Anda di halaman 1dari 28

OS· o5.

Jen

Dasar-Dasar

HUKUM PERDATA
INTERNASIONAL
BukuKesatu

Edisi Kelima

14'-�.l 0 - (2../ft\
0<2. • o� . Jo11

Dr. Bayu Seto Hardjowahono, S.H., LL.M.

PENERBI T P T C I T RA ADITYA BAKTI


BANDUNG 2013
Hak cipta yang dilindungi undang-undang pada: Pengarang

Hak Penerbitan pada : Penerbit PT Citra Aditya Bakti


Cetakan Ke I : Tahun 1992
Cetakan Ke II Tahun 1994
Cetakan Ke Ill Tahun 2001
Cetakan Ke IV : Tahun 2006
Cetakan Ke V : Tahun 2013
No. Kode Penerbitan : 92 DH 067

Sebagian atau seluruhnya isi buku ini dilarang digunakan


atau diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis
dari Penerbit Citra Aditya Bakti, kecuali dalam hal
pengutipan untuk keperluan penulisan
artikel atau karangan ilmiah
Computer setting, layout, oleh penerbit

PT CITRA ADITYA BAKTI

ISBN: 978 - 979 - 491 - 038 - 2 •

Anggota /KAP/

ii

,..-__
.rang

kti

1kan
rtulis
tl

8'1111/Jer In�pfrd.1'f �dlt -:Ener1Jfh1


Vntul tJecfa �alan1 �Jin

iii
F

Prakata

PRAKATA EDISI PERTAMA

Sebagai bagian dari hukum perselisihan, hukum pE!rdata internasional (se­


lanjutnya disebut HPI) pada dasarnya merupakan perangkat di dalam sis­
tem hukum nasional yang mengatur hubungan-hubungan atau peristiwa­
peristiwa hukum yang menunjukkan kaitan dengan lebih dari satu sistem
hukum nasional. 1
Dari batasan yang sederhana itu saja orang sudah dapat merasakan bahwa
bidang hukum ini tentunya semakin dibutuhkan peran dan fungsinya, ter­
utama di dalam masa semakin kompleks dan beragamnya pola-pola hu­
bungan hukum dalam pergaulan masyarakat internasional. Kecenderungan
globalisasi dalam kehidupan ekonomi dan sosial menjelang akhir abad ke-
20 ini tentunya akan membawa pengaruh tertentu pula terhadap asas-asas
dan kaidah-kaidah HPI yang sudah ada dewasa ini.
Sebenarnya pemanfaatan HPI dalam menyelesaikan persoalan-persoalan
hukum konkret dalam masyarakat modern dewasa ini tidak akan dapat di­
lakukan secara optimal tanpa penguasaan terhadap asas-asas, pendekatan,
serta dasar-dasar metodologi HPI itu sendiri. Di lain pihak, HPI dari sudut
ilmu hukum memiliki cakupan atau lingkup yang sangat luas dan rumit se­
hingga ia agak "terkenal" sebagai bidang ilmu hukum yang relatif sulit di­
pelajari dan dipahami. Dalam kaitan itulah buku ini disusun dengan satu
niat utama, yaitu menyajikan dasar-dasar serta asas-asas HPI dengan cara
sesederhana mungkin dan dalam bahasa yang relatif mudah dipahami.
Besar harapan penulis bahwa buku ini berfungsi sebagai suatu ;ntroductory
handbook yang dapat menjadi pegangan para mahasiswa fakultas hukum
dalam mata kuliah Pengantar Hukum Perdata lnternasional dan sebagai
literatur penunjang bagi masyarakat awam yang hendak memasuki pergaul­
an hukum yang bersifat transnasional.
Penulis berusaha menata topik-topik pembahasan dalam buku ini ke dalam
sistematika yang sederhana dengan mencoba untuk tetap berada dalam
_
1) Pembahasan lebih lanjut mengenai pengertian hukum perdata intemasional ini dilaku·
kan di Bab I dari buku ini, infra, h. 1 dan seterusnya.

Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternaslonal v


jalur pembahasan tentang doktrin-doktrin umum yang berkembang secara gangan internasi<
teoretis dan praktis di dalam sistem-sistem HPI terkemuka di dunia. Se­ HPI yang ternyat
jumlah landmark cases juga disajikan untuk menambah kejelasan dan seka­ an tersebut, pe1
ligus menunjukkan bukti bahwa pertumbuhan HPI banyak dibentuk melalui Dasar Hukum PE
putusan-putusan pengadilan. Dalam bab yang pertama, sebagai pendahulu­ melahirkan komi
an, hendak disajikan beberapa pengertian, persepsi, serta pandangan yang HPI lainnya di dal
berkembang di kalangan ilmu hukum tentang HPI. Bab ini hendak mengajak
Ucapan terima k
pembaca untuk menyamakan persepsi tentang definisi HPI dan berdasarkan
I
secara langsung c
itu menyadari pula masalah-masalah pokok apa yang menjadi pusat per-
hormat yang me
hatian bidang hukum ini.
S. H. yang telah
Dalam Bab II akan dibahas secara singkat tentang sejarah umum perkem­ ini. Terima kasi�
bangan HPI dalam perkembangan sejarah peradaban Eropa sejak masa Ke­ memungkinkan p
kaisaran Romawi sampai dengan abad ke-19. Perkembangan teori dan prak­
Secara khusus bL
tik di bidang hukum ini setelah abad ke-19 sampai sekarang hendak dikate­
pihak yang dengc:
gorikan sebagai "Masa Perkembangan HPI Modern" dan akan dibahas secara
terpisah di dalam Bab Ill. 2 Sejarah perkembangan HPI di Indonesia sengaja Dengan harapan
'
ti�ak dibahas di sini mengingat cukup lengkapnya literatur berwibawa di kurangan-kekura
Indonesia yang sudah membahasnya secara cukup komprehensif. dapat menjadi SE
an HPI di lndon1
Beberapa bab selanjutnya akan difokuskan pada beberapa pranata utama
Indonesia pada u
yan g secara tradisional dikenal dalam metodologi dan sistem HPI pada
umumnya, misalnya, tentang kualifikasi (Bab IV), titik-titik taut (Bab V),
penunjukan kembali (Bab VI), ketertiban umum dan hak-hak yang diper­ Maret 1992
oleh (Bab VII), dan persoalan pendahuluan (Bab VII). 3 Dalam Bab IX akan di­
B.S.
singgung secara singkat mengenai beberapa prinsip atau asas dalam HPI
yang berkembang dalam persoalan-persoalan hukum keperdataan. Bab ini
memang hanya dimaksudkan sebagai pemberi gambaran umum tentang
keanekaragaman asas dan prinsip yang berkembang dalam HPI di pelbagai
bidang hukum. perdata.4

Ditinjau dari isi dan susunan bab-bab di atas tampak jelas bahwa buku ini
tidak akan mampu memberikan pengetahuan yang utuh dan lengkap ten­
tang HPI. Banyak masarah yang tidak kurang pentingnya, seperti masalah­
masalah hukum acara, masalah-masalah HPI di bidang bisnis dan perda-

2) Dalam cetakan ketiga ini, teori·teori HPI modern ini dibahas di Bab VII.
3) Dalam edisi ketiga ini telah dilakukan perubahan terhadap susunan dan isi bab-bab. Pe·

riksa daftar isi.

4) Dalam edisi ketiga ini a�as-asas HPI dalam bidang hukum keperdataan disajikari di Bab
VIII.

vi Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternaslonal Dasar-Dasar Hukun


p

Prakata

kembang secara gangan internasional, atau konvensi-konv.ensi hukum internasional di bidang


(a di dunia. Se­ HPI yang ternyata belum dicakup oleh buku kecil ini. Menyadari kekurang­
�lasan dan seka­ an tersebut, pen�lis berniat untuk menganggap buku ini sebagai Dasar­
libentuk melalui Dasar Huk um Perdata lnte rnasiona t-Buk u 1-yang secara tidak langsung
. ,..
aga1 pendahulu- melahirkan komitmen bagi penulis untuk mengelaborasi masalah-masalah
pandangan yang HPI lainnya di dalam buku yang kedua dalam waktu yang tidak terlalu. lama.
�ndak mengajak
Ucapan terima kasih hendak penulis sampaikan kepada semua pihak yang
jan berdasarkan
secara langsung atau tidak mendorong selesainya penyusunan buku ini. Rasa
1jadi pusat per-
hormat yang mendalam kepada Prof. Dr. lb u C . F. G. Sunaryati Hartono,
S.H. yang telah memupuk minat penulis untuk mendalami bidang hukum
umum perkem­ ini. Terima kasih yang mendalam untuk P T Citra Aditya Bakti yang telah
sej ak masa Ke­ memungkinkan penerbitan dan pemasaran buku ini.
' teori dan prak-
Secara khusus buku ini dipersembahkan untuk M urn i dan Mita serta semua
hendak dikate-
pihak yang dengan cinta kasih mendorong selesainya penyusunan buku ini.
1 dib.ahas secara

donesia sengaja Dengan harapan a_gar saran dan kritik dapat diberikan untuk menutupi ke­
1r berwibawa di kurangan-kekurangan yang ada di dalamnya, semoga buku sederhana ini
mif. dapat menjadi setitik darah yang akan meningkatkan vitalitas perkembang­
an HPI di Indonesia pada khususnya dan perkembangan hukum nasional
pranata utama
Indonesia pada umumnya.
istem HPI pada
k taut (Bab V),
1ak yang diper- Maret 1992
1 Bab IX akan di­
B.S.
asas dalam HPI
dataan. Bab ini ******
umum tentang
HPI di pelbagai

bahwa buku ini


m lengkap ten­
eperti masalah­
snis dan perda-

Ill.

Ian isi bab·bab. Pe-

.an disajikari di Bab

jata lntemasional Dasar-Dasar Hukum Perdata lntemasional vii


Prakata

PRAKATA EDISI KEDUA

Setelah dua tahun menjalani uji coba dan menerima pelbagai kritik serta Setelah pertam
masukan berharga, maka edisi kedua ini akhirnya diterbitkan dengan cukup pertama kaliny
banyak perbaikan dan penyempurnaan. nerbitan edisi
dilakukan.
Dalam edisi kedua ini, kesalahan redaksional, bahasa, dan pengetikan yang
sangat mengganggu dalam edisi pertama telah sebanyak mungkin diper­ Penyempurnaa
baiki. Beberapa inakurasi dalam konsep-konsep telah disempurnakan dan buku, yang ·ser
beberapa kasus landmark disisipkan untuk memperluas wawasan yang hen­ bab saja, tanpi
dak dibuka oleh buku sederhana ini. Penajaman fungsi dan peran teori sta­ jalan dengan u1
tuta dalam perkembangan HPI juga dilakukan di dalam Bab II. bahas dengan a
jalani dalam ke
Di dalam Bab IX5 juga dimuat beberapa asas umum di bidang hukum kon­
trak yang berkembang di dalam sistem conflict of laws di Amerika Serikat. Bab I mengalar
ini penulis mel
Terima kasih kepada P T Citra Aditya Bakti yang telah mendorong penulis dalam HPI, yar
untuk menerbitkan edisi kedua ini. Terima kasih juga pada lbu Ida Susanti , ternyata sanga·
S. H. dan semua pihak yang telah memberi masukan dan koreksi yang ber­ ses penyelesai<
harga untuk menyempurnakan buku ini. dung di dalamr
Semoga bermanfaat. topik yang aka
kepraktisan bul
jadi semakin be
Agustus 1994 Bab II, mengen
B.S.
ubahan yang si1
ta Italia yang t
* * .,, ** * Sedangkan bat
lanjutan dari s1
bahas tersendir
karena teori-te
bentuk pola bE
tradisiona l HPI
berkembang di
pokok-pokok b<
.

5) Dalam edisi ketiga ini menjadi Bab VIII.

vllt : Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternasional Dasar-Dasar Hukl

, __
Prakata

..

PRAKATA·EDISI KETIGA

lbagai kritik serta Setelah pertama kali diterbitkan pada tahun 1992 dal') disempurnakan untuk
.kan dengan cukup pertama kalinya pada tahun 1994 melalui penerbitan edisi kedua, pada pe­
nerbitan edisi ketiga tahun 2000 ini tampaknya memang sudah waktunya
dilakukan.
n pengetikan yang
1k mungkin diper· Penyempurnaan terutama dilakukan pada sistematika dan susunan bab
isempurnakan dan buku, yang semula terdiri atas 9 bab, kali ini disederhanakan menjadi 8
·awasan yang hen· bab saja, tanpa ada pengurangan substansi. Perampingan ini dilakukan se·
in peran teori sta· jalan dengan upaya untuk lebih menyelaraskan sekuens topik·topik yang di·
b II. bahas dengan alur dan langkah·langkah penyelesaian perkara yang harus di·
jalani dalam kenyataan.
idang hukum kon·
Amerika Serikat. Bab I mengalami perubahan yang cukup penting karena dalam edisi ketiga
ini penulis melengkapinya dengan paragraf tentang p o la berpikir y uridik
1endorong penulis dalam HPI, yang berdasarkan pe. ngalaman dalam proses pembelajaran HPI
a lb u Ida Susanti , ternyata sangat berguna untuk memberikan overall picture dari suatu pro·
koreksi yang ber· ses penyelesaian persoalan HPI, termasuk masalah·masalah yang terkan·
dung di dalamnya. Masalah·masalah itulah yang kemudian menjadi topik·
topik yang akan diperdalam pada bab-bab selanjutnya. Dengan demikian,
kepraktisan buku ini sebagai handbook untuk pemula diharapkan akan men·
jadi semakin baik.

Bab II, mengenai sejarah perkembangan umum HPI, tidak mengalami per·
ubahan yang sifgnifikan, kecuali tambahan·tambahan terhadap teori statu·
ta Italia yang tetap perlu disadari sebagai salan satu teori HPI terpenting.
Sedangkan bab tentang teori�teori mod�rn HPI yang semula merupakan
lanjutan dari sejarah perkembangan umum HPI, dalam edisi ketiga ini di·
bahas tersendiri pada Bab VII. Alasan dilakukannya penggeseran ini adalah
karena teori·teori dan metode pendekatan yang dibahas pada Bab II mem·
bentuk pola berpikir yang, dalam buku ini, disebut sebagai pendekatan
tradis iona l HPI, dan yang sebenarnya menunjuk pada approach HPI yang
berkembang di dalam tradisi hukum Eropa Kontinental. Mengingat bahwa
pokok·pokok bahasan yang menyangkut pranata-pranata HPI (seperti kua·

erdata lnternasional Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternasional ix


Prakata

lifikasi, titik taut, dan sebagainya) sebenarnya berbicara tentang pranata­


pranata HPI tradisional, maka pembahasan pada Bab Ill-VI langsung diarah­
kan pada pranata-pranata HPI tradisional itu.

Bab VII pada dasarnya mernbahas tentang teori-teori modern HPI yang
muncul, baik di dalam tradisi common law lnggris maupun dalam perkem­
bangan HPI (conflict of laws) Amerika Serikat. Mengingat semakin penting­
nya pendekatan-pendekatan yang berkembang di Amerika Serikat, maka
dalam edisi ketiga ini teori-teori tersebut digarap dengan lebih mendalam Setelah hampir er
dan lengkap. kuliah Hukum Per
di dalam edisi ket
Bab VIII tidak mengalami perubahan yang berarti walaupun harus diakui
an ini tidak saja d
bahwa secara potensial bab ini dapat dilengkapi lebih jauh dengan per­
si yang "up to dat
kembangan-perkembangan baru dalam bidang hukum perjanjian. Akan te­
tetapi juga dalar
tapi, telah menjadi tekad penulis untuk membahas asas-asas dan persoalan
oleh buku sedert
HPI di bidang hukum perjanjian dan kontrak-kontrak bisnis internasional di
penulis untuk seg
dalam Buku Kedua dari Dasar-Dasar HPI ini, yang nota bene sudah me­
kaya" ini.
rupakan janji penulis yang belum berhasil dipenuhi sejak edisi pertama di­
terbitkan. Lebih jauh lagi, j
pertama kali di t
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberi
ternyata telah m«
masukan untuk penyempurnaan edisi ketiga ini. Terima kasih secara khusus hal-hal tertentu,
kepada Ida Susan ti , S. H. , L L .M., C N yang sebenarnya sudah semakin layak bidang hukum in
untuk menjadi co-author buku ini. Semoga kerja sama ini selalu dapat ter­ telah memasuki r
bina dengan baik dalam penerbitan-penerbitan literatur HPI yang akan
law) jika dikaitk
datang.
dalam konteks "gl
Akhir kata, semoga buku ini tetap dapat bermanfaat untuk perkembangan an manusia. Yan
hukum perdata internasional Indonesia di masa depan. tengah-tengah ar
nal Indonesia ter
ilmuannya dan jt
Bandung, Agustus 2000
sehari-hari. Upay
B. S. dalam pelbagai li
bawa efek yang I
****** bagai bidang huk
hidupan bangsa I
atau internasiona
Dengan tetap be1
menghilangkan ci
mempertahankan
dengan relatif mL

x Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternaslonat Dasar-Dasar Hukum

.....
Prakata

.entang pranata­
langsung diarah·

odern HPI yang


PRAKATA EDISI KEEMPAT
1 dalam perkem­
.emakin penting·
a Serikat, maka
lebih mendalam Setelah hampir enam tahun digunakan sebagai buku �gangan dalam kuliah·
kuliah Hukum Perdata lnternasional, kekurangan-kekurangan yang terdapat
di dalam edisi ketiga menjadi semakin tampak jelas. Kekurangan-kekurang­
>un harus diakui
an ini tidak saja dalam arti kesalahan pengetikan, kekurangan bahan referen­
wh dengan per­
si yang "up to date", dan kurangnya ilustrasi melalui kasus-kasus "landmark",
anjian. Akan te·
tetapi juga dalam ruang lingkup pembahasan yang sepantasnya dicakup
:is dan persoalan
. internasional di oleh buku sederhana ini. Kenyataan inilah yang, antara lain, mendorong
penulis untuk segera menerbitkan edisi keempat sebagai edisi yang "diper·
bene sudah me·
�disi pertama di- kaya" ini.
Lebih jauh lagi, jika diamati melalui kilas balik sejak buku ini diterbitkan
pertama kali di tahun 1992, tampak bahwa hukum perdata internasional
telah memberi
ternyata telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan dalam
;ih secara khusus
hal-hal tertentu, telah sampai pada upaya untuk mempertanyakan apakah
th semakin layak
bidang hukum ini masih perlu dipertahankan di masa depan ataukah ia
selalu dapat ter­
telah memasuki masa "kematiannya" (the dying era of private international
- HPI yang akan
law) jika dikaitkan dengan kecenderungan untuk melihat segala sesuatu
dalam konteks "globalisasi" dan "internasionalisasi" pelbagai aspek kehidup·
k perkembangan an manusia. Yang memprihatinkan penulis adalah kenyataan bahwa di
tengah-tengah arus perkembangan seperti itu, hukum perdata internasio
nal Indonesia ternyata tetap menjadi bidang yang "stagnant" dari segi ke·
ilmuannya dan juga dari segi penerapannya dalam proses berpikir hukum
sehari·hari. Upaya-upaya dari pemikir·pemikir besar HPI yang dituangkan di
dalam pelbagai literatur klasik HPI Indonesia tampaknya belum juga mem·
bawa efek yang positif terhadap minat dan pemahaman terhadap HPI se·
bagai bidang hukum yang sebenarnya sangat vital peranannya dalam ke·
hidupan bangsa Indonesia yang semakin banyak bersifat transnasional dan
atau internasional.
Dengan tetap berpegang teguh pada keinginan sejak edisi pertama untuk
menghilangkan citra bahwa HPI adalah bidang hukum yang "sulit" dan tetap
mempertahankan fungsinya sebagai sumber bacaan yang dapat dipahami
dengan relatif mudah dan sederhana. Misi utama untuk menyediakan bahan

rdata lnternasional Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternasional xi


Prakata

referensi yang relatif sederhana, khususnya bagi para mahasiswa Fakultas mahaman m
Hukum di Indonesia, tanpa mengorbankan kesempatan bagi mereka untuk teori, asas,
dapat merengkuh esensi·esensi dasar dari HPI berikut perkembangan-per· pelbagai bel
kembangan di dalamnya, menyebabkan upaya penyempurnaan buku me· n:ielengkapi
lalui penerbitan edisi keempat ini harus melalui pfoses yang tidak seder­ dataan, khu
hana dan membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, di sarnping an.
dukungan dan bantuan dari pihak·pihak yang juga meyakini misi yang 6. Penambahar
hendak dicapai oleh buku ini. ngan sengaj,
Di samping penambahan cukup banyak bahan-bahan referensi yang lebih bahwa huku
"up to date" dan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan pengetikan yang dan fungsin)
' si dan global
sangat mengganggu, maka beberapa perubahan penting dalam edisi ke·
empat, yang patut disebut karena memberikan "highUghts" baru pada profil penting jug;
buku ini, antara lain: harus dikem

1. Penataan kembali uraian tentang "Cara Berpikir Yuridis HPI" di Bab I Perubahan·peruba
dengan cara dan langkah·langkah yang lebih sistesmatis ditambah cukup mendasar i1
dengan contoh-contoh sederhana sehingga memudahkan para maha· ini tanpa bantuan
siswa dan pembaca untuk secara dini mengenal HPI tidak saja se· ajar HPI di pergur
bagai ilmu dan aturan-aturan, tetapi terutama juga sebagai suatu satu dari sedikit
proses berpikir. nyempurnaan buk1
nulis untuk senant
2. Penambahan penjelasan dan uraian-uraian baru pada tinjauan Seja·
Hanya kesibukan
rah Perkembangan HPI di Bab II yang dapat menajamkan pem?iham·
beliau untuk men:
an para mahasiswa dan pembaca mengenai relevansi dari asas-asas
ucapkan terima ka
dan pola pemikiran HPI yang berkembang dalam sejarah, dalam pe·
nyelesaian persoalan-persoalan HPI modern. Terima kasih juga
baga-lembaga yan
3. Pada Bab VI yang semula membahas tentang Persoalan Pendahuluan
peroleh akses dat•
(Incidental Question) dalam HPI, pada edisi ini dilengkapi pula de·
purnaan penulisan
ngan pembahasan mengenai Deper;age, sebagai salah satu pranata da·
selalu "setia" pada
lam HPI tradisional yang belum disinggung pada edisi-edisi yang lalu.
Herbert Kronke, �
4. Penambahan bab baru (yaitu Bab VII) tentang beberapa pokok pe· Wolde, Kepala Ulr
mikiran menge�ai hukum acara perdata internasional, yang pada Ha rtono, yang ser
edisi·edisi sebelumnya dengan sengaja dikeluarkan dari ruang lingkup LL.M., Ph . D. sebc:
buku ini. Dengan diintrodusirnya mata kuliah Dasar-Dasar Hukum Acara guruan tinggi yang
Perdata lnternasional di dalam kurikulum perguruan tinggi tempat masing-masing bid
penulis bekerja, maka demi alasan praktis dan kemudahan, materi Citra Aditya Bakti ·

ini juga disi�ipkan di dalam edisi keempat ini. semua pihak yang ·

5. Bab VIII yang mer:nuat Teori-Teori HPI Modern juga diperkaya dengan Akhirul kata, penul
bahan-bahan ba ru yang diharapkan dapat semakin melengkapi pe· sebagai sebuah int

xii ·
Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternaslonal · Dasar-Dasar Hukum F
p

Prakata

1ahasiswa Fakultas mahaman mahasiswa dan pembaca pada umumnya mengenai pelbagai
bagi mereka untuk teori, asas, dan atau metode pendekatan HPI yang berkembang di
1erkembangan-per­ pelbagai belahan di dunia. Bahan-bahan baru juga ditambahkan untuk
Jurnaan buku me- n:ielengkapi Bab IX mengenai Asas-Asas HPI di Bidang Hukum Keper­
yang tidak seder­ dataan, khususnya di bagian Asas-Asas HPI di Bidang Hukum Perjanji­
;edikit, di samping an.
1eyakini misi yang 6. Penambahan Bab X tentang HPI dan prospeknya di masa depan, de­
ngan sengaja dilakukan untuk menjawab kekhawatiran-kekhawatiran
.ferensi yang lebih bahwa hukum perdata internasional akan semakin kehilangan makna
1 pengetikan yang dan fungsinya, terutama jika dikaitkan dengan arus internasionalisa­
1g dalam edisi ke­ si dan globalisasi di hampir semua bidang kehidupan manusia. Bab ini
:s" baru pada profil penting juga untuk mengantisipasi ke arah mana HPI di Indonesia
·

harus dikembangkan di masa depan.

Jridis HPI" di Bab I Perubahan-perubahan yang begitu penting dan di bagian-bagian tertentu
:esmatis ditambah cukup mendasar ini tidak mungkin penulis wujudkan dalam edisi keempat
lahkan para maha­ ini tanpa bantuan lbu Ida Susanti , S.H. , L L.M., CN, seorang rekan peng­
HPI tidak saja se­ ajar HPI di perguruan tinggi yang sama, seorang sahabat sejati, dan salah
uga sebagai suatu satu dari sedikit "peer-person" yang secara kritis selalu membantu pe­
nyempurnaan buku ini pada khususnya dan membangunkan semangat pe­
nulis untuk senantiasa menjaga kualitas perkuliahan HPI pada umumnya.
:tda tinjauan Seja­
Hanya kesibukan beliau dalam studi sajalah yang belum memungkinkan
jamkan pem�ham­
beliau untuk menjadi co-author buku ini. Untuk semua itu penulis meng­
ansi dari asas-asas
ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
;ejarah, dalam pe-
Terima kasih juga penulis perlu sampaikan kepada pribadi-pribadi dan lem­
baga-lembaga yang telah membuka kesempatan bagi penulis un�uk mem­
Jalan Pendahuluan
peroleh akses data dan informasi yang sangat bermanfaat dalam penyem­
ilengkapi pula de-
purnaan penulisan buku ini dan juga yang memberi dorongan agar penulis
1h satu pranata da­
selalu "setia" pada bidang hukum yang "aneh" ini. Terima kasih kepada Prof.
si-edisi yang lalu.
Herbert Kron ke , Sekretaris Jenderal UNIDROIT di Roma; Prof. Math j i s ten
�berapa pokok pe­ Wo lde , Kepala Ulrik Huber lnstituut di Groningen; Pro f. C. F. G. Sunaryati
sional, yang pada Hartono , yang senantiasa menjadi guru penulis; serta Elly Era waty, S. H. ,
dari ruang lingkup L L .M. , Ph . D. sebagai sahabat dan pengajar "Hukum Perselisihan" di per­
)asar Hukum Acara guruan tinggi yang sama yang selalu mengingatkan penulis tentang "domain"
uan tinggi tempat masing-masing bidang ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada PT
�mudahan, materi Citra Aditya Bakti yang berkenan untuk kembali menerbitkan buku ini serta
semua pihak yang telah membantu penyempurnaan buku ini.
diperkaya dengan Akhirul kata, penulis berharap bahwa tanpa kehilangan fungsi awalnya tetap
n melengkapi pe- sebagai sebuah introductory handbook, edisi keempat ini akan tetap dapat

'erdata lnternasional · Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternasional xm


Prakata

memberikan sumbangsihnya pada perkembangan mata kuliah Hukum Per­


data lnternasional, tidak saja di perguruan-perguruan tinggi yang sudah
dan akan membina mata kuliah ini, tetapi juga bagi para pembaca yang
"awam" dan mulai menyadari pentingnya pembukaan wawasan di bidang
hukum ini sebagai salah satu elemen penting untuk mendukung pelbagai
aktivitas bangsa Indonesia dalam pergaulan internasional/transnasional nya
di masa depan.

Setelah lebih d<


Bandung Agustus 2006 nyak pihak yang
para mahasiswa
B. S.
hukum perdata
****** tode dan pola b
dengan kualitas
conflict of laws
tetap berusaha I
ini untuk meny�
yang sesederhar
nya.
Pengembangan t
buah bab baru 1
Penyisipan bab
baca dianggap �
nesia berkembar
prakemerdekaan
yang berkonotas
selisihan (Confli
hukum perselisit
antaradat/temp<
Di Fakultas HukL
baktikan diri se
kan dari kurikulL
di atas disisipka
seperti hukum a
Hukum antargol
khas di masa pe
men cerminkan 5
mendukung keb

Dasar-Dasar Hukun
xiv Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternasional
Prakata

kuliah Hukum Per­


tinggi yang sudah
ara pembaca yang
vawasan di bidang
�ndukung pelbagai PRAKATA EDISI KELIMA
/transnasional nya

Setelah lebih dari enam tahun yang lalu diterbitkan, ternyata cukup ba­
nyak pihak yang menganggap bahwa buku sederhana ini cukup membantu
para mahasiswa dalam memberi pemahaman elementer terhadap bidang
hukum perdata internasional yang dikenal "angker" karena kerumitan me­
tode dan pola berpikirnya. Walaupun ·isi buku ini tidak dapat dibandingkan
dengan kualitas serta kelengkapan isi buku-buku teks standar HPI (atau
conflict of laws) , baik di tingkat internasional maupun nasional, penulis
tetap berusaha konsisten untuk mempertahankan sasaran penerbitan buku
ini untuk menyediakan bahan bacaan HPI yang disajikan dengan bahasa
yang sesederhana mungkin sehingga relatif mudah dicerna oleh pembaca­
nya.
Pengembangan terpenting dari edisi kelima terpusat pada penambahan se­
buah bab baru tentang Sejarah Perkembangan HPI di Indonesia (Bab Ill).
Penyisipan bab baru ini bukan tanpa alasan akademik sama sekali. Pem­
baca dianggap perlu menyadari bahwa dalam lintas historis, HPI di Indo­
nesia berkembang melalui episode-episode yang khas, khususnya pada masa
prakemerdekaan. Di beberapa Fakultas Hukum Indonesia selama ini, aspek
yang berkonotasi sejarah HPI diberikan di dalam mata kuliah Hukum Per­
selisihan (Conflict of Laws). Mata kuliah ini juga mencakup bidang-bidang
hukum perselisihan pada umumnya, seperti hukum antargolongan, hukum
antaradat/tempat, hukum antarwaktu, dan hukum antarwewenang.

Di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, di mana penulis mem­


baktikan diri sebagai pengajar, mata kuliah Hukum Perselisihan dihapus­
kan dari kurikulum tahun 2010. Bidang-bidang hukum perselisihan tersebut
di atas disisipkan pada materi pembahasan berbagai mata kuliah induk,
seperti hukum adat, hukum tata negara, atau hukum tata usaha negara.
Hukum antargolongan (intergentielrecht) yang merupakan bidang hukum
khas di masa penjajahan kemudian dilekatkan pada HPI karena dianggap
mencerminkan sejarah perkembangan HPI pramasa kemerdekaan. Untuk
mendukung kebijaksanaan itulah maka buku ini memuat aspek-aspek

'erdata lnternasional Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternasional xv


Prakdta

sejarah HPI Indonesia yang banyak memuat pembahasan tentang hukum


antargolongan serta perkembangannya sampai masa setelah kemerdeka­
an. Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada lbu Dr. Ida Susanti , S. H. ,
L L . M . , C N yang pada dasarnya telah menulis draf pertama Bab Ill yang
baru.
Di samping penambahan di atas, penulis juga telah melakukan beberapa
perbaikan dan penyempurnaan redaksional di bab-bab yang sudah ada, ter­
masuk pengkinian catatan-catatan kaki yang akan membantu para pem­
PRAKATA EDISI I
baca untuk merujuk pada sumber-sumber pustaka lain yang lebih mutakhir.
Koreksi dan penajaman juga telah dilakukan terhadap kasus-kasus yang di­ PRAKATA EDISI I
gunakan sebagai ilustrasi pada beberapa pokok bahasan.
PRAKATA EDISI I
Terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung penerbitan buku ini,
terutama pimpinan dan seluruh staf P T Citra Aditya Bakti, yang dengan PRAKATA EDISI I
sabar dan tekun telah melakukan edit terakhir terhadap manuskrip penulis. PRAKATA EDIS! I
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah memberikan kritik dan apresiasi terhadap buku ini, terutama kepada DAFTAR ISi
guru kami Prof. Dr. C. F.G. Sunaryati Hartono, S. H. yang tidak pernah ber­ BAB I PENG
henti mendorong penulis untuk senantiasa melanjutkan tongkat estafet pe­ MA SA
ngembangan hukum perdata internasional di Indonesia.
A. p
Semoga HPI sebagai objek studi yang dianggap kompleks dapat tampil lebih
B. B
sederhana dan semoga kesederhanaan penampilan HPI dalam buku ini tidak
mengurangi kedalaman dan kompleksitas bidang hukum ini akibat dari ke­ c. Iv
cenderungan menjadi over-simplifikasi. Akhir kata, mohon maaf atas ke­ s
keliruan dan kekurangan yang masih terdapat di dalam buku ini, yang tentu
D. p
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
T
E. N
Bandung, F ebruari 2013
BAB 11 SEJAF
B. S. H. NASIC

****** A. p

B. N

1
2

xvi Dasar-Dasar Hukum Perdata lntemastonal


1 tentang hukum

elah kemerdeka­
da Susanti , S. H. ,
ima Bab Ill yang
D AFTAR ISi
:ikukan beberapa
g sudah ada, ter­
)antu para pem­
PRAKATA EDISI PERTAM A :............·..... .. . ........ .............. v
g lebih mutakhir.
. . . . ........

us-kasus yang di- PRAKATA EDISI KEDUA .... ., ....................................... ,........... viii

PRAKATA EDISI KETIGA . . . . . . . . . .... ,, ...... , ................................. , ix


erbitan buku ini,
<ti, yang dengan
PRAKATA EDISI KEEMPAT . . . . . . . ' . N . . . . . . . . ... . .... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : • . . . . . . xi
anu�krip penulis. PRAKATA EDISI KELIM A .. . . . . . . ... , ... . ... .. . ........ . .. . . . ............ .... . . .. xv
�mua pihak yang
DAFTAR I Si .. . .... ... . . . . . . ...... . . . . . . , . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . xvii
'erutama kepada
...... . . . . . . . . . . . .
. .

.idak pernah ber- BAB I PENGERTIAN, POL A BERPI KIR YURIDIK, DAN M ASAL AH­
1gkat estafet pe- MA SAL AH POKOK HUKUM PERDATA INTERNASIONAL . . . . .• .

A. PENDAHULUAN............................................... .

:ipat tampil lebih


8. BEBERAPA DEFINISI DAN PENGERTi AN POKOK HPI ...... 7
�m buku ini tidak
.

ii akibat dari ke- C. MANFAAT HPI DALAM PENYELESAIAN PERSOALAN-PER-


1n maaf atas ke­ SOALAN HUKUM ............................................. . 11
:u ini, yang tentu D. POLA BERPIKIR YURIDIK HPI (DENGAN PENDEKATAN
T R ADISIONAL) ................................................. . 13

E. MASALAH-MASALAH POKOK HPI .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . 20

BAB II SEJARAH UMUM PERKEM BANGAN HUKUM PERDATA INTER·


NASIONAL TRADISIONAL . . . • . . .............•...... . .. . . . . . ....... 25

A. PENDAHULUAN ......... . • ....... . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . ........ 25

B. MODEL-MODEL PENDEKATAN DALAM HPI ................ . . 25


1. Pendekatan Berdasarkan Tujuan HPI . • ...... . • . •.... 25
2. Pendekatan Berdasarkan Hasil yang Dicapai dari
. Proses HPI............................................... . 26
l. Pendekatan Berdasarkan Metodologi Penetapan
Hukum yang Harus Diberlakukan ................... . . 27

xvii
rdata lnternastonal
C. SEJARAH UMUM PERKEMBANGAN HPI TRADISIONAL..... 28 7
1. Masa Kekaisaran Romawi (Abad Ke-2 SM-6 M)..... 29 8
9
2. Masa Pertumbuhan Asas Personal HPI (Abad ·ke-
1
6-10)..................................................... 32
3. Pertumbuhan Asas Teritorial (Abad Ke-11-12 di
C. N
Italia)..................................................... 33
35 1
4. Perkembangan Teori Statuta..........................
a. Perkembangan teori statuta di Italia (abad ke-
13-15).......................... :................... 35
1) Dasar-dasar teori statuta ............... ... 35
2) Penggunaan teori statuta dalam HP/
2
modern........................................ 38
3
b. Perkembangan teori statuta di Prancis (abad
ke-16)............................................... 41 D. SI
1) Situasi kenegaraan di Prancis abad ke·16 41 N
2) Cara penyelesaian........................... 41 E. A
c. Perkembangan teori �tatuta di Belanda (abad
ke-17-18) ..... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .• . . ·. . . . . . . . . . . . 43
5. Teori HPI Universal (Abad Ke-19)..................... 45 2
3.
BAB I ll HUKUM PERSELI SI HAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN
HU KUM PERDATA I NT ERNASI ONAL I NDONESI A..... . . .. .. .. .. 51
F. K
A. PENGANTAR ................................................... 51
BAB IV BEBEF
B. RUANG LINGKUP HUKUM PERSELISIHAN .... ....... ........ 52
NASI O
1. lstilah .Hukum Perselisihan .................... ........ 52
A. Pl
2. Conflict of Laws Vs Hukum Perdata lnternasional . 52
3. Fungsi Hukum Perselisihan ... ....... .. .. ......... .. . .. 53 B. Tl

4. Hukum Antartata Hukum (HATAH).................... 54 C. Kl


5. Penjelasan Singkat Sub-Subbidang Hukum Per- Kl
selisihan.................................................. 54 1.
a. Intern .... ...................... .. ..... .............. 54 2.
b. Ekstern . . . . . . . . · · ·'· · · . .... ........................... 55
3.
6. Faktor Pendorong Tumbuhnya Bidang-Bidang Hukum
4.
· Perselisihan.............................................. 56
5.
a. .Hukum antaradat ..... ........ ...... .............. 57
b. Hukum antargolongan ............................ 57 D. Kl

xviii
1ISIONAL . . • •. 28 7. Hukum Antaragama . . . . . . . • . . . . . .. . . . . . • . . . . . . . . . . . . • . . 61
29 8. Hukum Antawaktu 61
>M-6 M)
.......... . . . . . . . . . . . . • ... . . . . ..... • . .
..•.. .

9. Hukum Antardaerah ..•....... . . . . . . . ,. . . . . . . . . . .... . . .. 62


>I . (Abad ·ke·
10. Hukum Antarwewenang............... :................ 62
32
11. Hukum Perdata lnternasional .. . . . ..........•.. .. • . . .. 63
<e-11-12 di
C. METODE PENDEKATAN HUKUM PERSELISIHAN ........ .... 63
33
1. Titik Taut................................................. 64
35
a. Titik taut primer (disebut juga sebagai titik
lia (abad ke·
taut pembeda) ................................... 65
35
.

b. Titik taut sekunder (disebut juga titik taut


35
penentu) .......................................... . 66
dalam HP/
2. Kualifikasi............................................... 68
38
.

3. Prosedur Penyelesaian Perkara ...................... 69


rancis (abad
.

41 D. SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA INTER·


) abad ke· 16 41 NASIONAL DI INDONESIA . . ............ • . . . . . . .. . . . . . . .. . . .... 72
41 E. ASAS·ASAS UMUM HPI DI INDONESIA ...................... . 73
!landa (abad 1. St.atus Personal dan Kecakapan Hukum: Hukum
43 dari Tern pat Berkewarganegaraan .................. . 76
45 2. . Benda Tetap: Asas Lex Situs.......................... . 77
3. Perbuatan Hukum atau Hubungan Hukum: Asas Lex
:EM BANGAN
Loci Actus ................................. 78
51
, . • . . . . . . . . . ...

F. KESIMPULAN 81
51
. . . ................. . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . •..

BAB IV BEBERAPA PRANATA TRADI SIONAL HUKUM PERDATA I NTER-


52
NASI ONAL . . . . . . ....... . . . . . . . . • . . . .. . • . • . . . . . . •. . . • . .. . . . . . . . • . . • . • 83
52
A. PENQAHULUAN 83
ternasional . 52
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .·. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

53 B. T lrlK·TITIK TAUT DALAM HPI ............................... 84

54 ·C. KUALIFIKASI MASALAH HUKUM DAN TEORl·TEORI


Hukum Per· KUALIFIKASI HPI .............................................. 91
54 1. Teorl Kualifikasi Lex Fori ............................. . 99
54 2. Teori Kualifikasi Lex Causae (Lex Fori yang Diper·
55 luas) ...... .......
. . . . .. . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..• . . 103
3. Teori Kualifikasi Bertahap ....... ...................... 106
idang Hukum
4. ·Teori Kualifikasi Analitis/Otonom .................... 110
56
5. Teori Kualifikasi Berdasarkan Tujuan HPI ........... 111
57
57 D. KUALIFIKASI MASALAH SUBSTANSIAL ATAU PROSEDURAL 114

xix
BABV DOKTRIN TENTANG PENUNJUKAN KEMBAL I (RENVOI) 121 B. BEE
'
...•••

YUi
A. PENGERTi AN RENVOI 121
. NA!
. . . . . • . ..... ..• .•.•..••••.••..•.......•

B. CONTOH-CONTOH KASUS SINGLE RENVOI ................. 125


c. PEF
1. The Forgo Case (1879) 125 I
. ............. , . . . .. . . . ·
•. . . . . . . . .
I EKS
2. Kasus Patino Vs Patino (1950) . . . . . . . . . . . . . . .. . . . ... . . . 127 I"
3. D. ELE
Kasus Harta Peninggalan Schneider (1950) ..... . . . . 128 I
JEL
c. THE FOREIGN COURT T HEORY ; .. .. ...... . . . . .. . ..... 129 ·:
. . . • . . .

I 1.
1. Re Annesley Case (1926) . . 131
.............. ...... .........
I 2.
2. Kasus Re Duke of Wellington (1948) . . . . .. .. . . . .. . . .: 133

'D. PENGGUNAAN RENVOI DALAM HPI ..•....•.•.•............. 135

BAB VI KETERTIBAN UM UM , KAIDAH-KAIDAH HUKUM M EM AKSA,


DAN HAK-HAK YANG DIPEROLEH . . . ... . .. . . .. . ... .. . . . . . . . . . . . . 137

Ji
3.
A. PENDAHULUAN '. . 137
4.
..... . . . . . . . . . . . . . . • • • . . ..••..•.• , ••...•.. • • ..

B. KONSEP KETERTIBAN .UMUM DALAM HPI. ....... . ........·• • 137

c. KONSEP KAIDAH HUKUM MEMAKSA (MANDATORY LAWS) 145

4. KONSEP HAK-HAK YANG DIPEROLEH (VESTEP RIGHTS)


DALAM HP! ........................................ : .........•.. 150

5. BEBERAPA KESIMPULAN ...............•................. ....• 152

ij
BAB VII PERSOAL AN PENDAHUL UAN DAN DEPE�AGE . . . . . . . . . .. . . . . . 153
E. TRE
A. PENGERTi AN ....... .•.....................•... . . . . . • .•••• ...... 153 NA�
B. CARA PENYELESAIAN .••••..•... • . ••..•..••.•..•.•.......•. . . . . 155 BAB IX TEORl-1
c. CONTOH-CONTOH KASUS .............•...... . . . .•. ...••••... 157 A. POL
.1
1. Re May's Estate (1953) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . 157
, B. TEC
2. Perkara Schwebel Vs Ungar (1953) . . . . . .... . . . . . . . . . . 160
3. Per�ara Lawrence Vs Lawrence (1958) . . . . . . . . . . . . . . 161 .II c. TEC
4. R. Vs Brentwo�d Marriage Registrar Case 163 D. TEC
I
.........••

D. DEPE<;:AGE ... ......................•.......•... ••••.••.... . . • . . 165 � E. TEC


r
.! 0
F. T EC

BAB VIII PRINSIP-PRINSIP UM UM HUKUM AC ARA PERDATA INTER-
NASIONAL ;
.•..•• •.•..•... ......................•...· • · · •· · · · · · · · · · • · 169 .
MEt
G. B EE

·J
A. PENDAHULUAN ............ . . . . .•••...•.•.........•. •.•..••..•• 169
ORI

xx
�NVOI) . .. .. . 121. B. BEBERAPA PRINSIP HPI TENTANG DASAR PENETAPAN
YURISDIKSI FORUM DALAM LITIGASI PERKARA TRANS·
121 .

NASIONAL . . . . . .... . . . . . . . .. . . .. . . . . . . ............ . . . . . . . . . . . . . . 173


125
C. PERSOALAN·PERSOALAN KHUSUS TENTANG YURISDIKSI
1'25 EKST RATERITORIAL (EXTRATERRITORIAL JU RISDI CTI ON) 181
127
•50) •••• · · . . . 128
D. ELEMEN·ELEMEN YURISDIKSI FORUM DALAM HPI (PEN·
JELASAN DAN KASUS·KASUS) ............................. .. 185
129
1. Prinsip Konstitutif untuk Klaim Yurisdiksi 186
· · · · · · · · · ······

. . . . . •• . . . .

131
2. Beberapa Contoh Kasus .............................. .. 186
133
a. Kasus McGee vs International Life Insurance
135 Co. (1957) . . • . . • •. • . . • . . . . . . . . . •. . . . . . . . . • . . • . . • . • . • 187
b. Perkins vs Benguet Consolidated Mining Co.
MEM AKS A,
(1952) . . . . . . . . . . . . . . . . . . •• . . . . . . . . . . . . . • . . · • · • · · · · . . . t87
137
3. Batas-Batas Kemungkinan Pelaksanaan Yurisdiksi . 188
137
4. Beberapa Kasus yang Menyangkut Purposeful Avail·
137 ment ..................................................... . 189
"ORY LAWS) 145 a. Kasus World Wide Volkswagen Corporation vs
Woodson (1980) . . . . . . . •. . . • . • . . . . . . . . . . . . . • . • . . . . • 189
::Q RIGHTS) b. .Kasus Helicopteros Nacionales de Colombia,
150 S.A vs Hall (1984) . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . .. . . . . . 191
152 c. Kasus Asahi Metal Co. Ltd. vs Superior Court
(1987) . . . . . . . . . . .. . . . .. .. . .. . ... .... . .... . . .. ... . . . . . 192
153
E. T REN PERKEMBANGAN HUKUM ACARA PERDATA INTER·
153 NASIONAL .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . , ........ .. 198
155 BABIX TEORI-TEORI HPI MODERN . . . . . . . . . . •. • • . . •• •.. . . . . . . . . . • • . . • .. . 207
157 A. POLA PERKEMBANGAN TEORl·TEORI MODERN . . • . . •. • . . . . 207
157
B. TEORI STATUTA MODERN ... . ..... .� .
. . . .. . . . . . . . . . . .
.. .. . . . .. 208
160
161 C. TEORI HPI INTERNASIONAL. ................................. 209
se .......... . 163 D. TEORI TERITORIAL........................................... . 210
·· · · · · · · · · · · · · 165 E. TEORI HUKUM LOKAL (THE LOCAL LAW THEORY) . • . . . . •. 212

�T A INTER- F. TEORI ANALISIS KEPENTINGAN NEGARA (THE GOVERN·


169 MENTAL INTEREST ANALYSIS THEORY) ..................... 214

. . ..... . ..... . 169 G. BEBERAPA VARIAN TEORI ANALISIS KEBIJAKAN (POLICY


ORIENTED THEORIES)........................................ 225

xxi
1. Teori Lex Fori (Ehrenzweig) .. . . .. . ..... . . ... . . . .. ..... 225
2. Comparative Impairment Theory (William Baxter) 227
4.
3. Functional Analysis T heory ............................ 229 ·

4. Functional Analysis 2 ... . .... ................... ........ 231 5.

H. PENDEKATAN THE SECOND RESTATEMENT ON CONFLICT


6.
OF LAWS (THE MOST SIGNIFICANT RELATIONSHIP
THEORY) ................................. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . • 232 F. ASP.
(TO
I. TEORI CHOICE INFLUENCING CONSIDERATIONS .......... 248
G. ASP.
J. TEORI KEADILAN (THE JUSTICE THEORY) .. ....... . . . . ... ·253
BABXI EKSISTE
BABX ASAS-ASAS UM UM HPI DAL AM BIDANG-BIDANG HUKUM
NAL DI J
KEPERDATAAN.................................�................... 255
A. PEI'
A. PENDAHULUAN .................'.. . . ... . . . . . . .. . . . . . .. . . .. . . . . . 255
B. HPI
B. ASAS-ASAS HPI TENTANG SUBJEK HUKUM...... . . . .... . . . .. 259
TIK
1. Asas Nasionalitas (Kewarganegaraan) .... . . . . . .. . . . • 260
c. HAF
2. Asas Domicile............................................ 261
3. Asas-Asas untuk Penentuan Status Badan Hukum.. 262 D. HAF
PER
a. Asas kewarganegaraan/domicile pemegang
saham ..................................... .......... 262 DAFTAR PUSTAKA
b. Asas centre of administration/business ... .. . . 262
c. Asas place of incorporation...................... 263
d. Asas centre of exploitation . .... . . . . . . . . . . . . ... . . 263

C. ASAS-ASAS HPI DALAM HUKUM KELUARGA................ 264


1. Pengertian Perkawinan Campuran .. . . ..... . . ..... . .. 265
2. Validitas Esensial Perkawinan......................... 265
3. Validitas Formal Perkawinan.......................... · 266
4. Akibat-Akibat Perkawinan ................... ......... . 266
5. Perceraian dan Akibat Perceraian.................... 266

D. ASAS-ASAS HPI DALAM HU KUM BENDA..................... 267

E.. ASAS-ASAS HPI DALAM HUKUM PERJANJIAN . . . . . .. . . .. .. . 269


1. Pendahuluan............................................. 269
2. Pengertian The Proper Law of Contract... �......... 271
3. Asas-Asas dan Teori-Teori Penentuan 'The �roper
Law of Contract"........................................ 271
a. Asas lex loci contractus ... ... . ...... . . . . . . ... .... 272
xxif
b. Asas lex loci solutionis ........................... 272
225 c. Asas kebebasan para pihak (party autonomy) 273
liam Baxter) 227
4. Doktrin·Doktrin di dalam HPI lng'gris ................ 275
229 .
231 5. Doktrin-Doktrin dalam Conflict of Laws Amerika
Serikat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . • . . • 277
>N CONFLICT
6. Die Charakteristische Leistung T heorie ............. 279
LATIONSHIP
232 F. ASAS·ASAS HPI TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM
(TORT /ONRECHTMATIGE DAAD) 282
JNS ......... 248
• . . . . . . • • . . . . . . . . . . . . . • . . . . .

. •

G. ASAS·ASAS HPI TENTANG HUKUM PEWARISAN 285


•253
. • . . . . . . . • . .

BAB XI EKSISTENSI DAN PROSPEK HUKUM PERDATA INTERNASIO-


� NG HUKUM
NAL DI MA SA DEPAN . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 289
255
.

. . . . . . .. . . . . . . . .

A. PENDAHULUAN 289
255
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . • • • . . • .

B. HPI PADA DASARNYA BERSIFAT NASIONAL TERITORIALIS·


. . . .. . . . . . . . .. . . . 259
TIK ........................................................... . 290
260
C. HARMONISASI HUKUM PERDATA INTERNASIONAL ....... 293
261
..

jan Hukum.. 262 D. HARMONISASI HUKUM DAN LEX MERCATORIA BARU-AWAL


PERGESERAN FUNGSI HPI?................................... 296
� pemegang
262 DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , 303
1siness ....... 262
263 ******

263
264
265
265
. 266
266
266
267

� ............. . 269
· · · ·· ···· · · · · ·· 269
ct . . . � ....... . . 271
'The �roper
271
272
xxiii
p

Pengertian, Pola Berpikir Yuridik, dan Masalah • . . •

BA B I
PENGERTIAN , POL A BERPIKIR YURIDIK, D A N
MAS ALAH-MAS AL A H POKOK •

HUKUM PERD ATA INT ERNASIONAL .

A. PENDAHU LUAN
Dibandingkan dengan umumnya peristiwa hukum yang dihadapi orang
dalam kehidupan sehari-hari, baik di bidang-bidang hukum perdata, hukum
pidana, hukum administrasi negara, hukum bisnis, maupun bidang-bidang
hukum lain, semakin banyak dijumpai peristiwa·peristiwa hukum yang me­
nunjukkan adanya ciri khusus, yang membedakannya dari umumnya pe­
ristiwa·peristiwa hukum tadi. Beberapa contoh sederhana di bawah ini
dapat mengil ustrasikan hal tersebut:
o Seorang w�rga negara Indonesia menikah dengan seorang warga
negara Jepang. Pernikahan dilangsungkan di Tokyo dan karena salah
satu pihak ternyata masih terikat pada suatu perkawinan lain yang
sudah ada, pihak itu dianggap telah melakukan poligami, dan pihak
yang lain mengajukan gugatan perceraian di pengadilan Indonesia di
Jakarta; atau
o Sebuah kontrak jual beli antara sebuah perusahaan ekspor Indonesia
dan sebuah perusahaan importir di negara bagian Florida, Amerika
Serikat, mengenai barang-barang yang harus diangkut dari Pelabuh­
an Tanjung Perak Surabaya ke Miami F lorida. Perjanjian dibuat_ di
Jakarta. Ketika barang siap dikirimkan, ternyata importir tidak me­
menuhi janjinya untuk melakukan pembayaran pada waktunya. Eks­
portir Indonesia kemudian berniat untuk mengajukan gugatan wan­
prestasi dan menuntut ganti rugi melalui pengadilan di Kota Miami,
F lorida.
Bahkan, agak berbeda dari contoh-contoh di atas, orang dapat pula meng­
hadapi peristiwa-peristiwa hukum yang walaupun menunjukkan ciri yang
sama, tetapi menunjukkan sifat-sifat yang khusus, seperti:

Dasar�Dasar Hukum Perdata lnternasional


Pengertian, Pola Berpikir Yuridik, dan Masalah . . . .

o Timbul ma
D Dalam rangka pemasaran sejumlah produk-produk elektronik dari
Indonesia ke Korea Selatan, ekspor.tir Indonesia dan eksportir Korea itu di peng
Selatan telah membuat sebuah kontrak yang siC\p untuk dilaksana­ o Timbul pul
kan. Namun, dalam pelaksanaannya ternyata para pihak menghadapi Indonesia
hambatan karena adanya pembatasan-pembatasan impor (bea masuk diatur olet
atau standar mutu) yang ditetapkan oleh pemerintah Korea Selatan berlaku di
untuk impor barang-barang elektronik. Timbul persoalan tentang se­ Contoh-contoh t;
jauh mana kaidah-kaidah hukum administrasi negara asing itu meng­ kum atau aturan
ikat dan berlaku terhadap perjanjian-perjanjian semacam itu. hadapkan pada r
intern-domestik '
Lebih jauh lagi, sering kali orang beranggapan bahwa mereka menghadapi
unsur asing (fore
sebuah kasus (intern) domestik. Padahal, setelah analisis lebih jauh ter­
hukum keperdat
hadap fakta-faktanya, ternyata terdapat unsur-unsur yang menautkan per­
unsur yang me l;
kara dengan tempat atau negara asing (ada foreign elements), misalnya:
transnasional itt
o Seorang warga negara Indonesia memiliki sebuah usaha restoran yang kenal dengan set
sangat terkenal bernama "Warung Pak Ober". Ciri khas dari restoran HP/) . Jadi, "fore
tersebut adalah menyajikan makanan khas dari Jawa Timur dalam dengan satu atat
kemasan siap saji. "forum" (negara t•
o Seorang warga negara Indonesia lainnya berniat untuk membuka itu sebenarnya ad
restoran yang sama di Hong Kong. Yang menjadi per
o Mereka menyepakati suatu format kerja sama bisnis dalam bentuk yang mengatur ju:
"perjanjian waralaba" (franchise agreement) dan menegosiasikan bidang hukum ini
serta menyepakati perjanjian tersebut di Jakarta, wilayah pelaksa­ nya penggunaan i!
naan perjanjian tersebut adalah di Hong Kong. ke sejarah perken
usaha menerjemc:
o Dalam perjanjian tersebut disebutkan dengan tegas bahwa "pihak seperti lnternatio.
franchisee dilarang untuk membuka usaha sejenis atau usaha yang (Jerman) , Private
dapat menjadi kompetitor dari usaha tersebut selama pelaksanaan Prive (Prancis). 1st
perjanjian ini dan setidak-tidaknya hingga Lima tahun setelah ber­ Kontinental ini ke
akhirnya perjanjian ini'' (klausula nonkompetisi). nasional. 2 Dari p
o Dalam pelaksanaan perjanjian tersebut, pihak franchisee kemudian berapa bagian dar
membuka restoran lain yang khusus menjual rawon (masakan khas sejarah perkemba1
Jawa Timur juga). an HPI untuk bida

D Franchisor menggugat franchisee dengan dasar bahwa franchisee te­ 1) Bandingkan deng
lah melakukan wanprestasi karena melanggar klausul non kompetisi Maxwell, Fifth Ed

tersebut. Franchisee menolak gugatan tersebut dengan alasan bahv.ia 2) Bandingkan deng;
Alumni, 1979, h . :
noncompetition clause yang termuat di dalam perjanjian franchise
3) Lihat di bawah Ba
mereka adalah klausula yang dilarang berdasarkan hukum Hong Kong.
Dasar-Dasar Hukum P
Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternasional
2
Pengertlan, Pola Berpfkir Yuridik, dan Masalah . . . .

luk elektronik dari o Timbul masalah, apakah pihak franchisor dapat menggugat franchisee
fan eksportir Korea itu di pengadilan lndon�sia ataukah harus di'pengadilan Hong Kong?
IP untuk dilaksana­ o Timbul pula masalah lain tentang apakah perjafljian yang dibuat di
:i pihak menghadapi Indonesia oleh para Y{arga negara Indonesia itu harus tunduk dan
n impor (bea masuk diatur oleh hukum Indonesia ataukah akan terikat pada hukum yang
intah Korea Selatan berlaku di Hong Kong?
irsoalan tentang se­
Contoh-contoh tadi sekadar menggambarkan kenyataan bahwa sistem hu­
.ara asing itu meng­
kum atau aturan-aturan hukum dari suatu negara berdaulat sering kali di­
emacam itu.
hadapkan pada masalah-masalah hukum yang tidak sepenuhnya bersifat
nereka menghadapi intem-domestik dan sebaliknya menunjukkan adanya kaitan dengan unsur­
lisis lebih jauh ter­ unsur asing (foreign elements). Hubungan/peristiwa hukum, baik di bidang
mg menautkan per­ hukum keperdataan maupun nonkeperdataan yang mengandung unsur­
nents), misalnya: unsur yang melampaui batas -batas teritorial negara atau unsur-unsur
transnasional itulah yang menjadi pusat perhatian bidang hukum yang di­
usaha restoran yang
kenal dengan sebutan hukum perdata internasional (selanjutnya disebut
i khas dari restoran
HP/). Jadi, "foreign elements" itu berarti titik-titik pertautan (contacts)
Jawa Timur dalam
dengan satu atau lebih sistem hukum lain di luar sistem hukum negara
"forum" (negara tempat pengadilan yang mengadili perkara), dan pertautan
:it untuk membuka itu sebenarnya ada di dalam fakta-fakta dari perkara. 1
Yang menjadi pertanyaan adalah jika HPI dianggap sebagai bidang hukum
>isnis dalam bentuk yang mengatur juga masalah-masalah di luar hukum keperdataan, mengapa
Ian menegosiasikan bidang hukum ini disebut sebagai hukum perdata internasional? Sebenar­
:a, wilayah pelaksa- nya penggunaan istilah "hukum perdata internasional" dapat ditelusuri balik
ke sejarah perkembangan HPI di Eropa daratan dan di Indonesia orang ber­
usaha menerje.mahkannya dari istilah-istilah yang berkembang di Eropa,
tegas bahwa "pihak
seperti lnternationaal Privaatrecht (Belanda), /nternationales Privaatrecht
1is atau usaha yang
(Jerman), Private International Law (lnggris), atau Droit International
selama pelaksanaan
Prive (Prancis). lstilah-istilah yang banyak berasal dari tradisi hukum Eropa
tahun setelah ber-
Kontinental ini kemudian diterjemahkan menjadi hukum perdata inter­
nasional. 2 Dari pembahasan tentang sejarah perkembangan HPI di be­
·ranchisee kemudian berapa bagian dari buku ini pembaca akan memperoleh gambaran mengapa
won (masakan khas sejarah perkembangan HPI di Eropa daratan mendorong penggunaan sebut­
an HPI untuk bidang hukum ini.3 Namun, ada pula ahli hukum yang ber-
,ahwa franchisee te­
1) Bandingkan dengan Morris, J . H . C ; McClean, David, The Conflict of Laws, Sweet ft
ausul non kompetisi Maxwell, Fifth Ed., 2000.
lengan alasan bahwa 2) Bandingkan dengan Sudargo Gautama, Hukum Perdata lntemasional Indonesia, Jilid 1,
perjanjian franchise Alumni, 1979, h. 20 dst.

n hukum Hong Kong. 3) Lihat di bawah Bab II buku ini.

3
i Perdata lnternasfonal
Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternaslonal
Pengertlan, Pola Berpiklr Yurldik, dan Masalah ..•.

pendapat bahwa HPI (atau conflict of laws) adalah bagian dari hukum "unsur asing semL
perdata suatu negara. Prof. J. H. C . Morris (alm.) dan David Mcc lean yang conflict of laws c
walaupun menggunakan sebutan conflict of laws, misalnya, menyatakan tumbuh karena pe
bahwa: ne2ara baeian (ir.
"The conflict of laws is that part of the prjyate lawof a oartjcular coimtry conflict of laws t
which deals with cases having a foreign element. '4 yang disebut ten:
pada HPI, dan dal
Walaupun tidak ada persoalan praksis yang timbul dari pengertian di atas,
lam satu kelas der
penul !s perlu memberi catatan terhadap pandangan Morris dan McC lean
itu. Ditinjau dari pola berpikir dan metode yang digunakan untuk. mene· Dari uraian singk;
gakkan kaidah·kaidah di dalamnya, HPI tidak dapat disetarakan dengan pahami sebagai b
bidang·bidang hukum perdata substantif yang dikenal secara tradisional, hukum keperdata
seperti hukum tentang orang, keluarga, kekayaan, perikatan, atau �aris. baik dipahami sel
Alasan pertama, untuk catatan penulis adalah karena persoalan-persoalan · of conflict of law�
yang ditangani melalui HPI justru dapat merasuk ke setiap bidang hukum
Yang masih dapa
keperdataan di atas. Alasan kedua, berbeda dari aturan·aturan hukum per·
nasional" di belal
data substantif (materiil), asas·asas dan aturan·aturan HP l-secara tradisio·
sebagai bagian d;
nal-tidak dimaksudkan untuk memberikan jawaban substansial atas ·per·
dari hukum nasio
soalan·persoalan hukum yang dihadapinya, tetapi memberikan jalan untuk
bidang hukum ya
memilih hukum internal mana yang seharusnya digunakan untuk memberi·
publik atau pada
kan jawaban substantif itu. 5
nya secara singka1
Terlepas dari catatan di atas, sistem-sistem hukum yang berkembang di hukum nasiona l
dalam tradisi hukum common law, seperti lnggris, Amerika Serikat, Kanada, internasional publ
Australia, Singapura, Malaysia, India, dan sebagainya sebenarnya meng·
o HPI merupc:
gunakan sebutan lain yang mungkin lebih memadai, yaitu conflict of laws
hukum nasi
dengan asumsi bahwa bidang hukum ini pada dasarnya berusaha menyele·
lain, sepert
saikan persoalan·persoalan hukum yang menyangkut adanya conflict atau
sebagainya 1
collision atau "perbenturan" antara dua atau lebih kaidah·kaidah hukum
dari dua atau lebih sistem hukum. Namun begitu, istilah conflict of laws ini o Sistem hukt
pun tidak jarang digunakan untuk mengartikan kaidah·kaidah hukum yang suatu siste
dibuat untuk menyelesaikan persoalan·persoalan yang melibatkan dua hukum nasi
aturan hukum yang ber;beda atau dua sistem hukum yang berbeda, tanpa
harus ada unsur-unsur asing (foreign elements) atau cukup mengandung
6) Hukum p erseli s"
ristiwahukum
4) Mo rris, J.H.C. , McClean, David, The Conflict of Laws, Sweet & Maxwe ll, Fifth Ed. , hukum yang berJ
2000, (garis bawah untuk penekanan d1buat oleh penuhs) . hukum antargolc
antarwewenang,
5) Cara berpikir tradisional inilah yang kemudian digugat oleh teori-teori HPI yang di­ an HPI dan con/
kembangkan di Amerika Serikat yang kemudian dikenal dengan sebutan 'The American
Laws, West Pub
Conflict Revolution". Lihat: Bab IX buku ini. Lihat lebih lanjut: Kay, Herma Hill,
tentang perkeml
Conflict of Laws, Gilbert Law Summaries, Thomson -West, Chicago, Ill, 1 8th Edition,
ini.
2004, hh. 85 - 1 1 1 .

Dasar-Dasar Hukum
4 Dasar·Dasar Hukum Perdata lnternaslonal
Pengertian, Pola Berpikir Yuridik, dan Masalah . . . .

:tgian dari hukum "unsur asing semu" dan tidak benar-benar bersifat transnasional, misalnya,
conflict of laws dalam pengertian yang dipahami·di Amerika Serikat yang
vid Mcclean yang
tumbuh karena pertemuan antara dua atau lebih aturan hukum dari ne1Zara­
lnya, menyatakan
ne2ara bagjan (interstate conflicts) . Karena itu, penyetaraan HPI dengan
conflict of laws tampaknya juga tidak terlalu tepat karena bidang hukum
aparticularcountry
yang disebut terakhir ini memiliki cakupan bidang yang lebih luas dari­
pada HPI, dan dalam konteks teori dan hukum positif Indonesia berada da­
engertian di atas,
lam satu kelas dengan hukum perselisihan. 6
rris dan McClean
1kan untuk. mene­ Dari uraian singkat di atas dapatlah dikatakan bahwa HPI lebih tepat di­
setarakan dengan pahami sebagai bidang hukum yang berdiri sendiri dan bukan bagian dari
ecara tradisional, hukum keperdataan. HPI tidak setara dengan hukum perselisihan dan lebih
rntan, atau V"aris. baik dipahami sebagai bagian dari hukum perselisihan (a specific branch
!rsoalan-persoalan · of conflict of laws).
iap bidang hul<um
Yang masih dapat dipertanyakan adalah apakah dengan sebutan "inter­
1turan hukum per-
nasional" di belakang istilah HPI, bidang hukum ini dapat dikategorikan
11-secara tradisio­
sebagai bagian dari hukum internasional (publik) ataukah sebagai bagian
>stansial atas ,per­
dari hukum nasional suatu negara? Dengan kata lain, apakah HPI adalah
=rikan jalan untuk
bidang hukum yang bersumber pada sumber-sumber hukum internasional
n untuk memberi-
publik atau pada sumber-sumber hukum nasional suatu negara? Jawaban­
nya secara singkat adalah bahwa HPI pada dasarnya merupakan bagian dari
ig berkembang di hukum nasional suatu negara dan Q1!kfill. merupakan bagian dari hukum
a Serikat1 Kanada, internasional publik. Artinya:
;ebenarnya meng­
o HPI merupakan salah satu subbidang hukum dalam sebuah sistem
u confUct of laws
hukum nasional yang bersama-sama dengan sub-subbidang hukum
>erusaha menyele­
lain, seperti hukum keperdataan, hukum dagang, hukum pidana, dan
anya conflict atau
sebagainya membentuk suatu sistem hukum nasional yang utuh.
dah-kaidah hukum
conflict of laws ini o Sistem hukum dari sebuah negara seharusnya diperlengkapi dengan
.aidah hukum yang suatu sistem HPI nasional yang bersumber pada sumber-sumber
g melibatkan dua hukum nasional, tetapi yang khusus dikembangkan untuk memberi
ng berbeda, tanpa
ukup mengandung
6) Hukum persellsihan adalah 'Sekumpu/an kaidah hukum yang mengatur hubungan/pe­
ristiwa hukum yang melibatkan dua atau /ebih aturan, kaidah, sistem, subsistem
& Maxwell, Fifth Ed., hukum yang berbeda', dan sub·subbidang hukum yang termasuk di dalamnya, misalnya,
hukum antargolongan (intergentielrecht), hukum antaradat, hukum antal'Waktu, hukum
antarwewenang, dan bahkan juga hukum pidana internasional. Untuk perbedaan sebut·
eori-teori HPI yang di·
an HPI dan conflict of laws, lihat juga Scoles, Eugene F. dan Hay, Peter, Conflict of
sebutan 'The American
Laws, West Publishing, Minnesota, 1982, hh. 1 dan 2 . Untuk memperoleh gambaran
jut: Kay, Herma Hill,
th tentang perkembangan hukum perselisihan di Indonesia, baca lebih lanjut: Bab Ill buku
icago, Ill, 1 8 Edition,
ini.

Dasar-Dasar Hukum Perdata lnternasional 5


Perdata lnternaslona l

Anda mungkin juga menyukai