Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


ARTI ANAK DALAM KELUARGA

DI SUSUN OLEH :
TARI MEILINDA
B.12.12.047
TINGKAT 1.A AKBID

DOSEN PEMBIMBING : H. SUHAIMI, S.Ag, SH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
PALEMBANG
2012
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT serta Shalawat dan

salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para

sahabatnya. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya juga kita dapat mengetahui dan

menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Arti Anak Dalam Keluarga”. Kami

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik,

saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah

ini di kemudian hari.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing yang telah

memberi masukan dalam pembuatan makalah ini serta semua pihak yang telah

membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami berharap semoga dengan

makalah ini kita semua lebih memahami isi yang terkandung di dalamnya.

Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam pembuatan

makalah ini kami mohon maaf dan kepada Allah kami mohon ampun. Wassalam.

Palembang, Januari 2013

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan .......................................................................................... 3
1.4 Manfaat ........................................................................................ 3
BAB II PERMASALAHAN ......................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN................................................................................ 5
3.1 Definisi anak ................................................................................ 5
3.2 Peran anak dalam keluarga........................................................... 6
3.3 Arti anak dalam keluarga ............................................................. 7
3.4 Alasan mengapa kehadiran anak sangat diharapkan ................... 8
3.5 Cara mendidik anak dalam keluarga agar kelak berkelakuan baik
Dan berhasil ................................................................................. 12
3.6 Peran orang tua terhadap anak ..................................................... 14
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 17
4.1 Kesimpulan .................................................................................. 17
4.2 Saran ............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak merupakan aset yang sangat berharga. Kehadiran anak dalam
kehidupan berumah tangga merupakan sesuatu yang wajib disyukuri karena
anaklah yang kelak akan meneruskan sejarah orang tuanya. Tidaklah sedikit
pasangan yang belum beruntung untuk mendapatkan momongan dan mereka
telah melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan dambaan hati. Namun,
Yang Maha Kuasa lain karena sebagian pasangan hingga hari tua tetap juga
belum di karunia momongan.
Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari
perkawinan antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak
menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak
pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak
Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi
pembangunan Nasional.Anak adalah asset bangsa.Masa depan bangsa dan
Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang.Semakin baik
keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan
bangsa.Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka
akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang.
Dalam sudut pandang yang dibangun oleh agama khususnya dalam hal ini
adalah agama islam, anak merupakan makhluk yang dhaif dan mulia, yang
keberadaannya adalah kewenangan dari kehendak Allah SWT dengan melalui
proses penciptaan. Oleh karena anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam
pandangan agama islam, maka anak harus diperlakukan secara manusiawi
seperti dioberi nafkah baik lahir maupun batin, sehingga kelak anak tersebut
tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung jawab

1
dalam mensosialisasikan dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya dimasa
mendatang. Dalam pengertian Islam,anak adalah titipan Allah SWT kepada
kedua orang tua, masyarakat bangsa dan negara yang kelak akan memakmurkan
dunia sebagai rahmatan lila’lamin dan sebagai pewaris ajaran islam pengertian
ini mengandung arti bahwa setiap anak yang dilahirkan harus diakui, diyakini,
dan diamankan sebagai implementasi amalan yang diterima oleh akan dari
orang tua, masyarakat, bangsa dan negara. Kehadiran seorang anak merupakan
anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan dinantikan oleh
setiap orang tua. Kehadiran anak juga akan menjadi pelengkap keluarga dan
kelak menjadi penerus orang tua.
Karunia memiliki anak bagi pasangan suami isteri merupakan harta yang
tidak ternilai. Kehadiran anak dalam keluarga akan melahirkan kegembiraan
dan sekaligus kesejukan. Tetapi, keberadaan seorang anak dalam keluarga juga
merupakan amanah yang harus dipikul, terutama oleh orang tuanya. Tanggung
jawab orang tua dalam mendidik anak adalah salah satu upaya dalam memenuhi
amanah Allah tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah saw dalam
hadist "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang
akan mendidiknya menjadi seorang nasrani, yahudi atau majusi" (Hadist
Mutafaqqun 'alaih), maka peran orang tua dalam pendidikan anak sangatlah
besar. Terutama agar dapat menjadikan seorang anak memiliki akhlaq yang
baik sesuai dengan ajaran Islam, maka sejak awal keberadaan anak, orang tua
memiliki tugas untuk mentransfer nilai-nilai Islami dalam kehidupannya.
Secara umum kehadiran anak dalam keluarga dapat dilihat sebagai faktor
yang menguntungkan orang tua dari segi psikologis, ekonomis dan sosial
(Horowirz, 1985; Suparlan, 1989; Zinn dan Eitzen, 1990). Pertama, anak dapat
lebih mengikat tali perkawinan. Kedua, orang tua merasa lebih muda dengan
membayangkan masa muda mereka melalui kegiatan anak mereka. Ketiga, anak
merupakan simbol yang menghubungkan masa depan dan masa lalu. Keempat,
orang tua memiliki makna dan tujuan hidup dengan adanya anak. Kelima, anak

2
merupakan sumber kasih sayang dan perhatian. Keenam, anak dapat
meningkatkan status seseorang. Ketujuh, anak merupakan penerus keturunan.
Kedelapan, anak merupakan pewaris harta pusaka. Kesembilan, anak juga
mempunyai nilai ekonomis yang penting.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian anak dalam Islam ?
2. Mengapa kehadiran anak dalam keluarga sangat diharapkan ?
3. Bagaimana arti anak dalam keluarga ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anak dalam Islam
2. Untuk mengetahui pentingnya kehadiran anak dalam keluarga
3. Untuk mengetahui arti anak dalam keluarga

1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita semua dapat memperoleh
pelajaran bahwa kehadiran anak dalam suatu keluarga berperan penting untuk
kebahagiaan rumah tangga selain itu anak juga merupakan amanat yang harus
di syukuri dan di jaga dengan sebaik-baiknya.

3
BAB II
PERMASALAHAN

Yang menjadi permasalahan dalam makalah ini yaitu :


1. Apa pengertian anak dalam Islam ?
2. Mengapa kehadiran anak dalam keluarga sangat diharapkan ?
3. Bagaimana arti anak dalam keluarga ?

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Definisi Anak


Berbicara tentang Anak saat ini seperti tidak ada habis-habisnya, mala
saya rasa semakin menarik karena di balik itu semua terdapat fakta-fakta
menarik tentang permasalahan anak.
Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari
perkawinan anatar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak
menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak
pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak
Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi
pembangunan Nasional.Anak adalah asset bangsa.Masa depan bangsa dan
Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang.Semakin baik
keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan
bangsa.Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka
akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang.
Pengertian Anak Dari Aspek Agama. Dalam sudut pandang yang
dibangun oleh agama khususnya dalam hal ini adalah agama islam, anak
merupakan makhluk yang dhaif dan mulia, yang keberadaannya adalah
kewenangan dari kehendak Allah SWT dengan melalui proses penciptaan. Oleh
karena anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam pandangan agama islam,
maka anak harus diperlakukan secara manusiawi seperti dioberi nafkah baik
lahir maupun batin, sehingga kelak anak tersebut tumbuh menjadi anak yang
berakhlak mulia seperti dapat bertanggung jawab dalam mensosialisasikan
dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya dimasa mendatang. Dalam
pengertian Islam,anak adalah titipan Allah SWT kepada kedua orang tua,

5
masyarakat bangsa dan negara yang kelak akan memakmurkan dunia sebagai
rahmatan lila’lamin dan sebagai pewaris ajaran islam pengertian ini
mengandung arti bahwa setiap anak yang dilahirkan harus diakui, diyakini, dan
diamankan sebagai implementasi amalan yang diterima oleh akan dari orang
tua, masyarakat, bangsa dan negara.
3.2 Peran Anak Dalam Keluarga
Setiap keluarga sangat mengharapkan datangnya seorang anak didalam
keluarga mereka.  Secara umum banyak yang berpendapat bahwa peran anak
didalam sebuah keluarga hanyalah untuk membahagiakan, berbakti  kepada
orang tua mereka, dan lain-lain. Memang pendapat itu tidaklah salah namun
apakah kita pernah menyadari jika kita selama ini hanyalah menjadi beban
didalam keluaga kita sendiri?
Tugas seorang ayah adalah mencari nafkah, menjadi pemimpin yang
berwibawa, dan menjadi panutan untuk keluarganya sedangkan tugas seorang
ibu adalah  layaknya seorang menejer dalam keluarga yaitu membantu keluarga
dalam mengurus pekerjaan rumah dan merawat anaknya.
Peran seorang anak dalam sebuah keluarga menjadi sangat beragam
ketika kita melihat perannya dari sudut pandang usia. Ketika kita masih
berumur balita, kita tidak memang tidak mempunyai peran apa-apa didalam
keluarga karena kita  mempunyai hak untuk diasuh dan dirawat oleh kedua
orang tua kita. Menginjak umur remaja sudah sepatutnya kita dapat
meringankan beban kedua orang tua kita dengan cara membantu mengurus
pekerjaan yang berhubungan dengan pribadi kita seperti mencuci sepatu,
mencuci piring, mencuci baju, membereskan kamar kita, dan lain-lain.
Menginjak umur dewasa barulah peran kita sebagai anak menjadi bertambah
banyak mengingat kita pada umur dewasa telah berkembang menjadi seorang
manusia yang dapat hidup mandiri dan tidak lagi membebankan pekerjaan
rumah pada kedua orang tua kita.

6
Namun bila kita melihat peran seorang anak dari sudut pandang sosial,
banyak sekali anak-anak yang masih kecil bisa mencari penghasilan mereka
sendiri, seperti pada kalangan menengah ke bawah banyak sekali anak-anak
yang mengamen di jalan-jalan besar karena mereka inigin membantu
keluarganya dalam mecari nafkah. Kemudian dari kalangan menengah ke atas
banyak juga anak-anak kecil yang sudah bisa mencari uang mereka sendiri
dengan cara bekerja seperti "Baim" yang bekerja sebagai aktor dalam acara-
acara televisi.
Jadi sudah seharusnya kita sebagai anak dalam keluarga sudah tahu persis
bagaimana dalam mengambil tindakan dan peranan kita didalam keluarga kita
sendiri. Jangan sampai kita terlalu menjadi beban atau terlalu tergantung pada
keluarga kita sendiri. Karena suatu saat nanti kita akan beranjak dewasa dan
terlepas dari tanggung jawab kedua orang tua kita.
3.3 Arti Anak Dalam Keluarga
Secara umum arti anak dalam keluarga dapat dilihat sebagai faktor yang
menguntungkan orang tua dari segi psikologis, ekonomis dan sosial (Horowirz,
1985; Suparlan, 1989; Zinn dan Eitzen, 1990), yaitu :
1. Anak dapat lebih mengikat tali perkawinan. Pasangan suami istri merasa
lebih puas dalam perkawinan dengan melihat perkembangan emosi dan fisik
anak. Kehadiran anak juga telah mendorong komunikasi antara suami istri
karena mereka merasakan pengalaman bersama anak mereka.
2. Orang tua merasa lebih muda dengan membayangkan masa muda mereka
melalui kegiatan anak mereka.
3. Ketiga, anak merupakan simbol yang menghubungkan masa depan dan
masa lalu. Dalam kaitan ini, orang tua sering menemukan kebahagiaan diri
mereka dalam anak-anak mereka, kepribadian, sifat, nilai, dan tingkat laku
mereka diturunkan lewat anak-anak mereka.
4. Orang tua memiliki makna dan tujuan hidup dengan adanya anak.
5. Anak merupakan sumber kasih sayang dan perhatian.

7
6. Anak dapat meningkatkan status seseorang. Pada beberapa masyarakat,
individu baru mempunyai hak suara setelah ia memiliki anak.
7. Anak merupakan penerus keturunan. Untuk mereka yang menganut sistem
patrilineal, seperti Cina, Korea, Taiwan, dan Suku Batak, adanya anak laki-
laki sangat diharapkan karena anak laki-laki akan meneruskan garis
keturunan yang diwarisi lewat nama keluarga. Keluarga yang tidak
memiliki anak laki-laki dianggap tidak memiliki garis keturunan, dan
keluarga itu dianggap akan punah.
8. Anak merupakan pewaris harta pusaka. Bagi masyarakat yang menganut
sistem matrilineal, anak perempuan selain sebagai penerus keturunan, juga
bertindak sebagai pewaris dan penjaga harta pusaka yang diwarisinya.
Sedangkan anak laki-laki hanya mempunyai hak guna atau hak pakai.
Sebaliknya, pada masyarakat yang menganut sistem patrilineal, anak laki-
lakilah yang mewariskan harta pusaka.
9. Anak juga mempunyai nilai ekonomis yang penting. Di daerah pedesaan
Jawa, anak sudah dapat membantu orang tua pada usia yang sangat muda.
White (1982) menemukan bahwa umumnya anak mulai teratur membantu
orang tua pada usia 7-9 tahun, tetapi juga ditemukan beberapa kasus anak
yang membantu sejak mereka berumur 5-6 tahun. Anak laki-laki biasanya
mengumpulkan rumput, memelihara ternak, mengolah sawah atau
pekarangan, menjaga adik, dan mengambil air. Semakin besar usia mereka,
semakin berat pekerjaan yang harus mereka lakukan.
3.4 Alasan mengapa kehadiran anak sangat diharapkan
Alasan mengapa kehadiran anak sangat diharapkan, antara lain : 
1. Nikmatnya kebersamaan dengan mereka membuat waktu berlalu seolah
tanpa jejak hingga tak meninggalkan kelelahan sedikitpun. 
2. Ketika mereka sakit, maka sakitlah jiwa kita " seandainya kita bisa
menggantikan tubuh kita untuk merasakan sakitnya mereka, seandainya
kita bisa melihat 'siapa yang akan datang' mungkin akan kita usir jauh2

8
tamu penyakit itu ". Laksana bongkahan batu yang menindih hati manakala
melihat mereka merengek karna 'sakit', lebih perih dari sekedar cuka yang
menyiram luka yang menganga. 
3. Sangat salah jika kita menganggap mereka sebagai makhluk yang lemah ,
karena nyatanya mereka mampu menancapkan pengaruh yang cukup besar
dan berarti dalam kehidupan kita, sampai kita bisa merasakan bahwa kita
seolah tidak bisa hidup tanpa mereka. 
4. Keberadaan mereka adalah sosok yang penuh dengan keceriaan dan
kegembiraan yang mampu menghantarkan kita pada suasana yang sangat
jauh dari duka lara. 
5. Terlalu sulit diuraikan dalam kata-kata untuk menggambarkan betapa
berartinya mereka dalam kehidupan kita
6. Adalah suara-suara emas yang terdengar saat mereka berbicara dan berlatih
bernyanyi, bahkan menjerit karna kegirangan sekalipun. 
7. Kelucuan wajah dan tingkah yang mereka tanamkan dalam hati membuat
hilang kepenatan yang sebenarnya tertinggal saat menjelang tidur. 
8. Teriakan dan jeritan tangis mereka untuk pertama kalinya, mampu
menghilangkan kenyerian dan kelelahan saat ' mengeluarkan 'mereka dari
dalam rahim. 
9. Terlalu sulit mengingat kejenuhan dan kelelahan saat mengandung mereka
ketika tingkat ayu dan lucu terpandang di depan mata. Dalam sekejap
kebahagiaan menyilaukan jiwa dan hati kita. 
10. Kemanakah waktu berlalu dan pergi ketika tersadar bahwa mereka tumbuh
dan berkembang begitu cepat tanpa kita sadari. Dan kita hanya bertanya
pada diri sendiri, apakah yang telah kita berikan telah cukup untuk
mereka? Rasanya belum seberapa dibandingkan dengan apa yang telah
mereka berikan untuk kebahagiaan kita karena kehadiran dan kelucuan
mereka.

9
11. Uluran tangan dan pelukan kita yang meredakan kegelisahan mereka
rasanya tidak seberapa jika dibandingkan dengan besarnya kepercayaan
mereka pada diri kita. Mereka percaya bahwa kita sanggup meredam
kegalauan hati mereka, dan pada saat yang bersamaan kita merasa berharga
karna itu. 
12. Manisnya wajah-wajah mereka ketika tidur adalah pemandangan yang
membuat kesyahduan malam yang mengantarkan kita ikut terlelap ditemani
mimpi-mimpi terindah bersama mereka. 
13. Panggilan mereka terhadap kita adalah suara-suara yang memantapkan hati
dan membuat kita tersanjung karna pengakuan mereka terhadap kita
sebagai orangtuanya. Dalam hati kitapun berjanji memperlakukan mereka
sebagai anak-anak seorang raja yang seharusnya kita junjung dan
dibimbing.
14. Hari-hari kita penuh dengan tawa sekaligus rengekan mereka , yang
membuat kita enggan dan tidak bisa jauh dari mereka meski sedetikpun. 
15. Mungkin cinta kita tidak sebanding dengan luas hati mereka
yangmenaburkan cinta dalam setiap langkah kita sepanjang hari dan
sepanjang hidup, sehingga membawa kita pada makna hidup yang lebih
berarti.
16. Senyum dan tawa mereka adalah sumber kebahagiaan kita, yang tidak
hanya sejenak bahkan seumur hidup kita, mampu menghilangkan
kepenatan masalah hidup yang berliku-liku. 
17. Sangat sakit bila dibayangkan hidup kita tanpa kehadiran mereka
18. Gelak tawa mereka laksana udara yang memberikan kita kesejukan pada
jiwa kita yang dahaga karna kelelahan. Sampai kita seolah berada dalam
alam surgawi yang penuh dengan kebahagiaan yang paling hakiki. 
19. Ketika mereka menunjukkan kepandaiannya , diam-diam kita tersentak
oleh keraguan diri kita sendiri, seberapa banyak yang telah kita ajarkan
untuk mereka? Rasanya kemampuan mereka berada jauh dari yang kita

10
bayangkan, mereka adalah makhluk-makhluk kecil yang sarat dengan
kemampuan sebagai pribadi yang kokoh dan mandiri. Padahal rasanya kita
belum seberapa mengajarkan kepada mereka.
Terkadang pasangan suami istri (Pasutri) merasa sia-sia bekerja keras jika
tidak ada keturunan dalam rumah tangga. Berbagai upaya pun akan ditempuh
untuk mendapatkan anak. Namun, Allah SWT berfirman di dalam Alquran
surat As Syura ayat 49-50: " Kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi,
Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak
perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki
kepada siapa yang Dia kehendaki ". (QS As Syura: 49) " Dia menganugerahkan
kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan
Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki.Sesungguhnya Dia Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa ". (QS As Syura: 50)
Jika sekian tahun telah dilalui tanpa hasil, suami sering mendapat saran
dari pihak keluarga, atau idenya sendiri, untuk menikah lagi, alias
(poligami). Nah, coba bayangkan, jika istri tidak bersedia atau ikhlas dimadu,
maka "cerai" akan menjadi pilihannya. Bila hal ini terjadi, untuk menghindari
perceraian, banyak hal yang dapat dilakukan pasangan suami istri, diantaranya
dengan "adopsi" anak atau yang lainnya. Bila pasutri mencintai anak itu dengan
tulus, meskipun bukan darah dagingnya sendiri, anak itu akan memberikan
balasan yang setimpal dan tumbuh menjadi anak yang selalu memberikan
perhatian yang besar meskipun mereka buka kedua orang tuanya. Memang,
banyak pasutri yang merasa tak nyaman dengan langkah ini. Bila hal ini terjadi,
mengapa pasutri tidak menerima dengan ikhlas kehidupan rumah tangganya
tanpa anak? Anggap saja masih pacaran karena 'cinta' itu tidak selalu berbuah
anak. Coba mari kita renungkan: " Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki
dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan
mandul siapa yang Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi
Maha Kuasa ". (QS As-Syura: 50) 

11
3.5 Cara mendidik anak dalam keluarga agar kelak berkelakuan baik dan
berhasil
Setiap orang tua pasti menginginkan anak yang berbakti, bersikap yang
baik kepada semua orang. Tak lepas dari itu sikap orang tua yang sangat
berperan dalam perilaku anak kelak. Berikut Cara Mendidik Anak Dalam
Keluarga Agar Kelak Baik dan Berhasil.
1. Harus Disertai Kasih Sayang
Anak sudah dapat merasakan apakah ia disayangi, diperhatikan, diterima,
dan dihargai atau tidak. Orang tua dapat menunjukkan kasih sayang secara
wajar sesuai umur anak. Dengan mencium atau membelai, berkata lembut,
hingga anak merasa ia memang disayang.Pencurahan kasih sayang ini harus
dilakukan konstan, tulus, dan nyata sehingga anak benar-benar
merasakannya.
2. Tanamkan Disiplin yang Membangun
Perlu memberlakukan tata tertib yang tidak efisien serba membatasi. Hal ini
akan menjadi pedoman bagi anak, hingga ia mengerti perilaku apa yang
diperbolehkan dan mana yang tidak. Juga mengenalkan anak pada
disiplin. Dengan demikian ia diharapkan mampu mengendalikan diri
sekaligus melatih tanggung jawab.
3. Luangkan Waktu untuk Kebersamaan
Memanfaatkan waktu bersama anak merupakan hal yang sangat penting
dalam pengasuhan anak. Dari sini akan tercipta lingkungan dan suasana
yang menunjang perkembangan. Orang tua bisa menggunakan waktu
tersebut dengan bermain bersama, berbincang-bincang, melatih
keterampilan sehari-hari, dan sebagainya.
4. Ajarkan Salah-Benar/Baik-Buruk
Hal-hal yang dapat diajarkan adalah nilai-nilai yang berlaku di lingkungan
keluarga, masyarakat sekitar dan budaya bangsa.Misalnya, adat istiadat,
norma dan nilai yang berlaku. Hal ini sangat diperlukan agar anak mudah

12
beradaptasi dengan orang lain. Mintalah anak berlaku ramah dan jujur serta
melarangnya menyakiti orang lain. Selain harus terus-menerus dan
konsisten, terangkan kenapa perbuatan menyakiti tidak bisa dilakukan
sedangkan sikap ramah diperlukan. Dengan begitu anak tahu kenapa mereka
dilarang berbuat sesuatu, serta dapat memahami apa arti salah-benar dan
baik-buruk.
5. Kembangkan Sikap Saling Menghargai
Sikap saling menghargai dapat dicontohkan. Bila orang tua berbuat salah,
jangan segan meminta maaf. Kelak ketika anak berbuat salah, dia pun tak
segan meminta maaf. Orang tua yang menghormati anak akan merangsang
anak untuk menghargai dan menghormati orang tua maupun siapa saja.
6. Perhatikan dan Dengarkan Pendapat Anak
Jika anak punya pendapat, dengarkan dan berikan perhatian tanpa berusaha
untuk mempengaruhinya. Bila perlu, kemukakan pendapat dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak. Hal ini akan membuat
hubungan orang tua dan anak jadi lebih akrab, hingga anak dapat
menyatakan perasaannya. Termasuk perasaan yang baik dan buruk, seperti
marah dan tidak senang, tanpa takut kehilangan kasih sayang dari orang tua.
7. Membantu Mengatasi Masalah
Anak butuh bimbingan kala menghadapi masalah, namun orang tua jangan
sesekali memaksakan pendapatnya. Pahami masalah sesuai sudut pandang
anak dan berikan beberapa pendapat serta doronglah anak untuk memilih
yang sesuai dengan keadaannya.
8. Melatih Anak Mengenal Diri Sendiri dan Lingkungan
Ajaklah anak mengenal dirinya. "Saya ini anak laki-laki" atau "Saya adalah
anak perempuan." Lalu mengenalkan orang lain di lingkungannya, ada ibu,
bapak, kakek, nenek, paman dan lainnya. Dengan demikian, semakin lama
pengenalan anak kian luas. Anak juga perlu dilatih mengenal emosi dan

13
cara menyalurkan emosi yang baik agar tidak menyakiti dirinya sendiri atau
orang lain.
9. Mengembangkan Kemandirian
Rangsanglah inisiatif dan berikan kebebasan untuk mengembangkan
diri. Beri kesempatan mengerjakan sesuatu menurut keinginan mereka
sendiri. Tentu saja asalkan tidak bertentangan dengan norma
masyarakat. Untuk memupuk inisiatif anak, beri pujian pada apa yang telah
berhasil dilakukan dan bukan malah mencelanya.
10. Memahami Keterbatasan Anak
Setiap individu, termasuk anak, pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan. Orang tua hendaknya jangan menuntut melebihi kemampuan
anak. Yang tak kalah penting, jangan pernah membanding-bandingkan anak
yang satu dengan anak yang lain.
11. Menerapkan Nilai Agama dalam Kehidupan Sehari-hari
Nilai-nilai agama harus diajarkan sejak usia dini sekaligus menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Cara paling baik, beri contoh dan minta anak
berlaku sama. Misalnya berdoa sebelum melakukan kegiatan apa pun,
memaafkan kesalahan orang lain, mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan
dan lain-lain.
3.6 Peran Orang Tua Terhadap Anak
Menurut Shochib,menyebutkan ada delapan yang perlu dilakukan orang
tua dalam membimbing anaknya, yaitu :
1. Perilaku yang patut dicontoh Artinya, setiap perilakunya tidak sekedar
bersifat mekanik, tetapi harus didasarkan pada kesadaran bahwa
perilakunya akan dijadikan lahan peniruan dan identifikasi bagi anak-
anaknya. Oleh karena itu pengaktualisasiannya harus senantiasa dirujukan
pada ketaatan pada nilai-nilai moral.
2. Kesadaran diri ini juga harus ditularkan pada anak-anaknya dengan
mendorong mereka agar mampu melakukan observasi diri melalui

14
komunikasi dialogis, baik secara verbal maupun nonverbal tentang prilaku
yang taat moral. Karena dengan komunikasi yang dialogis akan
menjembatani kesenjangan dan tujuan diantara dirinya dan anak-anaknya. 
3. Komunikasi dialogis yang terjadi antara orang tua dan anak-anaknya,
terutama yang berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk
memecahkan permasalan, berkenaan dengan nilai-nilai moral. Dengan
perkataan lain orang tua telah mampu melakukan kontrol terhadap perilaku-
perilaku anak-anaknya agar tetap memiliki dan meningkatkan nilai-nilai
moral sebagai dasar berperilaku. 
4. Upaya selanjutnya untuk menyuburkan ketaatan anak-anak terhadap nilai-
nilai moral data diaktualisasikan dalam menata lingkungan fisik yang
disebut momen fisik. Hal ini data mendukung terciptanya iklim yang
mengundang anak berdialog terhadap nilai-nilai moral yang dikemasnya.
Misalnya adanya hiasan dinding, mushola, lemari atau rak-rak buku yang
berisi buku agama yang mencerminkan nafas agama; ruangan yang bersih,
teratur, dan barang-barang yang tertata rapi mencerminkan nafas
keteraturan dan kebersihan; pengaturan tempat belajar dan suasana yang
sunyi mencerminkan nafas kenyamanan dan ketenangan anak dalam
melakukan belajar, pemilihan tempat tinggal dapat berisonansi untuk
mengaktifkan, menggumulkan, dan menggulatkan anak-anak dengan nilai-
nilai moral. 
5. Penataan lingkungan fisik yang melibatkan anak-anak dan berangkat dari
dunianya akan menjadikan anak semakin kokoh dalam kepemilikan
terhadap nilai-nilai moral dan semakin terundang untuk meningkatkannya.
Hal tersebut akan terjadi jika orang tua dapat mengupayakan anak-anak
untuk semakin dekat, akrab, dan intim dengan nilai-nilai moral. 
6. Penataan lingkungan sosial dapat menghadirkan situasi kebersamaan antara
anak-anak dengan orang tua. Situasi kebersamaan merupakan sarat utama
bagi terciptanya penghayatan dan pertemuan makna antara orang tua dan

15
anak-anak. Pertemuan makna ini merupakan kulminasi dari penataan
lingkungan sosial yang berindikasikan penataan lingkungan pendidikan. 
7. Penataan lingkungan pendidikan akan semakin bermakna bagi anak jika
mampu menghadirkan iklim yang menggelitik dan mendorong kejiwaannya
untuk mempelajari nilai-nilai moral. 
8. Penataan suasana psikologis semakin kokoh jika nilai-nilai moral secara
transparan dijabarkan dan diterjemahkan menjadi tatanan sosial dan budaya
dalam kehidupan keluarga. Inilah yang dinamakan penataan sosiobudaya
dalam keluarga. 
Dari kedelapan pola pembinaan terhadap anak di atas sangat diperlukan
sebagai panduan dalam membuat perubahan dan pertumbuhan anak,
memelihara harga diri anak, dan dalam menjaga hubungan erat antara orang tua
dengan anak.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Anak merupakan makhluk yang dhaif dan mulia, yang keberadaannya
adalah kewenangan dari kehendak Allah SWT dengan melalui proses
penciptaan. Oleh karena anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam
pandangan agama islam, maka anak harus diperlakukan secara manusiawi
seperti dioberi nafkah baik lahir maupun batin, sehingga kelak anak tersebut
tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung jawab
dalam mensosialisasikan dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya dimasa
mendatang.
Alasan mengapa kehadiran anak sangat diharapkan, antara lain : 
1. Nikmatnya kebersamaan dengan mereka membuat waktu berlalu seolah
tanpa jejak hingga tak meninggalkan kelelahan sedikitpun. 
2. Keberadaan mereka adalah sosok yang penuh dengan keceriaan dan
kegembiraan yang mampu menghantarkan kita pada suasana yang sangat
jauh dari duka lara. 
3. Terlalu sulit diuraikan dalam kata-kata untuk menggambarkan betapa
berartinya mereka dalam kehidupan kita
4. Adalah suara-suara emas yang terdengar saat mereka berbicara dan berlatih
bernyanyi, bahkan menjerit karna kegirangan sekalipun. 
5. Hari-hari kita penuh dengan tawa sekaligus rengekan mereka , yang
membuat kita enggan dan tidak bisa jauh dari mereka meski sedetikpun. 
6. Senyum dan tawa mereka adalah sumber kebahagiaan kita, yang tidak
hanya sejenak bahkan seumur hidup kita, mampu menghilangkan
kepenatan masalah hidup yang berliku-liku. 

17
Arti anak dalam keluarga antara lain : Pertama, anak dapat lebih mengikat
tali perkawinan. Kedua, orang tua merasa lebih muda dengan membayangkan
masa muda mereka melalui kegiatan anak mereka. Ketiga, anak merupakan
simbol yang menghubungkan masa depan dan masa lalu. Keempat, orang tua
memiliki makna dan tujuan hidup dengan adanya anak. Kelima, anak
merupakan sumber kasih sayang dan perhatian. Keenam, anak dapat
meningkatkan status seseorang. Ketujuh, anak merupakan penerus keturunan.
Kedelapan, anak merupakan pewaris harta pusaka. Kesembilan, anak juga
mempunyai nilai ekonomis yang penting.

4.2 Saran
Kami mengetahui makalah kami ini jauh dari sempurna, karena di dunia
ini tidak ada yang sempurna, maka dari itu, kritik dan saran dari para dosen dan
teman-teman sangat kami harapkan, agar terciptanya makalah yang lebih baik di
kemudian hari.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/15/definisi-anak-463129.html

http://www.sabda.org/c3i/04/jul/2006/konseling_makna_kehadiran_anak

http://www.dewanto.blogspot.com/2010/peran_anak_dalam_keluarga

19

Anda mungkin juga menyukai