BAB I PENDAHULUAN
e. Email : mjb_tte@yahoo.com
I-3
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
lingkungan yang terjadi akibat kegiatan pertambangan batuan di Desa Ngawet, Kecamatan
Ibu Selatan, Kabupaten Halmahera Barat.
Tabel 1.1.
Titik Koordinat Rencana Kegiatan PT Maluku Jaya Bangunsakti
I-3
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
3) Jailolo - Desa Ngawet : Dari daerah Jailolo ke Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan,
ditempuh dengan menggunkan alat transportasi darat dengan
waktu tempuh ± 3 jam.
I-3
Gambar 1.1. Lokasi Kegiatan PT Maluku Jaya Bangunsakti
I-4
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
1.6. Iklim
Iklim didefinisikan sebagai kondisi rata-rata dari cuaca dalam periode yang
panjang (bulan, tahun). Dalam kenyataannya, ikllm tidak saja menggambarkan
perilaku dinamika udara yang pada satu sisi memberikan konstribusi terhadap pola-
pola perilaku insitu dan exsitu atas berbagai perubahan fisika kimia dan biologi
lingkungan; pada sisi lain akan berubah akibat konstribusi aktifitas yang terjadi baik
secara alamiah maupun artifisial.
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tabel 1.2.
Data Iklim Tahun 2008 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah
Tabel 1.3.
Data Iklim Tahun 2009 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tabel 1.4.
Data Iklim Tahun 2010 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah
Tabel 1.5.
Data Iklim Tahun 2011 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tabel 1.6.
Data Iklim Tahun 2012 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah
Tabel 1.7.
Data Iklim Tahun 2013 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tabel 1.8.
Data Iklim Tahun 2014 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah
Tabel 1.9.
Data Iklim Tahun 2015 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah
Tabel 1.10.
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Data Iklim Tahun 2016 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah
Tabel 1.11.
Data Iklim Tahun 2017 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah
Tabel 1.12.
Rekapitulsi Data Iklim Tahun 2008-2017 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
(a) Suhu
Suhu udara rata-rata daerah studi berkisar antara (26,70 – 27,68) oC,
maksimum berkisar antara (29,62 – 31,62)oC, dan minimum : (23,67 – 24,73)oC.
Berdasarkan skala kualitas lingkungan, bahwa suhu udara antara 26 – 38 oC kategori
cukup.
Gambar 1.2.
Rekapitulasi Suhu Udara Tahun 2008-2017
(b) Kelembaban
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.3.
Rekapitulasi Kelembaban Udara Tahun 2008-2017
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.4.
Rekapitulasi Kecepatan Angin Tahun 2007-2016
Gambar 1.5.
Rekapitulasi Curah Hujan Tahun 2007-2016
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tanah adalah hasil pelapukan dari batuan yang meliputi semua bahan
yang terdapat pada permukaan kulit bumi dan bersifat lunak atau lepas sehingga
mudah digusur, dicangkul, atau digali. Karakteristik tanah di Kabupaten Halmahera
Barat menunjukan sifat – sifat yang berbeda mulai dari Kecamatan Ibu Selatan
Selatan di bagian selatan hingga Kecamatan Loloda Selatan di bagian utara
Halmahera Barat yang dipengaruhi oleh proses – proses geologi dan iklim.
Menurut jenis medianya dan proses geologi yang mempengaruhinya, jenis tanah
pada Kabupaten Halmahera Barat terdiri dari Jenis Tanah Alluvial, Latosol,
Regosol, dan Podsolik Merah Kuning. Adapun sebaran dari masing – masing
jenis tanah di daerah Kabupaten Halmahera Barat antara lain :
1) Jenis Tanah Alluvial terdapat pada Kecamatan Ibu Selatan Selatan dan Jailolo
Timur.
2) Jenis Tanah Latosol terdapat pada Kecamatan Ibu Selatan Selatan, Jailolo
Timur, Jailolo dan Loloda Selatan.
3) Jenis Tanah Regosol terdapat pada Kecamatan Ibu Selatan, Sahu, Sahu Timur,
Ibu, Ibu Utara, Ibu Selatan, dan Loloda Selatan.
4) Jenis Tanah Podsolik Merah Kuning terdapat pada Kecamatan Loloda Selatan.
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tabel 1.13.
Topografi Kebupaten Halmahera Barat Menurut Kemiringan
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
mengalami kekeringan. Hal ini dipengaruhi oleh tekstur batuan pada daerah
tangkapan yang bertekstur pasir (sandy) dan mudah larut dalam air. Pola aliran
sungai-sungai di Kabupaten Halmahera Barat tersebut menghasilkan daya run-off
hingga menciptakan tingkat erosi mencapai 0,13 ton/tahun. Lebih jelasnya mengenai
rincian sungai-sungai di Kabupaten Halmahera Barat lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.14.
Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Halmahera Barat
Nama DAS Luas (Km2) Debit (m3/dtk)
Akediri 574 7,592
Akelamo 825 10,912
Kuala wadi besar 476 6,296
Ake Noe 200 2,645
Tahafo 91.429 12,093
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat
Ada 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) terbesar yang ada di Kabupaten
Halmahera Barat, yaitu sungai Akediri di Kecamatan Ibu Selatan dengan luas 574
Km2 debit 7,592 m3/dtk, sungai Akelamo di Kecamatan Sahu Timur dengan dengan
luas 825 Km2 debit 10,912 m3/dtk, sungai Kuala Wadi Besar Luas 476 Km2 debit
6.296 m3/dtk, sungai Ake Noe dengan Luas 200 Km2 debit 2.645 m3/dtk, dan Sungai
Tahafo di Kecamatan Ibu dengan luas 91.429 Km2 debit 12.093 m3/dtk. Pola aliran
sungai secara alamiah pada daerah penyelidikan berupa sungai intermitten (sungai
mati) yang dialiri air jika musim penghujan.
Tabel 1.15.
Hasil Pengujian Kualitas Air Bersih di Desa Ngawet
N BAKU HASIL METODE LIMIT
PARAMETER SATUAN PENGUJIAN
O MUTU ANALISA DETECTION
A. FISIKA
-
1 Bau Tidak Berbau Tidak Berbau Manual/Indra
2 TDS mg/L 1500 227 SNI.06.6989.27-2005
3 Kekeruhan Skl NTU 25 2,6 SNI.06.6989.25-2005
o
4 Suhu C Suhu Udara 27,5 SNI.06.6989.23-2005
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Uraian kondisi kualitas air tanah pada beberapa lokasi tersebut di atas adalah
sebagai berikut:
Padatan terlarut (TDS) sangat dipengaruhi oleh konsentrasi elektrolit yang larut
dalam air. Semakin tinggi salinitas maka konsentrasi padatan terlarutnya juga semakin
tinggi. Konsentrasi padatan terlarut yang terdeteksi pada lokasi pengamatan di sumur
bor (air bersih) masih dibawah bakumutu yaitu 227 mg/l di lokasi PT Maluku Jaya
Bangunsakti dan 608 mg/l di daerah pemukiman masyarakat di Desa Ngawet (baku
mutu : 1500 mg/l).
2) Kekeruhan
Kekeruhan airtanah yang berasal dari sumur bor di lokasi PT Maluku Jaya
Bangunsakti adalah 2,6 mg/l, sedangkan pada sumur gali penduduk di Desa Ngawet
yaitu 10mg/l. Hal ini masih memenuhi standar maksimum yang diperbolehkan (25
mg/l).
3) Nitrit (NO2)
Konsentrasi nitrit dalam sampel airtanah di daerah pemukiman yaitu 0,6 mg/l,
masih dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (1,0 mg/l).
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
4) Besi (Fe)
Kandungan logam berat seperti besi (Fe) dari sampel airtanah yang diambil
dari daerah pemukiman yaitu 0,5 mg/l, dan masih berada di bawah bakumutu yang
diperbolehkan (Baku mutu : 1,0 mg/l).
5) Tembaga (Cu)
Kandungan tembaga (Cu) dari sampel airtanah yang diambil dari sumur gali di
daerah pemukiman masih memenuhi kriteria baku mutu yaitu 0,007 mg/l (baku mutu :
2,0 mg/l).
Dari keseluruhan hasil analisa di atas didasarkan pada baku mutu yang
mengacu pada Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990.
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.6.
Lokasi Kegiatan Pengambilan Sampel Air Bersih di sekitar Lokasi Rencana Kegiatan
Tabel 1.16.
Hasil Pengujian Kualitas Air Laut Sekitar Lokasi Kegiatan
HASIL ANALISIS
NO PARAMETER SATUAN PERSYARATAN METODE ANALISIS
PESISIR PANTAI
1 Bau Tidak Berbau - Alami SNI 01-3554:2006
2 Kekeruhan 1,1 NTU <5 SNI 06.6989.25-2005
3 Padatan Tersuspensi Total 9 mg/L 20 SNI 06.6989.3-2004
o
4 Suhu 26,4 C Alami SNI 06.6989.23-2005
5 pH 7,26 - 7,0 - 8,5 SNI 06.6989.11-2004
6 Nitrat 0,005 mg/L 0,008 SNI 19.696.7-2003
7 Minyak/Lemak 0,06 mg/L 1 SNI 06.6989.51-2005
8 Arsen 0,009 mg/L 0,025 SNI 06.6989.54-2005
9 Merkuri <0,001 Ppb 0,002 SNI 19.6964.2-2003
10 Cadmium 0,001 mg/L 0,002 SNI 6989.16-2009
11 Tembaga <0,02 mg/L 0,05 SNI 6989.6-2009
12 Timbal <0,001 mg/L 0,005 SNI 6989.8-2009
13 Seng 0,0043 mg/l 0,095 SNI 6989.9-2009
Sumber : Balai Riset dan Standarisasi Industri Manado Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2017
Uraian kondisi kualitas air laut pada beberapa lokasi tersebut di atas adalah
sebagai berikut:
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
3) Nitrat (NO3)
Konsentrasi nitrat dalam sampel Air laut dari pesisir pantai Ngawet yaitu 0,005
mg/l masih dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (0,008 mg/l).
4) Kekeruhan
Kekeruhan sampel Air laut dari pesisir pantai Ngawet yaitu <5 NTU masih
dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (1,1 NTU).
5) Minyak/Lemak
Kandungan minyak/lemak dalam sampel Air laut dari pesisir pantai Ngawet
yaitu 0,06 mg/l masih dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (0,008
mg/l).
6) Cadmium
Kandungan Cadmium dalam sampel Air laut dari pesisir pantai Ngawet yaitu
0,001 mg/l masih dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (0,002 mg/l).
7) Merkuri
Kandungan merkuri (Ag) pada sampel Air laut dari pesisir pantai Ngawet yaitu
<0,001 ppb masih dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (0,002 ppb).
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
tersebut akan dibandingkan dengan kondisi standar sebagaimana baku mutu yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.
I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.7.
Jenis Alat yang Digunakan Untuk Pengambilan Sampel Kualitas Udara
I-21
Gambar 1.8.
Kegiatan Pengukuran Kualitas Udara dan Kebisingan
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tabel 1.17.
Hasil Pengukuran Kualitas Udara di Tapak Perusahaan PT Maluku Jaya Bangunsakti
DASAR MAKSIMAL
NO JENIS PENGUJIAN HASIL KET
PERTIMBANGAN DIPERBOLEHKAN
Udara Fisis
KEPMEN LH (Daerah Industri)
1 Kebisingan 64 dB MS
28/MENLH/SK/11/1996 70 dB
KepMenKes TSP
2 Debu 141 µg/m3 MS
289/MenKes/SK/2002 230 µg/m3
KepMenKes
3 Suhu 18-30OC 30,3 oC MS
829/MenKes/SK/VII/2002
4 Kelembaban sda 40%-70% 53,7 % MS
5 Pencahayaan sda 20-140 lux 106 lux MS
6 Aliran Udara * * 1,8 m/dtk -
Udara Kimia
1 SO2 Peraturan Pemerintah 900 µg/Nm3 /
No.41 Tahun 1999 216,85 µg/Nm3 MS
(Sulfur Dioksida) 1 Jam
2 CO Peraturan Pemerintah 30.000 µg/Nm3
2.880,21µg/Nm3 MS
(Karbon Monoksida) No.41 Tahun 2000 / 1 Jam
3 NO2 Peraturan Pemerintah 400 µg/Nm3 /
122,17 µg/Nm3 MS
(Nitrogen Dioksida) No.41 Tahun 2001 1 Jam
4 H2S Peraturan Pemerintah 0,02 ppm /
0,02 ppm MS
(Kebauan) No.41 Tahun 2002 1 Jam
Ket : MS = Memenuhi Syarat TMS = Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 1.18.
Hasil Pengukuran Kualitas Udara di Daerah Pemukiman (Desa Ngawet)
DASAR MAKSIMAL
NO JENIS PENGUJIAN HASIL KET
PERTIMBANGAN DIPERBOLEHKAN
Udara Fisis
KEPMEN LH (Daerah Pemukiman)
1 Kebisingan 52 dB MS
28/MENLH/SK/11/1996 55 dB
KepMenKes TSP
2 Debu 18 µg/m3 MS
289/MenKes/SK/2002 230 µg/m3
KepMenKes
3 Suhu 18-30OC 29,2 oC MS
829/MenKes/SK/VII/2002
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
DASAR MAKSIMAL
NO JENIS PENGUJIAN HASIL KET
4 Kelembaban PERTIMBANGAN
sda DIPERBOLEHKAN
40%-70% 61,3 % MS
5 Pencahayaan sda 20-140 lux 94 lux MS
6 Aliran Udara * * 0,9 m/dtk -
Udara Kimia
1 SO2 Peraturan Pemerintah 900 µg/Nm3 /
No.41 Tahun 1999 67,27 µg/Nm3 MS
(Sulfur Dioksida) 1 Jam
2 CO Peraturan Pemerintah 30.000 µg/Nm3
1.627,44 µg/Nm3 MS
(Karbon Monoksida) No.41 Tahun 2000 / 1 Jam
3 NO2 Peraturan Pemerintah 400 µg/Nm3 /
29,86 µg/Nm3 MS
(Nitrogen Dioksida) No.41 Tahun 2001 1 Jam
4 H2S Peraturan Pemerintah 0,02 ppm /
0,004 ppm MS
(Kebauan) No.41 Tahun 2002 1 Jam
Ket : MS = Memenuhi Syarat TMS = Tidak Memenuhi Syarat
Uraian kondisi kualitas udara pada kedua lokasi di atas adalah sebagai berikut:
Secara umum hasil pengukuran kandungan SO2 masih memenuhi persyaratan baku
mutu udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999. Hasil
pengukuran berkisar antara 67,27 – 216,65 g/Nm3 masih di bawah baku mutu yang
ditententukan (baku mutu: 900 g/Nm3). Berdasarkan skala kualitas lingkungan bahwa
parameter sulfur dioksida pada dua lokasi pengukuran masih tergolong baik, atau masih di
bawah ambang batas.
Gas Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa dan tidak mudah larut dalam air, beracun dan berbahaya.andungan karbon
monoksida yang terdeteksi pada lokasi pengamatan masih dalam batas yang normal yaitu
kisaran 1.627,44 – 2.880,21 g/Nm3. Nilai ini masih memenuhi kriteria baku mutu udara
ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 (30.000 g/Nm3).
Berdasarkan skala kualitas lingkungan bahwa parameter Karbon Monoksida (CO) pada
ketiga lokasi pengukuran masih tergolong baik, atau masih di bawah ambang batas.
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
3) Nitrit (NO2)
Nitrit (NO2) berbeda pada beberapa titik berkisar antara 29,86 – 122,17 g/Nm3.
Senyawa ini masih memenuhi baku mutu udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah
RI Nomor 41 Tahun 1999 (baku mutu: 400 g/Nm3).
TSP atau debu yang terdeteksi pada lokasi pengamatan masih dalam batas yang
normal yaitu kisaran 18 - 141 g/Nm3. Nilai ini masih memenuhi kriteria baku mutu udara
ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor. 41 Tahun 1999 (230 g/Nm3).
Berdasarkan skala kualitas lingkungan bahwa parameter TSP pada kedua lokasi
pengukuran masih tergolong baik, atau masih di bawah ambang batas.
5) Kebauan (H2S)
Kebauan (H2S) pada ketiga titik pengambilan sampel yaitu berkisar 0,002 – 0,03ppm.
Senyawa ini masih memenuhi baku mutu kebauan berdasarkan KepMen LH No. 50 Tahun
1999 (baku mutu: 0,02 ppm).
6) Kebisingan
Dari lokasi tapak halaman parkir PT Maluku Jaya Bangunsakti didapatkan hasil
tingkat kebisingan 64 dBA. Hal ini belum melebihi baku mutu untuk kawasan industri
sebesar 70 dBA. Sedangkan untuk daerah pemukiman didapatkan tingkat kebisingan yaitu
52 dBA dan juga belum melebihi bakumutu tingkat kebsingan untuk daerah pemukiman
sebesar 55 dBA. Baku mutu tingkat kebisingan yang mengacu pada KEPMEN LH No. 48
tahun 1996.
Secara teoritis Jailolo yang termasuk ke dalam daerah Maluku Utara mempunyai
keunikan biogeografi serta komposisi flora dan fauna. Biogografi adalah studi tentang
penyebaran jenis secara geografi. Endemisitas dan hubungan antara jenis serta luas
kawasan adalah hal dasar untuk memahami biogeografi. Banyak ahli biologi yang menaruh
minat cukup besar pada daerah ini Maluku dan Maluku Utara karena lokasinya yang di
lewati oleh tiga garis ekologis, yaitu Lydeker, Webber dan Wallace.
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.9.
Garis Biogeografi Yang Melewati Maluku dan Maluku Utara
Daerah Maluku dan Maluku Utara yang di lewati oleh ke tiga garis ekologis ini
membuat flora dan fauna yang terdapat di daerah Maluku dan Maluku Utara mempunyai
perbedaan dengan pulau pulau utama lainnya di Indonesia.
Salah satu keunikan dari daerah Maluku dan Maluku Utara terletak pada penyebaran
berbagai jenis flora dan fauna yang dianggap rendah (Monk, et al, 2000) bila dibandingkan
dengan keanekaragaman flora dan fauna di berbagai jenis daerah di pulau yang lebih besar
di kepulauan Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Papua). Kekurangan keanekaragaman ini
terindikasi disebabkan oleh jauhnnya pulau Maluku dan Maluku Utara dengan pulau utama
lainnya. Pulau Maluku dan Maluku Utara tidak pernah terhubung dengan pulau pulau besar
di Indonesia bahkan dengan Asia dan Australia.
Ditinjau secara ekologis ekosistem wilayah studi yang di lakukan lokasi kegiatan
yang berada di Kabupaten merupakan wilayah daratan. Ekosistem daratan adalah
ekosistem yang wilayah lingkungan fisiknya merupakan wilayah daratan. Di mana wilayah
Maluku Utara merupakan ekosistem hutan hujan tropis. Parameter yang dipakai untuk
pengamatan flora dan fauna yang diteliti adalah jenis, keanekaragaman tumbuh tumbuhan
(flora) dan hewan (fauna) yang ada di lokasi rencana kegiatan.
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
A. Flora
Kondisi vegetasi yang terdapat di lokasi sekitar Lokasi Pertambangan Batuan dan
Pengolahan Aspal (AMP) Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera
Barat, menampakan kondisi yang baik atau normal. Hasil identifikasi flora di sekitar lokasi
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
tersebut, tidak ditemukan jenis flora yang termasuk endemik dan tergolong dilindungi oleh
undang-undang.
B. Fauna
Gambar 1.10.
Beberapa Jenis Fauna di Sekitar Lokasi Kegiatan PT Maluku Jaya Bangunsakti
C. Biota Perairan
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
1) Plankton
Contoh plankton diambil dengan cara menyaring 50 liter air dari perairan yang
dievaluasi. Saringan yang digunakan adalah plankton net nomor 25. Sampel plankton
diawetkan dengan menggunakan lugol asam asetat. Sampel plankton tersebut selanjutnya
diidentifikasi untuk mengetahui komposisi jenis dan dihitung untuk mengetahui
kelimpahannya.
Tabel 1.20.
Hasil Pemeriksaan Plankton
No Jenis Plankton Ditemukan Sebenarnya
1 Algae (Anacystis) 3 37
2 Microspora 0 0
3 Laptocylindrus denicus 2 24
4 Fragilaria 0 0
5 Acertia Claussi 0 0
6 Pseudo Nitzchia spp 2 24
7 Closterium 0 0
8 Sirausrastum 0 0
9 Navicula 0 0
10 Diatoma 0 0
Sumber :Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Manado, 2017
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa plankton terdiri dari 7 jenis plankton. Kelipatan
total plankton yang dapat dideteksi sebesar 86 plankter per liter. Berdasarkan kelimpahan
plankton, perairan yang dievaluasi tergolong memiliki tingkat kesuburan sedang. Mengacu
pada jenis plankton penyusun komunitas dan hasil analisis indek keragaman yaitu 0,086,
keseragaman sebesar 10,75, dan indek dominansi yaitu 566,17.
2) Benthos
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Benthos adalah organisme yang hidup di dasar atau permukaan dasar perairan yang
berukuran lebih besar dari 1 mm. Organisme benthos sangat sesuai digunakan sebagai
indikator pencemaran karena: (1) memiliki kepekaan yang berbeda terhadap berbagai jenis
bahan pencemar serta memberikan reaksi cepat terhadap perubahan kondisi perairan, (2)
tidak memiliki kemampuan untuk bermigrasi atau relatif hidup menetap di suatu perairan
dan (3) memiliki umur yang relatif panjang.
Tabel 1.21.
Hasil Pemeriksaan Benthos
No Jenis Benthos Ditemukan Sebenarnya
1 Pitamonaites 5 240
2 Perca 3 144
3 Certhedea ornata 3 144
4 Batillaria Cumingil 6 288
Sumber :Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Manado, 2017
Berdasarkan hasil pengujian benthos diperoleh kelipatan total 865, indek keragaman
0,100, indek keseragaman 8,12, dan indek dominasi 2.260,70.
1.13. Demografi/Kependudukan
Penduduk merupakan aset penting bagi suatu wilayah yang harus dikelola dengan
baik. Jika dapat dikelola secara baik, penduduk akan menjadi sumber daya manusia yang
handal dan menetukan dalam proses pembangunan suatu wilayah. Sebaliknya, potensi
penduduk yang dimiliki jika tidak dapat dikelola secara efektif maka akan menjadi beban
pembangunan dalam suatu wilayah, salah satunya adalah tingginya tingkat pengangguran.
Agar proses perencanaan pembangunan dapat dilakukan dengan tepat sasaran dan tepat
guna, tentu sangat dibutuhkan data penduduk yang akurat sebagai salah satu
instrumennya.
a. Struktur Penduduk
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Timur, Kecamatan Ibu, Kecamatan Ibu Selatan, Kecamatan Tabaru, dan Kecamatan
Loloda. Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Jailolo, sedangkan
yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan Jailolo Selatan. Keseluruhan kecamatan
di kabupaten ini memiliki 146 desa dengan jumlah desa yang tersebar secara bervariasi
di setiap kecamatan.
Penduduk Kabupaten Halmahera Barat pada Tahun 2015 adalah sebanyak 110.717
jiwa. Dari jumlah tersebut penduduk laki-laki berjumlah 56.573 jiwa dan penduduk
perempuan sejumlah 54.144 jiwa. Jumlah penduduk terbesar ada di Kecamatan Jailolo,
yakni sebanyak 34.142 jiwa atau 31 persen dari total jumlah penduduk di Kabupaten
Halmahera Barat.
Pada tahun 2015, rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Halmahera Barat adalah
103. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa terdapat 103 orang penduduk laki-laki per 100
orang penduduk perempuan di Kabupaten Halmahera Barat. Rasio jenis kelamin per
kecamatan keseluruhannya diatas 100, yang berarti di setiap kecamatan jumlah penduduk
laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan.
Tabel 1.22.
Komposisi dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2015
Rasio Jenis Kelamin (Jiwa)
Kecamatan & Kabupaten Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin
2015 2015 2015
Jailolo 17.350,6 16.791,72 1,03
Jailolo Selatan 6.805,17 6.578,34 1,03
Jailolo Timur 1.563 1.497 1,04
Sahu 5.063 4.939,09 1,03
Sahu Timur 4.758,57 4.480,11 1,06
Ibu 5.068,03 4.899,9 1,03
Ibu Selatan 5.800,66 5.449,92 1,06
Tabaru 4.469,49 4.188,47 1,07
Loloda 5.694,65 5.319,25 1,07
Halmahera Barat 56.573 54.144 1,04
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka, 2016
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.11.
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2015
Gambar 1.12.
Rasio Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2015
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tabel 1.23.
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di
Kabupaten Halmahera Barat, 2015
Gambar 1.13.
Presentase Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Halmahera Barat, 2015
Berdasarkan data Halmahera Barat Dalam Angka 2016, sebagian besar penduduk di
Kabupaten Halmahera Barat bekerja pada bidang pertanian, kehutanan, perburuan, dan
perikanan yang terdiri dari 21.960 laki-laki dan 13.051 perempuan. Sedangkan yang paling
sedikit yaitu di bidang pertambangan dan penggalian dengan jumlah pekerja laki-laki
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tabel 1.24.
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan
Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Halmahera Barat, 2015
Jenis Kelamin
No Lapangan Pekerjaan Utama
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 21,960 13,051 35,011
2 Pertambangan dan Penggalian 98 0 98
3 Industri Pengolahan 614 1,048 1,662
4 Listrik, Gas, dan Air 166 0 166
5 Bangunan 1,340 29 1,369
6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 720 3,032 3,752
7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi 2,492 39 2,531
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan,
8 384 29 413
T anah, dan Jasa Perusahaan
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan 3,695 2,562 6,257
Jumlah 31,469 19,790 51,259
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka, 2016
Gambar 1.14.
Grafik Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
di Kabupaten Halmahera Barat
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
c. Jumlah Keluarga
Berdasarkan tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata jiwa dalam satu
keluarga yaitu 3-4 orang dengan presentase tertinggi yaitu 44% dari total responden yaitu
13 responden, presentase kedua yaitu 33% dengan jumlah orang yaitu 5-6 orang dengan
total responden 10 orang, berikutnya jumlah keluarga sebanyak 7-8 orang sebanyak 17%
atau 5 orang responden, sedangkan 9-10 orang dan lebih dari 10 orang masing-masing
sebanyak 3%.
Gambar 1.15.
Jumlah Keluarga Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan
d. Sosial Ekonomi
Produk Domestik Bruto pada tingkat nasional serta Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) pada tingkat regional (provinsi) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk
menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDRB digunakan 2
pendekatan, yaitu lapangan usaha dan pengeluaran. Keduanya menyajikan komposisi data
nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (lapangan usaha) dan menurut
komponen penggunaannya. PDRB dari sisi lapangan usaha merupakan penjumlahan
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi
atas berbagai aktivitas produksinya. Sedangkan dari sisi pengeluaran menjelaskan tentang
penggunaan dari nilai tambah tersebut.
Produk Domestik Bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi
penilaian, yaitu atas dasar “harga berlaku” dan atas dasar “harga konstan”. Disebut sebagai
harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun
berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun dasar
tertentu, dalam publikasi ini digunakan harga tahun 2010.
PDRB Kabupaten Halmahera Barat atas dasar harga berlaku pada tahun 2015
tercatat sebesar 1.634.289,74 juta rupiah, dengan kontribusi terbesar diberikan oleh sektor
pertanian, yakni sebesar 641.160,76 juta rupiah atau mencapai 39,23 persen.
Kontribusi terendah diberikan oleh sektor pengadaan listrik dan gas, yaitu sebesar 875,05
juta rupiah atau hanya sebesar 0,05 persen.
Tabel 1.25.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Halmahera Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012-2015
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tabel 1.26.
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Halmahera Barat Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012-2015
Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015**
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 410.817,52 431.136,27 446.189,58 462.319,37
B. Pertambangan dan Penggalian 1.032,95 1.089,42 1.147,38 1.219,57
C. Industri Pengolahan 71.466,48 75.578,55 80.541,16 83.305,48
D. Pengadaan Listrik dan Gas 670,7 600,07 703,62 932,89
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 2.018,36 2.091,29 2.242,56 2.411,91
Limbah dan Daur Ulang
F. Konstruksi 51.490,58 54.653,60 58.375,60 62.391,12
G. Perdagangan Besar dan Eceran; 143.170,76 156.502,67 172.515,04 187.322,19
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 21.933,04 22.990,61 24.832,65 26.501,25
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan 2.490,06 2.599,23 2.734,51 2.895,1
Minum
J. Informasi dan Komunikasi 36.624,35 37.428,69 38.515,76 41.716,48
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 28.518,60 30.540,16 31.204,57 33.124,37
L. Real Estat 833,45 871,87 906,83 962,8
M,N. Jasa Perusahaan 1.874,52 2.032,67 2.143,00 2.231,98
O. Administrasi Pemerintahan, 222.370,90 234.542,01 246.828,13 263.384,22
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 33.839,48 35.634,76 37.768,11 40.264,82
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 25.017,63 26.462,82 28.298,01 30.366,29
R,S,T,U. Jasa lainnya 4.147,34 4.365,28 4.622,08 5.006,61
Produk Domestik Regional Bruto 1.058.316,71 1.119.119,98 1.179.568,58 1.246.356,46
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016
Ket. : * Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.16.
Jenis Pekerjaan Masyarakat Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan
Dapat dilihat tabel diatas pekerjaan responden kebanyakan sebagai petani dengan
jumlah sebanyak 29 orang (97%) dari 30 responden, kemudian urutan kedua yaitu sebanyak
1 orang (3%), sedangkan pekerjaan lainnya seperti wiraswasta dan PNS berdasarkan hasil
responden masing-masing 0%.
2) Pendapatan Responden
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
f. Sosial Budaya
1) Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam
pembangunan, pendidikan yang bermutu merupakan jaminan terbentuknya kualitas
generasi mendatang yang handal untuk mensukseskan pembangunan nasional pada
umumnya dan pembangunan Kabupaten Halmahera Barat pada khususnya.
Jumlah guru di Kabupaten Halmahera Barat ada sebanyak 2.869 orang guru.
Terbanyak adalah guru SD, yaitu 1.633 orang guru, dan yang paling sedikit yaitu guru
TK/sederajat sebanyak 123 orang.
Rasio murid-guru menunjukkan jumlah murid yang menjadi beban untuk seorang
guru. Nilai rasio murid-guru di Kabupaten Halmahera Barat terbesar pada tingkat pendidikan
SD/sederajat, yaitu 11 yang berarti dari 1 orang guru harus mengajar 11 orang murid.
Sedangkan untuk tingkat SMP/MTs/sederajat dan SMA/SMK/MA/sederajat masing-masing
adalah 10.
Tabel 1.27.
Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-Guru Menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Halmahera Barat, 2015
Jumlah Jumlah Rasio
Jumlah
Jenjang Pendidikan Murid Guru Murid-
Sekolah
(L+P) (L+P) Guru
(1) (2) (3) (4) (5)
TK/sederajat 50 1.409 123 11
SD/sederajat 183 16.538 1.633 11
SMP/sederajat 73 6.913 762 10
SMA//sederajat 21 3.824 351 10
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.18.
Banyaknya Sekolah menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Halmahera Barat, 2015
Gambar 1.19.
Jumlah Murid dan Guru Menurut Jenjang Pendidikan Di Kabupaten Halmahera Barat, 2015
2) Kesejahteraan Sosial
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tabel 1.28.
Jumlah Keluarga Miskin Per Kecamatan
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Kepala Keluarag (KK) miskin
jamkesmas dan jamkesda sebesar 18.559 kepala keluarga yang tersebar di 9 kecamatan,
yang terdiri dari; kecamatan loloda 2.241 KK, keamatan ibu utara 1.199 KK, kecamatan Ibu
1.394 KK, Kecamatan Ibu Selatan 1.806 KK, Kecamatan Sahu Timur 1.246 KK, Kecamatan
Sahu 1.921 KK, Kecamatan Ibu Selatan Timur 1.287 KK, Kecamatan Ibu Selatan 4.766 KK,
dan Kecamatan Ibu Selatan Selatan 2.699 KK. Jumlah KK Miskin yang terbesar ada di
Kecamatan Ibu Selatan sebanyak 4.766 KK dan yang terkecil berada di Kecamatan Ibu
Utara sebesar 1.199 KK.
Gambar 1.20.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2010-2015
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
permanen dengan keadaan buruk yaitu 0 responden, dan bangunan setengah permanen
dengan keadaan buruk sebesar 0%.
Gambar 1.21.
Kondisi Bangunan di Sekitar Lokasi Kegiatan
3) Budaya
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Berdasarkan hasil survei
yang di lakukan di Desa Ngawet, budaya adat istiadat di daerah tersebut masih sangat
murni, hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.29.
g. Proses Sosial
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Proses sosial dalam konteks ini adalah bentuk-bentuk peristiwa yang terjadi akibat
adanya interaksi sosial antara individu-individu dan/atau dengan kelompok-kelompok
masyarakat. Proses sosial yang terjadi pada masyarakat sangat dipengaruhi oleh
keselarasan dan/atau perbedaan kepentingan diantara warga masyarakat.
Gambar 1.22.
Frekuensi Gotong-Royong Masyarakat Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan
Tabel 1.30.
Banyaknya Konfik yang Sering Terjadi di Desa Ngawet
Konflik Sosial Jumlah Presentasi
Tidak ada konflik 0 0%
Konflik jarang timbul 19 63%
Konflik bersifat temporer 11 37%
Agak rawan terhadap konflik 0 0%
Sangat rawan terhadapa konflik 0 0%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Wawancara, 2017
Tabel 1.31.
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Berdasarkan hasil analisis data kuesioner di atas, konflik yang sering terjadi di
wilayah studi diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan dengan nilai 50 persen
dari total 30 responden, dan sebagiannya lagi sebanyak 50 persen lagi dilakukan sesuai
mekanisme hokum.
1) Pranata Sosial
Pranata sosial adalah suatu tatanan dan/atau aturan yang ciptakan, dijalankan dan
dipatuhi oleh suatu kelompok masyarakat untuk menjaga keutuhan kelompok masyarakat.
Sistem norma atau aturan tidak tertulis atau dapat disebut kearifan lokal yang masih
diterapkan oleh masyarakat desa studi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain adalah :
3) Menghentikan aktivitas sejenak ketika ada kerabat atau tetangga yang meninggal
dunia dan kemudian melayat pada kerabat atau tetangga yang meninggal dunia.
Tabel di bawah ini menyajikan informasi mengenai sikap dan persepsi responden
terhadap kegiatan pengoperasian PT Maluku Jaya Bangunsakti di Desa Ngawet Kecamatan
Ibu Selatan Kabupaten Halmahera Barat.
Tabel 1.32.
Sikap dan Persepsi Masyarakat Di Desa Ngawet Kec. Ibu Selatan Kab. Halmahera Barat
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
1.14. Kesehatan
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentang yang luas, semua
ada kaitannya baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit
(preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (fisik, mental dan sosial) atau kuratif,
maupun pemulihan (rehabilitatif) (Notoatmodjo, 2007).
a. Pola Penyakit
Tabel 1.33.
Perbandingan Jenis dan Jumlah Penyakit Tahun 2014-2015 di Kabupaten Halmahera Barat
Kasus Penyakit Terbanyak
Jenis Penyakit Jumlah Kasus
2014 2015
Infeksi Akut pada Saluran Pernapasan (ISPA) 11.688 10.123
Penyakit pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 2.335 1.174
Penyakit Kulit Alergi 1.519 2.886
Diare 1.247 231
Infeksi Penyakit Usus 1.211 1.293
Penyakit Kulit Infeksi 1.077 527
Penyakit Tekanan Darah Tinggi 998 319
Bronkitis 624 541
Malaria 584 115
Asma 443 183
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016
Gambar 1.23.
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Tabel 1.34.
Persentase Jenis Sakit yang Diderita Responden
Jenis Sakit yang Sering Diderita Jumlah Persentase
Flu, Batuk beringus 18 60%
Demam panas dingin 12 40%
Kepala dan badan sakit 0 0%
Batuk disertai muntah darah 0 0%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Wawancara, 2017
Gambar 1.24.
Kunjungan Terbanyak RSUD Jailolo Berdasarkan Diagnosa Tahun 2015
b. Fasilitas Kesehatan
Pada tahun 2015 di Kabupaten Halmahera Barat terdapat 1 (satu) unit Rumah Sakit,
11 unit Puskesmas, 17 pustu, 37 polindes, dan 163 unit Posyandu. Selain itu juga terdapat
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
20 unit Klinik Keluarga Berencana (KKB) dan 176 unit Pos Pelayanan Keluarga Berencana
Desa (PPKBD).
Gambar 1.25.
Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Halmahera Barat
Gambar 1.26.
Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2015
c. Sanitasi Lingkungan
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Cerminan kondisi kesehatan lingkungan hidup secara fisik, baik didalam tapak projek
maupun di lingkungan sekitarnya antara lain dicerminkan melalui penyediaan sarana
sanitasi seperti penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, MCK, perumahan dan lain-lain
yang mencerminkan kondisi saat ini (Mulia, 2005).
Pengelolaan sampah disekitar tapak lokasi masih bersifat individu, dengan tingkat
kesadaran yang tinggi. Dimana berdasarkan data responden, warga menampung sampah di
tempat sampah. Selanjutnya pengangkutan sampah oleh Dinas Kebersihan dibawa ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Gambar 1.27.
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa upaya pengolahan sampah oleh
masyarakat paling banyak adalah di sekitar rumah kemudian dibakar dengan persentase
60%. Kemudian sebagian masyarakat membuang sapah di tempat sampah dengan
presentase 40%. Tidak ada yang dibuang ke sungai ataupun ke sembarang tempat.
Masyarakat desa disekitar tapak projek saat ini menggunakan air yang dibeli dan air
sumur sebagai sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari baik untuk kebutuhan air
minum, memasak, mandi, mencuci serta kakus (MCK).
Berdasarkan hasil kuisioner dapat dilihat bahwa sumber air untuk minum masyarakat
yang paling banyak adalah air sumur yaitu sebanyak 100 persen.
Gambar 1.28.
Sumber Air Minum Masyarakat Di Desa Ngawet
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.29.
Tempat Pembuangan Bekas Cucian Masyarakat Di Desa Ngawet
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa tempat membuang bekas cucian
oleh masyarakat paling banyak adalah di buang ke tanah kosong dengan persentase 83%,
dibuang ke lubang sebanyak 10%, dibuang ke selokan beton sebanyak 7%, dan sebanyak
0% yang membuang ke sungai atau pantai. Pembuangan bekas cucian ke selokan beton
yang bermuara ke sungai atau langsung ke laut. Hal ini dapat menimbulkan dampak pada
lingkungan, yaitu akan mencemari air sungai. Dan apabila air sungai ini dikonsumsi
masyarakat untuk minum, mandi dan mencuci maka akan menimbulkan penyakit seperti
diare atau kolera bahkan terjadi penyakit kulit seperti dermatitis alergi atau dermatitis iritan
atau penyakit kulit akibat jamur.
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.30.
Kesediaan MCK Rumah Tangga
Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa hanya sebagian kecil masyarakat
yang telah memiliki MCK Rumah Tangga yaitu sebanyak 37%, sedangkan sebagian besar
belum memiliki MCK Rumah Tangga yaitu sebanyak 63%.
Tabel 1.35.
Pola Masyarakat dalam Merawat Kesehatan Berdasarkan Data Responden
Panjang jalan di Halmahera Barat mencapai sekitar 627 kilometer. Sebagian besar
terdiri dari jalan kabupaten dan jalan provinsi, sedangkan sisanya adalah jalan negara
dengan panjang sekitar 123,91 kilometer. Keseluruhan panjang jalan di Kabupaten
Halmahera Barat terbagi atas 69,38 persen jalan kabupaten, 10,87 persen jalan provinsi,
dan 19,75 persen jalan negara. Kondisi jalan rusak di Kabupaten Halmahera Barat cukup
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
banyak. Selama tahun 2015 tercatat panjang jalan kabupaten yang rusak menurun dari
61,24 persen pada tahun 2014 dari total panjang jalan kabupaten menjadi 57,78 persen dari
panjang jalan.
Untuk transportasi laut, pelabuhan Jailolo sebagai salah satu pintu masuk ke
Halmahera Barat mencatat ada sekitar 150 kapal yang tiba dan diberangkatkan selama
tahun 2015. Pelabuhan ini selalu ramai oleh aktivitas kapal dan speedboat untuk melayani
penumpang ke Ternate yang hanya berjarak sekitar 30 kilometer dari Jailolo.
Gambar 1.31.
Persentase Panjang Jalan di Kabupaten Halmahera Barat Menurut Status Jalan, 2015
Komponen transportasi yang digunakan beragam antara lain motor, mobil, dan truk.
Desa Ngawet terletak di Jalan Poros antar Desa di Kabupaten Halmahera Barat.
Berdasarkan data traffic counting yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan maka
dapat dilihat bahwa puncak arus lalu lintas terdapat pada periode waktu antara pukul 13.15
– 14.00 WIT. Jenis kendaraan yang paling banyak melewati lokasi pengamatan adalah
kendaraan roda dua yaitu 30 kali. Sedangkan kendaraan yang jumlahnya paling sedikit
melewati lokasi pengamatan adalah kendaraan roda enam (truck) dengan jumlah sebanyak
1 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.32.
Hasil Perhitungan Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenis Kendaraan Dan
Periode Waktu Pengamatan
Gambar 1.33.
Hasil Analisis Kecepatan Kendaraan Berdasarkan Jenis Kendaraan Dan
Periode Waktu Pengamatan
I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat
Gambar 1.34.
Kondisi Jalan di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera Barat
I-55