA USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN DENGAN


KEGIATAN LAIN DI SEKITARNYA

Di wilayah Kecamatan Sungaililin Kabupaten Musi Banyuasin,


khususnya di sekitar lokasi rencana angkutan batubara PT. BMP, terdapat
beberapa kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam yang dilakukan oleh
perusahaan dan anggota masyarakat yang sudah barang tentu berdampak
terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 35


ANDAL Pembangunan Jalan Angkut dan Dermaga Batubara
PT. Baramutiara Prima

Lokasi rencana pembangunan jalan angkutan batubara dan dermaga


batubara berada pada areal perkebunan dan areal penggunaan lain
(Lampiran Peta Pemanfaatan Lahan).
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh anggota masyarakat di sekitar
lokasi kegiatan antara lain berkebun, berladang, menggarap sawah. Selain
itu juga terdapat perkebunan kelapa sawit serta jalur pipa minyak dan gas.
Perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar rencana studi antara lain
adalah perkebunan kelapa sawit PT. Hindoli, perusahaan minyak dan gas
(Pertamina, Conoco Philip dan PGN).
Semua kegiatan yang telah dan sedang dilakukan oleh perusahaan
dan anggota masyarakat di sekitar lokasi kegiatan ini, telah memberikan
kontribusi terhadap kualitas badan air, kualitas udara, tingkat kebisingan,
lalulintas dan kondisi sosial ekonomi serta sosial budaya masyarakat.
Kegiatan perkebunan selama ini telah memberikan dampak pada kualitas
badan air dan peningkatan erosi tanah.

Bab II. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan II - 36

Anda mungkin juga menyukai