Anda di halaman 1dari 32

SALAM REDAKSI

Assalamualaikum, Sobat Bedug! Setelah huru-hara ujian termin dan kesibukan healing berakhir,
di awal Agustus ini akhirnya kami kembali lagi menghadirkan tulisan-tulisan segar yang tentunya
informatif, edukatif, dan reflektif kepada sobat-sobat budiman sekalian. Segala puji bagi Allah SWT
yang selalu melimpahkan welas asih-Nya kepada kita. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, sosok yang menjadi manifestasi teragung welas
asih Tuhan kepada alam semesta ini.
Buletin Bedug di edisi sebelumnya telah menyuguhkan tema “Banalitas Budaya Korupsi”
kepada para pembaca sekalian. Dari tulisan teman-teman tersebut, bisa disimpulkan bahwa semua
kalangan berpotensi melakukan tindak korupsi. Singkatnya, korupsi bisa dimaknai secara umum dan
khusus. Korupsi dalam arti umum, telah menjadi sesuatu yang banal dan wajar dalam kehidupan kita.
Bentuknya berupa kebiasaan-kebiasaan koruptif yang sudah lazim kita temui dalam kehidupan sehari
-hari, seperti keterlambatan. Akibatnya, kesadaran masyarakat terhadap laku korupsi menjadi
tereduksi.
Sementara itu, korupsi dalam arti khusus biasa kita temui di lembaga pemerintahan Indonesia,
seperti penyalahgunaan jabatan. Salah satu tawaran untuk mengatasinya ialah melalui sistem
demokrasi. Demokrasi bisa diartikan sebagai sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Berbagai instrumen demokrasi seperti pemilu, kebebasan berpendapat, dan
lain-lainnya, dipercaya dapat meningkatkan transparansi jalannya pemerintahan kepada masyarakat,
sehingga tidak ada ruang untuk berbagai bentuk manipulasi. Dengan sistem demokrasi, politik
menjadi sesuatu yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat, sehingga potensi penyalahgunaan
kekuasaan bisa diminimalisir.
Sayangnya, dalam praktiknya, negara kita masih memiliki seabrek beban demokrasi yang belum
terselesaikan, seperti kebebasan berekspresi yang berlebihan, KKN, penegakan hukum yang lemah,
konflik kepentingan, dan lain sebagainya. Dengan demikian, demokrasi yang seharusnya membawa
angin segar bagi suatu negara, justru membawa malapetaka.
Oleh karena itu, buletin Bedug edisi kali ini berusaha mengkaji makna demokrasi beserta anasir-
anasirnya. Pun kecacatan-kecacatan yang sering kali terjadi dalam penerapannya. Tidak hanya itu,
edisi kali ini juga akan menyuguhkan analisa ulang mengenai demokrasi. Apakah ia sudah
terimplementasikan dengan baik dalam konteks negara Indonesia? Yuk, mari kita baca!

Kru Buletin Bedug

1
1

Bedug Media menerima karya


berupa surat pembaca, opini maupun
sastra. Kirim ke:
bedugbuletin.nu@gmail.com
SURAT PEMBACA

Assalamualaikum Wr. Wb.


Buletin Bedug menjadi salah satu pilihan saya untuk mengikuti perkembangan isu-isu yang terjadi.
Buletin Bedug juga dapat menajamkan pemikiran kritis dan menjadi bahan pembelajaran dalam hal
kepenulisan. Para kru buletin juga kredibel, tema-tema yang diangkat berbobot, dan informasi yang
disuguhkan cukup valid. Sedikit yang menjadi perhatian saya agar buletin Bedug bisa tetap eksis
dengan baik adalah, kurangnya sosialisasi kepada khalayak Masisir. Hal ini bisa ditanggulangi dengan
memilih tema yang lebih dekat dan related dengan Masisir, serta memperhatikan efektivitas dan
efisiensi penyiarannya. Semangat!
—Sitti Afifah Ulfah, Pembaca Setia Bedug

Waalaikumsalam Wr. Wb.


Terima kasih, Kak Afifah atas kepercayaan, kesetiaan, dan apresiasinya terhadap buletin Bedug.
Mengenai saran yang diberikan tentang tema, kami selalu berupaya untuk menyajikan hal-hal yang
bersinggungan dengan Masisir melalui rubrik “Khazanah Masisir”. Hal tersebut merupakan salah
satu komitmen dan konsistensi kami untuk senantiasa menghadirkan isu-isu yang terkini dan dekat
dengan lingkungan sekitar, khususnya Masisir. Selanjutnya, pendistribusian buletin juga telah
menjangkau beberapa almamater, kekeluargaan, dan afiliasi. Meskipun demikian, kami tetap
menyebarkan informasi mengenai buletin Bedug pada setiap edisi dalam bentuk digital melalui
Instagram dan bedug.net. Namun hal tersebut tentu memerlukan upaya, inovasi, dan perhatian yang
intens untuk dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas sebagaimana disampaikan oleh Kak
Afifah.

Assalamualaikum Wr. Wb.


Kehadiran buletin Bedug sebagai platform media yang sudah terpercaya, selalu dapat memberikan
dampak baik di tengah-tengah Masisir. Tulisan yang cukup lugas dan segar menjadi ciri khasnya.
Menariknya, pembaca juga diajak untuk memperkaya kosa kata dan menambah wawasan agar
semakin luas. Dalam segi tulisan, saya rasa sudah sangat luar biasa dan perlu diapresiasi setinggi-
tingginya. Namun mengenai desain sampul yang tersaji, kiranya perlu ditingkatkan lagi. Diharapkan
nantinya bisa lebih bersahabat dengan generasi muda, seperti sampul utama, penempatan, dan
ukuran sponsor dibuat menjadi lebih elegan serta mengikuti perkembangan yang ada.
—Yassir Burhanuddin, CEO & Founder Rumah Literasi Masisir

Waalaikumsalam Wr. Wb.


Terima kasih, Kak Yassir atas apresiasi dan masukannya terhadap buletin Bedug. Kami menyadari
akan pentingnya desain yang menarik. Sekarang kita bukan hanya berada di zaman serba cepat, tetapi
juga serba estetik. Tampilan visual ikut diperhitungkan sebelum ditelaah isinya. Untuk ke depannya,
selain meningkatkan kualitas muatan tulisan, kami akan memperhatikan dan menaikkan kualitas
desain yang berkenaan dengan buletin Bedug. Bukan tidak mungkin jika ke depannya ada semacam
pelatihan khusus mengenai desain grafis untuk meningkatkan kualitas visual buletin Bedug atau
Bedug Media secara umum. Salam takzim!

3
KALAM UTAMA

Peran Partai Politik dalam Kemunduran Demokrasi


Oleh: M. Ainul Irfan M.

B e r p a g i -p a g i k i r a n y a p e r l u u n t u k pemilu, dan pemenuhan hak-hak dasar.


ditanamkan bahwa demokrasi telah lahir sejak Sebelum demokrasi tenar di antero dunia,
abad ke-5 SM. Ia dilaksanakan secara langsung Indonesia telah menganut demokrasi. Menurut
oleh rakyat di Athena dengan jumlah penduduk Sunarso dalam buku Membedah Demokrasi Sejarah,
20-40 ribu jiwa. Demokrasi sendiri bermakna Konsep, dan Implementasinya di Indonesia, ada empat
‘pemerintahan rakyat’ dari susunan kata demos model demokrasi yang mengisi dinamika sejarah
(rakyat) dan cratia (pemerintah). Secara istilah, C. bangsa Indonesia. Demokrasi parlementer di
F. Strong mendefinisikannya sebagai sistem awal kemerdekaan, demokrasi terpimpin pasca-
pemerintahan, di mana mayoritas anggota dekrit Presiden Soekarno 1959, demokrasi
dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas Pancasila dalam 32 tahun masa Orde Baru
dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa Presiden Soeharto, dan demokrasi pada era
pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan reformasi yang kita jalani kini. Saat ini, partai
tindakan-tindakan kepada mayoritas itu. politik (parpol) menjadi elemen krusial penentu
Plato, filsuf kenamaan asal Yunani, memiliki kepemimpinan serta kebijakan. Pembangunan
pandangan buruk mengenai sistem demokrasi demokrasi di Indonesia bergantung pada parpol
ini. Bahkan ia menyebut demokrasi sebagai karena tak dimungkinkannya proses demokrasi
kekuasaan pendapat (doxa) di atas pengetahuan langsung seperti di Athena pada awal
(philosophia). Selaras dengan pendapat ini, ia kemunculannya. Sehingga dapat ditarik simpulan
menganggap bahwa pemegang kekuasaan bahwa maju tidaknya demokrasi suatu negara
seharusnya filsuf sekaligus raja. Oleh karena itu, bergantung pada iklim dan budaya politik yang
Plato mengidamkan sistem aristokrasi untuk dimiliki parpolnya.
membawa negara pada kesejahteraan. Namun, dilansir dari Tempo.co, indeks
Berbeda dengan pandangan Plato, demokrasi di Indonesia masih terbilang rendah.
demokrasi sendiri justru menemukan ketenaran Berdasarkan hasil riset Economist Intelligence Unit
dan kesesuaiannya sejak medio 70-an karena (EIU) pada 2022, Indonesia mencapai skor 6,71.
dianggap lebih menyejahterakan dibanding Skor ini membuat Indonesia harus rela berada di
sistem aristokrasi dan otokrasi. Dibuktikan peringkat 54 di bawah tetangganya, Malaysia,
dengan banyak berdirinya negara demokrasi di bahkan Timor Leste, negara yang baru merdeka
Amerika Latin, Eropa, dan Asia. Ada dua asas dari Indonesia pada 2002 lalu. Indikator skor
yang melandasi penerapan demokrasi, yaitu indeks demokrasi di sini ialah pluralisme, proses
pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan pemilu, kebebasan sipil, partisipasi politik,
dan pengakuan harkat serta martabat manusia. efektivitas pemerintah, dan budaya politik.
Dari sini dapat diketahui bahwa demokrasi Semua indikator ini, menurut saya, menunjukkan
begitu mementingkan pluralitas dan kemunduran parpol sebagai instrumen
egalitarianisme. Namun tak serta merta suatu d emokrasi pasca 22 tahun reformasi.
negara dapat dianggap menganut sistem politik Berdasarkan petikan latar belakang di atas,
demokratis jika ada kedua hal itu. Menurut Afan marilah kita memperhatikan nasib demokrasi
Gaffar (1999), ada syarat-syarat yang harus Indonesia pascareformasi untuk mengetahui
ditempuh agar dapat diamini sebagai negara sejauh mana kemunduran yang harus dihadapi
bersistem politik demokrasi, yaitu akuntabilitas, dan diperbaiki untuk menuju demokrasi yang
rotasi kekuasaan, rekrutmen politik yang terbuka, ideal.

4
KALAM UTAMA

Salah satu kemunduran demokrasi di Tanah kursi DPRD di tingkat daerah. Serta di ranah
Air dapat kita lihat misalnya dari tidak adanya legislatif dengan 4% suara sah nasional sebagai
batasan usia jabatan ketua parpol, seperti syarat untuk masuk parlemen nasional. Alhasil,
Muhaimin Iskandar (18 tahun) dan Megawati terbentuklah oligarki gemuk yang terdiri dari
Soekarnoputri (30 tahun). Hal ini beberapa parpol beserta taipan pendukung
mengisyaratkan tak berjalannya reformasi politik mereka.
secara radikal di dalam parpol. Dengan Pelembagaan preferensi dengan
demikian, fakta tersebut memberikan indikasi menentukan standar minimal pengusungan
dapat terjadinya penyalahgunaan kekuasaan calon, memberikan rakyat pilihan terbatas hasil
dalam pengambilan kebijakan strategis yang konsensus para elite parpol melalui oligarki.
berpusat pada mereka serta kroni-kroninya. Misalnya, pada pilkada 2020 terdapat 25
Adapun beberapa dampak yang timbul dari kabupaten atau kota dengan calon tunggal yang
sana ialah, pertama, munculnya dinasti politik. melawan kotak kosong. Petahana lebih
Ketum parpol dengan superioritas seperti di diuntungkan mempertahankan kekuasaan
atas, mendorong personalisasi partai untuk dengan membentuk dinasti sendiri di birokrasi
mengamankan posisinya. Dengan demikian, daerah sebagaimana dinasti Ratu Atut di Banten,
anak atau kerabat sang tokoh dapat dimasukkan karena memiliki sisa koneksi dengan oligarki.
dalam partai tanpa meninjau kapabilitas dan Implikasi lain dari konsensus tersebut ialah
akuntabilitas yang dimiliki. Kemudian, mereka korupsi. Dana negara menjadi sasaran empuk
mengisi posisi-posisi strategis dalam partai. Puan penghisapan dan korupsi untuk mendanai
Maharani sebagai Wakil Ketua PDI-P dan AHY kepentingan partai atau kelompok. Untuk
sebagai Ketum Partai Demokrat adalah sedikit memuluskan jalan tersebut, disahkanlah
nama yang menjadi contoh. Tentu, ini menjadi beberapa kebijakan yang mendukung dan
pelalaian terhadap fungsi parpol sebagai sarana cenderung abai terhadap aspirasi rakyat, seperti
rekrutmen politik yang mendidik dan mengkader revisi UU KPK dan UU Cipta Kerja. Dengan
masyarakat secara umum untuk turut aktif dalam begitu, parpol kehilangan satu fungsinya sebagai
kegiatan politik, baik sebagai anggota partai atau sarana komunikasi politik yang menyalurkan
meneruskan kepemimpinan dalam partai. aspirasi rakyat.
Selain menempatkan kerabat dalam partai, Sebab itu, muncul keraguan terhadap
sang tokoh perlu menghadapi tuntutan biaya kesungguhan perwakilan atau pemimpin untuk
untuk bertanding dalam kontestasi mencerminkan rakyat yang diwakilinya dalam
kepemimpinan partai dan mengisi biaya pengambilan kebijakan di badan legislatif dan
operasional partai yang semakin mahal. Dengan eksekutif. Di lain sisi, proses rotasi kekuasaan
begitu, dibutuhkan taipan-taipan untuk sebagai pengambil kebijakan ditentukan oleh
bertransaksi atau mendanai mereka. Di mana hal rakyat melalui pemilu. Dilema yang lain ialah,
t e r s e b u t s e c a r a t i d a k l a n g s un g a k a n pemimpin dan kebijakan hasil kelompok
menghasilkan dampak kedua, oligarki dan mayoritas yang disimbolkan koalisi pemerintah
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). bertolak belakang dengan pluralitas demokrasi.
Kesepakatan yang diambil biasanya berkaitan Hal ini dapat menjadi ancaman tirani terhadap
dengan pemilihan calon eksekutif, legislatif, dan minoritas.
pengambilan kebijakan. Dengan model Dampak ketiga, tirani dan otoritarianisme
demokrasi minimalis liberalis yang dijalankan sebagaimana masa Orde Lama dan Orde Baru
sekarang, dibutuhkan koalisi partai untuk merupakan efek dari dua dampak di atas.
memenuhi ambang batas pencalonan eksekutif Oligarki melahirkan konsensus satu arah dan
20% kursi DPR di tingkat nasional dan 15% pelemahan oposisi. Dengan begitu, akan lahir

5
KALAM UTAMA

tirani yang memberangus cara pandang lain, baik keinginan disintegrasi dari berbagai daerah yang
dengan kekerasan maupun pengekangan hak. merasa tak diperhatikan menjadi ancaman
Hal ini bertujuan untuk menghilangkan konflik mengerikan bagi terciptanya demokrasi yang
dan mempertahankan status quo yang dimiliki ideal dan Indonesia emas 2045. Praktis parpol
oleh pemerintah. Di sini, lagi-lagi parpol hanya menyisakan satu fungsinya sebagai sarana
kehilangan satu fungsinya sebagai pengatur sosialisasi politik yang telah disesuaikan oleh
konflik dan demokrasi menjadi sebuah sistem segelintir orang dan pemilu menjadi seremoni
yang keropos secara substansi. lima tahun sekali.
Selanjutnya, ketika sebuah rezim kehilangan Kesimpulannya, demokrasi Indonesia
marwah demokrasinya, dampak yang akan terjadi terlihat masih jauh dari kata ideal. Sejatinya, ada
ialah hilangnya kesejahteraan rakyat. Tersebab, dua pola demokrasi yang saya rasa sesuai dengan
keuntungan sumber daya alam dan manusia karakteristik bangsa Indonesia, yaitu demokrasi
dieksploitasi oligarki dan kelompok kapitalisme deliberatif dan demokrasi pluralism agnostik.
global yang membantunya. Dari sana, muncul Demokrasi deliberatif ialah sistem demokrasi
jargon, “Yang kaya makin kaya dan yang miskin yang menekankan pembentukan ruang publik
makin miskin”. Pendidikan, kesehatan, keadilan dengan tujuan membentuk diskursus dalam
hukum, serta pengembangan IPTEK cenderung masyarakat, sehingga terjadi dialog antara
terabaikan dan keluar dari fokus kebijakan masyarakat dan pemerintah melalui prosedur-
strategis. Akhirnya, pasal 34 ayat 1 UUD 1945 prosedur demokratis dan konstitusional. Oleh
yang berbunyi, “Fakir miskin dan anak-anak karenanya, pembentukan atau pengambilan
terlantar dipelihara oleh negara.” Pada akhirnya kebijakan oleh pemerintah (eksekutif dan
menjadi bermakna harfiah saja, sehingga welfare legislatif) diwarnai oleh keterlibatan rakyat
state sebagai sistem yang bersanding dengan melalui proses yang deliberatif.
demokrasi dan diidam-idamkan tak dapat Selain itu, ada demokrasi pluralisme
terealisasi. agonistik, di mana pemerintah cenderung tak
Selain itu, oligarki juga mampu memonopoli menghasilkan konsensus-konsensus sepihak oleh
tafsir terhadap suatu ideologi dan penerapannya mayoritas pemenang suara, karena dihargainya
pada kebijakan tanpa perimbangan. Tentunya, ini perbedaan pendapat dan ide dalam suatu
memunculkan kelompok populis kanan yang pengambilan kebijakan. Dengan begitu,
mendukung tafsir tersebut, kelompok separatis pergolakan politik sebagai ciri demokrasi akan
yang ekstrem menentang, serta kelompok yang membangun sebuah kebijakan yang lebih
hanya menolak secara pasif. Kelompok separatis berkualitas dan terawasinya kebijakan tersebut
akan ditekan secara represif bahkan dapat secara berkelanjutan. Lebih dalam lagi,
dianggap sebagai sebuah makar dan penolak demokrasi ini akan dapat meredam bentrokan
secara pasif yang notabene minoritas akan politik identitas dan munculnya populisme
mendapat pengekangan hak-hak dasar mereka. kanan. Kiranya, dua demokrasi ini perlu
Dari sini, kepercayaan publik terhadap dipertimbangkan untuk pembelajaran demokrasi
pemangku jabatan mulai memudar. Protes akan kita yang tentunya disesuaikan dengan watak
terjadi di berbagai tempat. Tidak hanya menyasar bangsa Indonesia.
k e b i j a k a n , a k a n te ta p i j uga p e r s o n a l
pemerintahan. Gelombang protes ini juga akan
diiringi seruan golput pada pemilu yang akan
diselenggarakan. Lambat laun, dampak terbesar,
yaitu instabilitas keamanan melalui aksi-aksi
anarkis menuntut berubahnya rezim dan

6
KALAM HIKMAH

Demokrasi Agamais dalam


Konsep Asabiah Ibnu Khaldun
Oleh: Khuswanty

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan Tentu sikap yang diambil kepolisian Swedia
yang memberikan hak sama rata kepada semua di atas bertolak belakang dengan sikap kepolisian
warga untuk mengambil sebuah keputusan Indonesia ketika menghadapi kasus serupa.
bersama. Seperti yang kita tahu, tujuan utama Mereka menangkap pelaku pembakaran al-
dari demokrasi adalah kebebasan, yakni semua Quran di Pemalang pada Januari 2020 atas
warganya memiliki kebebasan untuk dakwaan penistaan agama. Kendati kedua negara
memberikan pendapat dan menyuarakan aspirasi ini menggunakan sistem demokrasi dalam
serta ekspresi mereka. Kebebasan ini tercermin pemerintahannya, perbedaan keduanya masih
pada terselenggaranya pemilu untuk menentukan tetap kentara. Kebebasan berekspresi yang
siapa yang akan menjadi pemimpin mereka pelaku dapatkan di Swedia nyatanya tidak
selanjutnya, sesuai dengan aturan di negara berlaku di Indonesia. Lantas, apa yang membuat
masing-masing. keduanya berbeda?
Dalam praktiknya, terdapat bermacam- Ketika menelaah lebih dalam, saya
macam sistem demokrasi yang digunakan di mendapati bahwa sistem demokrasi yang
berbagai negara. Salah satunya adalah demokrasi diterapkan di Indonesia sama seperti yang
liberal yang mengedepankan kebebasan individu, dijelaskan Ibn Khaldun dalam kitab Muqaddimah-
atau secara konstitusional dapat diartikan sebagai nya. Kesamaan ini tampak dengan adanya pemilu
hak-hak individu dari kekuasaan pemerintahan. untuk menentukan seorang pemimpin yang
Sistem ini banyak digunakan di negara-negara merupakan salah satu ciri negara demokrasi.
Eropa dan beberapa wilayah lainnya, termasuk Senada dengan hal ini, Ibnu Khaldun, dengan
Indonesia meski tidak berlangsung lama. konsep asabiah yang ia bawa, memaparkan
Ironisnya, kebebasan yang dikedepankan bahwa pemilihan pemimpin harus berdasarkan
dalam demokrasi liberal kerap menjadikan suara terbanyak yang dipilih lewat kompetisi
masyarakat melakukan hal-hal tanpa batas. antara solidaritas kelompok.
Akibatnya, nilai-nilai moral dan agama tak lagi Bagi Ibn Khaldun, asabiah adalah
diindahkan. Pada akhirnya, hal ini membawa solidaritas sosial yang menekankan kepada
dampak buruk bagi masyarakat itu sendiri. kesadaran, kepedulian, dan persatuan kelompok.
Seperti munculnya kesenjangan sosial, monopoli Ini barang tentu mengingatkan kita dengan
terhadap masyarakat, pasar gelap, dan lain partai-partai politik, ormas atau lembaga sosial
sebagainya. masyarakat dan kelompok-kelompok sosial
Satu fenomena yang belum lama terjadi lainnya. Bila Ibnu Khaldun berpendapat bahwa
adalah pembakaran al-Quran oleh salah seorang seorang pemimpin harus memiliki asabiah yang
warga negara Swedia akhir Juni lalu. Dengan kuat dan berasal dari solidaritas kelompok yang
dalih agama Islam memiliki tendensi negatif, ia paling dominan, maka konsep ini juga berlaku di
sampai pada kesimpulan bahwa al-Quran harus Indonesia. Sebagaimana ketentuan KPU, syarat
dilarang secara global. Dalam menyikapi kasus untuk mendaftarkan diri menjadi capres dan
ini, kepolisian Swedia justru melegalkan tindakan cawapres adalah mendapatkan dukungan dari
tersebut. Tersebab tindakan tersebut termasuk parpol atau gabungan parpol, yang memperoleh
bentuk kebebasan berekspresi dan tidak minimal 20 persen kursi di DPR. Dengan ini
menimbulkan kekacauan keamanan yang nyata. dapat disimpulkan, bahwa konsep demokrasi

7
KALAM HIKMAH

Indonesia selaras dengan teori asabiah Ibn karena kesamaan suku atau hubungan
Khaldun. kekeluargaan. Karena sifat dari kesatuan alamiah
Ibn Khaldun mengemukakan dua premis ini relatif rapuh, diperlukan fondasi agama
penting mengenai alasan diperlukannya asabiah sebagai sandaran atas rasa kelompok tersebut.
tersebut. Pertama, dalam teori tentang berdirinya Maka dari itu, agama memiliki pengaruh yang
negara berkenaan dengan realitas kekuasaan, ia sangat besar dalam sebuah pemerintahan.
berpendapat bahwa masyarakat tidak mungkin Dari penjelasan di atas, sistem demokrasi
mendirikan negara tanpa didukung oleh yang berlandaskan atas dasar agama bisa kita
persatuan dan solidaritas yang kuat. Kedua, sebut sebagai demokrasi agamais meskipun
bahwa proses mendirikan negara itu harus nantinya di setiap negara akan menggunakan
dimulai dengan perjuangan yang keras dan berat, istilah masing-masing. Seperti Indonesia yang
bahkan rela mempertaruhkan nyawa. Dengan menggunakan demokrasi Pancasila karena pada
demikian, terbentuknya solidaritas ini menjadi dasarnya demokrasi yang dipakai sama seperti
sangat dibutuhkan. apa yang sudah dijelaskan di atas.
Tidak hanya berhenti di situ, asabiah yang Walakhir, sistem demokrasi dalam sebuah
menjadi kunci keberhasilan dalam pembentukan pemerintahan sangat bergantung pada
sebuah negara atau pemerintahan juga harus masyarakat di dalamnya. Jika suatu masyarakat
berlandaskan pada agama. Menurut memiliki dasar yang bagus, yakni dengan
IbnuKhaldun, agama memiliki sumbangsih yang menjadikan agama sebagai dasar pedoman,
cukup besar pada sebuah negara. Pertama, agama pemerintahan dan sistem politik yang dihasilkan
sebagai pemersatu dan pengutuhan bangsa. juga akan bagus. Sebaliknya, jika sebuah
Semangat persatuan rakyat yang dilandasi penduduk negara tidak mengindahkan nilai-nilai
dengan agama tidak akan bisa ditandingi oleh moral dan agama, mereka akan memaknai
semangat persatuan yang dibentuk oleh faktor demokrasi sebagai kebebasan mutlak tanpa
lainnya. Tersebab ketika sudah dilandasi oleh adanya batasan dan aturan. Setidaknya, dari
agama, kesatuan yang dibentuk akan lebih jelas kasus pembakaran al-Quran di Swedia kita bisa
arahnya dan memiliki visi dan tujuan yang sama. merasakan perbedaannya, bukan?
Kedua, agama sebagai pendorong
keberhasilan. Negara dan kekuasaan dapat
berdiri tanpa agama. Namun, adanya agama
akan membawa negara dan kekuasaan itu ke
arah yang lebih baik. Tersebab di dalammya
akan ada aturan-aturan yang pastinya tidak akan
keluar dari norma-norma agama. Dengan
demikian, perbuatan-perbuatan buruk oknum
yang tidak bertanggung jawab, akan mendapat
sanksi sesuai dengan aturan yang ada.
Ketiga, agama sebagai legitimasi sistem
politik. Agama dijadikan landasan hukum dalam
menjalankan perpolitikan atau pemerintahan.
Menurut Ibnu Khaldun, agama sebagai landasan
sebuah pemerintahan sangatlah penting, karena
menurutnya pemerintahan seperti inilah yang
terbaik. Tanpa agama, kesatuan kelompok hanya
berdasarkan kesatuan alamiah yang terbentuk

8
KE-NU-AN

Internalisasi Politik ala Nahdlatul Ulama


Oleh: Moh. Fuad Adril Haq

Menjelang perhelatan pemilu 2024, ada saja dari terciptanya organisasi.


kader NU yang ramai dibicarakan di kalangan Sejarah mencatat, seruan tersebut tidak
elite NU, mulai dari kepengurusan di tingkatan hanya terjadi sekali atau dua kali. Hal itu
paling kecil, yaitu Anak Ranting NU di dusun, menunjukkan betapa besar dan sakralnya
hingga yang paling tinggi, yaitu PBNU. Hal itu organisasi tersebut. Namun bagaimanapun juga,
disebabkan oleh laku politik mereka yang dinilai politik sebagai wujud dari negara dan NU
telah mencederai nilai luhur politik dan NU sebagai wujud dari agama merupakan sesuatu
sendiri. Maksudnya, mereka dianggap yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya bak dua
menjadikan NU sebagai tunggangan guna elemen yang saling berhubungan secara
memperoleh suara masyarakat. Seperti kasus mutualistik. Sebagaimana pendapat Abu A’la al-
Ketua Umum (Ketum) PKB, Muhaimin Maududi yang mengatakan bahwa agama dalam
Iskandar atau akrab disapa Cak Imin yang kekuasaan (pemerintahan) bisa bertambah kuat,
ngotot mengajukan diri sebagai capres 2024 serta kekuasaan dalam agama bisa lebih eksis dan
dengan membawa latar belakang NU dalam paripurna.
partai PKB-nya. Contoh lain terjadi pada Hal tersebut ditunjukkan dengan
perhelatan pemilihan presiden 2019, di mana keikutsertaan NU dalam panggung politik.
beberapa kiai NU di Banten berkampanye secara Seperti keikutsertaan NU dalam mendukung
terang-terangan untuk memenangkan paslon pendirian Masyumi, hingga yang paling jauh
Jokowi-K.H. Ma’ruf Amin. adalah berdirinya NU sebagai partai politik
Fenomena di atas merupakan sebagian setelah bercerai dari Masyumi pada tahun 1952.
gambaran dari praktik politik praktis dan politik Langkah NU yang demikian bukan tanpa alasan.
identitas yang dilakukan oleh kader NU. Namun, Setidaknya, menurut Greg Fealy, terdapat tiga
dalam perjalanannya, praktik politik seperti itu tujuan utama yang melatarbelakangi langkah
tidak sesuai dengan nilai luhur politik NU yang politik tersebut, yaitu penyaluran dana
menjunjung tinggi kebaikan serta kemaslahatan pemerintah terhadap NU, mendapat peluang
masyarakat secara umum. Lalu, praktik politik bisnis, dan menduduki jabatan birokrasi.
seperti apa yang sejalan dengan NU? Secara implisit, tiga tujuan tersebut
Untuk mengetahuinya, kita perlu melihat memang mengarah pada keuntungan pribadi
kembali sepak terjang NU di perpolitikan NU sendiri. Namun hal itulah yang justru
Indonesia. Mulanya, NU merupakan sebuah menjadi tantangan besar NU sekarang dalam
organisasi yang berdiri guna menghadapi mengarungi dunia politik. Apakah politik NU
dinamika sosial keagamaan. Seiring berjalannya yang sekarang bisa terlepas dari kepentingan-
waktu, ia menjelma menjadi sebuah organisasi kepentingan pribadi organisasi seperti yang
yang turut berkecimpung dalam bidang politik disebutkan di atas? Sehingga ia tidak dilabeli
negara. Hal itu merupakan wujud dari sikap sebagai organisasi yang oportunis dan pragmatis.
adaptif NU terhadap situasi yang selalu berubah. Untuk menjawab tantangan di atas,
Namun pada akhirnya sikap tersebut menuai terdapat beberapa poin penting yang harus
banyak kontra dari kalangan petinggi NU diperhatikan dan diterapkan oleh NU sendiri,
sendiri. Salah satu bentuknya adalah seruan terkhusus bagi para kadernya. Pertama,
untuk kembali ke khitah. Tersebab langkah pemahaman khitah NU 1926, terutama bulir
tersebut dianggap bisa mendegradasi nilai luhur keenam mengenai perilaku yang dibentuk oleh

9
KE-NU-AN

dasar keagaamaan dan sikap kemasyarakatan, terjadinya polarisasi antar-warga negara. Hal itu
serta bulir kesembilan tentang NU dan kehidupan sangat bertolak belakang dengan tujuan utama
berbangsa. Dalam perjalanannya, khitah NU NKRI.
yang juga dikenal dengan khitah 26 Ketiga, menanamkan rasa nasionalisme
diinterpretasi kembali oleh berbagai elemen NU. dalam diri kader-kader NU. Keikutsertaan NU
Tujuannya, agar NU bisa berjalan beriringan dalam dunia politik memang menuai pro-kontra.
dengan dinamika kebangsaan. Namun hal tersebut tidak dapat dinafikan dalam
Reinterpretasi tersebut tidak lantas berarti perjalanan NU sebagai organisasi yang ingin
pemahaman khitah 26 secara harfiah, akan tetapi tetap eksis dalam menghadapi pelbagai dinamika
sebagai refleksi dari semangat juang ketika awal kenegaraan. Untuk menengahi terjadinya hal-hal
mula NU didirikan. Sehingga dari pembacaan negatif, harus terdapat pedoman-pedoman yang
tersebut tidak akan lahir pemikiran bahwa hal itu menjadi pegangan NU dalam kancah politik. Hal
sebagai proses depolitisasi NU secara struktural. itulah yang coba dirumuskan pada Muktamar
Hal ini selaras dengan apa yang digaungkan oleh NU tahun 1989 di Krapyak, Yogyakarta.
K.H. Abdul Wahab Chasbullah pada tahun 1971. Rumusan tersebut berangkat dari interpretasi
Dari hasil rekonstruksi tersebut, NU tidak pembacaan terhadap khitah NU 1926 sebagai
akan lagi menjadi organisasi yang oportunis pada upaya pembelaan kedaulatan dan persatuan
setiap pagelaran kontestasi politik. Tersebab negara. Semua itu dapat terakomodir dalam satu
semangat juang yang ditanamkan dalam diri para kata, yaitu nasionalisme.
kader akan menjelma menjadi alarm untuk Dari tiga komponen di atas, terdapat sebuah
merealisasikan cita-cita menjadi negara yang praktik politik yang seharusnya diterapkan oleh
berkemajuan. NU. Praktik tersebut dikenal dengan istilah
Kedua, memupuk kapabilitas kader-kader politik kebangsaan. Politik tersebut meletakkan
NU. Sebagai kekuatan politik yang besar, kemaslahatan umum sebagai tujuan utama dari
kesempatan para kader-kader NU untuk praktiknya meskipun dalam perjalanannya,
memenangkan sebuah pemilihan sangat terbuka syahwat politik kader NU untuk mendapatkan
lebar. Namun hal tersebut harus diimbangi kekuasaan tidak dapat dinafikan. Namun sikap
dengan kapabilitas para kader yang ingin tersebut tidak bisa serta merta dikatakan sebagai
menyalonkan dirinya dalam kontestasi politik, laku oportunis, tetapi lebih kepada
sehingga tidak akan terjerumus ke dalam jurang kemaslahatan bagi masyarakat. Terlebih, hal ini
politik praktis. untuk memaksimalkan cara dalam
Berangkat dari kesadaran tersebut, mereka mengaktualisasikan diri sebagai organisasi yang
tidak akan menjadikan NU sebagai tunggangan tidak pasif dalam menghadapi pelbagai dinamika
politik saja. Karena praktik politik seperti yang negara dan demi kemaslahatan umum.
demikian dapat membuka lebar-lebar pintu

Sambungan rubrik cerpen hal 26.


dari bus. Paman paruh baya tidak mengerti, si penumpang berkemeja putih tidak mengerti, para
penumpang tidak mengerti, karena mereka semua memilih untuk begitu. Aku termenung,
mensyukuri kejadian dua puluh lima hari yang lalu, saat pahaku patah dan aku kehilangan diriku. Aku
merasa sepeti sebuah gitar yang tak lagi dapat mengeluarkan suara. Terhempas aku dari
keseharianku. Tapi berkat itu, aku menjadi lebih peka dan menyadari banyak hal dalam hidup. Aku
justru bertanya, “Beginikah cara manusia hidup?” Sejak saat itu, aku bersyukur menjadi sebuah kursi
rusak di pojok kanan belakang bus.

10
KALAM MUDA

Esensi Kebebasan dalam Berdemokrasi


Oleh: Finatih

Beberapa bulan yang lalu, Indonesia praktiknya, dengan aturan tersebut pemerintah
diramaikan oleh kasus seorang TikToker justru mengungkung kebebasan berpendapat dan
bernama Bima yang dipolisikan sebab membungkam suara rakyat seperti kasus di atas.
mengkritik Pemprov Lampung. Lewat video Untuk mengetahui pentingnya kebebasan
unggahannya, ia mengungkapkan keresahannya dalam kehidupan bernegara, di sini saya akan
terkait fasilitas publik yang tidak layak dan sistem membahas konsep kebebasan dengan
pendidikan yang lemah. Alih-alih mendapat menggunakan kacamata Jean-Jacques Rousseau.
perlindungan atas nama kebebasan, Menurut Rousseau, pada dasarnya keadaan


justru ia dianggap telah manusia adalah hidup bebas
melanggar undang- dan kebebasan sendiri tidak
undang. boleh dihalangi oleh
Fenomena di atas Menurut Rousseau, pada bermacam aturan.
tentunya cukup dasarnya keadaan Kebebasan tersebut
memperlihatkan mengalir dari hakikat
bagaimana sistem manusia adalah hidup manusia sebagai makhluk
demokrasi negara kita bebas dan kebebasan beradab dan berpikir logis
saat ini. Seperti yang kita dalam mengambil
tahu, sistem demokrasi sendiri tidak boleh keputusan. Hal ini yang
seharusnya memosisikan dihalangi oleh bermacam membedakan seorang
suara rakyat sebagai manusia dengan hewan.
pemegang kekuasaan aturan. Kebebasan Dengan demikian, esensi
tertinggi. Bagaimana bisa tersebut mengalir dari kodrati manusia adalah
aksi kritik yang dibuat kebebasan dan kesadaran
sebagai bentuk hakikat manusia sebagai akan kebebasan itu.
kebebasan berpendapat Rousseau percaya bahwa
seorang warga negara,
makhluk beradab dan kodrat manusia adalah baik,
justru mendapat respons berpikir logis dalam sebab berasal dari tangan
negatif. Pemerintah anti- Sang Pencipta yang baik
kritik seperti itulah yang
mengambil keputusan .
adanya. Namun kodrat
mempersempit ruang manusia kemudian bergeser


aspirasi masyarakat, dari hakikat asalnya di
sehingga demokrasi tangan manusia dengan jiwa
belum berjalan dengan baik. kompetitifnya. Perubahan keadaan asali manusia
Sebetulnya hak atas kebebasan berpendapat ini menjadi lebih buruk lagi setelah melalui
dan berekspresi merupakan salah satu hak asasi bermacam ragam tradisi atau kebiasaan
manusia yang dilindungi oleh UUD RI 1945. masyarakat. Oleh karena itu, untuk memulihkan
Adapun pemberlakuan mekanisme yang ketat kembali, melindungi, memelihara dan
dan aturan pelarangan adanya diskriminasi melestarikan keadaan asali (kodrat manusia) di
ditujukan untuk melindungi hak masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, perlu
secara lebih luas, sehingga tidak dikalahkan oleh kesepakatan bersama yang terwujudkan dalam
arogansi sebagian orang lainnya. Namun dalam bentuk negara.

11
KALAM MUDA

Negara merupakan hasil kontrak sosial terwujudnya cita-cita luhur negara Indonesia
antar-manusia yang berdaulat. Dengan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
keberadaan negara ini, dimaksudkan agar makmur. Tujuan ini dapat dicapai melalui
keadaan asali manusia yang bermoral dan penyelenggaraan pemerintah negara yang
mengedepankan etika dalam bertindak tetap melindungi dan memenuhi hak-hak segenap
terjaga. Dengan begitu, kehendak individu harus bangsa Indonesia.
tunduk pada kehendak umum. Lebih dari itu, Jika konsep kebebasan dan kesadaran akan
kebebasan yang bersifat objektif harus dijunjung kebebasan di atas dapat disadari dan diterapkan
tinggi dan negara harus bersikap adil bagi setiap dengan baik oleh setiap lini masyarakat,
warga negaranya. keberadaan negara pun dapat tercipta
Negara dapat dikatakan baik ketika sebagaimana mestinya. Aturan-aturan yang


mencerminkan berlaku di negara tidak
kedaulatan rakyat. bisa dijadikan alasan
Kedaulatan rakyat itu untuk membungkam
tidak lain ialah Negara dapat dikatakan baik segala bentuk
pelaksanaan kehendak penyuaraan atas
umum yang berimbas ketika mencerminkan keluhan masyarakat.
pula pada kebebasan Apalagi keresahan yang
individu yang dapat
kedaulatan rakyat. dikeluhkan merupakan
dipertahankan. Dengan Kedaulatan rakyat itu tidak fakta yang dialami
kata lain, negara dibentuk langsung di lingkungan
untuk menjamin
lain ialah pelaksanaan tempat tinggal mereka,
kebebasan individu. Oleh kehendak umum yang sebab kebebasan
karena itu, kedaulatan berpendapat dan
rakyat menurut Rousseau berimbas pula pada berekspresi tersebut
bersifat mutlak dan tak kebebasan individu yang dijamin secara tegas
terbagikan. Dengan dalam sebuah sistem
gagasannya tentang dapat dipertahankan. demokrasi. Walaupun
kebebasan sebagai jiwa Dengan kata lain, negara demikian, kebebasan
dasar dari hidup sosial, harus diiringi dengan
terutama terkait dengan dibentuk untuk menjamin kesadaran akan
kedaulatan rakyat dan kebebasan individu. kebebasan tersebut,
kehendak umum, sehingga yang


Rousseau dipandang membatasinya tak lain
sebagai pionir demokrasi hanyalah eksistensi
di zaman modern. manusia itu sendiri.
Namun jika melihat Dengan demikian, aturan
situasi di Indonesia saat ini, kita bisa menemukan pembatasan terhadap kebebasan bertujuan agar
bahwa kebebasan seperti yang digambarkan kebebasan tersebut berjalan sesuai norma dan
Rousseau belum menjadi sebuah kenyataan. Di- tanggung jawab, mengingat tujuan akhir
perlukan perjuangan hebat untuk mewujudkan demokrasi yaitu adanya kesetaraan, keadilan
semangat kebebasan itu dalam kehidupan ber- sosial, dan kesejahteraan.
bangsa dan bernegara. Perkembangan demokrasi
di Indonesia sendiri telah mengalami beberapa
kali pembaruan. Tentu itu semua dilakukan demi

12
SAMBUNGAN

13
WAWANCARA

Demokrasi dalam Bingkai Islam dan Keindonesiaan


Oleh: Ilman Fariz dan Lalu Azmil Azizul Muttaqin

Sebentar lagi Indonesia akan memasuki


tahun politik. Bahkan gemuruhnya pun sudah
mulai terasa sejak awal tahun 2023. Euforia
seperti itu tidak lepas dari sikap masyarakat
Indonesia yang sangat antusias menyambut
pesta demokrasi. Di sisi lain, hal ini juga
disebabkan oleh sistem demokrasi Indonesia
yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat.
Berangkat dari hal itu, sangat menarik untuk
membahas demokrasi sebagai sistem
perpolitikan Indonesia dari berbagai perspektif,
salah satunya dari sudut pandang Islam melalui
pemikir Islam Timur Tengah.
Pada tulisan kali ini, kami selaku Kru
Buletin Bedug (KB) berkesempatan untuk
berdiskusi seputar sistem demokrasi di
Indonesia bersama Dr. Mushtafa Zahran,
M.A. (MZ). Beliau merupakan seorang peneliti
Mesir yang berfokus pada gerakan pemikiran
keagamaan di negara-negara mayoritas Muslim. Berikut hasil wawancara kami yang dilaksanakan
pada Rabu, 19 Juli 2023, di Zezenya Cafe, Giza.

KB: Bagaimana Islam memandang sistem demokrasi?


MZ: Demokrasi pada hakikatnya adalah sebuah sistem yang lahir dari khazanah pemikiran dunia
Barat. Sistem ini dijalankan dengan pandangan bahwa suara rakyat dan nilai keadilan merupakan
entitas tertinggi. Artinya, otoritas tertinggi dalam demokrasi bukan di tangan aparatur pemerintah,
tetapi berada di tangan rakyat. Hal itu sejatinya selaras dengan nilai-nilai yang dibawa Islam. Oleh
karenanya, esensi demokrasi merupakan esensi Islam itu sendiri. Namun, di beberapa kasus,
demokrasi menjadi tidak baik karena penyelewengan wewenang ke arah kebebasan yang berlebihan.
Hal ini berimplikasi pada legalisasi peraturan-peraturan yang tidak sesuai dengan syariat Islam,
seperti legalisasi zina suka sama suka. Tentu hal ini berbanding terbalik dengan syariat Islam.

KB: Jamak diketahui, otoritas agama Islam di Mesir ditangani oleh al-Azhar. Lalu, apa
demokrasi dalam persepsi al-Azhar serta kaitannya dengan masyarakat Muslim Indonesia?
MZ: Al-Azhar memiliki pandangan yang sangat baik mengenai demokrasi. Saya melihat al-Azhar
memiliki kesamaan dengan pandangan masyarakat Indonesia terhadap demokrasi. Al-Azhar
memberikan legitimasi terhadap sistem tersebut dengan catatan tidak berseberangan dengan syariat
Islam serta budaya lokal. Dalam mengambil keputusan, dua elemen ini (al-Azhar dan masyarakat
Indonesia) sangat mengedepankan kepentingan umum. Jadi, dalam memberikan legalisasi terhadap
sistem demokrasi, tentu keputusan keduanya tidak lepas dari pertimbangan maslahat yang sesuai
dengan fakta sosial masyarakat setempat.

14
WAWANCARA

KB: Sistem pemerintahan di dunia terbilang cukup banyak, seperti Komunisme,


Liberalisme, Fasisme, Aristokrasi dan lain sebagainya. Lantas, apa keistimewaan demokrasi
dibandingkan dengan sistem pemerintahan yang lain?
MZ: Keistimewaannya tentu terletak pada hak bersuara dan hak berpendapat. Negara dengan sistem
demokrasi memberikan hak penuh kepada warga negara untuk merdeka dalam beribadah. Di
Indonesia, hak bernegara dan hak jurnalistik dijunjung tinggi. Namun, dalam pandangan saya,
demokrasi Indonesia pernah tercemar ketika Soeharto memegang otoritas kepemimpinan. Saat itu,
hak dan kebebasan warga sipil menjadi terdiskreditkan. Hal ini terbukti dari minimnya ruang bagi
kebebasan berpendapat dan kebebasan pers.

KB: Beberapa bulan lalu, pemerintah Indonesia memilih sistem pemilu proporsional
terbuka. Sebagai peneliti dinamika perpolitikan Indonesia, bagaimana Anda memandang
hal itu?
MZ: Dalam pandangan saya, sistem pemilu proporsional terbuka atau tertutup adalah sebuah alat
untuk melanjutkan sebuah roda kepemimpinan. Alat itu disesuaikan dengan maslahat dalam sebuah
negara. Di Indonesia, sistem proporsional terbuka menjadi baik karena relevan dengan kondisi
masyarakatnya. Namun, di beberapa negara, sistem proporsional terbuka tidak sesuai dengan fakta
sosial, sehingga mereka mengimplementasikan sistem proporsional tertutup. Jadi bisa disimpulkan,
sistem proporsional terbuka atau tertutup merupakan alat, sedangkan justifikasi baik-buruk
disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.

KB: Sebagaimana yang kita ketahui, Ikhwanul Muslimin (IM) dan Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI) selalu mengampanyekan pendirian negara Islam dengan sistem khilafah. Sebagai
peneliti gerakan-gerakan seperti itu, bagaimana Anda melihat fenomena tersebut?
MZ: IM dan HTI memiliki akar pemikiran yang tidak benar. Berbagai macam upaya telah dilakukan
untuk mendirikan negara dengan sistem pemerintahan Islam (khilafah), akan tetapi tidak berhasil
sampai sekarang. Mereka tidak memahami, bahwa Islam berkembang sesuai dengan perubahan
zaman. Bahkan mereka menganggap sistem demokrasi sebagai ajaran tagut. Padahal Islam secara
tidak langsung melegitimasi demokrasi sebagai roda pemerintahan. Dalam pandangan saya, khilafah
merupakan sistem pemerintahan yang sangat baik pada zamannya, sehingga sistem tersebut patut
dihargai dan dihormati. Namun saat ini sistem khilafah sudah tidak sesuai dengan problematika
zaman.

Dengan pemikiran seperti itu, IM dan HTI menyerang negara lain karena menganggap mereka
bukan negara Islam. Justru saya berpendapat bahwa Indonesia dan Mesir adalah representasi dari
negara Islam. Buktinya, mayoritas penduduk kedua negara tersebut adalah Muslim dan hukum yang
berkembang di sana masih erat dengan syariat Islam. Namun perbedaannya, Islam yang tumbuh dari
kedua negara tersebut adalah Islam yang kental dengan kultur dan kondisi sosial masing-masing.

15
16
KHAZANAH MASISIR

Golput Masisir: Langkah Cepat Membunuh Demokrasi


Oleh: Puspito Pambayun

Golput di kalangan Mahasiswa Indonesia berbeda-beda sesuai dengan konteksnya. Begitu


di Mesir (Masisir) seolah-olah sudah menjadi hal pun dalam fenomena golput Masisir misalnya.
yang lumrah. Misalnya, saat pemilihan Presiden Di sini saya akan menggunakan metode
Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia yang berdasarkan motif milik Schutz, yaitu in
(PPMI) dan pemilihan Ketua Wihdah, tak sedikit order to motive (motif “dalam kerangka untuk”)
dari Masisir yang absen untuk memilih. Sebagai dan because motive (motif “karena”). Motif yang
partisipan pemilu, seorang rakyat seharusnya me- pertama, in order, berkaitan dengan suatu tinda-
mahami sistem politik dengan tidak mengambil kan yang dilakukan seseorang sebagai usahanya
tindakan golput. Tersebab golput itu sendiri menciptakan situasi dan kondisi yang diharapkan
merupakan salah satu indikator buruknya mendatang. Sedangkan motif yang kedua, be-
demokrasi suatu instansi atau negara. Akibatnya, cause, merupakan tujuan utama dari tindakan
akan berdampak pada kinerja-kinerja calon ter- seseorang. Dengan demikian, in order to motive
pilih atau instansi tersebut di masa mendatang. and because motive adalah motivasi yang digunakan
Pada pemilihan Presiden PPMI tahun 2021, seseorang sebagai jalan menuju tujuan utama.
data quick count yang dimiliki Panitia Pemilu Raya In order motive menurut Schutz merupakan
(PPR) menunjukkan, bahwa angka golput men- pandangan retrospektif terhadap faktor-faktor
capai 6.628 dari total (Daftar Pemilih Tetap) yang mendorong perilaku tertentu. Perilaku
DPT sebanyak 9.780. Sementara pada pemilihan seseorang pasti memiliki tujuan yang telah
presiden PPMI tahun 2023, angka golput ditetapkan. Sementara because motive, yaitu tinda-
meningkat mencapai 10.412 atau 84,2% dari total kan yang merujuk pada masa lalu. Artinya, tin-
DPT 12.365. dakan yang dilakukan oleh seseorang pasti
Berangkat dari permasalahan di atas, saya memiliki alasan yang berkaitan dengan masa
mencoba menganalisis golputnya Masisir lalu. Seperti halnya tidak pahamnya seseorang
menggunakan teori fenomenologi milik Alferd akan politik itu disebut sebagai in order motive.
Schutz. Teori fenomenologi dalam buku Alferd Sedangkan because motive-nya, yaitu tindakan
Schutz, Pengarus-utamaan Fenomenologi dalam Tradisi golput sebab adanya ketidakpahaman tersebut.
Ilmu Sosial, bisa diartikan sebagai studi tentang Akhirnya, kedua motif Schutz ini merupakan
pengalaman hidup seseorang atau metode untuk inti pemikiran untuk memahami dan menggam-
mempelajari bagaimana perkembangan individu barkan seluruh tindakan sosial seseorang dalam
secara subjektif. Fenomenologi biasanya dikenal masyarakat.
sebagai teori yang digunakan untuk memahami Kemudian untuk memperkuat analisa
berbagai gejala atau fenomena sosial dalam terkait fenomena golput ini, saya juga
masyarakat. Teori tersebut sudah banyak melakukan studi lapangan dengan mewa-
digunakan dalam menangani beberapa masalah wancarai beberapa Masisir yang berkecimpung
sosial. Misalnya, studi fenomenologi usia repro- dalam dunia politik dan organisasi di ling-
duksi perempuan, studi fenomenologi nilai ma- kungan Masisir. Sebagian dari mereka ber-
tematika siswa dasar, studi analisis mendirikan pandangan, bahwa beberapa dari Masisir belum
bank kredit, dan lain-lainnya. mendapatkan sentuhan apa pun dari PPMI, se-
Di setiap studi analisis fenomenologi tentunya hingga mereka tidak memiliki motivasi untuk
menggunakan metode dan cara pendekatan yang memilih calon presiden yang disediakan dan

17
KHAZANAH MASISIR

berujung golput. Beberapa lainnya bahkan ber- mayoritas Masisir memilih golput jenis ketiga
pendapat, bahwa banyak dari Masisir yang tidak sebab ketidakpercayaan mereka akan organisasi
mengerti kinerja PPMI itu sendiri dan PPMI yang tengah berlaku. Hal ini pun
menganggap bahwa memilih atau tidak mem- berdampak pada kinerja PPMI dalam men-
ilih, tidak berpengaruh bagi mereka. Jadi, in order jalankan tugasnya. Seperti lemahnya PPMI da-
to motive Masisir yang melakukan golput ada lam memahami apa yang dibutuhkan Masisir,
dua: belum mendapatkan sentuhan apa pun dari sulit untuk memberikan kebijakan dan solusi
PPMI dan tidak mengerti kinerja PPMI. yang sesuai untuk Masisir, dan lain-lainnya.
Namun, realitanya motif seseorang untuk Maka, akibat terburuknya ialah permasalahan-
melakukan golput bukan hanya dua hal saja. permasalahan di Masisir akan bertambah,
Akan tetapi, menurut sebagian Masisir lainnya bahkan akan menimbulkan kontroversi antara
ada dua faktor tambahan lain yang mendorong PPMI dan Masisir itu sendiri. Tersebab jika ke-
seseorang untuk mengambil tindakan golput bijakan PPMI kurang solutif ini selalu berulang,
tersebut. Pertama, sosialisasi yang kurang maka perubahan-perubahan yang baik
menarik dari para capres. Hal ini ditandai dengan akan sulit terjadi di PPMI dan Masisir.
visi-misi dari para capres yang tidak unggul. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa
Kedua, penyebaran kabar tentang pemilihan golputnya Masisir berdampak pada buruknya
Presiden PPMI yang tidak kondusif. Di demokrasi di PPMI. Kendati demikian, kita tidak
antaranya, sosialisasi tentang pemilihan yang bisa mengatakan bahwa semua orang yang gol-
bertabrakan dengan kegiatan rutin para Masisir. put itu salah. Namun, di sini saya sangat menya-
Dari beberapa motif yang sudah yangkan orang-orang yang golput hanya karena
dipaparkan sebelumnya, saya dapat malas atau tanpa adanya alasan yang jelas. Sebab
mengidentifikasi bahwa golput terbagi menjadi seakan-akan mereka tidak menginginkan adanya
tiga. Pertama, golput teknis. Yaitu gagalnya perubahan PPMI bisa lebih baik lagi, walaupun
seseorang dalam menyalurkan hak pilihnya. sistem demokrasi di dalamnya buruk. Adapun
Contohnya, Masisir yang tidak bisa datang ke bentuk usaha perubahan yang bisa ditawarkan
tempat pencoblosan karena sakit, bertabrakan agar kinerja PPMI lebih baik, yaitu dengan
dengan jadwal kajian dan talaki, dan juga kesala- membantu menyebarkan poster kampanye,
han saat pencoblosan sehingga suara tidak sah. menyaksikan debat capres, memberikan saran
Kedua, golput politik. Dalam artian, visi-misi PPMI ke depannya, mengikuti jalannya
biasanya mereka yang memilih keputusan ini kampanye, memberikan pertanyaan kepada
ialah orang-orang yang percaya serta paham capres, dan jangan golput.
tentang sistem pemilu atau politik pada negara.
Hanya saja mereka enggan mencoblos karena
merasa kandidat-kandidat dalam pemilu tidak
mampu mewadahi kepentingan serta preferensi
politik mereka. Hal ini bisa diperjelas dengan
Masisir yang golput ketika pemilihan karena para
capres kurang meyakinkan mereka saat
kampanye. Ketiga, jenis terakhir ini disebut
golput ideologis. Istilah dari golput ideologis,
yakni tidak mencoblos sebab ketidakpercayaan
mereka akan sistem organisasi yang tengah
berlaku.
Dari sini, dapat kita ketahui bahwa

18
PUISI PUISI

Puisi-Puisi
Oleh: Rahmat Dilla Efendi

Salah Debat Gema di Belantara

Berandal tua. Hei, kau pencuri! Lenggok eksotis di belantara


Rumput liar jadi penyangga
Dua awan bergumul Gundul juga ditiduri raksasa
Menarik paksa air pasang Sisa pusara beku, tertutup bulu yang ternoda
Milik kami Mediterania
Atau bagimu biotanya
Asap beraroma lavender
Pecut-Memecut, Robek-Merobek Menusuk bersama serabut pensil
Kilaunya membabi buta Yang terasah sama tajamnya
Gemuruh siapa ini paling besar? Warna berubah jadi merah
Helainya pun dicabut
Katup saja sampahnya Sungguh bengis berlumur dosa
Kotoran parfum tersedia
Mari, para babi telah siaga Begitukah kekuasaan?

Turun hujan tak berbekas Selamat tinggal cendrawasih


Yang tersisa malah bau kasturi ber- Kau tetap Sang suci
hamburan Seraya berkata “Memang sudah gila orang
berkuasa”
20/07/2023
20/07/2023

19
Khazanah Nusantara KHAZANAH NUSANTARA

Mari Berdemokrasi dengan Santun!


Oleh: Ali Fauzi

Belakangan ini, jagat media sedang kekacauan publik dan hilangnya stabilitas
diramaikan oleh ajaran kontroversial Panji kerukunan warga, sehingga hal tersebut dapat
Gumilang. Pimpinan Pesantren al-Zaitun tersebut melemahkan demokrasi itu sendiri.
melakukan aksi yang dipandang menyimpang dan Di Indonesia, skor indeks demokrasi
menistakan agama. Ia mengatakan bahwa, meningkat per tahunnya, dari peringkat 64
perempuan boleh menjadi khatib, al-Quran menjadi peringkat 52 di antara 167 negara yang
bukan firman Allah, dosa zina bisa ditebus dikaji. Namun, demokrasi Indonesia masih
dengan uang, dan lain sebagainya. Pernyataan dikategorikan sebagai demokrasi cacat (flawed
tersebut cukup menuai kontra di masyarakat. democracy). Salah satu sebab yang membuat
Banyak warga yang tersinggung dan menyeru agar indeks demokrasi Indonesia rendah ialah karena
ia dipidanakan sebagai pelaku penyimpangan penanganan kasus-kasus terkait kebebasan
ajaran agama. berekspresi yang kurang maksimal. Wakil Ketua
Aksi penyimpangan ajaran agama dapat MPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan,
dilakukan oleh sekelompok oknum maupun Arsul Sani, mengharapkan indeks demokrasi
personal yang mengatasnamakan politik atau dapat meningkat secara signifikan pada masa
agama. Biarpun kasus seperti ini jarang terjadi, mendatang. Salah satunya dengan adanya
sekali terjadi dapat mengikis kerukunan warga, kebijakan-kebijakan yang meluaskan penerapan
layaknya kasus penistaan agama yang melibatkan prinsip keadilan restoratif dalam menangani
eks Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja kasus-kasus terkait ekspresi di ruang publik.
Purnama (Ahok) pada tahun 2016 silam. Dari Dalam menyikapi kasus Panji Gumilang di
sini, saya menyimpulkan bahwa beberapa kasus di atas, Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, Menko
atas merupakan salah satu tindakan yang timbul Polhukam, pada wawancara dengan presenter
dari term ‘kebebasan berekspresi’. Hal semacam Metro TV menyatakan, “Tidak mungkin kita
ini wajar terjadi di Indonesia, mengingat sistem membongkar, tapi kita seharusnya menata.” Hal
yang dianut adalah demokrasi. Artinya, itu menjadi titik terang bagi khalayak untuk tidak
masyarakat mempunyai hak untuk berekspresi menutup Pondok Pesantren al-Zaitun. Sebab
dan bertindak. semua satuan lembaga yang berada di al-Zaitun,
Menyikapi kasus tersebut, masyarakat mulai ibtidaiah hingga perguruan tinggi, berada
terbagi menjadi dua kubu. Pertama, kubu yang di bawah lindungan undang-undang pemerintah
mengapresiasi ketegasan dan kecepatan Polri Indonesia.
dalam menindaklanjuti kasus tersebut. Pernyataan di atas merupakan tindakan yang
Kedua, pihak para aktivis yang pro-demokrasi. bagus dalam penegakan hukum. Dalam artian,
Mereka angkat bicara menjunjung tinggi HAM t i d a k a d a s i k a p t e r g e s a -g e s a d e n g a n
dan hak berekspresi untuk tidak tergesa-gesa memperhatikan beberapa langkah dialog serta
dalam menyikapi kasus tersebut. Dua sikap ini menerima laporan dari beberapa pihak. Namun
menjadi persoalan yang cukup fundamental yang menjadi persoalan serius adalah langkah
untuk dipantik dan ditarik garis tengahnya. penegakan hukum oleh sejumlah lembaga negara
Artinya, jika penegakan hukum dititikberatkan (kejaksaan, Polri, dan pengadilan) yang sering
pada kebebasan berekspresi, hal ini akan kali tunduk oleh tekanan massa dan lembaga
berdampak pada pelemahan demokrasi itu keagamaan tertentu. Hasilnya, terjadi aksi anarkis
sendiri. Sebaliknya, jika dikuatkan pada dan sebagainya.
kebebasan berekspresi, yang akan terjadi adalah Sering kali kita menemukan aksi unjuk rasa

20
KHAZANAH NUSANTARA

yang anarkis, destruktif, dan tidak sesuai dengan tindakan tidak etis lainnya. Demonstrasi itu pun
prinsip atau ideologi bangsa Indonesia, Pancasila. tidak cukup dilakukan dengan satu kali saja.
Terdapat juga demonstrasi yang tujuan arahnya Dengan demikian, sudah semestinya sesama
tidak jelas, merusak fasilitas di sekitar tempat masyarakat Indonesia bertugas mereduksi
demonstrasi, dan lain sebagainya. Aksi seperti pelbagai tindakan-tindakan anarkis. Sikap rukun
itulah yang tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang ditanam dalam pribadi masyarakat juga
kita. Tak dapat dimungkiri, demonstrasi yang menjadi hal prioritas. Harapannya, tidak terulang
dilakukan untuk menjembatani aspirasi dan kembali penyaluran aspirasi yang berbentuk
pendapat murni masyarakat, sering digunakan demonstrasi anarkis serta agresif.
sebagai alat politik dan Maka dari itu, mengetahui tujuan dan


dikendalikan oleh oknum- hakikat dari demokrasi itu
oknum yang mempunyai sangat penting, terutama
b e r b a ga i k e pentingan. kepada para generasi
Terkadang terdapat oknum Saya menegaskan muda yang akan
yang dengan sengaja bahwa demokrasi mengemban dan
memprovokasi dan meneruskan estafet
memanaskan suasana, yang menjunjung bangsa. Saya menegaskan
sehingga menarik perhatian tinggi keadilan tidak bahwa demokrasi yang
massa untuk melakukan menjunjung tinggi
demonstrasi. Akibatnya, boleh menghilangkan keadilan tidak boleh
tidak jarang kita jumpai budaya santun menghilangkan budaya
beberapa peserta santun bangsa ini. Sudah
demonstrasi yang hanya bangsa ini. terlalu banyak catatan


ikut-ikutan saja, tanpa kelam bangsa ini dalam
mengetahui tujuan dari memaknai demokrasi.
demonstrasi tersebut. Salah satu yang
Sebagaimana dilakukan oleh demonstran seharusnya menjadi keresahan bersama adalah
yang mengatasnamakan Aliansi Santri dan Rakyat menguatnya pemahaman masyarakat terhadap
Indonesia untuk Indramayu (ASRI). Tidak semua proses demokrasi yang menggunakan kekerasan.
anggota aliansi tersebut murni anggotanya, pasti Perlu kita hadirkan nilai mendasar dari sila
terdapat oknum-oknum tidak bertanggung jawab keempat yang menandakan kepentingan
yang dapat menimbulkan kericuhan antara massa musyawarah untuk mewujudkan arti demokrasi
dan kepolisian. Pada dasarnya, aksi demonstrasi yang membawa kesejahteraan dan kemaslahatan
tersebut dilakukan untuk mengetuk hati dalam menyelesaikan peristiwa dengan santun.
pemerintah guna mempercepat tindakan terhadap Akankah bangsa Indonesia yang terkenal santun
Pesantren al-Zaitun. Pun ingin mendeklarasikan berubah menjadi bangsa yang bengis ketika
kepada pihak al-Zaitun bahwa ajarannya tidak memperjuangkan kepentingannya? Sikap santun
sesuai dengan ajaran Islam. Sebut saja 'mazhab bangsa Indonesia yang sudah terkenal itu sudah
Bung Karno’. Maka dari itu, hal tersebut harus merupakan modal utama guna menggapai
segera dicegah dan disampaikan kepada masyarakat yang demokratis dan bermartabat.
masyarakat bahwa pemahaman tersebut
menyimpang.
Namun acapkali juga demonstrasi yang pada
mulanya bertujuan baik, berubah menjadi suatu
tindakan yang agresif, umpatan kasar dan

21
Ke-Azhar- KE-AZHAR-AN

Syekh Ahmad Al-Safthi: Sosok Pencetak Kader Ulama


Oleh: Hamim Maftuh Elmy

"Muta'abbidan bi al-Lail Shâiman bi al-Nahâr". merupakan salah satu halakah keilmuan terbesar
Kiranya kalimat itulah yang paling mewakili di al-Azhar pada masa itu.
kepribadian Grand Syekh al-Azhar ke-18. Dalam Selain pakar dalam fikih Syafii dan terkenal
sebuah riwayat disebutkan, jika tiba waktu dengan keluasan pengetahuan dan ilmunya,
malam, beliau berkhalwat dengan Tuhannya, Syekh al-Safthi juga memiliki kepribadian yang
bermunajat, dan selalu bersyukur kepada-Nya. warak, bertakwa, ifah, dan amanah. Beliau selalu
Sedangkan di siang hari, beliau senantiasa takut kepada Tuhannya dalam setiap tanggung
berpuasa. Tokoh tersebut ialah Syekh Ahmad al- jawab yang diembannya. Karena itu, sosok mulia
Safthi atau yang dijuluki dengan Syekh Ahmad al ini layak kiranya masuk dalam kategori ulama
-Shaim. Julukan “al-Shaim’’ tersebut disandarkan sejati yang disebut dalam al-Quran (QS. Fathir:
kepada beliau sebab amalan yang kerap 28).
dilakukannya. Keluasan ilmu, kemuliaan akhlak, dan
Syekh Ahmad al-Safthi memiliki nama kepakarannya di bidang fikih Syafii
lengkap al-Imam al-Syaikh Ahmad bin Abdul mengantarkan Syekh al-Safthi diberi amanah
Jawwad al-Syafi'i al-Safthi. Lahir pada awal abad sebagai Syekh al-Azhar tepat pada tahun 1838
ke-13 H/19 M di Saft al-Arfa, sebuah daerah setelah Syekh al-Quwaisni. Selama sembilan
yang masuk dalam kawasan al-Fashn, Bani Suef, tahun menjabat sebagai Syekh al-Azhar, beliau
salah satu kota yang ada di Mesir. Nama “al- telah melakukan banyak hal demi kebaikan al-
Shafti’’ sendiri dinisbahkan kepada daerah Azhar serta selalu mempermudah jalan bagi para
kelahirannya tersebut. penuntut ilmu di al-Azhar. Bahkan, beliau pun
Adapun perjalanan intelektual Syekh tidak segan duduk bersama dalam satu majelis
Ahmad al-Safthi dimulai di tanah kelahirannya. untuk menemani para pelajar waktu itu.
Beliau belajar al-Quran dan dasar-dasar keilmuan Syekh al-Safthi juga dikenal sebagai guru
Islam di daerah tersebut. Kemudian yang sangat peduli terhadap murid-muridnya.
meninggalkan tanah kelahirannya menuju Kota Beliau mendedikasikan sebagian besar waktunya
Kairo untuk melanjutkan perjalanan untuk menanggapi segala pertanyaan yang
keilmuannya di al-Azhar. Ia banyak menimba dilontarkan murid-muridnya dan menjelaskan
ilmu pada para syekh besar di masanya, seperti kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi di saat
Syekh Muhammad bin Muhammad al-Sanbawi proses belajar mengajar. Seluruh ilmu yang ada
atau dikenal dengan al-Amir al-Kabir, Syekh al- pada dirinya beliau berikan kepada para murid
Syanwani, Syekh al-Damhuji, dan lain-lainnya. didikannya. Lebih dari itu, beliau bahkan rela
Syekh Ahmad al-Safthi dikenal sebagai membaca ulang kitab-kitab yang pernah
murid yang tekun belajar serta memiliki daya dipelajarinya dan mencoba menyederhanakan
ingat yang kuat, sehingga beliau cepat dalam beberapa keilmuan dalam kitab tersebut untuk
menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan disampaikan kepada murid-muridnya. Maka,
dan pelajaran dari guru-gurunya. Dengan tidak heran jika murid-murid Syekh al-Safthi
kepribadian yang demikian, beliau menjadi satu- menjadi murid unggulan. Di antara murid-murid
satunya seorang ulama yang pakar di bidang fikih Syekh al-Safthi yang terkenal, yaitu Syekh
pada masanya, khususnya fikih Syafii. Karena Ibrahim al-Bajuri, Syekh al-'Arusi, dan Syekh al-
itulah, beliau mendapatkan ijazah dari gurunya, 'Abbasi al-Mahdi. Mereka semua pernah
yaitu Syekh al-Amir al-Kabir, untuk mengajar. mengemban amanah sebagai imam besar al-
Halakah keilmuan yang diampunya pun Azhar.
22
KE-AZHAR-AN

Dengan porsi waktu yang lebih banyak bentuk buku. Namun beliau adalah seorang
diperuntukkan untuk murid-muridnya, Syekh al- ulama yang mampu mencetak murid-muridnya
Safthi tidak memiliki banyak waktu untuk menjadi kader ulama besar yang mampu
menuliskan pemikirannya. Oleh karena itu, menyebarkan keilmuannya. Oleh karena itu,
beliau tidak memiliki karya dalam bentuk kitab pantas kiranya jika Syekh as-Safthi disebut
atau syarah. Adapun warisannya yang berupa sebagai sosok pencetak ulama, sebab di balik
manuskrip hanya berupa dua ijazah. Pertama, kesuksesan murid-muridnya, beliau memiliki
ijazah yang diperuntukkan kepada Syekh Ahmad peran yang luar biasa.
bin Muhammad al-Jurjawi. Di dalam ijazah itu, Peran Syekh al-Safthi sangat membekas di
Syekh al-Safthi memperkenankan Syekh al- mata mereka yang pernah menimba ilmu
Jurjawi meriwayatkan ilmu yang ia peroleh dari kepadanya. Meskipun ia tidak memiliki karya
guru-gurunya, di antaranya adalah Syekh al-Amir tulis, jasanya dalam mendidik murid-muridnya
al-Kabir. bisa dinilai sebagai kontribusi yang tidak bisa
Kedua, ijazah yang diperuntukkan kepada dipandang sebelah mata dalam perkembangan
Syekh Husnein al-Malath al-Hanafi. Di dalam keilmuan. Tersebab pemikiran dan keilmuan
ijazah itu, Syekh al-Safthi mengatakan, "Sungguh Syekh al-Safthi tetap bisa hidup dalam aktivitas
aku telah mengijazahkan kepada anakku yang keilmuan yang dikembangkan oleh generasi
tersebut dalam ijazah ini untuk meriwayatkan setelahnya. Dengan begitu, pemikiran dan
ilmu yang telah aku peroleh dari guru-guruku keilmuan seorang ulama bisa tetap abadi,
dengan syarat ilmu itu harus terus dimurojaah adakalanya melalui karya buku yang ditulisnya
dan ditanyakan kepada orang-orang alim (terkait atau melalui murid yang menyebarkan
keabsahannya) dan ia tidak boleh bertindak akan pemikirannya. Keduanya bisa dianggap sebagai
sesuatu sebelum ia mengetahui hukum agamanya kerja dan jasa keabadian. Syekh al-Safthi masuk
tentang sesuatu tersebut." dalam kategori kedua, abadi dalam pemikiran
Dalam tradisi keilmuan Islam, ijazah murid-muridnya.
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam Syekh al-Safthi wafat pada tahun 1263 H
rangka menjaga mata rantai keilmuan. Sebagai atau bertepatan dengan 1847 M. Dimakamkan di
pewaris Nabi, para ulama menjaga warisan Qarafah al-Mujawirin. Banyak orang yang
keilmuan tersebut dengan cara ijazah, supaya mengantarkan jenazahnya ke tempat
sanad keilmuan yang diperolehnya dapat pemakamannya baik dari kalangan ulama atau
tersambung sampai Rasulullah. Selain sebagai masyarakat awam. Semoga Allah merahmati dan
verifikasi sanad keilmuan, ijazah juga berfungsi menempatkan Syekh al-Safthi di kedudukan yang
sebagai bentuk legitimasi dari seorang guru mulia di sisi-Nya.
kepada muridnya yang memang benar-benar
memiliki kapabilitas untuk mengajar. Maka
dengan memberikan ijazah tersebut, Syekh al-
Safthi berharap ilmu yang disampaikan kepada
murid-muridnya benar-benar tersambung kepada
Rasulullah melalui guru-gurunya. Selain itu,
ijazah juga merupakan sebuah representasi dari
perizinan seorang guru terhadap murid untuk
menyampaikan keilmuan yang dapat diwariskan
kepada generasi sesudahnya.
Dengan demikian, Syekh al-Safthi termasuk
seorang ulama yang tidak mencetak karya dalam

23
CERPEN

Pengamat di Pojok Bus


Oleh: Razi Alif Al Faiz

Semerbak aroma sepatu basah yang dipakai satu sama lain, hanya diam, kecuali bila ada
pasksa bertebaran di seluruh bus ini. Entah dari sesuatu yang menyulut emosi. Riuh itu seakan
mana sumbernya. Mungkin sang pelaku mengira menemukan celah untuk mewujud di cacian-
dalam dua puluh menit sepatunya akan cacian sang empunya mulut. Percayalah, bila
mengering dikuras terik matahari. Untung saja ia semua riuh di kepala mereka itu dapat terdengar,
tidak melumuri kakinya dengan telur, berharap mungkin suaranya akan seperti kumpulan
telur itu matang bersamaan dengan sepatunya dengkuran kucing yang cukup keras. Suara yang
yang kering, heshh. Pandanganku tertuju pada aku yakini mampu mengalahkan deru mesin dan
tangan-tangan menggantung, berjejer di dua klakson bus-bus saat jalanan sedang macet.
tiang yang memanjang dari depan ke belakang, di Sayang, lengang itu tak berlangsung lama.
hadapannya terdapat tiang yang sama panjang “Zahra?” Salah satu calon penumpang bertanya.
dan sama ramainya. Dijawab dengan anggukan oleh supir dan
Penumpang wanita yang duduk di kursi beberapa penumpang di belakangnya. Di
sampingku menutup hidung dengan selembar perempatan yang terteduhi jalan-jalan layang
tisu setelah beberapa kali mendengus risih. menyilang, seorang paman paruh baya dan
Kelihatannya ia tak mampu menahan campuran beberapa orang dengan umur beragam masuk.
debu jalanan, bau sepatu basah, dan bau keringat Aku beberapa kali melihat paman paruh baya itu
dari ketiak-ketiak tangan yang menggantung itu. naik bus ini. Ia mengawali langkahnya memasuki
Nasib baik ia turun tidak lama setelah bus bus dengan kaki kanan sembari mengangkat
melewati jembatan penyeberangan, sebab yang sedikit gamisnya agar tidak terinjak. Langkahnya
akan datang nanti akan benar-benar mengganggu pelan, tapi juga terlihat mantap. Sebelum duduk,
setiap penumpang. ia melambaikan tangan kepada seseorang di luar
Mungkin aneh, tapi aku selalu menyukai bus.
suasana di bus ini. Kondisi seperti tadi tidak “Supir! Kembalianku kurang lima puluh
seberapa dan tentunya bukanlah yang terburuk. qirsy!” Seorang penumpang di salah satu kursi
Entah sudah berapa tahun aku bersamanya, bagian tengah berteriak. Dari belakang, kulihat
setiap hari, sedari ia terlihat sangat gagah dengan rambutnya sekusut kemeja putih yang ia
interior yang masih begitu mengkilap, sampai kenakan. Aku ingat, ia masuk sambil menatap
mural-mural spidol berbahasa Arab terlihat di telepon genggam beberapa waktu lalu sebelum
sepanjang dinding-dinding. Bagiku, bus ini paman paruh baya tadi. Kepala dan
seperti ayah yang menyodorkan banyak peristiwa punggungnya tak ia sandarkan ke kursi bus.
dan mengajarkan bagaimana seharusnya Lehernya tegak tak bergeming. Sepertinya, ia
memandang hidup. . merisaukan sesuatu. Dari belakang aku
Setelah melewati beberapa jalan layang, melihatnya beberapa kali tertunduk, melirik
penumpang mulai turun silih berganti di handphone, lalu melepaskan pandangannya ke luar
tujuannya masing-masing. Tangan-tangan yang jendela. Tampaknya hari ini sedang tidak baik
menggantung sudah tak terlihat lagi. Mereka baginya.
yang berdiri kini sudah menemukan tempat “Tidak ada receh. Sudahlah.” Sahut sang
duduk. Meski sunyi, dari belakang aku mampu supir sambil memberikan tatapan tak bersalah
melihat dan merasakan bahwa para penumpang lewat cermin yang menggantung di langit-
sebenarnya merasakan riuh yang amat di langitnya.
kepalanya masing-masing. Tak ada komunikasi “Apa? Apa itu? Kau tidak boleh seperti ini.

24
CERPEN CERPEN
Kau mengambil hakmu dan biarkan aku menaikkan seorang gelandangan. Semua terdiam,
mengambil hakku!” Sergah si penumpang perhatian tertuju seluruhnya pada gelandangan
berkemeja putih dengan nada yang meninggi dan itu. Entah karena rambutnya yang menggumpal,
bahasa tubuh yang sedikit berlebihan. Kulihat entah sebab aromanya yang seperti truk sampah,
kemejanya semakin tidak karuan. entah pula bila itu, karena mereka keberatan
“Ambil satu pound ini dan bagi dua dengan ketika ada seorang gelandangan duduk di antara
lelaki di seberangmu.” Sang supir mengangkat mereka. Eh, memangnya gelandangan tidak
satu tangannya yang memegang selembar pound dibolehkan naik bus, ya? Entahlah. Sang supir
dengan wajah tidak peduli. begitu lama menatap gelandangan itu. Ia
“Sungguh? Terbakarlah rumahmu!” Ia tertegun. Seperti ada sesuatu yang mengganggu
berjalan mendekati sang supir dengan hentak hati dan pikirannya. Tuntutan-tuntutan dari
langkah yang cukup keras. “Bagaimana membagi penumpang berkemeja putih pun tak lagi ia
satu pound? Kau gila, ya!? Aku tidak punya hiraukan. Sang supir dengan wajah tidak peduli
receh.” akhirnya meminta maaf. ‘Diskusi’ itu pun selesai
“Aku juga tidak punya receh!” Supir yang dengan semua pihak mengikhlaskan receh yang
semula terdengar santai kini mulai ikut meninggi. diperdebatkan. Paman paruh baya dan
“Tapi, kau, kan, supir!” penumpang berkemeja putih kembali ke kursinya
Mereka berteriak satu sama lain, saling masing-masing. Sementara gelandangan itu tetap
menyalahkan karena mereka berdua sama-sama berdiri di sana dengan tatapan matanya yang
tidak punya uang receh. Wajar. Adagium pembeli kosong. Ah, ya, aku mengingatnya.
atau dalam kasus ini penumpang adalah raja,
memang tidak berlaku di negeri ini. Mungkin ***
kalau mereka berdua mahasiswa, bisa saja akan 25 hari yang lalu
lahir gerakan demonstrasi ke gedung pemerintah, Di minggu kedua bulan Juni, mentari terlalu
menuntut agar uang receh dicetak lebih banyak banyak mengirim panasnya ke dalam bus. Lantai
lagi. Tapi syukur, sepertinya masalah akan segera bus bahkan sampai mengeluarkan asap saat
berakhir setelah penumpang di kursi paling terkena air. Persis ketika panas mereda dan
depan memberikan lima puluh qirsy pada si mentari mulai kehabisan tenaga, dari jendela bus
penumpang berkemeja putih. paling belakang, kulihat bus-bus mini berwarna
“Kau kira aku miskin, hah!?” biru laut berjejer di tanah yang berjarak
“Busyet! yang memberikan lima puluh qirsy sepelemparan batu dari tempatku. Ada pula bus-
ternyata kena semprot juga,” gumamku meski tak bus yang berlalu lalang, datang dan pergi. Sering
ada seorang pun yang dapat mendengarnya. kudengar orang-orang menyebut tempat ini
“Aku tidak mempermasalahkan uangnya. dengan sebutan terminal. Dari jendela yang
Aku hanya ingin memberi pelajaran pada si tua sama, kulihat seorang gelandangan mendekati
ini,” lanjut si penumpang berkemeja putih. bus dengan aroma bacin tercium dari setiap helai
Akhirnya, peserta saling teriak-meneriak kain yang ia pakai. Lantas, ia mengangkat suara,
bertambah menjadi tiga orang. Kegiatan ‘diskusi’ meneriakkan sebuah nama. Kumisnya melilit-lilit
ini pun berlanjut. ke arah yang aneh.
“Hey! Hey! Ada apa ini?” Paman paruh Sesekali ia tersenyum sembari menyeringai
baya mendekat, bergabung dalam ‘diskusi’. Dari tanpa alasan, menampakkan deretan giginya yang
gelagatnya, ia berusaha menengahi. menyatu dengan oranye-oranye senja.
Mereka silih berganti menjelaskan. Si pria Langkahnya semakin cepat. Tak menunggu
tua mencoba menenangkan dan mengambil jalan jawaban, ia menarik kerah si supir yang namanya
tengah. Sampai kemudian bus berhenti dan ia teriakkan. Rintihan pelan dengan suara berat

25
CERPEN CERPEN

terdengar dari si supir itu. Si supir lalu dibawa sekali. Sampai kemudian pahaku yang sudah
masuk ke dalam busnya sendiri. Ia dipaksa berkarat di besi-besi penyangganya pun patah
memberikan uang agar si gelandangan bisa naik dan terjatuh ke lantai bus.
mobil-mobilan yang akan menyala setelah
dimasukkan koin lima puluh qirsy. Supir itu tak ***
melawan. Ia hanya terus menangkis dan
mempertahankan dirinya. Sampai kemudian tiba Gelandangan itu mendekati salah satu
di ujung kanan bus, tempatku berada, sang supir penumpang yang tertidur di kursi bagian tengah
terjungkal dan punggungnya bersandar di dengan pakaian serba bersih dan iPhone
pahaku. berkamera tiga di saku baju kain linen yang ia
“Tiga ratus keping lima puluh qirsy, pakai. Si gelandangan terlihat maju mundur,
cepat!” melirik ke iPhone beberapa detik dan membuang
Entak si gelandangan. Supir itu tidak bisa muka setelah itu. Tampaknya ia ragu. Nyalinya
berkata apa-apa. tak seperti pencuri berpengalaman. Gelagatnya
“Tiga ratus keping atau kuminta kau tertangkap sang supir dari kaca spion bagian
menghidupkan kembali Fir’aun dengan mata dalam. Aku bisa melihat matanya yang bergerak
sipit!” kanan-kiri dan dahinya yang berkeringat. Supir
Kupikir ada yang salah dengan isi kepala menghentikan bus sembari berteriak, “Aku beli
gelandangan itu. rokok dulu sebentar, sebentar saja.”
“Nak, pulanglah. Aku sendiri di rumah, Para penumpang tercabut dari pikirannya
ibumu turut pergi dua minggu setelah kau masing-masing dan lalu memperhatikan sekitar.
minggat. Aku sudah tidak punya siapa-siapa,” Sebagian penumpang di belakang
sambil berusaha mempertahankan diri, si supir mendongakkan kepalanya dan melihat ke depan,
berkata pelan dengan nada yang memilukan. si gelandangan membuat dirinya diperhatikan
“Kau, kan, masih bersama kutang yang sebab ia tetap berdiri di sana meski di sekitarnya
bau itu. Teganya kau tidak menganggap dia. Ia terdapat kursi-kursi kosong. Kesialan beruntun
teman kecilku, tahu.” bagi si gelandangan, penumpang yang tertidur itu
Lagi-lagi aku tidak paham apa yang ia terbangun. Si gelandangan bergerak patah-patah
bicarakan. lalu tersenyum canggung bak gadis yang ditatap
“Nak…” Mata si supir berkaca-kaca, aku sang pujaan hati. Si supir berhasil, si gelandangan
dapat merasakan suaranya yang bergetar. mengurungkan niatnya. Sayang, tampaknya cara
“Tak tahu diri, Kau! Dasar pemabuk gila!” tersebut tidak bisa berulang kali digunakan.
Sembur gelandangan itu. Terhitung tiga kali si supir menghentikan busnya
Si gelandangan terlihat semakin menggila. setiap melihat gelagat si gelandangan yang
Ia terus meracau tentang kejadian yang hampir memberanikan diri mencuri iPhone si
membuatnya minggat beberapa tahun lalu. target. Alasannya, rokok yang ia cari tidak ada di
Racauan itu berkisah tentang peristiwa ketika ia toko-toko sebelumnnya.
mendapati sang ibu, dengan lebam di sekitar “Hey, Supir! Apa ini? Kau tidak bisa
mata dan darah segar mengalir di hidung kirinya, berhenti seenakmu seperti ini. Kami semua
tergeletak di dapur. Ia berulang kali mengatakan punya urusan yang lebih penting dari sekedar
bahwa ia sangat benci itu. rokokmu. Segera selesaikan pekerjaanmu!”
Nafas gelandangan itu terdengar memburu, Tiba-tiba hampir semua penumpang
seolah ia telah mengerahkan seluruh tenaganya, meneriakkan hal yang sama. Bus kembali riuh
menggoncang-goncang tubuh si supir kuat dan si gelandangan memutuskan untuk turun

Lanjut di hal 10.


26
KALAM AKHIR

Hipokrisi Politik Dinasti


Oleh: Kaida Fadilah

Kalau ditanya tentang tiga kata yang sangat dinasti yang mempraktikkan KKN. Masih
merepresentasikan Indonesia, kira-kira apa yang banyak dinasti lain yang melakukan hal serupa,
akan Anda sebutkan? Saya yakin jawaban Anda seperti dinasti Kutai Kartanegara, dinasti Fuad di
akan berkisar pada keberagaman, alam dan Bangkalan, dan dinasti Cimahi. Toh, meski kita
keindahannya. Namun, saya pikir ada tiga kata tidak setuju, politik dinasti tetap berjalan sampai
lain yang lebih merepresentasikan Indonesia, saat ini.
yaitu korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Lo, Pemerintah sebenarnya sudah peka dengan
iya, kan? Ketiganya adalah gambaran paling tepat bahaya yang ditimbulkan oleh politik dinasti.
dan dekat dengan Indonesia. Seakan ditakdirkan Oleh sebab itu, pada tahun 2015 sudah ada UU
untuk saling melengkapi, KKN terus pilkada yang melarang bakal calon kepala daerah
membersamai langkah perjalanan Indonesia dari memiliki hubungan darah/perkawinan dengan
tahun ke tahun. Ini bukan hal aneh, mengingat petahana. Namun UU ini ditentang oleh Adnan
politik dinasti yang membuka gerbang terjadinya Purichta Ichsan yang saat itu menjabat sebagai
KKN di Indonesia masih marak terjadi. Politik anggota DPRD Sulawesi Selatan. Adnan
dinasti sendiri adalah kekuasaan politik yang mengajukan uji materi atas UU tersebut. Lalu
dijalankan oleh sekelompok orang yang masih dengan sangat baik hatinya, MK mengabulkan
terikat hubungan keluarga. gugatan uji materi Adnan. Fyi, Adnan ini adalah
Salah satu contoh dinasti yang secara cucu dari Yasin Limpo, 'ketua' dari dinasti Limpo
sempurna menerapkan KKN adalah dinasti Ratu yang sudah mengakar kuat di Sulawesi Selatan
Atut di Banten. Dinasti ini diawali oleh Chasan dan banyak menempati pos-pos kunci di
Sochib, tokoh ternama Banten sekaligus aktivis pemerintahan. Hmm, ada yang mengganjal, tapi
Golkar. Popularitas dan nama yang disandang bukan perasaan.
Chasan Sochib ini sukses besar membawa anak Demokrasi memang selalu dijadikan alasan
cucunya masuk pada barisan penting oleh para anggota dinasti politik dan pembelanya
pemerintahan Banten. Tentu adanya kedekatan saat mereka dituduh telah melakukan nepotisme.
hubungan keluarga juga berperan penting dalam Menurut mereka, setiap warga negara punya hak
keberhasilan mereka membentuk politik dinasti. yang sama untuk maju ke kursi pemerintahan,
Dalam perjalanannya, dinasti Ratu Atut baik dari keluarga biasa ataupun keluarga
sempat terjerat kasus kolusi dan korupsi yang pemerintahan. “Melarang kami maju sama saja
cukup menggemparkan pada 2013. Ratu Atut mencederai demokrasi,” kata mereka. Jadi bagi
menjadi tersangka kasus korupsi dengan modus para penuduh, tolonglah mengerti. Mereka ini
penggelembungan harga perkiraan sementara sedang menyuarakan dan mempraktikkan
alat kesehatan kedokteran umum Puskesmas demokrasi. Kita semestinya berterima kasih atas
Tangerang Selatan. Tak hanya itu, ia juga terbukti dedikasi mereka dalam menerapkan demokrasi
menyuap Akil Mochtar yang kala itu menjabat Indonesia.
sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Lagi pula, majunya keluarga politik dinasti
dalam sengketa Pilkada Lebak. Perlu diketahui, pada pemilihan eksekutif maupun legislatif pasti
selain dua kasus itu, masih banyak kasus yang sudah melewati kesepakatan dari partai yang
menjerat dinasti Ratu Atut. mengusung mereka. Partai pun pasti gak bodoh-
Fakta yang harus kita terima adalah dinasti bodoh amat dalam memilih kandidat. Sudah
Ratu Atut ini hanya satu dari sekian politik pasti mereka diusung karena kualitas, kredibilitas,

27
Kalam Akhir KALAM AKHIR

dan integritas yang dimiliki. Adapun soal sebanding dengan pemutih yang dipakai untuk
pengalaman, tentu saja partai juga sudah membenarkan laku dinasti tersebut. Politik
mempertimbangkan itu. Masa iya, sih, partai dinasti telah sukses menjadi wadah yang
mengusung kandidat hanya karena populer dan mempermudah seseorang untuk melakukan
memiliki hubungan keluarga dengan pengampu tindak korupsi. Tak hanya itu, politik dinasti
kursi pemerintahan? Gak mungkin, kan? menutup kesempatan bagi kader partai yang
Meskipun pencalonan partai jadi terhambat handal dan berkualitas karena mendahulukan
karena masuknya keluarga politik dinasti dan keluarga dinasti. Peluang orang yang kurang
regenerasi kursi pemerintahan hanya berputar berpengalaman dan kompeten untuk menduduki
pada satu atau beberapa keluarga saja, tetapi gak kursi pemerintahan pun menjadi semakin besar.
masalah, dong? Seperti kata mereka, semua orang Kasihan juga, kan, para kader yang sudah
punya hak untuk maju dan mencalonkan diri melewati banyak proses kaderisasi dan
karena hal tersebut bagian dari demokrasi. Tapi seharusnya menjadi utusan partai, tiba-tiba
demokrasi internal partai apa kabar, ya? Apa dikalahkan oleh anak dinasti yang
masih terkendali? pengalamannya masih kurang, atau bahkan baru
Tidak hanya nyaring menyuarakan masuk partai beberapa bulan sebelum pemilihan
demokrasi, rasa patriotisme para anggota politik kepala daerah. Ups.
dinasti sangatlah tinggi. Mereka ini sangat cinta Meski begitu, bukan berarti politik dinasti
sekali pada bangsa Indonesia. Karenanya, adalah sistem politik yang mutlak tak bisa
mereka mengajak anggota keluarga untuk ikut diterapkan. Politik dinasti memiliki ruangnya
mengabdi bersama. Dari data yang tertulis, sendiri di negara dengan sistem monarki atau
persentase dinasti politik naik sebesar 14,78% negara yang tak mengadopsi sistem demokrasi,
pada 2020. Ini menunjukkan bahwa keluarga seperti Konoha. Negara yang terdapat dalam
yang ingin mengabdi pada negara semakin serial Naruto Shippuden ini tak mendeklarasikan
banyak. Terharu sekali saya melihat mereka negaranya sebagai negara demokrasi. Karenanya,
berlomba-lomba ingin mengurus rakyat. Saking penyerahan kekuasaan berdasarkan kedekatan
banyaknya, jika ada politisi yang tidak keluarga ataupun kedekatan guru dan murid,
membangun dinasti, saya akan bilang mereka gak menjadi sah-sah saja dipraktikkan. Beda halnya
begitu cinta negaranya. dengan negara Indonesia yang lantang
Selain cinta negara beserta rakyatnya, para menyuarakan demokrasi sebagai sistem
anggota politik dinasti juga cinta dan sangat pemerintahannya. Tidak etis rasanya
menyayangi keluarga mereka. Mereka pantas menggaungkan demokrasi, tetapi pada
disebut maskot sayang keluarga. Banyak cara kenyataannya hanya sebuah hipokrisi belaka.
yang mereka tempuh untuk menjamin
kesejahteraan keluarga. Semisal, ketika gaji untuk
menafkahi keluarga dirasa kurang, banyak dari
mereka yang sampai berani korupsi. Kalau
dilihat-lihat lagi, politik dinasti ternyata tidak
buruk, ya. Mereka menerapkan demokrasi,
mengajak keluarga untuk ikut mengabdi, dan
sangat menyayangi keluarga sampai menafkahi
dengan uang korupsi, eh.
Terlepas dari perbincangan baik buruknya
politik dinasti, noda kotor yang ia torehkan
dalam sistem pemerintahan Indonesia tetap tak

28
Contact Person :
(+20) 155 154 2802

Anda mungkin juga menyukai