Anda di halaman 1dari 66

HUKUM PERIKATAN

DOSEN PENGASUH :
FELLY FARADINA, SH.,M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
ISTILAH PERIKATAN

VERBINTENIS PERIKATAN

PERUTANGAN

PERJANJIAN
(KONTRAK)
CATATAN
• BW tidak memberikan pengertian yang
spesifik tentang perikatan, tapi BW
mengaturnya secara rinci di dalam buku ke 3.
PENGERTIAN PERIKATAN
• 1233 KUH Perdata : perikatan lahir karena
suatu persetujuan atau karena UU.
• Perikatan adalah hubungan hukum yang
terjadi diantara dua orang atau lebih, yang
terletak dalam lapangan harta kekayaan,
dimana pihak yang satu berhak atas prestasi
dan pihak lainnya wajib memenuhi prestasi
itu.
UNSUR – UNSUR PERIKATAN
• Adanya hubungan hukum
• Adanya 2 pihak :
-Kreditur (Pihak yang berhak atas prestasi)
-Debitur (Pihak yang wajib melaksanakan
prestasi).
• Adanya Hak dan Kewajiban
• Prestasi
PENGATURAN HUKUM PERIKATAN
• Buku ke 3 KUH Perdata (1233 – 1864)
• Sebagian dari buku ke I dan II KUH Perdata
sepanjang belum diatur dalam UU tersendiri.
(seperti UU Perkawinan tentang harta
bersama, UU agraria, UU Hak tanggungan dll).
• KUHD
• Peraturan Per UU lainnya
UU SAJA (1352
KUHPdt)

UNDANG-
UNDANG UU KARENA PERBUATAN
MANUSIA (1353 KUHPdt) “:
1. PERBUATAN SESUAI HUKUM
PERIKATA 2. PERBUATAN MELANGGAR
HUKUM
N

PERSETUJUAN CUMA-CUMA
(1313 KUHPdt) DAN ATAS BEBAN
PERIKATAN YANG LAHIR KARENA UU
• Diatur dalam 1352 – 1380 KUH Perdata.
• Menurut Pasal 1352 KUH Perdata Perikatan
yang lahir karena UU ada 2 yaitu :
1. Timbul karena UU saja
2. Timbul karena UU sebagai akibat
perbuatan orang, ini dibagi 2 lagi :
a. Perbuatan yang sah
b. Perbuatan yang melanggar hukum
CATATAN
1. Timbul krn UU saja contoh nya:
• alimentasi (321 bw) : stp anak wajib memberi
nafkah orang tua dan keluarga sedarahnya dalam
garis keatas bila mereka dlm keadaan miskin.
• Sebaliknya, ortu juga wajib menafkahi anak
• Ahli waris yang menanggung hutang.
2. Timbul karena uu sbg akibat perbuatan orang (yang
sah) 1354 BW contoh : zaakwarneming : jika seseorang
secara sukarela mewakili perbuatan orang lain, dengan
atau tanpa sepengetahuan orang itu, maka ia secara
diam2 mengikatkan diri untuk mnyelesaikan nya sampai
orang tersebut mampu melakukannya sendiri.
PERIKATAN YANG LAHIR KARENA UU
Timbul karena UU sebagai akibat perbuatan orang
yang melanggar hukum :
• Tiap perbuatan yg melanggar hukum dan membawa
kerugian bagi org lain mewajibkan org tsb
mengganti kerugian orang lain tsb.
• Setiap orang bertanggung jawab tidak hny karena
kesalahannya tapi juga kelalaiannya atau ketidak
sengajaannya.
• Curator bertanggung jawab atas kerugian yang
dibuat oleh Curandus.
PERIKATAN YANG LAHIR DARI
PERSETUJUAN/PERJANJIAN

• Diatur dalam pasal 1313 sampai dengan 1351


KUH Perdata.
• Persetujuan (1313) adalah suatu perbuatan
dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri
terhadap satu orang lain atau lebih.
PERIKATAN YANG LAHIR DARI
PERSETUJUAN/PERJANJIAN

• Adalah perikatan yang menimbulkan


hubungan hukum yang memberikan hak dan
meletakkan kewajiban kepada para pihak yang
membuat perjanjian berdasarkan atas
kemauan atau kehendak sendiri dari para
pihak yang bersangkutan yang mengikatkan
diri tersebut.
SYARAT SAH PERSETUJUAN/ PERJANJIAN

Pasal 1320 KUH Perdata :


1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan
dirinya
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu pokok persoalan tertentu
4. Suatu sebab yang tidak terlarang
(1322 KUH PERDATA) PERSETUJUAN TIDAK
BOLEH DILAKUKAN ATAS DASAR :
1. Kekhilafan : ini tdk mengakibatkan batalnya
suatu persetujuan, kecuali jika mengenai objek
(dapat minta dibatalkan tp tdk batal demi
hukum), contoh :
2. Dwang (paksaan) : Batal demi hukum.
contohnya :A diancam menandatangani
perjanjian oleh B kalau tidak dia akan dibunuh
3. Penipuan : adanya tipu muslihat dan ini tidak
dapat disangka kan tapi harus dibuktikan.
YANG TIDAK CAKAP MENURUT HUKUM:

1. Orang yang belum dewasa.


-KUHPerdata : dibawah 21 tahun
-UUJN : Dibawah 18 tahun
2. Orang-orang yang ditaruh atau berada
dibawah pengampuan. (orang dungu,
gila, boros
PENGAMPUAN
• Harus dimintakan/diajukan ke Pengadilan
Negeri yang wilayah hukum nya sama dengan
domisili orang yang akan diampu (436 KUH
Perdata).
• Dalam permohonan pengampuan harus
disebutkan alasannya atau peristiwa-peristiwa
yang menunjukkan keadaan orang tersebut
yang membuat dia dimintakan pengampuan
dengan BUKTI2 dan SAKSI (437 KUH Perdata),
saksi disini juga termasuk saksi ahli
PENGAMPUAN
• Keluarga hanya boleh meminta pengampuan atas
keluarganya yang mengalami penyakit cacat mental,
gila, mata gelap atau boros, pemabuk.
• Orang yang pikun atau kekurangan daya ingat juga
boleh diajukan pengampuan jika misalnya dia
memiliki banyak harta dan keluarga
mengkhawatirkan akan di manfaatkan orang yang
tidak bertanggung jawab.
• Kadar keborosan, kepikunan, kegilaan, berbeda2,
oleh karenanya hakim memerlukan keterangan dari
saksi ahli.
PENGAMPUAN
• Keputusan Pengadilan yang mengangkat seorang
Pengampu haruslah diberitahukan kepada Balai
Harta Peniggalan selaku Pengampu pengawas.
• Tugas BHP berakhir jika orang yang dibawah
pengampuan sembuh atau meninggal dunia.
• Hanya ada 5 BHP di Indonesia
• BHP bertugas mewakili dan mengurus
kepentingan orang2 yg krn hukum atau keputusan
hakim tdk dapat menjalankan sendiri
kepentingannya.
Suatu pokok persoalan tertentu
• Hanya barang yang dapat diperdagangkan saja
yang dapat menjadi pokok persetujuan. (1332
KUH Perdata.
• Suatu persetujuan harus mempunyai pokok
berupa suatu barang yang sekurang-kurangnya
ditentukan jenisnya dan dapat ditentukan atau
dihitung. (1333 KUH Perdata)
• Barang yang baru ada di kemudian hari atau
pada waktu yg akan datang dapat menjadi
pokok persetujuan (1334 KUH Perdata).
AKIBAT DARI PERSETUJUAN/ PERJANJIAN/
KONTRAK
• Semua Persetujuan yang dibuat sesuai UU
berlaku sebagai UU bagi mereka yang
membuatnya (1338 KUH Perdata).
• Tidak dapat ditarik kecuali kesepakatan kedua
belah pihak (1338 KUH Perdata)
• Hanya mengikat bagi para pihak yang
membuatnya tidak mengikat pihak ketiga
kecuali dinyatakan dengan tegas.
PERIKATAN YANG LAHIR DARI
PERSETUJUAN/PERJANJIAN

Persetujuan terbagi atas (1314 KUH Perdata) :


1. Cuma-Cuma : adalah suatu persetujuan
bahwa pihak yang satu akan memberikan
suatu keuntungan kepada pihak lain tanpa
menerima imbalan.
2. Persetujuan memberatkan adalah : suatu
persetujuan yang mewajibkan tiap pihak untuk
memberikan sesuatu, melakukan sesuatu, atau
tidak melakukan sesuatu
SUBYEK PERIKATAN :

1. Orang (Manusia)
2. Badan Hukum → Publik
→ Privat
Obyek Perikatan : (1234 KUH
Perdata

Obyek perikatan itu ada 3 :


1. Memberikan sesuatu
2. Berbuat sesuatu
3. Tidak berbuat sesuatu
PERIKATAN MEMBERIKAN SESUATU
Pasal 1235 KUH Perdata :
“dalam perikatan untuk memberikan
sesuatu, termasuk kewajiban untuk
menyerahkan barang yang bersangkutan
dan untuk merawatnya sebagai seorang
kepala rumah tangga yang baik, sampai
saat penyerahan”.
PERIKATAN MEMBERIKAN SESUATU
Contoh :
-A membeli rumah kepada si B dengan cara
mencicil setiap bulan selama 1 tahun, disini
A berkewajiban setiap bulannya untuk
membayar atau memberikan sesuatu
berupa uang kepada B, dan B jika
pembayaran telah lunas, ia berkkewajiban
memberikan rumah tersebut kepada A.
PERIKATAN BERBUAT SESUATU DAN TIDAK BERBUAT SESUATU

Berbuat sesuatu artinya melakukan perbuatan sesuai


dengan apa yang telah ditetapkan dalam perikatan
(perjanjian).
-contoh : membangun rumah, mengosongkan
lahan/rumah, membuat meja/kursi.

Tidak berbuat sesuatu artinya tidak melakukan perbuatan


yang telah ditetapkan dalam perikatan (perjanjian).
-contoh : tidak mengubah bentuk, tidak merenovasi, tidak
membuat pagar, tidak menambah bangunan, tidak
mengubah warna cat.
MACAM-MACAM PERIKATAN
PERIKATAN BERSYARAT (1253 – 1267 KUH
Perdata) adalah perikatan yang digantungkan
pada suatu peristiwa yang masih akan datang
dan masih belum tentu akan terjadi. Perikatan
ini di bagi 2:
1. Dengan syarat tangguh
2. Dengan syarat batal
PERIKATAN DENGAN SYARAT TANGGUH

Perikatan ini baru lahir jika peristiwa yang


dimaksud atau disyaratkan itu terjadi.
Contoh :
• Jika kebun rambutan saya berbuah maka saya
akan jual semua hasil panen kebun saya
kepada Tuan A.
PERIKATAN DENGAN SYARAT BATAL
Suatu perikatan yang sudah ada, yang berakhirnya
digantungkan kepada peristiwa atau syarat tertentu
yang apabila syarat tersebut dipenuhi maka perikatan
menjadi batal
• Rumah ini saya sewakan dengan ketentuan jika anak
saya pulang dari luar negeri maka sewa menyewa ini
berakhir atau batal
• Rumah ini saya sewa dengan ketentuan utnuk
tempat tinggal, jika di jadikan gudang maka
perjanjian sewa nya menjadi batal.
PERIKATAN DENGAN KETETAPAN WAKTU 1268-1271 KUH Per

Perikatan ini tidak menangguhkan lahirnya perikatan,


hanya menagguhkan pelaksanaannya atau menentukan
lama waktu berlakunya suatu perikatan. Contoh :
• Saya akan menyewa gudang ini selama 1 tahun dari
tahun 2020 sampai 2021.
• A berjanji akan jual rumahnya jika orang tua nya
meninggal dunia, ini sangat mirip dengan perikatan
bersyarat, tapi kalau perikatan dengan ketetapan
waktu, waktunya pasti, artinya setiap orang pasti
akan meninggal dunia, tapi kalau perikatan bersyarat,
syaratnya belum tentu akan terjadi.
PERIKATAN DENGAN PILIHAN/ MANA SUKA/
ALTERNATIF (1272 -1277 KUH PER
Dalam perikatan ini Debitur (si berhutang)
dibebaskan untuk menyerahkan salah satu dari
dua barang atau lebih yang disebutkan dalam
perjanjian kepada si berpiutang (kreditur).
Contoh:
• A berhutang kepada B, jika B tidak bisa
membayar iya berjanji akan menyerahkan salah
satu dari rumah miliknya atau mobil milik nya
untuk melunasi hutangnya pada A.
PERIKATAN DENGAN PILIHAN/ MANA SUKA/
ALTERNATIF (1272 -1277 KUH PER
• Jika dua barang atau lebih yang diperjanjikan
tersebut hilang atau musnah oleh si berhutang maka
si berhutang wajib membayar sesuai harga barang
yang hilang terakhir.
• Jika salah satu dari barang yang diperjanjikan
tersebut hilang akibat salahnya si berhutang, maka
si berpiutang boleh memilih barang yang satu lagi
atau uang atau harga dari barang yang hilang
tersebut. (jika secara tegas dinyatakan bahwa hak
pilih ada pada si berpiutang).
PERIKATAN TANGGUNG MENANGGUNG/ TANGGUNG RENTENG

• 1278-1295 KUH PERDATA


• Adalah periktan yang terdiri dari beberapa orang
disalah satu pihak (pihak debitur atau pihak kreditur).
• Jika terdiri dari beberapa debitur maka tiap-tiap
debitur dapat dituntut untuk memenuhi seluruh
utang. Jika dibayar oleh salah satu debitur maka ini
akan membebaskan debitur lainnya.
• Jika lebih dari satu kreditur, maka pembayaran
terhadap salah satu kreditur saja akan membebaskan
debitur.
PERIKATAN YANG DAPAT DIBAGI-BAGI DAN
TIDAK DAPAT DIBAGI-BAGI
• Dapat dibagi atau tidak dapat dibaginya suatu
perikatan adalah tergantung dari apakah
barangnya dapat dibagi atau tidak.
• jadi intinya perikatan ini tergantung dari obyek
atau barang yang diperjanjikan, misalnya
Rumah sebagai barang yang tidak dapat
dibagi, hasil kebun sebagai barang yang bisa
dibagi-bagi
PERIKATAN DENGAN ANCAMAN HUKUMAN

• Perikatan ini mengakibatkan si berhutang


akan dikenakan sanksi atau hukuman jika
tidak menjalankan apa yang ada didalam
perikatan. Contohnya denda dalam
perjanjian hutang piutang yang jika jatuh
tempo terlamabat bayar akan dikenakan
denda sekian persen.
UNSUR-UNSUR DALAM PERJANJIAN:
1. Unsur esensialia, adalah unsur yang harus ada
dalam perjanjian, jika tidak ada unsur ini maka
perjanjian tidak ada.
2. Unsur Naturalia, adalah unsur yang telah ada
karena telah diatur oleh Undang-undang
sehingga tidak perlu diperjanjikan secara
khusus oleh para pihak tapi boleh
dikesampingkan.
3. Unsur Accidentalia, unsur yang ditambahkan
oleh para pihak.
Jenis –Jenis perjanjian/persetujuan
Di dalam Pasal 1319 KUH Perdata, Perjanjian menurut
namanya ada 2 jenis :
1. NOMINAAT (bernama) ;
Perjanjian yang dikenal dalam KUH Perdata.
contoh : sewa menyewa, jual beli, kuasa dll
2. INNOMINAAT (tak bernama) ;
Perjanjian yang timbul dan tumbuh serta
berkembang dalam masyarakat.
contoh : leasing, waralaba
Jenis –Jenis Perjanjian
Perjanjian menurut BENTUK nya ada 2 jenis :
1. Kontrak LISAN ; cukup dengan
kesepakatan secara lisan.

2. Kontrak TERTULIS dibawah tangan


Otentik
Jenis –Jenis Perjanjian
Perjanjian menurut SIFAT nya ada 2 jenis :
1. Perjanjian pokok ; perjanjian utama
contoh : perjanjian kredit
2. Perjanjian accesoir ; perjanjian tambahan
contoh : Akta Pembebanan Hak Tanggungan
(APHT), fidusia, dll
Addendum kontrak
Adalah perubahan yang berupa
penambahan, pengurangan, penghapusan
dan penyempurnaan syarat-syarat dan
norma-norma hukum terhadap kontrak
yang telah ditanda tangani oleh para pihak
serta mengikat bagi para pihak.
• Addendum terjadi atau dilakukan apabila para
pihak merasa perlunya ada perubahan yang
harus dilakukan dengan melakukan
penambahan ataupun pengurangan pada
alinea, paragrap atau pasal pada perjanjian
atau kontrak.
Kenapa addendum dilakukan ?
Biasanya addendum dilakukan karena
ada hal2 yg belum diatur atau belum
diatur pada perjanjian pokoknya.
Apa saja yang bisa di addendum ?

• Semua bisa di addendum, sepanjang


mengenai isi/essensi dari kontrak saja.
• Tidak bisa mengenai para pihak atau
orang yang berkontrak (subyek kontrak).
Syarat Addendum
• Sepakat ; para pihak kedua pihak harus sepakat
untuk addendum, tidak bisa hanya keinginan
sepihak saja.
• Perubahan tersebut di tuangkan kedalam
perjanjian tersendiri , sehingga perlu dilakukan
penandatanganan kembali oleh para pihak
sebagai persetujuannya
• Perubahan tersebut tidak melanggar kaedah
hukum yang berlaku
Keadaan memaksa (Force majeur/
Overmacht)

Adalah suatu keadaan dimana Debitur


tidak dapat melakukan prestasinya kepada
kreditur yang disebabkan adanya kejadian
yang berada diluar kekuasaannya.
seperti : Banjir, Gempa Bumi, dll.
Dasar hukum keadaan memaksa
• Pasal 1244 KUH Perdata:
“Jika ada alasan untuk itu, debitor harus
dihukum membayar ganti kerugian, jika ia
tidak dapat membuktikan bahwa tidak
tepatnya melaksanakan kontrak itu karena
sesuatu hal yang tidak dapat diduga yang
tidak dapat dipertanggung jawabkan
kepadanya, kecuali jika ada itikad buruk pada
debitor”.
Dasar hukum keadaan memaksa

• Pasal 1245 KUH Perdata :


“Jika ada ganti kerugian yang harus dibayar,
jika karena keadaan memaksa atau suatu
kejadian yang tidak disengaja, debitor
berhalangan memberikan atau berbuat
sesuatu yang diwajibkan, atau karena hal-hal
yang sama telah melakukan perbuatan yang
terlarang”.
Dasar hukum keadaan memaksa

Juga diatur dalam pasal :


• Pasal 1444 KUH Perdata
• Pasal 1445 KUH Perdata
Keadaan memaksa (Force majeur/
Overmacht)

Ada 2 macam :
1. Keadaan memaksa absolut ;
keadaan memaksa yang membuat tidak
mungkin dilaksanakannya prestasi sama
sekali.
Contoh : objek kontrak terbakar saat terjadi
kebakaran, basah dan hancur karena banjir,
musnah karena gempa bumi, dll.
2. Keadaan memaksa relatif;
Suatu peristiwa atau keadaan memaksa yang terjadi
yang membuat debitur terhalang dalam
melaksanakan prestasi untuk sementara waktu,
dalam artian jika keadaan memaksa tersebut telah
berlalu maka peleksanaan prestasi kembali dapat
dilakukan. Jadi hanya ditangguhkan saja pelaksanaan
prestasinya.s
contoh : A meminjam uang pada si B dan janji akan
membayar pada saat musim panen, akan tetapi
sebelum panen tiba, sawah A terserang hama
sehingga gagal panen, hal ini membuat A tidak dapat
membayar kewajiban nya pada musim panen tahun
ini.
Wanprestasi
Adalah suatu keadaan dimana tidak
dipenuhi/ tidak dilaksanakannya kewajiban
oleh pihak-pihak tertentu yang diwajibkan
atau dibebankan dalam suatu kontrak yang
dapat timbul karena kesengajaan atau
kelalaian sehingga menimbulkan kerugian
oleh salah satu pihak.
Macam-macam wanprestasi
1. Tidak melaksanakan prestasi sama sekali
Exp: Tia dan Bima sepakat melakukan jual beli
satu unit mobil. Tia telah menyerahkan uang
pembelian mobil tersebut, tetapi Bima tidak
juga menyerahkan mobil tersebut kepada Tia.
Dalam hal ini Bima telah wanprestasi karena
dia tidak melakukan apa yang disanggupi yaitu
menyerahkan kereta kepada Tia sebagaimana
yang sudah disepakati/diperjanjikan.
Macam-macam wanprestasi
2. Melaksanakan prestasi, tetapi tidak
sebagaimana mestinya
Exp: A dan B sepakat melakukan jual beli lemari
A memesan/membeli lemari berukuran 3
Meter dari B. tapi yang dibuat/dikirim B bukan
lemari berukuran 3 Meter, tetapi berkukuran 2
meter. Dalam hal ini B sudah wanprestasi,
meskipun B telah melaksanakan yang
diperjanjikan tapi tidak sebagaimana mestinya.
Macam-macam wanprestasi
3. Melaksanakan prestasi, tetapi tidak tepat pada
waktunya
Exp: A seorang kontraktor membangun rumah yang
dipesan oleh B, dan A berjanji akan menyelesaikan
pembangunan rumah B tersebut dalam waktu 1
tahun, tapi faktanya setelah 1 tahun lebih,
pembangunan rumah tersebut baru 80%
pengerjaan, Dalam hal ini A sudah wanprestasi
yaitu melakukan apa yang sudah diperjanjikan tapi
terlambat.
Macam-macam wanprestasi
4. Melaksanakan perbuatan yang dilarang dalam
kontrak.
Exp: A menyewakan rumahnya kepada B, di dalam
perjanjian sewa disepakati bahwa B dilarang
menyewakan lagi rumah A tersebut ke orang lain
tanpa persetujuan A. faktanya B menyewakan
rumah A yang ia sewa itu ke pihak ketiga/orang
lain tanpa persetujuan dari A. Dalam hal ini B
sudah wanprestasi karena melakukan sesuatu
yang oleh perjanjian tidak boleh dilakukan
Tuntutan atas wanprestasi
1. PEMBATALAN KONTRAK SAJA.
Dasar hukumnya Pasal 1266 KUHPer, berbunyi:
“Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang
timbal balik, andaikata salah satu pihak tidak memenuhi
kewajibannya. Dalam hal demikian persetujuan tidak batal demi
hukum, tetapi pembatalan harus dimintakan kepada Pengadilan.

Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat batal


mengenai tidak dipenuhinya kewajiban dinyatakan di dalam
persetujuan. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan,
maka Hakim dengan melihat keadaan, atas permintaan tergugat,
leluasa memberikan suatu jangka waktu untuk memenuhi kewajiban,
tetapi jangka waktu itu tidak boleh lebih dan satu bulan.”
Tuntutan atas wanprestasi
2. PEMBATALAN KONTRAK DISERTAI DENGAN
TUNTUTAN GANTI RUGI.
Dasar hukumnya Pasal 1267 KUHPerdata, berbunyi: 
“Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi, dapat
memilih; memaksa pihak yang lain untuk memenuhi
persetujuan, jika hal itu masih dapat dilakukan, atau
menuntut pembatalan persetujuan, dengan penggantian
biaya, kerugian dan bunga.”
Tuntutan atas wanprestasi

3. PEMENUHAN KONTRAK SAJA.


Dasar hukumnya Pasal 1267 KUHPerdata, berbunyi: 
“Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi, dapat
memilih; memaksa pihak yang lain untuk memenuhi
persetujuan, jika hal itu masih dapat dilakukan, atau
menuntut pembatalan persetujuan, dengan penggantian
biaya, kerugian dan bunga.”
Tuntutan atas wanprestasi
4. PEMENUHAN KONTRAK DISERTAI TUNTUTAN GANTI
RUGI.
Dasar hukumnya Pasal 1267 KUHPerdata, berbunyi: 
“Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi, dapat
memilih; memaksa pihak yang lain untuk memenuhi
persetujuan, jika hal itu masih dapat dilakukan, atau
menuntut pembatalan persetujuan, dengan penggantian
biaya, kerugian dan bunga.”
Pembelaan atas wanprestasi
1. WANPRESTASI KARENA OVERMACHT/ FORCE
MAJEURE ATAU KEADAAN MEMAKSA
 Pasal 1245 KUH Perdata disebutkan bahwa dalam
keadaan memaksa, maka debitur tidak dapat dituntut
penggatian biaya, kerugian dan bunga akibat tidak
memenuhi prestasi.
 Pasal 1244 KUH Perdata, tidak terlaksananya kewajiban
debitur akibat suatu hal yang tidak terduga tersebut harus
dapat dibuktikan oleh debitur.
OVERMACHT/ FORCE MAJEURE /
KEADAAN MEMAKSA

 Waprestasi atas keadaan memaksa ini dapat terjadi


karena dua hal yaitu : 1) objek perikatan musnah
(objective overmacht), jika bendanya musnah sama
sekali, maka sifatnya abadi dan perikatan menjadi hapus;
dan 2) kehendak debitur untuk melakukan prestasi
terhalang (relative overmacht), sifatnya sementara karena
bisa disebabkan oleh bencana alam atau keadaan perang
Pembelaan atas wanprestasi
2.EXEPTIO NON ADIMPLETI CONTRACTUS

J Satrio berpendapat prinsip exceptio non adimpleti


contractus adalah suatu tangkisan, yang menyatakan
bahwa kreditor sendiri belum berprestasi dan
karenanya kreditor tidak patut untuk menuntut
debitor berprestasi. Tangkisan ini dikemukakan
untuk melawan tuntutan kreditor akan pemenuhan
perjanjian. Sudah bisa diduga, bahwa tangkisan ini
hanya berlaku untuk perjanjian timbal balik saja.
EXEPTIO NON ADIMPLETI CONTRACTUS
• Adapun prinsip exceptio non adimpleti contractus ini diatur
dalam Pasal 1478 KUHPerdata menyebutkan bahwa: “si
penjual tidak diwajibkan menyerahkan barangnya, jika si
pembeli belum membayar harganya, sedangkan si penjual
tidak telah mengizinkan penundaan pembayaran kepadanya”.
• Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa prinsip exceptio non adimpleti contractus hanya
berlaku pada perjanjian yang sifatnya timbal-balik, dan
debitur tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban atas
tindakan wanprestasi bila faktanya kreditur yang telah
lebih dulu wanprestasi.
Pembelaan atas wanprestasi
3. WANPRESTASI KARENA PIHAK LAWAN TELAH MELEPASKAN
HAK NYA.
Exp: debitur mengembalikan barang yang diperjanjikan,
pihak kreditur telah mengetahui bahwa waktu
pengembalian barang sudah terlambat selama seminggu.
Akan tetapi atas keterlambatan tersebut pihak kreditur
tidak mengajukan keberatan ataupun sanksi maka
terhadap debitur yang terlambat mengembalikan barang,
dapat diartikan bahwa pihak kreditur telah melepaskan
haknya untuk menuntut si debitur yang sudah jelas
wanprestasi.
WANPRESTASI KARENA PIHAK LAWAN TELAH
MELEPASKAN HAK NYA

• Melepaskan hak juga bisa dikaitkan dengan daluwarsa untuk


menuntut yang mengakibatkan hapusnya hak disatu pihak atau
diperolehnya hak dipihak lain. Hal ini sering terjadi dalam kasus
kepemilikan tanah ataupun harta benda. Hal ini diantaranya
diatur dalam Pasal1963 KUH Perdata menyatakan:
“segala tuntutan hukum, baik yang bersifat perbendaan maupun
yang bersifat perseorangan, hapus karena daluwarsa dengan
lewatnya waktu tiga puluh tahun, sedangkan siapa yang menunjukan
akan adanya daluwarsa itu tidak usah mempertunjukan suatu alas
hak, lagipula tak dapatlah dimajukan terhadapnya suatu tangkisan
yang didasarkan kepada itikadnya yang buruk”
AKIBAT DARI WANPRESTASI
1. Harus membayar ganti rugi
2. Harus menerima pemutusan kontrak
3. Harus menerima peralihan resiko sejak
terjadinya wanprestasi
4. Harus membayar biaya perkara jika
diperkarakan ke pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai