Anda di halaman 1dari 59

PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI

Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan


Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Status Perijinan

a. Nama Perusahaan : PT Maluku Jaya Bangunsakti

b. Alamat Perusahaan : Jl. Baru Soa No.325 RT.011/RW.005 Kelurahan Soa


Kecamatan Kota Ternate Utara, Kota Ternate

c. Lokasi Kegiatan : Desa Ngawet, Kecamatan Ibu Selatan, Kabupaten


Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

d. Telepon/Fax : (0921) 3128740 / (0921) 3110958

e. Email : mjb_tte@yahoo.com

f. Penanggung Jawab : Rudi Firmansah

g. Jabatan : Direktur Utama

1.2. Luas Wilayah Kuasa Penambangan

Perizinan yang sudah diperoleh PT Maluku Jaya Bangunsakti adalah Surat


Pencadangan Wilayah yang dikeluarkan oleh Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
Provinsi Maluku Utara.

Berdasarkan Surat Pencadangan Wilayah yang dikeluarkan melalui Pelayanan


Terpadu Satu Pintu (PTSP), luas pencadangan wilayah yang dimiliki oleh PT Maluku Jaya
Bangunsakti yaitu 20,4 Hektar yang terletak di Desa Ngawet, Kecamatan Ibu Selatan,
Kabupaten Halmahera Barat.

1.3. Persetujuan Dokumen Lingkungan

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pertambangan baik eksplorasi maupun


eksploitasi, PT Maluku Jaya Bangunsakti wajib dilengkapi dengan Surat Keputusan tentang
Kelayakan Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan yang dikeluarkan oleh Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Halmahera Barat. Hal ini diperoleh setelah pembuatan Dokumen
Lingkungan Hidup dari kegiatan yang dilaksanakan. Dimana Dokumen Lingkungan Hidup
merupakan bukti keseriusan PT Maluku Jaya Bangunsakti atas pengelolaan dampak

I-3
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

lingkungan yang terjadi akibat kegiatan pertambangan batuan di Desa Ngawet, Kecamatan
Ibu Selatan, Kabupaten Halmahera Barat.

1.4. Lokasi dan Kesampaian Wilayah

Lingkup usaha PT Maluku Jaya Bangunsakti adalah kegiatan pertambangan dengan


lokasi rencana kegiatan pertambangan secara administratif terletak di Desa Ngawet,
Kecamatan Ibu Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Gambaran
Lokasi rencana kegiatan dapat dilihat Tabel 1.1 tentang titik koordinat rencana lokasi
kegiatan dan Gambar 1.1 tentang Peta lokasi rencana kegiatan pertambangan batuan
tersebut.

Tabel 1.1.
Titik Koordinat Rencana Kegiatan PT Maluku Jaya Bangunsakti

Garis Bujur Garis Lintang


TITIK o
' " BT/BS o
' " LU/LS
1 127 29 23.1 BT 1 23 7.0 LU
2 127 29 23.1 BT 1 23 9.7 LU
3 127 29 45.9 BT 1 23 9.7 LU
4 127 29 45.9 BT 1 23 7.0 LU
5 127 29 51.2 BT 1 23 7.0 LU
6 127 29 51.2 BT 1 23 5.1 LU
7 127 29 55.7 BT 1 23 5.1 LU
8 127 29 55.7 BT 1 23 3.4 LU
9 127 29 59.6 BT 1 23 3.4 LU
10 127 29 59.6 BT 1 23 2.0 LU
11 127 30 13.3 BT 1 23 2.0 LU
12 127 30 13.3 BT 1 22 59.7 LU
13 127 29 53.5 BT 1 22 59.7 LU
14 127 29 53.5 BT 1 23 1.3 LU
15 127 29 48.7 BT 1 23 1.3 LU
16 127 29 48.7 BT 1 23 3.0 LU
17 127 29 42.1 BT 1 23 3.1 LU
18 127 29 42.1 BT 1 23 6.0 LU
19 127 29 33.3 BT 1 23 6.0 LU
20 127 29 33.3 BT 1 23 1.2 LU
21 127 29 26.9 BT 1 23 1.2 LU
22 127 29 26.9 BT 1 23 7.0 LU
Sumber : PT Maluku Jaya Bangunsakti

Untuk sampai ke daerah penambangan tersebut, digunakan rute dari Jakarta ke


Desa Ngawet sebagai berikut.

1) Jakarta – Ternate : Menggunakan penerbangan komersial ke Bandara Baabullah


Ternate dengan waktu tempuh kurang lebih ± 5 jam.

I-3
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

2) Ternate – Jailolo : Dapat menggunakan speed boat, dengan waktu tempuh


kurang lebih ± 45 menit. Atau dengan menggunakan kapal ± 1
jam.

3) Jailolo - Desa Ngawet : Dari daerah Jailolo ke Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan,
ditempuh dengan menggunkan alat transportasi darat dengan
waktu tempuh ± 3 jam.

I-3
Gambar 1.1. Lokasi Kegiatan PT Maluku Jaya Bangunsakti

I-4
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

1.5. Fungsi Kawasan Hutan dan Penggunaan Lahan

Berdasarkan interpretasi Peta Kawasan Hutan kabupaten Halmahera Barat,


wilayah kawasan Izin Usaha Pertambangan PT Maluku Jaya Bangunsakti berada
pada Area Penggunaan Lain (APL). Sebelah Timur Wilayah IUP terdapat Hutan
Lindung (HL) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT).

Pengunaan lahan di area IUP PT Maluku Jaya Bangunsakti umumnya


merupakan alang-alang, sabana, dan padang. Wilayah IUP PT Maluku Jaya
Bangunsakti berdekatan area pemukiman dan laut.

1.6. Iklim

Iklim didefinisikan sebagai kondisi rata-rata dari cuaca dalam periode yang
panjang (bulan, tahun). Dalam kenyataannya, ikllm tidak saja menggambarkan
perilaku dinamika udara yang pada satu sisi memberikan konstribusi terhadap pola-
pola perilaku insitu dan exsitu atas berbagai perubahan fisika kimia dan biologi
lingkungan; pada sisi lain akan berubah akibat konstribusi aktifitas yang terjadi baik
secara alamiah maupun artifisial.

lklim yang berkembang di sekitar wilayah Kabupaten Halmahera Barat tidak


terlepas dari iklim yang berkembang disekitarnya. Wilayah Provinsi Maluku Utara
dipengaruhi oleh iklim laut tropis dan iklim musim. Oleh karena itu iklimnya sangat
dipengaruhi oleh lautan dan variasi antara tiap bagian wilayah. Kondisi tersebut
dipengaruhi oleh sistem pergerakan atmosfer disekitar khatulistiwa. lklim di Wilayah
Provinsi Maluku Utara secara umum dipengaruhi oleh 4 musim, yaitu musim Utara
atau Barat dan musim Selatan atau Timur dan 2 musim peralihan. Dari hal tersebut
maka, iklim Kota Ternate serta wilayah Halmahera Tengah dan Halmahera Barat dan
Kota Tidore kepulauan dipengaruhi oleh musim utara pada bulan Oktober - Maret,
pancaroba pada bulan April. Musim selatan pada bulan April-September yang diselingi
angin timur dan pancaroba dalam bulan September.

Pengkondisian iklim atas rencana lokasi kegiatan mengacu pada


penggolongan tipe iklim KOPPEN, sedangkan tipe curah hujannya ditentukan
menurut SCHMIDT dan FERGUSON. Penggolongan iklim dari KOPPEN
berdasarkan pada curah hujan dan suhu udara rata–rata bulanan maupun tahunan.
SCHMIDT dan FERGUSON menggolongkan berdasarkan atas rasio antara jumlah
rata-rata bulan kering dan bulan basah. Data iklim telah dicatat dari Stasiun.
Meteorologi Babullah Ternate dengan rentang waktu dari Tahun 2007-2016.

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Tabel 1.2.
Data Iklim Tahun 2008 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah

Suhu Udara (oC) Kelembaban Kecepatan Angin Curah Hujan


Bulan
Maksimum Minimum Rata-rata Udara (km/jam) (mm/hari)

Januari 30.52 24.42 27.25 87.68 9.40 16.41


Februari 30.20 24.10 26.81 88.13 8.82 12.95
Maret 30.91 23.45 26.77 88.17 5.61 11.72
April 30.98 23.64 26.86 88.20 5.99 12.02
Mei 31.07 23.79 27.14 86.77 5.86 15.73
Juni 30.66 23.81 26.81 87.14 5.11 22.33
Juli 30.44 23.24 26.39 88.07 5.26 4.96
Agustus 30.18 23.13 26.24 87.96 4.64 7.87
September 30.71 23.33 26.80 87.29 5.55 13.08
Oktober 31.41 23.66 26.90 88.47 4.88 247.58
November 30.76 23.95 26.95 89.05 5.46 10.30
Desember 30.29 24.21 27.05 89.52 7.04 16.73
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate, 2018

Tabel 1.3.
Data Iklim Tahun 2009 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah

Suhu Udara (oC) Kelembaban Kecepatan Angin Curah Hujan


Bulan
Maksimum Minimum Rata-rata Udara (km/jam) (mm/hari)

Januari 30.50 24.51 27.26 88.67 8.30 6.02


Februari 30.18 24.03 26.93 88.55 7.67 10.80
Maret 30.48 23.60 26.85 88.53 6.10 14.67
April 31.36 24.02 27.38 88.05 5.51 19.61
Mei 31.61 24.26 27.71 87.37 5.54 10.86
Juni 31.05 23.81 27.25 84.08 6.53 15.35
Juli 30.83 24.34 27.54 81.41 9.97 12.55
Agustus 31.87 24.45 27.88 80.75 8.47 0.25
September 32.39 24.01 28.00 79.50 7.07 2.03
Oktober 32.86 24.03 28.09 82.44 6.15 2.03
November 32.01 24.17 27.42 87.92 5.35 12.31
Desember 31.91 24.11 27.75 86.38 7.52 11.53
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate, 2018

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Tabel 1.4.
Data Iklim Tahun 2010 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah

Suhu Udara (oC) Kelembaban Kecepatan Angin Curah Hujan


Bulan
Maksimum Minimum Rata-rata Udara (km/jam) (mm/hari)

Januari 31.10 23.73 27.08 88.84 7.80 13.46


Februari 31.67 23.79 27.52 86.35 9.16 6.73
Maret 32.54 24.45 28.12 85.61 10.23 8.59
April 31.93 24.71 27.73 89.28 7.77 13.12
Mei 32.11 24.73 27.83 89.26 6.13 23.84
Juni 31.66 24.11 27.34 88.79 5.94 8.72
Juli 31.27 23.56 26.99 88.68 5.00 12.34
Agustus 30.75 23.06 26.93 88.68 6.17 14.60
September 31.73 23.59 27.07 88.04 6.09 9.16
Oktober 31.77 24.13 27.60 86.45 6.23 24.55
November 31.89 23.39 27.35 87.63 6.27 5.20
Desember 31.01 23.72 26.95 88.35 7.03 25.52
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate, 2018

Tabel 1.5.
Data Iklim Tahun 2011 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah

Suhu Udara (oC) Kelembaban Kecepatan Angin Curah Hujan


Bulan
Maksimum Minimum Rata-rata Udara (km/jam) (mm/hari)

Januari 30.99 23.88 27.04 87.81 8.08 16.13


Februari 30.43 23.63 26.67 89.14 7.97 15.75
Maret 30.85 23.92 26.93 88.65 8.13 19.35
April 30.99 24.26 27.33 88.31 7.77 8.02
Mei 30.92 24.46 27.24 88.27 7.41 27.99
Juni 30.59 24.10 26.94 86.14 7.33 15.83
Juli 31.22 24.13 27.44 82.50 7.96 9.91
Agustus 31.53 24.37 27.53 81.29 9.25 5.56
September 30.75 24.03 26.86 86.94 6.76 13.26
Oktober 32.41 23.92 27.52 84.02 6.68 3.27
November 31.44 24.23 27.36 87.64 5.97 12.91
Desember 30.41 24.24 26.95 89.60 9.24 157.76
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate, 2018

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Tabel 1.6.
Data Iklim Tahun 2012 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah

Suhu Udara (oC) Kelembaban Kecepatan Angin Curah Hujan


Bulan
Maksimum Minimum Rata-rata Udara (km/jam) (mm/hari)

Januari 30.40 24.60 26.70 85.00 9.26 10.08


Februari 31.10 24.40 26.90 83.00 9.26 8.06
Maret 30.50 24.30 26.60 85.00 9.26 13.29
April 30.90 24.40 26.90 84.00 7.41 10.70
Mei 26.40 23.50 24.80 84.00 9.26 16.09
Juni 31.00 24.10 27.10 80.00 9.26 14.93
Juli 30.10 23.70 26.10 85.00 9.26 12.32
Agustus 30.30 24.30 26.70 80.00 11.11 4.89
September 28.10 24.40 27.30 77.00 11.11 2.00
Oktober *) 24.30 27.40 79.00 9.26 12.08
November 26.10 24.50 26.90 85.00 7.41 12.40
Desember 30.90 24.40 27.00 85.00 7.41 6.88
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate, 2018

Tabel 1.7.
Data Iklim Tahun 2013 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah

Suhu Udara (oC) Kelembaban Kecepatan Angin Curah Hujan


Bulan
Maksimum Minimum Rata-rata Udara (km/jam) (mm/hari)

Januari 30.00 25.00 27.00 85.00 11.11 8.48


Februari 31.00 24.00 27.00 85.00 9.26 11.28
Maret 32.00 25.00 28.00 83.00 12.96 7.58
April 31.00 25.00 27.00 86.00 7.41 18.00
Mei 32.00 24.00 27.00 86.00 7.41 21.59
Juni 32.00 25.00 28.00 83.00 7.41 11.11
Juli 30.00 24.00 26.00 85.00 7.41 20.78
Agustus 31.00 24.00 27.00 84.00 7.41 13.23
September 31.00 24.00 27.00 81.00 7.41 4.78
Oktober 31.00 24.00 27.00 80.00 7.41 5.14
November 31.00 23.00 27.00 85.00 7.41 9.19
Desember 31.00 25.00 27.00 85.00 7.41 12.20
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate, 2018

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Tabel 1.8.
Data Iklim Tahun 2014 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah

Suhu Udara (oC) Kelembaban Kecepatan Angin Curah Hujan


Bulan
Maksimum Minimum Rata-rata Udara (km/jam) (mm/hari)

Januari 31.00 24.00 27.00 83.00 7.00 17.95


Februari 31.00 24.00 27.00 94.00 7.00 9.71
Maret 33.00 25.00 27.00 76.00 10.00 5.00
April 32.00 24.00 28.00 84.00 5.00 6.47
Mei 32.00 25.00 27.00 91.00 4.00 10.87
Juni 31.00 25.00 27.00 74.00 4.00 7.50
Juli 32.00 25.00 28.00 77.00 5.00 4.11
Agustus 31.00 24.00 27.00 92.00 4.00 12.82
September 31.00 24.00 27.00 70.00 5.00 11.63
Oktober 32.00 25.00 27.00 83.00 6.00 3.00
November 31.00 25.00 27.00 90.00 5.00 8.95
Desember 31.00 25.00 27.00 69.00 5.00 7.95
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate, 2018

Tabel 1.9.
Data Iklim Tahun 2015 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah

Suhu Udara (oC) Kelembaban Kecepatan Angin Curah Hujan


Bulan
Maksimum Minimum Rata-rata Udara (km/jam) (mm/hari)

Januari 30.00 25.00 27.00 84.00 7.00 9.83


Februari 30.00 25.00 27.00 80.00 6.00 0.83
Maret 31.00 25.00 27.00 80.00 12.00 5.00
April 32.00 25.00 28.00 80.00 5.00 4.43
Mei 32.00 25.00 27.00 81.00 4.00 11.67
Juni 31.00 25.00 27.00 80.00 4.00 11.63
Juli 31.00 24.00 27.00 72.00 5.00 2.25
Agustus 31.00 24.00 27.00 72.00 6.00 0.50
September 32.00 24.00 27.00 73.00 5.00 -
Oktober 32.00 24.00 27.00 74.00 5.00 9.20
November 31.00 25.00 27.00 82.00 4.00 8.36
Desember 32.00 25.00 28.00 81.00 6.00 9.00
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate, 2018

Tabel 1.10.

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Data Iklim Tahun 2016 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah

Suhu Udara (oC) Kelembaban Kecepatan Angin Curah Hujan


Bulan
Maksimum Minimum Rata-rata Udara (km/jam) (mm/hari)

Januari 31.39 24.75 27.59 74.81 8.50 6.53


Februari 32.11 24.73 28.08 74.84 9.51 0.03
Maret 32.79 24.71 28.54 75.17 10.27 3.26
April 32.29 24.63 28.34 75.84 7.85 10.14
Mei 31.92 24.69 28.06 76.66 6.11 0.22
Juni 30.99 24.65 27.15 74.99 6.54 3.71
Juli 30.92 24.67 27.20 74.78 6.18 3.42
Agustus 31.56 24.72 27.57 73.76 8.08 3.27
September 30.90 24.70 27.17 80.90 5.99 6.83
Oktober 30.88 24.80 27.30 75.42 6.01 13.15
November 31.29 24.83 27.79 76.05 7.06 10.53
Desember 30.98 24.85 27.44 75.84 8.94 4.83
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate, 2018

Tabel 1.11.
Data Iklim Tahun 2017 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah

Suhu Udara (oC) Kelembaban Kecepatan Angin Curah Hujan


Bulan
Maksimum Minimum Rata-rata Udara (km/jam) (mm/hari)

Januari 31.39 24.75 27.59 74.81 8.50 6.53


Februari 32.11 24.73 28.08 74.84 9.51 0.03
Maret 32.79 24.71 28.54 75.17 10.27 3.26
April 32.29 24.63 28.34 75.84 7.85 10.14
Mei 31.92 24.69 28.06 76.66 6.11 0.22
Juni 30.99 24.65 27.15 74.99 6.54 3.71
Juli 30.92 24.67 27.20 74.78 6.18 3.42
Agustus 31.56 24.72 27.57 73.76 8.08 3.27
September 30.90 24.70 27.17 80.90 5.99 6.83
Oktober 30.88 24.80 27.30 75.42 6.01 13.15
November 31.29 24.83 27.79 76.05 7.06 10.53
Desember 30.98 24.85 27.44 75.84 8.94 4.83
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate, 2018

Tabel 1.12.
Rekapitulsi Data Iklim Tahun 2008-2017 dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Suhu Udara (oC) Kelembaban Kecepatan Angin Curah Hujan


Tahun
Maksimum Minimum Rata-rata Udara (km/jam) (mm/hari)
2008 30.69 23.67 26.97 84.84 6.55 12.76
2009 30.68 23.73 26.83 88.04 6.13 32.64
2010 31.42 24.11 27.51 85.3 7.01 9.83
2011 31.62 23.91 27.37 88 6.98 13.82
2012 31.04 24.1 27.15 86.69 7.71 25.48
2013 29.62 24.24 26.7 82.67 9.11 10.31
2014 31.08 24.33 27.08 84 8.34 11.95
2015 31.5 24.58 27.17 81.92 5.58 8.83
2016 31.25 24.67 27.17 78.25 5.25 5.81
2017 31.5 24.73 27.68 75.76 7.59 5.49
Sumber : Hasil Analisis, 2018

(a) Suhu

Suhu udara rata-rata daerah studi berkisar antara (26,70 – 27,68) oC,
maksimum berkisar antara (29,62 – 31,62)oC, dan minimum : (23,67 – 24,73)oC.
Berdasarkan skala kualitas lingkungan, bahwa suhu udara antara 26 – 38 oC kategori
cukup.

Gambar 1.2.
Rekapitulasi Suhu Udara Tahun 2008-2017

(b) Kelembaban

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Kelembaban udara relatif berkisar antara 75,76 – 88,04 %. Kelembaban


udara terendah terjadi pada bulan Agustus (73,76%), sedangkan kelembaban udara
tertinggi dijumpai pada bulan September (80,90%). Berdasarkan kualitas lingkungan,
bahwa kisaran kelembaban antara 80%-90% tergolong Sedang.

Gambar 1.3.
Rekapitulasi Kelembaban Udara Tahun 2008-2017

(c) Arah dan Kecepatan Angin

Rata-rata kecepatan angin di lokasi studi berkisar 5,58 – 9,11 km/jam.


Kecepatan angin dengan derajat kecepatan 2 (7 – 12), dicirikan wajah dapat
merasakan angin, daun-daun bergerak, petunjuk arah angin mulai bergerak. Kondisi di
atas laut tampak riak-riak terjadi di seluruh permukaan air, tetapi puncaknya licin dan
tidak terputus. Arah angin dominan adalah ke arah barat daya. Berdasarkan kualitas
lingkungan bahwa kecepatan angin lebih kecil dari 10 km/jam tergolong baik.

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Gambar 1.4.
Rekapitulasi Kecepatan Angin Tahun 2007-2016

(d) Curah Hujan

Rata-rata curah hujan tahunan di daerah studi tergolong tinggi, yakni


berjumlah 2.329 mm/tahun (>2000 mm/tahun), dengan jumlah hari hujan rata-rata 156
hari/tahun, dengan curah hujan bulanan maksimum jatuh pada bulan Oktober (32,82
mm/bulan), dan sepanjang tahun hampir tidak dijumpai bulan kering (<100 mm/bulan).
Menurut Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson (1951), iklim di kawasan ini termasuk tipe
iklim A (daerah yang basah dengan vegetasi hutan tropika), dengan perbandingan
bulan kering (<60 mm/bulan) dan bulan basah (>100 mm/bulan) (Q) = 0,284.

Gambar 1.5.
Rekapitulasi Curah Hujan Tahun 2007-2016

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

1.7. Kondisi Tanah

Tanah adalah lapisan penutup permukaan bumi yang tidak terkonsolidasi,


terdiri dari mineral dan bahan organik yang terbentuk akibat pelapukan batuan
penyusun kerak bumi. Tanah tersebut dapat terbentuk dari batuan yang berada di
bawahnya (residual soil) atau berasal dari batuan yang tererosi dari tempat lain
(transported soil). Tanah residu dapat terdiri dari lapisan-lapisan yang disebut horison,
mulai dari horison O (top-soil, didominasi oleh bahan organik), horison A (sub-soil,
presentase mineral lebih besar daripada bahan organik), horison B (didominasi oleh
mineral yang menyusun partikel-partikel batuan yang sangat halus), dan horison C
(bedrock, lapisan batuan yang belum teralterasi penuh). Tanah merupakan unsur yang
sangat penting di dalam pemanfaatan suatu lahan, baik sebagai sumber daya alam
maupun sumber bencana geologi.

Tanah adalah hasil pelapukan dari batuan yang meliputi semua bahan
yang terdapat pada permukaan kulit bumi dan bersifat lunak atau lepas sehingga
mudah digusur, dicangkul, atau digali. Karakteristik tanah di Kabupaten Halmahera
Barat menunjukan sifat – sifat yang berbeda mulai dari Kecamatan Ibu Selatan
Selatan di bagian selatan hingga Kecamatan Loloda Selatan di bagian utara
Halmahera Barat yang dipengaruhi oleh proses – proses geologi dan iklim.
Menurut jenis medianya dan proses geologi yang mempengaruhinya, jenis tanah
pada Kabupaten Halmahera Barat terdiri dari Jenis Tanah Alluvial, Latosol,
Regosol, dan Podsolik Merah Kuning. Adapun sebaran dari masing – masing
jenis tanah di daerah Kabupaten Halmahera Barat antara lain :

1) Jenis Tanah Alluvial terdapat pada Kecamatan Ibu Selatan Selatan dan Jailolo
Timur.

2) Jenis Tanah Latosol terdapat pada Kecamatan Ibu Selatan Selatan, Jailolo
Timur, Jailolo dan Loloda Selatan.

3) Jenis Tanah Regosol terdapat pada Kecamatan Ibu Selatan, Sahu, Sahu Timur,
Ibu, Ibu Utara, Ibu Selatan, dan Loloda Selatan.

4) Jenis Tanah Podsolik Merah Kuning terdapat pada Kecamatan Loloda Selatan.

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

1.8. Topografi dan Morfologi

Wilayah Kabupaten Halmahera Barat memiliki sebagian besar pengunungan


dan bukit-bukit dengan karakteristik 61,99% tanah curam, 26,19% tanah agak curam,
10,39% tanah landai dan 1,43% tanah datar.

Secara umum keadaan morfologi di daerah penyelidkan, berupa dataran yang


cukup landai dengan elevasi 0-30 mdpl (meter di atas permukaan laut) merupakan
daerah perkampungan seperti Desa Ngawet, Desa Nanas, Desa Adu, Desa Baru,
Desa Gamsungi, dan Desa Bataka yang berdekatan langsung dengan pantai. Daerah
pegunungan (Gunung Gamkonora) terletak pada bagian timur daerah penyelidikan
yang ditandai dengan kerapatan kontur yang sangat rapat dengan elevasi 800 mdpl
(meter di atas permukaan air laut).

Tabel 1.13.
Topografi Kebupaten Halmahera Barat Menurut Kemiringan

1.9. Kondisi Hidrologi

Pembahasan terhadap aspek hidrologi adalah pembahasan terhadap pola


aliran (drainage pattern), keadaan run off, ketersediaan sumberdaya air, dan daerah
aliran sungai. Beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan hidrologi yaitu curah
hujan, tipe iklim, dan sungai. Berdasarkan pola alirannya, maka sungai-sungai yang
terdapat di Wilayah Kabupaten Halmahera Barat dapat di bagi dalam 2 (dua)
kelompok. Kelompok yang pertama adalah sungai-sungai yang memiliki pola aliran
sungai murni dendrik, sungai-sungai tersebut sebagian besar terdapat pada
Kecamatan Ibu dan Kecamatan Sahu dengan luas daerah tangkapan ± 215.000 Ha.
Sedangkan kelompok yang kedua adalah sungai yang memiliki pola aliran radial,
sungai-sungai tersebut umumnya terdapat di Kecamatan Loloda, Jailolo, dan Jailolo
Selatan. Pada musim kemarau sungai-sungai yang berada di daerah ini dapat

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

mengalami kekeringan. Hal ini dipengaruhi oleh tekstur batuan pada daerah
tangkapan yang bertekstur pasir (sandy) dan mudah larut dalam air. Pola aliran
sungai-sungai di Kabupaten Halmahera Barat tersebut menghasilkan daya run-off
hingga menciptakan tingkat erosi mencapai 0,13 ton/tahun. Lebih jelasnya mengenai
rincian sungai-sungai di Kabupaten Halmahera Barat lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.14.
Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Halmahera Barat
Nama DAS Luas (Km2) Debit (m3/dtk)
Akediri 574 7,592
Akelamo 825 10,912
Kuala wadi besar 476 6,296
Ake Noe 200 2,645
Tahafo 91.429 12,093
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat

Ada 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) terbesar yang ada di Kabupaten
Halmahera Barat, yaitu sungai Akediri di Kecamatan Ibu Selatan dengan luas 574
Km2 debit 7,592 m3/dtk, sungai Akelamo di Kecamatan Sahu Timur dengan dengan
luas 825 Km2 debit 10,912 m3/dtk, sungai Kuala Wadi Besar Luas 476 Km2 debit
6.296 m3/dtk, sungai Ake Noe dengan Luas 200 Km2 debit 2.645 m3/dtk, dan Sungai
Tahafo di Kecamatan Ibu dengan luas 91.429 Km2 debit 12.093 m3/dtk. Pola aliran
sungai secara alamiah pada daerah penyelidikan berupa sungai intermitten (sungai
mati) yang dialiri air jika musim penghujan.

1.10. Kualitas Air


a. Kualitas Air Bersih/Airtanah
Airtanah yang diambil berasal dari sumur gali yang biasanya digunakan
masyarakat setempat untuk mandi dan minum. Sampel diambil dengan menggunakan
botol jerigen bervolume 2 liter. Hasil pengujian kualitas air sungai dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 1.15.
Hasil Pengujian Kualitas Air Bersih di Desa Ngawet
N BAKU HASIL METODE LIMIT
PARAMETER SATUAN PENGUJIAN
O MUTU ANALISA DETECTION
A. FISIKA
-
1 Bau Tidak Berbau Tidak Berbau Manual/Indra  
2 TDS mg/L 1500 227 SNI.06.6989.27-2005
3 Kekeruhan Skl NTU 25 2,6 SNI.06.6989.25-2005  
o
4 Suhu C Suhu Udara 27,5 SNI.06.6989.23-2005  

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

N BAKU HASIL METODE LIMIT


PARAMETER SATUAN PENGUJIAN
O MUTU ANALISA DETECTION
B.KIMIA
1 Besi (Fe) mg/L 1,0 0,5 SNI.16.6989.4-2009  
2 Kromium (Cr) Total mg/L - 0,8 SNI.16.6989.4-2009  
3 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 97 SNI.063.6989.12-2004  
4 Khlorida (Cl) mg/L 600 21 SNI.06.6989.19-2009  
5 Mangan (Mn) mg/L 0,5 0,02 SNI.06.6989.5-2009  
6 Nitrit (NO2) mg/L 1,0 0,6 SNI.06.6989.9-2004  
7 pH - 6,5-9,0 7,2 SNI.06.6989.11-2004
8 Nikel mg/L - 1 SNI.06.6989.18-2009
9 Tembaga (Cu) mg/L 2 0,07 SNI.06.6989.5-2009
10 Detergen mg/L 0,5 0,3 SECOMAM
11 Kadmium (Cd) mg/L 0,005 0,0001 SNI.063.6989.16-2009  
Turbidimetric
12 Sianida (Cn) mg/L 0,1 0,006
Metod/Hach no.813
C.KIMIA ORGANIK
1 Minyak & Lemak mg/L 1 0,05 SNI.06.2502-1991  
Sumber :Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Manado, 2017

Uraian kondisi kualitas air tanah pada beberapa lokasi tersebut di atas adalah
sebagai berikut:

1) Padatan Terlarut (TDS)

Padatan terlarut (TDS) sangat dipengaruhi oleh konsentrasi elektrolit yang larut
dalam air. Semakin tinggi salinitas maka konsentrasi padatan terlarutnya juga semakin
tinggi. Konsentrasi padatan terlarut yang terdeteksi pada lokasi pengamatan di sumur
bor (air bersih) masih dibawah bakumutu yaitu 227 mg/l di lokasi PT Maluku Jaya
Bangunsakti dan 608 mg/l di daerah pemukiman masyarakat di Desa Ngawet (baku
mutu : 1500 mg/l).

2) Kekeruhan

Kekeruhan airtanah yang berasal dari sumur bor di lokasi PT Maluku Jaya
Bangunsakti adalah 2,6 mg/l, sedangkan pada sumur gali penduduk di Desa Ngawet
yaitu 10mg/l. Hal ini masih memenuhi standar maksimum yang diperbolehkan (25
mg/l).

3) Nitrit (NO2)

Konsentrasi nitrit dalam sampel airtanah di daerah pemukiman yaitu 0,6 mg/l,
masih dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (1,0 mg/l).

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

4) Besi (Fe)

Kandungan logam berat seperti besi (Fe) dari sampel airtanah yang diambil
dari daerah pemukiman yaitu 0,5 mg/l, dan masih berada di bawah bakumutu yang
diperbolehkan (Baku mutu : 1,0 mg/l).

5) Tembaga (Cu)

Kandungan tembaga (Cu) dari sampel airtanah yang diambil dari sumur gali di
daerah pemukiman masih memenuhi kriteria baku mutu yaitu 0,007 mg/l (baku mutu :
2,0 mg/l).

Dari keseluruhan hasil analisa di atas didasarkan pada baku mutu yang
mengacu pada Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990.

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Gambar 1.6.
Lokasi Kegiatan Pengambilan Sampel Air Bersih di sekitar Lokasi Rencana Kegiatan

b. Kualitas Air Laut


Air laut yang diambil berasal dari Pantai Desa Ngawet yang berdekatan dengan
muara Sungai Ngawet. Dimana sungai Ngawet merupakan lokasi penambangan
batuan PT Maluku Jaya Bangunsakti. Sampel diambil dengan menggunakan botol
jerigen bervolume 2 liter. Pengujian didasarkan pada baku mutu yang mengacu pada
KepMen LH No. 51 tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Perairan
Pelabuhan. Hasil pengujian kualitas air laut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.16.
Hasil Pengujian Kualitas Air Laut Sekitar Lokasi Kegiatan

HASIL ANALISIS
NO PARAMETER SATUAN PERSYARATAN METODE ANALISIS
PESISIR PANTAI
1 Bau Tidak Berbau - Alami SNI 01-3554:2006
2 Kekeruhan 1,1 NTU <5 SNI 06.6989.25-2005
3 Padatan Tersuspensi Total 9 mg/L 20 SNI 06.6989.3-2004
o
4 Suhu 26,4 C Alami SNI 06.6989.23-2005
5 pH 7,26 - 7,0 - 8,5 SNI 06.6989.11-2004
6 Nitrat 0,005 mg/L 0,008 SNI 19.696.7-2003
7 Minyak/Lemak 0,06 mg/L 1 SNI 06.6989.51-2005
8 Arsen 0,009 mg/L 0,025 SNI 06.6989.54-2005
9 Merkuri <0,001 Ppb 0,002 SNI 19.6964.2-2003
10 Cadmium 0,001 mg/L 0,002 SNI 6989.16-2009
11 Tembaga <0,02 mg/L 0,05 SNI 6989.6-2009
12 Timbal <0,001 mg/L 0,005 SNI 6989.8-2009
13 Seng 0,0043 mg/l 0,095 SNI 6989.9-2009
Sumber : Balai Riset dan Standarisasi Industri Manado Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2017

Uraian kondisi kualitas air laut pada beberapa lokasi tersebut di atas adalah
sebagai berikut:

1) Padatan Tersuspensi Total (TSS)


Padatan tersuspensi total (TSS) yang terdeteksi pada lokasi pengamatan di
pesisir pantai Ngawet masih dibawah bakumutu yaitu 9 mg/l (baku mutu : 20 mg/l).

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

2) Derajat Keasaman (pH)


Derajat keasaman air laut di lokasi pengambilan sampel yaitu 7,26 dan masih
sesuai standar baku mutu (7,0-8,5).

3) Nitrat (NO3)
Konsentrasi nitrat dalam sampel Air laut dari pesisir pantai Ngawet yaitu 0,005
mg/l masih dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (0,008 mg/l).

4) Kekeruhan
Kekeruhan sampel Air laut dari pesisir pantai Ngawet yaitu <5 NTU masih
dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (1,1 NTU).

5) Minyak/Lemak
Kandungan minyak/lemak dalam sampel Air laut dari pesisir pantai Ngawet
yaitu 0,06 mg/l masih dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (0,008
mg/l).

6) Cadmium
Kandungan Cadmium dalam sampel Air laut dari pesisir pantai Ngawet yaitu
0,001 mg/l masih dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (0,002 mg/l).

7) Merkuri
Kandungan merkuri (Ag) pada sampel Air laut dari pesisir pantai Ngawet yaitu
<0,001 ppb masih dibawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan (0,002 ppb).

1.11. Kualitas Udara dan Kebisingan

Gambaran kualitas udara dan kebisingan di wilayah studi diperoleh dengan


pengukuran kualitas udara dan kebisingan secara langsung disekitar lokasi kegiatan.
Kegiatan sampling telah dilakukan dengan memperhatikan kondisi wilayah setempat
sehingga sampling dapat mewakili wilayah kajian. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan alat sampel udara yakni Impinge dan Haz-dust. Pengambilan sampel
telah dilaksanakan pada bulan Oktober dengan lokasi pengambilan sampel yaitu:
lokasi tapak halaman parkir dan bagian tengah tapak lokasi PT Maluku Jaya
Bangunsakti, serta daerah pemukiman (Desa Ngawet). Parameter yang diukur meliputi
: SO2, CO, NO2, TSP, dan H2S. Hasil analisis dari pengukuran contoh kualitas udara

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

tersebut akan dibandingkan dengan kondisi standar sebagaimana baku mutu yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.

I-21
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Gambar 1.7.
Jenis Alat yang Digunakan Untuk Pengambilan Sampel Kualitas Udara

I-21
Gambar 1.8.
Kegiatan Pengukuran Kualitas Udara dan Kebisingan
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Tabel 1.17.
Hasil Pengukuran Kualitas Udara di Tapak Perusahaan PT Maluku Jaya Bangunsakti

DASAR MAKSIMAL
NO JENIS PENGUJIAN HASIL KET
PERTIMBANGAN DIPERBOLEHKAN
           
Udara Fisis
KEPMEN LH (Daerah Industri)
1 Kebisingan 64 dB MS
28/MENLH/SK/11/1996 70 dB
KepMenKes TSP
2 Debu 141 µg/m3 MS
289/MenKes/SK/2002 230 µg/m3
KepMenKes
3 Suhu 18-30OC 30,3 oC MS
829/MenKes/SK/VII/2002
4 Kelembaban sda 40%-70% 53,7 % MS
5 Pencahayaan sda 20-140 lux 106 lux MS
6 Aliran Udara * * 1,8 m/dtk -
Udara Kimia
1 SO2 Peraturan Pemerintah 900 µg/Nm3 /
No.41 Tahun 1999 216,85 µg/Nm3 MS
  (Sulfur Dioksida) 1 Jam
2 CO Peraturan Pemerintah 30.000 µg/Nm3
2.880,21µg/Nm3 MS
  (Karbon Monoksida) No.41 Tahun 2000 / 1 Jam
3 NO2 Peraturan Pemerintah 400 µg/Nm3 /
122,17 µg/Nm3 MS
  (Nitrogen Dioksida) No.41 Tahun 2001 1 Jam
4 H2S Peraturan Pemerintah 0,02 ppm /
0,02 ppm MS
  (Kebauan) No.41 Tahun 2002 1 Jam
Ket : MS = Memenuhi Syarat TMS = Tidak Memenuhi Syarat

Kondisi Cuaca : Cerah


Arah Angin Dominan : Utara - Selatan
Titik Koordinat : Lintang 01o23'05,5” U Bujur 127o29’29,7” T

Tabel 1.18.
Hasil Pengukuran Kualitas Udara di Daerah Pemukiman (Desa Ngawet)

DASAR MAKSIMAL
NO JENIS PENGUJIAN HASIL KET
PERTIMBANGAN DIPERBOLEHKAN
           
Udara Fisis
KEPMEN LH (Daerah Pemukiman)
1 Kebisingan 52 dB MS
28/MENLH/SK/11/1996 55 dB
KepMenKes TSP
2 Debu 18 µg/m3 MS
289/MenKes/SK/2002 230 µg/m3
KepMenKes
3 Suhu 18-30OC 29,2 oC MS
829/MenKes/SK/VII/2002

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

DASAR MAKSIMAL
NO JENIS PENGUJIAN HASIL KET
4 Kelembaban PERTIMBANGAN
sda DIPERBOLEHKAN
40%-70% 61,3 % MS
5 Pencahayaan sda 20-140 lux 94 lux MS
6 Aliran Udara * * 0,9 m/dtk -
Udara Kimia
1 SO2 Peraturan Pemerintah 900 µg/Nm3 /
No.41 Tahun 1999 67,27 µg/Nm3 MS
  (Sulfur Dioksida) 1 Jam
2 CO Peraturan Pemerintah 30.000 µg/Nm3
1.627,44 µg/Nm3 MS
  (Karbon Monoksida) No.41 Tahun 2000 / 1 Jam
3 NO2 Peraturan Pemerintah 400 µg/Nm3 /
29,86 µg/Nm3 MS
  (Nitrogen Dioksida) No.41 Tahun 2001 1 Jam
4 H2S Peraturan Pemerintah 0,02 ppm /
0,004 ppm MS
  (Kebauan) No.41 Tahun 2002 1 Jam
Ket : MS = Memenuhi Syarat TMS = Tidak Memenuhi Syarat

Kondisi Cuaca : Cerah


Arah Angin Dominan : Utara - Selatan
Titik Koordinat : Lintang 01o23'01,0” U Bujur 127o29’24,4” T

Uraian kondisi kualitas udara pada kedua lokasi di atas adalah sebagai berikut:

1) Sulfur Dioksida (SO2)

Secara umum hasil pengukuran kandungan SO2 masih memenuhi persyaratan baku
mutu udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999. Hasil
pengukuran berkisar antara 67,27 – 216,65 g/Nm3 masih di bawah baku mutu yang
ditententukan (baku mutu: 900 g/Nm3). Berdasarkan skala kualitas lingkungan bahwa
parameter sulfur dioksida pada dua lokasi pengukuran masih tergolong baik, atau masih di
bawah ambang batas.

2) Karbon Monoksida (CO)

Gas Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa dan tidak mudah larut dalam air, beracun dan berbahaya.andungan karbon
monoksida yang terdeteksi pada lokasi pengamatan masih dalam batas yang normal yaitu
kisaran 1.627,44 – 2.880,21 g/Nm3. Nilai ini masih memenuhi kriteria baku mutu udara
ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 (30.000 g/Nm3).
Berdasarkan skala kualitas lingkungan bahwa parameter Karbon Monoksida (CO) pada
ketiga lokasi pengukuran masih tergolong baik, atau masih di bawah ambang batas.

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

3) Nitrit (NO2)

Nitrit (NO2) berbeda pada beberapa titik berkisar antara 29,86 – 122,17 g/Nm3.
Senyawa ini masih memenuhi baku mutu udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah
RI Nomor 41 Tahun 1999 (baku mutu: 400 g/Nm3).

4) Total Suspended Particulate (TSP)

TSP atau debu yang terdeteksi pada lokasi pengamatan masih dalam batas yang
normal yaitu kisaran 18 - 141 g/Nm3. Nilai ini masih memenuhi kriteria baku mutu udara
ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor. 41 Tahun 1999 (230 g/Nm3).
Berdasarkan skala kualitas lingkungan bahwa parameter TSP pada kedua lokasi
pengukuran masih tergolong baik, atau masih di bawah ambang batas.

5) Kebauan (H2S)

Kebauan (H2S) pada ketiga titik pengambilan sampel yaitu berkisar 0,002 – 0,03ppm.
Senyawa ini masih memenuhi baku mutu kebauan berdasarkan KepMen LH No. 50 Tahun
1999 (baku mutu: 0,02 ppm).

6) Kebisingan

Dari lokasi tapak halaman parkir PT Maluku Jaya Bangunsakti didapatkan hasil
tingkat kebisingan 64 dBA. Hal ini belum melebihi baku mutu untuk kawasan industri
sebesar 70 dBA. Sedangkan untuk daerah pemukiman didapatkan tingkat kebisingan yaitu
52 dBA dan juga belum melebihi bakumutu tingkat kebsingan untuk daerah pemukiman
sebesar 55 dBA. Baku mutu tingkat kebisingan yang mengacu pada KEPMEN LH No. 48
tahun 1996.

1.12. Flora dan Fauna Endemis

Secara teoritis Jailolo yang termasuk ke dalam daerah Maluku Utara mempunyai
keunikan biogeografi serta komposisi flora dan fauna. Biogografi adalah studi tentang
penyebaran jenis secara geografi. Endemisitas dan hubungan antara jenis serta luas
kawasan adalah hal dasar untuk memahami biogeografi. Banyak ahli biologi yang menaruh
minat cukup besar pada daerah ini Maluku dan Maluku Utara karena lokasinya yang di
lewati oleh tiga garis ekologis, yaitu Lydeker, Webber dan Wallace.

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Gambar 1.9.
Garis Biogeografi Yang Melewati Maluku dan Maluku Utara

Daerah Maluku dan Maluku Utara yang di lewati oleh ke tiga garis ekologis ini
membuat flora dan fauna yang terdapat di daerah Maluku dan Maluku Utara mempunyai
perbedaan dengan pulau pulau utama lainnya di Indonesia.

Salah satu keunikan dari daerah Maluku dan Maluku Utara terletak pada penyebaran
berbagai jenis flora dan fauna yang dianggap rendah (Monk, et al, 2000) bila dibandingkan
dengan keanekaragaman flora dan fauna di berbagai jenis daerah di pulau yang lebih besar
di kepulauan Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Papua). Kekurangan keanekaragaman ini
terindikasi disebabkan oleh jauhnnya pulau Maluku dan Maluku Utara dengan pulau utama
lainnya. Pulau Maluku dan Maluku Utara tidak pernah terhubung dengan pulau pulau besar
di Indonesia bahkan dengan Asia dan Australia.

Ditinjau secara ekologis ekosistem wilayah studi yang di lakukan lokasi kegiatan
yang berada di Kabupaten merupakan wilayah daratan. Ekosistem daratan adalah
ekosistem yang wilayah lingkungan fisiknya merupakan wilayah daratan. Di mana wilayah
Maluku Utara merupakan ekosistem hutan hujan tropis. Parameter yang dipakai untuk
pengamatan flora dan fauna yang diteliti adalah jenis, keanekaragaman tumbuh tumbuhan
(flora) dan hewan (fauna) yang ada di lokasi rencana kegiatan.

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

A. Flora

Flora (vegetasi) di wilayah studi kegiatan Pertambangan Batuan dan Pengolahan


Aspal (AMP) Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera Barat secara
keseluruhan relatif cukup beragam. Vegetasi yang tumbuh di daerah penyelidikan antara
lain tumbuhan vegetasi budidaya berupa tanaman yang dapat dimanfaakan atau
memberikan hasil bagi masyarakat seperti, pisang (Musa paradisiaca), dan kelapa (Cocos
nucifera) dan lain-lain. Pada daerah sekitar tapak proyek juga merupakan daerah semak
belukar yang didominasi tumbuhan perdu dan berassosiasi dengan kebun campuran milik
masyarakat.

Jenis-jenis flora yang terdapat disekitar lokasi Pertambangan Batuan dan


Pengolahan Aspal (AMP) Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera
Barat disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.19.
Jenis-Jenis Flora yang terdapat di sekitar Pertambangan Batuan dan Pengolahan Aspal (AMP)
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera Barat
No. Nama Indonesia/lokal Nama Latin Keterangan
1 Kelapa Cocos nucifera Pohon
2 Pala Myristica fragrans Pohon
3 Pisang Musa paradisiaca Rumpun
4 Mangga Mangifera indica Pohon/Buah
5 Mengkudu Morinda citrifolia Pohon
6 Talas Xantoshoma sagittifolium Pohon
7 Putri malu Mimosa pudica Vine
8 Alang-alang Imperata cylindica Herba
9 Sukun Artocarpus altilis Pohon
10 Pandan Pandanus amaryllifolius Rumpun
11 Cengkih Syzygium aromaticum Pohon
12 Nangka Artocarpus heterophyllus Pohon
13 Bunga Kertas Bougainvillea Pohon
14 Jambu Air Syzygium aqueum Pohon
15 Langsat Lansium domesticum Pohon
16 Jati Putih Tectona Grandis Pohon
17 Nenas Ananas comosus Rumpun
18 Pinang Areca macrocalyx Pohon
19 Tanaman Paku Asipidium pedatum Herba
20 Lumut Bryophyta Herba
21 Rumput halus Cynodon sp Herba
Sumber: Survei Lapangan, 2017

Kondisi vegetasi yang terdapat di lokasi sekitar Lokasi Pertambangan Batuan dan
Pengolahan Aspal (AMP) Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera
Barat, menampakan kondisi yang baik atau normal. Hasil identifikasi flora di sekitar lokasi

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

tersebut, tidak ditemukan jenis flora yang termasuk endemik dan tergolong dilindungi oleh
undang-undang.

B. Fauna

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, diperoleh informasi bahwa, di areal


kegiatan dan sekitarnya banyak dijumpai berbagai jenis fauna. Fauna yang banyak dijumpai
tersebut adalah burung elang (Accipiter fasciatus), burung gereja (Passer domesticus),
kucing (Felis silvestris catus), ayam (Gallus gallus domesticus), kambing (Capra aegagrus
hircus), babi (Sus scrofa domesticus), laba-laba (Nephila plumipes), capung (Anax
imperator), dan belalang (Dissosteira carolina).

Sumber: Survei Lapangan, 2017

Gambar 1.10.
Beberapa Jenis Fauna di Sekitar Lokasi Kegiatan PT Maluku Jaya Bangunsakti

C. Biota Perairan

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Kondisi Biologis Perairan : Kelimpahan Plankton dan Benthos, Pengamatan


kelimpahan Plankton dilakukan dengan cara mengambil sampel air di setiap stasiun
pengamatan, sedangkan untuk benthos dilakukan dengan mengambil sampel substrat di
perairan.

1) Plankton

Plankton dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fitoplankton dan zooplankton.


Fitoplankton meliputi semua tumbuhan renik, sedangkan zooplankton mencakup semua
hewan renik yang hidup melayang-layang dalam kolom air dan tidak mempunyai
kemampuan untuk menentang arus. Dalam rantai makanan, fitoplankton adalah merupakan
produsen primer dan dijadikan sebagai indikator kesuburan perairan, sedangkan
zooplankton adalah merupakan produsen sekunder.

Contoh plankton diambil dengan cara menyaring 50 liter air dari perairan yang
dievaluasi. Saringan yang digunakan adalah plankton net nomor 25. Sampel plankton
diawetkan dengan menggunakan lugol asam asetat. Sampel plankton tersebut selanjutnya
diidentifikasi untuk mengetahui komposisi jenis dan dihitung untuk mengetahui
kelimpahannya.

Tabel 1.20.
Hasil Pemeriksaan Plankton
No Jenis Plankton Ditemukan Sebenarnya
1 Algae (Anacystis) 3 37
2 Microspora 0 0
3 Laptocylindrus denicus 2 24
4 Fragilaria 0 0
5 Acertia Claussi 0 0
6 Pseudo Nitzchia spp 2 24
7 Closterium 0 0
8 Sirausrastum 0 0
9 Navicula 0 0
10 Diatoma 0 0
Sumber :Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Manado, 2017

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa plankton terdiri dari 7 jenis plankton. Kelipatan
total plankton yang dapat dideteksi sebesar 86 plankter per liter. Berdasarkan kelimpahan
plankton, perairan yang dievaluasi tergolong memiliki tingkat kesuburan sedang. Mengacu
pada jenis plankton penyusun komunitas dan hasil analisis indek keragaman yaitu 0,086,
keseragaman sebesar 10,75, dan indek dominansi yaitu 566,17.

2) Benthos

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Benthos adalah organisme yang hidup di dasar atau permukaan dasar perairan yang
berukuran lebih besar dari 1 mm. Organisme benthos sangat sesuai digunakan sebagai
indikator pencemaran karena: (1) memiliki kepekaan yang berbeda terhadap berbagai jenis
bahan pencemar serta memberikan reaksi cepat terhadap perubahan kondisi perairan, (2)
tidak memiliki kemampuan untuk bermigrasi atau relatif hidup menetap di suatu perairan
dan (3) memiliki umur yang relatif panjang.

Pengambilan substrat dasar perairan untuk pemeriksaan benthos digunakan Ekman


Grap. Untuk memisahkan benthos dari sedimen dan kotoran digunakan sieve net berukuran
mata jaring 0,5 mm. Benthos yang tersaring diawetkan dengan formalin 10% yang telah
dinetralkan dengan boraks, selanjutnya diperiksa di laboratorium.

Tabel 1.21.
Hasil Pemeriksaan Benthos
No Jenis Benthos Ditemukan Sebenarnya
1 Pitamonaites 5 240
2 Perca 3 144
3 Certhedea ornata 3 144
4 Batillaria Cumingil 6 288
Sumber :Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Manado, 2017

Berdasarkan hasil pengujian benthos diperoleh kelipatan total 865, indek keragaman
0,100, indek keseragaman 8,12, dan indek dominasi 2.260,70.

1.13. Demografi/Kependudukan

Penduduk merupakan aset penting bagi suatu wilayah yang harus dikelola dengan
baik. Jika dapat dikelola secara baik, penduduk akan menjadi sumber daya manusia yang
handal dan menetukan dalam proses pembangunan suatu wilayah. Sebaliknya, potensi
penduduk yang dimiliki jika tidak dapat dikelola secara efektif maka akan menjadi beban
pembangunan dalam suatu wilayah, salah satunya adalah tingginya tingkat pengangguran.
Agar proses perencanaan pembangunan dapat dilakukan dengan tepat sasaran dan tepat
guna, tentu sangat dibutuhkan data penduduk yang akurat sebagai salah satu
instrumennya.

a. Struktur Penduduk

Kabupaten Halmahera Barat merupakan salah satu dari 8 (delapan) kabupaten/kota


di Provinsi Maluku Utara yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun
2003. Kabupaten Halmahera Barat memiliki 8 kecamatan yaitu: Kecamatan Jailolo,
Kecamatan Jailolo Timur, Kecamatan Jailolo Selatan, Kecamatan Sahu, Kecamatan Sahu

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Timur, Kecamatan Ibu, Kecamatan Ibu Selatan, Kecamatan Tabaru, dan Kecamatan
Loloda. Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Jailolo, sedangkan
yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan Jailolo Selatan. Keseluruhan kecamatan
di kabupaten ini memiliki 146 desa dengan jumlah desa yang tersebar secara bervariasi
di setiap kecamatan.

Penduduk Kabupaten Halmahera Barat pada Tahun 2015 adalah sebanyak 110.717
jiwa. Dari jumlah tersebut penduduk laki-laki berjumlah 56.573 jiwa dan penduduk
perempuan sejumlah 54.144 jiwa. Jumlah penduduk terbesar ada di Kecamatan Jailolo,
yakni sebanyak 34.142 jiwa atau 31 persen dari total jumlah penduduk di Kabupaten
Halmahera Barat.

Pada tahun 2015, rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Halmahera Barat adalah
103. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa terdapat 103 orang penduduk laki-laki per 100
orang penduduk perempuan di Kabupaten Halmahera Barat. Rasio jenis kelamin per
kecamatan keseluruhannya diatas 100, yang berarti di setiap kecamatan jumlah penduduk
laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan.

Tabel 1.22.
Komposisi dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2015
Rasio Jenis Kelamin (Jiwa)
Kecamatan & Kabupaten Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin
2015 2015 2015
Jailolo 17.350,6 16.791,72 1,03
Jailolo Selatan 6.805,17 6.578,34 1,03
Jailolo Timur 1.563 1.497 1,04
Sahu 5.063 4.939,09 1,03
Sahu Timur 4.758,57 4.480,11 1,06
Ibu 5.068,03 4.899,9 1,03
Ibu Selatan 5.800,66 5.449,92 1,06
Tabaru 4.469,49 4.188,47 1,07
Loloda 5.694,65 5.319,25 1,07
Halmahera Barat 56.573 54.144 1,04
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka, 2016

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Gambar 1.11.
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2015

Gambar 1.12.
Rasio Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2015

Kepadatan penduduk di Kabupaten Halmahera Barat pada Tahun 2015 adalah 47


jiwa/km2. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat 47 jiwa setiap 1 km2 luas wilayah.
Kepadatan penduduk tertinggi adalah di Kecamatan Jailolo yakni 151 jiwa/km2.

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Tabel 1.23.
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di
Kabupaten Halmahera Barat, 2015

Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk


Kecamatan
km2 % Jiwa % (jiwa/km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Jailolo 226.00 9.57 34,142 30.84 151
Jailolo Selatan 147.55 6.25 13,384 12.09 91
Jailolo Timur 281.35 11.91 3,060 2.76 11
Sahu 122.86 5.20 10,002 9.03 81
Sahu Timur 271.00 11.48 9,239 8.34 34
Ibu 109.82 4.65 9,968 9.00 91
Ibu Selatan 368.33 15.60 11,251 10.16 31
Tobaru 220.64 9.34 8,658 7.82 39
Loloda 614.01 26.00 11,014 9.95 18
Halmahera Barat 2361.56 100.00 110,718 100.00 47
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka, 2016

Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka, 2016

Gambar 1.13.
Presentase Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Halmahera Barat, 2015

b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Berdasarkan data Halmahera Barat Dalam Angka 2016, sebagian besar penduduk di
Kabupaten Halmahera Barat bekerja pada bidang pertanian, kehutanan, perburuan, dan
perikanan yang terdiri dari 21.960 laki-laki dan 13.051 perempuan. Sedangkan yang paling
sedikit yaitu di bidang pertambangan dan penggalian dengan jumlah pekerja laki-laki

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

sebanyak 98 orang. Berikut penyajian jenis pekerjaan utama di Kabupaten Halmahera


Barat.

Tabel 1.24.
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan
Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Halmahera Barat, 2015
Jenis Kelamin
No Lapangan Pekerjaan Utama
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 21,960 13,051 35,011
2 Pertambangan dan Penggalian 98 0 98
3 Industri Pengolahan 614 1,048 1,662
4 Listrik, Gas, dan Air 166 0 166
5 Bangunan 1,340 29 1,369
6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 720 3,032 3,752
7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi 2,492 39 2,531
Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan,
8 384 29 413
T anah, dan Jasa Perusahaan
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan 3,695 2,562 6,257
Jumlah 31,469 19,790 51,259
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka, 2016

Sumber : Hasil Wawancara, 2017

Gambar 1.14.
Grafik Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
di Kabupaten Halmahera Barat

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

c. Jumlah Keluarga

Berdasarkan tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata jiwa dalam satu
keluarga yaitu 3-4 orang dengan presentase tertinggi yaitu 44% dari total responden yaitu
13 responden, presentase kedua yaitu 33% dengan jumlah orang yaitu 5-6 orang dengan
total responden 10 orang, berikutnya jumlah keluarga sebanyak 7-8 orang sebanyak 17%
atau 5 orang responden, sedangkan 9-10 orang dan lebih dari 10 orang masing-masing
sebanyak 3%.

Sumber : Hasil Wawancara, 2017

Gambar 1.15.
Jumlah Keluarga Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan

d. Sosial Ekonomi

Produk Domestik Bruto pada tingkat nasional serta Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) pada tingkat regional (provinsi) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk
menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDRB digunakan 2
pendekatan, yaitu lapangan usaha dan pengeluaran. Keduanya menyajikan komposisi data
nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (lapangan usaha) dan menurut
komponen penggunaannya. PDRB dari sisi lapangan usaha merupakan penjumlahan

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi
atas berbagai aktivitas produksinya. Sedangkan dari sisi pengeluaran menjelaskan tentang
penggunaan dari nilai tambah tersebut.

PDRB menurut lapangan usaha mengalami perubahan klasifikasi dari 9 lapangan


usaha menjadi 17 lapangan usaha. PDRB menurut lapangan usaha dirinci menurut total
nilai tambah dari seluruh sektor ekonomi yang mencakup lapangan usaha Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan;
Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang;
Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan
Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya.

PDRB menurut pengeluaran mengalami perubahan klasifikasi dimana pengeluaran


konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang sebelumnya
termasuk bagian dari pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi komponen terpisah.
Sehinga klasifikasi PDRB menurut pengeluaran dirinci menjadi 7 komponen yaitu komponen
pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi LNPRT, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori, ekspor barang
dan jasa, dan impor barang dan jasa.

Produk Domestik Bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi
penilaian, yaitu atas dasar “harga berlaku” dan atas dasar “harga konstan”. Disebut sebagai
harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun
berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun dasar
tertentu, dalam publikasi ini digunakan harga tahun 2010.

PDRB Kabupaten Halmahera Barat atas dasar harga berlaku pada tahun 2015
tercatat sebesar 1.634.289,74 juta rupiah, dengan kontribusi terbesar diberikan oleh sektor
pertanian, yakni sebesar 641.160,76 juta rupiah atau mencapai 39,23 persen.
Kontribusi terendah diberikan oleh sektor pengadaan listrik dan gas, yaitu sebesar 875,05
juta rupiah atau hanya sebesar 0,05 persen.

Tabel 1.25.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Halmahera Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012-2015

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015**


(1) (2) (3) (4) (5)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 469.918,68 520.431,50 576.494,23 641.160,76
B. Pertambangan dan Penggalian 1.149,61 1.251,27 1.371,37 1.563,73
C. Industri Pengolahan 78.770,04 85.895,44 95.506,72 103.405,15
D. Pengadaan Listrik dan Gas 586 481,2 584,6 875,05
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 2.153,77 2.352,73 2.639,43 2.971,52
Limbah dan Daur Ulang
F. Konstruksi 55.790,05 60.693,01 70.208,33 80.194,35
G. Perdagangan Besar dan Eceran; 154.823,48 172.727,80 197.894,30 227.393,4
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 23.247,47 26.326,92 30.923,28 34.827,8
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan 2.838,92 3.142,73 3.528,84 3.920,23
Minum
J. Informasi dan Komunikasi 37.491,85 38.806,72 40.207,55 46.249,06
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 33.139,75 37.125,17 39.888,63 44.069,13
L. Real Estat 896,98 1.000,29 1.089,85 1.197,72
M,N. Jasa Perusahaan 1.989,7 2.205,19 2.429,53 2.666,65
2
O. Administrasi Pemerintahan, 254.663,84 284.682,25 318.305,53 350.239,07
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

P. Jasa Pendidikan 36.620,94 39.792,22 43.786,90 49.839,61


Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 26.996,57 29.424,28 33.647,55 37.366,02
R,S,T,U. Jasa lainnya 4.393,36 4.916,40 5.481,12 6.350,47
Produk Domestik Regional Bruto 1.185.471,03 1.311.255,11 1.463.987,78 1.634 289,74
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016
Ket. : * Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto diperoleh dari perhitungan


PDRB atas dasar harga konstan. Diperoleh dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun
ke-n terhadap nilai pada tahun ke n-1 (tahun sebelumnya), dibagi dengan nilai pada tahun
ke n-1, dikalikan dengan 100 persen. Laju pertumbuhan menunjukkan perkembangan
agregat pendapatan dari satu waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya.
PDRB Kabupaten Halmahera Barat atas dasar harga konstan (2010) pada Tahun
2015 tercatat sebesar 1.246.356,46 juta rupiah atau mengalami peningkatan sebesar
5.59 persen dibandingkan dengan tahun 2014.

Tabel 1.26.

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Halmahera Barat Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2012-2015
Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015**
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 410.817,52 431.136,27 446.189,58 462.319,37
B. Pertambangan dan Penggalian 1.032,95 1.089,42 1.147,38 1.219,57
C. Industri Pengolahan 71.466,48 75.578,55 80.541,16 83.305,48
D. Pengadaan Listrik dan Gas 670,7 600,07 703,62 932,89
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 2.018,36 2.091,29 2.242,56 2.411,91
Limbah dan Daur Ulang
F. Konstruksi 51.490,58 54.653,60 58.375,60 62.391,12
G. Perdagangan Besar dan Eceran; 143.170,76 156.502,67 172.515,04 187.322,19
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 21.933,04 22.990,61 24.832,65 26.501,25
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan 2.490,06 2.599,23 2.734,51 2.895,1
Minum
J. Informasi dan Komunikasi 36.624,35 37.428,69 38.515,76 41.716,48
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 28.518,60 30.540,16 31.204,57 33.124,37
L. Real Estat 833,45 871,87 906,83 962,8
M,N. Jasa Perusahaan 1.874,52 2.032,67 2.143,00 2.231,98
O. Administrasi Pemerintahan, 222.370,90 234.542,01 246.828,13 263.384,22
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 33.839,48 35.634,76 37.768,11 40.264,82
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 25.017,63 26.462,82 28.298,01 30.366,29
R,S,T,U. Jasa lainnya 4.147,34 4.365,28 4.622,08 5.006,61
Produk Domestik Regional Bruto 1.058.316,71 1.119.119,98 1.179.568,58 1.246.356,46
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016
Ket. : * Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

e. Mata Pencaharian dan Pendapatan


1) Jenis Pekerjaan

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Sumber : Hasil Wawancara, 2017

Gambar 1.16.
Jenis Pekerjaan Masyarakat Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan

Dapat dilihat tabel diatas pekerjaan responden kebanyakan sebagai petani dengan
jumlah sebanyak 29 orang (97%) dari 30 responden, kemudian urutan kedua yaitu sebanyak
1 orang (3%), sedangkan pekerjaan lainnya seperti wiraswasta dan PNS berdasarkan hasil
responden masing-masing 0%.

2) Pendapatan Responden

Berdasarkan hasil wawancara, gambaran tentang persentase pendapatan


responden per bulan yang dikelompokan dalam tiga kategori pendapatan disajikan pada
gambar di bawah ini.

Sumber : Hasil Wawancara, 2017

Gambar 1.17. Kategori Pendapatan Masyarakat Di Desa Ngawet

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Pendapatan responden di lokasi studi per hari berkisar antar Rp.10.000.000-


Rp.15.000.000 per tahun dengan presentase 80%. Kemudian diikuti oleh jumlah
pendapatan per tahun antara Rp.5.000.000-Rp.10.000.000 dengan nilai presentasenya 17%
dari jumlah respoden sebanyak 5 (lima) responden. Kemudian responden dengan
pendapatan per tahun bernilai lebih kecil dari Rp.5.000.000 berjumlah 1 orang dengan nilai
presentase 3%.

f. Sosial Budaya
1) Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam
pembangunan, pendidikan yang bermutu merupakan jaminan terbentuknya kualitas
generasi mendatang yang handal untuk mensukseskan pembangunan nasional pada
umumnya dan pembangunan Kabupaten Halmahera Barat pada khususnya.

Pada tahun ajaran 2014/2015 tercatat jumlah murid SD/sederajat di Kabupaten


Halmahera Barat sebanyak 16.538 siswa. Sedangkan untuk tingkatan SMP/sederajat dan
SMA/sederajat masing-masing berjumlah 6.913 orang dan 3.824 siswa.

Jumlah guru di Kabupaten Halmahera Barat ada sebanyak 2.869 orang guru.
Terbanyak adalah guru SD, yaitu 1.633 orang guru, dan yang paling sedikit yaitu guru
TK/sederajat sebanyak 123 orang.

Rasio murid-guru menunjukkan jumlah murid yang menjadi beban untuk seorang
guru. Nilai rasio murid-guru di Kabupaten Halmahera Barat terbesar pada tingkat pendidikan
SD/sederajat, yaitu 11 yang berarti dari 1 orang guru harus mengajar 11 orang murid.
Sedangkan untuk tingkat SMP/MTs/sederajat dan SMA/SMK/MA/sederajat masing-masing
adalah 10.
Tabel 1.27.
Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-Guru Menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Halmahera Barat, 2015
Jumlah Jumlah Rasio
Jumlah
Jenjang Pendidikan Murid Guru Murid-
Sekolah
(L+P) (L+P) Guru
(1) (2) (3) (4) (5)
TK/sederajat 50 1.409 123 11
SD/sederajat 183 16.538 1.633 11
SMP/sederajat 73 6.913 762 10
SMA//sederajat 21 3.824 351 10
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016

Gambar 1.18.
Banyaknya Sekolah menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Halmahera Barat, 2015

Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016

Gambar 1.19.
Jumlah Murid dan Guru Menurut Jenjang Pendidikan Di Kabupaten Halmahera Barat, 2015

2) Kesejahteraan Sosial

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial menyangkut kemiskinan penduduk


mendapat perhatian yang sangat besar dan pemecahan permasalahannya menjadi agenda
utama dalam pembangunan nasional. Kemiskinan merupakan suatu kondisi kehidupan
serba kekurangan yang dialami seseorang sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan
minimum hidupnya. Standar kebutuhan hidup minimum satu daerah dengan daerah lain

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

berbeda, karena sangat tergantung kepada kebiasaan/adat, fasilitas transportasi dan


distribusi serta letak geografis. Kebutuhan minimum tersebut meliputi kebutuhan untuk
makanan terutama energi kalori sehingga memungkinkan seseorang bisa bekerja untuk
memperoleh pendapatan. Patokan tingkat kecukupan kalori yang dijadikan acuan adalah
sebesar 2.100 kilo kalori setiap orang per hari untuk kebutuhan makanan. Selain kebutuhan
makanan juga diperlukan kebutuhan lain yang minimum harus dipenuhi. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut meliputi tempat perlindungan (rumah) termasuk fasilitas penerangan,
bahan bakar dan pemeliharaan, pakaian termasuk alas kaki, pendidikan, pemeliharaan
kesehatan, perawatan pribadi, dan transportasi. Dengan lain pengertian batas minimum
yang dibutuhkan untuk hidup tidak miskin diperoleh dari penjumlahan nilai pengeluaran
makanan untuk memenuhi kebutuhan kalori dan nilai pengeluaran untuk non makanan.

Faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan secara umum dapat diidentifikasi ke


dalam bentuk faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik
(misalnya cacat, kurang gizi, sakit-sakitan), tingkat intelektual yang rendah (misalnya
kurangnya pengetahuan, kebodohan, kekurangtahuan informasi), sikap mental emosional
(misalnya malas, mudah menyerah, putus asa, temperamental), sosial psikologis (misalnya
kurang motivasi, kurang percaya diri, depresi/stres, kurang relasi, kurang mampu mencari
dukungan), kurang ketrampilan (misalnya tidak mempunyai keahlian yang sesuai dengan
permintaan lapangan kerja) dan kurang modal (misalnya tidak memiliki stok kekayaan dalam
bentuk tanah, rumah, tabungan, kendaraan, dan modal kerja). Faktor eksternal meliputi
terbatasnya pelayanan sosial dasar, terbatasnya lapangan pekerjaan formal dan kurang
terlindunginya usaha-usaha sektor informal, belum terciptanya sistem ekonomi kerakyatan
dengan prioritas sektor riil, budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan,
kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil, atau daerah bencana.

Secara ekonomis perkembangan kondisi kemiskinan di suatu daerah merupakan


salah satu indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Semakin membaiknya kondisi kemiskinan yang ada maka dapat disimpulkan telah terjadi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kemiskinan merupakan masalah pokok nasional
yang penanggulangannya harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan
kesejahteraan sosial. Di Kabupaten Habar hingga saat ini data tentang jumlah penduduk
miskin, sebesar 18.559 keluarga miskin yang tersebar di 9 (Sembilan) Kecamatan
berdasarkan Jamkesmas dan Jamkesda, lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.28.
Jumlah Keluarga Miskin Per Kecamatan

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

KK Miskin KK Miskin Jumlah


No Kecamatan
Jamkesmas Jamkesda Keluarga
1 Loloda 1,634 607 2,241
Miskin
2 Ibu Utara 881 318 1,199
3 Ibu 1,024 370 1,394
4 Ibu Selatan 1,300 506 1,806
5 Sahu Timur 695 551 1,246
6 Sahu 791 1,130 1,921
7 Jailolo Timur 817 470 1,287
8 Jailolo 3,170 1,596 4,766
9 Jailolo Selatan 1,004 1,695 2,699
Total 11,316 1,695 18,559
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Kepala Keluarag (KK) miskin
jamkesmas dan jamkesda sebesar 18.559 kepala keluarga yang tersebar di 9 kecamatan,
yang terdiri dari; kecamatan loloda 2.241 KK, keamatan ibu utara 1.199 KK, kecamatan Ibu
1.394 KK, Kecamatan Ibu Selatan 1.806 KK, Kecamatan Sahu Timur 1.246 KK, Kecamatan
Sahu 1.921 KK, Kecamatan Ibu Selatan Timur 1.287 KK, Kecamatan Ibu Selatan 4.766 KK,
dan Kecamatan Ibu Selatan Selatan 2.699 KK. Jumlah KK Miskin yang terbesar ada di
Kecamatan Ibu Selatan sebanyak 4.766 KK dan yang terkecil berada di Kecamatan Ibu
Utara sebesar 1.199 KK.

Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016

Gambar 1.20.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2010-2015

Berdasarkan data dari kuisioner, penduduk di Desa Ngawet memiliki kondisi


bangunan rumah sekitar projek didominasi oleh bangunan permanen dengan keadaan baik
sebanyak 16 responden, bangunan sementara dengan keadaan buruk sebanyak 9
responden, bangunan setengah permanen dengan keadaan baik sebanyak 5 responden,

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

permanen dengan keadaan buruk yaitu 0 responden, dan bangunan setengah permanen
dengan keadaan buruk sebesar 0%.

Sumber : Hasil Wawancara, 2017

Gambar 1.21.
Kondisi Bangunan di Sekitar Lokasi Kegiatan

3) Budaya
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Berdasarkan hasil survei
yang di lakukan di Desa Ngawet, budaya adat istiadat di daerah tersebut masih sangat
murni, hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.29.

Adat-Istiadat Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera Barat


Adat istiadat Jumlah Persentase
Seluruh mendukung dilaksanakan secara utuh, murni 1 3%
Seluruh mendukung dilaksanakan secara utuh, murni, terkoordinir 29 97%
Mendukung, dilaksanakan pd waktu tertentu 0 0%
Tidak semua mendukung, tergantung situasi dan kondisi 0 0%
Tidak peduli 0 0%
Total 30 100%
Sumber: Hasil Wawancara, 2017

Berdasarkan hasil analisis data kuisioner, masyarakat di wilayah studi sangat


menjunjung tinggi adat istiadat yang ada. Sehingga dalam melaksanakan suatu kegiatan
atau upacara adat, masyarakat daerah studi seluruhnya mendukung dilaksanakan secara
utuh, murni dan terkoordinir.

g. Proses Sosial

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Proses sosial dalam konteks ini adalah bentuk-bentuk peristiwa yang terjadi akibat
adanya interaksi sosial antara individu-individu dan/atau dengan kelompok-kelompok
masyarakat. Proses sosial yang terjadi pada masyarakat sangat dipengaruhi oleh
keselarasan dan/atau perbedaan kepentingan diantara warga masyarakat.

h. Proses Asosiatif (Kerja Sama)

Berdasarkan hasil analisis data kuisioner di atas menunjukan masyarakat di wilayah


studi, berperan aktif dalam kegiatan gotong royong. Frekuensi gotong royong di Desa
Ngawet dikategorikan tinggi (sering terjadi) dengan presentase 97%. Jenis gotong-royong
yang dilakukan berupa pembersihan lingkungan Desa dan pembangunan sarana
peribadatan.

Sumber: Hasil Wawancara, 2017

Gambar 1.22.
Frekuensi Gotong-Royong Masyarakat Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan

i. Proses Disosiatif (Konflik Sosial)

Tabel 1.30.
Banyaknya Konfik yang Sering Terjadi di Desa Ngawet
Konflik Sosial Jumlah Presentasi
Tidak ada konflik 0 0%
Konflik jarang timbul 19 63%
Konflik bersifat temporer 11 37%
Agak rawan terhadap konflik 0 0%
Sangat rawan terhadapa konflik 0 0%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Wawancara, 2017

Tabel 1.31.

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Jenis Penyelesaian Konflik

Penyelesaian Perselisihan Jumlah Persentase


Secara musyawarah dan keluargaan 15 50%
Sesuai mekanisme hukum 15 50%
Dibiarkan dan tidak diselesaikan 0 0%
Abstain 0 0%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Wawancara, 2017

Berdasarkan hasil analisis data kuesioner di atas, konflik yang sering terjadi di
wilayah studi diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan dengan nilai 50 persen
dari total 30 responden, dan sebagiannya lagi sebanyak 50 persen lagi dilakukan sesuai
mekanisme hokum.

1) Pranata Sosial

Pranata sosial adalah suatu tatanan dan/atau aturan yang ciptakan, dijalankan dan
dipatuhi oleh suatu kelompok masyarakat untuk menjaga keutuhan kelompok masyarakat.
Sistem norma atau aturan tidak tertulis atau dapat disebut kearifan lokal yang masih
diterapkan oleh masyarakat desa studi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain adalah :

1) Saling menghargai antara sesama umat beragama.

2) Saling menghargai antara tua maupun dengan yang muda.

3) Menghentikan aktivitas sejenak ketika ada kerabat atau tetangga yang meninggal
dunia dan kemudian melayat pada kerabat atau tetangga yang meninggal dunia.

2) Sikap Dan Presepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan

Tabel di bawah ini menyajikan informasi mengenai sikap dan persepsi responden
terhadap kegiatan pengoperasian PT Maluku Jaya Bangunsakti di Desa Ngawet Kecamatan
Ibu Selatan Kabupaten Halmahera Barat.

Tabel 1.32.
Sikap dan Persepsi Masyarakat Di Desa Ngawet Kec. Ibu Selatan Kab. Halmahera Barat

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Sikap dan Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Kegiatan


No. Pertanyaan Ya Tidak Setuju SS TS STS Abstein Total
Apakah bapak/ibu tahu mengenai kegiatan
1 pertambangan batuan PT Maluku Jaya 17 13 30
Bangunsakti ?

Apakah bapak/ibu tahu tentang kegiatan


2 30 30
pertambangan batuan tersebut ?

Apakah bapak/ibu setuju dan mendukung


3 kegiatan pertambangan batuan tersebut di 30 30
wilayah ini?

Apakah bapak/ibu setuju kalau tenaga kerja


4 30 30
diambil dari wilayah/Desa sekitar sini?

Apakah rencana kegiatan pertambangan


5 batuan di daerah ini dapat menggangu 30 30
mata pencaharian bapak/ibu ?
Apakah rencana kegiatan pertambangan
6 batuan tersebut dapat menggangu 30 30
kesehatan bapak/ibu ?
Apakah rencana kegiatan kegiatan
7 pertambangan batuan tersebut dapat 30 30
menggangu transportasi bapak/ibu ?
Apakah rencana kegiatan pertambangan
8 batuan di daerah ini dapat menggangu 24 6 30
kebersihan lingkungan sekitar ?
Sumber : Hasil Wawancara, 2017

Berdasarkan hasil wawancara mendalam menunjukan masyarakat di Desa Ngawet


Kecamatan Ibu Selatan mendukung kegiatan pengoperasian PT Maluku Jaya Bangunsakti
di desa mereka karena tidak mengganggu mata pencaharian, transportasi dan kebersihan
lingkungan serta menyetujui dengan memprioritaskan masyarakat sekitar dalam perekrutan
tenaga kerja, yang nantinya akan mengurangi jumlah pengangguran di wilayah mereka.

1.14. Kesehatan

Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu


kedokteran, sanitasi dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.
Kesehatan masyarakat merupakan ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang
hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat
untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan pendidikan
keberrsihan perorangan, pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosa dini dan
pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi
kebutuhan hidup dan layak dalam memelihara kesehatannya. Masalah kesehatan
masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus multi disiplin. Oleh sebab itu,

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentang yang luas, semua
ada kaitannya baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit
(preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (fisik, mental dan sosial) atau kuratif,
maupun pemulihan (rehabilitatif) (Notoatmodjo, 2007).

a. Pola Penyakit

Dari sepuluh penyakit terbanyak yang diderita masyarakat Kabupaten Halmahera


Barat, infeksi akut pada Saluran Pernapasan (ISPA) menempati posisi teratas dalam kurun
waktu dua tahun terakhir. Pada tahun 2015 ini tercatat penderita ISPA mencapai 10.123.
mengalami penurunan sekitar 14 persen dibanding tahun 2014 yang tercatat sebanyak
11.688 penderita. Gambar di bawah ini menyajikan informasi mengenai persentase jenis
penyakit yang di Kabupaten Halmahera Barat.

Tabel 1.33.
Perbandingan Jenis dan Jumlah Penyakit Tahun 2014-2015 di Kabupaten Halmahera Barat
Kasus Penyakit Terbanyak
Jenis Penyakit Jumlah Kasus
2014 2015
Infeksi Akut pada Saluran Pernapasan (ISPA) 11.688 10.123
Penyakit pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 2.335 1.174
Penyakit Kulit Alergi 1.519 2.886
Diare 1.247 231
Infeksi Penyakit Usus 1.211 1.293
Penyakit Kulit Infeksi 1.077 527
Penyakit Tekanan Darah Tinggi 998 319
Bronkitis 624 541
Malaria 584 115
Asma 443 183
Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016

Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016

Gambar 1.23.

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak di Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2015

Berdasarkan informasi mengenai persentase jenis penyakit yang diderita oleh


responden diperoleh jenis penyakit terbanyak yaitu flu, dan batuk beringus sebanyak 60%,
kemudian demam panas dingin sebanyak 40%.

Tabel 1.34.
Persentase Jenis Sakit yang Diderita Responden
Jenis Sakit yang Sering Diderita Jumlah Persentase
Flu, Batuk beringus 18 60%
Demam panas dingin 12 40%
Kepala dan badan sakit 0 0%
Batuk disertai muntah darah 0 0%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Wawancara, 2017

Berdasarkan data rekam medik PT Maluku Jaya Bangunsakti, 10 (sepuluh)


kunjungan terbanyak RSUD Jailolo berdasarkan diagnosa yaitu asma dan partus normal
dengan jumlah sebanyak 6 kali. Berikut penyajian kesepuluh jenis kunjungan RSUD Jailolo.

Sumber : Rekam Medik PT Maluku Jaya Bangunsakti, 2015

Gambar 1.24.
Kunjungan Terbanyak RSUD Jailolo Berdasarkan Diagnosa Tahun 2015

b. Fasilitas Kesehatan

Pada tahun 2015 di Kabupaten Halmahera Barat terdapat 1 (satu) unit Rumah Sakit,
11 unit Puskesmas, 17 pustu, 37 polindes, dan 163 unit Posyandu. Selain itu juga terdapat

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

20 unit Klinik Keluarga Berencana (KKB) dan 176 unit Pos Pelayanan Keluarga Berencana
Desa (PPKBD).

Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016

Gambar 1.25.
Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Halmahera Barat

Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016

Gambar 1.26.
Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2015

c. Sanitasi Lingkungan

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui pengendalian faktor lingkungan


yang menjadi mata rantai penularan penyakit. Sanitasi lingkungan yang dimaksud disini
adalah cerminan kondisi kesehatan lingkungan hidup secara fisik, baik di dalam tapak lokasi
kegiatan maupun lingkungan sekitarnya. Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya
merupakan suatu proses yang alamiah. Hal ini disebabkan manusia memerlukan daya
dukung lingkungan terutama unsur-unsur lingkungan hidupnya. Kemampuan lingkungan
untuk mendukung kehidupan yang ada didalamnya sering diistilahkan dengan daya dukung
lingkungan. Aktivitas manusia harus memperlihatkan daya dukung lingkungan hidupnya. Bila
daya dukung terlampaui batas ambang, maka akan timbul masalah bagi manusia itu sendiri,
salah satunya adalah penyakit. Menurut WHO sanitasi adalah pengawasan penyediaan air
minum masyarakat, pembuangan tinja dan air limbah, pembuangan sampah, vektor
penyakit, kondisi perumahan, penyediaan dan penanganan makanan, kondisi atmosfer dan
keselamatan lingkungan kerja.

Cerminan kondisi kesehatan lingkungan hidup secara fisik, baik didalam tapak projek
maupun di lingkungan sekitarnya antara lain dicerminkan melalui penyediaan sarana
sanitasi seperti penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, MCK, perumahan dan lain-lain
yang mencerminkan kondisi saat ini (Mulia, 2005).

Pengelolaan sampah disekitar tapak lokasi masih bersifat individu, dengan tingkat
kesadaran yang tinggi. Dimana berdasarkan data responden, warga menampung sampah di
tempat sampah. Selanjutnya pengangkutan sampah oleh Dinas Kebersihan dibawa ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sumber : Hasil Wawancara, 2017

Gambar 1.27.

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Upaya Pembuangan Sampah oleh Masyarakat Di Desa Ngawet

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa upaya pengolahan sampah oleh
masyarakat paling banyak adalah di sekitar rumah kemudian dibakar dengan persentase
60%. Kemudian sebagian masyarakat membuang sapah di tempat sampah dengan
presentase 40%. Tidak ada yang dibuang ke sungai ataupun ke sembarang tempat.

Masyarakat desa disekitar tapak projek saat ini menggunakan air yang dibeli dan air
sumur sebagai sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari baik untuk kebutuhan air
minum, memasak, mandi, mencuci serta kakus (MCK).

Berdasarkan hasil kuisioner dapat dilihat bahwa sumber air untuk minum masyarakat
yang paling banyak adalah air sumur yaitu sebanyak 100 persen.

Sumber : Hasil Wawancara, 2017

Gambar 1.28.
Sumber Air Minum Masyarakat Di Desa Ngawet

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Sumber : Hasil Wawancara, 2016

Gambar 1.29.
Tempat Pembuangan Bekas Cucian Masyarakat Di Desa Ngawet

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa tempat membuang bekas cucian
oleh masyarakat paling banyak adalah di buang ke tanah kosong dengan persentase 83%,
dibuang ke lubang sebanyak 10%, dibuang ke selokan beton sebanyak 7%, dan sebanyak
0% yang membuang ke sungai atau pantai. Pembuangan bekas cucian ke selokan beton
yang bermuara ke sungai atau langsung ke laut. Hal ini dapat menimbulkan dampak pada
lingkungan, yaitu akan mencemari air sungai. Dan apabila air sungai ini dikonsumsi
masyarakat untuk minum, mandi dan mencuci maka akan menimbulkan penyakit seperti
diare atau kolera bahkan terjadi penyakit kulit seperti dermatitis alergi atau dermatitis iritan
atau penyakit kulit akibat jamur.

Sumber : Hasil Wawancara, 2017

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Gambar 1.30.
Kesediaan MCK Rumah Tangga

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa hanya sebagian kecil masyarakat
yang telah memiliki MCK Rumah Tangga yaitu sebanyak 37%, sedangkan sebagian besar
belum memiliki MCK Rumah Tangga yaitu sebanyak 63%.

d. Pola Masyarakat Dalam Merawat Kesehatan

Berdasarkan data responden, sebanyak 57% masyarakat melakukan kegiatan


merawat kesehatan dengan berobat ke rumah sakit, puskesmas, maupun dokter praktek.
Sedangkan sebnyak 43% ditemukan masyarakat yang berobat sendiri.

Tabel 1.35.
Pola Masyarakat dalam Merawat Kesehatan Berdasarkan Data Responden

Pola Masyarakat dalam Merawat Kesehatan Jumlah Persentase


Puskesmas/Rumah Sakit 17 57%
Berobat Sendiri 13 43%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Wawancara, 2017

1.15. Komponen Transportasi

Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting untuk


memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan yang makin meningkat
membutuhkan ketersediaan akses penghubung antar wilayah yang aman dan berkondisi
baik. Selain itu, ketersediaan prasarana jalan yang baik akan meningkatkan mobilitas
penduduk dan kelancaran distribusi barang antar wilayah sehingga roda perekonomian terus
bergerak dan dapat ditingkatkan.

Panjang jalan di Halmahera Barat mencapai sekitar 627 kilometer. Sebagian besar
terdiri dari jalan kabupaten dan jalan provinsi, sedangkan sisanya adalah jalan negara
dengan panjang sekitar 123,91 kilometer. Keseluruhan panjang jalan di Kabupaten
Halmahera Barat terbagi atas 69,38 persen jalan kabupaten, 10,87 persen jalan provinsi,
dan 19,75 persen jalan negara. Kondisi jalan rusak di Kabupaten Halmahera Barat cukup

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

banyak. Selama tahun 2015 tercatat panjang jalan kabupaten yang rusak menurun dari
61,24 persen pada tahun 2014 dari total panjang jalan kabupaten menjadi 57,78 persen dari
panjang jalan.

Untuk transportasi laut, pelabuhan Jailolo sebagai salah satu pintu masuk ke
Halmahera Barat mencatat ada sekitar 150 kapal yang tiba dan diberangkatkan selama
tahun 2015. Pelabuhan ini selalu ramai oleh aktivitas kapal dan speedboat untuk melayani
penumpang ke Ternate yang hanya berjarak sekitar 30 kilometer dari Jailolo.

Sumber : Halmahera Barat Dalam Angka 2016

Gambar 1.31.
Persentase Panjang Jalan di Kabupaten Halmahera Barat Menurut Status Jalan, 2015

1. Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenis Kendaraan dan Periode Waktu Pengamatan

Komponen transportasi yang digunakan beragam antara lain motor, mobil, dan truk.
Desa Ngawet terletak di Jalan Poros antar Desa di Kabupaten Halmahera Barat.
Berdasarkan data traffic counting yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan maka
dapat dilihat bahwa puncak arus lalu lintas terdapat pada periode waktu antara pukul 13.15
– 14.00 WIT. Jenis kendaraan yang paling banyak melewati lokasi pengamatan adalah
kendaraan roda dua yaitu 30 kali. Sedangkan kendaraan yang jumlahnya paling sedikit
melewati lokasi pengamatan adalah kendaraan roda enam (truck) dengan jumlah sebanyak
1 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Sumber: Hasil Pengamatan, 2017

Gambar 1.32.
Hasil Perhitungan Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenis Kendaraan Dan
Periode Waktu Pengamatan

2. Kecepatan Kendaraan Berdasarkan Jenis Kendaraan dan Waktu Pengamatan

Berdasarkan data kecepatan kendaraan yang diperoleh dari hasil pengamatan di


Desa Ngawet, maka dapat dilihat bahwa kecepatan kendaraan yang melewati lokasi
pengamatan berkisar antara 5,20 – 15,00 meter/detik. Jenis kendaraan yang paling cepat
melewati lokasi pengamatan adalah kendaraan roda dua. Dan kendaraan yang paling
rendah kecepatannya yaitu kendaraan roda enam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Sumber: Hasil Pengamatan, 2017

Gambar 1.33.
Hasil Analisis Kecepatan Kendaraan Berdasarkan Jenis Kendaraan Dan
Periode Waktu Pengamatan

I-55
PT MALUKU JAYA BANGUNSAKTI
Jaminan Reklamasi Eksplorasi Kegiatan Pertambangan Batuan
Di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera 2018
Barat

Sumber: Hasil Survei, 2017

Gambar 1.34.
Kondisi Jalan di Desa Ngawet Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera Barat

I-55

Anda mungkin juga menyukai