Anda di halaman 1dari 63

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

PERAN PNS DALAM MEMERANGI KORUPSI

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH


KABUPATEN KOTABARU
Tujuan Pembelajaran
 Tujuan Pembelajaran Umum adalah :
 Peserta diharapkan mampu memahami dan mengetahui tindak pidana korupsi
yang dapat terjadi di unit kerjanya.

 Tujuan Pembelajaran khusus adalah


Peserta diharapkan mampu :
1. Menguraikan pengertian dan unsur-unsur tindak pidana korupsi.
2. Mengidentifikasi tindakan-tindakan PNS atau penyelenggara negara yang
merupakan tindak pidana.
3. Menjelaskan dan melaksanakan peran masyarakat dalam pencegahan dan
pemberantasan korupsi.
4. Menjelaskan latihan tata cara menganalisis suatu kejadian sebagai tindak
pidana korupsi.
CORRUPTION

Praktek yang
sering terjadi !
KORUPSI
Definisi
Asal kata  Corrupt  Corruption  Korruptie

KORUPSI

Busuk, Buruk, Jahat, Rusak, Suap, Tdk Bermoral,


Penyimpangan, illegal, khianat, tipu  Hal-hal yang
dipandang buruk dan merugikan
Landasan Hukum
Menurut perspektif hukum,definisi korupsi secara gamblang telah
1 dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No.31 Tahun 1999 jo. UU
No.20 Tahun 2001.

Selain definisi tindak pidana korupsi, masih ada tindak pidana yang
berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Jenis tindak pidana lain itu
2 tertuang pada pasal 21, 22, 23, dan 24 Bab III UU No 31 Tahun 1999 jo. UU
No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pengertian Korupsi

Insiklopedia Indonesia :
“Korupsi (dari bahasa Latin corruptio = penyuapan; curruptore = merusak) gejala
dimana para pejabat, badan-badan negara menyalahgunakan wewenang dengan
terjadinya penyuapan, pemalsuan serta ketidakberesan lainnya.

KORUPSI adalah :
“Tindakan yang melanggar norma-norma hukum baik yang tertulis maupun tidak
tertulis yang berakibat rusaknya tatanan hukum, politik, administrasi, manajemen,
sosial dan budaya serta berakibat pula terhadap terampasnya hak-hak rakyat yang
semestinya didapat”.
PENGERTIAN KORUPSI
MENURUT UU 31/99 JO UU 20/01

• Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian Negara;
• Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalah-gunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara;
• Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
209, 210, 387, 388, 415, 416, 417, 418, 419, 420, 423, 425, 435 KUHP;
• Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri dengan
mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau
kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan
atau kedudukan tersebut.
PENGERTIAN KORUPSI
MENURUT UU 31/99 JO UU 20/01 (lanjutan)

• Setiap orang yang melanggar ketentuan Undang2 yang secara tegas


menyatakan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang
tersebut sebagai tindak pidana korupsi;
• Setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan, atau
permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi;
• Setiap orang di luar wilayah negara Republik Indonesia yang
memberikan bantuan, kesempatan, sarana, atau keterangan untuk
terjadinya tindak pidana korupsi.
KORUPSI UU No. 31 Tahun 1999
JO No. 20 Tahun 2001

Setiap orang dgn tujuan menguntungkan


diri sendiri, atau orang lain,
atau suatu korporasi

Menyalahgunakan
wewenang, kesempatan, Pasal 3
atau sarana
KORUPSI

Dapat merugikan keuangan negara,


atau perekonomian negara

Lihat Juga Pasal 5 s.d. 12


JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI
Ada 7 jenis tindak pidana korupsi menurut UU No. 31/1999 jo UU 20/2001

Kerugian keuangan negara Penggelapan dalam Jabatan

Suap menyuap Benturan kepentingan

Pemerasan Gratifikasi

Perbuatan Curang
1. Merugikan Keuangan Negara
Pasal 2 (UU 31/1999)
(1) Setiap org yg secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri/org lain/suatu
korporasi yg dapat merugikan keu negara /pereko.
negara, dipidana penjara dg penjara seumur hidup/
pidana penjara paling singkat 4 th & paling lama 20 th
& denda paling sedikit Rp. 200 juta & paling banyak
Rp. 1 milyar.
(2) Dlm hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud
dlm ayat (1) dilakukan dlm keadaan tertentu, pidana
mati dapat dijatuhkan.
Pasal 3
Setiap org yg dg tujuan menguntungkan diri sendiri
/orang lain/suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan/sarana yg ada padanya
karena jabatan/kedudukan yg dapat merugikan
keuangan negara/pereko.negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup/pidana penjara
paling singkat 1 tahun & paling lama 20 tahun &
atau denda paling sedikit Rp. 50 juta & paling
banyak Rp. 1 m.
2. Suap-Menyuap
Pasal 5 (UU 20/2001)
(1) Dipidana dg pidana penjara paling singkat 1 tahun & paling lama 5 tahun & atau pidana denda paling
sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 250 juta setiap orang yang :
a. Memberi/menjanjikan sesuatu kpd PN/ penyelenggara negara dg maksud supaya Pegawai Negeri
Sipil/penyelenggara negara tsb berbuat/tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yg bertentangan
dg kewajibannya; atau
b.memberi sesuatu kpd Pegawai Negeri Sipil /penyelenggara negara karena/berhubungan dengan
sesuatu yang bertentangan dg kewajiban, dilakukan/tidak dilakukan dalam jabatannya.
(2) Bagi PN/penyelenggara negara yg menerima pemberian/janji sebagaimana dimak
sud dlm ayat (1) huruf a/huruf b, dipidana dg pidana yg sama sebagaimana dimaks
ud dlm ayat (1).
Pasal 6
(1) Dipidana dg pidana penjara paling singkat 3 tahun & paling lama 15 tahun & pidana denda paling
sedikit Rp 150 juta dan paling banyak Rp 750 juta setiap orang yang:
a. Memberi/menjanjikan sesuatu kpd hakim dg maksud utk mempengaruhi putusan perkara yg
diserahkan kepadanya untuk diadili; atau
b. Memberi/menjanjikan sesuatu kpd seseorang yg menurut ketentuan per uu ditentukan menjadi
advokat utk menghadiri sidang pengadilan dg maksud utk mempengaruhi nasihat/pendapat yg
akan diberikan berhubung dg perkara yg diserahkan kpd pengadilan untuk diadili.
(2) Bagi hakim yang menerima pemberian/janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau
advokat yg menerima pemberian/janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dipidana dg
pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 11 (UU 20/2001)


Dipidana dg pidana penjara paling singkat 1 tahun & paling lama 5 tahun &/ pidana denda p
aling sedikit Rp50 juta & paling banyak Rp 250 juta pegawai negeri atau penyelenggara nega
ra yang menerima hadiah/janji padahal diketahui/patut diduga, bahwa hadiah/janji tsb diberi
kan karena kekuasaan/kewenangan yg berhubungan dg jabatannya, atau yang menurut pikira
n orang yg memberikan hadiah/janji tsb ada hubungan dg jabatannya.
Pasal 12 (UU 20/2001)
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup/pidana penjara paling singkat 4 tahun dan
paling lama 20 thn dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 M :
a. PN/penyelenggara negara yg menerima hadiah/janji, padahal diketahui/patut diduga bh
hadiah atau janji tsb diberikan utk menggerakkan agar melakukan/tidak melakukan
sesuatu dlm jabatannya, yg bertentangan dg kewajibannya;
b. PN/penyelenggara negara yg menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah tersebut diberikan sbg akibat/disebabkan karena telah melakukan/tidak
melakukan sesuatu dlm jabatannya yg bertentangan dg kewajibannya;
c. hakim yg menerima hadiah/janji, padahal diketahui/patut diduga bh hadiah/janji tsb
diberikan utk mempengaruhi putusan perkara yg diserahkan kepadanya utk diadili;
d. seseorang yg menurut ketentuan per uu ditentukan menjadi advokat utk menghadiri
sidang pengadilan,menerima hadiah/janji, padahal diketahui/patut diduga bh hadiah/janji
tsb untuk mempengaruhi nasihat/pendapat yg akan diberikan, berhubung dg perkara yg
diserahkan kpd pengadilan untuk diadili;.
3. Pemerasan
Pasal 12 (UU 20/2001)
Dipidana dg pidana penjara seumur hidup/pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling
lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 M :
e. PN/penyelenggara negara yg dg maksud menguntungkan diri sendiri/orang lain secara
melawan hukum, atau dg menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberi-
kan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dg potongan, atau utk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri;
g. PN/penyelenggara negara yg pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima
pekerjaan, atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal
diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;
h. PN/penyelenggara negara yg pada waktu menjalankan tugas, telah menggunakan tanah
negara yg di atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dg per uu, telah merugikan
orang yg berhak, padahal diketahuinya bahwa perbuatan tsb bertentangan dg per UU;
4. Perbuatan Curang
Pasal 7 (UU 20/2001)
(1) Dipidana dg pidana penjara paling singkat 2 tahun & paling lama 7 tahun dan/ pidana denda paling
sedikit Rp100 juta dan paling banyak Rp 350 juta:
a. pemborong, ahli bangunan yg pada waktu membuat bangunan, atau penjual bahan bangunan yg
pada waktu menyerahkan bahan bangunan, melakukan perbuatan curang yg dapat membahayakan
keamanan orang atau barang, atau keselamatan negara dlm keadaan perang;
b. setiap orang yg bertugas mengawasi pbg/penyerahan bahan bangunan, sengaja membiarkan
perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam huruf a;
c. setiap orang yg pada waktu menyerahkan barang keperluan TNI & atau Kepolisian melakukan
perbuatan curang yg dapat membahayakan keselamatan negara dlm keadaan perang; atau
d. setiap orang yg bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan TNI & atau Kepolisian dengan
sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dlm huruf c.
(2) Bagi orang yg menerima penyerahan bahan bangunan/orang yg menerima penyerahan barang
keperluan TNI & atau Kepolisian dan membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam
ayat(1) huruf a/c, dipidana dg pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 12 (UU 20/2001)
Dipidana dg pidana penjara seumur hidup/pidana penjara paling singkat 4 tahun & paling lama 20 tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 m:
 pegawai negeri/penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, telah menggunakan tanah negara yg
di atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan per UU, telah merugikan orang yang berhak, padahal
diketahuinya bahwa perbuatan tsb bertentangan dg per uu;
5. Penggelapan dalam Jabatan
Pasal 8 (UU 20/2001)
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun & paling lama 15 tahun
& pidana denda paling sedikit Rp150 juta dan paling banyak Rp 750 juta,
pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yg ditugaskan menjalankan
suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan
sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yg disimpan karena jabatannya,
atau membiarkan uang / surat berharga tsb diambil/digelapkan oleh orang lain,
atau membantu dlm melakukan perbuatan tsb.
Pasal 9 (UU 20/2001)
Dipidana dg pidana penjara paling singkat 1 thn dan paling lama 5 thn dan pida-
na denda paling sedikit Rp 50 juta & paling banyak Rp 250 juta pegawai negeri
atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan
umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dg sengaja memalsu
buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.
Lanjutan PENGGELAPAN DALAM JABATAN

Pasal 10 (UU 20/2001)


Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun & paling lama 7 tahun &
pidana denda paling sedikit Rp100 juta & paling banyak Rp 350 juta pn/orang
selain pegawai negeri yg diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara
terus menerus / untuk sementara waktu, dengan sengaja:
a. menggelapkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai
barang, akta, surat, atau daftar yang digunakan utk meyakinkan atau membukti-
kan di muka pejabat yang berwenang, yg dikuasai karena jabatannya; atau
b. membiarkan org lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau mem-
buat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut; atau
c. membantu org lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau
membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut.
6. Benturan Kepentingan
Pasal 12 (UU 20/2001)
Dipidana dg pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 tahun & paling lama 20 tahun & pidana denda
paling sedikit Rp 200 juta & paling banyak Rp 1 m :
 pn/penyelenggara negara baik langsung maupun tdk langsung
dengan sengaja turut serta dlm pemborongan, pengadaan, atau
persewaan, yg pada saat dilakukan perbuatan, utk seluruh atau
sebagian ditugaskan utk mengurus atau mengawasinya..
7. Gratifikasi
Dalam Pasal 12B , perbuatan penerimaan gratifikasi
oleh Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara yg
dianggap sebagai perbuatan suap apabila pemberian
tersebut dilakukan karena berhubungan dgn jabatan-
nya dan berlawanan dgn kewajiban atau tugasnya.
GRATIFIKASI
Pasal 12 (UU 20/2001)
Dipidana dg pidana penjara seumur hidup/
pidana penjara paling singkat 4 th & paling
lama 20 th & pidana denda paling sedikit
Rp 200 juta & paling banyak Rp 1 m:
b. pn/penyelenggara negara yg menerima
hadiah, padahal diketahui / patut diduga
bh hadiah tsb diberikan sbg akibat /
disebabkan karena telah melakukan/tidak
melakukan sesuatu dlm jabatannya yang
bertentangan dg kewajibannya;
c. hakim yg menerima hadiah/janji, padahal
diketahui/patut diduga bahwa hadiah /
janji tersebut diberikan utk mempengaruhi
putusan perkara yang diserahkan kepada-
nya utk diadili;
Tayangan Gratifikasi
Apa itu gratifikasi
Gratifikasi
Unsur-unsur
Secara melawan hukum
yang dapat
menentukan
sesuatu dap
at Memperkaya diri sendiri/
orang lain
dianggap se
bagai korup
si
Merugikan keuangan/
perekonomian negara
Contoh bentuk korupsi
1.Penyalahgunaan wewenang
2.Benturan Kepentingan
3.Pembayaran fiktif
4.Kolusi/persekongkolan
5.Biaya perjalanan dinas fiktif
6.Suap/uang pelicin
7.Pungutan tidak resmi
8.Penyalahgunaan fasilitas/inventaris kantor
9.Imbalan tidak resmi
10.Bekerja tidak sesuai ketentuan dan prosedur
Contoh bentuk korupsi (Lanj.)
1.Penerimaan/Komisi atas transaksi jual beli yang tidak di
setor ke Kas Negara
2.Penyalahgunaan anggaran
3.Menerima hadiah, sumbangan/hibahberkaitan dengan t
ugas/jabatan
4.Mark up harga beli/menurunkan harga jual
5.Merubah dan memanfaatkan kelemahan sistem teknolo
gi informasi
6.Menurunkan kualitas/spesifikasi teknis/mengurangi volu
me
7.Pertanggungjawaban tidak sesuai dengan realisasi.
Modus Korupsi

• Modus korupsi adalah cara-cara baga


imana korupsi itu dilakukan. Banyak
modus-modus dalam korupsi.
contoh bagaimana modus korupsi itu
dilakukan :
Pemerasan Pajak

• Pemeriksa pajak yang memeriksa wajib pajak men


emukan kesalahan perhitungan pajak yang menga
kibatkan kekurangan pembayaran pajak. Kesal
ahan-kesalahan tersebut bisa karena kesengajaan
wajib pajak dan bisa juga bukan karena kesengaj
aan. Kekurangan tersebut dianggap tidak ada dan
imbalannya wajib pajak harus membayarkan seba
gian kekurangan tersebut masuk ke kantong pem
eriksa pajak.
Manipulasi Tanah

• status kepemilikan tanah : memanipulasi tanah negara


menjadi milik perorangan/badan,
• merendahkan pembebasan tanah dan meninggikan pe
rtanggungjawaban
• membebaskan terlebih dahulu tanah yang akan kena p
royek dengan harga murah.
• Pimpro dan aparat pemda membayar ganti rugi atas ta
nah negara yang seharusnya tidak perlu ganti rugi
Manipulasi Kredit (Koperasi)

• Memanipulasi daftar calon nasabah


dan uangnya digunakan untuk kepe
ntingan pribadi
• Menggunakan sebagian atau selur
uh dana pengembalian kredit
dari nasabah untuk kepentin
Harga Kontrak Terlalu Tinggi
• Pengadaan barang dan jasa dengan penunjukan la
ngsung (tidak melalui mekanisme tender)
• Membuat Rencana Anggaran Belanja dengan harg
a satuan yang lebih tinggi (mark up), memperpanja
ng jarak angkut
• Mengubah status tanah kebun, sawah menjadi tan
ah pemukiman
• Jasa konsultan dibuat seolah-olah berkali-kali pads
ahal hanya satu kali
Kelebihan Pembayaran
• Volume pekerjaan yang dibayar
, melebihi dari yang seharusny
a
• Jumlah pengadaan barang lebi
h kecil dari jumlah yang dibay
ar
• Harga yang dibayar melebihi ha
Ketekoran Kas

 Meminjam uang proyek untuk kepentingan


pribadi namun dibuat seolah-olah untuk kep
entingan dinas
 Mengambil uang proyek dengan memalsuk
an tanda tangan
 Pemegang kas membuat pembukuan gand
a dan menunda pembukuan penerimaan
 Pengeluaran kas tanpa seizin pemberi otori
Penggunaan Dana tidak sesuai ketentuan

• Dana dipinjamkan diluar kepentingan


dinas
• Aset yang disewakan kepada orang lai
n sementara uang sewa masuk ke k
antong pribadi, sementara biaya op
erasional untuk aset tersebut tetap dia
Uang Komisi

• Membuat komitmen lisan untuk m


enerima komisi sekian persen
dari dana yang ditempat- kan di ba
nk atau badan keuangan lain
• Komisi dari rekanan yang mendap
at proyek
Dalam Pembuatan KTP dikenal 'jalur bias
a' dan 'jalur cepat'. Jalur biasa adalah j
alur prosedural biasa, yang mungkin w
aktunya lebih lama tapi biayanya lebih m
urah. Sedangkan 'jalur cepat' adalah pro
ses pembuatanya lebih capat dan harga
nya lebih mahal.
Dalam proses pembuatan SIM secara resmi, dibe
rlakukan ujian/tes tertulis dan praktek yang diang
gap oleh sebagian warga, terutama sopir akan
mempersulit pembuatan SIM Untuk mempercepa
t proses itu mereka membayar lebih besar, asalk
an tidak harus mengikuti ujian. Biaya tidak resmi
pengurusan SIM biasanya langsung ditetap- ka
n oleh petugas. Biasanya yang terlibat dalam pra
ktek ini adalah warga yang mengurus SIM dan o
knum petugas yang menangani kepengurusan
PEMBAYARAN FIKTIF

• Pengeluaran yang tidak dapat dipertang


gungjawabkan
• Pembayaran penuh untuk pekerjaan yan
g tidak selesai
• Pembayaran untuk pekerjaan atau pemb
elian yang tidak dilakukan
• Mengisi sendiri bukti pendukung pengel
MANIPULASI PERJALANAN DINAS

• Membuat surat perintah perjala


nan dinas fiktif
• Menambah atau mengurangi d
ata-data berkaitan dengan p
erjalan dinas tersebut (jarak,
PERBUATAN YANG DIANGGAP TINDAK PIDANA KORUPSI

1. Pemberian suap / sogok (Bribery)


• Menyuap PNS atau penyelenggara negara
• Memberi hadiah
• Menerima suap
• Menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatannya

2. Penggelapan dalam jabatan (Embezzlement)


• Penggelapan uang atau membiarkan penggelapan
• Memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi
• Merusak barang bukti
• Membiarkan orang lain merusak barang bukti dengan jabatannya
3. Pemalsuan (Fraud)
Suatu tindakan atau perilaku untuk mengela
bui orang lain atau organisasi untuk keuntun
gan dan kepentingan dirinya sendiri maupun
orang lain.
4. Pemerasan (Extortion)
Memaksa seseorang untuk membayar atau
memberikan sejumlah uang atau barang ata
u bentuk lain, sebagai ganti dari seorang pej
abat publik untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu. Perbuatan tersebut dapat diikuti de
ngan ancaman fisik ataupun kekerasan.
5. Penyalahgunaan Jabatan atau Wewenang (Abuse
of Power)
Mempergunakan kewenangan yang dimiliki, untuk
melakukan tindakan yang memihak atau pilih kasih
kepada kelompok atau perorangan, sementara
bersikap diskri-minatif terhadap kelompok atau perora-
ngan lainnya.
6. Pilih Kasih (Favoritism)
Memberikan pelayanan yang berbeda berdasarkan
alasan hubungan keluarga, afiliasi partai politik, suku,
agama dan golongan yang bukan berdasarkan alasan
obyektif seperti kemampuan, kualitas, rendahnya harga
dan profesionalisme kerja.
7. Menerima Komisi (Commission)
Pejabat Publik yang menerima sesuatu yang bernilai,
dalam bantuan uang, saham, fasilitas, barang, dll.
sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan atau
hubungan bisnis dengan pemerintah.

8. Pertentangan Kepentingan / memiliki U


saha Sendiri (Internal Trading)
Melakukan transaksi publik dengan menggunakan
perusahaan milik pribadi atau keluarga, dengan cara
mempergunakan kesempatan dan jabatan yang
dimilikinya untuk memenangkan kontrak pemerintah.
9. Nepotisme (Nepotism)
Tindakan untuk mendahulukan sanak keluarga, kawa
n dekat, anggota partai politik yang sepaham, dalam
penunjukkan atau pengangkatan staf, panitia
pelelangan atau pemilihan pemenang lelang.

10. Kontribusi atau Sumbangan Ilegal (Illeg


al Constribusion)
Hal ini terjadi apabila partai politik atau pemerintah
yang sedang berkuasa pada waktu itu menerima
sejumlah dana sebagai suatu konstribusi dari hasil ya
ng dibebankan kepada kontrak-kontrak pemerintah.
DAMPAK KORUPSI
Dampak yang ditimbulkan oleh korupsi
BANGUNAN YANG
CEPAT RUSAK
FENOMENA
KERUSAKAN
HUTAN DAN LINGKUNGAN
PENEGAKAN HUKUM
YANG TIDAK ADIL

DAMPAK PERILAKU TINDAK


PIDANA KORUPSI
PELAYANAN YANG LAMA,
SULIT, BIROKRASI, YANG
PANJANG
SUMBER DAYA YANG
MELIMPAH TAPI RAKYAT
BELUM SEJAHTERA

MEREBAKNYA
NARKOBA
Lesunya Pertumbuhan Ekonomi Penurunan Rendahnya Kuali
dan Investasi Produktifitas tas Barang dan
Menurunnya Pendapatan
Jasa Bagi Publik
Negara Dari Sektor Pajak

Meningkatnya Hutang
Negara
Mahalnya Harga Jasa
dan Pelayanan Publik
Pengentasan Kemiskinan
Berjalan Lambat
Terbatasnya Akses Bagi
Masyarakat Miskin

Meningkatnya Angka Kriminalitas

Solidaritas Sosial Se,akim Langka dan


Demoralisasi

Birokrasi Tidak Efisien


Matinya Etika Sosial Politik

Tidak Efektifnya Peraturan dan Perundangan


undangan
Renungkan Informasi Hasil Kajian berikut :

1. Negara korup harus membayar biaya hutang lebih besar (Depken &
Lafoutan,2006)
2. Harga infra struktur lebih tinggi (Golden and Picci, 2005)
3. Tingkat Korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan pendapat
an dan kemiskinan(Gufta, Davoodi, and Alonso-Terme,2002)
4. Korupsi menurunkan investasi (Paolo Mauro, 1995) dan karenanya
menurunkan pertumbuhan ekonomi.
5. Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif terhadap
arus investasi asing (Shang, ADB)
6. Negara-negara yg dianggap memiliki tingkat korupsi yg relatif
rendah selalu menarik investasi lebih banyak dari pada negara
rentan korupsi (Campos dan Pradhan, ADB)
Dampak Korupsi bagi Pelaku Korupsi

Korupsi berdampak negatif


bagi pelaku
Hasil korupsi adalah harta yang tidak halal sehingga
akan menjadi harta yang tidak berkah. Pelaku
tiipikor akan dipenjara dan didenda sesuai dengan
kerugian negara. Selain itu, korupsi memberikan
dampak negatif bagi kesehatan dan psikologis.
Dampak Korupsi
Dampak korupsi secara umum bagi bangsa dan negara

Dampak 1
Dampak 2
Dampak 3
Dampak 4
Dampak 5
Dampak 6
Dampak 7
Dampak 8
Dampak 9
Dampak 10
Dampak 11
Dampak 12
Pencegahan Korupsi
MENGAPA PERLU PENCEGAHAN KORUPSI?

• Jika telah terjadi, korupsi mengakibatkan kerugian keuangan yang besar


• Pengembalian atas uang negara yang dikorupsi sangat kecil
• Kasus korupsi, merusak reputasi baik institusi maupun individu
• Proses litigasi menyita waktu dan biaya, baik bagi aparat hukum maupun calon
tersangka
• Semakin lama kejadian korupsi tidak terungkap semakin memberi peluang pelaku
korupsi untuk menutup-nutupi tindakannya dengan kecurangan yang lain
PENYEBAB KORUPSI
• Kurangnya keteladanan dari pimpinan
INSTITUSI/ • Sistem akuntabilitas kurang memadai
ADMINISTRASI • Sistem pengendalian manajemen lemah
• Ketidakjelasan definisi dan standar
operasi
• Prosedur administrasi yang berbelit-belit
• Kurangnya keterbukaan informasi
ASPEK
INDIVIDU SOSBUD

• Penghasilan kurang memadai • Hubungan antara politisi, pemerintah dan


• Kebutuhan hidup yang mendesak organisasi non pemerintah
• Gaya hidup konsumtif • Kultur yang cenderung permisif
• Malas atau tidak mau bekerja keras • Masyarakat kurang peduli terhadap
• Sifat tamak manusia permasalahan korupsi
• Ajaran agama kurang diterapkan • Pergeseran nilai logika, sosial dan ekonomi
FAKTOR PENDORONG KORUPSI

KESEMPATAN

FAKTOR

TEKANAN PEMBENARAN
UPAYA MENCEGAH KKN

1. Melakukan Reformasi Birokrasi dan Pembangunan Zona Intergritas


2. Penegakan hukum yang tegas dan konsisten dengan sanksi berat kepada pelaku korupsi
3. Meningkatkan komitmen, konsisten dengan sanksi berat kepada pelaku korupsi
4. Menata kembali organisasi, memperjelas/mempertegas visi, misi, tugas dan fungsi yang
diemban oleh setiap instansi
5. Menyempurnakan sistem Ketatalaksanaan meliputi : perumusan kebijakan, perencanaan
penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasipertanggungjawaban kinerja serta
kualitas pelayanan masyarakat.
6. Memperbaiki manajemen Kepegawaian (penerimaan, penempatan, pengembangan,
kesejahteraan, jaminan hari tua)
7. Mengembangkan budaya kerja/tertib/malu melakukan KKN
8. Melakukan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
9. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan sistem Pengendalian Manajemen, Pengawasan
fungsional/berjenjang dan memperdayakan pengawasan masyarakat.
10.Meningkatkan transparansi, Akuntabilitas dan Pelayanan Prima.
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI

UPAYA PREVENTIF
(Bagaimana mengendalikan faktor pendorong timbulnya korupsi)
1. Sistem Penerimaan Pegawai
2. Peningkatan Profesionalisme pegawai
3. Sistem reward & punishment yang jelas dan memadai
4. Sistem Karir yang jelas
5. Mengembangkan kajian resiko & Fraud Control Plan

UPAYA INVESTIGATIF
(Bagaimana mendeteksi, menginvestigasi dan tindak lanjut hasil investigasi atas dugaan korupsi)
1. Pengemb.saluran pelaporan
2. Pengemb.keahlian investigatif
3. Audit investigatif

UPAYA EDUKATIF
(Bagaimana meningkatkan public awareness ttg korupsi)
1) Memberikan pengertian,pemahaman kepada semua pihak (pegawai pemerintah)
Contoh: sosialisasi
Peran PNS dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Hidup sederhana Penerapan Sanksi


Keteladanan dalam hidup sederhana, keju Menerapkan sanksi dengan tegas bagi
juran, dan idealisme. Pelaku korupsi

Saling menasehati Whistleblower


Menginformasikan kejadian berindikasi tin
Pesan moral dan martabat kepada
dak pidana korupsi yang ditemui di lin
seluruh pegawai
gkungan kerja.

Profesional Taat Beragama


Profesionalisme dalam menjalankan Taat dalam menjalankan perintah agama
tugas. dan memperkuat keimanan

Taat Aturan Keteladan


Memberikan contoh yang baik dalam
Taat dalam menjalankan aturan pencegahan korupsi bagi rekan kerja,
atasan dan bawahan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai