DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV (EMPAT)
NINIS H 1861201043
NINI RISDAYANTI 1861201093
WIDIYANTI 1861201151
RISKAWATI 1861201051
RISMAWATI 1861201029
A. DIAN NOVIANNA 1861201084
NUR AZIZAH 1861201006
ALVIAN IKRAM 1861201256
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Penilaian Prestasi Kerja”
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Strategi
Pengembangan SDM, dan sebagai salah satu makalah panduan mahasiswa dan mahasiswi
khususnya di dalam Mata Kuliah Strategi Pengembangan SDM.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Strategi
Pengembangan SDM yaitu Ibu Yuni Kartini, SM., MM. dan kepada semua pihak yang telah
mendukung hingga terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok IV (Empat)
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manajemen sumberdaya manusia sangat berperan penting bagi instansi
perusahaan, karena MSDM adalah ujung tombak yang mentukan berkembangnya atau
tidaknya suatu perusahaan tersebut, dengan begitu perusahan dapat berfungsi secara
produktif untuk tercapainya suatu tujuan perusahaan. Untuk mewujudkan sasaran suatu
organisasi secara efektif dan efesiensi maka SDM harus didefenisikan bukan dengan
apa yang SDM lakukan, tetapi apa yang SDM hasilkan.1
Pada umumnya orang akan berkecimpung dalam manajemen sumber daya
manusia sependapat bahwa penilaian prestasi kerja para pegawai merupakan bagian
penting dari seluruh proses pekerjaan pegawai yang bersangkutan. Pentingnya
penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara objektif terlihat paling
sedikit dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan sendiri dan
kepentingan organisasi. Bagi para pegawai, penilaian tersebut berperan sebagai umpan
balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya
yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan
pengembangan kariernya. Bagi organisasi, hasil penilaian prestasi kerja para pegawai
sangat penting arti dan perananya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal,
seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi,
program pengenalan, penempatan, promosi, system imbalan dan berbagai aspek lain
dari kese-luruhan proses manajemen sumberdaya manusia secara efektif. Setiap
pemimpin perlu mengambil keputusan dan keputusan itu akan semakin tepat apabila
informasinya juga tepat. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya adalah penilaian
prestasi. Tentu saja pelaksanaan penilaian prestasi itu sendiri harus benar agar informasi
yang diperoleh juga benar. Pada dasarnya penilaian prestasi kerja dilaksanakan
berdasarkan kesepakatan pelaksanaan suatu pekerjaan antara atasan dan stafnya, yang
selanjutnya dimonitor dan disimpulkan selama masa penilaian berlangsung, dan
pengertian penilaian prestasi kerja merupakan usaha membandingkan antara hasil kerja
yang dicapai oleh seorang karyawan dengan standard prestasi yang telah ditetapkan.
1
A.A.Anwar prabu Mangkunegara,2001,manajemen sumber daya manusia Perusahaan. bandung,remaja
rosdakarya.
4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini akan membahas mengenai
penilaian prestasi kerja.
1. Apa pengertian dari penilaian prestasi kerja
2. Seberapa penting penilaian prestasi kerja
3. Apa Tujuan umum dan tujuan khusus penilaian prestasi kerja
4. Apa saja Manfaat penilaian ptestasi kerja
5. Faktor-faktor penilaian prestasi kerja
6. Syarat-syarat penilaian prestasi kerja
7. Metode apa yang digunakan dalam penilaian prestasi kerja
8. Masalah-masalah apa yang terdapat dalam penilaian prestasi kerja
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah selain memenuhi tugas dosen,
dalam rangka pengambilan nilai, juga dijadikan bahan diskusi kelompok pada mata
kuliah strategi pengembangan sumber daya manusia.
D. MANFAAT
Makalah ini diharapakan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca maupun penyusun itu sendiri dalam bidang strategi pengembangan SDM
khususnya penilaian prestasi kerja.
5
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENILAIAN PRESTASI KERJA
Penilaian prestasi kerja merupakan sebuah proses formal untuk melakukan
peninjauan ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodic. Dapat diartikan
juga penilaian prestasi adalah suatu analisa yang adil dan jujur tentang nlai karyawan
bagi organisasi.2
Proses adalah suatu cara yang sistematis atau langkah-langkah yang diikuti
dalam menghasilkan sesuatu. Dalam sebuah penilaian prestasi kerja terdiri dari
kegiatan-kegiatan yaitu identifikasi, observasi, pengukuran, dan pengembangan hasil
kerja karyawan dalam sebuah organisasi. Bukan saja kuantitas kerja tetapi juga watak,
kelakuan dan kualifikasi-kualifikasi pribadi daari karyawan. Penilaian prestasi
berupaya mengevaluasi prestasi (karyawan/pekerja) untuk berbagai keperluan.
Tahap identifikasi merupakan tahap awal dari proses yang terdiri atas penentuan
unsur-unsur yang akan diamati. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan analisis
pekerjaan agar dapat mengenali unsur-unsur yang akan dinilai dan dapat
mengembangkan skala penilaian.
Selanjutnya dilanjutkan dengan observasi. Dengan dilakukan observasi berarti
ada pengamatan secara seksama dan periodic. Semua unsur yang dinilai harus diamati
secara seksama agar dapat dibuat penilaian yang wajar dan tepat. Dengan kata lain,
observasi yang jarang dilakukan dan observasi yang tidak berkaitan dengan prestasi
kerja dapat menghasilkan hasil penilaian sesaat dan tidak akurat.
Dalam pengukuran, para penilai akan memberikan penilaian terhadap tingkat
prestasi karyawan yang didasarkan pada hasil pengamatannya pada tahap observasi.
Selanjutnya, proses penilaian prestasi belum berakhir pada saat nilai dapat ditetapkan,
melainkan masih perlu dilanjutkan dengan melakukan pengembangan apabila ternyata
ada perbedaan antara apa yang diharapkan oleh pimpinan dengan hsil kerja karyawan.
Suatu ancaman yang obyektif, sistematis dan menyeluruh kepada penilaian prestasi
dapat menjadi suatu alat yang berguna bagi perusahaan. Bukan saja menjadi suatu alat
untuk memberikan bimbingan kepada manajemen dalam menseleksi karyawan untuk
kenaikan pangkat atau gaji tetapi juga dipakai suatu alat pelatihan dan bimbingan guna
membantu para karyawan pada segala jenjang dari organissi untuk meningkatkan
2
Panggabean, Mutiara S, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia,Jakarta
6
prestasinya, dan untuk perencanaan karyawan jangka panjang. Melalui penilaian
prestasi.
Manajemen dapat memperlihatkan kepada karyawan bagaimana pekerjaannya
menempatkan diri dalam tujuan-tujuan perusahaan sebagai suatu keseluruhan. Jika teori
ini benar, berfikir melalui pekerjaan yaitu dapat membantu dalam pengembangan diri
sendiri atau meningkatkan produktivitas karyawan.
Dari pengertian diatas mengenai penilaian prestasi kerja dapat disimpulkan bahwa
menilai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dalam melaksanakan aktifitas kerjanya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
7
3
bersangkutan. Dalam kehidupan suatu orrganisasi ada beberapa asumsi tentang
perilaku manusia sebagai sumber daya manusia, yang mendasari pentingnya penilaian
prestasi kerja. Asumsi-asumsi tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Setiap orang ingin memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan kerjanya
(prestasinya) sampai tingkat yang maksimal.
2. Setiap orang ingin mendapatkan penghargaan apabila ia dinilai mampu
melaksanakan tugas dengan baik
3. Setiap orang ingin mengetahui secara pasti tangga karier yang dinaiki atau
dilewatinya apabila dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
4. Setiap orang ingin mendapat perlakuan yang objektif dan penilaian atas dasar
prestasi kerjanya.
5. Setiap bersedia menerima tanggung jawab yang lebih besar.
6. Setiap orang pada umumnya tidak hanya melakukan kegiatan yang sifatnya rutin
tanpa informasi tentang hasil kerjanya tersebut atau umpan balik (feed back)
3
Tahi, Handoko., 1987, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakar-ta: BPFE
8
4. Penyesuaian kompensasi: Penilaian prestasi kerja dapat membantu para manajer
untuk mengambil keputusan dalam menentukan perbaikan pemberian kompensasi,
gaji, bonus, dan sebagainya.
5. Keputusan-keputusan promosi dan demosi: Hasil penilaian prestasi kerja terhadap
karyawan dapat digunakan untuk mengambil keputusan untuk mempromosikan
karyawan yang berprestasi baik, dan demosi untuk karyawan yang berprestasi
kurang baik atau jelek.
6. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan: Hasil penilaian prestasi kerja dapat
digunakan untuk menilai desain kerja. Artinya hasil penilaian prestasi kerja ini
dapat membantu mendiagnosis kesalahan-kesalahan desain kerja.
7. Penyimpangan-penyimpangan proses rekruitmen dan seleksi: Penilaian prestasi
kerja dapat digunakan menilai proses rekruitmen dan seleksi karyawan yang telah
lalu. Prestai kerja yang sangat rendah bagi karyawan baru adalah mencerminkan
adanya penyimpangan-penyimpangan proses rekruitmen dan seleksi.
9
d. Penilaian kinerja bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja, yang
berpengaruh pada para prestasi kerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Untuk itu hasil penilaian kinerja perlu diketahui para pekerja.
Penilaian prestasi kerja mempunyai dasar yang sangat penting bagi perusahaan
sebagai alat untuk mengambil keputusan bagi pegawainya. Adapun tujuan
penilaian prestasi kerja menurut Mila Badriyah (2015;138) adalah sebagai berikut:
10
d. Penilaian Kinerja berisi informasi yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan kebutuhan pekerjaan dalam meningkatkan prestasi kerja.
e. Penilaian Kinerja memberikan informasi tentang spesifikasi jabatan, baik
menurut pembidangan maupun berdasarkan penjengjangan dalam struktur
perusahaan.
f. Penilaian Kinerja yang harus dilaksanakan oleh manajer dengan atau tanpa
kerjasama petugas manajemen SDM terhadap bawahannya.
Penilaian prestasi kerja bermanfaat untuk program perbaikan prestasi kerja pegawai,
promosi jabatan, kompensasi, pelatihan dan pengembangan, penempatan
(replacement), desain pekerjaan, kecemburuan sosial, dan kompetisi.
4
Hasibuan, Malayu S.P. 2012 Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. BumiAksara.
11
dan pengembangan karir, program-program kompensasi, promosi, demosi, pensiun,
dan pemecatan.
1. Kuantitas kerja: Hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu
diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.
2. Kualitas kerja: Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan.
Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan hasil kerja.
3. Keandalan: Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan
memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama.
4. Inisiatif: Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif.
Memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggungjawab
menyelesaikan.
5. Kerajinan: Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang
bersifat rutin.
6. Sikap: Perilaku karyawan terhadap perusahaan atau atasan atau teman kerja.
7. Kehadiran: Keberadaan karyawan ditempat kerja untuk bekerja sesuai dengan
waktu atau jam kerja yang telah ditentukan.
F. SYARAT-SYARAT PENILAIAN
Suatu penilaian dikatakan berhasil apabila hasilnya jujur dan sesuai dengan
kenyataan yang ada dalam perusahaan, namun untuk menghasilkan penilaian yang
berkualitas maka dibutuhkan tenaga penilaian yang berkualitas dan berpengalaman.
Hasibuan (2016;p.191) menyatakan bahwa seorang penilai yang baik harus memiliki
syaratsyarat sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan penilaian yang jujur, adil dan objektif maka penilai haruslah
orang yang mengerti tentang faktor-faktor yang menjadi indikator penilai.
2. Penilai harus tegas dan hendaknya mendasarkan penilaiannya pada benar atau salah,
baik atau buruknya terhadap unsur-unsur yang dinilai sehingga penilaiannya jujur,
adil, dan objektif.
3. Penilai harus mempunyai kewenangan formal supaya mereka dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik.
12
G. METODE PENILAIAN PRESTASI KERJA
Pendekatan yang dilakukan dalam penilaian prestasi kerja pegawai sangat
banyak. Dari sekian banyak metode yang digunakan dapat dikelonpokkan menjadi dua
bagian, yaitu 1) metode yang berorientasi masa lalu, seperti: Skala Grafik
dengan Rating, Metode Ceklis (Checklist), Metode Essai, Metode Pencatatan Kejadian
Kritis, dan Metode Wawancara; dan 2) metode yang berorientasi masa depan, yakni
penilaian diri, tes psikologi, MBO, dan pusat penilaian.5
1. Metode Penilaian Yang Berorientasi Masa Lalu
a) Skala Grafik Dengan Rating
Skala grafik dengan rating atau juga dikenal dengan
metode rating konvensional, adalah metode yang banyak digunakan. Terdapat
banyak versi tentang metode ini namun semuanya berfokus pada perilaku
spesifik atau karakteristik pegawai yang berkaiatan dengan kinerja kerja.
Contoh skala Rating dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Dalam versi
terbaru skala grafik dengan rating perilaku spesifik pegawai diuraikan kembali
berdasarkan perbedaan tingkatan dan perbedaan departemen/bagian pekerjaan
untuk masing-masing karakteristik. Kelemahan metode ini adalah perilaku yang
dinilai tidak spesifik dan penilai cenderung memberikan nilai rata-rata.
b) Metode Checklist
Metode checklist adalah metode PPK dengan cara memberi tanda (V) pada
uraian perilaku negatif atau positif pegawai/karyawan yang namanya tertera
dalam daftar. Masing-masing perilaku tersebut diberi bobot nilai. Besarnya
bobot nilai tergantung dari tingkat kepentingan perilaku tersebut terhadap
suksesnya suatu pekerjaan. Perhatikan contoh berikut:
• Keuntungan dari metode ini mudah untuk digunakan dan dapat menghindari
kecenderungan pemberian nilai rata-rata atau pemberian nilai karena
kemurahan hati. Namun karena keharusan adanya relevansi
antara item perilaku yang terdaftar dalam penilaian prestasi dengan
pekerjaan yang dilaksanakan, maka dibutuhkan keahlian khusus untuk
membangun sejumlah item perilaku yang berbeda untuk jenis pekerjaan dan
tingkatan yang berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan tenaga
profesional yang andal di bidang ini. Ketidakandalan dalam
5
Martoyo, Susilo. 2000 Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
13
membuat item perilaku dan kesesuaian bobot nilai masing-
masing item dapat mengakibatkan ketidaksesuaian di dalam pemberian
ukuran-ukuran item. Akibatnya para supervisor kesulitan di dalam
mengiterprestasikan hasilnya.
c) Metode Esai
Pada metode ini, penilai menuliskan sejumlah pertanyaan terbuka yang terbagi
dalam beberapa kategori. Beberapa kategori pertanyaan terbuka yang biasa
digunakan:
1. Penilaian kinerja seluruh pekerjaan.
2. Kemungkinan pekerja dipromosikan
3. Kinerja kerja pegawai saat ini
4. Kekuatan dan kelemahan pegawai
5. Kebutuhan tambahan training
14
c. Mengkomunikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan upah dan
promosi.
d. Rencana memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.
e. Memperbaiki hubungan antara atasan dengan bawahan.
2. Metode Penilaian Yang Berorientasi Masa Depan
a. Penilaian Diri (self appraisal) Metode ini menekankan adanya penilaian yang
dilakukan karyawan terhadap diri sendiri dengan tujuan melihat potensi yang
dapat dikembangkan dari diri mereka.
b. Tes Psikologi Biasanya dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam, tes
psikologi, diskusi, review terhadap hasil evaluasi pekerjaan karyawan. Tes ini
dilakukan oleh psikolog untuk mengetahui potensi karyawan yang dapat
dikembangkan dimasa datang. Beberapa tes psikologi yang dapat dilakukan,
seperti tes intelektual, emosi, motivasi.
c. Anagement By Objectives (MBO). Management By Objectives (MBO) yang
diperkenalkan oleh Peter Drucker adalah sistem yang menggambarkan kajian
tentang target/sasaran yang hendak dicapai berdasarkan kesepakatan
antara supervisor dan bawahannya. Kajian tentang bagaimana baiknya bawahan
berprestasi selalu ditinjau ulang dan dilakukan secara periodik. Uji coba selalu
dibuat untuk menuliskan target/sasaran dari segi kuantitas. Para ahli percaya
bahwa target/sasaran dapat dan selayaknya ditetapkan secara kuantitatif.
d. Pusat Penilaian (Assesment Centre) Merupakan lembaga pusat penilaian
prestasi kerja, dimana lembaga tersebut berfungsi melakukan penilaian prestasi
kerja terhadap karyawan suatu perusahaan.
6
Rachmawati, Ike Kusdyah. 2007 Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Andihttp://www.ombar.net/2009/09/pengertian-penilaian-kinerja.html
15
2. Kesalahan kecenderungan terpusat, banyak penilai tidak suka menilai karyawan
sebagai yang efektif atau tidak efektif dan sangat baik atau sangat jelek. Di sini
penilai cenderung merata-ratakan antara karyawan satu dengan yang lainnya dan
bahkan tidak sesuai dengan kenyataan.
3. Bias terlalu lunak dan terlalu keras, biasanya kesalahan bias yang terlalu lunak
cenderung penilai terlalu mudah memberikan nilai dalam evaluasi prestasi kerja
karyawan, sedangkan kesalahan bias yang terlalu keras sebaliknya terjadi karena
penilai cenderung terlalu ketat dalam evaluasi mereka.
4. Prasangka pribadi bisa mengubah penilaian terhadap karyawan. Sebagai contoh,
seorang atasan pria mungkin cenderung memberi penilaian yang rendah kepada
karyawan wanita karena suatu hal. Adapun 16ocial lain yang mempengaruhi
penilaian mencangkup 16ocial senioritas, kesukuan, agama, kesamaan kelompok
dan status sosial.
5. Pengaruh kesan terakhir, penilai cenderung lebih ingat pada kegiatan-kegiatan
karyawan yang baik atau buruk apabila menggunakan ukuran-ukuran prestasi kerja
yang subjektif.
16
ini benar, berfikir melalui pekerjaan yaitu dapat membantu dalam pengembangan diri
sendiri atau meningkatkan produktivitas karyawan.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini dibuat semoga bermanfaat dalam menambah
wawasan kita semua, penyusun menyarankan pembaca untuk memberikan kritikan dan
saran yang membangun untuk kesuksesan makalah selanjutnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
A.A.Anwar prabu Mangkunegara,2001,manajemen sumber daya manusia Perusahaan.
bandung,remaja rosdakarya. (4)
Tahi, Handoko., 1987, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakar-ta: BPFE
8-9
Hasibuan, Malayu S.P. 2012 Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. BumiAksara.
11-12
Website : http://repo.darmajaya.ac.id
18