A. Kesederhanaan (simplicity)
Pengertian, batasan dan konsep-konsep hukum yang
digunakan dalam penyelesaian sengketa adalah yang paling
dikenal oleh hakim.
B. Kepastian (certainty)
Pihak-pihak yang berperkara mengetahui terlebih dahulu
kualifikasi yang akan dilakukan oleh hakim berserta dengan
konsekuensi yuridiknya.
TEORI KUALIFIKASI LEX FORI
BARTIN mengatakan bahwa kualifikasi harus dilakukan dengan
Lex Fori karena :
Kelemahan:
Kemungkinan terjadinya ketidakadilan karena kualifikasi
adakalanya dijalankan dengan menggunakan ukuran-ukuran
yang tidak selalu sesuai dengan hukum asing yang seharusnya
diberlakukan, atau bahkan dengan ukuran-ukuran yang tidak
dikenal sama sekali oleh sistem hukum tersebut.
Langkah Kualifikasi Lex Fori
• Kualifikasikan peristiwa X dengan kaidah intern lex fori;
• Tentukan titik taut sekunder dengan melihat pada kaidah HPI
lex fori;
• Tentukan lex cause;
• Selesaikan perkara dengan menggunakan kaidah intern lex
cause.
Inti Teori :
Teori ini beranggapan bahwa proses kualifikasi dalam perkara
HPI dijalankan sesuai dengan sistem serta ukuran-ukuran dari
keseluruhan sistem hukum yang berkaitan dengan perkara.