Anda di halaman 1dari 40

COVER

DRAFT
DRAFT PANDUAN EVALUASI KINERJA UPTD PENGELOLAAN SAMPAH

PANDUAN EVALUASI KINERJA


UPTD PENGELOLAAN SAMPAH

COVER 0
KATA PENGANTAR

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sampah yang berada di


kabupaten/kota memiliki peran yang strategis di dalam peningkatan pencapaian akses
sanitasi, khususnya untuk akses persampahan. Saat ini sebagaian besar pengelolaan
persampahan ditangai oleh UPTD. Oleh karenanya sudah selayaknya kinerja UPTD harus
ditingkatkan terus menerus secara berkelanjutan dan pada saatnya dapat bertransformasi
dalam pengelolaan menjadi PPK-BLUD dan/atau BUMD.

Dalam rangka melakukan pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah terhadap kinerja UPTD ini, maka diperlukan instrument untuk
mengetahui kondisi factual kinerja UPTD.

Panduan evlauasi kinerja UPTD ini merupakan instrument yang dapat digunakan untuk
mengetahui kinerja UPTD secara komprehensif yang meliputi 5 (lima) aspek, yaitu aspek
pengelolaan keuangan, aspek pelayanan public, aspek pengelolaan SDM dan aspek Tata
Kelola.

Akhir kata, kami berharap Pedoman Kinerja UPTD Pengelolaan Sampah ini dapat
dimanfaatkan sebagai acuan dalam menilai kinerja UPTD dan untuk selanjutnya dapat
memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja UPTD pengelolaan sampah di
kabupaten/kota.

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................................1-1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1-1
1.2 Maksud Dan Tujuan ................................................................................................... 1-2
1.3 Ruang Lingkup ........................................................................................................... 1-2

BAB 2 PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA .................................................................2-1


2.1 Petugas Evaluasi (Evaluator) .................................................................................. 2-1
2.2 Waktu Pelaksanaan Evaluasi .................................................................................. 2-1
2.3 Pelaporan Hasil Evaluasi ......................................................................................... 2-1

BAB 3 METODE EVALUASI KINERJA .............................................................................3-1


3.1 Aspek Dan Indikator Evaluasi ................................................................................. 3-1
3.2 Tahapan Evaluasi ....................................................................................................... 3-2
3.3 Tata Cara Pengisian Kertas Kerja Penilaian ........................................................ 3-3

BAB 4 PENUTUP ................................................................................................................4-1

LAMPIRAN I INDIKATOR EVALUASI KINERJA ................................................................. 1


LAMPIRAN II KERTAS KERJA EVALUASI ......................................................................... 1
LAMPIRAN III RENCANA TINDAK PERBAIKAN KINERJA UPTD PERSAMPAHAN ...... 1

DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL

TABEL 3-1 ASPEK INDIKATOR EVALUASI DAN BOBOT ................................................ 3-1


TABEL 3-2 KATEGORI HASIL EVALUASI KINERJA .......................................................... 3-3

DAFTAR TABEL iii


1 BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perukiman (PPSP) dimaksudkan untuk
mengarusutamakan pembangunan sanitasi agar pembangunan dan layanan sanitasi
dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Pada tahun 2020-2024, program yang berada
di bawah koordinasi Kelompok Kerja Perumahan, Permukiman, Air Minum dan
Sanitasi (Pokja PPAS) Nasional ini berfokus pada peningkatan akses dan layanan
sanitasi berkelanjutan sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJMN 2020-2024.
Dalam rangka memaksimalkan upaya pencapaian fokus tersebut, dibutuhkan
peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan yang berperan dalam layanan
pengelolaan sanitasi, termasuk di dalamnya adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) di kabupaten/kota.

Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah organisasi
yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
tertentu pada Dinas atau Badan Daerah. Tugas Teknis Operasional adalah tugas
untuk melaksanakan kegiatan teknis tertentu yang secara langsung berhubungan
dengan pelayanan masyarakat. Adapun Tugas Teknis Penunjang adalah tugas
untuk melaksanakan kegiatan teknis tertentu dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas organisasi induknya. UPTD pengelolaan sampah dibentuk untuk melaksanakan
tugas teknis operasional dalam pengelolaan/pengoperasian infrastruktur, sarana dan
prasarana persampahan.

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah pusat untuk


meningkatkan kapasitas kelembagaan UPTD yang melaksanakan pengelolaan
sampah, maka diperlukan evaluasi untuk memperoleh gambaran kinerja pada setiap
UPTD. Gambaran kinerja ini juga dibutuhkan untuk mengetahui kemampuan dan/atau

PENDAHULUAN 1-1
kesiapan UPTD untuk bertransformasi secara kelembagaan pada jenjang yang lebih
tinggi yaitu menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) atau menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Selanjutnya agar evaluasi kinerja UPTD ini dapat dilaksanakan secara obyektif,
transparan, dan akuntabel, maka diperlukan suatu panduan evaluasi kinerja UPTD
Pengelolaan Sampah.

1.2 Maksud Dan Tujuan


Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi
kementerian/lembaga/pemerintah daerah serta evaluator untuk mengukur kinerja
UPTD dalam kapasitasnya sebagai operator pengelola sampah di kabupaten/kota.

Adapun tujuan dilakukan evaluasi adalah untuk:


a. Untuk memperoleh informasi kinerja UPTD dalam pengelolaan sampah.
b. Memberikan saran dan rekomendasi perbaikan bagi peningkatan kinerja UPTD
pengelolaan sampah.
c. Memantau tindak lanjut saran dan perbaikan peningkatan kinerja UPTD.
d. Menyusun profil nasional kinerja UPTD pengelolaan sampah.

1.3 Ruang Lingkup


Panduan evaluasi kinerja UPTD ini memuat 2 (dua) hal pokok yaitu pelaksanaan
evluasi kinerja dan metode evaluasi kinerja:

a. Pelaksanaan Evaluasi Kinerja

Pelaksanaan evaluasi kinerja menjelaskan tentang personil atau evaluator yang


melaksanakan evalausi, waktu pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil
evaluasi.

b. Metode Evaluasi Kinerja

Metode evaluasi menjelaskan aspek dan indikator evaluasi yang digunakan dalam
panduan ini. Aspek evaluasi terdiri dari 5 (lima) aspek yang secara keseluruhan
mewakili aspek-aspek atau unsur-unsur di dalam pengelolaan UPTD sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun pemilian indikator
pada setiap aspek telah mempertimbangankan kriteria pemilihan yaitu:
1) Indikator memiliki pengertian yang jelas.
2) Data tersedia dengan mudah.

PENDAHULUAN 1-2
3) Upaya pengumpulan data dalam jangkauan.
4) Representatif untuk keseluruhan hasil yang diharapkan.
5) Indikator terlihat dan dapat diamati.

Dalam metode evaluasi juga dijelaskan tahapan pelaksanaan evaluasi yang


dimulai dari pemahan evaluator terhadap aspek dan indikator beserta tata cara
penilaian hingga pada tata cara pengisian Kertas Kerja yaitu lembar isian/jawaban
atas pertanyaan/pernyataan yang berhubungan dengan penilaian kinerja atas
pengelolaan UPTD. Kertas kerja juga dicantumkan dalam aplikasi/format Excel
untuk mempermudah dan mempercepat pelaksanaan evaluasi.

PENDAHULUAN 1-3
2 BAB 2
PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA

2.1 Petugas Evaluasi (Evaluator)


Petugas evaluasi ditentukan oleh Kepala Dinas yang membawahi UPTD Pengelolaan
Sampah berkoordinasi melalui Pokja PPAS atau pokja dengan nama lain yang
membidangi sanitasi di kabupaten/kota.

2.2 Waktu Pelaksanaan Evaluasi


Jenis evaluasi kinerja UPTD ini adalah evaluasi end process yaitu evaluasi yang
dilaksanakan ketika seluruh program/kegiatan UPTD telah selesai dilaksanakan
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun anggaran. Oleh karenanya evaluasi akan
dilaksanakan pada akhir tahun pelaksanaan anggaran atau pada awal tahun
pelaksanaan anggaran berikutnya.

2.3 Pelaporan Hasil Evaluasi


Hasil evaluasi kinerja disampaikan secara tertulis oleh kepala UPTD dan petugas
evaluator kepada Kepala Dinas yang membawahi UPTD Pengelolaan Sampah.
Selanjutnya Kepala Dinas melaporkan hasil evaluasi kepada Kepala Daerah
Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Pokja kabupaten/kota.

PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA 2-1


3 BAB 3
METODE EVALUASI KINERJA

3.1 Aspek Dan Indikator Evaluasi


Indikator evaluasi kinerja UPTD adalah alat ukur untuk menilai kualitas UPTD dalam
pelaksanaan tugas dan fungsnya sebagai operator pengelolaan sampah yang meliputi
5 (lima) aspek yaitu:
1. Aspek Pengelolaan Keuangan
2. Aspek Pelayanan Teknis
3. Aspek Pelayanan Publik
4. Aspek Pengelolaan SDM
5. Aspek Tata Laksana

Setiap aspek terdiri dari beberapa indikator yang secara keseluruhan berjumlah 36
indikator, di mana setiap indicator telah diberi bobot, yang merupakan nilai/skor
maksimal yang dapat dicapai, sebagai berikut.

TABEL 3-1 ASPEK INDIKATOR EVALUASI DAN BOBOT

NO ASPEK INDIKATOR BOBOT


A INDIKATOR ASPEK PENGELOLAAN KEUANGAN 34
1 Rasio Keuangan
a. Rasio Kas (Cash Ratio) 2
b. Rasio Pendapatan Retribusi Terhadap Biaya Operasional 4
(RTBO)
2 Kepatuhan Pengelolaan Keuangan UPTD
a. Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntasi Pemerintah 3
b. Hasil audit Laporan Keuangan 3
c. SOP Pengelolaan Kas 1
d. SOP Pengelolaan Barang Inventaris 1
3 Optimalisasi Penarikan Retribusi (OPR) 4
4 Peningkatan Pendapatan Retribusi (PPR) 6
5 Pendapatan Retribusi dibanding Alokasi APBD 5
6 Efektivitas Pengelolaan Belanja (EPB) 5

METODE EVALUASI KINERJA 3-1


NO ASPEK INDIKATOR BOBOT
B INDIKATOR ASPEK PELAYANAN TEKNIS 24
1 Pelayanan Pengelolaan Sampah (PPS) 7
2 Pengangkutan Timbulan Sampah (PTS) 5
3 Pengurangan Timbulan Sampah (PTM) 6
4 Pelayanan TPS3R (PT) 6
C INDIKATOR ASPEK PELAYANAN PUBLIK 20
1 Terdapat maklumat standar pelayanan 2
2 Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan 2
3 Informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai 2
media
4 Terdapat media pengaduan layanan 2
5 Terdapat SOP pengaduan pelayanan 2
6 Terdapat personil yang mengelola pengaduan pelayanan 2
7 Pengaduan keluhan/complain terhadap pelayanan 2
8 Survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan 2
9 Hasil survei kepuasan masyarakat dapat diakses secara terbuka 2
10 Nilai kepuasan pengguna layanan (masyarakat) 2
D INDIKATOR ASPEK PENGELOLAAN SDM 10
1 Capaian Kinerja Pegawai (CKP) 3
2 Pengembangan kompetensi pegawai (PKP) 2
3 Tingkat Kepatuhan Pegawai (KP) 2
4 Tingkat Kesesuaian Beban Kerja (TKB) 2
5 Pemberhentian pegawai karena pelanggaran 1
E INDIKATOR ASPEK TATA KELOLA 12
1 Capaian Kinerja Program/Kegiatan 1
2 Kepemilikikan SOP untuk aktivitas atau proses kerja 2
3 Penerapan SOP dalam aktivitas atau proses kerja 2
4 Penilaian risiko kegiatan/aktivitas 2
5 Pengendalian untuk meminimalisir risiko 2
6 Penerapan e-government di lingkungan internal 1
7 Penerapan e-government untuk pelayanan 1
8 Nilai Akuntabilitas Kinerja 1
TOTAL BOBOT/NILAI 100

3.2 Tahapan Evaluasi


1. Penilai mempelajari dan memahami uraian yang termuat pada kriteria penilaian
indikator yang terdapat pada Lampiran I.
2. Menetapkan metode perolehan data yang akan digunakan untuk menilai setiap
indikator, dapat meliputi: reviu dokumen, wawancara dan/atau observasi terhadap
kondisi factual UPTD;

METODE EVALUASI KINERJA 3-2


3. Mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk menilai pemenuhan kriteria
dalam setiap indikator;
4. Melakukan perhitungan dari data dan informasi yang diperoleh dan selanjutnya
menjumlahkan skor yang diperoleh pada masing-masing indikator menjadi Total
Nilai (TN) dengan menggunakan kertas kerja sebagaimana yang terdapat pada
Lampiran II.
5. Memberikan kategori terhadap perolehan Total Nilai sebagai berikut:

TABEL 3-2 KATEGORI HASIL EVALUASI KINERJA

Total Nilai
No Kategori Hasil Evaluasi
(TN)
1 TN di atas 90 Baik/Optimal
2 70 < TN ≤ 90 Cukup Baik/Cukup Opimal
3 TN ≤ 70 Kurang Baik/Belum Optimal

6. Menyusun rekomendasi dan rencana tindak perbaikan apabila terdapat indikator


yang belum mencapai nilai maksimal, yang dituangkan dalam format pada
Lampiran III.

3.3 Tata Cara Pengisian Kertas Kerja Penilaian


Panduan evaluasi kinerja UPTD ini dilengkapi dengan aplikasi penilaian dalam format
Excel untuk memudahkan di dalam melakukan seluruh tahapan evaluasi. Kertas kerja
terdiri dari 2 (dua) unsur yaitu: I. INFORMASI UMUM dan II. ASPEK DAN INDIKATOR
PENILAIAN.

1. Lembar INFORMASI UMUM diisi dengan data UPTD yang terdiri dari:
a. Nama UPTD: diisi nama UPTD
b. Dinas Induk: diisi dengan nama Dinas yang menaungi UPTD
c. Kabupaten/Kota: diisi asal kabupaten/kota dari UPTD.
d. Provinsi: diisi asal provinsi dari UPTD.
e. Tipe UPTD: diisi dengan tipe A atau tipe B sebagaimana ketentuan yang diatur
di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Pembentukan Dan Klasifikasi Cabang Dinas Dan Unit Pelaksana
Teknis Daerah.

METODE EVALUASI KINERJA 3-3


2. Lembar ASPEK DAN INDIKATOR PENILAIAN
Memuat indikator penilaian yang harus diisi dengan mencentang salah satu kotak
yang tersedia pada setiap indikator sesuai dengan penjelasan pada Bab 3.2.
Tahapan Evaluasi.
a. Pada aplikasi Excel ini, setelah dilakukan pengisian pada Kertas Kerja
Penilaian, maka secara otomatis akan muncul hasilnya pada kertas kerja Hasil
Penilaian.
b. Selanjutnya pada aplikasi Excel ini, setelah dilakukan pengisian pada Kertas
Kerja Penilaian juga secara otomatis akan muncul indikator-indikator yang
sudah optimal sehingga tidak memerlukan perbaikan dan indikator-indikator
yang belum/kurang optimal sehingga memerlukan perbaikan sesuai yang
tertera pada Lampiran III.

METODE EVALUASI KINERJA 3-4


4 BAB 4
PENUTUP

Dengan diterbitkannya Panduan Evaluasi Kinerja UTD Pengelolaan Sampah ini diharapkan
pengelola Program PSPP di kabupaten/kota dapat melakukan penilaian terhadap kinerja
UPTD yang berperan dalam penting dalam meningkatkan pelayanan dan pembangunan
persampahan di daerah.

Hasil evaluasi dalam bentuk kategori kondisi UPTD selanjutnya dapat digunakan sebagai
acuan di dalam menetapkan kondisi UPTD pada setiap kabupaten/kota,. Hasil evaluasi
berupa rekomendasi dan/atau rencana tindak selanjutnya dapat digunakan oleh masing-
masing pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah daerah provinsi dalam rangka
melakukan perbaikan kinerja dan dapat digunakan oleh stakeholder lainnya baik di Pusat
maupun di Daerah dalam rangka melakukan pembinaan dan/atau pengawasan
penyelenggaraan Program PSPP, khususnya dalam pelaksanaan program/kegiatan melalui
UPTD.

PENUTUP 4-1
LAMPIRAN I
INDIKATOR EVALUASI KINERJA

A. INDIKATOR ASPEK PENGELOLAAN KEUANGAN

1. Rasio Keuangan

Rasio Keuangan digunakan untuk membandingkan data keuangan yang terdapat


pada pos laporan keuangan, terdiri dari:

a. Rasio Kas (Cash Ratio),

Rasio Kas (RK) digunakan untuk melihat perbandingan antara kas dan setara
kas dengan kewajiban jangka pendek.

Rumus:

𝐾𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝐾𝑎𝑠


𝑅𝐾 = 𝑥 100%
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘

Penjelasan:
(1) Kas adalah uang tunai atau saldo bank yang setiap dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan
(2) Setara kas (cash equivqlent) merupakan bagian dari asset lancar yang
sangat likuid, yang dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu 1
sampai dengan 3 bulan tanpa menghadapi risilo perubahan nilai yang
signifikan, tidak termasuk piutang dan persediaan. Contoh setara kas antara
lain deposito berjangka kurang dari 3 bulan dan cek yang jatuh tempo kurang
dari 3 bulan.
(3) Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan
dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal
neraca.

LAMPIRAN 1 1
Skor Rasio Kas (RK):

RK (%) Skor
RK > 900 1
800 < RK ≤ 900 1.25
700 < RK ≤ 800 1.50
600 < RK ≤ 700 1.75
500 < RK ≤ 600 2
400 < RK ≤ 500 1.75
300 < RK ≤ 400 1,50
200 < RK ≤ 300 1.25
100 < RK ≤ 200 1
0 < RK ≤ 100 0

Contoh perhitungan:
UPTD “A” mempunyai rasio kas sebesar 380%, maka skor untuk rasio lancar
UPTD “A” adalah 1,50.

b. Rasio Pendapatan Retribusi Terhadap Biaya Operasional (RTBO).

Digunakan untuk melihat perbandingan antara penerimaan retribusi terhadap


biaya operasional.

Perhitungan:

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
𝑅𝑇𝐵𝑂 = 𝑥 100%
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

Penjelasan:
(1) Pendapatan Retrubusi merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai
imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk
pendapatan yang berasal dari hibah, hasil Kerjasama dengan pihak lain,
tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN/APBD
(2) Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja
pegawai dan belanja barang, dan sumber dananya berasal dari penerimaaan
anggaran APBN/APBD dan pendapatan Retribusi.

LAMPIRAN 1 2
Skor penilaian hasil perhitungan:

RTBO (%) Skor


RTBO > 30 4
27 < RTBO ≤ 30 3.6
24 < RTBO ≤ 27 3.2
21 < RTBO ≤ 24 2.8
18 < RTBO ≤ 21 2.4
15 < RTBO ≤ 18 2
12 < RTBO ≤ 15 1.6
9 < RTBO ≤ 12 1.2
6 < RTBO ≤ 9 0.8
3 < RTBO ≤ 6 0.4
0 ≤ RTBO ≤ 3 0

Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai rasio Pendapatan Retribusi terhadap Biaya Operasional
sebesar 30%, maka skor rasio Pendapatan RTB terhadap Biaya Operasional
untuk UPTD “A” adalah 3,6.

2. Kepatuhan Pengelolaan Keuangan UPTD

Kepatuhan Pengelolaan Keuangan UPTD digunakan untuk menilai tingkat


kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan mengenai UPTD, terdiri dari:

a. Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntasi Pemerintah

Skor untuk waktu penyampaian Laporan Keuangan:

No Jenis Laporan Waktu Penyampaian Skor


1 Laporan disampaikan sampai dengan tanggal 15 0,6
Keuangan terlambat s.d. 30 hari 0,3
Triwulan I terlambat lebih dari 30 hari 0
2 Laporan disampaikan sampai dengan tanggal 10 0,6
Keuangan terlambat s.d. 30 hari 0,3
Semester I terlambat lebih dari 30 hari 0
3 Laporan disampaikan sampai dengan tanggal 15 0,6
Keuangan terlambat s.d. 30 hari 0,3
Triwulan III terlambat lebih dari 30 hari 0
4 Laporan disampaikan sampai dengan tanggal 20 0,6
Keuangan terlambat s.d. 30 hari 0,3
Tahunan terlambat lebih dari 30 hari 0
5 Audit Laporan Diaudit oleh auditor eksternal s.d. tanggal 31
0,6
Keuangan Mei TA berikutnya
Tahunan Diaudit oleh auditor eksternal setelah
0,3
tanggal 31 Mei TA berikutnya
Tidak diaudit 0

LAMPIRAN 1 3
b. Hasil Audit Laporan Keuangan:

Skor untuk hasil audit laporan keuangan

Hasil Audit Laporan Keuangan Skor


Wajar Tanpa Penngecualian (unqualified) 3
Wajar Dengan Pengecualian (qualified) 2.5
Tidak Berpendapat (disclaimer) 2
Tidak Wajar (adverse) 1.5
Belum/Tidak diaudit (unauditied) 0

c. SOP Pengelolaan Kas

Skor untuk penyusunan SOP Pengelolaan Kas:

Skor
SOP Pengelolaan Kas
Ya Tidak
SOP Pengelolaan Kas telah ditetapkan pemimpin
1 0
UPTD

d. SOP Pengelolaan Barang Inventaris

Skor untuk penyusunan SOP Pengelolaan Barang Inventaris:

Skor
SOP Pengelolaan Barang Inventaris
Ya Tidak
SOP Pengelolaan Barang Inventaris telah
1 0
ditetapkan pemimpin UPTD

3. Optimalisasi Penarikan Retribusi (OPR)

Indikator ini digunakan untuk mengetahui capaian UPTD dalam merealisasikan


target pendapatan retribusi dari air limbah domestik yang telah ditetapkan.

Perhitungan:

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖


𝑂𝑃𝑅 = 𝑥 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖

Penjelasan:
(1) Target pendapatan dari retribusi adalah target pendapatan retribusi
persampahan yang telah ditetapkan di awal tahun perencanaan.

LAMPIRAN 1 4
(2) Realisasi pendapatan adalah pendapatan yang diterima oleh UPTD dari
penarikan retribusi persampahan dalam satu tahun

Skor penilaian hasil perhitungan:


OPR (%) Skor
OPR = 100 4
80 ≤ OPR < 100 3
60 ≤ OPR < 80 2
OPR < 60 1

Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai optimalisasi penarikan pendapatan retribusi sebesar
70%, maka skor optimalisasi penarikan pendapatan retribusi untuk UPTD “A” adalah
2.

4. Peningkatan Pendapatan Retribusi (PPR)

Indikator ini digunakan untuk mengetahui capaian UPTD dalam meningkatkan


pendapatan retribusi dari tahun ke tahun.

Perhitungan:

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡 − 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡 − 1


𝑃𝑃𝑅 = 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡 − 1

Penjelasan:
(1) Pendapatan retribusi tahun t adalah pendapatan retibusi pada tahun ini.
(2) Pendapatan retribusi tahun t – 1 adalah pendapatan retribusi pada tahun
sebelumnya.

Skor penilaian hasil perhitungan:


PPR (%) Skor
PPR ≥ 30 6
25 ≤ PPR < 30 5
20 ≤ PPR < 25 4
15 ≤ PPR < 20 3
10 ≤ PPR < 15 2
5 ≤ PPR < 10 1
PPR < 5 0

Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai peningkatan pendapatan retribusi sebesar 20%, maka
skor peningkatan pendapatan retribusi untuk UPTD “A” adalah 4.

LAMPIRAN 1 5
5. Pendapatan Retribusi dibanding Alokasi APBD (PRA)

Indikator ini untuk mengetahui kemampuan UPTD di dalam pembiayaan operasi


dan/atau pelayanan air limbah melalui besaran pendanaan yang bersumber dari
retribusi dibanding dengan pendanaan yang bersumber dari alokasi APBD pada
UPTD yang bersangkutan.

Perhitungan:

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖


𝑅𝑅𝐴 = 𝑥100%
𝐴𝑙𝑜𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑃𝐵𝐷 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈𝑃𝑇𝐷

Penjelasan:
(1) Realisasi pendapatan adalah pendapatan yang diterima oleh UPTD dari
penarikan retribusi persampahan dalam satu tahun.
(2) Alokasi APBD untuk UPTD adalah alokasi pendanaan pada APBD yang
ditujukan untuk biaya pelayanan serta operasi dan pemeliharaan, di luar belanja
modal dan pegawai.

Skor penilaian hasil perhitungan:


PRA Skor
PRA ≥ 25 5
20 ≤ PRA < 25 4
15 ≤ PRA < 20 3
10 ≤ PRA < 15 2
5 ≤ PRA < 10 1
PRA < 5 0

Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai pendapatan retribusi dibanding alokasi APBD sebesar
15%, maka skor pendapatan retribusi dibanding alokasi APBD untuk UPTD “A”
adalah 3.

6. Efektivitas Pengelolaan Belanja (EPB)

Indikator ini digunakan untuk mengukur ketepatan dalam alokasi anggaran dan
pemanfaatan atas alokasi belanja UPTD dalam meningkatkan layanan kepada
masyarakat.

Perhitungan:

% 𝛥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ


𝐸𝑃𝐵 = 𝑥 100%
% 𝛥 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑈𝑃𝑇𝐷

LAMPIRAN 1 6
Penjelasan:
(1) Total anggaran UPTD adalah seluruh belanja langsung (belanja pegawai,
belanja barang/jasa dan belanja modal) yang dialokasikan untuk kegiatan UPTD.
(2) Tingkat pemenuhan kapasitas pelayanan persampahan adalah jumlah kapasitas
yang dipakai dibanding dengan kapasitas terpasang.

Skor penilaian hasil perhitungan:

EPB (%) Skor


EPB ≥ 100 atau EPB < 0 atau ꭃ 6
75 ≤ EPB < 100 5
50 ≤ EPB < 75 4
25 ≤ EPB < 50 3
0 ≤ EPB < 25 2

Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai efektivitas pengelolaan belanja sebesar 70%, maka skor
efektivitas pengelolaan belanja untuk UPTD “A” adalah 4.

B. INDIKATOR ASPEK PELAYANAN TEKNIS

1. Pelayanan Pengelolaan Sampah (PPS)

Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan dalam melakukan perluasan


cakupan pelayanan persampahan terhadap Rumah Tangga (RT)

Perhitungan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑇 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖
𝑃𝑃𝑆 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑇 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎

Penjelasan:
(1) Jumlah RT terlayani adalah jumlah RT yang terlayani pengangkutan sampah
(2) Jumlah RT seluruhnya adalah jumlah RT yang terdapat di kab/kota yang
bersangkutan.

Skor penilaian hasil perhitungan:


PPS (%) Skor
PPS ≥ 90 7
80 ≤ PPS < 90 6
70 ≤ PPS < 80 5
60 ≤ PPS < 70 4
50 < PPS < 60 3
40 < PPS < 50 2
PPS < 40 1

LAMPIRAN 1 7
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai pelayanan pengelolaan sampah sebesar 70%, maka skor
pelayanan pengelolaan sampah untuk UPTD “A” adalah 5.

2. Pengangkutan Timbulan Sampah (PTS)

Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan UPTD dalam melakukan


kegiatan pengangkutan timbulan sampah ke TPA

Perhitungan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡


𝑃𝑇𝑆 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎

Penjelasan:
(1) Jumlah timbulan sampah adalah jumlah timbulan sampah rumah tangga atau
sejenis sampah rumah tangga.
(2) Jumlah timbulan sampah yang terangkut adalah jumlah sampah rumah tangga
atau sejenis sampah rumah tangga yang dapat diangkut ke tempat pemrosesan
akhir sampah (TPA).

Skor penilaian hasil perhitungan:


PTS (%) Skor
PTS ≥ 95 5
80 ≤ PTS < 95 4
65 ≤ PTS < 80 3
40 ≤ PTS < 65 2
PTS < 40 1

Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai pengangkutan timbulan sampah sebesar 65%, maka skor
pengangkutan timbulan sampah untuk UPTD “A” adalah 3.

3. Pengurangan Timbulan Sampah (PTM)

Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan UPTD dalam melakukan upaya
pengurangan timbulan sampah yang seharusnya diangkut ke TPA.

Perhitungan:
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡 − 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡 − 1
𝑃𝑇𝑀 = 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡 − 1

LAMPIRAN 1 8
Penjelasan:
(1) Pengurangan timbulan sampah tahun t adalah jumlah pengurangan timbulan
sampah pada tahun ini
(2) Penguarangan timbulan sampah tahun t – 1 adalah pengurangan timbulan
sampah pada tahun sebelumnya

Skor penilaian hasil perhitungan:


PTM (%) Skor
PTM > 25 6
20 < PTM ≤ 25 5
15 < PTM ≤ 20 4
10 < PTM ≤ 15 3
5 < PTM ≤ 10 2
0 < PTM ≤ 5 1
PTM = 0 0

Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai pengurangan timbulan sampah sebesar 15%, maka skor
pengurangan timbulan sampah untuk UPTD “A” adalah 4.

4. Pelayanan TPS3R (PTR)

Indikator ini digunakan untuk mengukur cakupan pelayanan Tempat Pengolahan


Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) yang ditangani oleh UPTD pada Rumah
Tangga (RT) yang terdapat di kabupaten/kota.

Perhitungan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑇 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 𝑇𝑃𝑆3𝑅


𝑃𝑇𝑅 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑇 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎

Penjelasan:
(1) Jumlah RT terlayani TPS3R adalah jumlah RT yang terlayani TPS3R di
kab/kota.
(2) Jumlah RT seluruhnya adalah jumlah RT yang terdapat di kab/kota yang
bersangkutan.

LAMPIRAN 1 9
Skor hasil perhitungan:
PTR (%) Skor
PTR > 25 6
20 < PTR ≤ 25 5
15 < PTR ≤ 20 4
10 < PTR ≤ 15 3
5 < PTR ≤ 10 2
0 < PTR ≤ 5 1
PTR = 0 0

Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai pelayanan TPS3R sebesar 20%, maka skor pelayanan
TPS3R untuk UPTD “A” adalah 5.

C. INDIKATOR ASPEK PELAYANAN PUBLIK

1. Terdapat Maklumat Standar Pelayanan.

Diukur berdasarkan keberadaan dokumen Maklumat Standar Pelayanan yang telah


ditetapkan melalui SK Pimpinan

Skor penilaian sebagai berikut:


Keberadaan dokumen SK maklumat standar pelayanan Skor
Ada 2
Tidak 0

2. Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan

Organisasi telah menetapkan SOP standar pelayanan melalui SK Pimpinan.

Skor penilaian sebagai berikut:


Keberadaan dokumen SK penetapan SOP standar pelayanan Skor
Ada 2
Tidak 0

3. Informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai media;

Diukur dari keberadaan media untuk menyampaikan informasi pelayanan kepada


masyarakat, baik media cetak, elektronik, aplikasi/website

LAMPIRAN 1 10
Skor penilaian sebagai berikut:
Keberadaan media untuk menyampaikan informasi pelayanan
Skor
kepada masyarakat.
Ada 2
Tidak 0

4. Terdapat media pengaduan layanan

Diukur dari keberadaan media untuk menyampaikan pengaduan pelayanan dari


pengguna layanan (masyarakat), dalam bentuk manual atau aplikasi/website.

Skor penilaian sebagai berikut:


Keberadaan media pengaduan pelayanan Skor
Ada 2
Tidak 0

5. Terdapat SOP pengaduan pelayanan

Diukur berdasarkan keberadaan dokumen SOP pengaduan layanan yang telah


ditetapkan oleh Pimpinan.

Skor penilaian sebagai berikut:


Keberadaan dokumen SOP pengaduan pelayanan Skor
Ada 2
Tidak 0

6. Terdapat personil yang mengelola pengaduan pelayanan

Diukur dari keberadaan dokumen atau SK yang menunjuk personil yang ditugaskan
untuk mengelola pengaduan.

Skor penilaian sebagai berikut:


Keberadaan dokumen tugas pengelola pengaduan pelayanan Skor
Ada 2
Tidak 0

7. Pengaduan keluhan/complain terhadap pelayanan

Diukur dari ada atau tidaknya pengaduan keluhan/complain terhadap pelayanan


yang disampaikan oleh pengguna layanan (masyarakat)

LAMPIRAN 1 11
Skor penilaian sebagai berikut:
Pengaduan keluhan/complain terhadap pelayanan Skor
Ada 0
Tidak 2

8. Dilakukan survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan.

Diukur berdasarkan telah dilakukannya survei kepuasan pengguna layanan


(masyarakat) terhadap pelayanan telah dilakukan

Skor penilaian sebagai berikut:


Keberadaan dokumen survei kepuasan pengguna layanan (masyarakat) Skor
Ada 2
Tidak 0

9. Hasil survei kepuasan masyarakat dapat diakses secara terbuka.

Diukur dari keberadaan media yang dapat digunakan bagi pengguna layanan
(masyarakat) untuk mengakses hasil survei. Media dapat berupa media cetak atau
aplikasi/website.

Skor penilaian sebagai berikut:


Keberadaan media untuk akses survei kepuasan pengguna layanan
Skor
(masyarakat)
Ada 2
Tidak 0

10. Nilai kepuasan pengguna layanan (masyarakat)

Diukur dari besaran nilai hasl survei kepuasan pengguna layanan (masyarakat) yang
diperoleh pada tahun yang bersangkutan.

Skor penilaian sebagai berikut:


Hasil survei kepuasan pengguna layanan (masyarakat) Skor
Nilai 4/A/Sangat Baik 2
Nilai 3/B/ Baik 1.5
Nilai 2/C/Kurang Baik 1
Nilai 1/D/Tidak Baik 0.5
Tidak ada hasil survei 0

LAMPIRAN 1 12
D. INDIKATOR ASPEK PENGELOLAAN SDM

1. Capaian Kinerja Pegawai (CKP)

Indikator ini digunakan untuk mengetahui capain kinerja pegawai yang telah
ditetapkan sebagaimana yang terdapat pada dokumen hasil penilaian SKP (Sasaran
Kinerja Pegawai)

Perhitungan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐵𝑎𝑖𝑘


𝐶𝐾𝑃 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖

Penjelasan:
(1) Pegawai dengan kinerja Baik adalah pegawai yang memiliki nilai pencapaian
SKP minimal Baik
(2) Jumlah pegawai adalah jumlah pegawai yang memiliki/membuat SKP
seluruhnya.

Skor penilaian hasil perhitungan:


CKP (%) Skor
CKP ≥ 90 3
80 ≤ CKP < 90 2.5
70 ≤ CKP < 80 2
60 ≤ CKP < 70 1.5
50 ≤ CKP < 60 1
40 ≤ CKP < 50 0.50
CKP < 40 0

Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai capaian kinerja pegawai sebesar 70%, maka skor
capaian kinerja pegawai untuk UPTD “A” adalah 2

2. Pengembangan Kompetensi Pegawai (PKP)

Indikator ini digunakan untuk mengetahui pengembangan kompetensi pegawai pada


UPTD yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundangan yaitu setiap
pegawai harus memenuhi pelatihan minimal 20 jam pelatihan (jamlat) per tahun.

Perhitungan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝐽𝑎𝑚𝑙𝑎𝑡 20 𝐽𝑎𝑚


𝑃𝐾𝑃 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖

LAMPIRAN 1 13
Penjelasan:
(1) Jumlah pegawai yang memenuhi Jamlat 20 jam adalah PNS yang telah
mengikuti pelatihan minimal 20 jam per tahun.
(2) Jumlah pegawai adalah jumlah PNS seluruhnya yang terdapat di UPTD yang
bersangkutan.

Skor penilaian hasil perhitungan:


PKP (%) Skor
PKP = 100 2
80 ≤ PKP < 100 1.75
60 ≤ PKP < 80 1.50
40 ≤ PKP < 60 1.25
20 ≤ PKP < 40 1
10 ≤ PKP < 20 0.75
1 ≤ PKP < 10 0.50
PKP = 0 0
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai pengembangan kmpetensi pegawai sebesar 80%, maka
skor pengembangan kompetensi pegawai untuk UPTD “A” adalah 1.75

3. Tingkat Kepatuhan Pegawai (TKP)

Indikator ini digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap pembinaan pegawai


yang diindikasikan keberhasilnnya dengan perilaku Baik pada seluruh pegawai.

Perhitungan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢 𝐵𝑎𝑖𝑘


𝑇𝐾𝑃 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖
Penjelasan:
(1) Jumlah pegawai dengan perilaku Baik adalah jumlah pegawai yang tidak
melakukan pelanggaran terhadap disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai.
(2) Jumlah pegawai adalah pegawai UPTD seluruhnya.

LAMPIRAN 1 14
Skor penilaian hasil perhitungan:
TKP (%) Skor
TKP = 100 2
80 ≤ TKP < 100 1.75
60 ≤ TKP < 80 1.50
40 ≤ TKP < 60 1.25
20 ≤ TKP < 40 1
10 ≤ TKP < 20 0.75
1 ≤ TKP < 10 0.50
TKP = 0 0
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai tingkat kepatuhan pegawai sebesar 70%, maka skor
tingkat kepatuhan pegawai untuk UPTD “A” adalah 1.5.

4. Kesuaian Analisis Beban Kerja

Indikator ini digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap ketepatan jumlah


personil yang ada di UPTD saat ini dengan jumlah personil berdasarkan hasil
Analisis Beban Kerja.

Perhitungan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖
𝑇𝐾𝑃 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

Penjelasan:
(1) Jumlah pegawai adalah jumlah pegawai UPTD yang ada saat ini (eksisting)
(2) Jumlah pegawai pada analisis beban kerja adalah jumlah pegawai yang
seharusnya ada berdasarkan hasil analisis beban kerja.

Skor penilaian hasil perhitungan:


TKP (%) Skor
95 ≥TKP ≤ 100 2
TKP < 95 1.5
TKP > 100 1
TKP=0 0
(Tidak/belum ada
analisis beban kerja)
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai tingkat kepatuhan pegawai sebesar 98%, maka skor
tingkat kepatuhan pegawai untuk UPTD “A” adalah 2

LAMPIRAN 1 15
5. Pemberhentian pegawai karena pelanggaran

Pemberhentian pegawai karena penjatuhan sanksi atas pelanggaran tertentu


sebagaimana yang ditetapkan oleh peraturan.

Terdapat pegawai diberhentikan karena pelanggaran peraturan Skor


Ada 0
Tidak Ada 2

E. INDIKATOR ASPEK TATA KELOLA

1. Capaian Kinerja Program/Kegiatan

Indikator ini digunakan untuk mengukur kinerja UPTD dalam pelaksanaan


tugas/kegiatan selama 1 (satu) tahun anggaran

Perhitungan:

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛


𝐾𝑆𝑂𝑃 = 𝑥 100%
𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛
Penjelasan:
(1) Realisai pelaksanaan program atau kegiatan adalah realisasi pelaksanaan
program/kegiatan sebagaimana yang tercantum di dalam laporan kinerja
(2) Rencana program atau kegiatan adalah rencana pelaksanaan program/kegiatan
sebagaimana yang tercantu di dalam dokumen rencana kerja dan anggaran,

Skor penilaian hasil perhitungan:


CKPK (%) Skor
CKPK ≥ 95 1
85 ≤ CKPK < 95 0.50
CKPK < 85 0

2. Kepemilkan SOP untuk aktivitas atau proses kerja (KSOP)

Indikator ini digunakan untuk mengukur ketersediaan SOP untuk mendukung proses
pelaksanaan kegiatan pada seluruh aktivitas yang meliputi dari perencanaan hingga
monitoring. Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilakukan pemeriksaan (review
dokumen) terhadap dokumen SOP.

Perhitungan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑂𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑖𝑠𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛
𝐾𝑆𝑂𝑃 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑂𝑃 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑛𝑦𝑎

LAMPIRAN 1 16
Penjelasan:
(1) Jumlah SOP seluruhnya adalah jumlah SOP yang telah disusun oleh UPTD
(2) Jumlah SOP yang telah dsahkan adalah jumlah SOP yang telah ditetapkan oleh
pimpinan UPTD melalui SK.

Skor penilaian hasil perhitungan:


KSOP (%) Skor
KSOP = 100 2
80 ≤ KSOP < 100 1.75
60 ≤ KSOP < 80 1.50
40 ≤ KSOP < 60 1
20 ≤ KSOP < 40 0.75
10 ≤ KSOP < 20 0.50
1 ≤ KSOP < 10 0.25
KSOP = 0 0

3. Penerapan SOP dalam aktivitas atau proses kerja (PSOP)

Indikator ini digunakan untuk mengukur penerapan SOP yang telah ditetapkan telah
dalam proses kerja sehari-hari. Untuk mengetahui hal tersebut dapat melalu
pemeriksaaan terhadap dokumen bukti/rekaman penerapan (SOP).

Perhitungan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑂𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


𝑃𝑆𝑂𝑃 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑂𝑃 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎

Penjelasan:
(1) Jumlah SOP seluruhnya adalah jumlah SOP yang telah ditetapkan.
(2) Jumlah SOP yang telah diterapkan adakan jumlah SOP yang diterapkan pada
proses kerja sehari-hari.

Skor penilaian hasil perhitungan:


PSOP (%) Skor
PSOP = 100 2
80 ≤ PSOP < 100 1.75
60 ≤ PSOP < 80 1.50
40 ≤ PSOP < 60 1
20 ≤ PSOP < 40 0.75
10 ≤ PSOP < 20 0.50
1 ≤ PSOP < 10 0.25
PSOP = 0 0

LAMPIRAN 1 17
4. Penilaian risiko kegiatan/aktivitas (PRK)

Indikator ini digunakan untuk mengukur penerapan manajemen risiko yaitu dengan
melakukan penilaian risiko terhadap seluruh kegiatan/aktivitas dan termuat di dalam
dokumen penilaian resiko.

Perhitungan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜


𝑃𝑅𝐾 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Skor penilaian hasil perhitungan:
PRK (%) Skor
PRK = 100 2
80 ≤ PRK < 100 1.75
60 ≤ PRK < 80 1.50
40 ≤ PRK < 60 1
20 ≤ PRK < 40 0.75
10 ≤ PRK < 20 0.50
1 ≤ PRK < 10 0.25
PRK = 0 0

5. Pengendalian untuk meminimalisir risiko

Indikator ini digunakan untuk mengukur penerapan manajemen risiko yaitu dengan
melakukan pengendalian risiko telah dilakukan dan termuat di dalam dokumen
pengendalian resiko dan/atau dokumen laporan pelaksanaan kegiatan.

Skor penilaian sebagai berikut:


Keberadaan dokumen pengendalian risiko Skor
Ya 2
Tidak 0

6. Penerapan e-government (SPBE) di lingkungan internal

Indikator penerapan e-goverment atau Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik


(SPBE) di lingkungan internal digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas
pengelolaan melalui sistem elektronik untuk mendukung kelancaran tugas yang
terdiri dari: 1) Layanan Naskah Dinas; 2) Layanan Manajemen Kepegawaian; 3)
Layanan Manajemen Perencanaan; 4) Layanan Manajemen Penganggaran; 5)
Layanan Manajemen Keuangan; 6) Layanan Manajemen Kinerja; dan 7) Layanan
Pengadaan. Untuk mengetahui penerapan e-government dapat dilakukan

LAMPIRAN 1 18
pemeriksaan terhadap dokumen manual e-government dan atau aplikasi yang
digunakan/tersedia/

Skor penilaian sebagai berikut:


Penerapan e-government (SPBE) di lingkungan internal Skor
7 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE 1
5.s.d. 6 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE 0.75
3 s.d. 4 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE 0.50
1 s.d. 2 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE 0.25
Belum ada layanan dilaksanakan melalui SPBE 0

7. Penerapkan e-government (SPBE) untuk pelayanan.

Indikator penerapan e-goverment atau Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik


(SPBE) untuk pelayanan digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas
pengelolaan melalui sistem elektronik, baik yang bersifat pelayanan kepada
masyarakat (misalnya website/aplikasi untuk penyediaan informasi kepada
masyarakat, sistem pengaduan, dll), dan/atau bersifat transaksional (misalnya
masyarakat dapat mengajukan permohonan sebagai pelanggan melalui
website/aplikasi, melakukan pembayaran, dll). Untuk mengetahui penerapan e-
government dapat dilakukan pemeriksaan terhadap dokumen manual e-goverment
dan/atau sistem informasi/aplikasi.

Skor penilaian sebagai berikut:


Penerapan e-government (SPBE) untuk pelayanan Skor
Minimal 4 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE 1
3 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE 0.75
2 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE 0.50
1 layanan dilaksanakan melalui SPBE 0.25
Belum ada layanan dilaksanakan melalui SPBE 0

8. Nilai Akuntabilitas Kinerja

Indikator nilai akuntabilitas kinerja digunakan untuk mengukur tingkat akuntabilitas


kinerja UPTD sebagaimana yang tercantum pada dokumen hasil penilaian SAKIP
organisasi. Apabila UPTD tidak dinilai tersendiri, maka melihat hasil penilaian
organisasi induknya (Dinas).

LAMPIRAN 1 19
Skor penilaian sebagai berikut:
Nilai LAK/SAKIP Skor
Nilai AA 1
Nilai A 0.85
Nilai BB 0.70
Nilai B 0.55
Nilai CC 0.40
Nilai C 0.25
Nilai D 0.10

LAMPIRAN 1 20
LAMPIRAN II
KERTAS KERJA EVALUASI
LAMPIRAN II. KERTAS KERJA EVALUASI KINERJA
EVALUASI KINERJA UPTD PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN/KOTA
EVALUASI KINERJA UPTD PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN/KOTA

TOTAL NILAI 0

PETUNJUK PENGISIAN
1. Di bawah judul terdapat TOTAL NILAI yang merupakan hasil penilaian atau skor pada setiap indikator. Total Nilai
akan muncul angka atau besarannya setelah indikator-indikator diisi/dilakukan centrang pada kolom chekbox .

2. Pengisian form evaluasi terdiri dari INFORMASI UMUM dan ASPEK DAN INDIKATOR KINERJA. Untuk FORM
INFORMASI UMUM, cara pengisiannya sudah tertera pada form tersebut.
3. Pengisian form ASPEK DAN INDIKATOR KINERJA dilakukan dengan cara mencentrang salah satu kotak (chekbox )
sesuai dengan hasil perhitungan atau data pada lembar kuesioner (Daftar Pertanyaan) yang terdapat pada
LAMPIRAN II pedoman ini.

I INFORMASI UMUM

1. Nama UPTD : diisi dengan nama UPTD


2. Nama Dinas : diisi nama Dinas induknya
3. Kabupaten/Kota : diisi nama kabupaten/kota
4. Provinsi : diisi nama provinsi
5. Tipe UPTD diisi tipe UPTD, tipe A atau B sesuai Permendagri Nomor 12 Tahun 2017 Tentang
: Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan UPTD
6. Tahun Pembentukan : diisi tahun pembentukan UPTD sesuai dengan peraturan pembentukannya

II ASPEK DAN INDIKATOR EVALUASI


BOBOT NILAI
A ASPEK PENGELOLAAN KEUANGAN 34 0

1. Rasio Keuangan
a. Rasio Kas (RK)
RK > 900 800 < RK ≤ 900 700 < RK ≤ 800
600 < RK ≤ 700 500 < RK ≤ 600 400 < RK ≤ 500
300 < RK ≤ 400 200 < RK ≤ 300 100 < RK ≤ 200
0 < RK ≤ 100

b. Rasio Pendapatan Retribusi Terhadap Biaya Operasional (RTBO).


RTBO > 30 27 < RTBO ≤ 30 24 < RTBO ≤ 27
21 < RTBO ≤ 24 18 < RTBO ≤ 21 15 < RTBO ≤ 18
12 < RTBO ≤ 15 9 < RTBO ≤ 12 6 < RTBO ≤ 9
3 < RTBO ≤ 6 0 ≤ RTBO ≤ 3

2. Kepatuhan Pengelolaan Keuangan UPTD


a. Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntasi Pemerintah
1) Penyampaian Laporan Keuangan Triwulan I
disampaikan sampai dengan tanggal 15
terlambat s.d. 30 hari
terlambat lebih dari 30 hari
2) Laporan Keuangan Semester I
disampaikan sampai dengan tanggal 10
terlambat s.d. 30 hari
terlambat lebih dari 30 hari

LAMPIRAN 2 1
3) Laporan Keuangan Triwulan III
disampaikan sampai dengan tanggal 15
terlambat s.d. 30 hari
terlambat lebih dari 30 hari
4) Laporan Keuangan Tahunan
disampaikan sampai dengan tanggal 20
terlambat s.d. 30 hari
terlambat lebih dari 30 hari
5) Audit Laporan Keuangan Tahunan
Diaudit oleh auditor eksternal s.d. tanggal 31 Mei TA berikutnya
Diaudit oleh auditor eksternal setelah tanggal 31 Mei TA berikutnya
Tidak diaudit

b. Hasil Audit Laporan Keuangan


Wajar Tanpa Penngecualian (unqualified)
Wajar Dengan Pengecualian (qualified)
Tidak Berpendapat (disclaimer)
Tidak Wajar (adverse)
Belum/Tidak diaudit (unauditied)

c. SOP Pengelolaan Kas telah ditetapkan oleh pimpinan UPTD


Ya TIdak

d. SOP Pengelolaan Barang Inventaris telah ditetapkan pemimpin UPTD


Ya TIdak

3. Optimalisasi Penarikan Retribusi (OPR);


OPR = 100 80 ≤ OPR < 100 60 ≤ OPR < 80
OPR < 60

4. Peningkatan Pendapatan Retribusi (PPR);


PPR ≥ 30 25 ≤ PPR < 30 20 ≤ PPR < 25
15 ≤ PPR < 20 10 ≤ PPR < 15 5 ≤ PPR < 10
PPR < 5

5. Pendapatan Retribusi dibanding Alokasi APBD (PRA);


PRA ≥ 25 20 ≤ PRA < 25 15 ≤ PRA < 20
10 ≤ PRA < 15 5 ≤ PRA < 10 PRA < 5

6. Efektivitas Pengelolaan Belanja (EPB);


EPB ≥ 100 atau 75 ≤ EPB < 100 50 ≤ EPB < 75
EPB < 0 atau ꭃ
25 ≤ EPB < 50 0 ≤ EPB < 25

B ASPEK PELAYANAN TEKNIS 24 0

1. Pelayanan Pengelolaan Sampah (PPS)


PPS ≥ 90 80 ≤ PPS < 90 70 ≤ PPS < 80
60 ≤ PPS < 70 50 < PPS < 60 40 < PPS < 50
PPS < 40

2. Pengangkutan Timbulan Sampah (PTS);


PTS ≥ 95 80 ≤ PTS < 95 65 ≤ PTS < 80
40 ≤ PTS < 65 PTS < 40

LAMPIRAN 2 2
3. Pengurangan Timbulan Sampah (PTM)
PTM > 25 20 < PTM ≤ 25 15 < PTM ≤ 20
10 < PTM ≤ 15 5 < PTM ≤ 10 0 < PTM ≤ 5
PTM = 0

4. Pelayanan TPS3R (PTR)


PTR > 25 20 < PTR ≤ 25 15 < PTR ≤ 20
10 < PTR ≤ 15 5 < PTR ≤ 10 0 < PTR ≤ 5
PTR = 0

C ASPEK PELAYANAN PUBLIK 20 0

1. Terdapat Maklumat Standar Pelayanan


Ya TIdak

2. Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan


Ya TIdak

3. Informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai media


Ya TIdak

4. Terdapat media pengaduan layanan


Ya TIdak

5. Terdapat SOP pengaduan pelayanan


Ya TIdak

6. Terdapat personil yang mengelola pengaduan pelayanan


Ya TIdak

7. Terdapat pengaduan keluhan/complain terhadap pelayanan


Ya TIdak

8. Dilakukan survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan


Ya TIdak

9. Hasil survei kepuasan masyarakat dapat diakses secara terbuka


Ya TIdak

10. Nilai kepuasan pengguna layanan (masyarakat)


Nilai 4/A/Sangat Nilai 3/B/ Baik Nilai 2/C/Kurang
Baik Baik
Nilai 1/D/Tidak Tidak ada hasil
Baik survei

D ASPEK PENGELOLAAN SDM 10 0

1. Capaian Kinerja Pegawai (CKP)


CKP ≥ 90 80 ≤ CKP < 90 70 ≤ CKP < 80
60 ≤ CKP < 70 50 ≤ CKP < 60 40 ≤ CKP < 50
CKP < 40

2. Pengembangan Kompetensi Pegawai (PKP)


PKP = 100 80 ≤ PKP < 100 60 ≤ PKP < 80
40 ≤ PKP < 60 20 ≤ PKP < 40 10 ≤ PKP < 20
1 ≤ PKP < 10 PKP = 0

LAMPIRAN 2 3
3. Tingkat Kepatuhan Pegawai (TKP)
TKP ≥ 90 80 ≤ KPP < 90 70 ≤ KPP < 80
60 ≤ KPP < 70 50 ≤ KPP < 60 40 ≤ KPP < 50
KPP < 40 PKP = 0

4. Tingkat Kesesuaian Beban Kerja (TKB)


95 ≥TKP ≤ 100 TKP < 95 TKP > 100
TKP=0

5. Pemberhentian pegawai karena pelanggaran


Tidak Ada Ada

E INDIKATOR ASPEK TATA KELOLA 12 0


1. Capaian Kinerja Program/Kegiatan (CKPK)
CKPK ≥ 95 85 ≤ CKPK < 95 CKPK < 85

2. Kepemilkan SOP untuk aktivitas atau proses kerja (KSOP)


KSOP = 100 80 ≤ KSOP < 100 60 ≤ KSOP < 80
40 ≤ KSOP < 60 20 ≤ KSOP < 40 10 ≤ KSOP < 20
1 ≤ KSOP < 10 KSOP = 0

3. Penerapan SOP dalam aktivitas atau proses kerja (PSOP)


PSOP = 100 80 ≤ PSOP < 100 60 ≤ PSOP < 80
40 ≤ PSOP < 60 20 ≤ PSOP < 40 10 ≤ PSOP < 20
1 ≤ PSOP < 10 PSOP = 0

4. Penilaian risiko kegiatan/aktivitas (PRK)


PRK = 100 80 ≤ PRK < 100 60 ≤ PRK < 80
40 ≤ PRK < 60 20 ≤ PRK < 40 10 ≤ PRK < 20
1 ≤ PRK < 10 PRK = 0

5. Pengendalian untuk meminimalisir risiko


Ada Tidak Ada

6. Penerapan e-government (SPBE) di lingkungan internal


7 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE
5.s.d. 6 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE
3 s.d. 4 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE
1 s.d. 2 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE
Belum ada layanan dilaksanakan melalui SPBE

7. Penerapkan e-government (SPBE) untuk pelayanan


Minimal 4 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE
3 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE
2 layanan telah dilaksanakan melalui SPBE
1 layanan dilaksanakan melalui SPBE
Belum ada layanan dilaksanakan melalui SPBE

8. Nilai Akuntabilitas Kinerja


Nilai AA Nilai A Nilai BB
Nilai B Nilai CC Nilai C
Nilai D

LAMPIRAN 2 4
LAMPIRAN III
RENCANA TINDAK PERBAIKAN
KINERJA UPTD PERSAMPAHAN
PERLU / TIDAK
RENCANA TINDAK
NO ASPEK KINERJA PERLU WAKTU
PERBAIKAN
PERBAIKAN
A ASPEK PENGELOLAAN
KEUANGAN
1. Rasio Keuangan
a. Rasio Kas (RK)
b. Rasio Pendapatan Retribusi
Terhadap Biaya Operasional
(RTBO).
2. Kepatuhan Pengelolaan
Keuangan UPTD
a. Laporan Keuangan Berdasarkan
Standar Akuntasi Pemerintah
1) Penyampaian Laporan
Keuangan Triwulan I
2) Laporan Keuangan Semester I
3) Laporan Keuangan Triwulan III
4) Laporan Keuangan Tahunan
5) Audit Laporan Keuangan
Tahunan
b. Hasil Audit Laporan Keuangan
c. SOP Pengelolaan Kas telah
ditetapkan oleh pimpinan UPTD
d. SOP Pengelolaan Barang
Inventaris telah ditetapkan
pemimpin UPTD
3. Optimalisasi Penarikan Retribusi
(OPR);
4. Peningkatan Pendapatan
Retribusi (PPR);
5. Pendapatan Retribusi dibanding
Alokasi APBD (PRA);
6. Efektivitas Pengelolaan Belanja
(EPB);

B ASPEK PELAYANAN TEKNIS


1. Pelayanan Pengelolaan Sampah
(PPS)
2. Pengangkutan Timbulan Sampah
(PTS);

LAMPIRAN 3 1
PERLU / TIDAK
RENCANA TINDAK
NO ASPEK KINERJA PERLU WAKTU
PERBAIKAN
PERBAIKAN
3. Pengurangan Timbulan Sampah
(PTM)
4. Pelayanan TPS3R (PTR)

C ASPEK PELAYANAN PUBLIK


1. Terdapat Maklumat Standar
Pelayanan
2. Terdapat SOP bagi pelaksanaan
standar pelayanan
3. Informasi tentang pelayanan
mudah diakses melalui berbagai
media
4. Terdapat media pengaduan
layanan
5. Terdapat SOP pengaduan
pelayanan
6. Terdapat personil yang
mengelola pengaduan pelayanan
7. Terdapat pengaduan
keluhan/complain terhadap
pelayanan
8. Dilakukan survei kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan
9. Hasil survei kepuasan
masyarakat dapat diakses
secara terbuka
10. Nilai kepuasan pengguna
layanan (masyarakat)

D ASPEK PENGELOLAAN SDM


1. Capaian Kinerja Pegawai (CKP)
2. Pengembangan Kompetensi
Pegawai (PKP)
3. Tingkat Kepatuhan Pegawai
(TKP)
4. Tingkat Kesesuaian Beban Kerja
(TKB)
5. Pemberhentian pegawai karena
pelanggaran

E INDIKATOR ASPEK TATA


KELOLA
1. Capaian Kinerja
Program/Kegiatan (CKPK)
2. Kepemilkan SOP untuk aktivitas
atau proses kerja (KSOP)
3. Penerapan SOP dalam aktivitas
atau proses kerja (PSOP)
4. Penilaian risiko kegiatan/aktivitas
(PRK)
5. Pengendalian untuk
meminimalisir risiko

LAMPIRAN 3 2
PERLU / TIDAK
RENCANA TINDAK
NO ASPEK KINERJA PERLU WAKTU
PERBAIKAN
PERBAIKAN
6. Penerapan e-government
(SPBE) di lingkungan internal
7. Penerapkan e-government
(SPBE) untuk pelayanan
8. Nilai Akuntabilitas Kinerja

LAMPIRAN 3 3

Anda mungkin juga menyukai