BAB II
RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN
2.1.1. PEMRAKARSA
PT Gunungbayan Pratamacoal (PT GPB) sebagai salah satu pemegang PKP2B generasi
ke II Nomor : 002/PK/ PTBA-GBP/1994 tertanggal 15 Agustus 1994 dengan kode wilayah
KW. 05PB 0157 yang secara administratif lokasi/tapak proyek penambangan batubara
PT. GBP berada pada wilayah Kecamatan Jempang, Muara Pahu dan Siluq Ngeruai
Kabupaten Kutai Barat.
Kesampaian lokasi penambangan PT. GBP KW. 05PB0157 dapat ditempuh dari Jakarta
dengan rute perjalanan sebagai berikut:
- Dari Samarinda menuju Kota Bangun, dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda
empat sejauh 152 km, dengan waktu tempuh sekitar 4 (empat) jam
Melalu jalur Sungai Mahakam dengan menggunakan kapal cepat (speedboat), dari Kota
Bangun ke lokasi melalui Kecamatan Kota Bangun menyusuri Sungai Mahakan dan Sungai
Kedang Pahu selama kurang lebih 2 - 2,5 jam. Dilanjutkan dengan jalur jalan darat ke
lokasi selama kurang lebih 1 jam.
Terdapat jalur alternatif untuk menuju lokasi penambangan PT GBP KW. 05PB0157, yaitu
dari Samarinda, menggunakan kapal cepat hingga ke lokasi kerja, dengan rute perjalanan
Samarinda – Kota Bangun – Gunungbayan (Manau) dengan jarak sekitar 355 km dan
waktu tempuh selama 7 (tujuh ) jam. Dilanjutkan dengan jalur jalan darat untuk menuju
lokasi sejauh 25 km dengan waktu tempuh selama kurang lebih 1 (satu) jam.
Sampai dengan saat ini, kegiatan operasional produksi masih terus dilakukan pada
beberapa blok, yaitu Blok Tlaga, Jabor, Dame, Rusuh dan Blok Klawit. Dalam rangka
optimalisasi pemanfaatan cadangan yang ada di wilayah PKB2B-nya, maka PT GBP
berniat untuk melakukan pengembangan tambahan cadangan batubara, sehingga
diharapkan operasi penambangan yang dilakukan oleh PT GBP mampu menambah
manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan .
Berdasarkan data eksplorasi yang terus dilakukan oleh PT GBP, sampai dengan tahun
2009 ditemukan tambahan cadangan batubara yang layak tambang pada Blok Tlaga,
Jebor, Rusuh, Dame, Klawit dan Blok Payang, termasuk Pit Jumbo. Dengan adanya
penambahan jumlah cadangan tersebut dan rencana pengembangan Blok Payang serta
optimalisasi Pit Jumbo, Maka PT GBP bermaksud merubah rencana tambang dan rencana
produksi batubara di wilayah ini.
Tabel 2.2. Koordinat Wilayah PKP2B PT GBP KW. 05PB0157 (Peta 2.1)
Wilayah tapak proyek penambangan batubara PT GBP ini meliputi areal eksploitasi
batubara, jalan tambang, jalan angkut, pengolahan batubara, stockpile batubara, dan
pelabuhan batubara (Peta 2.1.)
Peruntukan lahan pada sekitar wilayah PKP2B PT GBP KW. 05PB0157 banyak
dimanfaatkan sebagai lokasi perkebunan yang diantaranya adalah di sebelah Timur
wilayah PKP2B terdapat kegiatan perkebunan milik PT. PP LONSUM (PT. PP London
Sumtera Indonesia dan PT. London Sumatera International), sedangkan pada sebelah
Tenggara terdapat aktifitas HPH PT. Sumber Mas Timber, dan di sebelah Timur Laut
terdapat daerah pariwisata Danau Jempang. Pola penggunaan lahan di Kecamatan
Jempang, dan Muara Pahu secara umum terbagi ke dalam 6 kategori besar, antara lain:
daerah pemukiman, lahan tegalan rawa, hutan belukar, hutan lebat dan badan perairan.
Peta 2.2. Peta Situasi dan tata letak Tambang PT GBP KW. 05PB0157
C. Cadangan Batubara
Q=SxMxDxR
di mana:
D = Densitas batubara
1. Perkantoran
Pada kegiatan operasi produksi selama ini, telah dibangun perkantoran dengan
kontruksi permanen di lokasi Km 24 meliputi kantor utama, kantor HRD, dan
kantor HSE. Sedangkan kantor milik subkontraktor dibangun di Km 9, Km 23 dan
Km 24, kontruksi bangunan adalah semi permanen. Luas bangunan kantor milik
PT. GBP dan subkontraktor hingga saat ini adalah 0,79 Ha.
Tabel 2.9. Kondisi bengkel dan gudang di lokasi tambang PT. GBP
No Nama Bangunan Ukuran(m 2 ) Kontruksi Lokasi
1 Bengkel PT.GBP 1.098 Rangka Besi Km 23
2 Gudang PT.GBP 567 Semipermanen Km 23
3 Bengkel Petrosea 1.107 Rangka Besi Km 23
4 Gudang Petrosea 608 Semipermanen Km 23
5 Bengkel PT.Cakrawala 455 Rangka Besi Km 9
6 Gudang PT.Cakrawala 174 Semipermanen Km 9
7 Bengkel PT. UT 431 Rangka Besi Km 9
8 Gudang PT. UT 241 Semipermanen Kin 9
Sumber : Revisi Study Kelayakan PT GBP, 2010
Kebutuhan air minum untuk fasilitas tambang berupa kantor, kantin, mess
karyawan dan perbengkelan diambil dari sumur bor yang ditampung di tanki
air, sebelum dikonsumsi diolah melalui proses water treatment terlebih
dahulu dengan memberikan flokulan agar layak untuk dipergunakan clan
dilakukan analisis di laboratorium.
Sedangkan untuk keperluan MCK air diambil dari sungai sekitar yang
dipompa dan di tampung pada kolam penampungan. Baik dari tanki air
maupun kolam penampungan selanjutnya air didistribusikan melalui jaringan
pipa ke mess, kantor, kantin dan fasilitas tambang lainnya.
Selama operasi penambangan yang telah dilakukan sampai dengan saat ini,
telah dibangun gudang untuk menyimpan bahan peledak. Lokasi gudang
bahan peledak terletak di Km 22 dengan struktur bangunan terbuat dari
beton. Terdapat 2 (dua) gudang bahan peledak dengan rincian masing-
masing seperti tabel di bawah ini.
Tabel 2.5. Demensi Gudang Handak Exsisting PT GBP
No Nama Bangunan Ukuran (m2) Kontruksi Lokasi
1. Gudang Handak 1 43,11,11 Beton Km 22
2. Gudang Handak 2 81.200,1850 Beton Km 22
Sumber : Revisi Study Kelayakan PT GBP, 2010
E. Energi Listrik
Untuk pengaturan dalam pendistribusian bahan bakar, akan dibangun 3 (tiga) tangki
penyimpanan BBM yang berada di Pelabuhan Manau. Untuk minyak pelumas dan
gemuk disimpan pada gudang penyimpanan yang ada dibengkel baik milik PT GBP
maupun subkontraktor. Fasilitas penunjang yang diperlukan untuk pendistribusian
BBM tersebut digunakakan mobil tanki dengan kapasitas 14 – 19 ton.
Sumber air di lokasi kegiatan penambangan adalah air permukaan yang berasal dari
lokasi tambang, Kebutuhan air minum untuk fasilitas tambang berupa kantor, kantin,
mess karyawan dan perbengkelan diambil dari sumur bor yang ditampung di tangki
air, sebelum dikonsumsi diolah menggunakan water treatment terlebih dahulu dengan
memberikan Flokulan agar layak untuk dipergunakan dan dilakukan analisis di
laboratorium.
Sedangkan untuk keperluan MCK air diambil dari sungai sekitar yang dipompa dan di
tampung pada kolam penampungan. baik dari tanki air maupun kolam penampungan
selanjutnya air diditribusikan melalui jaringan pipa ke mess, kantor kantin dan fasilitas
tambang lainya.
Jumlah dan kapasitas penampungan air yang ada dapat dilihat tabel di bawah ini :
- 5 Air Minum
2. Mess Karyawan Sub Kontraktor
- 2 MCK
Sumber : Dokumen Revisi FS PT GBP, 2010
D. Metode Penambangan
Operasi penambangan batubara yang dilakukan oleh PT GBP ini dalah melanjutkan
kegiatan operasi penambangan yang telah berjalan sampai dengan saat ini.
berdasarkan metode penambangan yang diterapkan pada operasi produksi selama ini,
secara garis besar pada rencana produksi batubara dalam rangka pengembangan
tambahan cadangan ini maka metode penambangan yang digunakan tidak jauh
berbeda.
- Sebagian besar tanah penutup dapat segera ditimbun kembali pada lubang bekas
tambang sehingga tidak terjadi penambangan ganda dalam aktivitas pemindahan
tanah penutup, serta reklamasi lahan dapat segara dilaksanakan.
- Stripping Ratio yang diharapkan bisa konstan sepanjang umur tambang.
- Jarak angkut akan relatif dekat sehingga biaya maupun dampak lingkungan yang
ditimbulkan dapat berkurang.
Operasi penambangan setiap tahunnya terdiri dari kegiatan pembersihan lahan (Land
Clearing) yang dilaksanakan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan penggalian,
pemberaian, pemuatan dan pengakutan yang akan dilaksanakan secara paralel.
Artinya, sementara kegiatan pembersihan lahan terus berlangsung dan setelah luas
lahan yang dibersihkan cukup dan aman untuk tempat kerja alat gali, maka kegiatan
galian pemberaian segera dimulai.
E. Rancangan Penyaliran
Jumlah air limpasan yang terjadi sangat tergantung pada tinggi rendanya intensitas air
hujan. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS), kondisi permukaan dan penutupan
permukaan tanah (vegetasi). Debit air limpasan yang dihitung menggunakan intensitas
hujan dari stasiun meteorology yang ada berkisar 20, 435 – 61,246 m 3/detik.
Saluran penyaliran alami meliputi semua alur air yang terdapat di bumi dan terbentuk
secara alamiah, seperti selokan kecil dan sungai yang mengalir sampai muara.
Sedangkan saluran pengaliran buatan adalah saluran penyaliran di sekitar lokasi
tambang, saluran irigasi ataupun puritan pembuangan.
Bentuk penampang saluran yang paling sering digunakan dan umumnya dipakai
adalah bentuk trapesium karena lebih mudah dalam pembuatan dan perawatannya,
serta lebih efisien karena stabilitas kemiringan dindingnya dapat disesuaikan
menurut kondisi daerah (gambar 2.3). Untuk perhitungan dimensi saluran terbuka
trapesium akan memilki dimensi yang optimum dengan sudut kemiringan dinding
saluran 600, maka :
60°
Keterangan :
a = Panjang sisi saluran dasar ke permukaan air
b = lebar dasar saluran
B = lebar permukaan air
d = kedalaman saluran
d’ = tinggi jagaan saluran
Gambar 2.7. Penampang saluran terbuka bentuk trapesium
Keterangan :
Q = debit (m3/detik)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = gradient/kemiringan dasar saluran
n = koefisien kekasaran Manning, yang menunjukan kekasaran saluran (lihat
tabel 2.12)
A’ = luas penampang basah (m2)
Table 2.12. Koefisien kekasaran saluran menurut Manning
Dimensi saluran di daerah penyelidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
3. Sumuran
Jumlah air yang masuk ke dalam sumuran merupakan jumlah air hujan yang
langsung masuk ke dalam bukaan tambang serta air limpasan permukaan yang
dialirkan oleh saluran-saluran menuju sumuran. Sedangkan jumlah air yang belukar
dapat dianggap sebagai hasil pemompaan, karena penguapan dianggap tidak
berarti.
Dimensi sumuran tambang tergantung pada besarnya air hujan dan limpasan yang
masuk, pompa yang digunakan (kapasitas pompa), dan waktu pemompaan per-hari.
Untuk penempatan lokasi sumuran biasanya diletakkan pada lantai dasar
penambangan, jauh dari aktivitas penambangan, jenjang disekitarnya tidak mudah
longsor, serta mudah dalam perawatannya.
Volume sumuran yang akan dibuat juga ditentukan dengan alat gali yang akan
digunakan. Alat gali yang digunakan back hoe KOMATSU PC 200 LC 7 dengan
spesifikasi sebagai berikut:
= 100 m x 15 m x 5 m = 7500m3
4. Kolam pengendapan
1. 2010 13.361,33 5,00 5,77 11,55 5,77 43,30 1,58 2,89 308,57 2
2. 2011 15.957,90 5,00 5,77 11,55 5,77 43,30 1,58 2,89 368,53 2
3. 2012 16.569,22 5,00 5,77 11,55 5,77 43,30 1,58 2,89 382,65 2
4. 2013 16.461,00 5,00 5,77 11,55 5,77 43,30 1,58 2,89 380,15 2
5. 2014 23.458,90 5,00 5,77 11,55 5,77 43,30 1,58 2,89 541,76 3
Sumber : Dokumen Revisi FS PT. Gunungbayan Pratamacoal, 2010
Kolam pengendapan yang akan dibuat juga ditentukan dengan alat gali yang akan
digunakan. Alat gali yang digunakan back hoe KOMATSU PC 200 LC 7 dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Lokasi kolam pengendapan ditempatkan di hulu dan hilir aliran sungai. Aliran airnya
setelah diendapkan (bebas limbah) akan mengalir ke sungai utama yaitu Sungai
Nayan, Sungai Lasam, Sungai Muara Tae dan Sungai Belusuh. Desain settling
pond menggunakan 2 macam tipe settling pond, yaitu sebagai berikut
Tipe 1
Tipe 2
Pompa berfungsi untuk mengeluarkan air dari lokasi tambang. Pemilihan pompa harus
sesuai, dalam arti pompa mampu mengeluarkan air tambang sehingga tidak
mengganggu aktivitas penambangan yang sedang berlangsung.
Dari data rencana penambangan yang didapat dengan diketahui elavasi sisi isap
pompa adalah 350 dan elevasi sisi keluaran adalah 65, jumlah belokan 4, sudut
belokan 45° dengan panjang pipa kurang lebih 150 m. Dalam perhitungan ulang total
pompa mempunyai kapasitas maksimum yang dapat dilakukan sebesar 380 m 3/jam
dengan kecepatan pompa 1800 rpm dan maksimum julang total adalah 90 m. Dari
hasil perpotongan kurva tersebut diketahui debit pemompaan adalah 320 m 3/jam
dengan head total 63.906 m dan efisiensi pompa sebesar 84,2 %, yang bekerja
selama 20 jam
Tabel 2.18. Jadwal Rencana Kegiatan Usaha Pertambangan Batubara PT. GBP
Tahun Ke -
No Rangkaian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A. Tahap Pra Konstruksi
1 Pembebasan Lahan X X
2 Penerimaan Tenaga Kerja X X
B. Tahap Konstruksi
3 Pembuatan Jalan Tambang X X
4 Pembangunan Fasilitas Penunjang X
C. Tahap Operasi
5 Pembersihan Lahan Tambang
X X X X X X X X X
Pengupasan Tanah Pucuk
6 Penggalian Tanah Penutup X X X X X X X X X
7 Penambangan Batubara X X X X X X X X X
8 Pengangkutan Batubara X X X X X X X X X
9 Pencucian Batubara X X X X X X X X X
10 Pengolahan dan Penimbunan Batubara X X X X X X X X X
11 Pemuatan dan Pengapalan Batubara X X X X X X X X X
12 Aktifitas Bengkel & Genset X X X X X X X X X
13 Corporate Social Responsibility X X X X X X X X X
(CSR)
1. Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan meliputi ganti rugi tanah dan tanam tumbuh pada
lahan masyarakat yang terkena kegiatan penambangan batubara PT GBP.
Pembebasan lahan dilakukan dengan sistem ganti rugi tanah tidak menggunakan
sistem pinjam pakai lahan karena pada umumnya masyarakat tidak menghendaki.
Dalam kegiatan ini juga akan dilakukan pembebasan lahan yang menjadi batas
buffer area sehingga pada daerah tersebut perlu dilakukan inventarisasi
kepemilikan tanah.
Sebelum kegiatan pembebasan lahan ini dilakukan, terlebih dahulu akan dilakukan
inventarisasi mengenai letak, luas dan pemilik sah lahan/tanah yang akan
dibebaskan. Kemudian hasilnya akan diumumkan di kantor Kecamatan, Kampung
dan RT, agar semua pihak mengetahuinya dan dapat mempertanyakan jika
terdapat hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan kenyataan lapangan. Setelah
data yang terhimpun sudah cukup valid dan diperkirakan tidak ada permasalahan
tumpang tindih kepemilikan lahan, selanjutnya dilakukan negosiasi harga,
pembayaran dan pembuatan surat kesepakatan. Pembebasan lahan dilakukan
secara bertahap, agar bagian yang telah dibebaskan langsung dapat dikerjakan
untuk kegiatan selanjutnya. Pembebasan lahan tahap awal dilaksanakan pada
lahan yang terkena rencana pembuatan jalan dan lokasi pelabuhan, kemudian
pembebasan lahan selanjutnya dilaksanakan secara bertahap disesuaikan
rencana pelaksananaan kegiatan. Untuk menghindari permasalahan seperti
adanya tumpang tindih pengusaan lahan, permasalahan legalitas surat-surat
tanahnya, dan lain sebagainya, pihak PT GBP akan berkoordinasi dengan
Pemerintah Kecamatan Jempang, Siluq Ngurai dan Muara Pahu, serta aparat
Kampung setempat serta instansi pemerintah yang berwenang terhadap kegiatan
ini.
Mengenai nilai untuk ganti rugi atas lahan dan tanam tumbuh tersebut akan
disesuaikan dengan nilai lahan yang mengacu pada peraturan serta sesuai
dengan kesepakatan antara ke dua belah pihak (PT GBP dan pemilik lahan).
Kegiatan inventarisasi tanam tumbuh ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan
Pertanian Kabupaten Kutai Barat. Mengenai nilai untuk ganti rugi atas lahan dan
tanam tumbuh tersebut akan disesuaikan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Kutai Barat Nomor 21 tahun 2007 Tentang Tata Cara Pembebasan Lahan dan
Ganti Rugi Tanam Tumbuh serta sesuai dengan kesepakatan antara ke dua belah
pihak (PT GBP dan pemilik lahan).
PT. GBP telah melakukan operasi sejak tahun 1999 di wilayah PKP2B KW.
05PB0157. Sampai dengan saat ini operasi penambangan batubara masih terus
berjalan, dengan tingkat produksi sekitar 3,5 Jt ton per tahunnya. Untuk menangani
kegiatan operasional penambangan batubara yang dilakukan, telah dibentuk unit
organisasi tambang PT GBP telah mampu mengenai seluruh kegiatan operasi
produksi, meliputi kegiatan operasi penambangan, pengangkutan, pengolahan dan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah sosial dan lingkungan.
Jumlah dan kriteria serta kompetensi tenaga kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan operasi tambang disesuaikan dengan operasi tambang yang akan
dilakukan, seperti antara lain, jumlah pit yang akan dibuka, jumlah produksi, jumlah
dan jenis peralatan yang akan digunakan, luas cakupan wilayah kerja dan
sebagainya.
Jumlah rencana tenaga kerja yang diserap dari kegiatan operasi penambangan
PT GBP ini terdiri dari masyarakat lokal (60% perklasifikasi per tahun) yang mengisi
klasifikasi sebagai tenaga terampil, administrasi, tenaga lain-lain, dan non lokal
(40%) yang mengisi klasifikasi manager, supervisor, tenaga terampil, seperti
perincian pada tabel dibawah ini :
N JUMLAH / TAHUN
KLASIFIKASI
O 201 201 201 201 201 201 201 201 201
1 Direktur 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
2 7
2 8
2
2 Manager/Profesional 7 7 7 7 7 7 7 7 7
3 Supervisor/ 69 69 69 69 60 60 45 30 12
4 Technical
Tenaga Terampil 536 536 536 536 460 460 390 265 70
5 Administrasi 14 14 14 14 12 12 8 6 3
6 Tidak Terampil 40 40 40 40 25 25 18 10 6
7 TOTAL 659 659 659 659 566 566 470 320 100
Sumber : Revisi FS PT GBP, 2010
Sistem kerja yang akan diterapkan oleh PT GBP dalam rangka pengembangan
tambahan cadangan ini seperti yang telah dilaksanakan selama ini baik untuk
tenaga kerja tetap (karyawan tetap/ Staf) dan tenaga kerja tidak tetap (Non
Staf, tenaga kerja harian maupun tenaga kerja lepas)
Sistem hari kerja yang kan diterapkan seperti yang dilakukan selama ini, terdiri
dari dua jenis yaitu sistem kerja satu sift perhari selama enam hari kerja per
minggu, serta sistem kerja 2 shift per hari selama tujuh hari per minggu. Sistem
kerja satu shift perhari diterapkan terhadap karyawan kantor atau administrasi
dengan cuti tahunan diberikan selama enam hari kerja ditambah dengan dua
hari perjalanan untuk setiap enam bulan kerja.
Sistem tujuh hari kerja per minggu, dua shift per hari, dua belas jam per shift
diterapkan terhadap karyawan bagian operasional penambangan : penggalian
tanah pucuk dan tanah penutup, penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup,
penggalian batubara, pengangkutan batubara dari tambang ke stockpile dan
pengawasan di lokasi pengolahan batubara.
Jam
Item Satuan
Kerja
Hari kalender per-tahun Hari 365
Hari libur per-tahun Hari 6
Ketersedian hari kerja per-tahun Hari 359
Schedule shift kerja per-hari Shift 2
Schedule shift kerja per-tahun Shift 718
Kehilangan waktu hujan diconversi ke dalam shift Shift 93
@ 13%
Jumlah shift effective Shift 625
Schedule jam kerja per-shift Jam 12
Kehilangan jam kerja per-shift Jam makan Jam 1
Isi solar dan lain-lain Jam 0,5
Ganti Shift Jam 0,25
Jam Kerja per-shift Jam 10,25
Schedule jam kerja per-tahun Jam 6403
Mechanical availability rata-rata** % 85
Jam kerja effective per-tahun 5442
Jam kerja effective per-bulan 454
Sumber : Revisi Laporan FS PT GBP, 2010
Bagi semua karyawan PT. Gunungbayan Pratamacoal baik dari karyawan level
paling bawah sampai level paling atas (Site Manager) diwajibkan untuk
memakai Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan UU No1 tahun 1970.
B. Tahap Konstruksi
Selain jalan yang dibangun untuk pengangkutan batubara dan overburden juga
dibangun jalan untuk menghubungkan antara satu fasilitas penunjang seperti
kantor, mess, gudang handak, persemaian dengan luasan 7,1 Ha.
Untuk menjaga kondisi jalan agar tetap baik dan aman, dilakukan pemeliharaan
yang meliputi penyiraman jalan, pengupasan (perbaikan) lapisan atas jalan
(grading) penggantian material jalan yang rusak, dan pembentukan kembali
paritan di kanan kiri jalan serta pembukaan kembali saluran-saluran keluar yang
tertutup.
C. Tahap Operasi
a. Peledakan (Blasting)
Pemboran dan peledakan dilakukan oleh orang-orang yang ahli dan memiliki
wewenang untuk melakukannya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyimpanan, penanganan, pengangkutan dan penggunaan bahan peledak
tetap dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti yang selama ini
telah dilakukan oleh PT. GBP. Sekitar 50% - 70% dari lapisan batuan penutup ini
dibongkar dengan metode peledakan dan sisanya dilakukan pengupasan
(stripping) dengan bulldozer.
1) Geometri Peledakan
Keterangan :
B=9m H = 15 m Z = 15 m C = 12,5 m
S = 10 m T = 2,5 m J=1m D = 9 inch
2) Bahan Peledak
Bahan peledak yang akan digunakan oleh PT. GBP dalam rangka
pengembangan tambahan cadangan ini seperti yang selama ini telah
digunakan oleh PT. GBP, yaitu Ammonium Nitrate – Fuel Oil dengan
perbandingan 94% : 6% berat, dan sebagai bahan peledak primer
digunakan Powergel Pulsar 3131 yang sangat baik diterapkan untuk
kegiatan peledakan pada tambang terbuka.
Apabila kondisi lubang berair pada waktu musim hujan, maka ANFO yang
digunakan dibungkus plastil silinder tebal (kondom) sepanjang maksimum ±
2 m, untuk mencegah larutnya ANFO sebelum peledakan.
Pencampuran ANFO dengan perbandingan 94% AN : 6% FO , akan
digunakan hydraulic ANFO mixer yang diletakkan diatas truk, sehingga
campuran mempunyai komposisi yang tepat.
Bahan peledak pemicu atau primer digunakan Powergel Pulsar 3131
dengan spesifikasi seperti pada tabel di bawah. Dalam kondisi lubang
tembak kering, bahan peledak primer diletakkan pada bagian bawah
(bottom charge), tetapi bila kondisi lubang tembak sangat berair maka
bahan peledak primer bisa diletakkan pada bagian bawah dan tengah.
Peledakan yang dilakukan menggunakan pola NONEL.
Tabel 2.23. Sifat bahan peledak ANFO
Parameter Penilaian
Sensitivitas 3 inch
Ketahanan Terhadap Air Buruk
Tabel 2.26. Analisa Kebutuhan Bahan Peledak Untuk Mendukung Rencana Produksi Overburden Tahun 2010 – 2018
Tahun
No Uraian Satuan Total
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
I RENCANA PRODUKSI BCM 63.278.940 70.000.000 72.000.00 73.000.000 62.000.00 61.000.00 48.000.000 32.000.00 9.966.32 491.245.267
OVERBURDEN 0 0 0 0 7
II PERSENTASE LCM 37.967.364 42.000.000 43.200.00 43.800.000 37.200.00 36.600.00 28.800.000 19.200.00 5.979.79 294.747.160
KEBUTUHAN MATERIAL 0 0 0 0 6
PELEDAKAN (60%)
III GEOMETRI PELEDAKAN
Diameter hole mm 229 229 229 229 229 229 229 229 229
Burden m 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Spacing m 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Blast hole depth m 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Sub drilling m 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Stemming m 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Prime charge kg/m3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Total depth required per year m 527.324 583.333 600.000 608.333 516.667 508.333 400.000 266.667 83.053 4.093.710
Total hole required per year holes 73.239 81.018 83.333 84.490 71.759 70.601 55.555 37.037 11.535 568.567
IV KEBUTUHAN BAHAN
PELEDAK
13.505.43 11.629.67 11.442.10 1.869.85
Ammoniun Nitrate kg 11.869.573 13.130.279 0 13.693.006 6 1 9.003.620 6.002.413 5 92.145.953
Dinamit kg 29.295.6 32.407.2 33.333.1 33.796.1 28.703.5 28.240.5 22.222.0 14.814.6 4.615.0 227.427.6
In Hole Delay pcs 73.239 81.018 83.333 84.490 71.759 70.601 55.555 37.037 11.535 568.567
Surface delay pcs 73.239 81.018 83.333 84.490 71.759 70.601 55.555 37.037 11.535 568.567
Sumber : Revisi Study Kelayakan PT GBP, 2010
b. Penggalian OB (overburden)
Cara seperti ini selain mengurangi biaya produksi (karena jarak angkut lapisan
penutup berkurang) juga mengurangi kerusakan lingkungan akibat bekas
penambangan. Dengan backfilling lubang-lubang bekas tambang akan terisi
kembali kembali sehingga persiapan pelaksanaan reklamasi dapat segera
berjalan.
Setelah mencapai elevasi terakhir, timbunan tanah penutup ini akan ditutup
dengan top soil dan selanjutnya direklamasi dengan penanaman tanaman yang
cepat tumbuh. Untuk cover crop misal rumput, setelah itu barn ditanami
tanaman keras misal akasia. Di daerah penimbunan ini juga dibuat paritan untuk
drainage.
4) Kelebihan lapisan penutup dari setiap pit yang tidak bisa ditimbun sebagai
material back fill, diangkut ke dumping area
Lokasi penimbunan tanah penutup (overburden) tersebut tidak jauh dari lokasi
pit yang dibuka, meliputi lokasi Out pit dump 2T4, 2J4, 2K6, 4T7, 4TS, 4J4, 4J9,
4J12, 4D1,4D2, 4D3, 4D4, 4D5, 5.1, 5.2, 5.4, 5.6, 5.7, 5J2, 5J3, 5J5, 5J8,
5J9,5DA6E, 5D3, 6T14, 6T8, 6T9, 6T11, 6J3, 6DA2, 6DA8, 7T2, 7DA1, 7DA2,
7DA5, 12.4EXT, 12.EXT 5B PT1 dan 2T3, 4D7, 16PU, 3PS, 5BPT3, 5BPT6,
8PT, 16PU, 30PU.
Lapisan tanah pucuk akan ditimbun terpisah dengan tanah penutup di dekat
lokasi dumping area sehingga bila penimbunan tanah penutup selesai maka
tanah pucuk tersebut dapat disebarkan di bekas dumping area dan backfilling
untuk reklamasi.
PT. GBP berusaha melakukan reklamasi dan revegetasi pada lahan bekas
buangan tanah penutup yang gundul dan daerah bekas penambangan, dengan
cara menaburkan tanah penutup bagian atas atau top soil yang banyak
mengandung unsur hara dan menanami daerah tersebut dengan tanaman keras
seperti Akasia, Sengon, Gamal, Trembesi, Lamtoro dan lain-lain secara
sistematis dan bertahap.
4. Penambangan Batubara
Operasi penambangan yang akan dilakukan oleh PT. GBP dalam rangka
pengembangan tambahan cadangan ini adalah melanjutkan kegiatan operasi
penambangan yang telah dilakukan sampai dengan saat ini. Rencana produksi
disusun berdasarkan atas jumlah cadangan yang ada dan keteraturan operasi
penambangan yang akan dilakukan, dengan mempertimbangkan aspek
keselamatan kerja, lingkungan serta konservasi bahan galian yang ada.
Dengan jumlah cadangan yang layak tambang terbuka sebesar 23 juta ton, dan
setelah dilakukan simulasi batas kemajuan tambang setiap tahun dengan
memperhatikan target produksi per tahun, strategi dan urutan umum
penambangan, stripping ratio serta teknis operasi penggalian diperoleh rencana
produksi seperti pada tabel di bawah ini :
Coal OB
Tahun Pit SR
(Ton) (BCM)
Realisasi 2010 3.387.495 63.278.940 18,68
2011 PS 6D1-5 250.360 4.597.524 18,36
PS 6J.1, 6J.4 52.000 969.353 18,64
PS 7D.5-7 290.996 4.128.073 14,19
PS 7T.5 & 7T.8 311.300 6.510.000 20,91
PS 2J.1-2 114.313 2.022.268 17,69
PS 2T.3-4 34.877 655.116 18,78
PS 1K.1-7 124.626 2.350.410 18,86
PS 2K.1-9 303.380 5.968.866 19,67
PS 4D.2, 4D.7 128.615 2.542.328 19,77
PS 7DA.1-2 Ext. 1.652.446 35.535.581 21,50
PS3, 3PSA, 5PT.2-5 & CRCK, 6PS, 237.087 4.720.481 19,91
8PT, 7PS.2-3, 7PS.3A, 30PU, 22PU,
16PU (Payang All)
Sub Total 3.500.000 70.000.000 20,00
2012 PS 3T.1 34.850 661.464 18,98
PS 5D.4-5 76.446 1.517.171 19,85
PS 5T.5 28.399 513.472 18,08
PS 6DA.3-7 126.028 2.305.478 18,29
PS 7T.5, 7T.8 81.945 1.721.394 21,01
PS 4J.3-6, 4J.67 Ext., 4J.45 Ext. 112.416 1.770.424 15,75
PS 2K.1-9 329.004 2.743.401 8,34
Coal OB
Tahun PIT SR
(Ton RoM) (BCM)
PS 4D2, 4D.7 383.464 8.593.661 22,41
PS 10D.5, 10R.5 95.441 1.834.307 19,22
PPS 7DA.1-2 Ext. 1.706.609 38.661.348 22,65
PS3, 3PSA, 5PT.2-5 & CRCK, 6PS, 525.398 11.677.880 22,23
8PT, 7PS.2-3, 7PS.3A, 30PU, 22PU,
16PU (Payang All)
Sub Total 3.500.000 72.000.000 20,57
2013 PS 5D.4-5 64.973 1.296.247 19,95
PS 4D, 4D.7 442.061 9.004.095 20,37
PS 7DA.1-2 Ext. 2.272.171 47.796.939 21,04
PS 11T.5 15.759 320.647 20,35
PS3, 3PSA, 5PT.2-5 & CRCK, 6PS, 705.036 14.582.072 20,68
8PT, 7PS.2-3, 7PS.3A, 30PU, 22PU,
16PU (Payang All)
Sub Total 3.500.000 73.000.000 20,86
2014 PS 4D2, 4D7 477.246 10.312.350 21,61
PS 7DA.1-2 Ext. 1.782.382 36.982.846 20,75
PS3, 3PSA, 5PT.2-5 & CRCK, 6PS, 740.372 14.704.804 19,86
8PT, 7PS.2-3, 7PS.3A, 30PU, 22PU,
16PU (Payang All)
Sub Total 3.000.000 62.000.000 20,67
2015 PS 4D.2, 4D.7 466.929 9.280.800 19,88
PS 7 DA.1-2 1.754.646 37.366.897 21,30
PS3, 3PSA, 5PT.2-5 & CRCK, 6PS, 778.425 14.352.303 18,44
8PT, 7PS.2-3, 7PS.3A, 30PU, 22PU,
16PU (Payang All)
Sub Total 3.000.000 61.000.000 20,33
2016 PS 7DA.1-2 Ext. 1.691.958 34.548.707 20,42
PS3, 3PSA, 5PT.2-5 & CRCK, 6PS, 808.042 13.451.293 16,65
8PT, 7PS.2-3, 7PS.3A, 30PU, 22PU,
16PU (Payang All)
Sub Total 2.500.000 48.000.000 19,20
2017 PS 7DA.1-2 Ext. 1.478.414 29.149.505 19,72
PS3, 3PSA, 5PT.2-5 & CRCK, 6PS, 221.586 2.850.495 12,86
8PT, 7PS.2-3, 7PS.3A, 30PU, 22PU,
16PU (Payang All)
Sub Total 1.700.000 32.000.000 18,82
2018 PS 7DA.1-2 Ext. 452.059 9.966.327 22,05
Sub Total 452.059 9.966.327 22,05
Total 24.539.554 491.245.267 20,02
Sistem pengolahan batubara yang akan diterapkan oleh PT GBP untuk mengolah
batubara hasil penambangan dalam rangka pengembangan tambahan cadangan
ini secara umum tidak berubah seperti yang dilakukan selama ini, yaitu chrushing
dan screening serta sebagian diproses dengan washing (pencucian) untuk
batubara yang mempunyai kadar debu relatif tinggi.
Secara garis besar, seluruh kegiatan pada fasilitas pengolahan batubara PT GBP
adalah sebagai berikut :
a. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi fasilitas pengolahan (CPP) yang digunakan oleh PT. GBP
pada operasi produksi saat ini, masih mampu memenuhi target produksi yang
telah ditetapkan dalam rangka pengembangan tambahan cadangan untuk tahun-
tahun mendatang. Pada saat ini terdapat 3 (tiga) lokasi pengolahan yang
digunakan oleh PT. GBP untuk mengolah batubara keluaran tambang (RoM),
yaitu washing plant di dekat lokasi tambang yaitu bekas pit 5, crushing plant di
pelabuhan Manau dan Pelabuhan Tepian Ulaq.
Batubara keluaran tambang dengan kadar abu relatif tinggi (sekitar 5% dari
produksi RoM) akan dicuci di unit washing plant, kemudian sisanya (sekitar 95%
dari produksi RoM) yang tidak memerlukan proses pencucian akan diproses di
unit crushing plant yang terdapat di dua lokasi, yaitu di dekat pelabuhan Manau
dan Tepian Ulaq.
Berdasarkan tingkat produksi RoM maksimum sebesar 3,3 juta ton yang telah
ditetapkan oleh PT. GBP, maka kapasitas peralatan pengolahan yang disediakan
oleh PT. GBP tersebut akan mampu memenuhi target yang telah ditetapkan.
Sehingga dalam rangka perubahan tingkat produksi yang dilakukan oleh PT. GBP
berkaitan dengan pengembangan dan optimalisasi cadangan batubara yang ada,
tidak diperlukan investasi untuk pembelian peralatan pengolahan yang baru.
b. Kualitas Produksi
Batubara keluaran tambang yang dihasilkan dari beberapa blok di wilayah PKP2B
PT. GBP KW. 05PB0157 mempunyai kisaran kualitas nilai kalori (CV) antara
6.585 — 7.822 kkal/kg (adb), kandungan air total (TM) 4,6% - 15,4% (adb),
kandungan abu (ash) berkisar antara 2,00% - 14,93% (adb), pada seam 6 yang
mengalami splitting dengan kadar abu yang tinggi 30% (adb) dan kandungan
sulfur total (TS) berkisar antara 0,35% - 2,85% (adb).
Batubara keluaran tambang (RoM) akan diproses dalam unit washing plant untuk
batubara dengan kandungan abu yang relatif tinggi, sedangkan batubara yang
tidak memerlukan pencucian, diolah di unit crushing plant.
Berdasarkan kondisi kualitas batubara yang ada, maka kualitas produksi batubara
yang dihasilkan dari proses pengolahan batubara dengan nilai kalori rata-rata
sekitar 7.300 kkal/kg (adb), kadar abu < 10% (adb) pada unit crushing plant dan
kadar abu 5-1 5 % (adb) pada unit washing plant, dengan kandungan sulfur total
< I % (adb).
Pada saat proses pencucian batubara, dilakukan pada batubara yang berasal dari
top dan bottom masing-masing lapisan (± 5 cm ) dan batubara seam 6 yang
mengalami splitting dimana keduanya mempunyai kadar abu (ash) yang tinggi ±
30%. Pencucian batubara dilakukan sampai mencapai kadar abu (ash) ± 15%.
Dari proses pencucian batubara di washing plant akan dihasilkan reject batubara.
Reject batubara ini akan ditimbun di inpit dump yang ditutupi material tanah
penutup.
Untuk pengolahan di unit crushing plant Manau dan Tepian Ulaq, batubara yang
berada di stockpile dimasukkan ke dalam hopper dalam jumlah tertentu sesuai
daya tampung. Kemudian batubara yang jatuh dari hopper digerakkan oleh feeder
sehingga masuk ke dalam single roll crusher yaitu penggerusan batubara yang
dilakukan oleh crusher dan plat besi yang berfungsi sebagai penahan.
Batubara yang lolos pada screen pertama akan ditampung pada screen kedua.
Sedangkan batubara yang berukuran kecil/halus masuk ke dalam siklon yang
hasil akhirnya berupa fine coal. Batubara pada screen 1 dan 2 selanjutnya masuk
ke dalam double roll crusher yaitu metode penggerusan batubara yang dilakukan
oleh pergerakan 2 roll crusher yang berlawanan arah. Setelah melalui double roll
crusher batubara yang dihasilkan dapat diteruskan pada proses pengapalan.
Untuk dapat melakukan proses blending, maka proses dilakukan sebelum masuk
ke unit pengolahan. bisa dengan alat wheel loader yang mengambil timbunan-
timbunan stockpile di raw coal stockpile.
4) Recovery Pengolahan
Recovery pengolahan pada unit washing plant adalah sebesar 50%, sedangkan
recovery pengolahan untuk CPP Manau dan CPP Tepian Ulaq adalah sebesar
99% karena proses pengolahan yang dilakukan hanya crushing dan screening
saja.
Peralatan pengolahan yang digunakan oleh PT. GBP seperti terlihat pada tabel di
bawah ini.
Stockpile di dekat lokasi unit washing plant dibagi menjadi 2 (dua), yaitu
stockpile batubara RoM dan stockpile batubara hasil proses pencucian.
Masing-masing stockpile yang ada di dekat unit washing plant mampu
menampung batubara sebanyak 50.000 ton.
2. Intermediate stockpile Km 9
Stockpile ini digunakan jika stockpile yang ada di pelabuhan Manau penuh
atau pada saat musim hujan dan terjadi banjir. Lokasi stockpile ini terletak
di Km 9, dengan washing area 4,4 Ha dan kapasitas penimbunan
sebanyak 250.000 ton.
Ruangan ini didirikan menjadi satu unit dengan ruang panel control.
Beberapa fasilitas yang disediakan dalam kantor ini antara lain :
Gambar 2.21. Bagan Alir Tahapan Proses Pengolahan di Unit Crushing Plant
6. Pengangkutan Batubara
Jalur transportasi melalui jalan darat adalah untuk mengangkut batubara dan
lapisan tanah penutup menuju lokasi penimbunan yang telah ditentukan. Jalan
angkut yang ada saat ini mampu untuk memenuhi target produksi dan
kelancaran supply batubara dari lokasi tambang menuju lokasi pengolahan di
pelabuhan Manau dan Tepian Ulaq yang terletak di tepi sungai Mahakam.
Jarak antara lokasi tambang menuju pelabuhan Manau adalah sekitar 25 km,
sedangkan dari pelabuhan Manau menuju pelabuhan Tepian Ulaq berjarak 14
km. Jalur pengangkutan batubara yang menghubungkan Manau dengan Tepian
Ulaq yang berjarak 14 km memotong 2 (dua) sungai, yaitu Sungai Tanjungbrau
dan Sungai Baroh. Untuk melintasi sungai tersebut, telah dibuat jembatan
dengan rancangan dasar bobot kendaraan bermuatan. Panjang jembatan
disesuaikan dengan lebar masing-masing sungai, pada sungai Tanjungbrau
panjang jembatan 30 meter dan panjang jembatan pada sungai Baroh 10 meter.
Lebar jalan angkut dibedakan menjadi dua macam yaitu lebar jalan angkut lurus
dan jalan belokan yang dalam perhitungannya akan berbeda.
Lebar jalan minimum ditentukan berdasarkan lebar truk yang dipakai. Untuk
dump truck lebar 3,5 m, maka lebar jalan lurus 4 x lebar truk maksimum, yaitu
14 m, dan lebar jalan angkut untuk dua jalur pada tikungan minimal 18 meter.
Kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat
angkut baik pada saat pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.
Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut
(truk) sebesar 8%.
Dalam menjaga kondisi jalan pengangkutan batubara tetap keadaan baik dan
aman, maka perlu dilakukan maintenance jalan secara rutin. Dalam pekerjaan
maintenance meliputi penyiraman jalan, penggantian material jalan yang rusak,
pembentukan kembali paritan di sebelah kiri dan kanan jalan, pengompakan
kembali material jalan yang telah diganti, perataan jalan dan pembukaan
kembali saluran-saluran keluaran yang tertutup.
barge loading conveyor yang digunakan saat ini terdapat di 2 (dua) lokasi, yaitu
di pelabuhan Manau dengan kapasitas 1000 ton/jam yang ada di tepi Sungai
Kedang Pahu dan fasilitas barge loading conveyor pelabuhan Tepian Ulaq di
tepi Sungai Mahakam dengan kapasitas 500 ton/jam.
Di tepi dermaga ini sudah tersedia tongkang yang siap diisi oleh batubara dari
stacking conveyor dengan sistem curah. Conveyor loading system ini dapat
beroperasi secara fleksibel, karena arah pengambilan batubara dari
tumpukannya dapat diatur sedemikian rupa melalui stacking conveyor yang
dapat mengatur posisi untuk mencurahkan batubara ke atas tongkang. Pada
waktu pengangkutan dengan ban berjalan pemuat batubara ke dalam tongkang
atau vessel (barge loading conveyor), batubara ditimbang dengan menggunakan
timbangan otomatis (belt scale) untuk mengetahui jumlah batubara yang sudah
dicurahkan.
Untuk kontrol kualitas batubara pada pemuatan ke tongkang, dilakukan
pengambilan contoh batubara secara representatif untuk setiap lot sesuai
dengan kapasitas tongkang yang digunakan dengan pengambil contoh mekanik.
Preparasi dan analisis contoh batubara dari timbunan batubara sebelum dan
sesudah dimuat ke tongkang/vessel dilakukan di laboratorium. Analisis yang
dilakukan adalah Proximate Analysis, Kandungan Total Sulfur, Kandungan
Kejenuhan Air (Total Moisture) dan nilai kalori (Calorific Value), analisis
Hardgroove Grindability Index (HGI) dan juga sewaktu-waktu dilakukan Ultimate
Analysis.
Aktivitas tambang batubara PT. GBP akan menyebar dari lokasi tambang
sampai dengan pelabuhan muat. Konsentrasi aktivitas terbesar akan berada di
lokasi tambang dan di sepanjang jalan angkut batubara. Bengkel parawatan alat
berat dan alat pengangkut akan dibangun di lokasi tambang dan juga di
sepanjang jalur jalan angkut.
Bengkel, gudang dan fasilitas pendukung lainnya yang dibangun oleh PT. GBP
dan Petrosea terdapat di Km 24 dan pelabuhan, sedangkan yang ada di Km 9
adalah milik UT dan PT. Cakrajawara. Lahan yang digunakan untuk fasilitas ini
seluas 19,43 Ha.
Limbah cair yang dihasilkan dari aktifitas perbengkelan seperti ceceran BBM
dan oli/pelumas bekas, akan ditampung dalam bak penampungan (Oil Trap)
kemudian dikelola dengan baik sampai dengan penyerahan kepada perusahaan
(agen) pengumpul dari limbah B3.
Untuk menghindari terjadinya ceceran oli bekas ini, pada setiap penggantian oli
mesin, oli bekasnya ditampung dan dimasukan ke dalam drum yang telah
disediakan. Kemudian drum tersebut diletakan di dalam bengkel yang telah
ditetapkan tempatnya. Untuk menghindari terjadinya tumpahan atau ceceran oli
bekas ini, di lokasi penyimpanannya dibuat bak-bak penampung (oil trap). Alur
aliran di bak penampungan dibuat zigzag pada bagian bawah dan dipasang
filter/saringan disetiap sekat bak, sehingga bak terakhir hanya terdapat air saja,
seperti yang terlihat pada gambar 2.22. Untuk penanganan oli bekas (pelumas)
yang termasuk sebagai kategori limbah B3 dari seluruh kegiatan penambangan
selanjutnya akan dikumpulkan kedalam drum-drum penampungan dengan
menempatkan pada lokasi khusus agar tidak terganggu dengan limpasan air
hujan maupun tercecer pada media tanah, Selanjutnya oli bekas tersebut
diserahkan kepada perusahaan pengumpul oli bekas yang telah mendapatkan
ijin pengumpul dan penanganan limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Untuk pengelolaan limbah padat B3 pemrakarsa akan melengkapi workshop
dengan TPS yang dilengkapi dengan izin dari instansi terkait.
Tabel 2.30. Realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT.GBP Tahun 2007 - 2009
Tahun Kegiatan Lokasi Realisasi Biaya (Rp)
2007 1. Pendidikan Kec. Muara Pahu, Jempang, Siluq Ngurai, dan daerah lain 1.051.442.526
2. Kesehatan dan Olahraga Kec. Muara pahu, Jempang, Siluq Nhurai, dan daerah lain 401.663.229
3. Keagamaan Kec. Muara Pahu, Jempang, Siluq Ngurai, dan daerah lain 205.960.000
4. Sarana dan Prasarana Wilayah Kec. Muara Pahu, Jempang, dan Siluq Ngurai 1.096.776.008
5. Ekonomi Kerakyatan Kec. Muara Pahu 9.000.000
6. Bantuan Sosial dan Budaya Kec. Muara Pahu, Jempang, Siluq Ngurai, dan daerah lain 1.132.110.921
7.Sumbangan dan bantuan lainnya Jempang, Siluq Ngurai, dan daerah lain 130.650.000
Jumlah 4.027.602.684
2008 1. Hubungan komunitas
- Bidang Keagamaan Kec. Siluq Ngurai, Muara Pahu, Jempang dan lainnya 377.414.157
- Bidang Sosial - Budaya Kec. Siluq Ngurai, Muara Pahu, Jempang dan lainnya 1.319.463.153
- Bidang Olahraga & Kepemudaan 270.119.750
2. Pemberdayaan Masyarakat
- Bidang Pendidikan Kec. Siluq Ngurai, Muara Pahu, Jempang dan lainnya 959.484.550
- Bidang Kesehatan Kec. Siluq Ngurai, Muara Pahu, Jempang dan lainnya 130.736.000
- Bidang Ekonomi Kec. Siluq Ngurai, Muara Pahu, Jempang dan lainnya 66.749.500
- Bidang Pariwisata 10.683.500
3. Pengembangan infrastruktur
- Sarana Umum lainnya Kec. Siluq Ngurai, Muara Pahu, Jempang dan lainnya 2.457.107.965
Jumlah 5.591.758.575
2009 1. Hubungan Komunitas
- Bidang Keagamaan Siluq Ngurai, Muara Pahu, Jempang, Kab. Kubar, umum 238.243.490
- Bidang Sosial - Budaya Siluq Ngurai, Muara Pahu, Jempang, Kab. Kubar, umum 990.196.122
2. Pemberdayaan Masyarakat
- Bidang Pendidikan Siluq Ngurai, Muara Pahu, Jempang, Kab. Kubar, umum 953.572.330
- Bidang Kesehatan Siluq Ngurai, Muara Pahu, Jempang, Bongan 233.507.000
- Bidang Pertanian Jempang, Muara Pahu, 2.810.942.503
- Bidang Peternakan - Perikanan Siluq Ngurai, Jempang, Muara Pahu, 736.620.960
- Bidang Pariwisata 343.301.000
3. Pengembangan Infrastruktur
- Sarana Kesehatan 41.552.250
- Sarana Umum lainnya Siluq Ngurai, Jempang, Muara Pahu, 1.203.112.425
Jumlah 7.551.048.080
Sumber : PT GBP, 2010
Gambar 2.27. Dokumentasi Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT.GBP Tahun 2007 - 2009
Dalam proses penambangan, PT GBP juga menggunakan jasa usaha lokal agar
masyarakat sekitar ikut memanfaatkan kegiatan penambangan tersebut. Adapun
usaha-usaha yang akan dilakukan oleh PT GBP dalam rangka memanfaatkan
usaha jasa dan produk lokal antar lain:
1. Melakukan pemakaian barang produksi dalam negeri (local content) seperti :
pakaian kerja, sepatu kerja, helm pengaman, furniture, dan lain-lain
2. Memberi kesempatan ke para lokal kontraktor dan lokal supplier untuk
mengikuti tender-tender pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan
kemampuan mereka. Mengembangkan kesempatan kerja ke para pekerja
lokal dan mengurangi tingkat pengangguran
3. Penyediaan logistik perusahaan menggunakan produksi dari masyarakat
sekitar lokasi tambang
D. Tahap Pasca Operasi :
a) Tapak bekas tambang, meliputi: pit tambang, waste dump, jalan tambang,
stockfile dan settling pond.
b) Fasilitas Pengolahan batubara
c) Fasilitas penunjang (bengkel, rumah genset, lokasi tangki BBM)
Dame, Rusuh, Jebor, Blok Klawit dan Blok Payang. Rencana reklamasi
keseluruhan komponen yang meliputi: pit tambang, waste dump, settling pond,
stockpile, jalan tambang, jalan non tambang, fasilitas penunjang dan
pelabuhan diperkirakan akan selesai dalam 3 tahun setelah berakhirnya masa
operasi tambang.
Tabel 2.32. Realisasi Reklamasi Lahan PT. GBP Tahun 2005 – 2009
Luas Realisasi
Luas Realisasi Jenis Tanaman Jumlah
Tahun Revegetasi
reklamasi (Ha) Pokok Pohon
(Ha)
2005 682,43 524,47 Akasia 300.113
Sengon 4.050
Gamelina 20.000
Karet 2.000
Mangga Kuini 200
Cempedak 100
Rambutan 100
Total 327.793
2006 741,40 526,36 Akasia 304.286
Karet 18.875
Total 323.161
2007 445,00 285,82 Akasia 180.770
Karet 14.164
Total 194.934
2008 239,53 166,70 Sengon Laut 81.863
Sengon Buto 150
Gamelina 1.000
Gamal 40
Magga Kuini 40
Sungkai 300
Akasia 3.520
Karet Lokal 6.859
Karet Okulasi 5.141
Total 98.913
Reklamasi lahan bekas jalan tambang juga sudah dilakukan pada masa
operasi penambangan. Jalan menuju tambang yang sudah tidak lagi
digunakan untuk penambangan maupun untuk pelaksanaanreklamasi pit,
dilakukan reklamasi pada waktu operasi tambang masih berjalan.
Disamping lahan bekas pit tambang, bekas jalan tambang dan lahan tempat
penimbunan masih terdapat lahan terganggu lainnya yang akan direklamasi
pada masa pasca tambang nanti, yaitu lahan bekas stockpile, lahan bekas
pelabuhan, lahan bekas bangunan, lahan bekas fasilitas pengolahan,
workshop, kantor, akomodasi, gudang, bangunan generator listrik, penampung
air dan sebagainya.
Secara garis besar tujuan dari reklamasi lahan bekas bukaan tambang/pit
adalah menata kembali bentang alam yang berubah akibat penambangan,
dalam menghindari atau meminimasi sekecil mungkin dampak negatif dari
perubahan bentang akibat pengupasan overburden dan penggalian batubara,
seperti: perubahan pola aliran permukaan, perubahan debit aliran permukaan
akibat peningkatan surface run off, erosi tanah dan sedimentasi, kekeruhan
yang menurunkan kualitas air sungai dan keanekaragaman biota perairan dan
menurunnya nilai estetika lingkungan, bahaya longsor karena ketidakstabilan
lereng timbunan.
Secara menyeluruh tujuan dari reklamasi lahan bekas bukaan tambang atau
pit adalah:
Kegiatan reklamasi pada lahan bekas pit tambang secara umum akan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Penataan Lereng
Kemiringan lereng akan berpengaruh terhadap tingkat erosi yang terjadi dan
penanganan reklamasinya. Disamping berpengaruh besar terhadap
kemantapan lereng yang curam juga dapat membahayakan lingkungan di
bawahnya bila terjadi kelongsoran
b. Pembuatan teras
Hal-hal yang diperhatikan saat dilakukan penyebaran top soil yang banyak
mengandung unsur hara adalah:
3) Penanaman Lahan
Tumbuhan yang akan ditanam dipilih jenis tanaman lokam yang sesuai
dengan iklim dan kondisi tanah. Kegiatan penanaman lahan bekas
penambangan dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas lingkungan,
termasuk juga kesuburan tanah, pemulihan tata air dan ekosistem.
· Tanaman pokok
Hal-hal yang akan diperhatikan dalam pemilihan tanaman pokok adalah
sebagai berikut:
a) Tanaman asli atau tanaman lokal jenis pioneer yang termasuk jenis
penghasil pupuk hijau, dimana berperan aktif dalam peningkatan
kesuburan tanah
b) Memiliki daya tumbuh dengan karakteristik lahan bekas
penambangan yang relative miskin unsur hara
c) Pertumbuhannya cepat dan juga mempunyai perakaran yang
intensif, yaitu sifat akar tunjang yang dalam dan tumbuh cepat di
wakt muda
d) Pengadaan bibitnya mudah diperoleh dengan relatif murah serta
mudah dalam perawatan dan penanamannya.
c. Persiapan Penanaman
- Pupuk organic, pupuk yang digunakan dari jenis pupuk kandang dan
pupuk tanaman yang bermanfaat untuk mengubah sifat kimia tanah.
- Pupuk anorganik, jenis pupuk yang digunakan dalam bentuk butir
yakni pupuk NPK (Nitrogen, Phospor dan Kalium) yang diletakkan di
samping lubang pada waktu penanaman. Sebelum dilakukan
pemupukan perlu ditambah kapur untuk mengatur pH tanah dan
dapat merangsang tersedianya unsur hara untuk tanaman dan
mengurangi zat beracun.
4) Pemeliharaan Tanaman
- Pemupukan kembali
- Penyulaman
Rencana
Luas Bukaan Frekuensi Pemeliharaan Penjarangan Serta Pemupukan
TAHUN PIT Reklamasi Lahan Jenis Tanaman Jarak Tanam Jenis Pupuk LOKASI
Lahan (Ha) Tanaman Tiap Tahun
(Ha)
Selain itu, dengan perekrutan yang telah dilaksanakan oleh PT GBP akan
menciptakan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan, dan jika terjadi
pelepasan tenaga kerja maka karyawan ini akan lebih mudah diterima di
perusahaan penambangan batubara lain yang beroperasi di sekitarnya.
3. Penutupan Tambang
Berdasarkan KEPMENLH No. 8 Tahun 2006 bahwa dalam studi AMDAL ada kajian
alternatif terhadap lokasi, desain, proses dan tata letak bangunan. Selanjutnya dari hasil
analisis terhadap kegiatan pertambangan batubara PT GBP, baik terhadap lokasi PIT
tambang, desain pembangunan sarana dan prasarana pendukung, proses pengolahan
batubara, maupun tata letak PIT tambang dan jalan angkut batubara, sesuai dengan hasil
kajian teknis, ekonomis dan ekologis maka ditetapkan tidak ada kajian alternatif, karena
telah layak secara teknis, ekonomis dan ekologis.
Di sekitar areal tambang batubara PT. GBP terdapat pemukiman penduduk yaitu pada
Kecamatan Jempang, Muara Pahu dan Siluq Ngurai.
Dampak yang diprakirakan timbul adalah limbah padat dan limbah cair.
2.4.2. Kehutanan
Pada areal tambang batubara PT. GBP terdapat beberapa kegiatan kehutanan/ HPH
yaitu : Tenggara : Sumber Mas Timber
Dampak yang diprakirakan timbul adalah terciptanya lapangan kerja dan lapangan usaha
masyarakat, peningkatan populasi vegetasi dan kesuburan tanah, penurunan erosi dan
sedimentasi.
2.4.3. Perkebunan
Kegiatan Perkebuan yang berbatasan dengan lokasi PT. GBP adalah pada sebelah Timur
terdapat PT PP LONSUM (PT PP London Sumatera Indonesia dan PT London Sumatera
Internasional)
2.4.4. Pertambangan
Kegiatan pertambangan yang berbatasan dengan lokasi PT. GBP adalah PT Diva Kencana
Borneo.
Dampak yang diprakirakan terjadi akibat adanya kegiatan tambang batubara ini sama
dengan dampak yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan PT. GBP sendiri.
2.4.5. Pariwisata
Kegiatan pariwisata yang berbatasan langsung dengan lokasi PT GBP, pada Timur Laut
adalah Danau Jempang
Gambaran dari kegiatan lain di atas dapat dilihat pada gambar peta kegiatan lain (Peta
2.9.)