DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Segala puji bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan
meminta ampunan. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu dan keburukan amal
perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada seorang pun yang
dapat menyesatkannnya. Sebaliknya, barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tiada seorang
pun yang dapat memberinya petunjuk.
Kami hanya dapat berdoa, kiranya apa yang saya tulis disini bermanfaat bagi kita semua.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa apa yang kami tulis masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca
sangat saya harapkan.
Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini. Dan
hanya kepada Allah swt kita berlindung dan memohon ampun.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi organisasi, hasil penilaian prestasi kerja para pegawai sangat penting arti dan
perananya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan
program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan,
promosi, system imbalan dan berbagai aspek lain dari keseluruhan proses manajemen
sumberdaya manusia secara efektif. Setiap pemimpin perlu mengambil keputusan dan
keputusan itu akan semakin tepat apabila informasinya juga tepat.
Salah satu cara untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kemampuan
karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya adalah penilaian prestasi. Tentu saja pelaksaan
penilaian prestasi itu sendiri harus benar agar informasi yang diperoleh juga benar. Untuk itu
dalam bab ini akan dibahas prinsip-prinsip yang dipergunakan dalam penilaian prestasi agar
benar atau agar dapat memberikan kepuasan bagi yang dinilai.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Penilaian Prestasi Kerja (PPK) adalah “suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap
prestasi kerja para pegawai dengan serangkaian tolak ukur tertentu yang obyektif dan
berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala”.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh French (1986), PPK pada dasarnya merupakan
kajian sistematik tentang kondisi kerja pegawai yang dilakukan secara formal. Menurut
French, kajian kondisi kerja ini haruslah dikaitkan dengan standar kerja yang dibangun,
baik itu standar proses kerja maupun standar hasil kerja. Tidak kalah pentingnya,
organisasi harus mengkomunikasikan penilaian tersebut kepada pegawai yang
bersangkutan.
Secara garis besar terdapat dua Tujuan Utama PPK, yaitu evaluasi terhadap tujuan
(goal) organisasi dan pengembangan tujuan (goal) organisasi.
memberikan “peringatan” kepada pekerja tentang kinerja kerja mereka yang tidak
- Memotivasi pekerja
Penilaian prestasi kerja mempunyai dasar yang sangat penting bagi perusahaan
sebagai alat untuk mengambil keputusan bagi karyawannya. Penilaian prestasi
mempunyai banyak kegunaan di dalam suatu organisasi.
Menurut T.Hani Handoko (1995:135) terdapat sepuluh manfaat yang dapat dipetik dari
penilaian prestasi kerja tersebut sebagai berikut:
Hal ini berarti penilaian kerja pegawai harus berkaitan dengan proses analisis jabatan
agar dapat dikatakan valid.Memang kenyataannya unsur subjektivitas masih selalu
ada, misalnya interpersonal relationship.Oleh karena itulah, dalam penilaian prestasi
kerja yang dinilai bukan “sifat pribadi” saja, tetapi yang dinilai adalah “sifat pribadi
yang berhubungan dengan pekerjaan” serta hal lainnya yang dianggap sebagai
kemampuan pegawai.
Harus ada tolak ukur yang seragam atau bisa disebut job
performance standard dimana inilah yang akan digunakan sebagai benchmark.
Alat ukur harus mudah, reliable (andal), dan valid, serta memberi laporan tentang
unjuk kerja sebenarnya.
Berikut ini unsur-unsur dasar dalam penilaian prestasi kerja. Menurut Malayu S.P
Hasibuan (2001:104) antara lain :
1. Kesetiaan
2. Prestasi kerja
Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan oleh
pekerja dari uraian pekerjannya.
3. Kejujuran
4. Kedisplinan
5. Kreatifitas
Penilai menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan kretifitasnya untuk
menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya dan berhasil guna.
6. Kerjasama
Penilai menilai terhadap partisipasi dan kerjasama degan karyawan lainnya baik
vertikal maupun horizontal didalam maupun diluar pekerjaan.
7. Kepemimpinan
8. Kepribadian
9. Prakarsa
1. Memberi batasan pekerjaan yang memastikan penilai dan yang dinilai sama-sama
memahami tugas dan standar kerja.
2. Menilai prestasi, yakni dengan membandingkan prestasi aktual dengan standar yang
sudah ditentukan sebelumnya.
3. Memberikan umpan balik (feedback) yang artinya prestasi dan kemajuannya
didiskusikan agar ada rencana pengembangan kedepannya.
Menurut Robert Bacal (2002:116), ada tiga pendekatan yang paling sering dipakai
dalam penilaian prestasi kerja karyawan:
Sistem ini terdiri dari dua bagian, yaitu suatu daftar karakteristik, bidang, ataupun
perilaku yang akan dinilai dan sebuah skala ataupun cara lain untuk menunjukkan
tingkat kinerja dari tiap halnya.
Sistem peringkat memperbandingkan karyawan yang satu dengan yang lainnya. Hal
ini dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya: total
pendapatan ataupun kemampuan manajemen.
Sistem ini hampir selalu tidak tepat untuk digunakan, karena sistem ini mempunyai
efek samping yang lebih besar daripada keuntungannya. Sistem ini memaksa karyawan
untuk bersaing satu sama lain dalam pengertian yang sebenarnya. Pada kejadian yang
positif, para karyawan akan menunjukkan kinerja yang lebih baik dan menghasilkan
lebih banyak prestasi untuk bisa mendapatkan peringkat yang lebih tinggi.
Sedangkan pada kejadian yang negatif, para karyawan akan berusaha untuk membuat
rekan sekerja (pesaing)-nya menghasilkan kinerja yang lebih buruk dan mencapai
prestasi yang lebih sedikit dibandingkan dirinya.
Penilaian kinerja harus bebas dari diskriminasi. Apapun bentuk atau metode penilaian
yang dilakukan oleh pihak manajemen harus adil, realistis, valid, dan relevan dengan
jenis pekerjaan yang akan dinilai karena penilaian kinerja ini tidak hanya berkaitan
dengan masalah prestasi semata, namun juga menyangkut masalah gaji, hubungan kerja,
promosi/demosi, dan penempatan pegawai. Adapun bias-bias yang sering muncul
sebagai berikut :
Hingga saat ini tidak satupun dari metode panilaian prestasi di atas dikatakan sebagai
yang terbaik untuk semua kondisi dan situasi organisasi. Kondisi dan situasi yang
berbeda menghendaki metode dan sistem yang berbeda. Menurut French (1986),
metode penilaian prestasi kerja yang terbaik tergantung pada :
2. Kesalahan Penilaian
Penilaian yang benar dan dapat di percaya terutama penting didalam mengguanakan
kesempatan yang sama pada pekerja untung mendapatkan petunjuk pelaksanaan atau
guidelines kerja.sayangnya supervisor dapat membuat kesalahan yang
mengakibatkan penilaian menjadi kurang benar dan kurang dapat di percaya keslahan
yang mungkin dilakukan oleh penilai bekaitan dengan factor manusia,dimana penilai
tidak dapat di lepas dari unsur subjektif dalam manusia. Kesalahan tersebut
diantaranya adalah:
1. Hallo Effect
Kesalahan hallo effect sangat dimungkinkan bila penilai terpesona oleh perilaku
pegawai seperti penampilan atau kepribadiannya. Kekaguman ini dapat menutup mata
penilai terhadap kelemahan pegawai yang lain. Sebaliknya bila pegawai membuat
kesalahan kecil namun membekas di hati penilai, maka bisa jadi nilai yang didapat
hasilnya buruk meskipun sesungguhnya ia memiliki prestasi lebih.
Hallo effect juga kadang terjadi pada saat penilaian awal pada pertemuan pertama
antara seorang penilai saat bertemu degan orang yang akan dinilainya di mana
seseorang cenderung melakukan penilaian-penilaian terhadap orang yang baru saja
dikenalnya dengan cara mengkategorikan setiap hal yang dilihat/dirasakannya pada
orang tersebut dan mencocokkannya dengan kategori-kategori yang telah ditetapkan
olehnya sebelumnya. Pendek kata, hallo effect adalah efek yang ditimbulkan oleh
seseorang dalam pertemuan pertama kali (kesan pertama).
Beberapa hal pengkategorian yang sering menjadi acuan penilaian seseorang terhadap
orang yang baru saja ditemui / dikenalnya antara lain :
1. Sifat
- Senyum seseorang saat pertemuan pertama menandakan bahwa orang itu ramah dan
menyenangkan.
- Cara berjabat tangan yang erat saat berkenalan menandakan pribadi yang hangat dan
terbuka bagi sebuah pertemanan.
Kebanyakan penilai kurang berani mencantumkan nilai yang rendah atau yang tinggi.
Sikap ini merupakan cerminan sebagaimana umumnya masyarakat dalam menilai.
Penilaian yang tinggi dikhawatirkan akan menjadikan pegawai sombong dan lupa
diri, sebaliknya penilaian yang rendah dikhawatirkan dapat menjatuhkan mental
pegawai. Karenanya seringkali penilai mencantumkan nilai rata-rata atau nilai tengah.
Subyektivitas lainnya adalah kemurahan hati. Banyak penilai tidak tega mencatumkan
nilai sebenarnya. Seringkali panilai mencantumkan nilai katrol sebagai kemurahan hati.
Ketidakberanian mencantumkan nilai rendah selain karena khawatir akan menjatuhkan
mental pegawai, juga karena penilai khawatir disalahkan oleh organisasi. Karena bisa
jadi rendahnya nilai bukan semata-mata kesalahan pegawai tapi karena kesalahan panilai
dalam menilai (tidak valid dan tidak reliable) atau penetapan target yang salah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya perilaku yang baik dan tingkat kompetensi yang tinggi pada masing-masing
individu, secara langsung juga akan meningkatkan kompetensi organisasi atau instansi
dimana pegawai tersebut mengabdi.
https://www.kajianpustaka.com/2013/12/penilaian-prestasi-kerja.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/www.finansialku.com/mengapa-dibutuhkan-penilaian-prestasi-
kerja/amp/
http://negerisiapa.blogspot.com/2017/06/penilaian-prestasi-kerja-kinerja.html?m=1
http://hasthojn.blogspot.com/2012/07/bab-6-penilaian-prestasi-kerja.html