Anda di halaman 1dari 2

Jalan Terjal Mengupayakan Pembatalan

Pencabutan Izin Tambang


Disclaimer 
Selain mengajukan gugatan TUN, gugatan perdata juga bisa menjadi opsi untuk
membatalkan pencabutan IUP atau demi untuk mendapatkan ganti kerugian akibat
pencabutan izin. Hanya saja, membutuhkan waktu yang tak sebentar.
elain mengajukan gugatan TUN, gugatan perdata juga bisa menjadi opsi untuk
membatalkan pencabutan IUP atau demi untuk mendapatkan ganti kerugian akibat
pencabutan izin. Hanya saja, membutuhkan waktu yang tak sebentar.

Diumumkannya pencabutan lebih dari 2000 izin usaha pertambangan (IUP) pada awal

Januari lalu jelas mengejutkan banyak pengusaha tambang, khususnya mereka yang IUP-

nya dicabut. Hingga kini pun masih banyak yang mengupayakan agar pencabutan IUP

terhadap perusahaannya dibatalkan, dengan mengadakan audiensi misalnya ataupun

mencari upaya hukum lain.

Dengan dicabutnya IUP/IUPK, sudah tentu keberlakukan IUP/IUPK menjadi berakhir.

Akibatnya, pelaku usaha menjadi tidak lagi memiliki hak untuk beroperasi secara sah dan

legal di wilayah IUP/IUPK tersebut.

Mulanya Pemerintah menyebut bahwa izin-izin itu dicabut lantaran perusahaan tak

melaporkan Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB), sementara izin telah diperoleh

bertahun-tahun lamanya. Pemegang IUP memang wajib menyampaikan RKAB kepada

Kementerian ESDM untuk termin berikutnya selambat-lambatnya 45 hari kalender

sebelum akhir tahun berjalan.

Opsi pencabutan IUP disebut juga merupakan bentuk evaluasi bagi perusahaan yang tak

taat kewajiban serta sebagai upaya koreksi atas ketimpangan keadilan, pemanfaatan dan

kerusakan alam. Menariknya, beberapa perusahaan justru mengklaim sudah memenuhi


semua kewajiban pemegang IUP termasuk melaporkan RKAB setiap tahunnya, namun

IUP-nya tetap dicabut. Dalam surat perihal pencabutan izin yang dilayangkan via

elektronik itu, Pemerintah bahkan disebut tak mencantumkan alasan pencabutan secara

jelas.

Anda mungkin juga menyukai