Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RIDWAN RAMADHAN

NIM : 044698772

KODE MATA KULIAH : ISIP4212.38 PENGANTAR ILMU POLITIK 38

TUGAS TUTORIAL KE :4

SOAL TUGAS

Diskusikan faktor-faktor budaya politik di Indonesia saat ini, kaitkan dengan konsep good
governance? Apakah standar praktik politik good governance hanya ditujukan kepada
penyelenggara pemerintahan? Bagaimana dengan masyarakat (kaitkan dengan konsep
kewarganegaraan)?

JAWABAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya politik, yaitu:

1. Tingkat Pendidikan: Semakin tinggi tingkat Pendidikan masyarakat suatu negara,


budaya politiknya akan cenderung lebih santun dan liberal
2. Tingkat Ekonomi: Selama tingkat ekonomi masyarakat belum tinggi, budaya
politiknya cenderung radikal, dan partisipasi tinggi. Sealiknya pada masyarakat
dengan ekonomi mapan, tingkat partisipasi polotiknya cenderung rendah.
3. Reformasi Politik: Budaya politik yang baru dapat dibangun lewat reformasi politik,
bisa bersifat revolusioner seperti budaya politik di Indonesia yang lebih terbuka dan
partisipasi masyarakat tinggi pasca reformasi politik.
4. Supermasi Hukum: selama tidak ada supermasi hukum, masyarakat akan cenderung
apatis dan memandang politik sebagai kebohongan semata.
5. Media Komunikasi yang Independen: Keberadaan media yang independent
mendorong terciptanya budaya politik yang terbuka dan dinamis.

Faktor-faktor diatas sesuai dengan konsep good governance atau pemerintahan yang bersih
dan demokratis, asalkan faktor yang mempengaruhi tersebut mengandung hal yang positif.
Misalnya, masyarakat yang paham politik, keadaan sosial yang kondusif, media massa yang
netral dan kredibel, serta sejarah pemerintahan yang mampu mengatasi dinamika perpolitikan
pada masa lampau hingga dapat menstabilkan perpolitikan di masa kini, bisa membuat
pemerintah di suatu negara menerapkan good governance.
Partisipasi Masyarakat (Participation)

Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara
langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan
mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan
mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif. Partisipasi
bermaksud untuk menjamin agar setiap kebijakan yang diambil mencerminkan aspirasi
masyarakat. Dalam rangka mengantisipasi berbagai isu yang ada, pemerintah daerah
menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat dapat mengutarakan pendapatnya. Jalur
komunikasi ini meliputi pertemuan umum, temu wicara, konsultasi dan penyampaian
pendapat secara tertulis. Bentuk lain untuk merangsang keterlibatan masyarakat adalah
melalui perencanaan partisipatif untuk menyiapkan agenda pembangunan, pemantauan,
evaluasi dan pengawasan secara partisipatif dan mekanisme konsultasi untuk
menyelesaikan isu sektoral.

Tegaknya Supremasi Hukum (Rule of Law)

Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan kebijakan public


memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum. Sehubungan dengan itu, dalam proses
mewujudkan cita good governance, harus diimbangi dengan komitmen untuk menegakkan
rule of law dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut: Supremasi hukum (the
supremacy of law), Kepastian hukum (legal certainty), Hukum yang responsip, Penegakkan
hukum yang konsisten dan non-diskriminatif, Indepedensi peradilan. Kerangka hukum harus
adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang
menyangkut hak asasi manusia.

Untuk penerapannya di masyarakat, good governance bisa mulai diterapkan di tingkat RT


dan RW, karena dari situ juga pendidikan politik yang demokratis bisa diterapkan sesuai
dengan kaidah politik yang berlaku di suatu negara, dalam hal ini Indonesia.

REFERENSI BELAJAR

Aituaraum, Ade Indah Wahyuni Achmad. Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Pada Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Kota Bandung).

Aliyah, Siti dan Aida Nahar. 2012. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan
Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Jepara. Jawa Tengah: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Nahdlatul Ulama. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol 8, No 2, p:97-189.

Andriani, Wiwik. 2015. Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


(SAKIP) Dalam Mewujudkan Good Governance Pada Politeknik Negeri Padang. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen Politeknik Negeri Padang, Vol 10, No 2, p:51-60.

Annajwa. 2012. Dasar-Dasar Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik).

Antara Bali. 2010. Kemen PAN-Pemprov Bali Kerja Sama Reformasi Birokrasi.
Denpasar: Antara Bali.

Anda mungkin juga menyukai