Anda di halaman 1dari 10

GR A T I FI K A S I! ! !

AMIRUL ANWAR
CICI YULIA

DELA DWI PUTRI


DINDA MIFTAHUR
ISTIARININGSIH
YESI APRILIA
kronologi
Jaksa komisi pemberantasan korupsi (kpk) meminta majelis hakim pengadilan tipikor bandung menghukum terdakwa rahmat
effendi alias pepen yang merupakan wali kota bekasi nonaktif dengan tuntutan hukuman 9,5 tahun penjara dan denda rp1
miliar.jaksa kpk menilai, terdakwa terbukti bersalah menerima gratifikasi dari sejumlah pihak dengan nilai total mencapai rp1,8
miliar."menuntut majelis hakim untuk menjatuhkan pidana penjara selama sembilan tahun enam bulan penjara dan denda rp1
miliar, subsider enam bulan kurungan," kata jpu kpk siswhandono di pengadilan tipikor bandung, rabu (14/9). adapun terdakwa
dijerat pasal 12 huruf a, pasal 12 huruf b, pasal 12 huruf f, pasal 12 b uuri nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak
pidana korupsi sebagaimana diubah dengan uu ri nomor 20 tahun 2001 jo pasal 65 ayat (1) kuhp.dalam tuntutannya, jaksa kpk juga
menyampaikan dua hal yang memberatkan dan meringankan. terkait hal memberatkan, pepen dinilai tidak mendukung upaya
pemerintah dalam mencegah tindak korupsi."terdakwa rahmat effendi tidak mendukung program pemerintah dalam upaya
memberantas korupsi sebagai penyelenggara negara," ujar jaksa
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta majelis hakim Pengadilan Tipikor Bandung menghukum terdakwa Rahmat Effendi
alias Pepen yang merupakan Wali Kota Bekasi nonaktif dengan tuntutan hukuman 9,5 tahun penjara dan denda Rp1 miliar.Jaksa
KPK menilai, terdakwa terbukti bersalah menerima gratifikasi dari sejumlah pihak dengan nilai total mencapai Rp1,8
miliar."Menuntut majelis hakim untuk menjatuhkan pidana penjara selama sembilan tahun enam bulan penjara dan denda Rp1
miliar, subsider enam bulan kurungan," kata JPU KPK Siswhandono di Pengadilan Tipikor Bandung, Rabu (14/9).Adapun
terdakwa dijerat Pasal 12 huruf a, Pasal 12 huruf b, Pasal 12 huruf f, Pasal 12 B UURI Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU RI Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 65 ayat (1)
KUHP.Dalam tuntutannya, Jaksa KPK juga menyampaikan dua hal yang memberatkan dan meringankan. Terkait hal memberatkan,
Pepen dinilai tidak mendukung upaya pemerintah dalam mencegah tindak korupsi.
POKOK BAHASAN
PENGERTIAN
01 02 FAKTOR PENYEBAB
INTERNAL/EKSTERNAL

UNDANG-UNDANG
GRATIFIKASI 03 04 SKRIP VIDEO/LINK
VIDEO
01
PENGERTIAN GRATIFIKASI
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni uang, barang,
rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma,
dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun
di luar negeri, yang dilakukan menggunakan sarana elektronik
atau tanpa sarana elektronik.

Gratifikasi pada dasarnya adalah “suap yang tertunda” atau


sering juga disebut “suap terselubung”. Pegawai negeri atau
penyelenggara negara (pn/PN) yang terbiasa menerima
gratifikasi terlarang lama kelamaan dapat terjerumus
melakukan korupsi bentuk lain, seperti suap, pemerasan dan
korupsi lainnya. Sehingga gratifikasi dianggap sebagai akar
korupsi.
FAKTOR PENYEBAB EKSTERNAL
GRATIFIKASI

Faktor eksternal penyebab korupsi gratifikasi adalah


organisasi tempat koruptor berada. Biasanya,
organisasi ini memberi andil terjadinya korupsi, karena
membuka peluang atau kesempatan,
Sifat serakah/tamak/rakus manusia,
gaya hidup konsumtif.
moral yang lemah.
FAKTOR PENYEBAB INTERNAL
GRATIFIKASI

Penyebab korupsi secara internal berasal dari diri


sendiri dan dorongan keluarga. Sedangkan penyebab
korupsi secara eksternal berasal dari luar kehidupan
pribadi seseorang.
UNDANG-UNDANG GRATIFIKASI
Undang-undang nomor Peraturan yang mengatur tentang
20 tahun 2001 tentang gratifikasi itu ada pada pasal 12B
perubahan atas undang- ayat (1) UU No.31/1999 jo UU
undang nomor 31 tahun No.20/2001 yang berbunyi setiap
1999 tentang gratifikasi pada pegawai negri atau
pemberantasan tindak penyelenggara Negara dianggap
pidana korupsi. pemberian suap

Adapun sanksi yang mnjadi ganjaran


Gratifikasi menurut penjelasan pelanggaran sekaitan dengan gratifikasi
Pasal 12B Undang-Undang yakni pada pasal 12B ayat (2) UU
Nomor 20 Tahun 2001, bahwa No.31/1999 jo UU No.20/2021 yang
gratifikasi merupakan pemberian berbunyi pidana penjara seumur hidup
dan dalam arti luas yakni meliputi atau penjara paling singkat 4 tahun dan
pemberian uang, barang, paling lama 20 tahun dan pidana denda
rabat(discount), komisi, pinjaman paling sedikit Rp 200 juta dan paling
tanpa bunga, banyak Rp 1 miliar.
NARASI DAN LINK VIDEO
TERIMAKASIH TEMAN-TEMAN MARI STOP GRATIFIKASI

Anda mungkin juga menyukai