Anda di halaman 1dari 33

Materi Pelajaran

Tentang Pengertian Tindak Pidana


Korupsi

Yogyakarta, 10 Februari 2015


Korupsi ???

Menyamakan Persepsi
Pengertian Korupsi
( Menurut UU )

 Tindak Pidana Korupsi adalah tindak pidana


sebagaimana dimaksud dalam UU 31 /
1999 jo UU 20 / 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi –
pasal 1 ayat (1) UU 30/2002.

 Didalam undang-undang tersebut kita


dapat melihat berbagai-bagai delik yang
dirumuskan sebagai tindak pidana korupsi
KORUPSI
Bentuk-bentuk KORUPSI yang paling
umum

• Menggelapkan barang milik Negara,


• Mark-up/mark-down
• Menggelapkan pajak
• Menyuap
• Memeras, pungli, pelicin,
• Manipulasi (pembuatan atau
pelaksanaan) peraturan/perundangan
• Menerima hadiah (dalam berbagai
bentuknya)
Di dalam UU, Korupsi
Dikelompokkan menjadi :
Merugikan keuangan negara,
Suap-menyuap
Penggelapan dalam jabatan
Pemerasan
Perbuatan curang
Benturan kepentingan dalam pengadaan
Gratifikasi
Rumusan Tindak Pidana Korupsi (UU
31/1999 jo UU 20/2001)

Delik yg terkait dg kerugian


keuangan negara
Pasal 2(1); 3

Delik pemberian sesuatu/janji Ps 5(1) a,b; Ps 13; Ps, 5(2);


Ps 12 a,b; Ps 11; Ps 6(1) a,b;
kpd Peg Neg/PN (Penyuapan) Ps 6(2); Ps 12 c,d
Merupakan
Delik Penggelapan dalam delik-delik
Jabatan
Pasal 8; 9; 10 a,b,c yg diadopsi
dari KUHP
Delik Perbuatan Pemerasan Pasal 12 huruf e,f,g
(berasal dari
Pasal 7 (1) huruf a,b,c,d; pasal 1 ayat
Delik Perbuatan Curang 1 sub c UU
Ps 7 (2); Ps 12 huruf h
Delik Benturan kepentingan
no. 3/71)
dalam Pengadaan Pasal 12 huruf i

Delik Gratifikasi Pasal 12B jo Pasal 12C

Selama ini sebagian masyarakat memandang TPK hanya sebagai


perbuatan yang berhubungan dengan kerugian keuangan negara.
Delik yang terkait dengan Kerugian Keuangan
Negara
(Ps. 2 ayat (1) UU 31/99 jo UU 20/01 )

Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan


perbuatan Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang Dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara Dipidana dengan penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun
dan paling lama 20 tahun dan denda paling Sedikit Rp.
200 jt dan paling banyak Rp. 1 M
Delik yang terkait dengan Kerugian Keuangan
Negara
(Pasal 3 UU 31 tahun 1999 jo UU 20 tahun 2001 )

Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri


atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan. Yang dapat merugikan
negara atau perekonomian negara, Dipidana dengan penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 tahun dan
paling lama 20 tahun dan denda paling Sedikit Rp. 50 jt dan
paling banyak Rp. 1 M
Suap - Menyuap
Delik yang berhubungan dengan
Penyuapan
( Penerima Suap )
(Ps. 11 UU 31/1999 jo. UU 20/2001)

Dipidana dengan penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5


tahun dan atau pidana denda paling Sedikit Rp. 50 jt dan paling
banyak Rp. 250 jt Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
Menerima hadiah atau janji padahal Diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau
kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya; atau Menurut
pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada
hubungan dengan jabatannya
Delik yang berhubungan dengan
Penyuapan
( Pemberi Suap )
(Ps. 13 UU 31/1999 jo. UU 20/2001)

Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai


negeri dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang
melekat pada jabatan atau kedudukannya atau oleh pemberi
hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau
kedudukan tersebut. Dipidana dengan penjara paling lama 3
tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 150 jt

11
Delik yang berhubungan dengan pemberian
kepada Pegawai Negeri (penyuapan)
Ps. 5 UU 31/99 jo UU 20/01

(1) Dipidana dengan penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5
tahun dan atau pidana denda paling Sedikit Rp. 50 jt dan paling
banyak Rp. 250 jt setiap orang yang
Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara Dengan maksud supaya pegawai negeri atau
penyelenggara negara tersebut berbuat sesuatu atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya; atau
Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
Karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajiban dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.

(2) Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara Yang menerima


pemberian atau janji sebagaimana disebut pada ayat (1) huruf a) atau b)
Delik yang berhubungan dengan pemberian
kepada Hakim yang menerima suap
(Ps 6 UU 31 Tahun 1999 jo. UU 20 Tahun 2001)

Dipidana dengan penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun
dan pidana denda paling Sedikit Rp. 150 jt dan paling banyak Rp. 750 jt
setiap orang yang :
 Memberi atau menjanjikan sesuatu Kepada hakim Dengan maksud untuk

mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan padanya untuk diadili


atau
 Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat


untuk menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi
nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara
yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili
Pasal 6 ayat (2) – Bagi hakim yang menerima pemberian atau janji
sebagaimana dimaksud Ps. 6 ayat (1) huruf a
Perbuatan curang
• Pemborong curang
• Pengawas proyek membiarkan
kecurangan
• Rekanan TNI/Polri curang
• Pengawas rekanan TNI/Polri
membiarkan kecurangan
• Penerima barang membiarkan
kecurangan
Ps 7 UU 31/1999 Jo UU 20/2001
Dipidana dengan pidana penjara singkat 2 tahun dan paling lama 7 tahun dan atau pidana denda
paling Sedikit Rp. 100 jt dan paling banyak Rp. 350 jt :
a.Pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan atau menjual bahan
bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan, melakukan perbuatan
curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan
negara dalam keadaan perang

Setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau menyerahkan bahan


b.
bangunan sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam huruf a

Setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan TNI dan atau Polri
c.
melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam
keadaan perang.

Setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan TNI dan atau
Polri dengan sengaja membiarakan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam
huruf c
Delik yang berhubungan dengan
Penggelapan dalam Jabatan
(Pasal 8 UU 31/1999 jo UU 20/2001)

Dipidana dengan penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 15


tahun dan pidana denda paling Sedikit Rp. 150 jt dan paling banyak
Rp. 750 jt, Pegawai negeri atau Orang selain Pegawai Negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus
atau untuk sementara waktu; Dengan sengaja; Menggelapkan uang
atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya Atau
membeiarkan uang atau surat berharga tsb atau digelapkan oleh
orang lain Atau membantu dalam melakukan perbuatan tsb
Delik yang berhubungan dengan
Penggelapan dalam Jabatan
(Ps. 9 UU 31/1999 jo UU 20/2001)

Dipidana dengan penjara paling singkat 1 tahun dan


paling lama 5 tahun dan pidana denda paling Sedikit Rp.
50 jt dan paling banyak Rp. 250 jt Pegawai negeri atau
Orang selain Pegawai Negeri yang ditugaskan menjalankan
suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara
waktu; Dengan sengaja Memalsukan buku-buku atau daftar-
daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi
Delik yang berhubungan dengan
Penggelapan dalam Jabatan
(Ps. 10 UU 31/1999 jo UU 20/2001)

Dipidana dengan penjara paling singkat 2 tahun dan


paling lama 7 tahun dan pidana denda paling Sedikit
Rp. 100 jt dan paling banyak Rp. 350 jt Pegawai negeri
atau Orang selain Pegawai Negeri yang diberi tugas
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau
untuk sementara waktu; Dengan sengaja
Menggelapkan,menghancurkan,merusakkan atau membuat

tidak dapat dipakai barang, akta, surat atau daftar yang


digunakan untuk menyakinkan atau membuktikan di muka
pejabat yang berwenang, yang dikuasainya karena
jabatannya.
 Membiarkan orang lain menghilangkan,
menghancurkan, merusak, atau membuat tidak dapat
dipakai barang, akta, surat atau daftar tersebut.

 Atau membantu orang lain menghilangkan,


menghancurkan, merusak, atau membuat tidak dapat
dipakai barang, akta, surat atau daftar tersebut
Pasal 12 UU 31/1999 yang telah diubah
dengan UU 20/2001
Dipidana dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda
paling Sedikit Rp. 200 jt dan paling banyak Rp. 1 M
a. Pegawai negeri atau penyelenggara negara menerima
hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
menggerakan agar melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam jabatannya yang bertentang dengan
kewajibannya;
b. Pegawai negeri atau penyelenggara negarayang
menerima hadiah padahal diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau
disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
jabatannya.
 Hakim yang menerima hadiah atau janji padahal
diketahu atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan
perkara.

 Advokat menerima hadiah atau janji padahal


diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji
tersebut untuk mempengaruhi nasehat atau pendapat
yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang
diserahkan kepada pengadilan untuk diadili.
Pemerasan
(Ps 12 UU 31/1999 jo UU 20/2001 huruf e, f dan g)

e. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud yang


menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau
dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang
memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan
potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.

f. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu


menjalankan tugas meminta, menerima atau memotong pembayaran
kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau
kepada kas umum seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara
negara yang lain atau kas umum tersebut mempunyai hutang
kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan hutang.

g.Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu


menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan, atau
penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya,
padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang
PNS Menyerobot Tanah
(Ps 12 UU 31/1999 Jo UU 20/2001 huruf h)

h. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang


pada waktu menjalankan tugas, telah menggunakan
tanah negara yang di atasnya terdapat hak pakai,
seolah-olah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, telah merugikan orang yang berhak,
padahal diketahuinya bahwa perbuatan tersebut
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan; atau
PNS turut serta dalam pengadaan
yang diurusnya baik langsung atau
tidak langsung
Benturan kepentingan dalam pengadaan
(Ps 12 UU 31/1999 Jo UU 20/2001 huruf i)

i Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik


langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut
serta dalam pemborongan, pengadaan, atau
persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan,
untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk
mengurus atau mengawasinya.
Gratifikasi
Pegawai negeri menerima gratifikasi
dan tidak lapor KPK adalah korupsi
Pasal 12 B jo 12 C
UU 31/1999 jo UU 20/2001
•Delik Gratifikasi:
•Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang
berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya,
dengan ketentuan sebagai berikut:

yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan
merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi;
(Pembalikan beban pembuktian)

yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap
dilakukan oleh penuntut umum.
pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di
luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik .
27
Pengecualian
 Undang-Undang No. 20 Tahun
2001 Pasal 12 C ayat (1) :
Ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 B ayat (1) tidak
berlaku, jika penerima melaporkan
gratifikasi yang diterimanya
kepada Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
Sekian & Terimakasih
Kerugian keuangan negara :

Berlaku ke semua orang


Melawan hukum untuk memperkaya
dan merugikan keuangan negara

Menyalahgunakan wewenang untuk


memperkaya dan merugikan
keuangan negara
PENGERTIAN
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
Pasal 1 UU No. 17 Tahun 2003 ttg Keuangan Negara
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang
yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.

Pasal 1 UU No. 1 Tahun 2004 ttg Perbendaharaan Negara


Kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang,
yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum
baik sengaja maupun lalai

31
FAKTA YG BERKAITAN DGN BENTUK KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
 Pengeluaran suatu sumber/kekayaan negara/ daerah (dapat berupa uang, barang) yang
seharusnya tidak dikeluarkan
 Pengeluaran suatu sumber/kekayaan negara/ daerah lebih besar dari yang seharusnya
menurut kriteria yang berlaku
 Hilangnya sumber/kekayaan negara/daerah yang seharusnya diterima (termasuk
diantaranya penerimaan dengan uang palsu, barang fiktif)
 Penerimaan sumber/kekayaan negara/daerah lebih kecil/rendah dari yang seharusnya
diterima (termasuk penerimaan barang rusak, kualitas tidak sesuai)
 Timbulnya suatu kewajiban negara/daerah yang seharusnya tidak ada
 Timbulnya suatu kewajiban negara/daerah yang lebih besar dari yang seharusnya
 Hilangnya suatu hak negara/daerah yang seharusnya dimiliki/diterima menurut aturan
yang berlaku
 Hak negara/daerah yang diterima lebih kecil dari yang seharusnya diterima
PENGERTIAN KERUGIAN PEREKONOMIAN
NEGARA BERDASARKAN UU NO. 31/1999

Perekonomian Negara adalah kehidupan perekonomian


yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara
mandiri yang didasarkan pada kebijakan Pemerintah,
baik ditingkat Pusat maupun di daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang bertujuan memberikan manfaat,
kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh
kehidupan rakyat.

33

Anda mungkin juga menyukai