Adapun pokok-pokok kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
bidang air adalah:
1. Kebijakan pelestarian air perlu menempatkan sub sistem produksi air, distribusi air, dan
konsumsi air dalam satu kesatuan yang meyeluruh dan terkait untuk menuju pada
pencapaian pola keseimbangan antar sub sistem tersebut.
2. Kebijakan sub sistem Produksi Air, meliputi (1) Konservasi ekosistem DAS dan sumber
air untuk menjamin pasokan air; (2) Mencegah dan memulihkan kerusakan lingkungan
terutama pada ekosistem DAS, (3) Mengendalikan pencemaran untuk menjaga dan
meningkatkan mutu air; (4) Optimalisasi pemanfaatan air hujan.
3. Kebijakan konsumsi air yang hemat dan efisien untuk mendukung pelestarian air.
4. Kebijakan sub sistem distribusi air, meliputi (1) merencanakan peruntukan air
permukaan dan air tanah (2) meningkatkan infrastruktur yang memadai.
5. Kebijakan penataan ruang, meliputi (1) Menetapkan rencana tata ruang sesuai daya
dukung dan daya tampung lingkungan (2) Konsistensi pemanfaatan ruang; (3)
pengawasan penataan ruang, (4) Meningkatkan akses informasi.
6. Kebijakan kelembagaan, meliputi (1) membentuk lembaga pengelola air, (2)
mekanisme penyelesaian sengketa air (3) Valuasi ekonomi, (4) insentif ekonomi.
Pokok-pokok kebijakan sumber daya alam dan lingkungan hidup di bidang energi
adalah:
1. Kebijakan pencegahan pencemaran; Baku Mutu Limbah Cair penambangan batu bara,
Baku Mutu kualitas udara ambient dan emisi gas buang kendaraan bermotor, dan
pelaksanaan AMDAL pada setiap kegiatan penambangan.
2. Kebijakan produksi dan penyediaan energi yang ramah lingkungan.
3. Kebijakan penguatan security of supply, dengan upaya penyediaan bahan bakar
campuran BBM seperti gahosol, biodisel, dll.
4. Kebijakan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan.
5. Kebijakan pemanfaatan energi tak terbarukan dengan efisien dan hemat.
6. Kebijakan pemenfaatan energi terbarukan, dengan dorongan investasi dan inovasi
teknologi.
Dengan kondisi dan status lingkungan hidup di Indonesia, Pemerintah juga telah
menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional, dengan sasaran
yang ingin dicapai adalah membaiknya sistem pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup. Tujuannya untuk mencapai keseimbangan antara aspek pemanfaatan sumber daya
alam sebagai modal pertumbuhan ekonomi (kontribusi sektor perikanan, kehutanan,
pertambangan dan mineral terhadap PBD) dengan aspek perlindungan terhadap kelestarian
fungsi lingkungan hidup sebagai penopang sistem kehidupan secara luas. Adanya
keseimbangan tersebut berarti menjamin keberlanjutan pembangunan. Untuk itu,
pengarusutamaan (mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) di seluruh sektor, baik di pusat maupun di daerah, menjadi suatu keharusan.
Yang dimaksud dengan sustainable development adalah upaya memenuhi kebutuhan
generasi masa kini tanpa mengorbankan kepentingan generasi yang akan datang. Seluruh
kegiatannya harus dilandasi tiga pilar pembangunan secara seimbang, yaitu menguntungkan
secara ekonomi (economically viable), diterima secara sosial (socially acceptable) dan ramah
lingkungan (environmentally sound). Prinsip tersebut harus dijabarkan dalam bentuk
instrumen kebijakan maupun investasi pembangunan jangka menengah di seluruh sektor dan
bidang yang terkait dengan sasaran pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup,
seperti di bawah ini:
a. Bidang Pengairan
1. Meningkatnya kualitas air sungai khususnya di seluruh DAS kritis disertai pengendalian
dan pemantauan secara kontinyu;
2. Terjaganya danau dan situ, khususnya di Jabodetabek, dengan kualitas air yang
memenuhi syarat;
3. Berkurangnya pencemaran air dan tanah di kota kota besar disertai pengendalian dan
pemantauan terpadu antar sektor;
4. Terkendalinya kualitas air laut melalui pendekatan terpadu antara kebijakan konservasi
wilayah darat dan laut;
5. Membaiknya kualitas udara perkotaan khususnya di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan
Medan, didukung oleh perbaikan manajemen dan sistem transportasi kota yang ramah
lingkungan;
6. Berkurangnya penggunaan bahan perusak ozon (ODS/Ozone Depleting Substances)
secara bertahap dan sama sekali hapus pada tahun 2010; (7)
7. Berkembangnya kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim global;
8. Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan sesuai pedoman IBSAP
2003-2020 (Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan);
9. Meningkatnya upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam manajemen persampahan
untuk mengurangi beban TPA;
10. Regionalisasi pengelolaan TPA secara profesional untuk mengantisipasi keterbatasan
lahan di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya;
11. Mengupayakan berdirinya satu fasilitas pengelolaan limbah B3 yang baru di sekitar
pusat kegiatan induatri;
12. Tersusunya aturan pendanaan lingkungan yang inovatif sebagai terobosan untuk
mengatasi kecilnya pembiayaan sektor lingkungan hidup;
13. Sosialisasi berbagai perjanjian internasional kepada para pengambil keputusan di tingkat
pusat dan daerah;
14. Membaiknya sistem perwakilan Indonesia di berbagai konvensi internasional untuk
memperjuangkan kepentingan nasional; dan
15. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara sumber daya alam
dan lingkungan hidup.
b. Bidang Kehutanan
c. Bidang Kelautan
Untuk mencapai sasaran tersebut di atas, arah kebijakan yang akan ditempuh meliputi
perbaikan manajemen dan sistem pengelolaan sumber daya alam, optimalisasi manfaat
ekonomi dan sumber daya alam termasuk jasa lingkungannya, penegakan hukum, rehabilitasi
dan pemulihan cadangan sumber daya alam, dan pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Sasaran pembangunan di atas dibuat agar sumber daya alam dapat tetap mendukung
perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan
daya dukung dan fungsi lingkungan hidupnya, agar kelak tetap dapat dinikmati oleh generasi
mendatang.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upaya
mencegah perusakan atau pencemaran lingkungan hidup yang di darat, perairan tawar dan
laut, maupun udara sehingga masyarakat memperoleh kualitas lingkungan hidup yang bersih
dan sehat. Adapun kegiatan pokok yang tercakup dalam program ini meliputi:
1. Pemantauan kualitas udara dan badan air secara kontinyu dan terkoordinasi antar daerah
dan antar sektor;
2. Peningkatan fasilitas laboratorium lingkungan di tingkat propinsi;
3. Penyelesaian kasus pencemaran lingkungan secara hukum;
4. Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di sektor transportasi dan energi dalam
upaya megurangi polusi udara perkotaan;
5. Spsialisasi penggunaan teknologi bersih dan ekoefisiensi di berbagai kegiatan
manufaktur dan transportasi;
6. Perbaikan sistem perdagangan dan impor bahan perusak lapisan ozon (ODS) hingga
akhir tahu 2007 dan penghapusan ODS pada tahun 2010;
7. Pengkajian mendalam terhadap dampak perubahan iklim global pada sektor sektor
tertentu;
8. Adaptasi dampak perubahan iklim pada rencana strategis sektor maupun rencana
pembangunan daerah;
9. Peningkatan produksi dan penggunaan pupuk kompos yang berasal dari sampah
perkotaan;
10. Peningkatan peran sektor informal khsususnya pemulung dan lapak dalam upaya
pemisahan sampah dan 3 R;
11. Pengkajian pendirian perusahaan TPA regional di beberapa kota besar, khususnya
Jabodetabek dan Bandung;
12. Upaya pendirian satu fasilitas pengelola B3 baru;
13. Pengembangan sistem insentif dan disinsentif terhadap kegiatan-kegiatan yang
berpotensi mencemari lingkungan seperti industri dan pertambangan;
14. Penetapan dana alokasi khusus (DAK) sebagai kompensasi daerah yang memiliki dan
menjaga kawasan lindung;
15. Pengintegrasian biaya-biaya lingkungan ke dalam biaya produksi termasuk
pengembangan pajak progresif dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup;
16. Pengembangan teknologi yang berwawasan lingkungan, termasuk teknologi tradisional
dalam pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan limbah, dan teknlogi industri yang
ramah lingkungan, serta;
17. Perumusan aturan dan mekanisme pelaksanaan tentang alternatif pendanaan lingkungan
seperti DNS (Debt for nature swap), CDM (Clean Development Mechanism), retribusi
lingkungan, dan sebagainya.
A. Kesimpulan
Perkembangan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, menunjukkan
kemajuan yang yang cukup signifikan. Perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan
lingkungan hidup meningkat, baik dari jumlah dan materi cakupan. Dengan demikian, akan
semakin lengkap kebijakan publik pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Namun
demikian kebijakan dan pengelolaan lingkungan hidup yang ada di Indonesia masih banyak
permasalahan dan kendala yang didapatkan. Sehingga pemerintahan kita saat ini masih
berusaha untuk memperbaiki kebijakan dan pengelolaan lingkungan hidup. Begitu juga
dengan masyarakat yang mulai memperhatikan lingkungan yang ada di sekitarnya. Dengan
kebijakan yang diambil oleh pemeritahan negara untuk lingkungan yang lebih baik lagi
sangat dibutuhkan bagi kita sebagai masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup yang ada
disekitar kita. Karena kelestarian lingkungan hidup semua ada pada kita tinggal bagaimana
kita meliharanya. Dengan hambatan dalam pemerintah menjalankan kebijakan dan pengelola
lingkungan ini, pemerintah akan tetap berusaha.
B. Saran