Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jose Timothy Samudra

Nim : 205010101111113
Kelas :I
Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara
WEBINAR KORUPSI DAN KERUGIAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
SESI 1
KORUPSI DAN KERUGIAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA
Oleh Prof. Dr. M. Guntur Hamzah, S.H., M.H.
Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi
Korupsi merupakan tindak pidana yang erat hubungannya dengan negara. Dalam UU 31/1999 jo. UU
20/2001 menyatakan bahwa tindak pidana korupsi adalah perbuatan yang melawan hukum yang dapat
menimbulkan kerugian bagi keuangan atau perekonomian negara dengan maksud untuk memperkaya diri
sendiri.
Unsur Korupsi:

 Actus rea: perbuatan melawan hukum (Peraturan Perundang-Undangan, UU, UUD) terkait
penggunaan uang negara.
 Mens rea: tindakan yang memiliki motif untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Dalam hal ini,
UU No. 30 Tahun 2014 menghendaki pemerintahan untuk menyelidiki adanya motif atau tidak.
Keuangan negara dalam perspektif hukum administrasi merupakan hukum yang mengatur dengan cara
bagaimana alat-alat perlengkap negara melakukan tugasnya. Dalam hal ini pengelolaan keuangan negara
diatur oleh suatu lembaga keuangan dan diawasi oleh lembaga yang telah ada baik lembaga intern
maupun eksternal sesuai dengan UU yang berlaku.
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Definisi Keuangan Negara

 48/PUU-XI/2013 Rumusan pengertian mengenai keuangan negara dalam pasal 1angka 1 UU


17/2003 menggunakan rumusan yang bersifat luas dengan tujuan untuk mengamankan kekayaan
negara yang bersumber dari uang rakyat yang diperoleh melalui pajak.
 62/PUU-XI/2013 Subjek hukum yang menjadi objek pemeriksaan oleh BPK adalah semua
lembaga yang mengelola keuangan negara, baik keungan negara yang dikelola secara langsung
maupun yang dipisahkan, termasuk modal usaha BUMN dan BUMD.
Diskresi
adalah keputusan yang diambil oleh pejabat pemerintahan untuk mengatasi persoalan saat adanya
stagnansi pemerintahan, atau tidak lengkapnya peraturan perundang-undangan. Contoh pengambilan
keputusan tersebut antara lain:
 Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang memberikan suatu pilihan atas keputusan atau
tindakan.
 Karena peraturan perundang-undangan tidak mengatur.
 Banyaknya persoalan di masyarakat membuat beberapa peraturan perundang-undangan tidak
lengkap.
 Adanya stagnansi pemerintahan, seperti tiba-tiba ada bencana alam, pemerintah memutuskan
menggunakan anggaran daerah tanpa menguntungkan kepentingan pribadi.

SESI 2
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI
DAN PENGEMBALIAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
Oleh Dr. Istislam, S.H., M.Hum.
Dosen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
HUKUM TENTANG KORUPSI
Hukum tidak secara keseluruhan diatur dalam hukum Pidana, karena ada perbuatan Korupsi yang harus
terlebih dahulu “melalui” Hukum Administrasi Negara untuk dapat dinyatakan sebagai suatu perbuatan
korupsi. Tidak semua Korupsi harus melalui Hukum Administrasi Negara, karena ada perbuatan Korupsi
yang dilakukan tanpa melalui “Penyalahgunaan Kewenangan” sehingga perbuatan Korupsi itu secara
keseluruhan juga tunduk atau diatur dalam Hukum Pidana.
DEFINISI KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
Adalah kerugian negara/daerah adalah kekurangan uang, surat berharga dan barang, yang nyata dan pasti
jumlahnya ssebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai Pasal 59 dan Pasal 62
telah diatur mengenai penyelesaian dalam keryguan negara/daerah Hukum tentang korupsi dan kerugian
keuangan negara berserta pengembaliannya Hukum pengembalian keuangan negara yang dikorupsi,
dalam hukum positif Indonesia

 Sarana Hukum Pidana, dengan menjatuhkan sanksi denda, penyitaam baik yang dapat dilakukan
(UU NO.31 Th. 1999 ttg Pemberantasan TIPIKOR sebagaimana diubah dengan UU No. 20
Tahun 2001)
 Sarana Hukum Perdata, dilakukannya gugatan perdata ke pengadilan yang dilakukan oleh jaksa
sebagai pengacara negara; pasal 38 C UU Tipikor. Melalui dasar Hukum Pasal 1131 KUHPerdata
Pengembalian Keuangan Negara Melalui HAN Suatu Pendekatan Hukum Progresif - UUAP tidak
mengatur lebih lanjut mengenai mekanisme penyelesaian penyalahgunaan wewenang (menimbulkan
ketidakpastian hukum)

 UUAP tidak diatur secara eksplisit menganai batas waktu pengajuan ada atau tidaknya
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
sehingga multitafsir

Kemudian, Keluarlah PERMA NO. 4 Tahun 2015 Pedoman Beracara Dalam Penilaian Unsur
Penyalahgunaan Wewenang
 Pendekatan Progresif yang dimaksud adalah ketentuan hukum yang merenspon aspirasi
masyarakat dan bangsa Indonesia agar uang dan kekayaan dikembalikan seutuhnya Gagasan lain
yang ingin disampaikan dalam penulis adalah perlu juga keterlibatan masyarakat terhadap
keikutsertaab nasyarakat dalam pemberantasan TIPIKOR.

Anda mungkin juga menyukai