Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL DISKUSI PRESENTASI MATA KULIAH

KEWARGANEGARAAN
Laporan ini disusun dengan tujuan memenuhi salah satu kriteria kelulusan
pada mata kuliah Kewarganegaraan yang dibimbing oleh:
Drs. Darmawan, M.Pd.

Disusun Oleh:
Pashakayla Tirza (2201063)

SISTEM INFORMASI KELAUTAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG
TAHUN 2022
Jl. Ciracas No.38, Serang, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42116
1. (Ramzan, kelompok 3) Bagaimana cara melaksanakan sebuah pembangunan terhadap
demokrasi yang ada di Indonesia dengan lebih baik dari sebelumnya?
Demokrasi Dalam Pembangunan Politik Di Indonesia”. Hal ini dilatar belakangi
karena hingga saat ini, demokrasi adalah nilai-nilai politik yang disepakati bisa
menjamin tersalurnya pertisipasi politik rakyat. Dalam pandangan banyak orang
muncul asumsi bahwa satu-satunya bentuk pembangunan politik yang bermakna adalah
pembinaan demokrasi. Sumber data diperoleh melalui studi pustaka dan dokumentasi.
Semua ini membawa kita pada persoalan pandangan bahwa pembangunan politik itu
seharusnya sama dengan diciptanya lembaga-lembaga dan praktek-praktek demokrasi.
Partisipasi rakyat dalam politik tentulah sangat dibutuhkan oleh negara yang
menyatakan dirinya sebagai negara demokratis. Pendidikan politik rakyat, menurut
merupakan unsur yang sangat penting bahkan menjadi titik sentral pembangunan
politik. Karena hal itu berguna untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berpolitik rakyat. Namun demikian, pada dataran praksis, upaya-upaya
untuk menciptakan kehidupan politik yang demokratis tidak sedikit mengundang
perdebatan, menyangkut strategi pengembangannya. Selain itu, dalam iklim
masyarakat yang pluralis seperti masyarakat Indonesia, nilai-nilai demokrasi dapat
dianggap sejalan dengan Kenyataan alamiahnya. Mendorong adanya upaya
modernisasi ini mestinya diterapkan dalam berbagai kelembagaan politik, pendidikan
politik dan pimpinan politik sebagai prasarana dalam pembangunan politik. Karena itu,
selagi memberikan alternatif pemecahan terhadap potensi disintegrasi yang selalu
terkandung dalam semua masyarakat pluralis, demokrasi perlu di tempatkan pada garda
depan wacana pembangunan politik. Demokrasi yang diterapkan berbeda-beda pada
negara didunia mempengaruhi keberhasilan yang berbeda pula dalam pembangunan
politik di negara tersebut. Bagi bangsa kita sendiri saat ini, masalah pembangunan
politik sebenarnya merupakan agenda politik yang terus menjadi perhatian demi
terciptanya tatanan kehidupan politis yang lebih demokratis pada masa datang
Secara pelaksanaan pemerintah RI tak ikut turut serta dalam pembangunan
demokrasi Indonesia adalah dengan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi dalam diri
masing-masing warga negara yang kemudian diwujudkan lewat perilaku sehari-hari di
lingkungan apapun. Nilai-nilai demokrasi ada banyak seperti mengedepankan
musyawarah, menyikapi perbedaan dengan bijaksana, menjaga kerukunan, menghargai
perbedaan pendapat, kerja sama dan gotong royong dan lain sebagainya. Jika demokrasi
kuat tertanam dalam masyarakat maka akan lahir dorongan untuk bersama-sama
mengubah pemerintahan yang tidak melaksanakan demokrasi dengan baik menjadi
lebih baik lagi dalam menerapkan demokrasi. Indonesia adalah salah satu negara yang
menerapkan demokrasi dalam sistem pemerintahannya. Jenis demokrasi yang berlaku
di Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Artinya bahwa demokrasi yang dianut
berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Cara terbaik melaksanakan pembangunan
demokrasi yang (misalnya) tak didukung olehperan pemerintah yakni dengan
meningkatkan penerapan nilai demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat. Jika
masyarakat demokratis dan berjiwa Pancasilais maka cepat atau lambat pemerintahan
akan ikut menjadi demokratis dan Pancasilais sebab sesungguhnya mereka yang terpilih
menjadi dan menduduki kursi pemerintahan adalah bagian dari rakyat.
2. (Hasnaira, kelompok 4) apakah Indonesia merupakan negara hukum atau bukan?
melihat banyak sekali penjahat sekarang yang bisa membeli hukum dengan uang?
Terkait dengan hal tersebut, maka Negara Kesatuan Republic Indonesia sebagai Negara
hukum juga harus menempatkan hukum sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Keberadaan Indonesia sebagai Negara Hukum dapat ditemukan dalam
Dalam penjelasan UUD 1945 sebelum amandemen disebutkan bahwa Indonesia ialah
negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat), yang berarti Indonesia berdasarkan
hukum dan tidak berdasarkan pada kekuasaan semata (machtsstaat). Hal tersebut,
kembali dipertegas pada amandemen UUD NRI Tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat (3)
yang menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Berdasarkan
ketentuan Konstitusi tersebut, maka negara Indonesia diperintah berdasarkan hukum
yang berlaku, termasuk penguasa pun harus tunduk pada hukum yang berlaku.
Akan tetapi, bekerjanya hukum di Indonesia saat ini menggambarkan bahwa
implementasi konsep negara hukum hanya sebatas formalistas belaka. Dimana, pada
satu sisi, muncul berbagai kecendrungan perilaku anggota masyarakat yang sering
menyimpang dari berbagai aturan yang dihasilkan oleh Negara. Hal tersebut ditandai
dengan meningkatnya kriminalitas, dan yang mencemaskan ialah bahwa meningkatnya
kriminalitas bukan hanya dalam kuantitas atau volume saja, tetapi juga dalam kualitas
atau intensitas. Kejahatan-kejahatan lebih terorganisir, lebih sadis serta di luar peri
kemanusiaan: perampokan-perampokan yang dilakukan secara kejam terrhadap
korban-korbannya tanpa membedakan apakah mereka anak-anak atau perempuan,
pembunuhan-pembunuhan dengan memotong-motong tubuh korban.
Selain itu, banyaknya kasus korupsi yang kata orang sudah ”membudaya” di Indonesia,
serta praktek suap tidak terbilang banyaknya, sehingga sudah dikatakan”membudaya”
juga, sehingga orang mengikuti saja apa yang dilakukan oleh orang lain asal tercapai
tujuannya. Dampaknya kehidupan hukum menjadi tidak terarah dan terpuruk.
Keterpurukan hukum di suatu negara, akan berdampak negatif yang mempengaruhi
sektor kehidupan lain misalnya kehidupan ekonomi, politik dan budaya. Bagaimanapun
upaya para pakar ekonomi maupun politik dalam mengatasi masalah dan ketimpangan
ekonomi dan politik, akan sia-sia belaka jika keterpurukan hukum masih terjadi. Untuk
itu, hendaknya hukum menjadi panglima dalam setiap dimensi kehidupan bernegara[6].
Berbagai uraian tersebut menimbulkan berbagai isu didalam masyarakat adalah adanya
perlindungan hukum dan HAM hanya berlaku bagi masyarakat tertentu saja, yaitu yang
dekat dengan kekuasaan dan memiliki banyak uang, selain itu dalam penyelenggaraan
pemerintahan terdapat adagium yang menyatakan bahwa kalau bisa diperlambat,
kenapa harus dipercepat? Bahkan hubungan penguasa dengan masyarakat sering
melekat dengan berbagai pernyataan yang menyatakan bahwa: Pasal 1. Penguasa tidak
pernah salah, Pasal 2, Kalau penguasa Salah, lihat Pasal 1.
Berbagai hal tersebut kemudian menimbulkan Persoalan bagaimana implementasi
penegakan hukum dan HAM di Indonesia, mengingat NKRI adalah Negara hukum
yang wajib memberikan perlindungan terhadap seluruh masyarakatnya secara
menyeluruh tanpa adanya pengecualian.
3. (Pasha, kelompok 12) Apabila demokrasi mulai bertentangan dengan nilai-nilai
pancasila, bagaimana solusi terbaik untuk mengatasinya?

Sejak memasuki era reformasi, konsep demokrasi semakin nyata didengungkan. Hal ini
terlihat dari kebebasan pers dan kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat dalam
mengkritik pemerintah. Dicabutnya larangan ekspresi budaya Tionghoa oleh Presiden
RI ke-4 Abdurrahman Wahid menandakan bahwa prinsip Demokrasi Pancasila masih
diminati oleh bangsa ini. Namun di sisi lain, era reformasi juga membawa dilema untuk
bangsa ini.
Di level pemerintahan dan politik, kondisi demokrasi di Indonesia, khususnya dari
aspek supremasi hukum, juga cukup mengkhawatirkan. Salah satunya bisa kita soroti
dari banyaknya tindakan pelanggaran HAM, minimnya pelibatan aspirasi publik
terhadap Rancangan berbagai Undang-Undang seperti Revisi UU KPK, RKUHP,
keberadaan UU ITE yang menyulitkan pejuang HAM, beberapa penerbitan Perpu yang
tidak dilandaskan pada kajian yang objektif dan masih banyak lagi. Hal tersebut sangat
ironis karena kedaulatan ada di tangan rakyat dan partisipasi rakyat adalah hal yang
mutlak sekaligus kunci dari demokrasi itu sendiri.

Selain itu, jika kita melihat situasi politik belakangan ini, banyak politikus yang
memanfaatkan isu-isu SARA untuk saling menyerang lawan politik mereka demi
mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Oleh karena itu, beberapa contoh di atas
berpotensi mencederai Demokrasi Pancasila dan memecah belah persatuan dan
kesatuan bangsa. Kita seakan lupa bahwa negeri ini menjadi kuat karena dibangun dari
perbedaan.
Lalu, bagaimana kita menjaga Demokrasi Pancasila agar tetap lestari sebagai prinsip
bernegara dan bermasyarakat? Sebagai bangsa demokratis, negara harus
mengakomodasi aspirasi atau suara rakyat (khususnya kaum minoritas) karena dalam
sistem demokrasi rakyat memegang kekuasaan penuh atas pemerintahan yang dijamin
secara konstitusional. Oleh karena itu, sebagai upaya menjalankan demokrasi yang
bebas, adil, dan jujur, penentuan pemimpin harus dilakukan melalui pemilihan umum
yang melibatkan penuh asprirasi rakyat, atau kata kuncinya adalah legitimasi.
Dengan kata lain, legitimasi merupakan salah satu tolok ukur apakah prinsip demokrasi
dijalankan dengan sebaik-baiknya atau tidak karena legitimasi merupakan representasi
dari suara rakyat yang seharusnya dijadikan referensi utama oleh negara dalam
menentukan pemimpin. Musyawarah untuk mencapai mufakat yang merupakan prinsip
utama demokrasi juga harus dilakukan secara bertanggung-jawab karena dengan cara
inilah rakyat dapat menentukan harapan bersama dengan tetap menjaga harmoni dan
stabilitas sosial-politik. Selain itu, di lingkup sosial, literasi masyarakat tentang prinsip
dan hakikat demokrasi juga harus disuarakan. Media massa dan negara melalui sektor
pendidikan harus memberikan pendidikan politik dan demokrasi yang baik supaya
kebebasan berpendapat dapat diutarakan dengan kritis, santun, dan bertanggungjawab.
Satu hal yang terpenting dari penerapan demokrasi yang kita jalankan harus bermuara
pada kemanusiaan karena secara filosofis prinsip demokrasi adalah merangkul dan
mengakomodasi suara rakyat baik mayoritas maupun minoritas demi terciptanya suatu
masyarakat yang adil, makmur, dan beradab.

4. (Haniifa, kelompok 6) Bagaimana suatu negara dapat dikatakan sebagai negara


demokrasi?

Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana segenap rakyat ikut serta memerintah
melalui wakil-wakilnya dalam lembaga pemerintahan. Dengan kata lain, pemerintahan
dan negaranya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Salah satu tonggak
utama untuk mendukung sistem pemerintahan yang demokratis adalah adanya
pemilihan umum atau pemilu.Di Indonesia, pemilu diselenggarakan untuk memilih
dewan perwakilan rakyat, pemimpin daerah, bahkan pemimpin negara. Indonesia
menggunakan prinsip dari demokrasi Pancasila, antara lain melindungi hak asasi
manusia, dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. Indonesia
memenuhi syarat dan ciri sebagai negara demokratis, sehingga disebut negara
demokrasi.

Ciri-Ciri Negara Demokrasi


Berikut ini beberapa poin ciri-ciri suatu negara dapat dikatakan sebagai negara
demokratis.
1. Keputusan Pemerintah untuk Seluruh Rakyat
Pemerintahannya didasarkan atas kehendak dan kepentingan semua rakyat, bukan atas
dasar kepentingan suatu kelompok. Hal ini dilakukan untuk mencegah tindak korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
2. Ciri Konstitusional
Hal yang berhubungan dengan kepentingan, kehendak, kemauan, dan kekuasaan rakyat
dituliskan dalam konstitusi dan undang-undang negara tersebut. Hukum harus berlaku
secara adil bagi seluruh warga negara.
3. Ciri Perwakilan
Kedaulatan rakyat diwakilkan oleh beberapa orang yang sudah dipilih oleh rakyat itu
sendiri untuk mengatur negaranya.Di Indonesia, lembaga perwakilan disebut Dewan
Perwakilan Rakyat atau DPR yang dipilih melalui pemilu.
4. Ciri Pemilihan Umum
Sebuah kegiatan politik yang dilaksanakan untuk memilih pihak-pihak yang
menjalankan pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Pemilu
dilaksanakan secara rutin dalam periode waktu tertentu. Misalnya di Indonesia, pemilu
presiden diselenggarakan setiap 5 tahun sekali.
5. Ciri Kepartaian
Menerapkan sistem kepartaian yang akan menjadi media atau sarana untuk menjadi
bagian dalam melaksanakan sistem demokrasi.
6. Ciri Kekuasaan
Adanya pembagian dan pemisahan kekuasaan. Di Indonesia, ada pembagian kekuasaan
yang dikenal dengan istilah Trias Politica. Trias Politica membagi kekuasaan negara
menjadi tiga, yaitu lembaga eksekutif, lembaga yudikatif, dan lembaga
legislatif. Lembaga eksekutif atau yang melaksanakan undang-undang, contohnya
presiden dan wakil presiden. Lembaga yudikatif adalah lembaga yang memiliki
kekuasaan mengawasi jalannya pelaksanaan peraturan perundang-undangan.Contoh
lembaga yudikatif adalah Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan
Komisi Yudisial (KY). Lembaga legislatif adalah lembaga yang memiliki kekuasaan
membuat peraturan dan undang-undang. Contoh lembaga legislatif misalnya Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD).
7. Ciri Tanggung Jawab
Adanya tanggung jawab dari pihak yang sudah dipilih untuk ikut dalam pelaksanaan
suatu sistem demokrasi

5. (Raul) Mengapa negara demokrasi harus ditopang oleh hukum?

Demokrasi dan negara hukum adalah dua konsepsi yang saling berkaitan yang satu
sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Pada konsepsi demokrasi, di dalamnya
terkandung prinsip-prinsip kedaulatan rakyat (democratie) sedangkan di dalam
konsepsi negara hukum terkandung prinsip-prinsip negara hukum (nomocratie), yang
masing-masing prinsip dari kedua konsepsi tersebut dijalankan secara beriringan
sebagai dua sisi dari satu mata uang. Paham negara hukum yang demikian dikenal
dengan sebutan “negara hukum yang demokratis” (democratische rechtsstaat) atau
dalam bentuk konstitusional disebut constitutional democracy

Oleh karena itu, negara hukum itu harus ditopang dengan sistem demokrasi karena
terdapat korelasi yang jelas antara negara hukum yang bertumpu pada konstitusi,
dengan kedaulatan rakyat yang dijalankan melalui sistem demokrasi. Dalam sistem
demokrasi partisipasi rakyat merupakan esensi dari sistem ini. Akan tetapi, demokrasi
tanpa pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sementara hukum tanpa
demokrasi akan kehilangan makna.28 Menurut Frans Magnis Suseno, demokrasi yang
bukan negara hukum bukan demokrasi dalam arti yang sesungguhnya. Demokrasi
merupakan cara yang paling aman untuk mempertahankan kontrol atas negara hukum

Dengan demikian dalam negara hukum yang demokratis, hukum dibangun dan
ditegakkan menurut prinsip-prinsip demokrasi. Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan,
ditafsirkan, dan ditegakkan dengan “tangan besi” berdasarkan kekuasaan semata
(machtsstaat). Sebaliknya, demokrasi haruslah diatur berdasar atas hukum (rechtsstaat)
karena perwujudan gagasan demokrasi memerlukan instrumen hukum untuk mencegah
munculnya mobokrasi, 30 yang mengancam pelaksanaan demokrasi itu sendiri

Dengan demikian, dalam sistem konstitusi Negara Indonesia cita negara hukum itu
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan gagasan kenegaraan Indonesia
sejak kemerdekaan. Meskipun dalam pasal-pasal UUD 1945 sebelum perubahan, ide
negara hukum itu tidak dirumuskan secara eksplisit, tetapi dalam penjelasannya
ditegaskan bahwa Indonesia menganut ide ‘rechtsstaat’, bukan ‘machtsstaat’.
Sementara dalam Konstitusi RIS Tahun 1949, ide negara hukum itu bahkan tegas
dicantumkan, demikian pula dalam UUDS 1950, kembali rumusan bahwa Indonesia
adalah negara hukum dicantumkan dengan tegas. Bahkan dalam Perubahan Ketiga pada
tahun 2001 terhadap UUD Negara RI Tahun 1945, ketentuan mengenai negara hukum
ini kembali dicantumkan secara tegas dalam Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi: “Negara
Indonesia adalah Negara Hukum”. Oleh karena itu, secara teoritis gagasan kenegaraan
Indonesia telah memenuhi persyaratan sebagai negara hukum modern, yaitu negara
hukum yang demokratis dan bahkan menganut pula paham negara kesejahteraan
(welfare-state)

6. (Toriq, kelompok 3) Bagaimana jika negara Indonesia menganut hukum Islam apakah
bisa efektif dan mengapa Indonesia tidak mengambil hukum islam?
Dari pembahasan makalah kami kali ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa sejarah
perkembangan hukum islam di Indonesia telah melalui masa yang tidak sebentar karena
telah melalui beberapa priode sejak masa kerajaan Islam bahkan jauh sebelumnya
hingga sekarang. Para sahabat dan ulama-ulama terdahulu banyak berperan dalam
proses perkembangan islam di Indonesia ini. Gerakan dakwah yang tak kenal lelah serta
sikapnya yang mampu membaur dengan masyarakat dan mengakulturasikan antara
budaya pribumi dengan ajaran dan Syariat Islam membuat kiprah dakwah mereka
berhasil. Oleh karena itu kita harus menjaga hasil dari pemikiran-pemikiran para
pendahulu kita yang mana pemikiran mereka tidak dilakukan dengan sembarangan
melainkan dengan ijtihad yang tidak mudah. Selain itu sekarang sudah banyak
pemikiran-pemikiran yang sangat ekstrim sehingga kita harus berhati-hati akan
pemikiran tersebut agar nanti kita tidak terjerumus ke dalam pemikiran tersebut
7. (Lulu, kelompok 5) Menurut Anda, demokrasi yang berada di Indonesia pada saat ini
apakah telah berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pendahulu?

Dari survei yang dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan 1.200
responden dan margin of error sebesar ± 2,83% dengan tingkat kepercayaan 95%
tersebut menunjukkan 56.4% publik merasakan puas dengan jalannya demokrasi di
Indonesia saat ini. Sedangkan yang merasa tidak puas sebesar 37,3% dan yang tidak
tidak tahu/tidak jawab 6.3%. Ada lima alasan publik puas terhadap sistem demokrasi
di Indonesia saat ini. Pertama, kebebasn memiliki pemimpin (35.9%), melahirkan
pemimpin sesuai keinginan masyarakat (16.0%), sesuai dengan hati nurani (8%),
sistem demokrasi terlaksana dengan aman (5.8%), serta adanya perubahan yang lebih
baik (5.3%). Sedangkan alasan ketidakpuasan publik atas demokrasi yang berjalan saat
ini adalah kebijakan pemimpin hanya untuk golongan tertentu (30.6%), demokrasi
berjalan belum sepenuhnya (16.1%), pelaksanaan demokrasi kurang sehat (15.2%),
keadaan ekonomi yang belum berubah (9.8%), dan banyak yang korupsi (9.4%). Hasil
survei juga menunjukkan 77,9% publik setuju bahwa demokrasi walaupun tidak
sempurna adalah sistem pemerintahan terbaik untuk Indonesia saat ini dibandingkan
sistem lainnya. Sistem demokrasi dinilai menjadi sistem pemerintahan terbaik untuk
Indonesia karena dengan sistem ini rakyat bebas mengeluarkan pendapat, bebas
memilih pemimpin, sesuai dengan hati nurani sistem demokrasi bersifat terbuka, serta
bebas memilih wakil rakyat. Hanya 11,1% respoden yang menyatakan tidak setuju
sistem demokrasi diterapkan di Indonesia. Terdapay lima alasan publik tidak setuju
bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan terbaik saat ini yaitu kurang berpihak ke
rakyat kecil, politik kurang sehat,demokrasi berjalan belum sepenuhnya, pelaksanaan
demokrasi belum maksimal, dan hanya menguntungkan golongan tertentu.

8. (Dimas, kelompok 3) Bagaimana penerapan konsepsi ideal negara hukum dan


demokrasi di yang terdapat di negara kita?

Untuk mewujudkan sistem demokrasi yang baik maka perlu dituangkan di dalam
kaidah hukum dalam suatu sistem pemerintahan. Demikian juga dengan lembaga-
lembaga Negara yang ada. Karena , secara umum prinsip demokrasi itu mempunyai
empat pilar utama yang mempunyai peran yang sangat signifikan, seperti lembaga
legislative sebagai tempat wakil rakyat, lembaga eksekutif sebagai penyelenggara
pemerintahan Negara, lembaga yudikatif sebagai tempat memberi putusan hukum dan
keadilan dalam pelaksanaan undang-undang serta pers sebagai alat kontrol masyarakat.
Dari tulisan ini dapat kita dapat menarik benang merah bahwa yang harus
dikedepankan dalam suatu Negara demokrasi adalah adanya persamaan dalam
hukum,yang berarti Negara demokratis hendaknya mencerminkan ketaatan akan
hukum yang ada. Untuk itu rule of law harus dijalankan oleh seluruh warga Negara
tanpa membedakan latar belakang. Jika hukum dapat dijalankan sesuai dengan kaidah
yang benar maka akan tercipta suatu tatanan demokrasi yang baik. Dan kita akan
terhindar dari kekacauan yang cenderung mengabaikan HAM. Sekali lagi demokrasi
saja tanpa hukum akan melahirkan sikap anarkhis dan chaos.Dan, hukum saja tanpa
demokrasi akan membuat bangsa ini kepangkuan kediktatoran alam otoriterisme.
Karena ,hukum bisa dibuat dan dimanipulasi hanya sebagai alat untuk memberikan
legitimasi bagi kekuasaan. Untuk itu, jika ingin mengembangkan demokrasi haruslah
dengan cara yang demokratis pula. Intinya, kesediaan berbeda pendapat, kesediaan
mendengar haruslah diiringi dengan ketentuan hukum yang ada.

9. (Wawan, kelompok 5) Apakah keadilan sosial yang kita mimpikan bersama sudah
terwujud di Bumi Pertiwi? Apakah ketimpangan yang ada sudah secara serius
diupayakan untuk dikurangi? Apakah alam yang menjadi penopang kehidupan
manusia dalam jangka panjang sudah mendapatkan perhatian yang sepatutnya?

• “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” seperti bunyinya, makna sila
kelima menjelaskan mengenai keadilan yang harus didapatkan oleh seluruh
masyarakatnya.Keadilan ini berlaku untuk seluruh aspek kehidupan, termasuk
juga hak dan kewajiban yang dimiliki masing-masing individu. Keadilan Sosial
juga memiliki berarti kita tidak boleh mementingkan diri sendiri. Kita harus
mengutamakan kepentingan umum dalam hidup bermasyarakat. Sangat penting
untuk mengetahui seberapa pentingnya keadilan social dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga tidak menutup kemungkinan untuk menciptakan
kehidupan masyarakat yang sejahtera dan adil terbentuk. Keadilan sosial yang
berlaku di hukum Indonesia juga menurut saya belum sepenuhnya merata dan
terlaksana. Karena masih di dapati banyak kasus-kasus hukum yang
mempermudah orang kaya/yang punya jabatan, dsb tetapi mempersulit mereka
yang berada di kalangan bawah padahal mungkin kasus yang dilakukan oleh
para pejabat/orang kaya itu jauh lebih berat.
Jadi, untuk menciptakan negara yang lebih adil lagi kedepannya kita sebagai
generasi milenial harus menanamkan dan melakukan hal-hal seperti
menghormati dan menghargai sesama sedini mungkin sehingga pada nanti
saatnya kita yang memimpin atau berpengaruh di negara kita, kita merupakan
generasi yang saling menghargai dan menghormati antar sesama. Sehingga
kedepannya ke lima sila dari Pancasila, terutama sila “keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia” ini dapat terlaksana dan berjalan dengan sebaik-
baiknya.

• Ketimpangan sosial ini juga adalah salah satu tugas besar pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial dan meminimalkan kesenjangan sosial di
masyarakat. Masalah sosial yang ada di masyarakat memang bisa saja
disebabkan oleh dampak negatif yang ditimbulkan dari ketimpangan sosial.
Perlu adanya usaha untuk mengatasi ketimpangan sosial tersebut. Beberapa
upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketimpangan tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Peningkatan Kualitas Penduduk
Sebagai individu yang tingga di Indonesia, tentunya sudah mengetahui bahwa
masyarakat Indonesia itu memiliki keanekaragaman dari karakteristiknya.
Keanekaragaman itu ternyata bisa juga menjadi faktor yang menimbulkan
ketimpangan sosial. Oleh karena itu, sangat penting adanya sebuah usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Peningkatan kualitas
penduduk dapat dilakukan melalui berbagai usaha. Upaya-upaya tersebut
adalah sebagai berikut :
Memperbaiki kualitas pendidikan
Meningkatkan fasilitas kesehatan, baik kualitas tenaga medis maupun
peningkatan pelayanan kesehatan
Melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat, misalnya dengan
memberikan penyuluhan atau pengarahan pada masyarakat.
2. Mobilitas Geografis
Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012), pengertian mobilitas sangat erat
kaintannya dengan perpindahan atau perubahan gerak. Maksud dari
perpindahan ini ialah pindahnya sekelompok orang yang bisa dikatakan sebagai
penduduk, pindah dari suatu daerah ke daerah yang lain. Hal ini bertujuan untuk
mengendalikan jumlah penduduk di suatu daerah, karena adanya pemerataan
penduduk juga harus diikuti oleh adanya pembangunan. Hal ini bertujuan agar
tidak terjadi jumlah penduduk yang terlalu padat yang akhirnya menimbulkan
kesenjangan sosial.
Contoh upaya mobilitas yang umum dilakukan adalah transmigrasi, di mana
warga kota di wilayah yang terlalu padat seperti di Jawa berpindah ke wilayah
yang lebih sedikit penduduknya, seperti di Kalimantan. Upaya ini pernah
digalakkan di zaman Presiden Soeharto dan berhasil meningkatkan kualitas
ekonomi pelakunya, seperti orang-orang Madura yang berpindah ke
Kalimantan.
3. Menciptakan Peluang Kerja
Saat ini, Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara berkembang dengan
kepadatan penduduk yang tinggi. Jumlah penduduk yang besar di usia produktif
tersebut tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, sehingga terjadilah
banyak pengangguran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang
bisa dilakukan adalah menciptakan peluang kerja dengan memanfaatkan
kondisi lingkungan sekitar. Dengan menciptakan peluang kerja, maka kita juga
akan mengurangi munculnya ketimpangan sosial di masyarakat.

• "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia" itulah bunyi sila ke 5 bangsa
indonesia. Keadilan merupakan salah satu tujuan negara republik indonesia
selaku negara hukum. Penegakan keadilan akan membuat kehidupan manusia
indonesia, baik selaku pribadi, selaku anggota masyarakat, maupun selaku
warga menjadi aman, tentram, dan sejahtera. Upaya untuk mencapai ke arah itu
memerlukan nilai keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, yang
menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seluruh warga negara
indonesia tanpa membedakan agama, suku, bahasa, dan status sosial
ekonominya.

Setiap warga negara indonesia harus diperlakukan adil sesuai dengan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia menunjukkan bahwa manusia indonesia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat
indonesia. Keadilan sosial memiliki unsur pemerataan dan persamaan.

Memang benar adanya jika kita berbicara tentang sila ke 5 sangat erat kaitannya
tentang keadilan dan pemerataan. Namun jika kita lihat dari fakta-fakta yang
ada di indonesia, sudahkah hal ini terlaksana? Atau kah sila ke 5 ini hanyala
sebuah mimpi belaka yang suit untuk bangsa ini raih?. Banyak sekali
ketimpangan yang terjadi di negri ini akibat tidak terwujudnya cita-cita bangsa
indonesia pada sila ke 5. Banyak sekali fenomena fenomena ketimpangan sosial
yang harusnya menjadi konsen para petinggi-petinggi di negri ini.

Nah apa saja sih fenomena atau fakta bahwa negri ini benar-benar mengalami
krisis ketimpangan sosial?
Fakta bidang kesehatan
Pemerintah Indonesia telah mengadakan program jaminan kesehatan untuk
masyarakat yang kurang mampu. Namun dalam pelaksanaannya belum juga
membaik. Buruknya layanan kesehatan masih menjadi keluhan dikalangan
masyarakat yang kurang mampu di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari
berbagai aspek, mulai dari antrean yang panjang, kerumitan dalam mengurus
syarat-syarat administrasi, bahkan tidak jarang yang mendapat penolakan dari
berbagai rumah sakit. Hingga pungutan liar untuk memperoleh pengobatan
gratis juga masih terjadi.

Sering sekali dijumpai di banyak rumah sakit yang memepersulit bahkan tidak
mau menerima masyarakat yang menggunakan jaminan kesehatan. Sedangkan
orang kaya ataupun yang memiliki jabatan lebih diutamakan sehingga dapat
dengan mudahnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Sehingga
terjadi diskriminasi dalam pelayanan kesehatan yang marak terjadi di negeri kita
tercinta ini.

Buruknya pelayanan kesehatan yang diterima rakyat miskin menjadi potret


bahwa keadilan belum bisa ditegakkan dengan baik. Tapi disisi lain, orang kaya
atau orang yang mempunyai jabatan/pangkat tinggi justru mendapatkan
pelayanan yang istimewa. Padahal dalam UUD 1945 pasal (28) H ayat (2)
tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa "setiap orang berhak mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan". Tetapi pada kenyataannya
rakyat miskin masih banyak mendapatkan perlakuan diskriminasi dari pihak
rumah sakit.

Fakta bidang pendidikan


Pendidikan merupakan hal penting karena dengan pendidikan lah Indonesia
mampu menciptakan generasi-generasi muda yang cerdas serta dapat
memajukan Indonesia menjadi lebih baik, karena generasi muda lah yang
meneruskan perjuangan generasi terdahulu serta akan dibawa kemanakah negeri
ini. Namun terdapat masalah lain yang memperlihatkan ketidakadilan dalam
dunia pendidikan yaitu ketidakmampuan warga miskin untuk memperoleh
pendidikan yang layak, sehingga banyak anak-anak Indonesia yang tidak
mampu untuk sekolah karena biaya sekolah yang dirasa memberatkan. Oleh
sebab itu pemerintah seharusnya memprioritaskan warga miskin Indonesia
dengan memberikan pendidikan. Sehingga anak-anak yang kurang mampu
tersebut dapat mengenyam pendidikan yang layak dibangku sekolah seperti
anak-anak pada umumnya.
Selain masalah tersebut terdapat masalah-masalah yang lain yang harus
diperhatikan oleh pemerintah salah satunya adalah ketimpangan pendidikan
yang terjadi contohnya pendidikan di Jakarta dengan pendidikan di Papua.
Untuk anak-anak di daerah pedalaman atau di daerah perbatasan, pemerintah
dinilai hanya memprioritaskan pendidikan untuk daerah-daerah yang sudah
maju saja, sementara untuk pendidikan di daerah-daerah pedalaman cenderung
diabaikan. Banyak anak-anak di daerah pedalaman yang membutuhkan
pendidikan formal, bahkan hanya untuk sampai kesekolahan saja mereka
sampai harus rela berjalan atau menyeberangi sungai yang jaraknya sangat jauh
dari tempat tinggalnya. Bisa kita lihat bahwa terjadinya ketimpangan
pendidikan yang terjadi Indonesia serta tidak meratanya pendidikan di
Indonesia.

Fakta bidang ekonomi


Permasalahan yang paling miris di bidang ekonomi yaitu masalah kemiskinan.
Kemiskinan ini menjadi bukti dari penegakkan keadilan yang tidak sempurna
padahal dalam konstisusi telah ditetapkan bahwa fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara, tapi pada kenyataanya malah menyimpang dari
apa yang telah ditetapkan pada konstitusi.

Contohnya saja yang sering kita temui di kehidupan sehari-hari yaitu fakir
miskin dan anak-anak terlantar dibiarkan keliaran dijalan-jalan untuk
mengemis, bahkan mereka tidur di bawah kolong jembatan hanya dengan
beralaskan kardus. Jika kita amati, ironi yang terjadi di Indonesia saat ini adalah
yang kaya makin kaya yang miskin jadi miskin. Bagaimana tidak yang kaya
memiliki modal lebih kemudian mengembangkan usaha yang dimilikinya
sehingga pendapatan yang diterimanya pun akan bertambah. Sedangkan yang
miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya pun sangat sulit. Pemerintah
seharusnya memikirkan bagaimana nasib rakyat Indonesia yang berada di garis
kemiskinan.

Anda mungkin juga menyukai