DRAFT
DRAFT PANDUAN EVALUASI KINERJA UPTD PENGELOLAAN SAMPAH
COVER 0
KATA PENGANTAR
Dalam rangka melakukan pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah terhadap kinerja UPTD ini, maka diperlukan instrument untuk
mengetahui kondisi factual kinerja UPTD.
Panduan evlauasi kinerja UPTD ini merupakan instrument yang dapat digunakan untuk
mengetahui kinerja UPTD secara komprehensif yang meliputi 5 (lima) aspek, yaitu aspek
pengelolaan keuangan, aspek pelayanan public, aspek pengelolaan SDM dan aspek Tata
Kelola.
Akhir kata, kami berharap Pedoman Kinerja UPTD Pengelolaan Sampah ini dapat
dimanfaatkan sebagai acuan dalam menilai kinerja UPTD dan untuk selanjutnya dapat
memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja UPTD pengelolaan sampah di
kabupaten/kota.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL
Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah organisasi
yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
tertentu pada Dinas atau Badan Daerah. Tugas Teknis Operasional adalah tugas
untuk melaksanakan kegiatan teknis tertentu yang secara langsung berhubungan
dengan pelayanan masyarakat. Adapun Tugas Teknis Penunjang adalah tugas
untuk melaksanakan kegiatan teknis tertentu dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas organisasi induknya. UPTD pengelolaan sampah dibentuk untuk melaksanakan
tugas teknis operasional dalam pengelolaan/pengoperasian infrastruktur, sarana dan
prasarana persampahan.
PENDAHULUAN 1-1
kesiapan UPTD untuk bertransformasi secara kelembagaan pada jenjang yang lebih
tinggi yaitu menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) atau menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Selanjutnya agar evaluasi kinerja UPTD ini dapat dilaksanakan secara obyektif,
transparan, dan akuntabel, maka diperlukan suatu panduan evaluasi kinerja UPTD
Pengelolaan Sampah.
Metode evaluasi menjelaskan aspek dan indikator evaluasi yang digunakan dalam
panduan ini. Aspek evaluasi terdiri dari 5 (lima) aspek yang secara keseluruhan
mewakili aspek-aspek atau unsur-unsur di dalam pengelolaan UPTD sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun pemilian indikator
pada setiap aspek telah mempertimbangankan kriteria pemilihan yaitu:
1) Indikator memiliki pengertian yang jelas.
2) Data tersedia dengan mudah.
PENDAHULUAN 1-2
3) Upaya pengumpulan data dalam jangkauan.
4) Representatif untuk keseluruhan hasil yang diharapkan.
5) Indikator terlihat dan dapat diamati.
PENDAHULUAN 1-3
2 BAB 2
PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA
Setiap aspek terdiri dari beberapa indikator yang secara keseluruhan berjumlah 36
indikator, di mana setiap indicator telah diberi bobot, yang merupakan nilai/skor
maksimal yang dapat dicapai, sebagai berikut.
Total Nilai
No Kategori Hasil Evaluasi
(TN)
1 TN di atas 90 Baik/Optimal
2 70 < TN ≤ 90 Cukup Baik/Cukup Opimal
3 TN ≤ 70 Kurang Baik/Belum Optimal
1. Lembar INFORMASI UMUM diisi dengan data UPTD yang terdiri dari:
a. Nama UPTD: diisi nama UPTD
b. Dinas Induk: diisi dengan nama Dinas yang menaungi UPTD
c. Kabupaten/Kota: diisi asal kabupaten/kota dari UPTD.
d. Provinsi: diisi asal provinsi dari UPTD.
e. Tipe UPTD: diisi dengan tipe A atau tipe B sebagaimana ketentuan yang diatur
di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Pembentukan Dan Klasifikasi Cabang Dinas Dan Unit Pelaksana
Teknis Daerah.
Dengan diterbitkannya Panduan Evaluasi Kinerja UTD Pengelolaan Sampah ini diharapkan
pengelola Program PSPP di kabupaten/kota dapat melakukan penilaian terhadap kinerja
UPTD yang berperan dalam penting dalam meningkatkan pelayanan dan pembangunan
persampahan di daerah.
Hasil evaluasi dalam bentuk kategori kondisi UPTD selanjutnya dapat digunakan sebagai
acuan di dalam menetapkan kondisi UPTD pada setiap kabupaten/kota,. Hasil evaluasi
berupa rekomendasi dan/atau rencana tindak selanjutnya dapat digunakan oleh masing-
masing pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah daerah provinsi dalam rangka
melakukan perbaikan kinerja dan dapat digunakan oleh stakeholder lainnya baik di Pusat
maupun di Daerah dalam rangka melakukan pembinaan dan/atau pengawasan
penyelenggaraan Program PSPP, khususnya dalam pelaksanaan program/kegiatan melalui
UPTD.
PENUTUP 4-1
LAMPIRAN I
INDIKATOR EVALUASI KINERJA
1. Rasio Keuangan
Rasio Kas (RK) digunakan untuk melihat perbandingan antara kas dan setara
kas dengan kewajiban jangka pendek.
Rumus:
Penjelasan:
(1) Kas adalah uang tunai atau saldo bank yang setiap dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan
(2) Setara kas (cash equivqlent) merupakan bagian dari asset lancar yang
sangat likuid, yang dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu 1
sampai dengan 3 bulan tanpa menghadapi risilo perubahan nilai yang
signifikan, tidak termasuk piutang dan persediaan. Contoh setara kas antara
lain deposito berjangka kurang dari 3 bulan dan cek yang jatuh tempo kurang
dari 3 bulan.
(3) Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan
dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal
neraca.
LAMPIRAN 1 1
Skor Rasio Kas (RK):
RK (%) Skor
RK > 900 1
800 < RK ≤ 900 1.25
700 < RK ≤ 800 1.50
600 < RK ≤ 700 1.75
500 < RK ≤ 600 2
400 < RK ≤ 500 1.75
300 < RK ≤ 400 1,50
200 < RK ≤ 300 1.25
100 < RK ≤ 200 1
0 < RK ≤ 100 0
Contoh perhitungan:
UPTD “A” mempunyai rasio kas sebesar 380%, maka skor untuk rasio lancar
UPTD “A” adalah 1,50.
Perhitungan:
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
𝑅𝑇𝐵𝑂 = 𝑥 100%
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
Penjelasan:
(1) Pendapatan Retrubusi merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai
imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk
pendapatan yang berasal dari hibah, hasil Kerjasama dengan pihak lain,
tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN/APBD
(2) Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja
pegawai dan belanja barang, dan sumber dananya berasal dari penerimaaan
anggaran APBN/APBD dan pendapatan Retribusi.
LAMPIRAN 1 2
Skor penilaian hasil perhitungan:
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai rasio Pendapatan Retribusi terhadap Biaya Operasional
sebesar 30%, maka skor rasio Pendapatan RTB terhadap Biaya Operasional
untuk UPTD “A” adalah 3,6.
LAMPIRAN 1 3
b. Hasil Audit Laporan Keuangan:
Skor
SOP Pengelolaan Kas
Ya Tidak
SOP Pengelolaan Kas telah ditetapkan pemimpin
1 0
UPTD
Skor
SOP Pengelolaan Barang Inventaris
Ya Tidak
SOP Pengelolaan Barang Inventaris telah
1 0
ditetapkan pemimpin UPTD
Perhitungan:
Penjelasan:
(1) Target pendapatan dari retribusi adalah target pendapatan retribusi
persampahan yang telah ditetapkan di awal tahun perencanaan.
LAMPIRAN 1 4
(2) Realisasi pendapatan adalah pendapatan yang diterima oleh UPTD dari
penarikan retribusi persampahan dalam satu tahun
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai optimalisasi penarikan pendapatan retribusi sebesar
70%, maka skor optimalisasi penarikan pendapatan retribusi untuk UPTD “A” adalah
2.
Perhitungan:
Penjelasan:
(1) Pendapatan retribusi tahun t adalah pendapatan retibusi pada tahun ini.
(2) Pendapatan retribusi tahun t – 1 adalah pendapatan retribusi pada tahun
sebelumnya.
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai peningkatan pendapatan retribusi sebesar 20%, maka
skor peningkatan pendapatan retribusi untuk UPTD “A” adalah 4.
LAMPIRAN 1 5
5. Pendapatan Retribusi dibanding Alokasi APBD (PRA)
Perhitungan:
Penjelasan:
(1) Realisasi pendapatan adalah pendapatan yang diterima oleh UPTD dari
penarikan retribusi persampahan dalam satu tahun.
(2) Alokasi APBD untuk UPTD adalah alokasi pendanaan pada APBD yang
ditujukan untuk biaya pelayanan serta operasi dan pemeliharaan, di luar belanja
modal dan pegawai.
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai pendapatan retribusi dibanding alokasi APBD sebesar
15%, maka skor pendapatan retribusi dibanding alokasi APBD untuk UPTD “A”
adalah 3.
Indikator ini digunakan untuk mengukur ketepatan dalam alokasi anggaran dan
pemanfaatan atas alokasi belanja UPTD dalam meningkatkan layanan kepada
masyarakat.
Perhitungan:
LAMPIRAN 1 6
Penjelasan:
(1) Total anggaran UPTD adalah seluruh belanja langsung (belanja pegawai,
belanja barang/jasa dan belanja modal) yang dialokasikan untuk kegiatan UPTD.
(2) Tingkat pemenuhan kapasitas pelayanan persampahan adalah jumlah kapasitas
yang dipakai dibanding dengan kapasitas terpasang.
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai efektivitas pengelolaan belanja sebesar 70%, maka skor
efektivitas pengelolaan belanja untuk UPTD “A” adalah 4.
Perhitungan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑇 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖
𝑃𝑃𝑆 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑇 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
Penjelasan:
(1) Jumlah RT terlayani adalah jumlah RT yang terlayani pengangkutan sampah
(2) Jumlah RT seluruhnya adalah jumlah RT yang terdapat di kab/kota yang
bersangkutan.
LAMPIRAN 1 7
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai pelayanan pengelolaan sampah sebesar 70%, maka skor
pelayanan pengelolaan sampah untuk UPTD “A” adalah 5.
Perhitungan:
Penjelasan:
(1) Jumlah timbulan sampah adalah jumlah timbulan sampah rumah tangga atau
sejenis sampah rumah tangga.
(2) Jumlah timbulan sampah yang terangkut adalah jumlah sampah rumah tangga
atau sejenis sampah rumah tangga yang dapat diangkut ke tempat pemrosesan
akhir sampah (TPA).
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai pengangkutan timbulan sampah sebesar 65%, maka skor
pengangkutan timbulan sampah untuk UPTD “A” adalah 3.
Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan UPTD dalam melakukan upaya
pengurangan timbulan sampah yang seharusnya diangkut ke TPA.
Perhitungan:
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡 − 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡 − 1
𝑃𝑇𝑀 = 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡 − 1
LAMPIRAN 1 8
Penjelasan:
(1) Pengurangan timbulan sampah tahun t adalah jumlah pengurangan timbulan
sampah pada tahun ini
(2) Penguarangan timbulan sampah tahun t – 1 adalah pengurangan timbulan
sampah pada tahun sebelumnya
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai pengurangan timbulan sampah sebesar 15%, maka skor
pengurangan timbulan sampah untuk UPTD “A” adalah 4.
Perhitungan:
Penjelasan:
(1) Jumlah RT terlayani TPS3R adalah jumlah RT yang terlayani TPS3R di
kab/kota.
(2) Jumlah RT seluruhnya adalah jumlah RT yang terdapat di kab/kota yang
bersangkutan.
LAMPIRAN 1 9
Skor hasil perhitungan:
PTR (%) Skor
PTR > 25 6
20 < PTR ≤ 25 5
15 < PTR ≤ 20 4
10 < PTR ≤ 15 3
5 < PTR ≤ 10 2
0 < PTR ≤ 5 1
PTR = 0 0
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai pelayanan TPS3R sebesar 20%, maka skor pelayanan
TPS3R untuk UPTD “A” adalah 5.
LAMPIRAN 1 10
Skor penilaian sebagai berikut:
Keberadaan media untuk menyampaikan informasi pelayanan
Skor
kepada masyarakat.
Ada 2
Tidak 0
Diukur dari keberadaan dokumen atau SK yang menunjuk personil yang ditugaskan
untuk mengelola pengaduan.
LAMPIRAN 1 11
Skor penilaian sebagai berikut:
Pengaduan keluhan/complain terhadap pelayanan Skor
Ada 0
Tidak 2
Diukur dari keberadaan media yang dapat digunakan bagi pengguna layanan
(masyarakat) untuk mengakses hasil survei. Media dapat berupa media cetak atau
aplikasi/website.
Diukur dari besaran nilai hasl survei kepuasan pengguna layanan (masyarakat) yang
diperoleh pada tahun yang bersangkutan.
LAMPIRAN 1 12
D. INDIKATOR ASPEK PENGELOLAAN SDM
Indikator ini digunakan untuk mengetahui capain kinerja pegawai yang telah
ditetapkan sebagaimana yang terdapat pada dokumen hasil penilaian SKP (Sasaran
Kinerja Pegawai)
Perhitungan:
Penjelasan:
(1) Pegawai dengan kinerja Baik adalah pegawai yang memiliki nilai pencapaian
SKP minimal Baik
(2) Jumlah pegawai adalah jumlah pegawai yang memiliki/membuat SKP
seluruhnya.
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai capaian kinerja pegawai sebesar 70%, maka skor
capaian kinerja pegawai untuk UPTD “A” adalah 2
Perhitungan:
LAMPIRAN 1 13
Penjelasan:
(1) Jumlah pegawai yang memenuhi Jamlat 20 jam adalah PNS yang telah
mengikuti pelatihan minimal 20 jam per tahun.
(2) Jumlah pegawai adalah jumlah PNS seluruhnya yang terdapat di UPTD yang
bersangkutan.
Perhitungan:
LAMPIRAN 1 14
Skor penilaian hasil perhitungan:
TKP (%) Skor
TKP = 100 2
80 ≤ TKP < 100 1.75
60 ≤ TKP < 80 1.50
40 ≤ TKP < 60 1.25
20 ≤ TKP < 40 1
10 ≤ TKP < 20 0.75
1 ≤ TKP < 10 0.50
TKP = 0 0
Contoh penilaian:
UPTD “A” mempunyai nilai tingkat kepatuhan pegawai sebesar 70%, maka skor
tingkat kepatuhan pegawai untuk UPTD “A” adalah 1.5.
Perhitungan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖
𝑇𝐾𝑃 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
Penjelasan:
(1) Jumlah pegawai adalah jumlah pegawai UPTD yang ada saat ini (eksisting)
(2) Jumlah pegawai pada analisis beban kerja adalah jumlah pegawai yang
seharusnya ada berdasarkan hasil analisis beban kerja.
LAMPIRAN 1 15
5. Pemberhentian pegawai karena pelanggaran
Perhitungan:
Indikator ini digunakan untuk mengukur ketersediaan SOP untuk mendukung proses
pelaksanaan kegiatan pada seluruh aktivitas yang meliputi dari perencanaan hingga
monitoring. Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilakukan pemeriksaan (review
dokumen) terhadap dokumen SOP.
Perhitungan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑂𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑖𝑠𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛
𝐾𝑆𝑂𝑃 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑂𝑃 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑛𝑦𝑎
LAMPIRAN 1 16
Penjelasan:
(1) Jumlah SOP seluruhnya adalah jumlah SOP yang telah disusun oleh UPTD
(2) Jumlah SOP yang telah dsahkan adalah jumlah SOP yang telah ditetapkan oleh
pimpinan UPTD melalui SK.
Indikator ini digunakan untuk mengukur penerapan SOP yang telah ditetapkan telah
dalam proses kerja sehari-hari. Untuk mengetahui hal tersebut dapat melalu
pemeriksaaan terhadap dokumen bukti/rekaman penerapan (SOP).
Perhitungan:
Penjelasan:
(1) Jumlah SOP seluruhnya adalah jumlah SOP yang telah ditetapkan.
(2) Jumlah SOP yang telah diterapkan adakan jumlah SOP yang diterapkan pada
proses kerja sehari-hari.
LAMPIRAN 1 17
4. Penilaian risiko kegiatan/aktivitas (PRK)
Indikator ini digunakan untuk mengukur penerapan manajemen risiko yaitu dengan
melakukan penilaian risiko terhadap seluruh kegiatan/aktivitas dan termuat di dalam
dokumen penilaian resiko.
Perhitungan:
Indikator ini digunakan untuk mengukur penerapan manajemen risiko yaitu dengan
melakukan pengendalian risiko telah dilakukan dan termuat di dalam dokumen
pengendalian resiko dan/atau dokumen laporan pelaksanaan kegiatan.
LAMPIRAN 1 18
pemeriksaan terhadap dokumen manual e-government dan atau aplikasi yang
digunakan/tersedia/
LAMPIRAN 1 19
Skor penilaian sebagai berikut:
Nilai LAK/SAKIP Skor
Nilai AA 1
Nilai A 0.85
Nilai BB 0.70
Nilai B 0.55
Nilai CC 0.40
Nilai C 0.25
Nilai D 0.10
LAMPIRAN 1 20
LAMPIRAN II
KERTAS KERJA EVALUASI
LAMPIRAN II. KERTAS KERJA EVALUASI KINERJA
EVALUASI KINERJA UPTD PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN/KOTA
EVALUASI KINERJA UPTD PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN/KOTA
TOTAL NILAI 0
PETUNJUK PENGISIAN
1. Di bawah judul terdapat TOTAL NILAI yang merupakan hasil penilaian atau skor pada setiap indikator. Total Nilai
akan muncul angka atau besarannya setelah indikator-indikator diisi/dilakukan centrang pada kolom chekbox .
2. Pengisian form evaluasi terdiri dari INFORMASI UMUM dan ASPEK DAN INDIKATOR KINERJA. Untuk FORM
INFORMASI UMUM, cara pengisiannya sudah tertera pada form tersebut.
3. Pengisian form ASPEK DAN INDIKATOR KINERJA dilakukan dengan cara mencentrang salah satu kotak (chekbox )
sesuai dengan hasil perhitungan atau data pada lembar kuesioner (Daftar Pertanyaan) yang terdapat pada
LAMPIRAN II pedoman ini.
I INFORMASI UMUM
1. Rasio Keuangan
a. Rasio Kas (RK)
RK > 900 800 < RK ≤ 900 700 < RK ≤ 800
600 < RK ≤ 700 500 < RK ≤ 600 400 < RK ≤ 500
300 < RK ≤ 400 200 < RK ≤ 300 100 < RK ≤ 200
0 < RK ≤ 100
LAMPIRAN 2 1
3) Laporan Keuangan Triwulan III
disampaikan sampai dengan tanggal 15
terlambat s.d. 30 hari
terlambat lebih dari 30 hari
4) Laporan Keuangan Tahunan
disampaikan sampai dengan tanggal 20
terlambat s.d. 30 hari
terlambat lebih dari 30 hari
5) Audit Laporan Keuangan Tahunan
Diaudit oleh auditor eksternal s.d. tanggal 31 Mei TA berikutnya
Diaudit oleh auditor eksternal setelah tanggal 31 Mei TA berikutnya
Tidak diaudit
LAMPIRAN 2 2
3. Pengurangan Timbulan Sampah (PTM)
PTM > 25 20 < PTM ≤ 25 15 < PTM ≤ 20
10 < PTM ≤ 15 5 < PTM ≤ 10 0 < PTM ≤ 5
PTM = 0
LAMPIRAN 2 3
3. Tingkat Kepatuhan Pegawai (TKP)
TKP ≥ 90 80 ≤ KPP < 90 70 ≤ KPP < 80
60 ≤ KPP < 70 50 ≤ KPP < 60 40 ≤ KPP < 50
KPP < 40 PKP = 0
LAMPIRAN 2 4
LAMPIRAN III
RENCANA TINDAK PERBAIKAN
KINERJA UPTD PERSAMPAHAN
PERLU / TIDAK
RENCANA TINDAK
NO ASPEK KINERJA PERLU WAKTU
PERBAIKAN
PERBAIKAN
A ASPEK PENGELOLAAN
KEUANGAN
1. Rasio Keuangan
a. Rasio Kas (RK)
b. Rasio Pendapatan Retribusi
Terhadap Biaya Operasional
(RTBO).
2. Kepatuhan Pengelolaan
Keuangan UPTD
a. Laporan Keuangan Berdasarkan
Standar Akuntasi Pemerintah
1) Penyampaian Laporan
Keuangan Triwulan I
2) Laporan Keuangan Semester I
3) Laporan Keuangan Triwulan III
4) Laporan Keuangan Tahunan
5) Audit Laporan Keuangan
Tahunan
b. Hasil Audit Laporan Keuangan
c. SOP Pengelolaan Kas telah
ditetapkan oleh pimpinan UPTD
d. SOP Pengelolaan Barang
Inventaris telah ditetapkan
pemimpin UPTD
3. Optimalisasi Penarikan Retribusi
(OPR);
4. Peningkatan Pendapatan
Retribusi (PPR);
5. Pendapatan Retribusi dibanding
Alokasi APBD (PRA);
6. Efektivitas Pengelolaan Belanja
(EPB);
LAMPIRAN 3 1
PERLU / TIDAK
RENCANA TINDAK
NO ASPEK KINERJA PERLU WAKTU
PERBAIKAN
PERBAIKAN
3. Pengurangan Timbulan Sampah
(PTM)
4. Pelayanan TPS3R (PTR)
LAMPIRAN 3 2
PERLU / TIDAK
RENCANA TINDAK
NO ASPEK KINERJA PERLU WAKTU
PERBAIKAN
PERBAIKAN
6. Penerapan e-government
(SPBE) di lingkungan internal
7. Penerapkan e-government
(SPBE) untuk pelayanan
8. Nilai Akuntabilitas Kinerja
LAMPIRAN 3 3