Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

STANDAR PROFESIONAL PERFORMANCE

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. RAISA ROSELINI
2. REVI ANGGRAINI
3. M RAMDANI
4. WENTY
5. REKA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PALEMBANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen
manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan
potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga
praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
objektif pasien/klien. Keunikan hubungan ners dan klien harus dipelihara
interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan pengakuan
keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat
professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal
mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi
tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya
membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai
pihak yang terkait dan berkepentingan.
Dalam kaitannya dengan tanggungjawab utama dan komitmen tersebut di
atas maka PPNI harus memberikan respon, sensitive serta peduli untuk
mengembangkan standar praktek keperawatan. Diharapkan dengan
pemberlakuan standar praktek keperawatan di Indonesia akan menjadi titik
inovasi baru yang dapat digunakan sebagai : pertama falsafah dasar
pengembangan aspek – aspek keperawatan di Indonesia, kedua salah satu
tolak ukur efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan dan ketiga
perwujudan diri keperawatan professional.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi profesi
suara perawat nasional, mempunyai tanggung jawab utama yaitu melindungi
masyarakat/publik, profesi keperawatan dan praktisi perawat. Praktek
keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system
pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan
(Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000).

1
Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen
manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan
potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga
praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan
keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
objektif pasien/klien. Keunikan hubungan ners dan klien harus dipelihara
interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya.
Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional
diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya
perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di
Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang
kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata
keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
Dalam kaitannya dengan tanggungjawab utama dan komitmen tersebut di
atas maka PPNI harus memberikan respon, sensitive serta peduli untuk
mengembangkan standar praktek keperawatan. Diharapkan dengan
pemberlakuan standar praktek keperawatan di Indonesia akan menjadi titik
inovasi baru yang dapat digunakan sebagai : pertama falsafah dasar
pengembangan aspek – aspek keperawatan di Indonesia, kedua salah satu
tolak ukur efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan dan ketiga
perwujudan diri keperawatan professional.
Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan.
Sebagai profesi, tentunya pelayanan yang diberikan harus professional,
sehingga perawat/ners harus memiliki kompetensi dan memenuhi standar
praktik keperawatan, serta memperhatikan kode etik dan moral profesi agar
masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperwatan yang bemutu. Tetapi
bila kita lihat realita yang ada, dunia keprawatan di Indonesia sangat
memprihatinkan. Fenomena “gray area” pada berbagai jenis dan jenjang
keperawatan yang ada maupun dengan profesi kesehatan lainnya masih sulit
dihindari.

2
Standar menyajikan kriteria dimana praktek semua perawat (registered
nurse) akan di ukur oleh publik, klien, employer, kolega, anda perawat itu
sendiri. Selain itu tujuan utama dari sebuah profesi adalah untuk
meningkatkan dan mempertahankan praktek para anggotanya dan pada saat
yang sama memperluas basis pengetahuanya yang terpisah dan berbeda dari
profesi lain. Profesi keperawatan juga mempunyai sasaran yaitu berjalannya
praktik keperawatan yang tepat dan aman yang di atur sendiri oleh perawat
untuk kepentingan publik dan dicapai dengan mempertahankan praktik yang
baik, mencengah pabrik yang buruk, dan melakukan intervensi bila praktik
tidak diterima.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan praktek keperawatan ?
2. Bagaimana klasifikasi standar praktek keperawatan ?
3. Apa ciri – ciri standar praktek keperawatan ?
4. Bagaimana tipe standar praktek keperawatan ?
5. Apa tujuan praktek standar keperawatan ?
6. Apa manfaat praktek keperawatan ?
7. Bagaimana metode dan implementasi standar keperawatan ?
8. Bagaiman pengembangan standar keperawatan ?

C. Tujuan Penulisan
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami definisi standar praktek keperawatan
2. Memahami klasifikasi standar praktek keperawatan
3. Memahami ciri – ciri standar praktek keperawatan
4. Memahami tipe standar praktek keperawatan
5. Memahami tujuan standar keperawatan
6. Memahami manfaat praktek keperawatan
7. Memahami metode dan implementasi standar keperawatan
8. Mengetahui pengembangan standar keperawatan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Standar keperawatan uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan,
sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan
keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat di nilai
pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan anatara
kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena malalui
standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan
memburuk.
Standar Profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Perawat adalah orang yang
mengasuh, merawat dan melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia
lanjut (di kutip oleh Ellis, Harley, 1980).
Standar profesi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and
professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang perawat untuk
dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri.
Peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi
terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa dirinya (Florence
Nigthingale dalam bukunya What it is and What it is not)
Standar keperawatan dalam prakteknya harus dapat diterima, dimana
setiap klien berhak mendapatkan asuhan berkualitas, tanpa membedakan usia
dan diagnosa. Dengan demikian standar dapat diharapkan memberikan fondasi
dasar dalam mengukur kualitas asuhan keperawatan.
Setiap hari perawat bekerja sesuai standar – standar yang ada seperti
merancang kebutuhan dan jumlah tenaga berdasarkan volume kerja, standar
pemerataan dan distribusi pasien dalam unit khusus, standar pendidikan bagi
perawat professional sebagai persyaratan agar dapat masuk dan praktek dalam
tatanan pelayanan keperawatan professional.

4
Bertolak dari uraian sepintas diatas tentang pengertian standar maka
secara singkat standar dapat diartikan sebagai : Pedoman, ukuran, criteria,
peraturan, keperingkatan, undang-undang, indicator, pengukuran atau
penafsiran, etik dan prinsip, prototype atau model, norma dan kegiatan, ada
kekhasan, pernyataan kompetensi serta persyaratan akreditasi.
Standar adalah level kinerja (performance) yang diinginkan dan dapat
dicapai dimana kinerja aktual dapat dibandingkan. Ia memberikan petunjuk
kinerja mana yang tidak cocok atau tidak dapat diterima. Secara umum,
standar ini mencerminkan nilai profesi keperawatan dan memperjelas apa
yang diharapkan profesi keperawatan dari para anggotanya.
Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap
staf atau suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk
dapat diterima sampai pada wewenang tertentu (schroeder, 1991). Sebuah
standar harus dilegiminasi melalui proses autorisasi yang tepat oleh staf,
hierarki keperawatan, staf medis, dan kepala departemen, dan struktur komite.
Mengapa harus ada standar?
Standar diperlukan untuk meningkatkan, menuntun, dan mengarahkan
praktek keperawatan profesional. Praktek keperawatan didefinisikan sebagai
“kinerja dari pelayanan kesehatan yang memerlukan penerapan pengetahuan
dan keterampilan keperawatan profesional yang meliputi:
1. Meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan publik
2. Mengajarkan teori atau praktek keperawatan
3. Melakukan konseling terhadap pasien dalam rangka perawatan kesehatan
4. Mengkoordinasikan pelayanan kesehatan

B. Klasifikasi Praktek Keperawatan


a. Perawat dan pelaksana praktek keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standar praktek keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai
dengan standar pendidikan Keperawatan. Perawat sebagai anggota profesi,

5
setiap saat dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standart profesi
keperawatan.
b. Nilai-nilai pribadi dan praktek profesional
Adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang lingkup
praktek keperawatan dan bidang teknologi medis akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan konflik antara nilai-nilai pribadi yang memiliki
perawat dengan pelaksana praktek yang dilakukan sehari-hari selain itu
pihak atasan membutuhkan bantuan dari perawat untuk melaksanakan
tugas pelayanan keperawatan tertentu, dilain pihak perawat mempunyai
hak untuk menerima atau menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai-nilai
pribadi mereka.
C. Keperawatan Sebagai Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan
masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu.
Profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan
ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan professional.
1. Karakteristik Profesi

Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan


Pepper (1993) serta Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai
suatu profesi memiliki karakteristik sebagai berikut :
Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk
menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik keperawatan. Pada
awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh ketrampilan yang bersifat
intuitif. Sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut sebagai
suatu ilmu dimana keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu
dasar seperti ilmu perilaku, social, fisika, biomedik dan lain-lain. Selain
itu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang menunjang
praktik keperawatan yaitu fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan
sehat dan sakit serta pokok bahasan pemberian asuhan keperawatan

6
secara langsung kepada klien. Kemampuan memberikan pelayanan yang
unik kepada masyarakat.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang
dalam melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan
penyembuhan serta membantu kemandirian klien.
2. Profesi Perawat
Keperawatan adalah Sebagai profesi yang mempunyai tanggung
jawab moral dalam rangka memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Profesi ada karena ada pengakuan dari
masyarakat, sehinga profesi mempunyai kewajiban moral untuk
melaksanakan kewajiban profesional sebagai pengabdian kepada
masyarakat. Pengakuan masyarakat dapat terjadi akibat kemampuan
seseorang pada suatu hal. kemampuan terbentuk akibat proses
pendididikan formal, pelatihan dan pengalaman lapangan.
Pelaksanaan pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan
kepada masyarakat adalah berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan serta
kaidah dan nilai–nilai professional yang diyakini oleh profesi
keperawatan. Penyelenggaraan praktik asuhan keperawatan yang unik
didasarkan pada kewenangan yang diberikan karena keahlian yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan globalisasi
dengan tetap melindungi kelestarian lingkungan alam. Saat ini, di
Indonesia, perawat adalah satu profesi kesehatan dengan jumlah
terbanyak (60%) dengan distribusi terluas.
Berikut ini akan dijabarkan beberapa cuplikan ketetapan dan
peraturan yang mengatur tentang profesi perawat :
Undang-Undang Kesehatan No. 32 /1992 menyebutkan bahwa:
a. Penyembuhan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan (Pasal 32, ayat 2).

7
b. Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran dan atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
(Pasal 32, ayat 4)
c. Tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan
kegiatan kesehatan sesuai bidang keahlian dan atau kewenangan
tenaga kesehatan yang bersangkutan (Pasal 50, ayat 1)
D. Ciri – ciri Standar Praktek Keperawatan
Standar praktek keperawatan ini digunakan untuk mengetahui proses dan
hasil pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien sebagai fokus
utamanya.
Praktek keperawatan profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Otonomi dalam pekerjaan
2. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat
3. Pengambilan keputusan yang mandiri
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
5. Pemberian pembelaan
6. Memfasilitasi kepentingan pasien
E. Tipe Standar Keperawatan
Dua kategori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah
standar asuhan (standar of care) atau pertanyaan yang menguraikan level
asuhan yang akan diterima oleh pasien,dan standar praktek. (standar of
practice) atau harapan terhadap kinerja perawat dalam memberikan standar
asuhan . Aktifitas pemantaan dan evaluasi memastikan bahwa level perawatan
pasien dan kinerja perawat telah dicapai dengan baik. Dua macam kinerja ini
di rancang untuk mendukung perawat dalam praktek sehari-hari dengan
menyediakan suatu sruktur untuk praktek tersebut dan untuk membantu
perawat dalam mengidentifikasi kontribusi keperawatan dalam perawatan
pasien.

8
F. Tujuan Standar Praktek Keperawatan
Standar praktek keperawatan mempunyai tujuan umum
untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara
memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi
kriteria pelayanan yang diharapkan berguna bagi :
1. Perawat
Pedoman membimbing perawat dalam menentukan tindakan keperawatan
yang dilakukan terhadap klien.
2. Rumah sakit
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan di rumah
sakit.
3. Klien
Perawatan yang tidak lama, biaya yang ditanggung keluarga menjadi
ringan.
4. Profesi
Alat perencanaan mencapai target dan sebagai ukuran evaluasi.
5. Tenaga kesehatan lain
Mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling
menghormati dan bekerja sama dengan baik.
G. Manfaat Praktek Keperawatan
1. Praktek Klinis
Memberikan serangkaian kondisi untuk mengevaluasi kualitas askep dan
merupakan alat mengukur mutu penampilan kerja perawat guna
memberikan feeedback untuk perbaikan.
2. Administrasi Pelayanan Keperawatan
Memberikan informasi kepada administrator yang sangat penting dalam
perencanaan pola staf, program pengembangan staf dan mengidentifikasi
isi dari program orientasi.
3. Pendidikan Keperawatan
Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi
penampilan kerja mahasiswa.

9
4. Riset Keperawatan
Hasil proses evaluasi merupakan penilitian yang pertemuannya dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitas askep.
5. Sistem Pelayanan Kesehatan
Implementasi standar dapat meningkatkan fungsi kerja tim kesehatan
dalam mengembangkan mutu askep dan peran perawat dalam tim
kesehatan sehingga terbina hubungan kerja yang baik dan memberikan
kepuasan bagi anggota tim kesehatan.
H. Metode dan Implementasi Standar Praktek Keperawatan
Metode yang digunakan untuk menyusun standar keperawatan, yaitu:
1. Proses Normatif: Standar dirumuskan berdasarkan pendapat ahli
profesional dan pola praktek klinis perawat di dalam suatu badan/institusi
tertentu.
2. Proses Empiris: Standar dirumuskan berdasarkan hasil penilitian dan
praktek keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan.
I. Jenis Standar Praktek Keperawatan
a. Menurut ANA
1. Standar I : Pengkajian
Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data tentang status
kesehatan klien.
Kriteria pengukuran :
a) Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau
kebutuhan-kebutuhan klien saat ini.
b) Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik pengkajian yang
sesuai .
c) Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang terdekat klien
dan petugas kesehatan..
d) Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan
berkesinambungan.
e) Data-data yang relevan didokumentasikan dalam bentuk yang
mudah didapatkan kembali.

10
2. Standar II :Diagnosa
Perawat menganalisa data yang dikaji untuk menentukan diagnosa.
Kriteria pengukuran :
a) Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.
b) Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang terdekat klien,
tenaga kesehatan bila memungkinkan.
c) Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang memudahkan
perencanaan perawatan.
3. Standar III: Identifikasi hasil
Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada
klien.
Kriteria pengukuran :
a) Hasil diambil dari diagnosa.
b) Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat
diukur.
c) Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang
terdekat klien dan petugas kesehatan.
d) Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas
klien saat ini dan kemampuan potensial.
e) Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-
sumber yang tersedia bagi klien.
f) Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.
g) Hasil yang diharapkan memberi arah bagi keanjutan perawatan.
4. Standar IV : Perencanaan
Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Kriteria pengukuran :
a) Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
dan kondisi klien.
b) Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang
terdekat klien dan petugas kesehatan.

11
c) Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang
d) Rencana tersebut didokumentasikan.
e) Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan
5. Standar V : Implementasi
Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari
rencana keperawatan.
Kriteria pengukuran :
a) Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang
dibuat.
b) Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.
c) Intervensi didokumentasikan
6. Standar VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah
dicapai.
Kriteria pengukuran :
a) Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.
b) Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.
c) Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.
d) Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan
untuk merevisi diagnosa, hasil-hasil dan rencana perawatan untuk
selanjutnya,
e) Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.
f) Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan
dalam proses evaluasi
b. Menurut DEPKES
1. Standar 1, pengumpulan data tentang status kesehatan klien atau pasien
dilakukan secara sistematik dan berkesinambungan. Data dapat
diperoleh, dikomunikasikan dan dicatat.
2. Standar 2, diagnosa keperawatan di rumuskan berdasarkan data status
kesehatan.

12
3. Standar 3, rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibuat
berdasarkan diagnosa keperawatan
4. Standar 4, rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan
pendekatan tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk mencapai
tujuan yang di ususn berdasarkan diagnosa keperawatan
5. Standar 5, tindakan keperawatan memberikan kesempatan klien atau
pasien untuk berpartisifasi dalam peningkatan, pemeliharaan, dan
pemulihan kesehatan.
6. Standar 6, tindakan keperawatan membantu klien atau pasien untuk
mengoptimalkan kemampuan untuk hidup sehat
7. Standar 7, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaina tujuan ditentukan
oleh klien atau pasien dan perawat.
8. Standar 8, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi
arah untuk melakukan pengkajian ulang, pengetaruran kembali urutan
priorits, penetapan tujuan baru dan perbaikan rencana asuhan
keperawatan.
c. Menurut PPNI
Menurut Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (DPP PPNI) tahun 1999, standar praktik keperawatan
merupakan komitmen professi keperawatan dalam melindungi
masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.
Di dalamnya terdapat penegasan tentang mutu pekerjaan
seorang perawat yang dianggap baik, tepat, dan benar, yang digunakan
sebagai pedoman dalam pemberian pelayanan kepeawatan diantarannya
sebagai berikut.
Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memberikan
perhatian padaupaya dan peningkatan kinerja perawat terhadap target
pencapaian tujuan.
Meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat bagi klien
sehinggadapat menekan biaya perawatan.

13
Menjaga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
dimasyarakat, komunitas, kelompok dan keluarga.

J. Faktor-faktor yang mempengaruhi Standar Praktek Keperawatan


Proses keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan
dalam aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan
kesehatan (Doengoes,2000). Proses keperawatan terbagi menjadi 5 langkah
yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Dengan tidak di lakukannya proses keperawatan yang benar maka
pasien tidak mendapat asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah
kesehatan dan mencegah masalah kesehatan yang baru bahkan memperlambat
proses kesembuhan dari pasien tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi standar praktek keperawatan antara lain
1. Kecakapan intelaktual
2. Ilmu pengetahuan
3. Percaya diri perawat
4. Sarana
5. Komunikas
6. Pengalaman kerja perawat
7. Motivasi pasien untuk sembuh
8. Kedisiplinan
K. Ciri-Ciri Standar Praktek Keperawatan
1. Otonomi dalam pekerjaan
2. Bertanggung jawab, dan bertanggung gugat
3. Pengambilan keputusan yang mandiri
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
5. Pemberian pembelaan (advocacy), dan
6. Memfasilitasi kepentingan pasien/klien
L. Kegunaan Standar Praktek Keperawatan
Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk
mengidentifikasi ukuran dan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar

14
dapat meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan pencapaian kualitas
asuhan keperawatan.
a. Pendidikan
Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi
penampilan kerja mahasiswa.
b. Puskesmas
Dapat digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain
sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik dalam
menjalankan pekerjaan sesuai profesinya dan meningkatkan pelayanan
tentunya.
c. Rumah Sakit
Dengan penggunaan standar praktek keperawatan ini tentunya akan
meningkatkan efisiensi serta juga efektifitas pelayanan keperawatan dan
ini akan berefek kepada penurunan lama rawat pasien di rumah sakit.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan
tanggung jawab PPNI karena tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap kualitas
asuhan keperawatan makin tinggi. Pengertian standar sangat luas namun harus
dapat diterima dan dicapai. Dalam pengembangan standar dibutuhkan sumber-
sumber pengembangan standar keperawatan.
Tujuan dan manfaat standar keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas
asuhan kinerja perawat dan efektifitas menejemen organisasi. Dalam
pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim
sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar
bagaimana proses pengembangan tersebut.
Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi
dan pendekatan yang saling mendukung. Standar asuhan berfokus pada hasil
pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk
memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial juga harus dikembangkan
dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi
perawat dan organisasi pelayanan.

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca supaya mempelajari dan menelaah
makalah ini sebagai referensi dalam belajar. Untuk teman-teman mahasiswa
supaya lebih giat dalam belajar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009). Fundamental of Nursing. Seven Edition.
(Terj. Andrina Ferderika). Jakarta: Salemba Medika.
Khotimah, Standar Praktek Keperawatan,
https://sites.google.com/site/stikeshusada/ikd-1/standar-praktek-keperawaan
Mindya Rina, Standar Profesional dalam Praktik Keperawatan, 12 May 2011,
http://regional.kompasiana.com/2011/05/12/standar-profesional-dalam-
praktik-keperawatan/
PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) 2012, http://www.inna-ppni.or.id
Yohana R. Kawonal, standar praktek keperawatan profesional di – indonesia,
2011
http://wahyubraddasouljah.blogspot.com/2011/11/standar-praktek-keperawatan-
profesional.html

17

Anda mungkin juga menyukai