Audit Intern
AUDIT KINERJA
Pusdiklatwas BPKP
Jl. Beringin II, Pandansari, Ciawi, Bogor 16720
Telp. (0251) 8249001 - 8249003
Fax. (0251) 8248986 - 8248987
Email : pusdiklat@bpkp.go.id
Website : http://pusdiklatwas.bpkp.go.id
e-Learning : http://lms.bpkp.go.id
Pusdiklatwas BPKP sebagai salah satu instansi penyelenggara pendidikan dan pelatihan,
berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi para pengguna jasanya. Kami menyadari
bahwa pelatihan selain harus memberikan pemahaman terhadap suatu pengetahuan, juga
harus memberikan keterampilan untuk mampu menerapkan pengetahuan tersebut. Setelah
pelaksanaan diklat diharapkan peserta diklat siap menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh di tempat kerjanya. Untuk itu, selain modul yang bermuatan konsep-konsep,
bahan ajar pelatihan di Pusdiklatwas BPKP dilengkapi dengan modul buku kerja.
Modul buku kerja akan digunakan sebagai bahan latihan dalam menerapkan konsep-konsep
yang terkait. Melalui proses survei di lapangan, perbaikan berkelanjutan, dan kendali mutu yang
cukup, kami berusaha untuk dapat menyajikan modul buku kerja yang dapat mencerminkan
kondisi yang terjadi di lapangan.
Buku kerja ini adalah salah satu bahan ajar tertulis untuk digunakan pada proses pembelajaran
diklat yang dilaksanakan oleh Pusdiklatwas BPKP. Buku Kerja ini tidak dimaksudkan untuk
menjadi satu-satunya referensi yang berkenaan dengan substansi materinya. Peserta diklat
diharapkan memperkaya pemahamannya melalui berbagai referensi lain yang terkait.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi atas terwujudnya modul ini.
Kata Pengantar............................................................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................................................iii
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 69
Audit kinerja dilakukan melalui beberapa tahapan. Pada setiap tahap terdapat prosedur yang
harus diikuti oleh auditor untuk mencapai hasil yang telah direncanakan. Pengembangan
prosedur disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi auditor di lapangan. Pelaksanaan audit
kinerja secara bertahap dimaksudkan agar audit dapat dilaksanakan secara sistematis sehingga
mutu hasil audit terjamin. Berikut adalah overview dari setiap tahapan audit kinerja sesuai
modul audit intern.
1. PERENCANAAN
Langkah pertama dalam memulai suatu penugasan adalah menentukan tujuan (apa
yang akan dicapai) dan lingkup penugasan (apa yang akan diuji). Tujuan audit kinerja
adalah untuk memberikan penilaian atas pencapaian prestasi atau unjuk kerja dari
instansi pemerintah dalam hal keekonomisan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
tugas dan fungsinya. Lingkup penugasan terkait proses, tingkatan, dan wilayah
tertentu yang akan diuji. Secara umum lingkup penugasan audit kinerja yaitu
pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah. Keputusan menentukan lingkup penugasan secara lebih spesifik
memerlukan professional judgement.
b. Pemahaman Auditan
Penilaian ini dilakukan untuk menjamin bahwa indikator kinerja yang digunakan
benar‐benar dapat menggambarkan kinerja instansi yang diaudit, sesuai dengan
tujuan pendirian organisasi sebagaimana tertuang dalam pernyataan visi, misi/ tugas
pokok dan fungsi, tujuan dan sasaran, serta strategi organisasi.
Indikator kinerja dianggap cukup bila memenuhi karakteristik: spesifik, dapat diukur,
relevan, dan komprehensif.
2) Dapat diukur berarti tersedia data kinerja yang obyektif untuk mengukur
capaian dari indikator kinerja tersebut dan menggunakan satuan ukuran yang
umum digunakan seperti prosentase, buah, unit dan sebagainya.
2
2014 |Pusdiklatwas BPKP
dalam pernyataan visi, misi/tugas pokok dan fungsi, tujuan dan sasaran, serta
strategi organisasi.
Dalam audit kinerja, pendekatan audit berbasis risiko lebih ditekankan pada risiko
yang terkait dengan aspek ekonomis, efisiensi, dan efektivitas dalam pengelolaan
keuangan dan pencapaian tujuan/sasaran dari pelaksanaan tugas dan fungsi
auditan.
Beberapa hal yang dapat memicu timbulnya risiko yang harus dipertimbangkan
auditor dalam menilai risiko yang dihadapi auditan antara lain:
Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menetapkan apa, dimana, kapan, mengapa, dan
bagaimana sesuatu dapat terjadi, sehingga dapat berdampak negatif terhadap
pencapaian tujuan. Hasilnya adalah suatu daftar risiko yang berpotensi mengancam
pencapaian tiap tujuan organisasi.
dampak risiko (consequences atau impact) adalah besarnya efek bila risiko
terjadi; dan
inherent risk (risiko melekat atau absolut), bobot risiko diukur melalui
penaksiran atas konsekuensi dan tingkat kejadian risiko pada saat manajemen
belum melakukan suatu tindakan terhadap pengendalian intern;
residual risk (risiko bersih atau terkendali), bobot risiko diukur melalui
penaksiran atas konsekuensi dan tingkat kejadian risiko setelah pengendalian
intern diberlakukan.
Untuk memudahkan dalam penilaian risiko, dampak risiko dapat dikelompokkan dan
diberi skor misalnya menjadi: tinggi sekali (4), tinggi (3), rendah (2) dan rendah sekali
(1). sedangkan kemungkinan terjadinya risiko dapat dikelompokkan dan diberi skor
misalnya menjadi: sering sekali (4), sering (3), jarang (2) dan jarang sekali (1).
Pada tahap ini, tugas auditor internal adalah mengidentifikasi pengendalian yang
paling berperan untuk menekan risiko sampai di level yang dapat diterima. Dalam
praktek, banyak pengendalian yang diterapkan dalam suatu proses. Semua
pengendalian ini memiliki peran untuk menekan risiko, namun hanya beberapa yang
benar-benar berpengaruh. Pengendalian ini selanjutnya disebut pengendalian kunci.
4
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Menurut COSO Internal Control — Integrated Framework Guidance on Monitoring,
pengendalian kunci (key controls) memiliki salah satu atau kedua karakteristik
sebagai berikut.
e. Evaluasi Pengendalian
Internal auditor harus memastikan bahwa pengandalian kunci telah didesain dengan
baik untuk menekan risiko di level yang dapat diterima. Dalam penugasan audit
kinerja, pengujian atas sistem pengendalian intern dimaksudkan untuk menilai
efektivitas pengendalian intern untuk dapat membantu mengidentifikasi potensi
kegiatan yang kinerjanya tidak mencapai target.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, terdapat lima unsur dari sistem
pengendalian intern yang diuji, yaitu sebagai berikut.
a) tujuan dan sasaran (goals and objectives) pada tingkatan aktivitas; dan
b) pembinaan SDM;
f) pemisahan fungsi;
g) otorisasi transaksi;
6
2014 |Pusdiklatwas BPKP
4) Informasi dan komunikasi, diperlukan pimpinan auditan untuk melaksanakan
pengendalian. Oleh karena itu, informasi harus direkam dan dikomunikasikan
kepada pimpinan dan pejabat lain yang memerlukan guna menjalankan
tanggung jawab operasionalnya.
Teknik ini dilakukan dengan mengambil uji petik dari dokumen yang tersedia,
dinilai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku. Penelitian dokumen
dilakukan untuk memperoleh bukti pengujian atas catatan dan dokumen yang
dimiliki auditan. Pengumpulan bukti yang berasal dari dokumen‐dokumen
harus dipersiapkan dan ditujukan dalam rangka memperoleh informasi yang
mendukung simpulan atas efektivitas sistem pengendalian. Dokumen yang
penting, signifikan atau kontroversial harus dibuat duplikasinya untuk
disimpan dan dicatat sumbernya, sehingga dapat terhindar dari terjadinya
polemik atas bukti pengujian yang berasal dari bahan‐bahan yang tertulis.
3) Pengamatan Lapangan
4) Wawancara
8
2014 |Pusdiklatwas BPKP
tangan pertama (key person) mengenai aktivitas atau perilaku melalui suatu
kajian dari hasil wawancara yang cermat.
Program kerja audit (PKA) adalah rancangan prosedur dan teknik audit yang disusun
secara sistematis yang harus diikuti/dilaksanakan oleh auditor dalam kegiatan audit
untuk mencapai tujuan audit. PKA disusun setelah auditor memperoleh pemahaman
yang cukup tentang tujuan auditnya. Program kerja audit disusun secara tertulis
untuk tahap audit pendahuluan dan pengujian sistem pengendalian intern. Audit
program untuk pengujian sistem pengendalian intern disesuaikan dengan ruang
lingkup audit, yaitu apakah tingkat satuan kerja keseluruhan (entitas) atau tingkat
kegiatan (dalam hal ini satuan kerja eselon II ke bawah).
Mengingat keberagaman proses bisnis dari tugas fungsi dan program/kegiatan dari
auditan, PKA untuk tahap pelaksanaan audit kinerja mempunyai karakteristik dan
penekanan yang berbeda‐beda antar instansi pemerintah.
Pada tahap pelaksanaan audit kinerja dilakukan pengujian yang telah direncanakan
dalam PKA pada tahap perencanaan. Dalam setiap pengujian yang dilakukan,
hasilnya didokumentasikan ke dalam kertas kerja audit (KKA). Demikian halnya
dengan pengukuran capaian kinerja. Sebelum mengumpulkan informasi data hasil
capaian kinerjanya, auditor harus meyakinkan diri bahwa laporan kinerja telah
disajikan secara wajar. Indikator kinerja disimpulkan telah disajikan secara wajar bila
data besaran indikator kinerja yang dilaporkan instansi pemerintah didukung oleh
data yang memadai dan dapat diandalkan.
3) Pastikan bahwa besaran angka hasil capaian kinerja didukung oleh data yang
cukup dan kompeten.
Dalam pengukuran capaian kinerja, terdapat dua kondisi yang mungkin akan
ditemui. Berikut ini diuraikan kedua kondisi dimaksud.
1) Bila auditan telah memiliki indikator kinerja dan melaporkan data capaiannya.
Dalam hal ini, auditor harus melakukan pengujian atas data kinerja. Pengujian
ini dilakukan dengan memastikan sumber data sekunder berupa laporan
yang tepat yang dapat digunakan untuk mengukur realisasi capaian kinerja.
Jika dari hasil pengujian atas sistem pengendalian terkait dengan sistem
informasi menunjukkan tingkat keandalan yang memadai, auditor dapat
melakukan sampling terhadap dokumen pendukung primer (berkas).
10
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Namun, jika hasil sampling menunjukkan bahwa laporan tersebut
menunjukkan informasi yang tidak andal, maka auditor harus melakukan
pengukuran kinerja dengan mendasarkan pada dokumen primer (berkas awal).
2) Bila digunakan indikator kinerja yang disepakati dan belum ada data
capaiannya.
Dalam hal ini, auditor harus melakukan pengukuran untuk memperoleh data
capaian kinerja auditan pada periode yang diaudit. Gunakan seluruh informasi
yang tersedia untuk mendapatkan hasil capaian kinerjanya.
Dalam hal capaian indikator kinerja diperoleh melalui survei (Survei Kepuasan
Pegawai dan Survei Kepuasan Pelayanan Publik), auditor hendaknya
melakukan pengujian atas ketepatan metodologi survei yang dilakukan.
Pengujian ini dilakukan dengan menilai ketepatan penetapan ukuran
sampel, pemilihan responden, pengolahan data hasil survei, dan penyimpulan
hasil survei.
Selama pelaksanaan fase ini, harus difokuskan pada hasil atau “focus on
results”. Perolehan informasi dipandu oleh program pengujian yang memungkinkan
tim auditor untuk memahami bagaimana setiap pekerjaan pengujian berhubungan
dengan hasil yang diharapkan.
Audit rinci ini dapat mengarah pada beberapa atau seluruh sasaran berikut.
12
2014 |Pusdiklatwas BPKP
penyusunan temuan audit, yaitu harus memiliki kelengkapan unsur‐unsur temuan
berupa:
5) tanggapan auditan yang diperoleh secara tertulis terhadap kondisi, sebab, dan
atau dampak;
2) Rekomendasi tersebut harus dinyatakan dalam arti yang luas terhadap apa
yang perlu dilakukan dengan rincian yang cukup agar auditan lebih praktis
menerapkannya.
Konsep temuan yang telah disusun oleh tim audit disampaikan kepada pimpinan
auditan untuk dibahas dan diberikan komentar/tanggapan. Komentar/tanggapan
auditan tersebut kemudian didokumentasikan dan dianalisis. Apabila auditan tidak
setuju dengan temuan hasil audit tersebut, maka alasan tidak setuju tersebut harus
juga dianalisis. Terhadap temuan yang tidak disetujui, apabila dari hasil analisis atas
tanggapan auditan beserta bukti‐bukti pendukungnya, tim audit menerima alasan
yang disampaikan, temuan tersebut dapat dihilangkan dari temuan hasil audit atau
memberi tanda silang (x) pada konsep temuan. Selanjutnya ketua tim atau
pengendali teknis audit bersama-sama dengan pimpinan auditan memparaf tiap
halaman temuan hasil audit. Apabila seluruh temuan audit telah disepakati oleh tim
dan auditan, ketua tim dan/atau pengendali teknis audit bersama-sama dengan
pimpinan auditan menandatangani halaman terakhir dari halaman temuan tersebut.
b. Penyusunan laporan
14
2014 |Pusdiklatwas BPKP
c. Distribusi Laporan dan Monitoring Tindak Lanjut
Laporan final yang telah ditandatangani oleh penanggung jawab audit harus segera
diterbitkan. Kecepatan dan ketepatan waktu penerbitan laporan audit kinerja perlu
mendapat perhatian pimpinan APIP agar pemanfaatannya oleh para pihak yang
berkepentingan dapat optimal. Laporan harus didistribusikan secara cepat (tepat
waktu) kepada pejabat yang berkepentingan sehingga pejabat yang bertanggung
jawab dapat segera merespons atau mengambil tindakan perbaikan sesuai dengan
saran dan rekomendasi auditor. Pendistribusian laporan hasil audit beserta surat
pengantar (SP) disampaikan kepada pengelola dan penanggung jawab instansi yang
diperiksa dan pihak‐pihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Semua dokumen dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan audit,
termasuk pelaporan hasil audit, harus dijaga kerahasiaan dan keamanannya.
Banyaknya manfaat pekerjaan audit bukan terletak pada temuan audit yang
dilaporkan atau rekomendasi yang dibuat, tetapi pada penyelesaian secara efektif
atas temuan audit dan rekomendasinya. Kinerja instansi pemerintah diharapkan
dapat meningkat melalui penerapan rekomendasi atau action plan yang
dikemukakan dalam laporan hasil audit kinerja (LHAK). Untuk itu dibutuhkan suatu
pendekatan yang konsisten dan sistematis dalam hal menindaklanjuti hasil audit
kinerja. Proses tindak lanjut umumnya akan dilaksanakan bila manfaat atau dampak
dari kegiatan tindak lanjut tersebut diharapkan sebanding dengan biayanya.
Auditor harus mengikuti pelaksanaan tindak lanjut terhadap temuan audit yang
signifikan beserta rekomendasinya dari audit yang terdahulu, yang dapat
mempengaruhi tujuan audit. Hal tersebut untuk menentukan apakah tindakan
perbaikan telah dilakukan oleh pihak yang diaudit secara memadai dan tepat waktu.
Laporan audit harus mengungkapkan status temuan audit yang signifikan beserta
rekomendasinya yang belum diperbaiki dan mempengaruhi tujuan audit.
Pemantauan tindak lanjut dapat dilakukan dalam tiga bentuk kegiatan sebagai
berikut.
1) Korespondensi
Jika ada respon tindak lanjut yang dilakukan oleh auditan melalui surat, tim
audit/bagian pemantauan tindak lanjut dapat menuangkannya dalam formulir
laporan tindak lanjut temuan audit.
2) Follow-up Meeting
Rapat pembahasan tindak lanjut adalah suatu forum resmi yang diadakan
secara berkala antara lembaga pemeriksa (APIP) dan instansi yang diperiksa
untuk memantau apakah tindak lanjut atas saran dan rekomendasi yang
dimuat dalam LHAK telah dilaksanakan secara memadai.
16
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Rapat pembahasan dapat merupakan inisiatif dari tim pemantauan tindak
lanjut yang dimiliki lembaga pemeriksa (APIP). Hasil pemantauannya
dituangkan dalam laporan pemantauan tindak lanjut temuan audit yang dibuat
oleh tim pemantauan tindak lanjut.
3) Follow-up Audit
Baca secara seksama Berikut adalah beberapa penugasan kepada auditor dan tujuannya.
kasus/informasi yang
ada pada kolom di
samping. No. Uraian Kegiatan Cakupan/Tujuan Audit
20
2014 |Pusdiklatwas BPKP
LEMBAR KERJA PENYELESAIAN KASUS
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
Baca secara seksama Berikut adalah tahapan audit kinerja yang disajikan secara acak.
kasus/informasi yang
ada pada kolom di
1. PERENCANAAN
samping.
a. Pemahaman auditi.
Pada kasus tersebut,
terdapat beberapa
b. Penyusunan program audit.
tahapan yang
ditempuh oleh auditor c. Penyusunan rencana pengujian.
dalam melaksanakan
audit kinerja. d. Penetapan tujuan dan lingkup penugasan.
Tugas anda adalah e. Evaluasi pengendalian.
mengurutkan
tahapan audit kinerja f. Identifikasi dan penilaian risiko.
tersebut. Selanjutnya
setiap kelompok g. Identifikasi pengendalian kunci.
memilih dua sub
tahapan dan h. Pengalokasian sumber daya.
menjelaskan contoh
data/informasi yang
harus diperoleh pada
2. PELAKSANAAN
tahapan tersebut.
a. Pengembangan temuan dan rekomendasi.
Tugas dikerjakan
b. Pengujian dan pengumpulan bukti.
secara berkelompok
(4-5 orang) dalam c. Evaluasi bukti dan pengambilan kesimpulan.
lembar kerja yang
telah disediakan.
3. PELAPORAN
a. Penyusunan laporan.
d. Distribusi laporan.
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
Baca secara seksama Anda sedang melakukan tugas audit kineja pada Dinas Tata Ruang dan
kasus yang ada pada
kolom di samping.
Tata Bangunan di pemerintah daerah tempat anda bertugas. Saat ini
anda sedang melakukan pengujian atas kecukupan indikator kinerja
Kasus ini tentang
prosedur pelayanan utama dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (untuk kepentingan
IMB pada suatu dinas. pelatihan, kegiatan yang diperiksa adalah terkait pelayanan IMB).
Dalam kasus ini
digambarkan tentang
Dari dokumen rencana kerja dan penetapan kinerja yang dimiliki auditan,
informasi yang telah
diperoleh auditor diketahui indikator kinerja utama dan target dari kegiatan pelayanan IMB
terkait indikator untuk periode yang diaudit adalah sebagai berikut.
kinerja yang
digunakan auditan
untuk mengukur
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
sasarannya.
Tugas dikerjakan
secara berkelompok
(4-5 orang) dalam
lembar kerja yang
telah disediakan.
28
2014 |Pusdiklatwas BPKP
LEMBAR KERJA PENYELESAIAN KASUS
Indikator
No. Sasaran Spesifik Dapat diukur Relevan Komprehensif
Kinerja
a) b) c) d) e) f)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a) Diisi dengan pernyataan sasaran dari informasi yang tersedia dari kasus tersebut
di atas
b) Diisi dengan pernyataan indikator kinerja dari informasi yang tersedia dari kasus
tersebut di atas
c) Diisi jawaban Ya atau Tidak disertai argumentasinya
d) Diisi jawaban Ya atau Tidak disertai argumentasinya
e) Diisi jawaban Ya atau Tidak disertai argumentasinya
f) Diisi jawaban Ya atau Tidak disertai argumentasinya
Baca secara seksama Setelah auditor telah memperoleh pemahaman tentang auditan
kasus yang ada pada
kolom di samping.
termasuk menilai kecukupan indikator kinerja (pada kasus 3), langkah
selanjutnya adalah melakukan identifikasi risiko atas pencapaian
Kasus ini masih
membahas tentang indikator kinerja utama. Tahap identifikasi risiko adalah membuat suatu
prosedur pelayanan register risiko yang terdiri dari uraian risiko, penyebab dan dampak dari
IMB pada suatu dinas.
risiko tersebut. Penyebab tersebut sangat berguna dalam menentukan
Tugas anda adalah kegiatan pengendalian (control activity) yang diperlukan untuk
Tugas dikerjakan
secara berkelompok
(4-5 orang) dalam
lembar kerja yang
telah disediakan.
32
2014 |Pusdiklatwas BPKP
1. Penerimaan 2. Pemeriksaan
berkas IMB gambar rencana &
peninjauan lapangan
3. Perhitungan 4. Pemberian No.
Ret. /SKR Reg.
5. Pemetaan & 6. Pembuatan
Situasi Konsep IMB/pengetikan
7. Pemeriksaan PIMB 8. Pemeriksaan
berkas
9. Penandatanganan 10. Penomoran Kep.
IMB IMB
11. Pencatatan / Dok. 12. Penyerahan IMB
IMB
Simpulan
No. Uraian Risiko
Kemungkinan Dampak
terjadinya
1.
2.
3.
34
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Buku Kerja Audit Intern – Audit Kinerja
35
Kasus 5
PENILAIAN RISIKO
Baca secara seksama Setelah berhasil mengidentifikasi risiko (pada kasus 4), selanjutnya
kasus yang ada pada
kolom di samping.
sebagai auditor anda diharapkan dapat membantu manajemen/
pimpinan dinas melakukan penilaian risiko yang meliputi penentuan
Kasus ini tentang tata
cara penilaian risiko. besarnya probabilitas keterjadian dan besarnya dampak dari risiko,
sehingga dapat dinilai besar risiko (perkalian antara probabilitas dan
Tugas anda adalah
menentukan nilai dampak). Hasil penilaian risiko ini akan digunakan untuk membuat
masing-masing risiko prioritas pemeriksaan, nilai risiko terbesar dapat menjadi prioritas
yang telah
diidentifikasi pada
tertinggi bagi auditor dalam melakukan audit rinci.
kasus 4 dengan
memperhatikan Dalam melakukan penilaian risiko ini, anda sebagai auditor harus
fakta-fakta terkait memperhatikan sasaran strategis Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
risiko tersebut dan
kriteria risiko yang dalam pelayanan IMB dan indikator kinerja utamanya pada kasus 3 dan
tersedia, lalu letakkan fakta-fakta serta risiko yang telah teridentifikasi pada kasus 4.
tiap risiko pada kasus
4 (a,b,c,d,dan e)
sebagai titik dalam Sebagai informasi tambahan, berdasarkan hasil wawancara dengan
diagram sederhana pihak-pihak terkait dalam Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan,
seperti pada lembar
kerja penyelesaian diperoleh keterangan sebagai berikut.
kasus.
a. Berkas permohonan kadang tidak lengkap. Sebagai contoh, bukti
Tugas dikerjakan
pembayaran PBB, ataupun perhitungan rencana gambar meski
secara berkelompok
(4-5 orang) dalam tidak dilampirkan dalam berkas namun tetap diproses oleh petugas,
lembar kerja yang
dengan alasan berkas akan segera disusulkan. Namun demikian,
telah disediakan.
seringkali sampai dengan proses akhir berkas tersebut tidak
diserahkan kepada petugas. Hal itu mengakibatkan beberapa IMB
tidak sesuai dengan pemilik yang seharusnya. Kejadian tersebut
terjadi beberapa kali namun tidak terlalu sering.
36
2014 |Pusdiklatwas BPKP
berpotensi mengurangi retribusi secara signifikan.
Kriteria
No Definisi Kriteria Kemungkinan Skala Nilai
Kemungkinan
Kriteria
No Definisi Kriteria Dampak Skala Nilai
Dampak
Tidak cukup mengganggu jalannya
pelayanan
Menimbulkan kerusakan kecil
Kerugian sampai Rp.50.000.000,-
Terjadi penambahan anggaran yang
tidak diprogramkan namun tidak lebih
Rendah
1 dari Rp.100.000.000,- 1
Sekali
Menggangu pencapaian tujuan
organisasi meskipun tidak signifikan
Tidak berdampak pada pandangan
negatif terhadap institusi
Adanya kerusakan kecil terhadap
lingkungan
Mengganggu kegiatan pelayanan secara
signifikan sampai dengan 2 hari.
Adanya kekerasan, ancaman dan
menimbulkan kerusakan yang serius
Kerugian yang terjadi diatas
Rp.50.000.000,- sampai
Rp.500.000.000,-
Terjadi penambahan anggaran yang
tidak diprogramkan lebih dari Rp
2 Rendah 2
100.000.000,00 namun tidak lebih dari
Rp.500.000.000,-
Menggangu pencapaian tujuan
organisasi secara signifikan
Berdampak pada pandangan negatif
terhadap institusi dalam skala lokal
(masuk dalam pemberitaan media lokal)
Adanya kerusakan cukup besar
terhadap lingkungan
38
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Kriteria
No Definisi Kriteria Dampak Skala Nilai
Dampak
Terganggunya pelayanan lebih dari 2
hari tetapi kurang dari 1 minggu
Adanya kekerasan, ancaman dan
menimbulkan kerusakan yang serius
dan membutuhkan perbaikan yang
cukup lama
Kerugian yang terjadi diatas
Rp.500.000.000,- sampai
Rp.1.000.000.000,-
3 Tinggi Terjadi penambahan anggaran yang 3
tidak diprogramkan namun tidak lebih
dari Rp.1.000.000.000,-
Sebagian tujuan organisasi gagal
dilaksanakan
Merusak citra institusi dalam skala
nasional (telah masuk dalam
pemberitaan media lokal dan nasional)
Adanya kerusakan besar terhadap
lingkungan
Terganggunya pelayanan lebih dari 1
minggu
Kerusakan fatal
Kerugian yang terjadi diatas
Rp.1.000.000.000,-
Terjadi penambahan anggaran yang
tidak diprogramkan namun tidak lebih
4 Tinggi Sekali dari Rp.2.000.000.000,- 4
Sebagian besar tujuan organisasi gagal
dilaksanakan
Merusak citra institusi dalam skala
nasional, penggantian pucuk pimpinan
instansi secara mendadak
Terjadinya KKN dan diproses secara
hukum
Penilaian Risiko
No. Risiko Kemungkinan Dampak Nilai Risiko
keterjadian
a) b) c) d)
1.
2.
3.
4.
5.
40
2014 |Pusdiklatwas BPKP
LEMBAR KERJA PENYELESAIAN KASUS
3
K
e
m
u
n
g 2
k
i
n
a
n
1
1 2 3 4
Dampak
Baca secara seksama Setelah anda (auditor) mengetahui nilai masing-masing risiko dalam
kasus yang ada pada
kolom di samping.
pencapaian kinerja Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (pada kasus 5),
berikutnya anda perlu mengidentifikasi/menentukan pengendalian kunci
Kasus ini tentang
penentuan (key control) untuk meminimalisir dampak risiko tersebut. Untuk
pengendalian kunci keperluan penyelesaian kasus ini, anda diminta merujuk kembali
dan rincian
informasi dan hasil penyelesaian kasus pada kasus 3, 4, dan 5.
pengujiannya.
Tugas anda adalah Berikut di bawah ini merupakan tambahan informasi lainnya mengenai
menentukan
kegiatan pengendalian pelayanan IMB yang telah ditetapkan dalam
pengendalian kunci
pada masing-masing prosedur kegiatan baku/standard operating procedure (SOP) Dinas Tata
risiko yang ada. Ruang Dan Tata Bangunan.
Risiko diurutkan
sesuai dengan
prioritas risiko (pada 1. Pemohon mengambil formulir permohonan IMB di kantor
kasus sebelumnya). suku dinas terdekat.
Tugas dikerjakan
secara berkelompok 2. Pemohon mengisi formulir tersebut dan menandatanganinya
(4-5 orang) dalam yang diketahui oleh lurah dan camat setempat.
lembar kerja yang
telah disediakan.
3. Formulir diserahkan di loket pelayanan IMB dengan
dilengkapi dokumen sebagai berikut.
42
2014 |Pusdiklatwas BPKP
e. Fotokopi pembayaran PBB tahun terakhir atau keterangan dari
instansi yang berwenang apabila tidak terkena PBB.
44
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Buku Kerja Audit Intern – Audit Kinerja
45
LEMBAR KERJA PENYELESAIAN KASUS
a) b) c)
Diisi dengan Risiko (sesuai urutan nilai risiko Diisi dengan butir pengendalian yang dimiliki
dimulai dari risiko tertinggi) auditan
1.
2.
3.
4.
46
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Buku Kerja Audit Intern – Audit Kinerja
47
Kasus 7
EVALUASI KECUKUPAN DESAIN
PENGENDALIAN
Baca secara seksama Setelah pengendalian kunci (key control) ditentukan, langkah selanjutnya
kasus yang ada pada
kolom di samping.
yang harus dilakukan auditor adalah menyusun rencana pengujian (audit
program) dan melaksanakan pengujian pengendalian. Untuk kepentingan
Kasus ini tentang
informasi yang telah pelatihan, diasumsikan ketua tim audit telah menyusun audit program
diperoleh auditor dan mengalokasikan sumber daya.
terkait pengujian
efektivitas
Salah satu prosedur pengendalian yang dimiliki oleh Dinas Tata Ruang
pengendalian
khususnya dalam dan Tata Bangunan (lihat butir 6 Kasus 6) adalah penetapan besaran
penetapan besaran retribusi berdasarkan tarif Perda sesuai klasifikasi, fungsi dan luas
retribusi.
bangunan. Prosedur pengendalian ini dimaksudkan untuk mengurangi
Tugas anda adalah risiko ketidakakuratan dalam penentuan besarnya retribusi IMB. Adapun
menuangkan
simpulan atas hasil prosedur penetapan besaran retribusi dimaksud adalah sebagai berikut.
evaluasi pengendalian
penetapan besaran 1. Berdasarkan berkas yang diterima dari seksi registrasi, petugas pada
retribusi tersebut
dalam kertas kerja seksi teknik dan bangunan mengidentifikasi apakah permohonan
audit. yang diajukan merupakan lingkup kegiatan pembinaan
Tugas dikerjakan penyelenggaraan bangunan gedung (pembangunan baru,
secara berkelompok rehabilitasi/renovasi dan pelestarian/pemugaran) atau administrasi
(4-5 orang) dalam
lembar kerja yang IMB (pemecahan dokumen IMB, pembuatan duplikat, pemutakhiran
telah disediakan. data dan/atau perubahan non teknis lainnya).
48
2014 |Pusdiklatwas BPKP
menggunakan indeks berdasarkan fungsi, klasifikasi dan waktu
penggunaan bangunan gedung serta indeks untuk prasarana
bangunan gedung sebagai tingkat intensitas penggunaan jasa dalam
proses perizinan.
50
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Buku Kerja Audit Intern – Audit Kinerja
51
Kasus 8
PENYUSUNAN RENCANA PENGUJIAN
Baca secara seksama Sebelum melakukan pengujian pengendalian intern, auditor harus
kasus yang ada pada
kolom di samping.
menyusun rencana pengujian agar pengalokasian sumber daya dan
pelaksanaan pengujian dapat lebih terarah.
Kasus ini tentang
rincian pengujian
Berbekal hasil identifikasi pengendalian kunci pada kasus 6, tentukan
atas pengendalian
kunci. rencana pengujian yang akan dilakukan terhadap setiap pengendalian
kunci yang telah tertuang dalam kertas kerja kasus 6 tersebut.
Tugas anda adalah
menentukan rencana
pengujian terhadap
pengendalian kunci
yang telah
teridentifikasi pada
kasus 6.
Tugas dikerjakan
secara berkelompok
(4-5 orang) dalam
lembar kerja yang
telah disediakan.
52
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Buku Kerja Audit Intern – Audit Kinerja
53
LEMBAR KERJA PENYELESAIAN KASUS
Rencana Pengujian
No. Risiko
Kegiatan Wawancara Pemeriksaan Pengamatan
Pengendalian Dokumen
a) b) c) d) e)
Diisi dengan Diisi dengan butir Diisi dengan isi Diisi dengan Diisi dengan isi
Risiko (sesuai pengendalian daftar nama dokumen apa yang
urutan nilai risiko yang dimiliki pertanyaan dan yg diperiksa serta diamati.
dimulai dari auditan siapa teknik audit yg
risiko tertinggi) respondennya. digunakan.
1.
2.
3.
4.
54
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Buku Kerja Audit Intern – Audit Kinerja
55
Kasus 9
PENGUJIAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN
IMB
Baca secara seksama Berdasarkan hasil evaluasi pengendalian dan rencana yang telah disusun,
kasus yang ada pada
kolom di samping.
tim melakukan pengujian pengendalian. Pada kasus ini, tim akan
melakukan pengujian dokumen untuk mengetahui efektivitas
Kasus ini tentang
informasi yang telah pengendalian penetapan besaran retribusi IMB. Selain itu, hal ini juga
diperoleh auditor dimaksudkan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya risiko sisa
terkait pengujian
(residual risk) dan besarannya. Untuk kepentingan pelatihan,
efektivitas
pengendalian diasumsikan ketua tim audit telah menyusun audit program dan
khususnya dalam
mengalokasikan sumber daya.
penetapan besaran
retribusi.
Diketahui bahwa salah satu prosedur pengendalian yang dimiliki oleh
Tugas anda adalah Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (lihat butir 6 Kasus 6) adalah
menuangkan
simpulan atas hasil penetapan besaran retribusi berdasarkan tarif Perda sesuai klasifikasi,
pemeriksaan fungsi dan luas bangunan. Prosedur pengendalian ini dimaksudkan untuk
dokumen tentang
efektivitas mengurangi risiko ketidakakuratan retribusi IMB.
pengendalian
penetapan besaran Anda mendapatkan tugas untuk menguji pengendalian atas keakuratan
retribusi tersebut
dalam kertas kerja perhitungan besarnya retribusi. Dari hasil pemeriksaan berkas
audit. permohonan IMB dan dokumen perhitungan retribusi secara uji petik
Tugas dikerjakan terhadap 50 orang pemohon, diperoleh data sebagai berikut.
secara berkelompok Kesesuaian Penentuan
(4-5 orang) dalam
lembar kerja yang No. Nama Pemohon Fungsi Klasifikasi Luas
telah disediakan. Bangunan Bangunan Bangunan
1 Suhanda √ x √
2 Maryono √ √ √
3 Rosyid √ √ √
4 Mega √ √ √
5 Supendi √ x √
6 Poniem √ √ √
7 Napsiah √ √ √
56
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Kesesuaian Penentuan
No. Nama Pemohon Fungsi Klasifikasi Luas
Bangunan Bangunan Bangunan
8 Saperih √ √ √
Kesesuaian Penentuan
No. Nama Pemohon Fungsi Klasifikasi Luas
Bangunan Bangunan Bangunan
9 Memed √ √ √
10 Baan X x √
11 Bustami √ √ √
12 Sunaryah X √ √
13 Sanusi √ √ √
14 CV Raih Jewel √ √ √
15 Mira Santika √ √ √
16 Nenden Siti Rodiah √ √ √
17 Novi Maryanti √ √ √
18 PT Traders Internetan √ √ √
Way
19 Nurul Fitriyanti √ √ √
20 Reni Siti Ropiah √ √ √
21 Rima Hadiyanti √ √ √
22 Rini Suherni √ √ √
23 Risma Riyanti √ √ √
24 Siska Meldiyana X √ x
25 Sati Mariah √ √ √
26 Siti Mariam X x √
27 Sucia Puspita √ √ √
28 Tita Rosana √ √ √
29 Vera Mutiara √ √ x
30 Windi Fitriani √ √ √
31 Yola Indah Septiani √ x √
32 PT Perdana Sarana √ √ √
Agarana
33 Devi Hasanah √ √ √
Cat:
√ = Sesuai
x = Tidak Sesuai
58
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Buku Kerja Audit Intern – Audit Kinerja
59
LEMBAR KERJA PENYELESAIAN KASUS
60
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Simpulan Kerta Kerja :
Baca secara seksama Setelah melakukan tahapan-tahapan audit kinerja pada Dinas Tata Ruang
kasus yang ada pada
kolom di samping.
dan Tata Bangunan, anda (auditor) memperoleh hasil pengujian atas
efektivitas pengendalian terkait dengan pelaksanaan pelayanan IMB
Kasus ini tentang
informasi yang telah dengan ihtisar sebagai berikut.
diperoleh auditor
terkait pengujian a. Tidak ada penetapan standar kompetensi bagi pegawai yang
efektivitas melakukan pengukuran lapangan dan perhitungan retribusi IMB.
pengendalian dan gap
atas capaian kinerja.
b. Pegawai yang melakukan tugas pengukuran lapangan dan
Perhatikan angka perhitungan adalah pegawai baru dan supervisi atas pelaksanaan
capaian kinerja yang
belum sesuai
tugas oleh atasannya tidak dilakukan secara memadai.
targetnya (gap), hasil
pengujian efektivitas c. Standar waktu penyelesaian pemberian ijin adalah 14 hari kerja,
pengendalian. namun tidak ada standar waktu penyelesaian per tahapan kegiatan
Tugas anda adalah layanan.
menyusun kesimpulan
terhadap informasi d. Penetapan besaran retribusi berdasarkan tarif Perda sesuai
yang ada atas
beberapa gap kinerja
klasifikasi, volume, dan luas bangunan. Namun, belum didasarkan
tersebut dengan pada rekomendasi ketinggian bangunan dari instansi teknis yang
format sesuai lembar
berwenang.
kerja penyelesaian
kasus.
e. Sekitar 30% dari IMB yang diterbitkan tidak didukung dokumen
Tugas dikerjakan kepemilikan yang dipersyaratkan. Ada IMB atas tanah bukan
secara berkelompok
(4-5 orang) dalam miliknya sendiri yang belum dilampiri surat pernyataan tidak
lembar kerja yang keberatan dari pemilik tanah dan ditandatangani di atas meterai
telah disediakan.
cukup dan fotocopy KTP pemohon dan/atau pemilik tanah.
62
2014 |Pusdiklatwas BPKP
sebagai berikut.
a b c d e
Keterangan :
64
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Buku Kerja Audit Intern – Audit Kinerja
65
Kasus 11
PENGUJIAN PENGENDALIAN PENGADAAN
BARANG/JASA
Baca secara seksama Dalam rangka pengujian prosedur pengendalian pengadaan formulir/
kasus yang ada pada
kolom di samping.
perlengkapan pengurusan IMB, anda telah meminta dokumen
penganggaran dan melakukan pengujian evaluasi kebutuhan.
Kasus ini tentang
informasi yang telah
Berdasar hasil wawancara dengan petugas pengadaan, selama ini belum
diperoleh auditor
terkait pengujian pernah dilakukan evaluasi atas kebutuhan pengadaan formulir
efektivitas
permohonan IMB.
pengendalian
pengadaan
formulir/perlengkapa Berdasarkan rekapitulasi data pemohon tiga tahun terakhir, diketahui
n pengurusan IMB. total pemohon sejak tahun 2011 sampai dengan 2013 bertutut-turut
Tugas anda adalah adalah sebanyak 310 orang, 340 orang, dan 365 orang.
menuangkan
simpulan atas hasil Berdasarkan data dokumen kontrak pengadaan formulir yang anda
pemeriksaan
dokumen tentang peroleh dari sub bagian umum diketahui bahwa pengadaan formulir tiga
desain dan tahun terakhir (2011, 2012 dan 2013) adalah sebanyak 300 eksemplar,
implementasi
pengendalian 360 eksemplar, dan 430 eksemplar. Sedangkan harga pembelian formulir
pengadaan formulir/ dalam pengadaan tersebut bervariasi tiap tahun yaitu berturut-turut
perlengkapan
pengurusan IMB Rp15.000, Rp 17.500, dan Rp 20.000 dengan rekanan yang selalu sama
dalam kertas kerja melalui mekanisme penunjukan langsung. Anda mempunyai informasi
audit.
tambahan yang didapat dari perusahaan percetakan milik teman anda,
Tugas dikerjakan bahwa yang bersangkutan dapat menawarkan formulir permohonan IMB
secara berkelompok
(4-5 orang) dalam dengan spesifikasi yang sama pada tahun 2013 seharga sekitar
lembar kerja yang Rp13.000,00
telah disediakan.
Sedangkan informasi yang anda dapat dari bagian gudang, saldo lembar
formulir pada tahun 2011, 2013 dan 2013 berturut-turut adalah
sebanyak 55 eksemplar, 73 eksemplar, dan 102 eksemplar dengan
kondisi masih bagus dan dapat digunakan. Bagian gudang mengaku
selalu memberikan data saldo akhir persediaan formulir kepada sub
bagian umum.
66
2014 |Pusdiklatwas BPKP
Buku Kerja Audit Intern – Audit Kinerja
67
68
2014 |Pusdiklatwas BPKP
LEMBAR KERJA PENYELESAIAN KASUS
2. Efektivitas pengendalian
RISIKO BAWAAN
Definisi:
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji materian dengan asumsi tidak ada
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.
Besaran:
Risiko bawaan selalu ada dan tidak pernah mencapai angka nol. Risiko bawaan tidak dapat dirubah oleh
penerapan prosedur audit yang paling baik sekalipun.
Karakteristik:
Risiko bawaan bervariasi untuk setiap asersi. Sebagai contoh, asersi keberadaan dan keterjadian kas
mempunyai risiko bawaan yang lebih tinggi daripada aktiva tetap. Hal ini disebabkan uang tunai
merupakan suatu aset yang sangat rawan terhadap manipulasi dan semua orang berminat terhadap
uang. Sedangkan aktiva tetap lebih jelas keberadaannya.
Jenis:
Risiko bawaan juga dibedakan atas risiko bawaan setiap akun dan risiko bawaan keseluruhan untuk
banyak akun.
Contoh faktor-faktor yang menentukan risiko bawaan pada banyak akun:
- Profitabilitas perusahaan secara relatif dibandingkan dengan perusahaan pada umumnya.
Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan, semakin kecil risiko bawaannya.
- Jenis usaha dan sensitivitas operasi. Perusahaan yang bergerak pada bidang keuangan lebih besar
risiko bawaannya daripada perusahaan ekspedisi karena bidang keuangan sangat sensitif terhadap
perubahan kurs mata uang, dan perubahan tingkat suku bunga. Oleh karena itu, semakin sensitif
operasi perusahaan, semakin tinggi risiko bawaannya. Bidang usaha yang sangat dipengaruhi
perkembangan teknologi dan kompetisi usahanya ketat, mengakibatkan risiko bawaan yang tinggi.
- Masalah kelangsungan usaha. Perusahaan yang sedang mengalami masalah kebangkrutan
mempunai risiko bawaan yang tinggi.
- Sifat, penyebab, dan jumlah salah saji yang dideteksi dalam audit tahun sebelumnya. Risiko
bawaan perusahaan akan dinilai lebih tinggi apabila banyak salah saji yang terdeteksi melalui audit
tahun sebelumnya.
- Integritas, reputasi, dan pengetahuan akuntansi dari manajemen. Semaikin baik integritas,
reputasi, dan pengetahuan tentang akuntansi yang dimiliki manajemen klien, semakin kecil risiko
bawaannya.