Oleh :
Samuel Parluhutan Lbn Toruan (NPM : E2A019023)
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM PASCASARJANA PENGELOAAN SUMBER DAYA ALAM 2021
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Fuel Terminal Pulau Baai (FT Pulau Baai) saat ini memiliki 3 jaringan pipa penerima.
Pipa eksisting dengan umur kerja saat ini dapat mengalami rusak atau bocor, jika
terjadi kebocoran maka proses perbaikan kerusakan / kebocoran akan sangat sulit,
dan beresiko terhadap kelancaran operasi distribusi BBM di Provinsi Bangkulu.
Berdasarkan resiko tersebut, PT. Pertamina berencana mengembangkan FT Pulau
Baai. Pengembangan tersebut dilakukan dengan menambah pipa yang dipasang di
bawah tanah, guna memperlancar distribusi BBM di FT Pulau Baai. Selain pipa BBM,
juga direncanakan pemasangan pipa LPG yang dikembangkan di Provinsi Bengkulu.
Kegiatan usaha di FT Pulau Baau meliputi penerimaan, penimbunan dan
pendistribusian BBM. Penerimaan BBM dilakukan dengan menggunakan beberapa
moda transportasi antara lain mobil tangki dan tanker, yang kemudian dialirkan dan
disimpan dalam tangki timbun yang kemudian diisikan ke mobil tangki dan
didistribusikan sesuai dengan permintaan. Saat ini, FT Pulau Baai memiliki peralatan
operasi berupa peralatan penerimaan dan distribusi. Perlengkapan penerima berupa
pipa sepanjang ± 2600 meter untuk menghubungkan dermaga dan tangki timbun.
Dermaga yang digunakan adalah dermaga inner jetty yang memiliki 4 (empat)
jaringan pipa eksisting untuk premium, minyak tanah, solar dan avtur.
Kegiatan pemasangan pipa FT Pulau Baai berlokasi di Pulau Baai. Lokasi ini
merupakan pelabuhan perikanan dan pemukiman yang sedang ditingkatkan
kapasitasnya menjadi pelabuhan internasional. Rencananya, pipa baru sepanjang
3.652 meter, sebanyak 2 pipa LPG dan 1 pipa BBM, serta membangun fasilitas
pendukung, termasuk pig launcher dan pig receivers yang berbatasan dengan Pantai
Panjang dan Taman Wisata Alam Pulau Baai.
IV. Pembahasan
4.1. Bagaimana menurut anda kegiatan sidang yang sudah berlangsung
a. Jalannya sidang berlangsung dengan baik, dan dihadiri oleh Ketua Tim Teknis
Komisi Penilai Amdal, Anggota Tim Teknis Komisi Penilai Amdal dan Tenaga Ahli,
Pemrakarsa (PT. Pertamina) dan Konsultan Penyusun Amdal (PT. Surveyor
Indonesia).
b. Pelaksanaan sidang sudah berjalan dengan baik namun tidak maksimal adanya
kendala jaringan internet yang tidak stabil, sehingga dalam menyampaikan
tanggapan tidak maksimal.
4.2. Apakah dokumen yang disidangkan sudah layak (buat telaahan yang konkrit)
Dokumen yang disidangkan belum layak, dan masih banyak yang mesti diperbaiki,
hal ini dilihat dari metode-metode dalam menganalisis dampak penting yang
masih kurang mendalam.
4.3. Apa saran saudara mengenai jalannya sidang yang sudah diikuti (BOLEH PENDAPAT
PRIBADI ATAU BERDASARKAN LITERATUR)
- Dokumen Draft KA-ANDAL diharapkan sudah disampaikan dengan tim teknis
AMDAL paling lambat 10 hari sebelum pelaksanaan sidang, sehingga dapat
melakukan penelaahan/pemeriksaan dokumen draft KA-ANDAL, sehingga pada
saat pelaksanaan sidang focus pada saran dan pendapat tim teknis.
- Saran saya mengenai jalannya sidang KA-ANDAL, diharapkan tim teknis Amdal
menyampaikan saran atau pendapat sesuai dengan focus dengan keahliannya
saja tidak kemana-mana, sehingga menghemat waktu pelaksanaan sidang.
V. Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksaan kegiatan mengikuti sidang KA-ANDAL yaitu :
1. Pelaksanaan sidang berlangsung dengan baik, yang dihadiri oleh seluruh komisi
penilai AMDAL, Tim teknis, tenaga ahli, pemrakarsa, dan konsultan AMDAL.
2. Dalam proses AMDAL perlunya membuat kajian KA-ANDAL yang lebih mendalam,
sehingga dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pelaksanaan
usaha/kegiatan tersbut.
Lampiran